Masjid ini dibangun oleh walisongo dan diprakarsai oleh Sunan Kalijaga, lokasinya
berada di tengah pusat kota Demak. Setiap hari ribuan peziarah mendatangi Masjid
Agung Demak untuk berwisata rohani. Di komplek Masjid Agung juga terdapat
pemakaman raja-raja Demak yang telah wafat.
Makam Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga terkenal dalam menyebarkan agama Islam hingga ke pelosok tanah
jawa, dalam menyampaikann dakwahnya, Sunan Kalijaga menggunakan media seni
dan kebudayaan sehingga ajaran islam mudah diterima di kala itu. Karyanya hingga
saat ini masih terkenal salah satunya adalah tembang Jawa gundul-gundul pacul.
Pintu Bledeg dibuat oleh Ki Ageng Selo
Upacara Sekaten
Salah satu tradisi atau kebudayaan pada masa Kerajaan Demak yang masih
berlangsung hingga sekarang adalah upacara Sekaten. Upacara ini bertujuan untuk
memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad pada bulan Maulud, atau orang-orang
biasanya menyebut dengan kata Maulid Nabi. Hal ini dapat dijelaskan oleh
Soebadyo (2002: 62) sebagai berikut.
Perayaan maulud disebut Sekaten. Istilah ini bersal dari kata shahadatain,
pengakuan percaya pada agama Islam, Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasulnya. Konon dimulai pada saat maulud diperkenalkan oleh
Raden Patah di Demak pada awal abad ke-16, ribuan orang Jawa beralih agama
Islam dengan mengucapkan syahadatain. Oleh karena itu penggunaan nama
sekaten pada perayaan tersebut menjadi terkenal. Perayaan tersebut diteruskan
oleh sultan-sultan berikutnya sehingga kemudian menjadi perayaan tahunan.
Sekaten juga menjadi lambang kekuatan dan keberanian pendiri kerajaan mataram.
Upacara Syawalan
upacara syawalan merupakan upacara terdisional masyarakat demak yang
tinggal di sekitar pantai, yaitu berupa upacara sedekah laut. Penyelenggaraan
upacara syawalan ini dilakukan pada tanggal 7 Syawal atau 7 hari setelah hari raya
Idul Fitri dan bertempat di sekitar muara sungai Gerebeg Besar, acara syawalan ini
belum masuk dalam agenda pariwisata Jawa Tengah. Sebagian besar yang datang
pada peringatan acara syawalan ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar
muara sungai tuntang dan daerah-daerah lainnya di kabupaten Demak. Ada pula
yang datang dari daerah di luar kabupaten Demak misalnya Semarang, Kudus , dan
daerah lainnya. Acara syawalan ini tidak semeriah acara Grebeg Besar.
2. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak terleletak di muara Sungai Bintoro, Demak, Jawa Tengah. Berdiri pada abad
ke-16 dengan raja pertama Raden Patah ( Panembahan Jibun atau Pate Radim). Demak
mengalami masa kejayaan pada masa Sultan Trenggono. Sepeninggalan Sultan Trenggono,
Kerajaan Demak kacau karena adanya perebutak kekuasaan. Akhirnya, menantu Sultan Trenggono
yang bernama Adiwijaya ( Jaka Tingkir) berkuasa di Demak. Sejak itu pusat pemerintahan
dipindahkan ke Pajang ( daerah Solo) pada tahun 1568.
Masjid Agung Demak yang didirikan oleh para wali tahun 1401 Saka atau 1478
Masehi
Dampar Kencono, yaitu tempat duduk para Sultan yang sekarang digunakan
sebagai mombar kotbah di Masjid Agung Demak