PRINSIP GGL INDUKSI

GENERATOR AC

apa yang dimaksud frekuensi 50 Hz. ???

udsrl/htt/an.op.gen

Persyaratan terjadinya GGl Induksi

Medan Magnit
Penghantar
Gerakan Relatif /Putaran
Besarnya GGl Induksi yang dibangkitkan :
e

= N

d
dt

Volt

u
= max cos
d (
e = N

max

max

cos
= t

cos t )
dt
= 2 f
d t
=
N max sin t
dt
= 2 f N sin t volt .
E max imum dicapai
jika sin , sudut 90 , sin 90 = 1

udsrl/htt/an.op.gen

max

Harga maximum
Harga efektif

: E

max

= 2

f N volt .

max
E
=
: E eff
2

E eff = 2 f N
2
= 2
f N
= 4,44 f N

volt

= Tegangan
sesaat .
e
E max = Tegangan
maximum
E eff = Tegangan efektif .
= Banyaknya
N
lilitan .

= Fluksi
= Kecepatan
sudut ( t )
= Frekwensi
f
udsrl/htt/an.op.gen

Harga Efektif

: Nilai dari gelombang arus bolak-balik sinusoida dimana

pada nilai tersebut tegangan/arus akan menyerap daya
yang sama dengan daya yang diserap pada tegangan/arus
searah.





( RootMean-Square )





1 Cycle / 1 Periode

Bagaimana besaran tegangan/arus yang terukur ??

udsrl/htt/an.op.gen

Nilai Tegangan efektif

:
T

1 2
E eff =
e dt
T0
=

1
2

E 2 max Sin2t d (t )

0
2

E 2 max (t ) Sin (2t )

2
2
4
0

E 2 max
E max
Eeff =
=
2
2
Eeff = 0,707 E max .

Rumus tersebut berlaku juga untuk besaran Arus ( )

udsrl/htt/an.op.gen

BESARAN FREKWENSI LISTRIK DITENTUKAN

Jumlah Putaran
Jumlah kutub Magnit

f =

pn
60

frekwensi (Hz)

Jumlah pasang kutub

putaran (rpm)

Bagaimana bila frekwensi tetap 50 Hz, putaran Turbin 750 rpm ??

udsrl/htt/an.op.gen

DAYA LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK

AC

DC

P = U .I .Cos Watt

P = U . I Watt

Daya Semu (S )

= U .I

Volt Amper (VA)

Daya Aktif (P ) = U .I . Cos Watt (W )

Daya Re aktif (Q ) = U .I . Sin Volt Amper Re aktif (VAR )
S

P
udsrl/htt/an.op.gen

GENERATOR SISTEM 3 PHASE

Xs

a
U

-c

Ra

If

-b

Xs

Rf

Va

Ea

Ra

Vb

Eb

-a

Xs

Ra

Ec

Vc

Va-c = V line

c
Va = Vph
-Vc

120

120

Vph ph =
Vp p
Vph =
3
udsrl/htt/an.op.gen

3 . Vph
Vc

Vb

Ip1

P1

va
Vp-n = Vp
N

Ip2
P2

Ip3

P3

vb
Vp-p = VL

vc

P total = P1 + P2 + P3
= 3 Pph
= 3 Vph. Iph.Cos

P(3ph) = 3 VL Iph.Cos
3

= 3 VL.Iph.Cos ( Watt )

Bagaimana Daya yang tertulis pada Generator ??

udsrl/htt/an.op.gen

Jenis Beban

udsrl/htt/an.op.gen

10

kondensator

udsrl/htt/an.op.gen

11

KONSTRUKSI GENERATOR
KOMPONEN UTAMA GENERATOR
STATOR

udsrl/htt/an.op.gen

12

ROTOR

1. Jenis sepatu kutub (salient pole type)

Jenis Silinder ( Cylindrical Type )

udsrl/htt/an.op.gen

13

SISTEM EKSITASI GENERATOR

Jenis-Jenis Sistem Eksitasi.
Sistem Eksitasi Dinamik
Sistem Eksitasi Statik

Sistem Eksitasi Dinamik.

Adalah sistem eksitasi yang sumber suplai untuk arus eksitasi
diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin yang bergerak
tersebut, disebut sebagai eksiter. Biasanya eksiter yang dipasang
seporos dengan generator.

TURBIN

udsrl/htt/an.op.gen

GENERATOR

EXCITER

14

SISTEM EKSITASI DENGAN SIKAT

(EXCITER GENERATOR ARUS SEARAH)

ROTOR

ROTOR
(Kutub Magnit)

(Kumparan Jangkar)

STATOR

STATOR

EXCITER

GENERATOR

(GENERATOR DC)

SISTEM EKSITASI TANPA SIKAT

(BRUSHLEES EXCITATION)

RECTIFIER
/ AVR

U
S

PILOT
EXCITER
udsrl/htt/an.op.gen

EXCITER

GENERATOR

15

Sistem Eksitasi Statik

Sistem eksitasi statik adalah sistem eksitasi generator tersebut
disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem
penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri
atau sumber lain dengan melalui transformator.

Suplai
Start Awal

udsrl/htt/an.op.gen

RECTIFIER/
AVR

16

POLA OPERASI GENERATOR

OPERASI GENERATOR TANPA BEBAN


Vdc

R adj

Field Coil

Ra

Xs

Ea

Kondisi tanpa beban

Ea = V

Ea

= Tegangan Induksi yang dibangkitkan

= Tegangan terminal

Ra

= Tahanan dalam Jangkar / Angker

Xs

udsrl/htt/an.op.gen




Reaktansi Sinkron ( Xa + X )
Arus Eksitasi
Fluksi (Medan Magnit)







Ea

17

OPERASI GENERATOR BERBEBAN TERPISAH

Dalam keadaan Generator berbeban akan mengalir Arus jangkar (Ia) dan
tegangan Ea tidak sama dengan V kondisi ini depengaruhi oleh jenis beban
yang mempunyai power faktor berbeda dan besar Arus jangkar (Ia)
R adj

Field Coil

udsrl/htt/an.op.gen

Ra

Ea

Xs

BEBAN
V

18

! "#

"

! %"

! " "#

& "

# '

Ea

jIaXs

Ia Ra

Ia

Ea = (V cos + IaRa) 2 + (V sin + IaXs)

! "#

"

! %" ( ) &

*'
Ea
jIaXs

V
Ia

Ea =

udsrl/htt/an.op.gen

( V + IaRa ) 2 + ( IaXs ) 2

19

! "#

"

! %" + !# , " - . .

& !" , # '

Ea
Ia

jIaXs

IaRa

Ea = (V cos + IaRa ) 2 + (V sin IaXs ) 2

Regulasi Tegangan (VR) :

Ea V
x 100 %
VR =
V

udsrl/htt/an.op.gen

20

PERUBAHAN TEGANGAN AKIBAT PEMBEBANAN YANG BERBEDA POWER

FAKTOR AKAN MENGAKIBATKAN TEGANGAN GENERATOR BERUBAH,
MAKA KARAKTERISTIK TEGANGAN V TERHADAP ARUS JANGKAR ,
DIGAMBARKAN SBB :

FAKTOR KERJA MENDAHULUI (LEADING)

FAKTOR KERJA = 1

 

FAKTOR KERJA TERTINGGAL (LAGGING)

udsrl/htt/an.op.gen

21

KARAKTERISTIK GENERATOR TERHADAP BEBAN

DAYA AKTIF DAN DAYA REAKTIF
Beban daya aktif (P)
f

n1

f1

P (MW

P1

P1

Beban daya reaktif (Q)

Vt

V1

KAPASITIF
udsrl/htt/an.op.gen

Q1

Q (MVAR)
INDUKTIF

22

KESIMPULAN :
Apabila Generator beroperasi secara terpisah ( Isolated system )

Daya aktif dan reaktif yang disuplai oleh Generator ditentukan oleh jumlah
kebutuhan beban yang tersambung.

Set point, governor dari Generator akan mengendalikan frekwensi operasi sistem daya.
Arus medan (set point regulator medan ) mengendalikan tegangan terminal sistem daya.

udsrl/htt/an.op.gen

23

OPERASI PARALEL GENERATOR

/

Tegangan sama antara running dan incoming.

Frekwensi sama.
Sudut phase gelombang arus bolak-balik sama
Urutan phase sama.

udsrl/htt/an.op.gen

24

Oprerasi Paralel dua Generator dengan kapasitas sama.

G1

BEBAN

G2

GENERATOR BEROPERASI PARALEL, DENGAN MENAIKKAN SET POINT GOVERNOR DARI SALAH SATU
GENERATOR (G2), MAKA FREKWENSI SISTEM NAIK DAN DAYA AKTIF YANG DISUPLAI OLEH GENERATOR NAIK,
SEMENTARA DAYA AKTIF YANG DISUPLAI GENERATOR LAINNYA (G1)TURUN.
udsrl/htt/an.op.gen

25

GENERATOR BEROPERASI PARALEL, DENGAN MENAIKKAN SALAH SATU ARUS MEDAN (G2), MAKA
TEGANGAN SISTEM NAIK, DAN DAYA REAKTIF YANG DISUPLAI KE SISTEM NAIK, SEMENTARA DAYA
REAKTIF GENERATOR LAINNYA (G1)AKAN TURUN.

GENERATOR BEROPERASI PARALEL, DENGAN MENIKKAN SET PONIT GOVERNOR SALAH SATU
GENERATOR (G2), TANPA MANAIKKAN FREKWENSI SISTEM ATAU KONSTAN, SEMENTARA GENERATOR
LAINNYA (G1) MENURUNKAN SET POINT GOVERNOR,
udsrl/htt/an.op.gen

26

Operasi Generator Paralel dengan jaringan yang sangat besar atau

Infinite bus.
G

%"

# "#

.1

Adalah jaringan sistem daya yang sangat besar dan luas yang terhubung
secara interkoneksi dari unit-unit pembangkit.
udsrl/htt/an.op.gen

27

Apabila suatu Generator sudah tersambung/paralel dengan sistem infinite

bus maka :
Pengaturan arus eksitasi/penguatan medan tidak berpengaruh
pada perubahan tegangan sistem, melainkan berpengaruh pada
pengaturan aliran daya reaktif ke sistem

ARUS EKSITASI DIPERKUAT

( If )

Daya Reaktif (MVAR) lagging

Mengirim Daya Reaktif ke Sistem
Power Faktor rendah lagging

Ea

jI a X s

Ia
udsrl/htt/an.op.gen

28

ARUS EKSITASI DIPERLEMAH

( If )

Daya Reaktif (MVAR) Leading

Menyerap Daya Reaktif dari Sistem
Power Faktor rendah leading

Ia

Ea

Ia =
Ea =

V=
Xs =
Ra =

=
=

udsrl/htt/an.op.gen

jI a X s

Arus Jangkar.
Tegangan/ggl yang dibangkitkan.
Tegangan terminal.
Reaktansi Sinkron.
Tahanan jangkar (diabaikan).
Sudut pase antara Arus dan Tegangan.
Sudut daya (power angle).

29

udsrl/htt/an.op.gen

30

PENGATURAN DAYA AKTIF ( P ) UNIT PEMBANGKIT YANG TERHUBUNG PADA SISTEN INFINTE
BUS ADALAH DENGAN MENGATUR GOVERNOR, YANG BERARTI MENGATUR JUMLAH BAHAN
BAKAR PADA PLTD, PLTG ATAU UAP PADA PLTU, PLTP.

Pengaturan Governor

Bahan bakar/Uap

Tambah

Kurang

udsrl/htt/an.op.gen

Daya Aktif
P = U.I cos

Daya Aktif
P = U.I cos

Naik

Turun/
Reverse Power

31

Batasan daerah Operasi Generator :

1. A-B pembatasan panas rotor (rotor heating limited)
2. B-C pembatasan panas stator (stator heating limited)
udsrl/htt/an.op.gen

3. C-D pembatasan panas ujung inti stator (core end heating limited).

32