Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN I

Teknik Destilasi

Oleh :
Nama
: Rukmana
Stambuk : G 301 12 008
Kelompok
: III
Asisten
: Wahyuni

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2013

PERCOBAAN I
TEKNIK DESTILASI

I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1. Melatih keterampilan menyusun peralatan yang umum dipakai untuk
proses penyulingan atau destilasi
I.2. Mampu memahami prinsip kerja alat destilasi sederhana
II. TINJAUAN PUSTAKA
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia

berdasarkan

perbedaan

kecepatan

atau

kemudahan

menguap

(volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga


menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu
(Syukri,2007).
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu
tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap
menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi
menggunakan alat pemanas dan alat pendingin (Wahyu, 2013).
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak
menuju kondenser yaitu pendingin proses pendinginan terjadi karena kita
mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang
dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya
kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran
homogen tersebut ( Syukri, 2007).
Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara
penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang
terdapat didalam campuran bersifat mudah menguap(volatil). Tingkat
penguapan (volatilitas) masing-masing komponenberbeda-beda pada suhu
yang sama. Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu tertentu uap yang

dihasilkan dari suatu campuran cairan akan selalu mengandung lebih banyak
komponen yang lebih volati. Sifat yang demikian ini akan terjadi sebaliknya,
yakni pada suhu tertentu fasa cairan akan lebih banyak mengandung
komponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang setimbang dengan uapnya
pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Pada pemisahan dengan
cara penguapan komponen volatil dipisahkan dengan komponen yang kurang
volatil, karen aproses pemanasan. Sebagai contoh: pemisahan penguapan
dapat digunakan untuk memisahkan air dari larutan NaCl berair, sedang
pemisahan dengan cara destilasi digunakan untuk memisahkan campuran
alkohol dari air (Wahyu, 2013).
Menurut Soebagio (2005), ada 6 jenis destilasi yang akan dibahas
disini, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, destilasi
vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik.
1. Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan
titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.
Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi
destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan
alkohol.
2.

Destilasi Fraksionasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponenkomponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan
perbedaan titik didih kurang dari 20 C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah.

3. Destilasi Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang
memiliki titik didih yang konstan. Campuran azeotrop merupakan
penyimpangan dari hukum Raoult.

4.

Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin
didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum
atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di
atas 150 C.

5. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 C atau lebih. Distilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 C dalam
tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih
6. Destilasi kering
Destilasi kering merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara
memanaskan material padat untuk mendapatkan fase uap dan cairnya,
biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau
batu bara.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya
yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan
uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa
murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Fhya, 2011)

III.

ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah satu set alat destilasi
sederhana, gelas kimia 50 mL , Erlenmeyer 250 mL, thermometer 100oC,
pemanas, sirkulator, statif dan klem dan botol semprot.
Adapun bahan yang digunakan yaitu larutan n-heksan dan aquades

IV.

PROSEDUR KERJA
Langkah kerja pada percobaan ini yaitu pertama-tama adalah merangkai
alat penentu titik didih, setelah itu memasukkan larutan yang akan dipisahkan
dalam labu destilasi. Selanjutnya memanaskan labu destilasi lalu menampung
destilat dan mencatat suhunya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


V.1.
Hasil Pengamatan

Keterangan :
1.
Kran air
2.
Pipa penghubung
3.
Erlenmeyer
4.
Termometer
5.
Statif dan Klem
6.
Labu alas bul
7.
Tempat air keluar dari kondensor
8.
Tempat air masuk pada kondensor
9.
Pemanas
10.
Kondensor

V.2.

Pembahasan
Destilasi adalah suatu proses pemisahan yang sangat penting dalam
berbagai industri kimia. Operasi ini bekerja untuk memisahkan suatu
campuran menjadi komponen-komponennya berdasarkan perbedaan titik
didih. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam
bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap
lebih dulu.
Prinsip kerja destilasi yaitu destilasi merupakan suatu perubahan
cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan.
Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu
larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponenkomponen tersebu antara fasa uap dan fassa air. Syarat utama dalam
operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalai
komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi

keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup


dapat menguap.
Adapun fungsi masing-masing alat pada destilator yaitu labu alas
bulat sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi.
Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap
destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau
pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang
masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal
(masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan
memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk
mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena
itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga
pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan
untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut
dari berwujud uap menjadi berwujud cair.
Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses
destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang
diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Erlenmeyer sebagai wadah
untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi. Pipa
penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan
wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang
mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan
menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Pemanas berguna
untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat.
Penggunaan batu didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk
mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau
menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang
ada ke seluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk
menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga
tidak jatuh atau goyang.

Selanjutnya merangkai alat destilasi merupakan salah satu hal


yang penting karena dengan pemahaman dan keterampilan yang baik dan
benar maka dapat mencegah terjadinya kerusakan alat. Adapun tahapan
merangkai alat destilasi sederhana adalah menyiapkan statif dan klem
serta pemanas, kemudian memasang labu alas bulat, selanjutnya
memasang kondensor, setelah itu memasang adaptor (jika menggunakan
adaptor untuk destilasi senyawa yang mudah menguap), dan memasang
labu penampung (Erlenmeyer), serta yang terakhir adalah memasang
thermometer.
Setelah semua alat telah terpasang dengan baik, maka dapat
dilakukan proses detilasi. Sampel yang digunakan pada percobaan ini
adalah larutan n-heksan dan air. Sebagaimana prinsip dasar dari destilasi
adalah memisahkan zat berdasarkan perbedaan titik didihnya, maka
komponen zat yang memiliki titik didih yang rendah akan lebih dulu
menguap sedangkan yang lebih tinggi titik didihnya akan tetap
tertampung pada labu destilasi. Proses penguapan komponen zat ini
dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen zat
yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap dan uap
tersebut melewati kondensor atau pendingin yang mendinginkan
komponen zat tersebut sehingga akan terkondensasi atau berubah dari
berwujud uap menjadi berwujud cair sehingga dapat ditampung di labu
destilat atau labu Erlenmeyer. Pada proses destilasi ini, destilat
ditampung pada suhu tetap (konstan). Hal ini dilakukan karena
diharapkan akan diperoleh destilat yang murni pada kondisi suhu
tersebut. Setelah sampel pada labu alas bulat berkurang, suhu akan naik
karena jumlah sampel yang didestilasi telah berkurang. Pada kondisi
naiknya suhu ini, proses destilasi sudah dapat dihentikan sehingga yang
diperoleh adalah destilat murni. Berdasarkan percobaan diperoleh hasil
bahwa larutan yang menguap terlebih dahulu adalah n-heksan karena
menurut Yustina (2013) titik didih n-heksan adalah 66-680C (1013 hPa.

VI.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat
2.

penyusun dari campuran homogen.


Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan
titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat

3.

volatil.
Dalam hal ini n-hexan sebagai pelarut memiliki titik didih yang
lebih rendah dibandingkan dengan ait. Titik didih n-heksan berkisar
pada suhu 66-68C sedangkan titik didih air adalah 100oC.

DAFTAR PUSTAKA

Fhya. 2011. Destilasi (www.scribd.com). Diakses pada 1 Desember 2013. Palu.


Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II. UM Press: Malang
Syukri.2007. Kimia Dasar 2. Penerbit ITB. Bandung
Wahyu.2013. Laporan Praktikum Kimia Analitik (www.himkah.blogspot.com).

10

11

Anda mungkin juga menyukai