Anda di halaman 1dari 20

Modul Praktikum

MINERALOGI OPTIK

Sutarto Hartosuwarno, AY.Humbarsono, dan Suharwanto


Laboratorium Petrologi dan Bahan Galian Teknik Geologi
12
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
YOGYAKARTA

BAB 2
ORTOSKOP NIKOL SEJAJAR

Untuk
diperlukan

melakukan pengamatan sifat-sifat optik mineral


beberapa tahapan, yaitu dari ortoskop

nikol

sejajar, ortoskop nikol silang dan konoskop(lihat tabel 2.1).


Berdasarkan

ketembusan

menjadi mineral opak dan

terhadap

cahaya,

mineral

dibagi

mineral transparan. Mineral opak

adalah mineral yang tidak tembus cahaya, sedangkan mineral


transparan adalah mineral yang tembus cahaya.

Tabel 2.1 Diagram alir identifikasi sifat optik mineral

13

Pengamatan
pengamatan

mikroskop

dengan

polarisasi

tidak

nikol

menggunakan

sejajar

adalah

analisator

atau

analisator sejajar arah polarisator. Artinya kita mengamati


cahaya

polarisasi

yang

merambat

melewati

kristal,

tetapi

hanya pada satu bidang getar yang sejajar dengan arah getar
polarisator.
Sifat

optik

yang

dapat

diamati

antara

absorbsi, pleokrisme, index bias, relief

dan

lain

warna

juga bentuk

belahan/pecahan,serta ukuran butir.


2.1 Warna dan pleokroisme
Terjadinya warna merupakan akibat dari gejala serapan
cahaya

yang

melintasi

adalah

warna

cahaya

Kristal.

yang

sedang bergetar sejajar


Idiochromatis

adalah

Warna

melewati

mana

sumbu

yang

teramati

indikatrik

yang

dengan arah getar polarisator.

warna

asli

mineral.

adalah warna akibat pigmen lain, seperti

Allochromatis

inklusi kristal-

kristal halus atau oleh adanya elektron-elektron dari logamlogam

transisi

Cr,

Fe,

Mn

all)

pada

mineral

yang

bersangkutan. Kehadiran warna bagaimanapun sangatlah berarti,


karena
warna

banyak mineral yang mudah dikenal karena mempunyai


yang

berwarna

kas

(lihat

coklat,

tabel

gloukofan

2.2),

sebagai

berwarna

ungu

contoh

biotit

biru,

klorit

berwarna hijau.
Jika cahaya yang melewati sumbu indikatrik suatu mineral
dengan kenampakan warna yang berbeda, maka apabila meja obyek
diputar

lebih

dari

90,

maka

mineral

tersebut

akan

menampakkan lebih dari satu warna. Gejala demikian disebut


sebagai gejala plekroisme.
Pleokroisme Dwikroik jika dicirikan oleh dua warna yang
berbeda

(mineral

dengan

sisitim

kristal

hexagonal

dan

tetragonal). Sedangkan pleokroisme Trikroik jika dicirikan


oleh

perubahasn

tiga

warna

yang

14

berbeda

(mineral

dengan

sistem
pada

kristal ortorombik, monoklin,


mineral

yang

bersistem

dan

kristal

triklin). Sedang

isometrik

tidak

mempunyai sifat pleokroisme.


Suatu mineral yang mempunyai sifat trikroik, dalam
sayatan

tipis

perubahan

maka

warna,

tidak

tetapi

akan

hanya

memperlihatkan

dua

hali

tiga

perlubahan

satu
kali

warna,

karena dhanya ada dua sumbu yang dapat dilewati sinar (harus
dengan dua sayatan yangalam satu sayatan berbeda arah).
Warna

mana

yang nampak dalam mikroskop,

tergantung

sumbu indikatrik sinar mana yang sedang bergetar sejajar arah


getar polarisator.
Pleokroik lemah jika perbedaan warna absorbsi tidak

begitu

menyolok, sehingga perubahan warna selama penamatan tidak


begitu

jelas,

Sedangkan

seperti

istilah

pada

Pleokroik

beberapa
kuat

mineral

piroksen.

digunakanjika

perbedaan

warnanya cukup jelas dan kontras.


P

Gambar 2.1. Memperlihatkan perubahan warna pada mineral gloukofan. Setelah meja obyek
diputar 90, terdapat mineral yang berubah dari biru menjadi transparan, Ungu menjadi
transparan, sedangkan mineral lainnya berubah dari ungu menjadi biru. Pada sayatan tersebut
kita dapat melihat gejala trikroik melalui tiga mineral ( Foto: Mackenzie W. S. and C. Guilford ,
1980

15

Tabel 2.2 Warna-warna dari beberapa macam mineral (Kerr, 1977)


Sumbu Optik

Tanda

merah
Sphalerite
Spinel

Isotropis

Cilachite
Perovskite

(+)

jingga

orange

Sodalite
Fluorite

Perovakite
Garnet

Perovakite

Rutile

Anisotropis
Uniaxial
(-)

Anisotropis
Biaxial

Tourmaline
Corundum
Piedmontite

Piedmontite
Titanite
Staurolite

Perovakite

Perovakite

Iddingsite

Sodalite
Spharelite
Flourite
Spinel
Collophane
Garnet

Zircon
Cassiterite
Rutile

Zircon
Cassiterite
Rutile
[Chloritoid]

(Biotite)
Dravite
Stilpomelane

[Biotite]
Dravite
Stilpnomelane
Schorlite
Tourmaline
Jarosite

Apalite
Piedmontite
Staurolite

Perovakite

Kuning

Sphalerite
Fluorite
Spinel
Collophane
Cilachite
Perovskite
Garnet

Tourmaline

Clinoclhore

(+)

coklat

Piedmontite
Titanite
Staurolite
Clinoclhore
Aegirineaugite
Chondrodite
Perovakite

Piedmontite
Titanite
Staurolite
Monazite
Chloritoid
Clinochlore
Aegirineaugite
Chondrodite

Iddingsite

(+-)
Biotite
Allanite
(-)
Hypersthene
Andalusite
Dumortierite

16

Allanite
Phlogipite
Basaltic
Hornblende
Aegirine
Hypersthene

Hornblende

Biotite
Epidote
Glaucophane
Allanite
Phlogopite
Actinolite
Glauconite

Lanjutan warna-warna dari beberapa macam mineral (Kerr, 1977)


Sumbu
Optik

Tanda

Isotropis

(+)

Hijau

Biru

Ungu

Flourite
Spinel
Perovakite
Garnet

Sodalite
Flourite
Spinel
Lazurite

Flourite
Perovakite

Rutile
[Chloritoid]
[Chlorite]

Rutile
[Chloritoid]
[Chlorite]

Rutile

Schorlite
Corundum
Apalite

Schorlite
Corundum

Sodalite
Cliachite
Perovakite

Hitam
Spinel
Garnet

Zircon
Cassiterite
Rutile

[Biotite]

Anisotropis
Uniaxial
(-)

Stilpnomelane
Schorlite
Tourmaline
Apalite

Piedmontite

Sphene
(+)

Anisotropis
Biaxial

Abu-abu

(+-)

(-)

Chloritoid
Clinochlore
Aegirine-augite
Perovakite

Chloritoid

Crocidolite
Chlorite
Reibeckite

Crocidolite
Chlorite
Reibeckite

Biotite
Epidote
Lamprobolite
Aegirine
Hypersthene
Actinolite
Glauconite
Hornblende

Perovakite

Schorlite

Apalite
Sphene

Sphene

Perovakite

Crocidolite

Epidote
Glaucophan

Glaucophane

Dumortierite
Cordierite
Lazulite

Dumortierite

17

Schorlite

Glaucophane
Aegirine
Glauconite

Lanjutan warna-warna dari beberapa macam mineral (Kerr, 1977)


Sumbu
Optik

Tanda

Isotropis

(+)
Anisotropis
Uniaxial
(-)

(+)

(+-)
Anisotropis
Biaxial

(-)

Mineral Tak Berwarna


Amisite
Analcime
Berthierine
Clay
Collophane
Flourite
Garnet
Greenalite
Alunite
Apophylite
Brucite
Cassiterite

Leucite
Nosean
Opal
Periclase
Perovskite
Sodalite
Sphalerite
Spinel
Leusite
Melilite
Osumilite
Quartz

Angkerite
Apatite
Apophylite
Beryl
Calcite
Canerinite
Chabazite
Augite
Anhydrite
Anthophyllite
Boehmite
Barrite
Celestelite
Carnalite
Zoisite
Topaz
Olivine
Plagioklas

Indialite
Magnesite
Melilite
Nepheline
Rodhocorsite
Scapolite
Siderite
Cabazite
Clay
Clinozoisite
Colemanite
Cordierite
Cumingtonite
Diaspore
Trydimite

Andalusite
Anortoclase
Axinite
Aragonite
Borax
Boehmite
Cordierite
Chabazite
Chlorite
Clay
Clinoptilolite
Clintonite

Margarite
Monticellite
Muscovite
Nahcolite
Orthopyroxen
Phlogopite
Palygorskite
Scolite
Serpentine
Polyhalite
Richterite
Shapphirine

18

Halite
Hauyene
Hydrogrossular
Sylvite
Volcanis Glass

Chabazite
Chalcedony
Eucryptite

Vesuvianite
Xenotime
Zircon

Corundum
Cristobalite
Dolomite
Tourmaline
Vesuvianite
Vishnevite
Gibbsite
Gypsum
Heulandite
Humite grup
Jadeite
Kieserite
Lawsonite
Thomsonite

Mesolite
Monazite
Natrolite
Ulexite
Omphasite
Orthopyroxsene
Pectolite
Pigeonite

Epidote
Glauberite
Glaucophane
K-feldspar
Kernite
Kyanite
Laumintite
Lepidolite

Stilbite
Strontiane
Talc
Tremolite
Trona
Wairakite
Witherite
Wollastonite

Wairakite
Prehnite
Pumpelly
Rhodonit
Sapphiri
Siliman
Spodumen
Thenardi

2.2 Ukuran Mineral


Ukuran

mineral

dibawah

kenampakan

mikroskop,

Dapat

dihitung dari perkalian perbesaran lensa okuler dan lensa


obyektif, dapat pula langsung dengan mikrometer obyek atau
penggaris.

Untuk

dipergunakan
tersebut

mengetahui

ukuran

tiap

bagian,

lensa okuler yang berskala. Dari perhitungan

dapat

diketahui

diameter

pandangan. Dengan demikian kita


setiap mineral

dari

lingkaran

medan

akan bisa mengetahui ukuran

umumnya dengan skala mm )

Gambar 2.2. Kenampakan lensa


okuler dan obyektif dengan angka
perbesarannya (atas). Gambar
samping memperlihatkan skala grafis
pada medan pandang

4 mm

2.3 Bentuk Mineral


Ditinjau

dari

praktek dilakukan

keutuhan

bidang

kristalnya

(dalam

dengan mengamati bidang batas dari suatu

mineral) dapat dibagi :


a. Euhedral

jika seluruhnya dibatasi oleh bidang

sendiri.

19

kristalnya

b. Subhedral

jika sebagian dibatasi oleh

bidang

kristalnya

sendiri.
c. Anhedral

jika tidak dibatasi bidang kristalnya sendiri.

Suatu jenis mineral bisa tumbuh dengan


subhedral,

maupun

anhedral.

Tetapi

bentuk

ada

euhedral,

mineral-mineral

tertentu yang hampir selalu hadir euhedral, dan ada mineral


yang hampir tidak pernah hadir dengan bentuk euhedral.
Mineral

yang

tumbuh

menperlihatkan

bentuk

Mineral

tertentu akan

alami),

seperti biotit

yang

dengan
sesuai

sebagainya

kenampakan

yang

(lihat

memperhatikan

atomnya.

leusit yang "trapezohedron" dan


tabel

2.3,

2.4,

2.5).

Tetapi

dua dimensi, sehingga kita

secara tiga

arah

struktur

akan

berbentuk "tabular", silimanit

mikroskopis adalah

perlu membayangkan

dengan

euhedral,

mempunyai bentuk kas tertentu (bentuk

berbentuk "fibrous",

lain

bentuk

sayatan,

dimensi.
karena

Kita juga harus

pada

mineral

yang

"fibrous",kalau dipotong tegak lurus arah memanjangnya, maka


tidak akan nampak "fibrous".
Tabel 2.3 Mineral-mineral dalam bentuk kristal euhedral (Kerr, 1977)
cc = Very common

c = Common

r = Rare

rr = Very rare

Isometric

Tetragonal

Hexagonal

Orthorhombik

Monocline

Tricline

Pyrite c

Rutile c

Quartz c

Celestite r

Colemanite c

Microcline r

Fluorite r

Cassiterite c

Corundum c

Forsterite c

Gibbsite r

Plagioclase c

Spinel r

Melilite c

Calcite r

Olivine c

Monazite r

Magnetite c

Idocrase c

Dolomite r

Fayalite c

Lazulite rr

Perovskite c

(Vesuvianite) c

Jarosite rr

Monticellite c

Orthoclase c

Leucite cc

Scheelite r

Alunite rr

Topaz r

Sanidine cc

Sodalite c

Zircon c

Apatite cc

Andalusite r

Adularia c

Hauyne c

Scapolite r

Dahllite c

Zoisite r

Aegirine-augite c

Garnet cc

Cancrinite r

Staurolite c

Spodumen c

Analcime r

Tourmaline r

Lawsonite r

Jadeit rr

Chabazite c

Dumortierite r

Lamprobolite cc

Nepheline r

Sphene c
Epidote c
Pyroxene c
Amphibole c

20

Tabel 2.4 Bentuk-bentuk mineral (Individu) (Kerr, 1977)

Fluorite
Quartz
Periclase
Rutile
Cassiterite
Spinel
Magnetite
Chromite
Anhydrite
Apatite
Schoelite
Leucite
Sodalite
Hauyne
Melilite

Forsterite
Olivine
Fayalite
Chondrodite
Garnet
Zircon
Topaz
Andalusite
Axinite
Allanite
Cordierite
Sphene
Lawsonite
Glauconite
Analcim

Rutile
Silimanite
Aragonite
Dumortierite
Tourmailne
Stilbite
Natrolite

Ilmenite
Aragonite
Kernite
Barite
Celestite
Gypsum
Aegirine
Millite
Dumortierite
Tourmaline
Epidote
Piedmontit
Prehnite
Pyrophyllite
Kyanite

Borax
Trona
Quartz
Corudum
Orthoclase
Sanidine
Microcline
Anorthoclase
Plagioclase
Nepheline
Cancrinite
Pyroxene
Spodumen
Wollastonite

Amphibole
Glaucophane
Beryl
Scapolite
Idocrase
Topaz
Kyanite
Zoisite
Clinozoisite
Staurolite
Micas
Chlorites
Barite

Tabel 2.5 Bentuk-bentuk struktur kristal(Kerr, 1977)

Glass
Halloysite
Opal

Glass
Montmorilonite

Glass

Tridymite

Lechatelierite
Glass

Lechatelierite
Dahillite
Chalcedony
Opal
Calcite
Aragonite
Barite
Fluorite

Opal
Siderite
Collophane
Halloysite

Limonite
Calcite
Siderite
Collophane
Camosite
Palagonite

Cliachite
Limonite

Bone (a) :
Collophane
Celluler (b) :
Chalcedony
Opal
Quartz

21

Tabel 2.6 Bentuk-bentuk kristal agregat (Kerr, 1977)

Granular
Quartz
Calcedony
Gibbsite
Calcite
Dolomite
Magnesite
Siderite
Barite
Celestite
Anhydrite
Gypsum
Polyhalite
Alunite
Jarosite
Dahllite
Olivine
Epidote
Kaolinite
Halloysite
Montmorillonite
analcime

Fibrous
Brucite
Trona
Gypsum
Polyhalite
Jadeite
Erionite
Wollastonite
Anthophyllite
Tremolite-actinolite
Cummingtonite
Grunerite
Nephrite
Riebeckite
Sillimanite
Prehnite
Sepiolite
Antigorite
Lizardite
Chrysotile
Mesolite
Pyrophyllite

Radiated
Dahllite
Cummingtonite
Pumpellyite
Schorlite (tourmaline)
Prochlorite
Pyropyllite
Natrolite
Chalcedony
Gibbsite
Thomsonite
Aragonite
Dumortierite

Spherulitic
Chalcedony
Cristobalite
Calcite
Siderite
Dahllite
Orthoclase
prennite

acicular
Aragonite
Dumortierite
Tourmaline
Stilbite
Natrolite
Laumontite
Thomsonite
scolecite

Graphi
Quartz-Feldspar
Quartz-Staurolite
Quartz-Actinolite
Nepheline-Feldspar
Corundum-andalusite
Glass-Leucite

22

Lathlike
Feldspar
Hedenbergite
Jadeite
Wollastonite
Tremolite-actinolite
Grunerite
Glaucophane
Beryl
Scapolite
Topaz
Andalusite
Tourmaline
Zoisite
Clinozoisite
Epidot
Piedmontite
Staurolite
Biotite
Thomsonite
Scolecite
Idocrase
(vesuvianite)
Scapolite
Dumortierite
aragonite

Foliated
Graphite
Hematite
Brucite
Carnotite
Muscovite
Biotite
Stilpnmelane
Phlogopite
Lepidolite
Prochlorite
Clinochlore
Pennine
Chloritoid
Anthophyllite
Iddingsite
Talc
Pyrophyllite
Kaolinite
Montmorilonite
Dickite
illite

Cemented

Incipient Crystals

Giobsite
Antigorite

Crisstobalite in
glass

2.4 Belahan dan pecahan


Setiap
mineral mempunyai kemampuan dan
untuk terpisah
melalui bidang

menjadi

yang

lebih

kecil

yang lurus dengan arah tertentu sesuai dengan

bentuk kristalnya.
tersebut disebut
tidak dikontrol

bagian-bagian

kecenderungan

Bidang yang lurus dengan arah tertentu

Belahan.
oleh

Apabila

bidang-bidang tersebut

bentuk kristalnya

tetapi dikontrol oleh

factor lain

bidang tersebut dinamakan

(struktur atomnya),

seperti kembaran maka

"parting". Apabila bidang-bidang

tersebut tidak lurus, dengan arah tidak tertentu dan tidak


dikontrol oleh struktur

atomnya,

bidang tersebut dinamakan

pecahan (lihat foto 2.5).

Gambar 2.3. Memperlihatkan Kenampakan belahan pada mineral biotit (kiri) dan pecahan pada
olivin (kanan)

Setiap mineral
(bias satu

dicirikan oleh pola belahan

tertentu

arah atau lebih dengan dengan sudut antar belahan

yang tertentu

(lihat

mineral dipotong dengan

tabel 2.7 dan 2.8). Apabila


arah

suatu

sayatan yang berlainan,

maka

dalam pengamatan mikroskopis akan memperlihatkan pola belahan


yang berlainan pula (lihat foto 2.4).
Sebagai
mempunyai

contoh,

mineral

kelompok

amfibol

sifat dua belahan yang membentuk sudut lancip.

Tetapi sifat tersebut tak


tipis.

pada

selalu nampak

dalan sayatan

Apabila mineral amfibol dipotong sejajar sumbu C

kristalografinya, maka yang terlihat hanya belahan-belahan

23

yang

searah.

Jadi

kalau

belahan satu arah, ada

kita

mendapati

mineral

dengan

kemungkinan mineral tersebut adalah

kelompok amfibol.

Gambar 2.4. Gambar kiri memperlihatkan kenampakan belahan pada mineral tremolit yang
GGamG

dipotong tegak lurus sumbu C kristalografi, sedangkan gambar kanan belahan yang terlihat saat
mineral terpotong sejajar atau hampir sejajar sumbu C kristalografi.

Tabel 2.7 Mineral berdasarkan arah belahan (Kerr, 1977)


Belahan 1 Arah
Alunite
Biotite
Chlorite
Chloritoid
Corundum
Cordierite
Cancrinite
Condrodite
Clinozoisite
Dumortierite
Epidote
Gypsum
glouconite
Heulandite
Kaolinite
Lepidolite
Montmorillonite
Mulite
Monasite
Muscovite
Prehnite
Pyrophyllite
Phlogopite
Piemontite
Staurolite
Stilpnomelansillimanite
Thomsonite
Topaz
Talk
Zoisite

Belahan 2 arah
Andalusite
Anorthoclase
Anthophyllite
Augite
Aegirine
Cummingtonite
Diopsite
Enstatite
Gloucophane
Grunerite
Hornblende
Hedenbergite
Hyperstene
Jadeite
Laumontite
Lamprobolite
Microcline
Natrolite
Orthoclase
Plagioclase
Pumpellyte
Pigeonite
Riebeckite
Rutile
Scapolite
Spodemene
Scheelite
Sphene
Sanidine
Tremolite-actinolite
wollastonite

24

Belahan 3 Arah atau lebih


Axinite
Anhidrite
Barite
Corundum
Calcite
Diaspore
Dolomite
Halite
Iddingsite
Kyanite
Lawsonite
Magnesite
Nepheline
Perovskite
Rutile
Sulfur
Siderite
Spinel
sphalerite

2.5 Indeks bias


Setiap

jenis

mineral

mempunyai indeks

bias

tertentu

dan umumnya merupakan salah satu ciri khas. (lihat tabel


2.9). Pengukuran
misal dengan

indeks bias dapat dilakukan secara relatif

metode pergerakan garis "Becke" atau

secara

absolute misal dengan minyak imersi . Dalam praktikum ini


hanya

dilakukan

metode

pengukuran

pergerakan

relatif,

yaitu

dengan

garis becke. Indeks bias yang akan diukur

dibandingkan dengan
seperti

secara

indeks

bias dari bahan yang standar

balsam kanada maupun kwarsa (relatif lebih kecil

atau lebih besar).


Cara

ini

dapat

langsung

digunakan

pada

mineral

isotropis. Sedang pada mineral anisotropis, karena terdapat


dua indeks bias yang berbeda, maka kedua mineral yang akan
diukur, sumbu

indikatrik panjang/pendeknya harus sejajar.

Cara ini juga

sangat susah , jika mineral yang diamati

terdapat dalam suatu

sayatan batuan, karena bahan disekitar

mineral yang diamati lebih dari satu macam.


2.5.1. Pengukuran Indeks Bias Dengan Garis Becke
Garis Becke adalah suatu garis terang yang timbul pada
batas antara

dua media

yang saling

bersentuhan,

karena

adanya perbedaan indeks bias dari kedua media tersebut. Garis


Becke akan lebih jelas bila cahaya yang masuk dikurangi. Bila
tubus dinaikkan (meja obyek diturunkan) maka garis becke akan
bergerak ke media yang mempunyai indeks bias yang besar.
Sebaliknya bila tubus diturunkan maka garis becke akan
bergerak kearah media yang mempunyai indeks bias lebih kecil.

25

Garis Becke

Garis Becke
Fokus dinaikkan

Gelas
peraga

Kuarsa
n = 1,490

Balsam
Canada
n = 1,510

Garnet
n = 1,780

Sumber Cahaya
Gambar 2.5. Sketsa yang memperlihatkan terbentuknya garis Becke.

Foto 2.6 Memperlihatkan kenampakan garis Becke yang terbentuk di sekitar


mineral. Gambar kiri mikroskop dalam keadaan focus. Gambar kanan Meja
obyek diturunkan, garis Becke bergerak kedalam mineral, mengindikasikan
bahwa indeks bias mineral lebih tinggi dari minyak imersi.

2.7

Relief

Relief adalah
perbedaan indeks
terdapat
sayatan

di

kenampakkan

akibat

adanya

bias antara suatu mineral dengan media yang

sekitarnya,

tipis

yang timbul
karena

pada

umumnya

perekat

adalah balsam kanada, maka skala relief

pembandingnya adalah
mempunyai relief atau

balsam kanada. Jadi balsam kanada tidak


bereliefnya nol (nkb = 1,537).

26

Mineral

yang mempunyai perbedaan

besar dengan

indeks

indeks

bias

yang

bias balsam kanada (bisa lebih

kecil

maupun lebih besar) akan mempunyai relief yang tinggi sampai


sangat tinggi

dan sebaliknya. Mineral-mineral relief rendah

sinar-sinarnya mempunyai indeks bias antar 1,543 - 1,493 atau


1,545- 1,599, mineral-mineral relief sedang mempunyai indeks
bias antar

1,493 - 1,443 atau 1,600 - 1,699,

mineral-mineral
indeks
kita

relief

bias >1,700
biasanya

tinggi

atau

sangat

tinggi

sedangkan
mempunyai

<1,44. Dalam pemerian mineral,

memakai skala relief sangat tinggi, tinggi,

sedang, dan rendah (lihat foto 2.6).

Tabel 2.8. Hubungan harga indeks bias mineral dengan kenampakan reliefnya.
Indeks Bias

Relief

Contoh Mineral

>1,40

Extrem

Rutil

1.78-1.90

Sangat Tinggi

Garnet (Almandin)

1.68-1.78

Tinggi

Epidot

1.57-1.68

Sedang

Beryl, Aktinolit

1.49-1.57

Rendah

Kuarsa

Gambar
2.7.
Memperlihatkan
kenampakan relief beberapa mineral
yang mewakili skala relief. Berturutturut searah jarum jam adalah garnet
(relief sangat tinggi), beryl (relief
sedang), dan kuarsa (relief rendah).

27

Kenampakkan relief suatu mineral adalah tergantung sinar


mana

yang

sedang

polarisator,

jadi

bergetar
jika

sejajar

mineral

indeks

dengan

anisotrop

mempunyai

perbedaan

maksimum

sangat

besar

bervariasi

(misal

pada kalsit, muskovit)

arah

getar

sinar-sinarnya

bias minimum dan indeks

maka

akan

menampakkan

bias
relief

Gambar 2.8. Kenampakan relief pada mineral muskovit. Foto kiri memperlihatkan relief tinggi,
sebaliknya pada foto kanan, setelah meja obyek diputar 90, muskovit memperlihatkan relief
rendah.

Sayatan tipis yang standard, secara detil pada umumnya


bentuk

batas

antara

sayatan

tipis

mineral

perekat sangat tidak beraturan. Demikian

dengan

semen

juga antara butiran

satu dengan butiran disebelahnya. Batas atas dan batas bawah


dari sayatan tipis umumnya bergelombang.

gelas penutup

Semen antara sayatan


tipis dan gelas

Sayatan tipis batuan


gelas preparasi

Gambar 2.9. Sketsa yang memperlihatkan morfologi semen


perekat antara sayatan tipis dengan gelas penutup

Jika ada perbedaan indeks bias antara mineral dengan


semen perekat, ketidakteraturan batas kedua media tersebut
akan menyebabkan terkonsentrasinya atau tersebarnya cahaya
oleh

proses

pemantulan

dan

pembiasan.

menimbulkan efek relief tiga dimensi.

28

Gejal

ini

akan

Perbedaan indeks bias yang kecil akan menimbulkan efek


relief

yang

lemah,

sebaliknya

perbedaan

indeks

bias

yang

besar akan menimbulkan relief yang kuat. Relief diamati pada


posisi pararel nikol

sebaiknya

menggunakan lensa objektif

sedang dan diafragma diperkecil.

Tabel 2.9 Indeks bias mineral (vide Kerr, 1977)


Index
1,40 1,46 (n)
1,412 ()
1,434 (n)
1,447 ()
1,454 ()
1,458-1,462 (n)
1,469 ()
1,472 ()
1,47-1,63 (n)
1,473-1,480 ()
1,473 ()
1,478-1,485 ()
1,48-1,61 (n)
1,48-1,49 ()
1,483-1,487 (n)
1,484 ()
1,485-1,493 ()
1,486 (t)
1,487 (n)
1,487 ()
1,488 ()
1,490-1,506 ()
1,492 ()
1,493-1,546 ()
1,518-1,522 ()
1,518-1,542 ()
1,519 ()
1,520 ()
1,522-1,536 ()
1,524-1,526 ()
1,525-1,530 ()
1,525-1,532 ()
1,526 ()
1,527-1,543 (t)

mineral
Opal
Trona
Fluorite
Borax
Kernite
Lechatelierite
Tridymite
borax
palagonite
Natrolite
tridymite
Chabazite
Volcanic glass
Chabazite
Sodalite
Cristobalite
Natrolite
Calcite
Analcime
Cristobalite
Kernite
Sediolite
Montmorillonite
chrysotile
microcline
Thomsonite
Scolecite
Gypsum
Anorthoclase
Sanidine
Microcline
Albite
Orthoclase
Nepheline

index
1,494-1,500 ()
1,496-1,499 ()
1,496-1,500 (t)
1,496-1,510 (n)
1,500-1,508 ()
1,500-1,526 (t)
1,50-1,57 (n)
1,501-1,505 ()
1,502 ()
1,505 ()
1,505-1,526 ()
1,506 ()
1,507-1,524 (n)
1,508 ()
1,509 ()
1,509-1,527 (t)
1,510 ()
1,512 ()
1,512-1,530 ()
1,513 ()
1,514 ()
1,517-1,520 (n)
1,517-1,557 ()
1,518 ()
1,540 ()
1,540-1,571 (t)
1,541-1,552 ()
1,541-1,579 ()
1,544 (n)
1,5442 ()
1,545 ()
1,545-1,555 ()
1,546-1,560 ()
1,548 ()
29

mineral
Stilbite
Heulandite
Cancrinite
Hauvne
Stilbite
Dolomite
Antigorite
Heulandite
Laumontite
Mesolite
Sepiolite
Mesolite
Cancrinite
Leucite
Leucite
Magnesite
Palygorskite
Scolecite
thomsonite
Montmorillonite
Laumontite
Sanidine
Chrysotile
Orthoclase
Trona
Scapolite
Oligoclase
Biotite
Halite
Quartz
Erionite
Andesine
Lizardite
Polyhalite

1,527-1,541 ()
1,529 ()
1,530 ()
1,530 ()
1,530-1,547
1,531 ()
1,532-1,545 ()
1,532-1,552 ()
1,533 ()
1,535-1,570 ()
1,536-1,541 ()
1,538-1,545 ()
1,538-1,554 ()
1,539 ()
1,539-1,570 ()

Anorthoclase
Gypsum
Erionite
Aragonite
Nepheline
Chalcedony
Oligoclase
Cordierite
Palygorskite
Illite
Albite
Talc
Lizardite
Chalcedony
Cordierite

1,549-1,561 (n)
1,550-1,607 ()
1,551-1,562 ()
1,552 ()
1,552-1,562 ()
1,5533 (t)
1,554-1,567 ()
1,555-1,563 ()
1,555-1,564 ()
1,556-1,570 ()
1,560 ()
1,560 ()
1,561 ()
1,562-1,571 ()
1,562-1,573 ()

30

Halloysite
Scapolite
Phlocopite
Pyrophyllite
Andesine
Quartz
Gibbsite
Labradorite
Antigorite
Muscovite
Lepidolite
Dickite
Kaolinite
Labradorite
Antigorite

Lanjutan tabel Indeks Bias (Kerr, 1977)

Index
1,563 1,571
1,564 1,590
1,565 1,650
1,566
1,566
1,566
1,567
1,568 1,598
1,570
1,57 1,61
1,57 1,62
1,57 1,575
1,57 1,582
1,57 1,588
1,572
1,574 1,638
1,575 1,582
1,575 1,590
1,576 1,583
1,576 1,589
1,576 1,597
1,582 1,588
1,585
1,586
1,588 1,658
1,590 1,612
1,592
1,592 1,643
1,593 1,611
1,596 1,633
1,598 1,606
1,598 1,652
1,599 1,667
1,600
1,600 1,628
1,600 1,628
1,603 1,604
1,605
1,607 1,629
1,610 1,644
1,612 1,634
1,613 1,628
1,614
1,614
1,614 1,675
1,615 1,629
1,615 1,629
1,617 1,638
1,619 1,626

Mineral

Index

Bytownite
Beryl
Lilite
Brucite
Dickite
Kaolinite
Polyhalite
Beryl
Anhydrite
Chliacite
Collophane
Anorthite
Bytownite
Clinochlore
Alunite
Biotite
Pennine
Talc
Pennine
Gibbsite
Clinochlore
Anorthite
Brucite
Colemanite
Prochlorite
Glauconite
Alunite
Chondrodite
Muscovite
Siderite
Phlogopite
Anthophylite
Prochlorite
Pyrophylite
Nephrite
Tremolite-Actinolite
Lazulite
Lepidolite
Topaz
Glauconite
Stilpnomelane
Dravite (Tourmaline)
Colemanite
Anhydrite
Horblende
Elbaite (Tourmaline)
Prehnite
Topaz
Dahlite

1,620
1,621 1,655
1,621 1,670
1,622
1,623 1,635
1,623 1,676
1,625 1,655
1,625 1,655
1,626 1,629
1,628 1,658
1,629 1,640
1,630 1,651
1,631
1,632 1,634
1,632 1,655
1,632 1,655
1,633 1,701
1,634
1,635
1,635 1,640
1,635 1,655
1,636
1,639 1,642
1,639 1,647
1,639 1,657
1,639 1,668
1,64 1,77
1,641 1,651
1,642
1,645 1,665
1,648
1,650 1,665
1,650 1,698
1,651 1,688
1,651 1,681
1,652 1,698
1,654
1,655 1,666
1,655 1,669
1,657 1,661
1,657 1,663
1,658
1,658 1,674
1,659 1,678
1,66 1,80
1,664 1,686
1,665
1,687 1,688
1,670 1,680

31

Mineral

Wollastonite
Glaucophane
Chondrodite
Celestite
Dahllite
Anthophyllite
Nephrite
Tremolite-Actinolite
Mellite
Schoralite
(Tourmaline)
Andalusite
Apatite
Celestite
Mellite
Dravite (Tourmaline)
Apatite
Horblende
Wollastonite
Chamosite
Forsterite
Elbaite (Tourmaline)
Barite
Lazulite
Andalusite
Cummingtonite
Glaucophane
Allanite
Monticellite
Mullite
Prehnite
Barite
Enstatite
Diopside
Spodumene
Olivine
Schorlite (Tourmaline)
Mullite
Jadeite
Monticellite
Sillimanite
Grunerite
Calcite
Enstatite
Dumortierite
Allanite
Cummingtonite
Lawsonite
Jadeite
Forsterite

Anda mungkin juga menyukai