Antena Prinsip Dan Aplikasi
Antena Prinsip Dan Aplikasi
Antena
Prinsip Aplikasi
fi.
Mudrik Alaydrus
ANTENA
Prinsip & Aplikasi
Oleh :
f''*" u {i
q
1
t,
Mudrik Alaydrus
%z
l12 / WX
/t I 2otz
I
I
Kata Pengantar
Edisi Pertama
Cetakan Pertama, 2011
GRAHA ILMU
Ruko Jambusari No. 7A
Yogyakarta 55283
: 027 4-889836; 0274-889398
Telp.
Fax.
:0274-889057
E-mail : info@grahailmu.co.id
Alaydrus, Mudrik
ANTENA (Prinsip & Aplikasi) /Mudrik Alaydrus
-Edisi Pertama - Yogyakarta; Graha l1mu, 2011
xii + 324 hlm, 1 Ji1. : 23 cm.
ISBN
I. Judul
- Teknik
l.
.i
,J';''1i
,1,
semua arah, atathanya ke suatu arah tertentu saja. Pemitihan pola pancar
Bab
antena, yaitu teknik konfigurasi ulang antena dan sistem Multiple Input
Multiple Output (MIMO) menjadi pokok bahasan di bab I l.
Bab 6, 7 dan 8 membahas jenis-jenis antena aperture, horn, reflektor dan antena mikrostrip. Di sini dijelaskan prinsip dasar masing-masing
antena, perancangan dengan menggunakan rumus dan kurva sederhana,
Mudrik Alaydrus
vt
Kato Pengontar
Ilaftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ix
BAB
PENGENALANANTENA
1.1 Pendahuluan
I
1.2 Esensi Antena pada Dunia Telekomunikasi Wireless 4
g
1.3 Jenis-jenis Antena
BAB
II
2.3
2.4
2.5
2.6
BAB
III
l7
18
23
Polarisasi
30
Impedansi Masukan
35
37
Datasheet Antena
38
3.2
3.3
46
Solusi:PotensialTerretardasi
50
3.4
3.5
BAB
BAB
IV
ANTENA KAWAT
4.1 Dipol Pendek
4.2 Dipol Panjang
4.3 Dipol Setengah Gelombang (Dipol
4.4 Antena Yagi-Uda
VI
)"
l2)
86
87
95
97
106
131
Pendahuluan
BAB
BAB
133
137
t49
t52
161
163
XI
BAB
XII
189
r99
206
2t0
223
Antena Fractal
229
233
237
Antennas)
239
245
247
2s0
ZSA
MIMO
ZS9
ANTENNAS IN ACTION
271
12.1 Antena Stasiun Basis (Base station) di Komunikasi
Bergerak
273
280
282
288
ANTENA
13.1 Pendahuluan
13.2 Metode Persamaan Integral (Integral Equation
Method)
13.3
Daftar lsi
237
184
22t
12.2
170
187
216
Antennas) dan
r69
Pendahuluan
Antena Helix
Antena planar
ll.2
168
187
215
(Reconfigurable
169
Pendahuluan
10.1 Pendahuluan
10.2 Skema Sistem Pengukuran Besaran Antena
10.3 Pengukuran Diagram Radiasi
10.4 Pengukuran Gain
10.5 Pengukuran Impedansi dan Faktor Refleksi
131
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
78
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
IX
75
95
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
BAB
62
Pendahuluan
6.1
6.2
BAB
55
75
ANTENA ARRAY
5.1
5.2
5.3
BAB
293
293
294
Method) 300
13.4
13.5
13.6
301
307
Metode Hibrida
310
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
TENTANG PENULIS
313
Pengenalan Antena
317
321
-oo0oo-
1.1
PENDAHULUAN
Antena adalah elemen penting yang ada pada setiap sistem telekomunikasi tanpa kabel (nirkabel/wireless), tidak ada sistem telekomunikasi
wireless yang tidak memiliki antena.
Pemilihan antena yang tepat, perancangan yang baik dan pemasangan
yang benar akan menjamin kinerja (performansi) sistem tersebut.
Sebuah contoh yang khas adalah pada aplikasi penerimaan sinyal
pada pesawat televisi terestrial. Dengan menggunakan antena yang me-
miliki gain (faktor pemfokusan) yang tinggi, seperti antena Yagi, kualitas
sinyal terima bisa diperbaiki secara signifikan.
Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan dan atau menerima gelombang elektromagnetika. Antena sebagai
alat pemancar (transmitting antenna) adalah sebuah transduser (pengubah)
xlt
gelombmg
gelombaug
rumg bebas
rumg bebas
\\z
LI
/
waveguide
\Y
selombms
remm
..-Antena 1rcmmcr
Gambar
l.l
w
+
silinder di gambar 1.2). Dengan alat ini dia bisa membuktikan adanya
induksi sinyal pada antena yang satu akibat sumber yang dipasangkan
pada antena yang lainnya. Peristiwa ini merupakan momen kelahiran dari
telekomunikasi tanpa kabel modern yang gunanya bisa kita rasakan sekali
dewasa ini. Atas dasar eksperimen ini Hertz dikenal dengan nama Mr.
waveguide
gelombang
terhutun
Antena penerima
Antenna.
Setahun setelah kematian Hertz,di tahun 1901 Guglielmo Marconi
berhasil merealisasikan telekomunikasi jarak jauh, dari kota Cornwall di
Inggris ke kota Newfoundland di benua Amerika, dengan menggunakan
gelombang elektromagnetika. Antena yang dipergunakan adalah 50 buah
antena pemancar yang vertikal, yang dilibatkan dengan bantuan kawat
secara horizontal dengan 2 tonggak kayu yang berjarak 60 meter (gambar
1.3). Sebagai antena penerima dipergunakan sebuah kawat vertikal dengan
di
udara
Pengenolan Antena
a.
DUNIA
IKASI WIRELESS
Wffi
diagram radiasi
antena
Sebuah antena didefinisikan sebagai piranti yang dipergunakan untuk rnengubah gelombang tertuntun di pemancar menjadi gelombang ruang
l.
Telekomunikasi
960 MHz
890
Pengenalan Anteno
r:l
11
IITF-A-*
r=
YG-053
Telekomunikasi broadcasl (televisi dan radio), antena pemancar ditempatkan di tengah-tengah wilayah yang akan disuplai dan antena
yang dipergunakan antena omnidireksional. Jika antena pemancar
terletak di pinggir wilayah penyuplaian, maka antena direksional-lah
yang akan digunakan. Penggunaan antena pada aplikasi televisi mendapat saingan dengan penggunaan "TV-cable", yang padanya dipergunakan kabel-kabel yang menghubungi setiap rumah pelanggannya.
Di sini tentu akan ada pemilihan mana yang lebih diprioritaskan. Te-
2.
to
point
Radar
Pengenolan An,tena
3.
Astronomi Radio
Seperti juga halnya pada teknik radar, untuk aplikasi astronomi di-
Gambar
l.l0
Antena itu sendiri dianggap berfungsi secara resiprok, artinya, karakteristik dari antena satna apakah ia dipakai sebagai antena pemancar
ataupun sebagai antena penerima.
Antena dipol bersifat omnidireksional, artinya antena ini memancarkan energinya, pada suatu potongan bidang tertentu, sama rata ke semua
arah. Tidak ada arah yang diprioritaskan dalam penyuplaian energinya.
'r
,-
t.
1"'
i:,
.. ',:.
Pengenalon Antena
S=0o
sinyal
radio datang
lo=o.
dipol
dengan kawat bayangan (gambar l.lOb). Gambar 1.l r menunjukkan
foto
antenna monopole, yang terbuat dari sebuah konektor tipe N, yang pada
penghantar bagian dalamnya disolderkan kawat sepanjang
3 cm. Antena
ini bekerja sangat bagus pada frekuensi 2,4 GHz.
lo=o.
"\t\, '\\5);:-:'
-\*=0"
a)
-\="
b)
( )-l
)'1.
a.y
i+i
tNl
i+)
L./
I
I
I
I
l./
v)
c)
akan
l.ll
Di banyak sekali aplikasi teknis, seperti radar, sistem seluler, diinginkan antena yang mengkonsentrasikan pancaran energinya pada
suatu
arah tertentu, sedangkan ke arah lain tidak diinginkan terjadinya penyuplaian energi. Untuk mencapai tujuan ini, biasanya hanya sebuah
antena
misar-
Pengenalan Anteno
l.l3 Array
MHz
Gambar L.lS Array 2D dengan elemen antena dipol pada antena stasiun
basis
Jenis antena yang menggunakan teknologi lain adalah antena hom,
ittr
-r-*1r
di gambar
diperbesar
Gambar
l.l4
dat'^
secara gradual.
12
Pengenalan Anteno
13
Gambar
1
Gambar
l.l7 Array
l.l8 Array
F'
Gambar
l.l9
ini terbuat dari sebuah substrate dielektrika yang mempunyai lapisan metal
di bawahnya dan di sebelah atasnya melalui proses etching atau litograhpy
dibentuk suatu form profil tertentu, yang disebut juga patch (di bawah
berupa segi empat denganfeed-nya).
Besaran Penting
pada Antena
Gambar 1.20 Antenna Mikrostrip tipefractal
Antena ini diterapkan misalnya untuk aplikasi-aplikasi yang mementingkan aerodinamis dari suatu struktur, misalnya penggunaan antena
pada roket, pesawat terbang, dll.
Dalam melakukan penilaian pada sebuah antena digunakan besaran-besaran penilai. Yang dengan bantuan besaran-besaran penting ini,
kita bisa menentukan apakah suatu antena cocok dipakai pada aplikasi
yang kita dalami.
Ada beberapa besaran penting sebagai karakteristik dari setiap antena. Besaran-besaran penting dari setiap antena biasanya ditentukan pada
Direktivitas
: besaran yang menyatakan perbandingan antara kerapatan daya maksimal dengan kerapatan rata-rata.
Gain
D. Gain
menentukan seberapa besar sebuah antena memfokuskan energi pancarnya.
16
L".:,
rrtih I'
Polarisasi
Impedansi
: menyatakan arah dan orientasi dari medan listrik dalam perambatannya dari antena pemancar.
: adalah impedansi masukan antena dilihat dari saluran
Sinyal terima
sama besar
Bandwidth
2.1
DIAGRAM RADIASI
Sinyal terima
mengecil
mempunyai sifat pancar isotrop, yang hanya ada secara fiktif, antena
omnidireksional, yang bersifat isotrop hanya di suatu bidang potong
tertentu, dan antena direksional, yang bisa mengonsentrasikan energinya
ke arah sudut tertentu.
(2.1)
1.
19
antena dan
pada frekuensi yang digunakan. Diagram radiasi antena secara tiga dimensi
Jika kita amati karakteristik radiasi dari antena ini pada bidang
horizontal (bidang HAI plane), maka kita akan memotong donat ini dengan
bidang xy, dan bidang yang terpotong berbentuk lingkaran (gambar 2.2a).
Dalam kordinat polar, artinya jika kita bergerak pada bidang horizontal
pada jarak yang konstan, maka kita akan mendapatkan energi yang sama,
ke sudut g manapun kita bergerak.
memvariasikan sudut
sinyal yang sama.
antena
penerima
t'
rF
antena
pemancar
'
.':t
'i[ I9
lt
f,
Gambar 2.3 Penerimaan sinyal pada jarakyang sama tetapi beda sudut
pada antena pemancar omnidirel<s ional
Tetapi jika kita amati pada bidang vertikal (bidang E/ E plane), kita
potong donat tersebut misalnya dengan bidangyz,makaakan kita dapatkan
bentuk seperti di gambar 2.2b). Dalam kordinat polar berarti, pada sudut
9:0'tak ada pancaran, dan dengan membesarnya $ akan membesar pula
gi ini bisa dianggap tak lagi memberikan kontribusi. Di dalam fisika ilan
teknik didefinisikan suatu batasan, jika daya mengecil sampai ke 50% dari
daya maksimalnya (atau 70,7%o dari intensitas listrik/magnetnya), maka
kita mendapatkan batas untuk wilayah efektif tersebut. Dan wilayah efek-
21
tif
pada sudut
tepat bertorak berakang
pada sudut arah pancaran
utama/
dapatkan
2.2
t,
ff;:r';:;;ita
DIREKTIVITAS DAN
GAIN
Karakteristik nannr, enra6^ r:i,^
.8
.n e t
d),,",* *.,,
:ffi|,j,llTkan
.6
pur.r"r, o.,"u"n*
E=
;*Tffi lTx"flJffi
mendapatkan medar
,H
ffff fffl##,^ffi_
E(s,e)
(2.2)
.4
11=
A(6,*;
.2
(2.3)
r(rr,p)=
0,
Gambar 2.5 Diagram radiasi
anteno direksional (direktifl
Makin menjauh dari radiasi utama
(main robe\ pancaran antena
makin mengecil, dan sampai pada
garis nol, yang artinyake
arah sudut
tersebut tak ada pancaran
energi sama sekari. sudut intervar
yang dibatasi
oleh level nol ke nol ini disebut juga
first null beamwidth (fnbw).
Dan seperti yangjuga dihrnjukkan
pada gamba r 2.5,pancarunenergi,
dengan makin membesarnya
sudut, ,"Ltuf, mencapai rninirnum
lyaitu
level nol)' bisa kembari membesar
dun ,,encrpai suatu (rokar)
maksimum,
maksimum ini disebut juga radiasi
samping (side lobe).
Pada banyak sekali aprikasi
antena, tinggi dari side robeini
tidak bo_
leh terlalu besar, sehingga harus
ada perbandingan minimar
tertentu antara
;f#*:
dengan,",""*i,u,
oriu'r;;;;:;;' ;:;;tak
boleh
lr(,r,,p)
Z
(2.4)
2,, adalahnnnedansrgelombangruangbebas,den
gan Zo
=
ohm' Persamaan
Q'4) *.*b.Ikunil;;;*., proporsionaJiJ;
=120n
antaramedan
magnet dan medan ristrik,
tetapi secara vektor keduanya
saring
tegak lurus
satu dengan lainnya'
Lebih lengkaprru utun
dibahas ai uuu u]riturnvu.
Di bab pembahasan dasar erektromagnetika
nanti juga akan diturunkan besaran lain yaitu
vektor ,rr"iirg
(kerapatan daya), yang
!
---"a
singkatnya di sini dituliskan
secara
dengan
s(o,e)=
);0,(o,e1a,.
(2.s)
sebagai
r,ng.i
ou.r
J o*,p.
seaaneku*#ffi:":ilffiT:Tffi
n#
r;;;;;
tertutup yang menyelubungi
itu.
22
r dipilih
r, = ff,i(s,g) ,6
A
(2.6)
potensi daya
Kerapatan daya S(9,<p) di suatu tempat menggambarkan
antena adalah
elektromagnetika yang bisa diterima. Tugas dari perancang
A"rn sehingga
meletakkan sebuah antena dengan luasan efektif tertentu
didapatkandayaterimaminimalyangbisadikirimkankeelektronika
penerima (Pr:S A"u).
atau r >>
far-field dari
antena,
1,.
',=ff-
(2.8)
arah
dan
Berikut ini diamati aliran pengiriman daya untuk antena isotrop
antena direksional.
tertentu. Jika dipergunakan daya pancar yang sama seperti pada antena
isotrop, maka akan didapati perbandingan medan listrilc/magnet antara
ke
Antena isotrop mempunyai intensitas pancar yang sama merata
semua arah, jadi persamaan (2.2) menjadi
(2.7)
E(o,q)= Eo = konstan
Pancaran energi Yang merata
bola di gambar2.6.
ini
l[*il
magnet
Bola
selubung
fikrif
", fl
S(o,q ). aa =
*qo
f,e)da
|a:
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang dikirim oleh antena
isotrop, dan pada arah yang lain intensitasnyajauh lebih kecil dibandingkan
oleh antena isotrop. Jadi antena direksional mengalokasikan energi secara
$a'
4nf ,maka
,,=*4+*'
24
25
dap kerapatan daya antena isotrop sebagai fungsi direktivitas D(S,g) dari
antena direksional itu, yaitu
,
D(o,q)=
Contoh 2.1:
.rr(o,.p)
22"
Diberikan diagram radiasi dari sebuah antena (Kathrein typ 7394l gr)
dalam skala logaritma (dB)
"_
It
-'
Sehingga didapatkan
D(o,q)=tryl
(2.e\
p, = (D(o,q)),"^
(2.10)
Dan gain dari antena didefinisikan dengan bantuan efisiensi dari antena
Go
Q'll)
=\Do
-30
03060
36(
(2.12)
a.
b.
c.
d.
E(o,q)=
Wr@d
bisa
dituliskan dengan
E(o,,p)=
ffWn t
Jawab:
a.
(2.r3)
Gain dari sebuah antenna Go hanya berlaku pada satu arah pancaran
tertentu yang disebut dengan pancaran utama (main beam). Jika pada
hpbw ditentukan pada saat intensitas medan menjadi 0.707 pada skala
linier dan skala logaritma pada 20 log 0.707:-3 dB. Dari gambar di
H plane: sekitar
1.
90o
www.kathrein.de
27
b.
c.
.lawab:
a.
d.
s@,q)=
Isolasi back lobe pada E plane sekitar 23 dB dan pada H plane sekitar
22 dB.
)-
[r(n,*)L".
s(s,e)=
-3 dB
n'(o,q)a,
);22..1(.cost)
terjadi pada O =
0',
.)ra,= K.coso
\a,
j[r{n,*[,"..
E (fungsi dari $): terjadi pada saat cos0 = 0.5,
600'sehingga hpbw:2 600: l20o
Pada bidang
pada O :
atau
Pada bidang FI (fungsi dari g): karena fuirgsi di atas bukan merupakan
fungsi dari rp maka tak ada hpbw untuk bidang H, antena bersifat
omnidireksional.
b.
sehingga
= 0, atau pada r}
900,
c.
Contoh 2.2:
o(*,<p)=[+3J'
J',
yangmana{bisadihitung dengan
dan03'g5L.
a.
dd=-r2 sin0.d$.dg.d,
b.
c.
r,
ffS(s,s).
{or'
aa =
r.
2Inl2
I,
*'n.
Io'*'s'sins'
E" =^@!
\ Zn r
iu,.,'
ds = K'
2"'
r'
'
lo'sn
zs d s =
K rl- l*,
zsl,","
29
Pr =
K'n
tWl
4
-E' Lo'-
,12r
22,
K..os8"-f
(O,q)= gf.Tt-
poladsasi vertikal. Jika bidang lebarnya didirikan, akan didapatkan polarisasi linier horizontal (medan listrik terletak horizontal)"
= 4'coso
2r'
D,, =
dan gain
2.3
G,
=\'Do
= 0,85
o*
= 4 (Direktivitas)
.4:3,2
2.
POLARISASI
Fotarisasi dari sebuah antena menginf<lrmasikan ke arah mana medan listrik memiliki orientasi dalam peramhatannya.
l.
Polarisasi Eliptis
dari gelombang itu melakukan putaran dengan ujung panah-panahnya terletak pada sebuah per-mukaan silinder dengan penampang elips.
Pada kasus tertentu panjang sumbu utama dari penampang elips ter-
Polarisasi linier
linier, arah medan listrik tidak berubah dengan waktu, yang benrbah hanya orientasinya saja (positif-negatif)'
Pada polarisasi
Garnbar 2.8 rnenunjukkan sebuah gelornbang yang merniliki polarisasi linier yang vertikal. Medan listrik terletak secara vertikal. Di gambar
itu, arah medan listrik selalu menunjuk ke arah sumbu x positif atau negatif
clan arah medan magnet-nya selalu ke sumbu y
Aplikasi pemancar radio AM dan telepon seluler menggunakan gelombang yang dihasilkan dengan polarisasi vertikal, sedangkan aplikasi
televisi menggunakan polarisasi horizontal.
kinan penerimaan sinyai yang tidak diketahui polarisasinya. Pada aplikasi satelit, sinyal akan mengalami depolarisasi ketika menembus awan.
Polarisasi gelombang akan berubah ke arah yang tidak bisa diprediksikan.
Bagi gelombang berpolarisasi eliptis hal ini tidak berpengaruh. Juga pada
aplikasi Radio Frequency ldentification (RFID) biasanya petnancar/ reader
menggunakan antena yang berfrekuensi eliptis (circular) untuk mengantisipasi posisi dan orientasi bebas dari tag yang harus dideteksinya.
Antena helix (spiral) adalah contoh antena yang menghasilkan gelombang berpolarisasi eliptis. Dua buah antena dipole yang diletakan saling tegak lurus dan arus/tegangan yang mencatunya berbeda phasa 90o
juga menghasilkan polarisasi eliptis ini.
3t
(e)
P,
Pr,
g:
-90"
(a)
(b)
Pr, g:0: arus yang mencatu antena memiliki amplitude dan phasa
yang sama. Membesar dan mengecil pada waktu yang bersamaan,
tetapi memberikan arah vektor medan listrik masing-masins ke arah y
dan x, sehingga terbentuk polarisasi 45,,. Diilustrasikan di gambar cli
bawah ini sebelah kiri.
Struktur antena dipole yang diletakan saling tegak lurus satu dengan
lainnya digunakan sebagai antena pemancar. Sistem pencatunya terdiri
dari pembagi daya (splitter\ yang mengirim daya P, ke antena I melalui
penggeser phasa Qthase shifter) sebesar <p, dan daya P, ke antenna 2.
Tentukanlah polarisasi dari sistem antena di atas untuk kasus-kasus berikut
ini
(a) P, : P, Pr:0
(b) P, : Pr,9:0
(c) P, : ll3P,Pr:213
(d) P, : P, q:90o
32
P,
(c) F,
P, F,
2/3 P,
rq:0
sudut 35,2o.
(d) P,
P, g
l/3
Pr,
g:90'
Arus pencatu untuk kedua antena sama, tetapi antenna I terlambat 90"
dibandingkan dengan antena 2. Jika antena 2 memiliki bentuk arus
sinus, maka antena
33
(t)
P,
113 P,
Pr:2t3P,q:99"
F0 didapatkan medan
listrik ke arah y maksimal dan komponen x bernilai nol. Dengan
dengan orientasi antena-antena tersebut. Pada
pada
2.4
IMPEDANSI MASUKAN
'
Pada interval waktu Tl4 < t <T/2, komponen x mengecil menuju nol,
sedangkan komponen y membesar kembali, tetapi ke arah negatif. Hal
orientasinya ke
nerima,
antena akan
HqI
EnV
(e) P,
Pr,
g:
-90'
berbentuk sinus, dan antena 2 berbentuk kosinus. Sehingga yang terbentuk nantinya adalah polarisasi sirkular ke kanan.
34
35
di [MA09]. Di sini
Gambar 2.1
maknanya.
---Z,r- Zu
Zlno+Z
sebuah
:rutcrrir monopole yang dirancang pada frekuensi 2,45 GHz. VSWR dari
,urtcna ini ditampilkan pada gambar 2.l2.Ketiga gambar ini ekuivalen dan
l,isa saling dihitung satu dengan lainnya dengan menggunakan persamaanl)crsarnaan (2.15) dan (2.16).
(2.14)
=2olodrl
(2.1s)
Selain dari itu dalam mengkuantifikasikan besaran refleksi, bisa digunakan rasio gelombang tegangan berdiri (Voltage Standing Wave Ratiol
t+lrl
(2.16)
t-lrl
Frekuensi [GHz]
Dalam aplikasinya sebuah antena sering dianggap telah merniliki kinerja refleksi yang bagus jika fuktor refleksinya raa I - l0dB atau
(10 ?i, energinya direfleksikan kembali ke pemancar) dan
l"l<O,f t6
vswR < 1,92.
2.5
rl
23
ii
lr
45
FGk'FnsilGHzl
aplikasi tersebut terlihat bandwidth sekitar 350 MHz, yang bisa dikatakan
cukup lebar.
36
37
-<-T--x
.1
antena
u I traw
ideb arzd
,{
t,--4",r
*ffi
\tf,j/
/lL \'ir0,x
dengan bandwidth sekitar 4,7 GHz. Antena tipe ini dikenal dengan nama
(UWB).
,#.
A/\ l,/\a
L,l---+*<++t
\A-XS{I
/ /\r\Thz- \r'\
v-tj-v/
fi,0'l
I
\L-l
I
I
,ri
FkreBi lGHTl
2.6
-oo0oo-
DATASHEET ANTENA
Berikut ini dilarnpirkan sebuah datasheet dua buah antena dari perusahaan Kathrein.
Eurocell Panel
T-ad6-l
Vertical Polarization f-rr-l
Half-power Beam Width l--6s"*l
llNTHrlEIN
Antennon ' Eloclronlc
737 547
870
- S0
MHz
1/dBr
Halfewerb6am widlh
(2x{3
H9lano'65"
Eolane 8 5'
ffi 6der)
s0 wat (at50 rc ffibrmt b@oratus)
9kg
u0
N lat 150
200
J8
[dh)
kdh
39
Persamaan MaxweII
dan Solttsinga Pada
Antena Kecil
3.1
PERSAMAAN MAXWELL
al = ll?"+ 1ofi) aS
$n
s
r(s)
ai =-ffV-+
{E
s
r(s)
lr|l
aS
(3.1)
(3.2)
IIIp"o,
(3.3)
as=lJIp^a,
ffE
v
s(z)
(3.4)
ffb
S(r')
as =
diferensial,
(3.5)
(3.6)
Y-D=p"
(3.7)
Y.E=p.
(3.8)
di
lainnya. Operasi vektor seperti curl, divergensi dan gradient, serta integral
volume, integral permukaan tertutup dan terbuka serta integral garis
tertutup dan terbuka merupakan hasil kajian dari disiplin ilmu matematika,
khususnya analisa vektor.
J.
a)
b)
Camtrar 3.1 a). Medan magnet akibat aliran orus listrik di sepanjang
kowat b). Medan magnet pada kawat yang terpotong (celah membentuk
kapasitor).
listrik
"
= IIi ".tlS ,
yang
dalam kawat, yang menghasilkannya. Jika kita amati gambar 3.1.b yang
menunjukkan kawat yang terpotong, yang membentuk struktur kapasitor.
Di ruang antara kedua elektroda, yang diandaikan terbuat dari isolator ideal
(dielektrika tanpa kerugian), tidak ada arus listrik. Tetapi, pengamatan
menunjukkan terbentuk juga di sana medan magnet, yang juga berputar
Anteno: Prinsip dan Aplikasi
v &xfr>v.i"+iov.D
Persamoan l{ioxwell dan Solusinya pado Antena Kecil
43
Sisi kiri persamaan di atas menurut analisa vektor pasti bernilai nol,
sedangkan term ke dua di sebelah kanan bisa digantikan dengan persamaan
(3.7), menjadi
0=V.J"+ jap,,atau
Y-J" =-
jap"
matan proses induksi, terbentuknya tegangan (integrasi medan listrik sepanjang garis) akibat perubahan medan magnctis induksi B (di sebut juga
yang kontinuitas.
Dnt = Drz
Brt
E,r=
l0)
p,
B,r=B,r=0
Medan listrik tangensial nol di permukaan kedua ruang
adalah permeabilitas
Eu= E,r=0
= P,
E,z
Kasus ke dua adalah bidang batas yang dibentuk oleh dielektrika dan
(3.1 1)
Bnz
H,r= H,z
B=lLH
batan gelombang.
(3.
(3.9)
D =eE
l{,1t
,t
!l
it
''
t
I
45
Hu=J"
Wayah
Bot = B,t
Drt:
et,
Ft
kan dari sumber-sumber elektris dan magnetis tersebut, yang pengamatannya akan dilakukan secara terpisah, dan setelah ini dikombinasikan untuk
kasus,
Wilayah
Bil=Bd2=0
Da=0
6r ,
sumber
sangat sulit
(I)
Besoran medan
ltt
D,2
lffi wuwnz
fi E,,=6r=6
Metslideal
n,,=o
?it='-,,t.rmukaon
'
'///ttt7777arrrr."
a)
Vl.
b)
Gambar 3.3 Kondisi bidang batos untuk a). Dua witayah dierektrika
b). Dielektrika berbatasan dengan metal ideal
3.2
tersebut. Di
bagian berikut ini, kita akan menampilkan potensial-potensial
yang dihasil_
46
p.
(i ,
=0,
(3.12)
y xE = _i:oil
(3.13)
V.E=0
(3.14)
Karena divergen dari curl selalu bernilai nol (dari analisa vektor),
maka medan magnet induksi di persamaan (3.1a) bisa dituliskan sebagai
hasil curl dari suatu vektor yang tak dikenal I ,
=y
x)
(3.15)
di
persamaan (3.13)
yxE
=-iai =-7oyxZ =
v"@ +
irl)o
47
Dari matematika juga dikenal curl dari gradien selalu bernilai nol,
maka argumen dari persamaan terakhir di atas bisa dinyatakan sebagai
gradien dari suatu skalar yang tidak dikenal rp,
auge).
t)cngan demikian dari persamaan (3.17) didapatkan
E+i
(3.
l6)
diketahui, maka dengan persamaan (3.15) dan (3.16) bisa dihitung medan
elektromagnetikanya. Step II2 di gambar 3.4 telah kita dapatkan.
v .D = e"
"
rv (- iatr-vq")=
p"
.rov.
A+Y'<p"=-y
rrl'ePQ,
+V'9,
=-y
Atau
-?
ini
(3.20)
; + yrep.p, )
(3.17)
e,,
telah dilakukan
pembentukan gradien dari potensial skalar itu, dan ini telah cukup menurut
Y.A=-,rorpq"
p"
Persamaan (3.20)
"
48
ey .E =
Y'g, +lo'e4q"
jtuileE
A, jika
listrik diberikan.
(3.1e)
Y'7+a'eP4=-VJ"
l:VxB
=J"+
p
condilion/
(3.18)
menjadi
yxfr=itl,D
(3.21)
vxE-*i,,-ji.l'i
{3.22)
V'D=0
(3.23)
=-! xF
fr=-jtr,F-Vg.
Persamoan Moxwell dan Solusinyo poda Antena Kecilil
(3.24)
(3.2s)
19
V .F = -./os pq_
(3.26)
didapatkan persamaan-persamaan
potensial
(3.27)
Y'q^+o2e llq^=-P^
p
(3.28)
3.2.3 KombinasiPotensial
Secara umum medan
-J-, ;)-1o,.
-ia)
" -r((.ut,
) t,
(3.2e)
"
, r I
Y2
A- + k'
2,
--
(3.31)
-ltJ,.,
kerapatan arus
YzA,+kz A,=-pJ".,6(i)
yang artinya, sumber diletakkan di
.26)
(3.32)
titik
asal. Pada
titik
selain
titik
asal
/ + 0menjadi
rl*1v,;
=-i,'F-r(-J-,
p
p
(3.30)
\rrre
3.3
(3
YzA,+k24,=o
(3.33)
SOLUSI: POTENSIALTERRETARDASI
Setelah mendapatkan persaman-persamaan diferensial berikut
Y'7+a'epi=
V2<p"
+o2e
trL(p"
-li "
(3.
=-P"
(3.20)
le)
t
V'F+co'epF = -Ei^
(3.27)
Y'g^+rrl'epq. -
(3.28)
-P,
p
a)
b)
Gambar 3.5 a) Arus listrik di titik asal, b) Arus listrik di tilik v'
51
Untuk mendapatkan solusi persamaan (3.32) diamati dahulu persamaan (3.33), yang pada kordinat bola berlaku
kz
;'
* o' n'
++(,'
' =s :)
dr )
r'dr\ +).
k2
A,
+*k,
dr-
+(,,
dr(
+\.
dr )
Se
A,(r)=Y!=-'eio'
+It r
Jika terdapat komponen vektor lain dari arus listrik, akan dibangkitkan pula vektor potensial magnetik dengan komponen vektor tersebut,
schingga secara lengkap memiliki bentuk
j"
.'-tr'
4nr
zo\ =l'
(3.37)
Demikian juga halnya secara analogi fisikalis, jika sumber arus tidak
tcrletak di titik awal, tetapi di sembarang
k2r2A,
(3.36)
=s
tr(r\=wj"."-'oo
(3.38)
4nR
p = rA, menjadi
clengan
p=o
= lfrl =17
-/'l
titik
sumber ke
titik
peng-
amatan P.
besaran asal
sumber arus pada waktu yang berbeda (waktu sebelumnya). Hal ini terjadi,
(3.34)
dari sumber arus itu) dirasakan setelah beberapa saat kemudian. Secara
phasor, karena kita menggunakan sinyal harmonis, itu bisa diamati pada
pergeseran phasa pada besaran-besaran yang menggambarkan gelombang
fisikalis, nilai C,
elektromagnetik ini.
o-ib
A,(r)=Ct':-;+Cr':-;
o+ikr
dikenal dengan
Y2V
52
=-
(,)
:+ V =J-P I
4ner
(3.3s)
53
t,l,'
:rrrr',
'., 1:rrrh
rrr
i(,)=f"ll
*$F#
l,
-yl,-r!
-,'l
dv'
(3.3e)
rt
oP
i(r').dv'= i s(l')'da'
integrasi radiasi di atas menjadi
p
)G\=
\/
4rti1i'(7',)e-iolu-u'l
li_Fl
oo'
(3.40)
Dan untuk kasus satu dimensi (sumber pada garis di gambar 3.6c), dengan
(, '). dv' = I (i
')
.a
7(/)
OiseUut
(3.41)
- l'l
54
dengan mengandaikan
jang dl '.
I -+ 0,
maka
e"- ikr
55
AQ)=
(3.42)
= A,cosOcosg +
=
-A, sing + l,
l,
cos0sing
- l,
) ,2
\"
,(-u.+.;)+sins
a$)
(3.45)
atas
4
4
irrrc (4n
.[r
A, = A,sin0cos<p + l, sin0sinq + l,
cosO
sin0
costP
irntcna (far
A, + 0
field region).
. tr - -e-jo'
A. -:-.1./.-cosd
'$tr
(3.43a)
A*=-+'1'l'e'
qIE
sin*
(3.43b)
Dengan
111
laku , )) , )) -, untuk medan magnet
r-r-r
! ,,
r
Aq
=0
(3.a3c)
nilai F = 0
:+'r
4n
r ( i**1.]
\.- r)
4'sin$'
r
atau dengan E =
56
E+i
+.V
Joe
(dengan
d*= H*'d*
(3.44)
(3.46)
listrik
= f-.. r . t.
41t
+."-'l
iuoe r'
p"on). d, +sino.
du
(3.47)
Yxfr -./os
dan medan
karena
n =L.I.t.+.sinr).2 e
41r
r'
fi . Perhitungan
Transpor day a (v e kt o r
P oy n t i n g)
wtlk
fi e I d adalah
- 1=:ExH
2
::(+
rt
"'
z\an -!-.+(2cos$.n,+sine.zsl
r'
_tcos
n ea
)
57
.[*,,#,,,*,*)
s
N4 c
sint)
+sin e.a*)),(srn
s.a*)
imajiner, sehingga
"" ne]S)=
0 : di
nearfield
daya
fi = +. I r."
4nr'
t*
E=
aa
ik,
(3.48)
tu'
(3.4e)
.sinrl. do = Eodo
(3.s2)
=
a,
)z,lu *l'
maka juga
.sinr!. d, = Hrd,
r."
+]-.,
r
4tt arc
- : I - -*
.S
-ExH
2
t
r(L.,./.l.sins)'a- 2""14n
r
tlrrri dipol Hertz ini tidak tergantung dari sudut {p, maka dipol Hertz
I re rs i fat omnidireksional.
Medan magnet dan medan listriknya saling tegak lurus dan se-phasa.
n p unyai ketergantungan dengan I I r terhadapj arak dan ketergantungan
Dengan
Zo
maka
Iu |r={;=;r/Fe
difarfieldberlaku
Eu = ZoH*
r,lJrre
(r)t
ot
(3.50)
(3.5
l)
P, =
))nejs|.aa
secara vertikal.
Pada dasarnya bidang integrasi bisa dipilih secara bebas, tetapi kare-
(3.s3)
58
(gambar 3'8)
Dengan elemen luasan pada kordinat bola
ffi = 12 sin0
,,
dO
d<P
04.
o2
d,
0
n_2
:["[ir.(*, r !,i,s)' u,
{4
{E
"sinededrpz,
-t
{8
l5
*,
--Lr(k
,-'loi''
dengan sin3 O =
')
,)
=i'.(* ")
'T _
sas
dipol Hertz
Gambar 3.9 Diagram radiasi tiga dimensi
,r=lr.l*,
'r
J arp'Jsin',
0.5
," il-3cose+1."'r*],
^8
21t. -
zU\fi.t.rY'
(3.s4)
rzn
dipole Hertz
Gambar 3.10 Diagram radiasi bidang vertikal
(3.55)
p(s,,p)=
z,(r
.t .*)2
1sin2 s
ll2
Pada
sin2 8ro.r",
2
jadi beam
12*
=II2
=+
gso"/.P
-- 450,
(p(f,q))."* = 1'5
1 +
1!
= !Q0' dan
Selain dari itu kita juga bisa menghitung resistansi radiasi dari dipol
Hertz. Dari daya pancar yang didapati di atas, maka dengan
r, =)r2n,,o
(3.s6)
.sin9.d*
n, =!]t(
+TE
cose,
dan
io-lr,rl{a..irs
) r-
H* =0
PADA LOOP
HERTZ
to.L\*.
r) r-
I
Hn= r.o' (!*
4rc \r
E=r-
(3.57a)
(3.s7b)
(3.57c)
#('u.+)+sins i,
(3.s8)
Nearfield regionz
Sebagai pasangan dari dipol Hertz adalah struktur antena yang terbuat
dari sebuah loop kecil yang memiliki radius a (a <<)") yang ditampilkan di
gambar 3.11. Sekarang, sebagaimana halnya dipol Hertz kita juga akan
rnenganalisa karakteristik pancar dari loop kecil ini (loop Hertz).
..
->>
r lk
:
H
2In a2 e-jb
rt.
=::-1
hr
cosd . d"
.smd .au
+ ITE_a2 e'jb
4It r'3
(3.59)
dan
i_
.r(De
Ina2
-"e-j* .sin0.i*
";* k'
,
4It
dun
r'
Farfield region:
..
lK
-<<
r
Gambar
62
3.ll
)'")
(3.60)
FI
IT.o'
=- 4Ttr"
*,
{.sino
.d,t
-ikr
ltt t! 2
9:[,= - - . jae 4n tot r
= Hudu
sin d.
dr = -Z,H
(3.61)
od*
e.6z)
ttnfttkfor
fi
Id
Au
"f
(q)
=t
(q) +
A,.* f
E4
3rp
3A,
=o
=o
D<p
clan dengan
adalah:
\z
S=
lo
tt. =
)z,ln
rl' a, =
ir,($
r, 1..1,g
r)
(3.63)
oA,
=
a$
,,
=)r,(#u)"!!sin3
sdsd<p =
rz
,?rz,(o*)a
(3.64)
Resistansi radiasi:
*,=?=lz,@rcl
Y.l.l.n-'*
r "o.sl)__p.1./.r,*'rin*
\an
a$4nr
(3.65)
ry'"n)
*'
'
''e-'Jt'sin$+
,'(io.11 4 sine'd* =Hq'dq
, =l',
4n [" r) r
*=i|(ir'*,'
Apendiks A Perhitungrn
fr
dan
9,
komponen
E= | .[ r
')
a(H*'ins)
.r--!a('ar) 'ot=
, A, )
Tore [rsin9- A9-'-'
.i[*# -#),'.i(ry-*)u
dengan spesialisasi dari hasil integrasi untuk dipol Hertz di atas:
*'o,
/ole
| [a(4.hs)-au)rv*tr=rsin$\
aS A0 '
Aq
E=
=0
a(H, sin
s)= 1
rsin$ AS
r .t
r) r
0S
t(ir.!\+coss
=+r
4x \- r) r
Persamaon lAaxwell don Solusinya poda Antena Kecil
65
LaQu)
r 0r
,(('r.:)
:!.J-.r
.r.
r4n
"
trr)
Bagaimanakah arah
r isualisasi
dr
7'
berikut:
:(u
YV!.)=1.,r
r
Or
r 4fi
r t.(
.
d.p,
-*-i)"'.
dan dengan
*r-Z-+),-.,?..sins
r
= -sin<P' d, + cosg' d,
r')
dl'= a dq'.
di
kartesian
t.
i =rd, =rbin0.cosgd,
+sin0.singd,
^_'\
+cos0d,)
E=-J-(+,
Troe
[4n
l4n-,
r .(
(-
+
('io.1l
r ) ,2
,.(
1,'
cose d.
l,
-,
^lr'
+ a2
-27 - V' ,
l; -;1 =
=@
)G\ = t,
o'i(-
4n
i, "'
)'-'*.fffi(*.il
*'a, * to'*'u,
,lr2 +rz -2arsingcos(g'-<p)
r.,
7=A,d,+Adu+A*d*,
yang mana masln g-masing komponennya bisa ditentukan dengan
A' = tr'a'
A -' uI a2F
' 4rtn
I
Gambar 3.12
'1' =
56
Persomaan
sin g'
d,
-d
"
cos rp'
d, . a,)
e-
io
7'd"
67
n"=#[
(-sing'd,
.do
+ cosg'd,
.d
o)e-ik'!'i"'-z'''""0"'u'-' de'
r)
r' + a' - 2 ar sin Ocos(g' - g)
",!
A, = tr'a,
o,=#[
-zfr
Ar= Pta I
|
r= =\--i*tlii-z,,tinzrcos(9'-q)
- --'""'
(-srnp'a,.aa+cos(P'ar.a,)e''Y
+ o' - 2 ar sin ocos(g'- g)
^lr'
dp'
Selain dari itu untuk menghitung hasil kali vektor satuan di kartesian
sintp
d, + cos0
= -sintp d, +
d,.d,
=sinOcos(p =sin0
'F.a.ql:
aa
4n
2f
Jo
,lr'
+ a2
68
- -sinq -
-2arsinOcosg'
o'*-
- ikr
- sin0 d,
dr'd, =sin0sintp =Q
*r'
au -Lur>t'u'vstv
o"." 9'
-z r,
"i"
de'
-2arsinocosg'
dan
"-n{7
.f (a = 0)
dr'du =cosdsin<p=6
.oq
f(a)
a(f@))
- Y,[7
(D'e-r^^t'
sinrp'e
^'f; sin
*"'-z*ti"o"tO
Fungsi
0a
d,'du =coSOcoS(p=cosO
A., --
i,
d,
dan
= 0 berlaku:
uIa
A,=
cos<P
de'
o""r9'
-2arsinOcostP'
Jadi dengan
a,[r+ra*"
4, I ,'+a'
Z.p
cos(pt e
jk
=
12 +a2
-2arsin$cosg'
"-
,2 +o2
r-;-
Substitusi p = rl 12 + o2
- 2arsin Scosg'
- 2ar sin$cosg'
a(f@)
.ap
0p 0a
0a =of
af _ a (u,*1_ - iip.e-itq
ar-orl , )-
p2
-"-ir'P =-(
,o*rl'3
p) p
a-rsin$cosg'
0p
0a ,lr' * a2 -Zarsingcosrp'
--:
a(f @)
oa
=:-r
= _(
,0*
f'lal.
\.' p) p
rsinecos<P'
69
untuk
a:
= p:
r,maka
4Jll
oa lo=o \ ,0.1).1
r) r
- rsin Scosg'
=_(
[;*
t\
-.l
;)+.sin
karena
scoss'
Sehingga
sin scos
p,
o*=#o(,r.i)*sin$
Perhitungan komponen
sama, dan hasilnya
r-''
r
s'o"a
)a'a'
70
rsin$ 4n (.'
) r
=*P(,r.:)+
*
i)''') ,,,*
y04)
'(('o
-1ur,,'
cos$
.')
=-)"-i*
-ir(
" (-i**1),-,,
r)
r'
=-(L*
\r
jk-k"\4r
)
=-#(l*,0-*,,)"t
I na2
- 4T. ( to .!\*.
r) r'
\
2
cos$. d"
* tn"2 (! + jk-t'r\nt!.sins.ze
4n \r
)r'
sins z*
69
rdrr{nAr
.'o,rv
rin s
r#(,0.)+
uq']'n)
x)=rsin$
I = aS a,-!aV!o)
' r 0r r,
r a(4sins)= I y!!t_l ,o *!\"-to'. aGin2 s)
0r
sehingga
: A*dr =
hunyumemilikikomponen tp
'((r.r)'
Ar=Au=Q,
rsin$ ag
Maka
FI xa2
4^
l, rt *, 1)
'1p=
4n \t," ,)
=j-YxA
tl
-/rr
f * { *,(io . :)+.
,ins
n,
=2t
$, dan
!o' ( ,o - !\r!.cos
4fi
r) r'
\
Ho=
o
4n
'.*".rrng
) ,,
(_ ir,, _L*+.4..l,-'n'
=_l_ (_r!t
r r- r") r
+Tt
,r0rt [
I
\
2Ira2(.. l' -ikr
r/ r'
4Tc \
)
.,'n s
p=J- @( io .t-){.sine.d,
47t\
r)r
"/('l)
-l
E-_.YxH
.oo0oo-
jae
Dengan
He=0,
Ils * /(9),
H, * "f (<p)
dan
r( 0r -9!'\u
aS, *
Yxfr =!(a('u")
la(.H*)
r0r
_t
r4n
Ina2
,(G.'r-u,)*)
.sin S
0r
,((i . +_u)"'.)
=?
* _,
5)"-,
t a(rrrr)_ tna2 ( :r3 t2 . zit . 2 \
io
r(i. + -r,'),-i*
;tr=-;[- -;.f.;)';'^n
t aH, __ztna2
r dS
72
-rrz
(**l)r
4n ("
1'..ins
r) rt
Persomaan
lloxwell don
73
Antena Kawat
Antena dipol atau monopol adalah jenis antena yang paling banyak
digunakan dalam aplikasi komunikasi tanpa kabel. Aplikasi pada penerima broadcast, yang pada penggunaannya tak rnementingkan di arah
sudut mana penerima terletak, maka antena jenis
4.1
DIPOL PENDEK
,.
I(z')
[,
Sehingga dengan analogi dari bab 3, medan magnet dan listrik pada
-T)""*ko<z'<L
*
24n
fr =+
(4.1)
,. (t*l)""r"k-L<z'<o
(4.3)
'
dan
0, sin(x) = 1;.
:!_
E = Zo'H*'du
9.4)
=+(*\r.
(4.5)
diberikan. Pada dipole Hertz dan dipole pendek, resistansi radiasi berbanding lurus dengan kuadrat panjang per panjang gelombang. Tapi harus diingat, persamaan (4.5) ini diturunkan dengan asumsi 1150
Resistansi radiasi
1ll0
dengan
nilai efektif arus. Sehingga hanya merupakan besaran banhr saja dan tidak
memiliki makna seperti halnya resistansi pada umumnya.
Impedansi masukan yang dibahas di bab 2 yang memberikan pengaruh penting pada kondisi refleksi sinyal bisa dihitung dengan bantuan re-
AG)=!*{u
24It r
(4.2)
Zr=
sama. Yang berbeda adalah faktor %pada vektor potensial magnetis, yang
<l
({)
roa
sin21n//1.1
(4.6)
Antena Kowat
n,,=;_1tdlx.)
(4.7)
o=t(ffiI2"
'"
6a ( sin(
Pada interval
20C)..21o.
20
si,@
tA.)"'
akan
'I=+
V .P
D'='
31
2
l<2)
(4.8)
f\
Dengan mengandaikan, jika kawat saluran transmisi ini dikembangkirn, dibuka saling menjauhi satu dari lainnya dan distribusi arus di sana
ridak mengalami perubahan, maka dalam pembahasan pada antenna dipole
panjang juga bisa digunakan arus yang bisa didekatkan dengan fungsi si-
(4.e)
I(z') =
,.,'"[o(1+,')u,tut - !-.,'=o
Distribusi arus pada antena simetris, arus yang dikirimkan oleh generator ke suatu arah tertentu, akan kembali dengan arah yang berlawanan, di
antena arus ini akan bersuperposisi secara konstruktif untuk menghasilkan
medan jauh.
Di
Pada panjang
l=3?yl2 kembali di tengah antena nilai arus maksimal, pada panjang
I = 2)"kembali arus di tengah nol, dan pada panjan g 3?" I 2< / < 21, arus
di tengah antena memiliki nilai 0 I I I I o. Distribusi arus pada antena
pada kenyataannya sedikit berbeda dengan pendekatan di atas, tetapi untuk
rnenjadi nol
bisa
Dengan diketahuinya arus pada antena, kita bisa melakukan perhitungan vektor potensial magnetis dengan integral radiasi, dan pengama-
tan akan kita khususkan pada medan jauh. Persamaan (3.41) dari bab
kembali dipergunakan di sini
(3.41)
dengan
d,Q')=d,
sumbu z
di
l,
-,
r'cos0)"
=r
ini
dan listrik dari dipol panjang bisa diambil di apendiks 4.A, yaitu
lf -l]=,
(4.r0)
He
dl'= dz'
Dan distribusi arus
.I(/')
kan
dengan k
)(,)=
*r,(' {,',((i -, )
.
"-j"('n'*"f) 0,,
j,'*[(:.,'))*:'*')
=+
Hr='r+l
r 1.oro'l-ro,
sinO
Eu = Zo. Hr
(4.r r)
(4.12)
80
Antena Kowot
1",
81
fokus, yang ditandai dengan diagram yang menguncup. Hal ini mengindikasikan beamwidth yang mengecil dan gain yang membesar. Jika dipol
terus diperpanjang, untuk 1,2 l. diagram juga semakin menguncup, tetapi
terbentuk pancaran samping (side lobe) yang menginformasikan mengalirnya juga energi ke arah tersebut. Dan jika terus diperpanjang, side lobe
tadi akan membesar, sedangkan main lobe mengecil, sehingga terjadi perubahan arah pancar utama dari antena dipole ini.
hptrw
0,01
0,25
90"
0,5
78"
0,75
64,
1.0
47,8"
1,2
87'
s=1,.(*lrL
I
,r 1.or,} l-.o, |t-
sinO
82
?,".
P,
Antena Kawat
83
"or{
,L"orD
7t-
,Mode
]',',,,
P,
= L4nz.r.'
i#
["o,(n f
.o'o
)-'"'('
* )'
R,.d =
,[:[:'-]-:f"ll'
"L
sino
D(o,e)=ry=
Zf, t tj1
350
s
300
ini
400.
Resistansi(Cl
i#[.".[,
f .oro
-costE
sinO
250
-'
D=
200
150
100
).
samaan (4.7)
"'
panjangnya.
Rroa
"in-
1.
,t
sin'(d I 1)
Antena: Prinsip dan Aplikosi
Antena Kawot
85
l);rya pancarnya:
P=)-2.r,'i#*"(1*'up
direklivilu
R,.d --
(dengan
z.i#."" (;*, o) o =
3{l
Z"=120n{l)
I)irektivitasnya:
panjang anlenna
dalam ),
D=
on,
r 1I
1l
l_cos.l "l _
{sinO l2
[;'"'u)'u
o=A
2
')
D^= --i-=1,644
' 0,8219
terutama pada saat resonansi. Karena alasan di atas kita akan secara spesial
membahasnya sekarang.
Untuk menaikkan direktivitas atau gain dari antena kawat, seringkali digunakan dipol reflektor atau direktor. Dipol reflektor adalah kawat
yang diletakkan di dekat dipole yang diberi sumber (driven dipole) yang
bertugas merefleksikan balik gelombang yang mendatanginya. Sedangkan dipol direktor adalah kawat di sekitar driven dipole yang bertugas
meneruskan gerakan gelombang yang mengenainya. Antena yang menggunakan biasanya sebuah reflektor dan sejumlah direktor contohnya Antena Yagi-Uda. Jenis antena ini digunakan dari frekuensi 100 MHz sampai
ke beberapa GHz.
Hq
I^ e-jb ["o,
t2n
r
.
t-
Eu =
86
lt
^ Il-coslIn:
:cosd
12
sind
Zo'H*
Antena Kawat
tlircktor 2 ke direktor satu di besaran 0,251" dengan gain 10,6 dB, seperti
tcrlihat di gambar 4.10.
kecil dibanding
(= 0,47 l") sehingga memiliki impedansi
dengan
Perancangan dengan jumlah direktor yang lebih banyak bisa diteruskan dengan cara yang sama.
n'u
el
l
,.u
6'
E
8!
cl
g, u[
driven dipol
6.5
Direktor 3
Direktor 4
6L_
0.1
0.15 0.2
D, in
0.25
0.3
0.35
tr.
Direktor.,*":#T;-':::r::;'S"oo"rearahanyang
baik. Panjang director sekitar l% lebih pendek dari driven dipole.
Gambar 4.9 menunjukkan pengaruh jarak direktor I ke driven dipole
terhadap gain antena Yagi-Uda dengan sebuah direktor. Lokasi untuk gain
88
1,,
Perhitungan antena Yagi secara serius bisa dilakukan dengan software seperti NEC2, Wipl-D, FEKO, dsb. Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca lebih lanjut di bab 13 tentang metode numerik di antena.
Antena Kowot
89
.l',.
+f:,,)+
I ,'o))
[z
7G)=l*eau.
24n r
listrik dan
magnet dipol
panjang
Kembali dengan menggunakan persamaan (3.41) dan persamaan
arus (4.9),
0.15
0.35
0.2
D2 in ),
A(,) =
0,156?u
dipole pendek
Untuk perhitungan integral radiasi kita akan melakukan pengandaian yang akan mempermudah perhitungan, yaitu dengan menganggap
lf - f1 = r untuk pengamatan far field, sehingga dari dengan menggu-
lr-r1
)
dengan pengandaian di atas,
integral,
z(r) =
x)
--(it
-+y''.
j, (' .
i,'.[( i.,'))
n'* *'o
d,t
"ikz,c.so
r,'Y
Jsin(a
,r'l
r,(i,,,(_[i _,,)
bx). e"'dx =
#V'in(a
+ bx)-
b cos(a+ bx)l
Maka
i$)=t:!.
+r
',[lr#X*[,0-"'*[
r(i-
'
o*'(o(l-')),
'')).
-|,ffi[lr.*o,i,[r(i-,,))_-*,('(i-,'))1-,,,}#
+Y')+
Antena: Prinsip don Aplikosi
Antena Kawat
91
;(r)
* *#lr
u,
[rr
"o,
o,
l"'"
- (- rr
"'r
^(r
*, u, (*
!). o*.(- ;
o"-
ui*"
"l*
i =j
'
Sehingga
n =j
z(i)=*,o1'_;lr,"'*l*"o+7/ccoszrsi"(rl)-r"*(ri\+r"
wtukforfield:
*#[."'(or*.o)-
*'(r
i\+,.
dan dengan
Di kordinat bola:
A, = A, cos0 *
/(g)
Ac
Eu = ZoH*
=o
L
L(a("q,) -ae.1=lvr7
= p.[
Er ao )'
!
function
d(rAo)-'[-'t*o,.,,r2[0"-i""'..,n*"""(01)-o*-(o;)]+""'l
0r
=-
.,,ri"*o + ir
+
_u(* r*olo
ao
uu,
"'ru"'.'
;r
cos
cos
HH: (cos
BW=beamwidth (LL)
0. 000L :pi;
0:
).
/sin (theta)
IHmax,pos]=max(HH);
dr
# + F#,il*
thet.a:0.
HH=HH/Hmax;
osin(-l)- * *,1-
resin(*
.,0 *, o,^(o
; )-
r)-
*,(o
r)]o$l
i)1"
","(o
posmax=theta (pos) ;
ii=1;
dif (ij-) =abs (HH (pos+ii) -0.5*sqrt (2.0) \ ;
while dif(ii)>1.0e-4,
ii=ii+1;
dif (ii) =abs (HH (pos+ii) -0.5*sqrt (2.0) ) ;
r\{
end
pos_3dB=theta (pos+ii ),
",,
o)
ao
function Rrad=radiation_resistance
(LL)
N=L00;
aA, _ p.
1" 2
de1
e-ik'
a?, 4n k' r
func=0 . 0;
for ii=1:N,
92
* #lr,
tatheta=pi /N;
theta=del-tatheXa / 2. ;
"'o
* )- "". (r
+\+ r,
A=cos (pj.*LL*cos
B=A*A/sin (theLa)
func=func+B;
theta=theta+del-tatheta ;
end
Rrad=50
.0*
func*deltatheta
-oo0ooAntena Kawat
93
Antena Arrag
5.1
PENDAHULUAN
rnemiliki beamwidth 78o, atau dipole dengan panjang lambda 48o. Antena
yang memilibi beamwidth lebar akan memiliki direktivitas dan gain yang
relatif rendah.
Pada komunikasi jarak jauh digunakan antena yang memiliki gain
yang tinggi. Dengan gain yang tinggi ini, bisa didapatkan nilai Equivalent
Isotrop Rodiated Power (EIRP) yang juga tinggi, yang akan menjamin
jangkauan (range) yang lebih besar.
antena tersebut, makin banyak pula side lobes-nya (bab 4 antena kawat),
juga masalah yang berkaitan dengan mekanis dari antena yang terus membesar.
Antena
Iz =
1."'*
- rp
I. e', (I:
ngi/menghilangkan).
<p)
Antena
a.
b.
c.
d.
J.
4.
5.
96
-I
-I
2.
Dengan medan listrik dari dipol Hertz untuk kondisi medan jauh
yang diberikan pada persilmaan (3.49)
Antena Array
97
Eo*,ouo=fi2
, , +.sind.dr,
(5.1)
=*r,,1+.sin
4nl-t12)
Dengan mengandaikan
titik P berada di
-I
-I
diambil pendekatan seperti pada gamba t 5 .2, y aitugaris-garis dari masingmasing dipol Hertz dan garis dari titik asal menuju ke titik P secara paralel,
atau
8r =Oz =8
Gambar 5.2 Pendekatan medan jauh untuk perhitungan medan listrik di
titik P
E=
u
-
(s.3)
)""""0
r,2
= r--cos0
d
"2 +f cos0
r.t = r
(5.5)
, =*, , , +.sind.
Pada hasil perhitungan
(5.6)
)l
z]au
fin
)
,,
aol"'(oi*'*t) *"-'(ri"'*'))
=*,
4nr"[., +.sinee.
di
ao.zcoslr&cdcoso+
B)
(s.7)
E=
98
(5.4)
rr=r2=r
+-
4xl.'
--Lz
Anteno Array
Eo,oo,
r",,,' AF
(5.8)
99
I
,"lran Eaipotuno seperti di persamaan (5.1) yang merupakan
.karakter
- dari antenna
penyusun
AF = z"orllra
Jadi
rl+ B),
"os
densan
k = 2n I ).
, = {( r* 14.oro
)=, *la.o.o
2r -)"2-uu
Contoh 5.1
Lakukanlah pengujian pendekatan jarak
r,
dan
r, di
atas untuk
, = {'-14.oro-).z"uu
)='-1a.oro
( 2r
(s.e)
x),,
Il
Jawab:
lil;,
,1,#;I::X-$iengaruh
di ampritudo, yaitu
t/r,
atau
t/r,,
dan
P(r, $,q)
d:
= I).
lt = r -dcosO =200m_0,5 m:
199,5 m, maka
l/rr:0,0050125
m-rdan
12
=r
+-dcosO=
200 m
l/rr:
0,0049975 ma,
sedangkan
I/r:
Q,QQ5
6-r.
,, = b, + Q t zal
memberikan
pendekatan
2r.t / 2d co,
g jarak
ol', ='('-l"o"J"
t@
Antena
1g0".
Arroy
rcl
T
Contoh 5.2:
Diberikan array seperti di gambar
5. I , tentukanlah posisi
Uitu nol
jika
E r,*,
c.0=-n12
antena penyusun
array ini
atau
AF
:0
Jadi pada
t} = 0o dan O = 180"
AF = 2"o,(o
atau dengan
=I,
l"o,
o.
+)=
l\
l'. ,f
dengan
l2'.
makacoso
-, : o(,.;)
-1, cosO =
-1,
+
atau O
cost = 4n +3
= 180'
(E*o,,Hertz = 0 ), dan
o
=z.or[f,.o, o.
AF
F = -n
Jawab:
c.
b.F =n l2
a' F =0
nol medan
9=n/2
+)=o
jika argumennya:
n: "',-2,-1,o,1,2,...
Jadi
lcoso *L =(r.;}r
a.
9=0:makacoso=
dengan n
{".*)
>l
atau
F=
-nlZ
b.
=r 12:makacos0+r=y'r*f') =+
( 2)
cos0
--
= 4n+l
0, cos0 = 1, atau O = 0o
Anteno: Prinsip dan A,plikasi
Antena Array
103
Contoh 5.3:
sekarang kita akan mengorientasikan dipol Hertz ke arah horizontal,
seperti ditampilkan di gambar berikut. Analisa diagram radiasi array.
-T
-,I
*
Jawab:
$=nlZ
fi=nl!
cos8.
Dari pengamatan sederhana ini kita bisa melihat efek yang ditimbul-
sedangkan AF memiliki bentuk yang sama seperti contoh sebelumnya, karena tak ada perubahan parameter pada fungsi tersebut.
9=-n/Z
=-nl2
terbentuk kondisi
Contoh 5.4;
Amati fungsi AF untuk jarak antarantena yang divariasikan dari)'|4,
X12,3?'14, dan
1".
Jawab:
Gambar berikut menunjukkan AF yang mengubah akibat variasi
jarak antara kedua dipol Hertz
1U
Anteno Arroy
105
d:?"
Gambar 5.3 Array linier yang terdiri dari N buah antena di sepanjang
sumhu z
Kepada masing-rnasing elemen diberikan arus pencatu yang mesama tetapi phasa yang berbeda, yaitu phasa yang
trf _f
- t
Iz = I 'ei\
I'=I'ej29
5.3
I,=I'"ib-t)9
Sekarang
titik
pengamatan
P di
medan jauh
adalah
fr=T
antena yang berdekatan sama, yaifu d, sehingga besar total antena adalah
(N- l)d
rz = r
\
106
(s.10)
Antena
-dcos0,
= / -2'dcos0
Arral
107
(s.11)
-("-1)'dcos8
(5.16)
'',(r)
AF =1.t,
a
"fi(kd
"i(kdcoso+f)
coso+fl)
+ ... *
(s.r2)
"iz(u"oso+0)
AF^ :
N.
"i(tt-t\ucosarp)
Dengan
:ftdcos9+p
AF,
(s.13)
l7)
(5.
menjadi
AF
: I * siv I
si2v
ei3v +
... * si(N-t)v
(s.14)
0.9
giNv
(s. l s)
DjNtt/
iL'-
erY
_l
-l
o.4
.Ntt/
J .
e ' -e
-tt/
iY
e2 e'-e
oJ
o.7
0.5
-l
Ntt,
0.
0.6
AF.eiv - AF-eiNv - |
AF -(eiv -1)= ei*v
AF N
J j
0.3
.NV/
-J
"
o.2
.tl/
J1
0.'t
ou
-'t
-5
AF="j('-'Eq
_-..r+
Gambar 5.4 AFNuntuk array denganN:
dari y
"'"15,
Dengan mengambil titik referensi di tengah-tengah array
eksponsial di atas bisa dihilangkan, sehingga
108
ini,
dan N
6 sebagaifungsi
maka
Antena Arroy
109
derrgan
n:4,
1,2,....
1
I
0.9
'r(5)=
stn v/
2
0.8
dengan
o.7
\=**'tE
Y =!m'2n
(s.22)
m: O,1,2, ...
Untuk n
0,
n:
sin6Y
0.6
o, jika
tcrpenuhi,
0.5
(s.21).
o.4
Posisi sudut
0.3
o.2ll- "t
tlZn=kdcos|+ 0
N
0.1
%'
6t
Array N Antena
o*,,, =arccos
dengan n
l++1.*
,*-e
6.23)
Contoh 5.6:
Untuk N : 6, tentukan ke arah sudut mana tidak terjadi pemancaran,
asumsikan seluruh antena dicatu secara se-phasa dan jarak antarelemen
0,5
1".
Jawab:
L ""[tJ=o
AF,,
=
,"N
(s.1e)
s3333
+]-n
',"[5)
n=|,2,3,4,5:V =t1rc
,t?n,X1n,+ln,
dan
,tr[*)=
"*,
o o"n*u,
'.[ry)=o,jikary=
112
syarat
,*(]).
*n'n= * =*#^
(s.20)
(s.2t)
Antena Arroy
o,.,
=arccos
[*+1- #
dan maksimal
0<yS2r.
[-;]
Di
n=
-l
r*-o)=arccos
n:3 :
dan
v =t(l +zfiLn
Oy,rr = arccos 1=
O*utr = arccos
0'dan
(-l)
= 180'
(s.2s)
Untuk N
6:
V,
;fi
b
Array N Antena
*n
2
memiliki nilai
n:
0, N, 2N, ...
Yq
o*u*=
***l*(xz*r-e)]
f)
=;ft
o
fl:0,1,2,
a
1
V, = ifi
z
(s.24)
dengan
=3,6652,
\I e = ;fr
.....
dari
Anteno Array
115
1
Tabel 5.1 Posrsi aproksimat if dengan peredamannya dibandingkan
dengan hasil eksak
Posisi
Side
lobes ke
approks.
1,571
0,2357 = -12.55d8
1,5125
2,618
2,6027
0.2392:
o.1727:
2.43d8
1,665
0,1725: -15.2619d8
0,1725: -ts.26l9dB
3,6805
O.1727 =
s.253odB
0,2357: -12.55d8
4,7707
0.2392:
2.43d8
4,712
Per6daman app.'
Atay
y:0.
Untuk nilai
N:
N:2,
sampai
.N
Hasil eksak
10.
Jawab:
\2
-l )=L sin(3x1,571) = I -l = _0,235j
AFu _t
6 sin(1,571l2) 6 0,707
' .r"(,Y)
\2)
+
0.4695.
Contoh 5.7:
s.2530d8
. (a,rv
sml
[)ari gambar 5.5 bisa diaproksimasikan nilai yang kurang lebih sama.
Peredaman eksik
Posisi eksak
l]ntuk N
,'
Persamaan (5.26)
Error [7ol
12,93
1,5708
1,3910
0,9756
0.9273
5,21
0.7153
0,6955
2,8s
0,5665
0,5564
1,82
o,4695
0,4637
t,25
0,401I
0,3974
0,93
0,3503
0,3478
0,72
0,3109
0,309
0,s8
l0
0,2795
0,2782
0,47
yang akan bagus jika antena yang dimiliki memiliki beamwidth kecill
sempit, dalam hal ini memiliki N yang besar. Tabel memberikan hasil
kuantitatif tambahan. Untuk N > 5, kesalahan sudah dibawah2%o.
Contoh 5.8
I
N
AF*
='{ry)
Diberikan sebuah array yang terdiri dari 6 buah elemen antena isotrop
yang dicatu dengan arus yang memiliki amplitudo sama dan se-phase.
Sehingga dengan menggunakan tabel si seperti diberikan di apendiks 5.A kita bisa mendapatkan batas beam width irri dengan pendekatan
di atas menjadi
Nv
2
116
+1.39r
Jawab:
6, B : 0, d/)": 0,5, dan untuk elemen berupa antenna isotrop, diagram radiasinya sama dengan AF, yaitu
Data yang kita
(s.26)
Anteno Array
miliki
adalah,
N:
117
1r
l
AF*
0.9r
'',(f)
0.81
o7)
\t =2n4"or0+
lL
V
06i
=n cos0
0.5i
O.4'
bantu
0.31
021
y.
1l
0.1i
i
I
4 \-2
9e
\o
dll:
0,5 dan
B:0
Jika
20 40 60
60
80 100 120 140 160
180
t'
,llil.:.,,i.it'l:.
r,571
9=cos-r(v/n):60'
2,618
34"
3,665 = -2,618
r46.
4,712= -1,571
120.
bidang horizontal, nilai ry akan mengecil, sampai menuju nol pada saat
S :90', yang pada gambar 5.6 akan kita dapatkan main beam dari AF.
118
Antena Array
119
30' yang secara radian bernilai B : nl6. Tak ada yang berubah
pada AF, tetapi untuk fungsi penghubung sudut pancar $ dan besaran banB
tu
menjadi
V =rucos0+1
6
0=zcos
Gambar 5.7 Diagram radiasi aruay 6 elemen, dengan
p:0
d/)t:
0,5 dan
Contoh 5.9:
Amatilah kasus di contoh 5.8 tetapi dengan perbedaan phasa pada
arus pencatu sebesar 30'.
O*+ =
d=cos-r
(-ll
6)=99,59"
= 99,5f
Jawab:
0.9
7n/6 =3,665
0.8 ----
0.7--
v/
-l
0.6---
0.5- ---0.4- -
0.3 ----i
o
=,.("^e *!)=
o'2-
=ee,sr
180
9o-
-------i
S
(V = t66Tf-------->
= 180'(V = -2,618)3 = 0'
Anteno Arroy
dh:
0,5 dan
p:jA,
.lawab:
l3) menjadi
Persamaan (5.
_lt
y'1.
=2tr$"oro +F =2n cosr) + -
6,81
d/L:
0,5 dan
9: iU
rttl
:\'\
i
i
i \i
\i
i--f--\
Contoh 5.10:
\\
jang gelombang, berapa beda phasa yang harus diatur sehingga main beam
---,- i
llti
rll
illt
Jawab:
.Iarak antarantena
d:
y:
'5,76
- ncos
87o
i
l
- 0,052 n
Gambar
- 9,42o.
5.ll
20
I
I
ltl
!ltt
- - - t
lir
rl
i--l\
li11
V =ncoso+B
I
I
- - - - - - -t-
- - - l-
I
l
40
60
80
180
t4t
Contoh 5.11:
Diberikan sebuah array yangtersusun dari 6 buah elemen yang sejenis dengan amplitudo arus yang sama dan phasa arus yang berubah secara
122
123
V = 0 = 2tT cos 8+ n I 6
+ O = 23,56" dan
= 94,J8'
4,712
t)=arccos[[.
u.".o,[[*,, n -
Peredaman
+]"]
[)r
(tabel 5.1)
zx.l = ou,r'
t2.55dB
3,665
60.
2,618
70,53"
5.2619d8
r,571
80,4,
2.55d8
-1,571
109,47,
2.55d[j
-2,618
120.
5"2619dB
-3,665
l3l,8l.
5.2619d8
4,712
146,44.
2.55dB
?,
5.2619d8
180'
atau
=!6
tlr
- 5,'16, dengan
r)
')
=0,644
atau
-3,82 dB.
40
60
80
124
6 elemen, dengan
Antena Arroy
125
Fungsi si(x)
X si(X)
0.2r 0.99266619
.46 0.68073176
0.22 0.99195283
0.98961 584
.47 0.67681929
.48 0_67289246
.49 0.66895 r 5l
.50 4.65499665
0.98877135
s10.66102813
A9878942t
"52 0"65744615
a.n 0.99t20662
0.24
0.25
0.26
0.27
0.28
0.29
4.9904276r
0.98698446
0.98604216
0.30 0.98506736
0.310.984060t2
0.32 0.983020s0
0.33 0.98194857
0.34 0.98084439
0.3s 0.97s70802
0.36 0.978539s4
037 A.97733901
0.38 0.97610550
0.39 0.97484209
0.40 0.97354586
0.4t 4.9'7221787
;;':j*"iidj.i*
0.00 1.00000000
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
0.99998333
0.99993333
2.s0 0.23938886
t.27 0.75204792
2.52
2.53
2.54
2.55
2.s6
2.s7
2.58
2.59
2.60
2.61
2.62
2.63
1.28 0.74844989
0.99973335
l-29 0.74483338
0 e9958139
0.999400i r
0.999183s3
1.30 0.74119ti60
t.3t 0.73"154516
0.r0 0.99833417
0.lr
1.25 0.75918770
1.26 0.75562726
0"9998500r
0.99893367
0"99865055
0.99798455
0.12 0.99760173
0.r3 0.99718571
0.14 0.99673653
a.$ 0_9962s422
0.16 0.99573879
0.17 0.99519029
"i2 0.73187508
1.33 0.730186,75
i.34 0.?2648100
].35 $.722"t5804
1.36 0"7190r809
1.37 {J.71526136
1.38
0.?l l4t{807
1.39 0"70769843
1.40 0.70389266
l"4l
0.70007099
0.19 0.99399418
r.420.6962336/
r.43 0.69238081
t.44 0.68851274
0.240.99334665
r.45 0.68462965
0.t8 0.99460874
126
.]j:
z.st 0.23s23t44
0.23108359
0.22694551
4.22281141
0.21869950
0.21459t97
0.21049s03
0.20540888
4.2{}}.333"1?-
0. r9rJ26976
A.tq4'21718
4.19017620
0.r851.4?00
2.64 0.18212978
2_65 4.17812473
2.66 0.r7413205
2.67 0.t70t5194
2.68 0.16618457
2.69 0.16223014
2.70 0.15828884
,1 11.,* x'
si6i1"1"":1''
3.75
3.76
3.77
3.78
3.79
3.80
-0. 524t615
-0. 5418569
-0. 5593027
3.82
."0.
-0. 5765006
-0. 5934505
-0. 6101523
3.8 t -0. 6266059
tl
64281
3.83 -0. 6587677
3.84 -0. 6744V 59
3.87
-CI.
3.88
3.89
3.90
3.91
3.92
3.93
3.94
3.9s
-0. 7348220
-0. 7492868
-0. 7fis$A
-0. 7774705
7201085
0.42 0.9708s822
0.43 0.96946698
0.44 A.96804424
0.45 0.96659008
0.46 0.96510458
0.47 0"96358784
0.48 0.9620399,5
0.49 0.96046r00
0.50 0.95885108
0.51 0.95721029
0.52 0.95s53873
0.53 0.95383649
0.54 0.95210369
0.s5 0.95034042
0.s6 0.94854678
0.57 0s4672289
0.s8 0.94486886
0.59 0.94298478
0.60 0.94107079
0.61 0.93912698
0.62 0.9371s348
Anteno Array
Xsi(X)
X siQ()
0"65305094
0.64904275
0.64502178
0.64098828
.s7 0.63694247
.s8 0.63288459
.59 0.5288148s
.60 0.62473350
.61 0.62064077
.62 0.61653688
.63 0.61242247
.64 0.60829657
.65 0.60416062
.66 0.60001445
.67 0.59s85829
.68 0.59169238
.69 0.5875169s
.70 0.58333224
.71 0.s7913848
.53
.54
.55
.56
.72 0.5749359r
.73 0.57072476
.74 4"56650328
2.71
2"72
2.73
2"74
2.75
2.76
2.77
2.78
2.79
0.15436086
0.t5444639
0.146s456CI
0.14265868
0.13878582
0.13492719
0.13108298
0.12725336
0.123438s2
4.1
-0.2 004828 I
4.23
-0.1
4.25
4.26
4.27
3.010.043s9242
"77 0.ss379914
.78 0.s49s.1866
.79 0.54s29102
.80 0.54r02546
3.02
3.03
3.04
3.05
0.53247754
0.52819366
0.52390380
0.51960822
0.51530714
0.51100081
2"98 0.0-s399004
2.99 0.05050592
3.00 0.04704000
.82
.83
.84
.85
.86
.87
2.96 0.0610122s
2.97 0.05749220
036227768
.810.53675522
4.24
4.21
2"95 0.06455005
.76 0.55844223
"75
X si(X)
0.040r6333
0.0367s287
0.03336r 18
0.02998841
3"06 0.02663469
3.07 0.023300r7
3.08 0.01998497
3.09 0.01668925
3.10 0.01341312
3.1I 0.01015672
3.12 0.00692018
-4.2 0817927
4"22 -0.i 088 I 559
a9$007
4"24"0.2 1001977
-0.2 1058573
-4.2
l r 12803
11646't3
4.28 -0.2 1214188
4.29 -0.2 t26t3s7
4.30 -0.2 t306t8s
-0.2
4.31-0.2 t348679
4.32 -0.2 1388846
4.33 -0.2 1426694
4.34 -0.2 1462230
4.35 -0.2 1495462
4.36 -0.2 1s26396
127
T
i
I
Xsi(X)
Xsi(X)
X si{X)
0.93515041
0.933 I 1788
0.93105601
l.88 0.s0668947
3.13 0.00370364
t.89 0.50237334
3.14 0.00050721
3.15 -0"00266897
0.92896493
0.92684476
0.92469562
0.92251766
0.92031098
0.91807573
r.9t 0.49372771
4.38 -0.21581404
4.39 -0.2160s495
4.4A -0.2t627320
4..41 -0.21546888
4.42 -0.21664208
X si(X)
0.63
0.64
0.65
0.66
0.67
0.68
0.69
0.70
0.71
0.72 0.9158t204
0.73 0.91352005
0.74 0.91I19988
0.75 0.90885168
0.76 0.9064',t559
0.77 0.90407r74
0.78 0.90164028
0.79 0.89S18136
0.80 0.8966951 I
0.810.89418170
0.82 0.89r64126
0.83 0.88907394
0.84 0.88647990
0.85 0.88385930
0.86 0.88121228
0.87 0.87853901
0.88 0.87583964
0.89 0.873 1 1432
0.90 0.87036323
0.91 0.86758653
0.92 0.8647843',1
0.93 0.86195593
0.94 0.85910436
0.95 0.85622685
0.96 0.85332455
0.97 0.85039764
4.98 0.84744630
0.99 0.84447069
1.00 0.84147098
l.0l 0.83844737
1.90 0.49805268
1.92 0"48939868
r.93 0.48506583
1.94
1.95
1.96
1.97
1.98
1.99
0.48072939
0.47638960
0.47204669
0.46770092
0.46335250
0.45900 t69
2.00 0.4s46487r
2.010.45029381
2"02 0"44593
2.03
2.04
2.05
2.06
2.07
2.08
2.09
,122
0.44157918
CI.43721993
0"43285969
0A28498'n
0.42413'123
0.41977547
0.41541368
2.to o-4t 105208
2.1I 0.40669091
2.12
2.13
2.14
2.15
2.16
2.17
2.r8
0.40233042
039797082
0.39361235
0.38925525
0.38489975
0.38054608
0.37619447
0.37184516
0.36149837
0.36315433
l-02 0_83540002
2.19
2.20
2.21
2.22
2.23
2.24
2.25
2.26
2.27
1.03 0.83232912
2.280.33284242
t.o4 0.82923483
2.29 0.32852864
128
0.3588t328
0.35447544
435014104
0.34581031
0.34148348
0.33716077
3.16 -0.00582478
3. r7 -0.00896010
3.18 -0.01207481
3.19 -0.01515879
3.20 -0.01824192
3.21-0"02129408
3.22 -0.42$2517
3.23 -0.42733506
3.24 -0.03032364
3.25 -0.03329081
3.26 -0.03623646
3.27 -0.03916048
3.28 -0.04206216
3.29 -$.4449432t
3"30 -0.04780173
3.31 -0.05063820
3.3',2 -0.05345254
3.33 -0.05624464
3.34 -0.05901442
3.35 -0.06176178
3.36 -0.06448663
3.37 -0.067r8888
3.38 -0.06986844
3.39 -0.072s2s22
3.40 -0.07515915
3.41-0.07777013
3.42 -0.0803s809
3.$ -4"08292295
3.44 -0.08546453
3.45 -0.08798305
3.46 -0.090478t4
3.47 -0.09294983
3.48 -0.09s39804
3.49 -0.49782272
3.50 -0.rc422378
3.51 -0.10260117
3.52 -0.10495482
3.53 -0.10728467
3.54 -0.10959065
4.43 -0.2t679289
4.44 -0.21692138
4.45 -0.21702765
4.46 -0.2171I180
4.47 -0.21717390
4.48 -4.21721406
4.49 -0.21723236
+50 -4.21722892
4.51-0.21720381
4.52 -0"21715714
4.53
4.54
4.55
4.56
-0.21708900
-0.21699951
-0.21688876
-0.21675685
4.57 -0.21660390
4.58 -0.21642999
4.59 -A.21623525
4.60 -0.21601978
4.61 -0.21578369
4.62 -0.21552't09
4.63 -0.2r525010
1.64 -0.21495282
4.65 -0.21463536
4.66 -0.21429786
X si(X)
.0s 0.82611736
.46 4.82291687
.07 0.81S81 156
.08 0.81662760
.ttq 0"8134i919
.i0 0.81018851
. t 1 0.8069-1575
.r20.80366111
" 1r 0.80036.477
t4 {'}.7t)70469_7
.15 4.79370777
.16 4.79034,"75!
230 4,32421966
2.31 0.J r991.570
232431s61700
zt 84
'2.35 03A2754{:2
:i.60 -0 1229323-$
3"61 -0.12505977
3.62 -0"t2717290
4.{t5 -0.20423640
4.86 -$.2A352.372
2.36 0.29847914
2.310.2942nA2
238 4.2899474"1
2.39 0.28s69172
2.40 4.28144299
2.4t 0.2772A119
.t8 0.78356442
2.$
a.'77669924
0.77323636
0.76975357
0.766251A6
0.7627290',3
4.82 -0.2062687t{
4.U3 -0.20560907
3.58
2.42 A 27296744
0.780i4199
4"n0 -0.20753429
4.8 r -0.?0691057
2.33 0.31t3237'l
2.34 0.30703674
.i7 A.78696(t32
.19
.20
.21
.22
.23
.24
4.26874105
2.44 0"26452254
2-45 0.26A31212
2.46 0.25611001
2.4't 4.2s191642
2"48 0.24773156
2.49 0.24355563
-{.}.1 18.57485
3.6-?, -0.
3.64
3.65
3.65
3.67
3.68
3.69
l2926lii
-0.11t32617
-0.13336521
-().13518 t 80
-0.137,172S0
-0.2049i 156
21.87
-0.20279365
4.88 -0.202046_14
4.89 -0.20128192
4.90 -0.200-50053
4.91-0.t991A237
4.q2 -0. i9ti88742
-0. r 3933949
4.9-r -fJ.198{i5599
-0.141281,52
3.70-0.143t9896
4.95
."0.
19634405
3.71 -0.r4509178
3.72 -0.14695996
3.73 -0. I 4880346
3.74 -0.1s062227
4.96
-0.
i9546385
4.S7 -0"r9455768
4.gti -0.r936_5570
4.99 -4.19272804
4.67 -0.2r39404t
4.68 -0.21356315
4.69 -0.213166t8
4.7CI -4.21274963
4.7t -0.21231362
4.72 -0.21185827
4"73 -0.21138371
4.74 -0.21089005
4.75 -0.21031743
4.76 -0.20984s97
4.77 -0.20929580
4.78 -0.20872704
4.79 -0.20813983
Antena Arroy
129
Antena APetture
dan Horn
6.1
PENDAHULUAN
Gambar
6.
konektor
kosx
aPerlure
Pr
dari waveguide segiempat
Gambar 6.1 Antena aP:erture terbuat
Di dalam realisasinya, ada dua masalah yang bisa muncul pada antena
aperture ini. Yang pertama terkait ilengan gelombang yang direfleksikan
suatu distribusi arus tertentu, yang dengannya dan integral radiasi yang
diperkenalkan di bab 3, bisa diturunkan persamaan-persamaan untuk diagram radiasi.
llorn Piramid
6.2.
Pembesaran aperture yang baru ini pada antena horn secara otomatis
132
133
sing menjadi arus magnet permukaan dan arus listrik permukaan, yaitu
gensial medan listrik pada sebagian bidang pembatasnya dan pada bagian
pembatas yang lain diberikan komponen tangensial medan magnet. Bidang
pembatas kedua ruang
ini adalah
S.
dengan rumus
j,
Ms
fix*o,
(6.1)
dan
(6.2)
=-fixE* m
ruang A.
Jadi dengan dimilikinya informasi akan medan tangensial pada per-
mukaan suatu volume, kita bisa mendapatkan distribusi arus yang akan
digunakan pada integrasi radiasi untuk perhitungan medan listrik dan magnet, terutama di medan jauh.
bidang aperture pada bidang penghantar ideal yang tak terhingga luasnya,
seperti pada gambar 6.4a).
tf,tu,
,(:,'a'-i"..,
+
\"...
Gambar 6.3 Visualisasi teorema keunikan (uniqueness theorem) dan
teorema el':uivalensi (equivalent theorem)
o)
-T
|
I
-0...,'j
b)
Dan dengan teorema ekuivalensi, medan listrik dan magnet tangensial pada permukaan volume ruang B (bidang S) bisa diubah masing-maAntena Aperture don Horn
134
135
Y
Jawab:
Ruang bebas,
Eo,[.
S) terdiri dari bagian hidang penghantar yang tak hingga besamya (bagian
J, * 0 dan fu , = -ixE,.
Hasilnya ditunjukkan
Ruang bebas,
Ruang bebas,
's
r",
t",!"
B
E"']r"
"'-'-"-"'1 -
fur=o
'Js=0
i fu'=-2fi"E'
I..-->N
fu,=-fi"E,
!+n
1r+o
jr=o
fur=o
fur=0
a)
uo
jr=o
Ruong bebus,
.Jr*0
fu"=0
l-
Perhatikan bidang
(///t:l
,,s l
7r*o
terdapat ruang B" Ruang B melingkupi semua bagian yang tidak dikenal
b)
c)
6.3
di gambar 6.5a.
listrik dan
magnet, maka kita bebas mengisinya dengan material apapun. Di sini diKarena ruang
nya menjadi short, sehingga seluruh arus listrik harus nol (gambar 6.5b).
Di gambar 6.5c), dengan bantuan metode image kita mendapatkan model
akhir dari problem pemancaran antena aperture pada bidang penghantar
ideal yang terbentang tak hingga ini.
136
137
1
Diberikan sebuah antena aperture pada bidang penghantar ideal
yang terbentang tak terhingga. Jika pada aperture berlaku medan listrik
yang konstan dan memiliki arah ke sumbuy,
f-grx<g
E,=E,drpuou]
l-
r" =,
titik pengamatan lf
- i'l
Uiru didekati
dengan cara
lf - rt= r
l, - t1= r - r'coSV
Untuk amplitudo:
(6.4)
Untuk phasa:
(6.s)
ry adalah sudut yang dibentuk oleh garis dari titik nol ke titik pengamatan dan garis dari titik nol ke titik sumber seperti terlihat di gambar
6.7.
Jawab:
Dengan menggunakan hasil di contoh
-frxE,=-Eod.xdu=EoA,,
Memberikan hubungan
menjadikan
l-za"E,
-t
Mr=1
i.V'=rrtcosty
=zEod*
pada-
aI
2< x I
a I 2;
-b
I23
y <b I 2
r)
Io
dan
/s = 0 di rnanapun juga
Karena sumber arus yang dimiliki terdistribusi di atas sebuall biciang, maka pffrsamaan (3.40) untuk integrasi arus listrik digunakan, dan
persamaan yang mirip untuk arus magnetis yang merupakan solusi dari
persamaan (3 .27 ), y aitu
F(,)=*$ffi1,,,
J, = 0 , maka nilai
<
a I 2 x < a I 2; - b I 2 < y <
di -
listrik
(6.3)
A= 0. Arus magnetis
2, wilayah ini pula
bI
da'= dx''d!'
138
t39
T
!
o- jk'-
(r\
\/ = :-L--
u,(,
4tr r ll
t)
e-
ik"cosY/
(6.6)
da'
n,=#[r,-Z)
(6.16)
nr=-#(.,.2)
(6.t7)
atau dengan
(6.7)
menjadi
FG)=?l-f
41T r
(6.8)
,1u-,*'|cosv/
SSJ,(i
dat
l/*
(6.1e)
(6.e)
Karena
= -sin<Pl/, + cos<PN,
(i')
JJJ,
A
it''"o"v
"-
4o'
(6.10)
bl2
= lJ fu rrikr'cosv' dst =
S
at
*"o' e+t"stnBsino)d*r
2Ed, J
bl2
Jerr('''in
-bl2-al2
,lrr
al2
L = 2Ed*
tt(r\=I-L*
4rt r
140
(6.21)
(6.1 1)
menjadi
(6.20)
atau dengan
li/ =
(6.18)
Jika arus listrik juga ada, akan dihasilkan vektor potensial magnetis
Z(,)=**
+lt r
dengan
u'
E, =0
(6.t2)
,"=-#(rr+z,No)
(6.13)
ur=#(4-2,x,)
(6.14)
H, =0
(6.rs)
b..
o,n
olt
u2,,
"iksrnBsing
tf,stnosins
141
"'1,
*"
dx'
r"'*'"^
L=
2abE.si(rlsin
u,
r\'r(o
tsin
0'):
Eo =0
ercos p.l
v jk
Le-
.2abE, . s-ik'
4m
cos z).
,i[r ,* ,r)
(6.26)
Lp
sintpL,
rri(rf
ri., rrrin p ).
ri[r
*m
rl*, e )
09
,,
=L?#t
08
o.7
05
,,
= &2#tcos
0.5
zlcos p
si
0.4
0.3
(6.23)
H-=-Z
H-=Z
$.24)
o.2
0.1
0
1
Q=00
= 90" ):
jk-2abE"-e-'ik'
4tzr
',[o]'r
o)
(6.2s)
Q=900
E* =o
t43
T
[Jntuk
b =)y , tak ada solusi, untuk kasus ini hanya ada satu posisi nol.
b
=3A,
Pada bidang H
cos
=0,73 = 41,83'
On.2
(q = 0'):
(2
(atau
O,,, = 1;
2,
=0
I
\ a)
Beam Width
Posisi Nol:
Pada bidan
gE @ = 90' ):
Dengan
'i[r
i"
o + 'i"[r]'i"*
r,
)=
Eu(8,)=;iE,.,*
)=
Persamaan
:+
* ir**, =n.rt
Nol pertamar o.nr,r =
(6.25)rn..t"rit*
,i[r4ri,
hubungan
o,)=i
r...t"[]),
si(x):ry
Untuk
b=
),, 8*.r=1,571=90'
.
Nolkedua:
8r., = ur.rinfZ])
5/
Antena: Prinsip dan Aplikosi
T
Dengan interpolasi data di atas maka si(x):0.7071 terletak pada x
1,391
Jadi
fr4sin0,, = 1.391
2'
arau hpbw :
Ll .391 ):
[*b /
zarcsin(
ilit ,l\
zur"rin( o.+428+)
b)
i\
Untuk
b
=)", hpbw :
b = 3)u, hpbw
Pada bidang H
r)
zur"rin( 0.4428
52,5'7o
0.296= 16.98o
1)=
3i
9H
(9 = 0o):
t{rin
\ 2
bisadidapatkan
681012
)=
tiap besar
.f
(o), -
-f
sr)-0.7071=
Pada bidangB (9 = 90'): Side lobe terjadi pada saat fungsi si(x)
mencapai maksimum lokal. Dengan melihat fungsi si(x) atau tabel di
x:
",r, (o lsinor,.,\=
)"\
I dan dari gambar
\ -;lt b)
.72525) atau ( kf sin dr.,, \= 7 .7 lr"rond side lobe)
( +.qq
x:
146
6. 10.
9,
.7 (tcpatnya
(2
''
T
Peredaman Pada Side Lobe (Side Lobe Level)
lagi signifikan. Untuk itu perlu diperhatikan berapa besar pancaran antena
ke arah sudut itu dibandingkan dengan pancaran maksimalnya.
nilai pada maksimum lokal pertama terletak pada x = 4,5 dengan nilai si(x:4,5): -0.21722892, jadi besar dari pancaran ke arah ini dibandingkan dengan pancaran maksimalnya
Pada side lobe pertama di bidang E,
Side Lobe
Medan jauh,
dengan
I---
Jawab:
u^ = L slno--
ka
fundamental I1,o?
2
-5111
kb
-2
E'c
sln ,ysln o
ahkE e-jb
.'
= Eocos
":y,
llttreio,'costz75r
!<*<g
e.d,
I _i=,
12 ='!2
=2Ed,
r*t(, *)'no'"*'r-
lsin
osino)
d*t
t
"d,-blz
dy'
-al2
x'-{Ll
{{
(urtl"), 50'6
dlA
50,6
Bidang E(b>>L):
68,8
(dB)
Direktivitas
4n-Luas=
--;
'," (*ff\
ab
47t--;;
/f
BidangH(a>>?): o17
Bidang E: -13,26
,f
sin
",_(ll
H,='2.',=Z
Bidang E: -13,26
Ffisicnci qnarfrrra
6.4
co ,("*)*'inocosed*'l
'
Peredaman
atenuasi pertama
drt
a/2
eior'"'"o"'"o
Bidang n{arrX1,
Bidane H
'j
-bl2
b/2
L = 2E
,,=-2,H,=Z
I{alf-power beam
width [']
[-
ta ^
cosX
- =--Lsln{p-
Zo
12)
,r^
cosX sinl
^
^
=ccosocos-Yry _e
Eo =--OCoSUcos9-y
2_____ .
zltr
Arus magnetis bisa dihitung dengan cara yang sama, dan dengan
persamaan (6.7) bisa didapatkan Z dengan integrasi
L=
XY
tlcos(D
Eo
E,= H,=Q
E =H, =0
sinX sinl
x'.
O Ql
gan elektromagnetika dari antena aperture dengan menggunakan program WIPLD. Antena aperture ini dirancang untuk frekuensi 7.33 GHz
148
149
T
(1,:40,93 mm). Lebar dan tinggi waveguide masing-masing 34,8 mrn dan
: 0,37 .
I 5,2 mm, jadi al?v: 0,85 dan bl)"
ini
Nilai beamwidth
masing mode dengan frekuensi kerja. Pada frekuensi 7,33 GHz mode I/,0
merupakan satu-satunya yang mampu merambat di sepanjang waveguide.
2x
37,6'
{-I
$,0i.
c
'Oi
o-15,
untuk mensuplai energi digunakan konektor coarial yang dipasangkan sejauh t: l},Zmm dari penutup dan dengan kawat dalam sepanjang h
= 10,2 mm. Dengan panjang horn I : 80 mm (gambar 6'l l)'
l
l
-20
-zs',
Hasil perhitungan numeris dengan program Wipl-D [KO00] memberikan faktor refleksi sebesar -l I dB-
-30'
050
I
[o]
ini berdimensi 80 mm x
t
L
151
-_
___
270
waveguide rudial, bisa didefinisikan sebuah pusat phasa, dan keluar dari
pusat phasa ini phasa dari gelombang akan bervariasi secara radial dan
linier. Di gambar ini diilustrasikan sebuah permukaan bola yang merupakan
permukaan se-phasa dengan gelombang di titik tengah waveguide, darr
dengan bantuan
Di dalam waveguide gelombang merambat dengan suatu phasa tertentu yang konstan pada bidang z.Tetapipenggunaan metoda yang dikembangkan di sub bab 6.2 (teorema ekuivalensi) dilakukan pada bidang di
rb"'
"-'T;
jika
Sehingga
dengan Pr
152
cosv.
H,,(x,,y,)=
P.
gambar 6.2 yangdiarsir pada bagian sebelum. Tetapi di bidang itu, karena
adanya perbesaran penampang dat'r waveguide, maka phasa dari gelomdan magnet, tidak lagi sama.
*"(*.'). t *^
jE,(T*d) ,*[;,') ,
'
..
v'2
2pt
153
H i (*,, y,) =
Pr
-*"",(;r)
"-'o*
P" coslye
Setelah medan
i,
fixfron
oun
fu' =-frxE'^'
Maka menjadi
r,(*,,
!,)=
*.".(;r')
M,'Q',y')= r, .or(l
"-r
t);r*
untuk
Gambar 6.16 Diagram radiasi tiga dimensi antena horn E (data p,:6?u,
-al21x'1a12
-b,12<y'<brl2
b,=2,75?,", a:0,5?'")
Bidang E
," -
di sini hanya akan ditampilkan medan listrik difar-Jield, yang secara tiga
dimensi bisa dilihat di gambar 6.16. Terlihat diagranr radiasi rnemfokuskan
(0 = n l2),dengan E,
dan E*
(r+coso)
rQ,,,t;1.
"-,*
(6.27)
dengan
ini.
lm e-
o,
sino)
dant;=rffi (.+-0,sino)
154
155
-?
I
serta
Bidang H
c(x) =
(0 = 0),
tt,l =i'^(;r)*
1*'(i,' )r,
dengan
E,
(6.28)
rliperbesarnya penampang waveguide pada bidang E ini. Di gambarli,mbar itu juga terlihat, dengan diperbesarnya sudut perebaran penarnpang
dan Eu:
t.,""u"'] '-'-'
]
(6.2e)
dan
te --
tr" -tl
b.
/ t-
I ii
-Ll
-\i
rbl -- ---]m'
tl
trn'p,
ii
".
i2
' r:0.
l -^\q'
..-)<\
.,,/
/,\
.'/' \l
./ / _' 'J
do/1.
fk
t_
pr =6tr.hr
--!i:o'-.
-:r5)\
'
a.0.5[.&'.U:51
rll
\ ---t{- /
^1,^r
i --
-" --:t0'
!
I
I
I
L--?I
---
r50"
-'
Boo
f'-plnqq
----lr..p[aor
:i.=ri8"
-/r
7i:+.
|r'i,
i
i--''lt '-l
Gambar 6.18 Diagram radiasi pado bidang E dan H untuk sudut horn
yang berbeda
Direktivitas horn sektor E bisa dihitung dengan hubungan sebagai
berikut ini:
,"=*;t["(h)*(h\
l2d1\
i.
(6.30)
(rnenentukan direktivitas
Antena Aperture dan Horn
digunakan
157
T
untuk merancang antena (menentukan geometri jika direktivitas tertentu
diinginkan).
('ontoh 6.5:
Contoh 6.4:
l'
35,8 mm dan
,.
,l:rwab:
Jawab:
30.--
a:
,ui
l
I
20i
':iol
ul
O151
A = 50)", maka
10l -
r-l
I
I
uI
I
I
0;
2
b1/i,
DrMa:
13,8
l,l4:
15,73.
pr:2)":81,86
0
tl
10
bllL
mm dan
15
Untuk memvalidasi grafik perancangan ini, dilakukan simulasi dengan WIPL-D, dengan data-data di atas. Gambar 6.21 memberikan bentuk
visual dari horn sektor E yang dirancang.
Anteno Aperture dan Horn
159
sebesar
12,3 dBi.
Bidang
Bidang E
10
Gambar 6.23 Diagram radiasi tiga dimensi antena horn H (data p,:6?",
a,:5,5)'", F:0,25?")
,-*="
6'_
E-5
;E
a
: -10
._E
-15
-20
l+
-25
-30
-100 -50
0
sP) atau
50
o
100
.,\
.i
150
tl
l0r -
!50"
*i
49.15'
\.'tJf
P)
Awrture don
Horn
16l
"
le\c@)-
c(u)l'
[s(")- s(,I, ]
(6.3
r)
Contoh 6.6:
Untuk merancang antena horn sektor H, tersedia sebuah waveguide
dengan ukuran a x b = 0,5 1" x 0,25 X. Dirancang hom sektor H dengan
direktivitas 15,44 dB pada frekuensi 5 GHz.
Jawab:
dengan
-w)
"=+(+.h)'danv=;[ "[6
al
a,)
T__._---'-*_-t
I
I
140.
6.7 ANTENA
HORN PIRAMID
50-,- -----
0!
0
10
Gambar 6.26 menunjukkan foto antena horn piramid yang diproduksi oleh perusahaan Narda untuk band K (18 - 26,5 GHz), dengan dimensi
aperture 38,3 mm x29,4 mm (AXB) dan panjang 65,2mm. VSWR maksimal antena ini di band K sebesar 1,15 dan gain membesar secara linier dari
arh
bll
sebagaifungsi dari
15
162
163
I
ini
\c
(6.32)
I
B
yang
(6.33)
pi=
p2= 6i"
P1= Pr=
at = 5,51'
bt =2,7il'
bidang H
ar
=121"
6r =
bidang
6l
61"
E bidang H
bidang E
Gambar 6.28 Diagrarn radiasi tiga dimensi dari dua qntena horn
piramid
Contoh 6.7:
J'
Jawab:
I
Gambar 6.27 Sketsa geometri antena horn piramid a) Tampilan tiga
dimensi, b) Tampilan dari samping, c) Tampilan dari atas
tu
^l
dihitung
165
T
Maka dengan persamaan (6.34) dihasilkan
"
= (br
- qrl@" I b,)' -
D,
nilai
0,25 = 2,5
0,25 = 5,4545 ),
=ffioP,
.35
30
pt
=(ar-d.'lbrla,f
Sru
I bisa difabrikasi.
pt:5,75t,.Dengan demikian,
o1
,,=#D,D,
DrdanD,
(6.34)
pr:
pz:67', ar:5,57',
Gambar 6.29
Program komputer PCCAD memberikan diagram radiasi bidang E
dan H seperti diberikan di gambar 6.30. Beamwidth untuk bidang E dan H
masing-masing 18,7o dan20,7o dengan direktivitas 18,8 dB.
Contoh 6.8:
2,75?'",
u,
o_
br:
ini
Jawab:
Contoh 6.7 telah mengecek, bahwa antena horn piramid ini bisa difabrikasi.
Dari gambar 6.29 bisa diambil data untuk horn sektor E, yaitu didapatkan
DrMa:26,
maka dengan
a:
0,5l, didapatkan
Dr:
13
60 40 -20 0
166
s1o; atau 6
0,25
2,.
didapatkan D,
7,5
20 40 60
80
1o1
(CORRUGATED
HORN)
Efisiensi apertur yang
pada bagian sebelum
Antena Reflektor
7.1
PENDAHULUAN
Antena yang mempunyai gain (atau direktivitas) yang tinggi meru-
pakan komponen yang vital pada komunikasi tanpa kabel jarak jauh, seperti sambu ngan r el ay radio, sambungan gelombang mikro (p o inb t o -p o in t
microwave link), dan hubungan satelit. Juga pada aplikasi penting lainnya
seperti astronomi dengan gelombang radio dan aplikasi radar dengan resolusi (kepekaan sudut) yang tinggi.
Antena reflektor adalah jenis antena yang paling sering digunakan
dalam pe-realisasiannya, karena dengan antena reflektor kita bisa dengan
mudah mendapatkan gain di atas 30 dB. Antenareflektoryang dibahas pada
modul ini adalah antena reflektor yang memilikifeed (pengumpan energi)
cal hom), dua bidang utarna polarisasi bisa dimanfaatkan sebagai 'media
hnsrnisi' tambrhen-oo0oo-
tfi
T
7.2
Dengan
cosS=
7.2.1 Prinsip
zlr=zl
2F
2F
,[P'*l =
adalah konstan.
,a^n
Dengan mengkuadratkan sisi kiri kanan, akhirnya didapatkan persamaan di sistem kordinat silinder
p'+z'
,,lp'+22 +z
titik-titik paraboloid ke sebuah bidang (di gambar 7.1 bidang z:0) dijumlahkan dengan jarak dari titik-titik itu ke titik fokus (dalam hal ini titik 0)
il-
=--
:2F,
7.1 maka,
p'=4F(F-z)
(7.2)
Di kordinat kartesian
x'+y'=4F(F-z)
(7.3)
rcos0
lr=2F,atau
r-
2F
I + cos0
.r
--;------E
h<,
Jadi D dan F adalah dua besaran karakterisktik untuk sebuah parabola. dan seringkali sebuah parabola dispesifikasikan dengan D (diameternya) dan perbandingan FlD.
Dengan mendefinisikan sudut terbesar0, untuk bagian paling ping-
DIz
" sin0o
2F
1+ cosO,
titik 0
D sin0,
4F 1+cos8,
-==|
(
Gambar 7.1 Geometri antena paraboloid, titikfokus di titik asal 0
Persamaan (7.1) menggambarkan kordinat antena paraboloid dalam
oo=2arct*(#o)
r"rlu,
.l
srn
-t)
2U
=
4F--:"'iu,
l+2cosz1o -t *Jt
2"
2"
= tan
-r)
20
(7.4)
170
Antena Reflektor
171
-T
0.5
0.4
0.3
o.2
0.1
0
-0.1
feed di tilik
fokus
4.2
titikfokus O
-0.3
4.4
_T
-0.s1
0.6
0.4
0.2
* z _ ,,
:L-:!**' * y*' = 4F' (F - r o), atau z R,4F
- F-
datar. Sudut
maka
2
z^ = F
"4F( -xn
dengan
Or*:
satuan,
= x nd ,
+l F
1.
,-'*[o
172
Anteno Reflektor
-#)'
4.
XD
2 ^1
'l----l--x"
x^
" + I'- l6F'2"
,(;4lt
173
-7
_X*,
berkas-berkas
4F
kan pancaran energi yang paralel, atau didapatkan phasa gelombang yang
/z
lr*rt[4r
z:0,
(z\
**h, -l'-#)u,'
titikfokas
Go - **h. -[.dr, =
6o - *^Y *(
r\
#),"
, -'*'l'
4F)
6o - *^h,
- r -]t-la4F l'
,/
*r2 -2*or*.[..
#)'
xR=
Energi yang dipancarkat olehfeed primer di titik fokus, tanpa keberadaan reflektor parabola, akan berdivergensi, terbagi ke ruang, dengan
bentuk phasa yang memiliki bentuk bola. Tetapi dengan keberadaan re-
:- 2F ^
,EF
Dengan hukum Snellius (dalam hal ini cosinus sudut datang:cosinus sudut
pantul)
fi'du=7'6u'
Dari perhitungannya akan didapatkan hasil
x, =
xR.
menara. Antenajenis ini sering kali digunakan sebagai penyuplai sinyal yang
174
Anteno Reflektor
titik di reflektor,
175
T
tidak terbuat dari metal yang solid, tetapi dari beberapa potong metal yang
disusun secara berdekatan. Pada ketiga antena reflektor di gambar 7.6 ini,
polarisasi yang digunakan horizontal yang terlihat dari potongan-potongan
metal penyusun reflektor yang diletakkan horizontal.
primer ini tak berubah dengan keberadaan reflektor, maka distribusi arus
listrik pada reflektor bisa didekatkan dengan
j =2.fix4
fr
(7.s)
yang diamati) dan fr adalah medan magnet feeder primer pada posisi
pengamatan di reflektor (uga berubah tergantung titik mana di reflektor
diamati).
'0\ e
176
J\
t\
/a
Antena Reflektor
1n
Setelah distribusi arus dikenal, dengan tidak memperhatikan reflektor itu lagi, akan dilakukan integrasi permukaan untuk menghitung medan
listrik di medan jauh.
Tetapi metode optik geometri yang dipakai untuk perhitungan antcna parabola di sini, seperti halnya metode-metode pada optik geometri lainnya, akan memberikan hasil yang salah jika titik pengamatan yang
Reflektor
G,,o=# n*
Jika sebuah titik bisa dicapai melalui beberapa cara, misalnya titik
P,, maka artinya akan ada beberapa kontribusi medan elektromagnetika
yang mendatanginya. Medan elektromagnetika total di titik itu adalah
(7.6)
Aq = tDz I 4,
(7.7)
l.
2.
179
Untuk mengaproksimasikan efisiensi aperture ini dengan mudah, dirr mb i I karak teristik
fe e d in g y arrg sederhana, yaitu dengan fu ngsi cosinus,
untuk 6 3
n
2
(7.e)
untuk 6 2
n
2
90
(/oss) antara iluminasi horn itu dengan iluminasi ideal yang diinginkan.
Illaminarton bss
flova$
I
Spill over
,
,
loss
loy'
,l
,t
ll
lt
l\
t
,
I
t
t
Illumination
I
t
\,-20
dB
-10 dB
0dB\
7.ll
Gambar
Karena iluminasi yang ideal tidak akan pernah tercapai, gain maksi-
IN
maka
=#-Aoo-no
Feedingyane memiliki gain yang besarbisa direpresentasikan dengan nilai v yang besar.
(7.8)
O, didefinisikan di
gambar 7.2.
Dari gambar 7.13 untuk mencapai efisiensi apertur yang besar, ada
suatu besaran sudut tertentu yang tergantung dari gain iluminasi (v).
Antena Reflektor
181
(8,
:.r:vi
jika ukuran reflektor terlalu kecil (O, < &o,oo,),maka kebalikannya terjadi spill over /oss yang besar pada pinggiran dari reflektor.
Sedangkan
Sehingga
mencapai
efisiensi maksimal.
A 0.e
90"
5,1
6s,4"
7,8
54"
9,s
47"
10,7
42.
fi,7
38,40
t2,5
l0
30.
14,6
Contoh 7.1:
'lo.g
""1
Untuk suatu aplikasi pada frekuensi 5 GHz diperlukan suatu antena yang sangat high-gain misalnya > 28 dBi. Andaikan hanya tersedia
.feed horn yang merniliki gain yang sangat moderat (7,8 dBi), misalnya
diaproksimasikan dengan parameter v : 2. Desainlah sebuah antena pa-
0.7
0.6
rabola!
0.5
Jawab:
4.4
l,:0,06 m.
0.2
maan(7.6)
0.1
G.*
*.n.,
A'
=+
Aop
=G,u*
#=1000.
ffi=
0,286
m2,
Aop =
[o'
:+
o=^@-= ^W=0.6
\x
\l 3.1416
m=6ocm.
digunakan.
182
Antena Reflektor
183
-T
a=za,ct\#r)+
p_
0,6
-*[+)
4. 0,5
= 0,3 m = 30 cm.
r yangmempunyai
rc
Efisiensi yang didapat sekitar 0,81, sehingga gain yang didapat menjadi
1000x0,81
7.3
:810
7. I 4,
terlihat penggunaan
R$lctb,
a)
b)
tu
185
-T
Antena Mikrostrip
8.1
PENDAHULUAN
(dielekti*a)
't
Gambar 8.1 Antena milvostrip planar dengan bentuk patch bebas
T
Keuntungan ini juga diturunkan kepada antena mikrostrip yang bisa
dilihat di gambar 8.1.
Berlawanan dengan konsep yang dipergunakan pada pemandu gelombang mikrostrip, pada antena mikrostrip, karena yang diinginkan adalah
tcrjadinya pemancaran yang maksimal, maka permittivitas relatif yang diambil kecil, sedangkan tebal substrat yang dipergunakan sebaiknya besar,
sehingga diharapkan medan elektromagnetikanya tidak terkonsentrasi pada
substrat, sehingga dengan adanya medan yang keluar dari substrat ke udara
akan memberikan kontribusi pada proses pemancaran energi.
Dengan membandingkan kelebihan dan kekurangan dari antena mikrostrip, ternyata pada banyak sekali aplikasi, kelebihan antena ini melampaui kekurangan yang dimilikinya, sehingga antena mikrostrip menjadi
prioritas di sana.
Watt.
Secara historis, pada awalnya fenomena pemancaran yang terjadi
pada struktur mikrostrip dicoba untuk direduksi, karena memang sebuah
rangkaian mikrostrip tidak boleh memancarkan gelombang elektromagnetika, ini akan bisa mengganggu komponen lain. Cara untuk mereduksi
pancaran adalah dengan menggunakan konstanta dielektrika (permitivitas
relatif) yang besar danjuga substrat yang tidak terlalu tebai dibandingkan
panjang gelombang. Sehingga dengan demikian medan elektromagnetikanya akan terkonsentrasi pada sekitar rangkaian mikrostrip. Fenomena
pemancaran elektromagnetika ini diamati pada awal tahun 50-an. Dan jauh
setelah itu pada tahun 70-an, barulah teknologi mikrostrip dipergunakan
sebagai materi penyusun model antena yang baru, yang fleksibel untuk
dimontasikan pada banyak sekali tempat pada berbagai macam aplikasi.
188
8.2
Antena hlikrostrip
189
-T
u:
Wlh
t'*' * t'.
"'
* ]''1
'[r
z \
uI
r,"[=-,
Yang mana
ground
,=l+lh
49
Substrat
dielektrika
l,
ini
a = 6.560[e"
(8.1)
*'
].*''t'.(#l]
- o's ["'
I e,+3 J
,,.*=T.+(*f)""
(8.2)
t90
Anteno filikrostrip
191
:T
8l
zl-
V,
10
15
W/h
20
z"=--\
r,l 4*
h,lr,,* l.' ,F(;I ]
dengan
bisa
ro.ooo
(8.3)
dan
{ =120nt2.
*=ff['[#)
,]
(8.s)
1'1528
F = 6+(2n-6)e [ " i,
+0J00
'u+0'262
E,,$ 0,258 rz + 0,813
LL, =0,412h'8"etr
(8.4)
(8.6)
192
L.fr',, =
Antene lvlikrostrip
2f,rl;;
(8.7)
-T
Lebar dari patch bisa dihitung dengan
w.=
'
"
2f,
(8.8)
Sisi terbuka (open) dari antena mikrostrip (patch) dimodelkan dengan bantuan admitansi I, (lambar 8.5), dengan
(8.e)
Ys:G+jB
o=hl,*w)'l*
(8.
l0)
x*
Lr:
L",1,p-
Contoh 8.1:
Digunakan substrate tipe RT/Duroid 5880 (e,
:2.2
and
l,
Jawab:
Dengan persamaan (8.8) dihitung lebar patch (dengan 8,,"ff =
u=&[-,-o,u,u^(T)'l
(8. l 1)
w.=
,
" E-=
2f,\
e,.* +t
un
2.2,45x10e1/s
ifu rm.
Di gambar 8.5 diberikan rangkaian pengganti untuk menentukan impedansi masukan antena mikrostrip unbtkfeed dengan mikrostrip. Secara
umum, diberikan rangkaian pengganti di gambar 8.6, yang berlaku untuk
feed lainnya, yaitu dengan coaxial dari bawah ground atau coax viafeed
(gambar 8.1l) dan/eed denganmenggunakan inset (gambar 8.12)
Yt
"r
E, )
3,0x108m/s
lagi diandaikan
1,588
ffi=48'4mm'
E.q (u:
48,4/1,588:30,48)
=2,tt4.
3,0xl0Em/s
r-cu"r.p-rIW2.Z,45xt}eusJ-ZJtqg
= 42,1 mm,
Yt
, ,.d - 0,300'-u+0,262
Mr=0,412h
, =0,412
,,"nt -0,258 u +0,813
.
1,5ss*ro.
LL, = 0,6543mm.
?l 891!i99
2,1148
.10-,48+0,262
30,48+ 0,813
-0,258
mm
Anteno ttikrostrip
195
Diberikan Wr: 144 mm, Lp:76 mm, W: 4,3 mm, h: 1,59 mm,
t,:2,62 dan tan6 : 0,001. Tentukanlah impedansi masukannya untuk
frekuensi 1,197 GHz.
Lebar strip 4,3 mm, dengan tebal 1,59 mm dan permitivitas 2,62
nrenghasilkan Zo:50,6 ohm atal Yo: 19,8 msiemens dan r,."ff :2,184.
Sedangkan patch dengan lebar strip 144 mm, dengan tebal 1,59 mm
tr,"u:2,579.
Persamaan (8.5) memberikan perpanjangan
+o'262
o,4l2h'tr'efl'
'u
er,41,-0,258 a+0,813
o,4t2.r,sq.-.
=250,63
1,r = 1,1 W
196
Sehingga
I'r:
(4,8 +
24,48) mS
Karena perputaran sekitar 360 rnaka kedua I's tidak berubah dan
?'11?
2,579
+ 0,262
9'?09 .e0,6
-0,258
48,96) mS.
90,6+ 0,813
adalah 0,906 cm
1,186 cm.
Lp'tr = 76 mm
2.0,8lmm =77,62mm
Q = 180'
w, l-s.636,,[2!h\ I 1=4,8mS.5.r=24,48mS
n=t2ol,ol
[r,Jl o
+o'3oo
:0,81 mm
Dengan 1"
=4'8mS
(dengan u:Wo/h=90,6)
AI p
lr.2l
Jawab:
dan
,)
dan
=250,63mml"{ffi
4lp,"ff I L*,
Jawab:
=156,07 mm didapat
=3'108 m/s/l0roHz = 3 cm
*, lr_l_(ul\'l
"=t20x,l 24\?,"" ) )
Antena: Prinsip don Aplikasi
Antena lAikrostrip
197
-Y
[r_ t .IZrro,rssA.rn)'l
l20.3cml 24 \ 3cm )
l,t86cm
R, (r) = R,
=0.003279 S
2+cos(X) + X. Si(X)+sr(X) I
l2on2
x
.Si(X)
= ft'n
=4+86
J
maka dengan
iP
Lr)
t"+)
/=_
.o.'[
maka
,dengan X=koW,
=2,484,
50e
2z;,64a."o"r(n-J-] = jt-:--0,906 cm
\. 0,906 cm /
cos-r10,4676;
8.3
Matlab/Octave)
2 0,7915 + 2,484.
Q- - -
1,77
46 + 0,2461 I
l2hn2
= 0,001573
C2
listrik pada bagian bawah dat'r patch yang akan membentuk medan listrik
bersama dengan muatan-muatan listrik berlawanan jenis yang berada di
metalisasi bawah.
Gambar 8.7a memberikan sebuah patch segiempat dengan dimensi
W dan L. Sasaran kita sekarang adalah menentukan diagram radiasi dari
D-=
Kiu
I
216 a
6)= @
= 228'64{l
a)
Dengan inset akan didapatkan resistansi baru yang lebih kecil, dengan (gambar
8.l2)
Anteno: Prinsip dan Aplikasi
b)
E=E.*,(*;)*,(ry)r,
(8.12)
A,:
jadi
Ar:
x:0
E=E..",(?) ,.,
(8.1 3)
(0 < y
(z)'
Ao:y:W(O<
x<L) fuo--2Eo.or[I'x'\ -
\ t )o'
tan.
_2E,.d,
Yaitu pada
A,:x:L(O< y<W)
E, = -Eo 'd,
Ar:x:0(O< y<W)
E, = E,'d,
Ar'y:0(O< x<L)
E,=
flz = -4,
frt=4,
8..",(T)
u,
frt =
A.:y:W(O<x<L)
200
Eo=
E,."t[?) ,,
Antena: Prinsip dan APlikasi
-d,
Antena llikrostrip
201
dengan
X = k*sin0cosg
=kYsintsing ;
integrasi
o 'e-
=_>
4ltr
r; dengan
Medan listrik: E =
jo'
, IJtt,.eik;.i'da
A,
ttr.
{l-
d,
or'*
it,khE,*I,
zn, Yn\xf
E*
'-.srnq
, w ,r*1"o. x
+-c(
Z
J "i,rr"irLZ
d,,
(sinY/Y:
' s)k(1";nocose+)''sindsine+
(8.16)
z'cosl)rb'r
l)
X=ft1sin6
2
dan
I/=0
4rr
,in[rt.o, *)
,klrthE,ff*r(otrr"" I ( .2 .l dan Er=g
.
. eik(rsinosine+z'cos0)ib'r
/lh k-costj
drt
(8.1g)
ocose+z'cuo)6*t
.r,no'""
ii-'(?).O
Z,(a,x F)
Eo = ie
)-"""
(8.17)
=2E",::fi1" 4nr
@.
Z = k*cosg
Eu
ur'l
= kYsirnt
2
i i-
*r[?
u,'
)'
"'^
B cose + w
"u'''
e*' *"
sin0 sin
n'
*' o,')
E,t=0 O^, ,r= je,kVlrhEoff"orO'r,[rf
kLsina
2
F = Fd"+ Frd,
(8.1e)
F*=Eor#;otrr;#yY
o'"-t*
F = -E
uo
tv-
202
4nr
,i,ul
Iz sin
Wsiny
(8.14)
(8. l 5)
*=X = 0,0477
l" di persamaan (8.20) adalah panjang gelombang efektif (:)"0/
Antena llikrostrip
(8.20)
$,*
l.
203
w:1./s
z (tr\
o=tsc,ll
-5
Sedangkan gain atau direktivitas dari antena mikrostrip ini bisa didapatkan dengan
(8.23)
]E
dengan
6'-10
p.
I.C
.o -15
iW
,
o,=*= A7-i;e
o
o
> -20
1W
6Oi
-25
ii
020406080
-30
untukz <a3s)'
unruk 0,352 <W
<2).
(8.24)
untuk 2.1<w
[o]
G"
Gambar 8.9 Diagram radiasi mikrostrip
h:
0,04X,
L:M2,
=8,89'ro-t*,
,didapatkan gain
dan W:M5
D= 2 (*\=
(o,z)' =6
tsc,l), )
atau 7,7BdBi.
t-
(8.21)
BW, =)si11
(8.22)
lf
melode
Dengan kedua persamaan ini dan contoh kasus di atas didapatkan BWu
58,3'dan BWr:83,3".
momilt
nodel csviy
Bidang E
(8=90')
BidangH(g=0")
Antena lrlikrostrip
205
-T-
mikrostrip ini. Pembahasan yang lebih lengkap akan kita lakukan di bawah
nanti.
8.4
as
L;:0,1657
a) tampilan 3D
r-l--_l
lar
.tr- = -----:-cos
?=
Gambar
8.ll Pencatu
'
b) tampak samping
v
/s
--
2tr
-r
E'0Ct
{&
W
2
(8.2s)
(8.26)
206
y'rfteno
llikrottrip
207
_T
Contoh 8.4:
4,49.23,492
Rancanglah sebuah antenna mikrostrip segiempat untuk frekuensi WLAN 2,45 GHz. Tersedia sebagai PCB bahan FR4 (e, : 4,5) dengan tebal I mm. Tentukanlah data-data perancangan dan beamrvidth serta
=0,412.r*..J,r,
sehingga panjang
24,035
r,;;;,";;*r;
Jawab:
,=r#l'[#)-']
persamaan (8.6)
23,22mm/59,82mm = 0,3gg2
^.L= 600,3882-0,0034=0.003r1.
-'"""'Q
' =+Y60 )" 30n,
G.
xs
W:23,22mm.
u:
1,1
50C).0.00311
C)
mm
Wlh:23,22
,
"r,"If* -',*l2 *9;)(t*]9)'''o
21,,;;
=4,rg,
menjadikan panjang
dan (8.17),
/L
-" L- 2sin-'l BW'E
mm
L -122'45
= 59,82 mm
,14,19
,1t,,*
f:1, )
[r1:r'*h'
gelombang efektif
A", =
.,
L=L"t- 2M=29mm.
=0.46mm
Karena panjang efektif dari patch di-set setengah panjang gelombang, 2",, :29,91 mm, maka dengan rnemperhatikan perpanjangan akibat
'
= 0,412h.e ""n'
- 0'300 .u + 0'262
t,,"tf-0,258 z+0,813
Anteno filikrostrip
209
-?
T
IT
ITII
+
#
D=-2-(Y\
rsc,\1
--
'
-]-t0,3882)'z
) 15.0,0031
=6,48 atau8,12dBi.
DALAM ARRAY
kan terjadinya kondisi unmatched, yang harus dikompensasi dengan pemilihan lebar strip yang disesuaikan dengan percabangan di ujung saluran
transmisi ini.
Hal lain yang bisa menimbulkan masalah adalah, jika ada banyak
elemen mikrostrip digabungkan menjadi array, akan terbentuk jaringan
pengumpan (feeding network) yangsangat kompleks, dan memiliki potensi
memberikan kontribusi terhadap pemancaran, YanE bisa mengganggu
kontribusi pemancaran yang sebenarnya. Solusi untuk masalah ini adalah
dengan dipergunakannya pengumpanan secara elektrodinamis melalui
.,.fii*{T).
-
"u*
F = z r.
lubang (slots).
""o"' ^111*{+)
5!L
+ a,(p
- "i
i "t"'*, a,, =
210
e,,rGti"
r*
o"*r*,
"-t
dx, dz,
"'**''"
r4' 4r'}
J
o*, * 1).1
o",,,
4r,!
4,
(- u,U,*"'
"ir'*"
",r',,^
0
"a
x,,
).
"
i on*o *,
i*{+).
7*b**h= #G**
*,^
",
a,,
***
r)
211
.?
khcosO
i!v:\tt"e-n' *i"[
|
0
"i['stnosino
1rt -
l]\o lYg
LY
('
F __4E^.
- _"-i* | -.
"
4nrl'
i.*(?),
ik,s;aoc.se
dx,
Ef
o"o,
,.,* _,
[r*,i,,
.orlzrtnu.orpLr4ry=,
l2
o-.(?)
"',"1--,-f '
- . ( kwsinrl*in.r_)4fq .
t; I
- (t.in u"o'pf
[(
-j!Y!Jff9-.(r,,"*
"rn
"
"o",
cos(fl+ L
f2tlay
,"o"(kLsinocosgl*ryt*
sin(tr)).
.n ,
i*wsinosine
(n\2
Ii
l.
- "'v+*
=4 w n.r..:3!
*,(r*f*),{ry-),4,y
"#a,
ir"iryt"'o
Denganmemasukkan
)
'*"^1""'
\-*
212
jkV sitOsirg
lksindcosrp ^ ( kLsinficos4t\
. u.l"*
../lcicosrg\
;te ''t''t. z
-+ldane 2
F
F
t-
Dengan W -+ 0
(
tcosel
-(r'i'u'*r)
J
kltsinfsing
u"*r + l
)
-iksinocose (,*"":*"'*n@f*L*,
_
av
=-;=.r--lc
r
.-
Y sn-Llsinp\
iksinocosg
[;)-*''"'"ospf
(;)-*"'
W'sin,
(;T_* ocossl
.;","(+)1,,*.'**,lr
(
,iusitrrs,
rr-:-.o^^--\
.\",r,.*n,^,*,
=4
wh
kZ
=T X=,
*{;,i.o.o,r).,,(*";'o1,'r"-* ."Ya,
]'"'***"
i.",(?
E.*,
L:?,"/2:maka
-oo0ooe
kx'sin
ocos
di,\",*o*' r,'
)
Antena: Prinsip don Aplikosi
Antena hlikrostrip
213
Antena Broadband,
Ultrawideband dan
Mtrltiband
9.1
PENDAHULUAN
Pada banyak aplikasi, sebuah antena harus mampu bekerja pada pita
spektrum frekuensi yang lebar (broadband), bahkan juga harus bekerja
BW, -
{r{rc0u,
(e.l)
Dan
'*r=*
(e.2)
--?
?
c[=tan
t*)
(e.s)
BLV*=_ful"fr22.
Sedangkan menurut badan regulasi telekomunikasi A,merlka (F e dera I
Di bab ini akan ditunjukkan beberapa contoh antena yang memiliki wilayah kerja yang lebar dan sangat
Gambar 9.1 menunjukkan antena helix dengan parameter geometrinya. D adalah diameter gulungan antena, Z tinggi antena, S ketinggian sebuah putaran, sehingga dengan Nbuah lilitan menjadi I : N^S.
(nPI
*s'
(e.3)
Dan panjang total kawat yang diperlukan untuk membuat antena helix ini
adalah
Lx = N'Lo
(e.4)
216
217
Pada modus normal, dimensi antena helix kecil dibandingkan panjang gelombang. Sehingga bisa diasumsikan arus yang mengalir di antena
konstan. Diagram radiasi antena helix modus normal bisa diaproksimasikan sebagai superposisi sekumpulan antena loop Hertz dengan diameter
D dan sekumpulan antena dipole Hertz dengan panjang S (di sini terlihat
orthogonalitas dari medan listrik).
E'= iz
UJOI
kl"se-ib
+nr
(e.6)
"no
Er = Z,t'(o
4r
I'"-i* ,'nu
R
(e.7)
lu,l
js.
atau AR
t*,D2= (,rnY
?ry=
(e.8)
AR:
AR=l= ,24.=
(,aY
, atau
(nol
'-" - h
l,
(e. I
l)
BW[',]- s2t'2
(e.t2)
c.J.^/s
o=t,n-'(*)=,,,'[H)
l5,l/
C'S
AR
(e.r3)
ratio/AR)
+l
=2N2N
(9,14)
Contoh 9.1:
(e.e)
218
1a0.9
Gain
AR=84=
Dan medan listrik medan jauh antena loop Hertz dengan diameter D
l2-l
menunjukkar;r;;;rtamanya
(e.10)
=12,24 cm.
219
-T
Dengan perancangan optimum berlaku Cl?r"= 1, dan a =13".
akan didapatkan C = ).=12,24cm. Dari gambar 9.1 didapatkan diametcr
helix D:C/r:3,9 cm, persamaan 9.5 memberikan nilai jarak antarlilitan
sebesar
BWI' 1 =
6 =61,r
AR=
52trz _
52. (12,24)3t2
cJ.rrs n,24.115.2,8
c'i =ts
2N2N
,,
(t?,2+)'
2g,1,
2,a = 5 L4i :-
dB
17,12
vswR
<2
-6GHz
Gsin
3dB beamwidth
39.
Axial ratio
+ 0,5 dB
Front-back ratio
>15 dB
Daya maksimal
60
Konektor
SMA female
Ukuran
55 mm (diameter ground) x 92 mm
45"
w (cw)
(12,24)'
= 3l / 30 = 1,0333
0,28 dB.
Perhitungan dengan Mininec menghasilkan faktor refleksi yang cukup bagus untuk frekuensi dari 2 GHz sampai 3,4 GHz, seperti ditampilkan
di gambar 9.3 (kiri). Khusus untuk frekuensi 2,45 GHz dihitung diagram
radiasi di bidang vertical (gambar 9.3, kanan). Terlihat gain yang didapat-
kan sekitar 13 dB, sedikit berbeda dengan hasil yang didapatkan di atas,
dengan beamwidth sekitar 2
19'
38'. Sedangkan AR
1,077.
2.4
2.8
IGFlzl
30 40 50
I lol
60
70 80
90
220
Antena planar yang dibahas di buku ini dibatasi pada antena yang
terbuat dari metal tipis, yang memiliki suatu bentuk tertentu seperti di
gambar 9.5. Antena diletakkan di atas bidang ground, yang di baWahnya
dipasangkan konektor koaxial sebagai tempat feed dan interface untttk
pengukuran
221
t/'t
-10
i\
il
li
-15
!i
!;
li
'350
kiri adalah
i!
i!
i!.l
ii
i!
'20,
7
I
{l
1
I
-30
'350 i
8f
minimum.
Gambar 9.7 adalah hasil lainnya, jika sebagai masukan diberikan
frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz. Maka akan keluar hasil geometri yang
jelas lebih kecil dari struktur di gambar sebelumnya, karena frekuensi
kerjanya membesar.
222
t.
-25
Di
tI
-30:
Gambar 9.6
-25:
Aplikasi
223
Y
I
1 sampai
ke N.
dn
.t h
(d,:
sudut o dengan
dipole ke-N
o( =
tan-,I-L1l
dipole ke-n
'''i'';:-:-'[
i'
aao
;u :=U
d,
dn+t
Rn+t -------------'--
il
dan faktor
jarako (spasingfactor)
l,*r
(e. l 8)
mrn
lebar pita relatif dari wilayah aktif (bandwidth of the active region) 8",,
B o,
= l,l + 7,7 (l
c)2 cot a
(e.1e)
d, s,
Rn
Rr*t dr*t sr+l
- f^u*
f
J
-- l, -
(e.t7)
L4o,-l
diPole ke-n+l
(e.15)
(e.20\
Panjang total struktur, dari dipole terpendek (/-,,) sampai dipole terpanjang (/."*) bisa didapatkan dengan
,,=+['-j,)"*"
(e.21)
(e.16)
224
225
T
Dari hasil di persamaan (9.24) tersebut dan jarak relatif rata-rata
Fa*tor jarak o
o '=
0.L0
il_
l,l
0.
rl
^f
ll
dB
i0.5 dB
il
)rt
-''-.
I
9ry,g,ur,
il
tn
ri=qlt
ll) dB
s' = 0.06-
iit\
4
3
ti.
O).
Z,/RN
u. t$
0.16
t.l.::
11.5 LtB
0.tllt
rl"{,h
{l dB
8.5 {lB
dB
7.s
riB l (rE
0.
l5
0.2
l2
I.0
0.3
6.5 dB
Z/R"
{.t.t1.,1
o..,1
U.9{r
i.)..s-l
Fsktor skala
0.tiu
U.7r-)
"max
_ 'tt
-'mil
(e.22)
, =a"orn(Zu\
Ir20
Contoh 9.2:
lnB
(e.23)
Jawab:
(e.24)
^(+)-z,zs)a
226
(e.2s)
dan
Aplikosi
0,16
r:0,86.
ttuttiband
227
Z, =l2o
yangdiinginkanB:4.
o,
= l,l + 7,7 (l
c)2 cot a
1,1
l,',l 9
dan /,ou* =
t]fgbA
54 x
l0ol/s
rrraan (9.25), s
1,9
B, = B.Bo, =7,16..
tr*, =
.f^,n
= 5,556 m
Tabel9.l
I.* l2 = 2,7778m.
+(r-
= 1,38e m
. (1
tt
l'9685
=l+'1'',
ln[/r)=1* 0,1508 =r4-l
Ji
228
*:1,9
328,2{l
Dan terakhir jarak kawat pada setiap dipole dihitung dengan persa-
)-
t"t#
cm,
!-t
2.7178
6,37
2,3889
s,4782
,63
2,0545
4,11t3
,41
1,7668
4,O517
,2t
r,5195
3,4844
,04
I,3068
2,9966
0,89
1.9
I,1238
2,5771
0,77
0,9665
2,2163
0,66
0,8312
,9060
0,57
l0
0,7148
,6392
0,49
0,42
II
0,6r47
,4097
t2
0,5287
,2r23
0,36
l3
t4
0,4547
,0426
0,31
0,3910
0,8966
0,2"t
9.5 ANTENA
FRACTAL
Aptikasi
ltultibond
229
T
sebelumnya (Euclidean). Geometri Euclidean yang merangkurn titik, garis,
Gambar
9.ll Geometrifractal
Koch iterasi ke-5 terletak pada frekuensi yang lebih kecil dari minimum
pertama iterasi 0 (sekitar 920 MHz), sehingga dengan memperkecil
ketinggian antena iterasi ke-5 dengan faktor450/920:a,49 bisa didapatkan
kondisi seperti pada iterasi 0. Jadi antena fractal juga menawarkan
rniniaturisasi dari antena.
Foktor reJleksi
f tcHzl
Jika antena fraktral tipe von Koch di atas diletakkan di atas ground,
di gambar 9.12. Kasus ini untuk ketinggian antena 8 cm. Gambar 9.12 ini
menunjukkan hasil untuk antena von Koch iterasi ke 0 (dipole paling kiri
di gambar 9.1 1) dan iterasi ke 5 (tidak ada di gambar 9.1 I , gambar paling
kanan iterasi ke 4).
Antena fraktral memiliki karakter menghasilkan faktor refleksi yang
kecil pada beberapa wilayah terpisah {multiband). Bahkan seperti yang
terlihat di gambar 9.12 minimum pertama antena (sekitar 450 MHz) von
Gambar 9.12 Faktor reflel<si antenafractal tipe von Koch untuk iterasi 0
dan iterasi ke 5
230
231
-Y
t
-2
4
-6
,,
,
-8
:,
-10
-12
iil
-'t4
-16
rt
tt
tt
tt
tt
tt
tt
tt
-18
1st
,-.- 2il
--- 3rd
-2oo
23
frequency [GHz]
nl
2
frequency [GHz]
Ekstensi dari antena ini adalah, antena sierpinksi gasket tiga dimensi,
yang fotonya ditampilkan di gambar 9.15.
Gambar
9. 16
adalah
Ultrawideband adalah aplikasi yzmg menggunakan spektrum frekuensi sangat lebar dengan tujuan mendapatkan kecepatan transfer data (data
rate)yangtinggi. Sinyal yang memiliki sifat ultrawideband juga digunakan
untuk pemposisian (ltositioning) yang sangat akurat. Karena trand frekuen-
si yang digunakan oleh aplikasi UWB ini sedianya telah terpakai untuk
Antena Broadband, Ultrowideband dan ltultiband
233
7-0
r-s
:
- smurlasr
-10
-rs
-20
'
-25
-go
t'
tI
tl
rao
\1
l1
t1
l1
l1
l1
t
I
-35
0
-5
lv
23 4 5 6 7 8 9 101112131415
Frekuensi [GH4]
ground
.10
"15
-?o
.25
-35
Antena ini memberikan faktor refleksi yang bagus (< -10 dB) pada
sekitar 2,69 GHz sampai 10,16 GHz (perhitungan) dan sekitar 2Jg GHz
.44
.30
ft
-45
-oo0oo-
I 2 3 4 5 6 7 A I 1011 12131415
Frekuensi IGHz]
234
Aplikasi
llultibond
235
PengukJrran
Besaran Antena
10.1 PENDAHULUAN
Dalam proses perancanganisuatu antena ada tiga larigkah penting
yang biasanya dilakukan:
rule of thumb. Hal ini telah dibahas di bab-bab sebelumnya di buku ini.
Penentuan dimensi yang lebih tepai dilakukan dengan bantuan software
yang bekerja dengan basis metode numerik untuk elektromagnetika
yang merupakan solusi dari persamaan Maxwell secara eksak ataupun
pendekatan. Hal ini akan dibahas di bab 13 tentang metode numerik untuk
antena.
pada langkah
Bentuk dan ukuran detail antenna yia,ng didapatkan
pertatna,merupakandatapentingyangakan'digunakanpadatahapfabrikasi'
suatu pola
Di sini akan dibuat antena yang terdiri dari kawat yang dibentuk
kuningan, dll')
tertentu, atau terbuat dari lempengan me'tal (aluminium,
dilubangi,
yang akan dipotong dengan bentuk dan ukuran tertentu, bahkan
pola tertentu yang telah
atau terbuat dari PCB yang akan di-etch dengan
dicetak di atasnYa.
Pengukuran (validasi)
elektrisnya dengAntena yang telah dibuat akan diulrur performansi
anmengamatibesaran-besaranpentingantenauntukmemastikankeber.
hasilan dari proses perancangan itu sendiri'
iteratif sampai tujuan
Sering kali langkah-langkah ini ditrlang secara
jumlah besar
yang diinginkan tercapai. Dewasa ini prengulangan dalam
tenaga
i"r,rnyu hanya dilakukan pada langkah pertama' sehingga waktu'
metode
dan
secara signifihan. walaupun teori
dan biaya bisa dihemat
akan terjadi pengulangan
analisa antena telah cukup maju, tetapi. tetap saja
dalam langkah akhirnYa.
besaranTeknik pengukuran besaran antena adalah proses mengukur
besaran karakteristik dari antena, sepelrti
Diagramradiasi(secaratigadirnensi,atauduadimensipadabidang
suatu bidang tertentu
azimuth (horizontal), bidang elevasi (vertikal) atau
yang miring di ruang).
Di dalam praktiknya, sebuah antena selain harus memenuhi besaranbesaran elektris yang digariskan dalam perancangannya, antena itu juga
ini terdiri dari sebuah pemancar dengan antena pemancarnya yang disebut
sebagai antena pengukur. Antena yang akan diukur (antenna under testl
AUT) diletakkan pada sebuah meja yang bisa diputar. Sistem ini dilengkapi
dengan komputer yang akan mendeteksi nilai yang diterima dari antena
yang diukur ini dan bisa mengontrol posisi/sudut dari antena.
Sistem pengukuran ini, karena menghendaki besaran karakteristik
antena, yang biasanya didapat pada kondisi medan jauh (far field),harus
memenuhi kondisi medan jauh.
antenna dalam
Gain dan direktivitas, yang nrenentukan kemampuan
rnemfokuskan energinya ke suatu arrah tertentu'
tenapemancar,ataugelombangyangditolakuntukditerimapadaantena
penerima.
238
front gelombang yang berbentuk bola (untuk titik di medan jauh). Tetapi
untuk jarak yang sangat jauh dari antena pengukur, kurvatur dari front
gelombang ini sudah sangat kecil, sehingga di keseluruhan dimensi dari
AUT gelombang ini bisa dikatakan datar dan homogen.
Pengukuran Besaran Antena
239
R+E=
,trEI =^[,.[#l)"
(10.1)
l.l.
R+5=
R+6=
^[,.(#l )'' =
Taylor
(t +
*)t2
=I+
, untuk
lx
2
o[,+(*l
)
**L.L
8R
2nlDz
^
A(D=k.b=-.-.-=-.'I8R4)vR
nD2
t
Frun gclontung
blo
L<D=2.5o
1,
8'
maka
+ n=2?'
=L=n.D'
8 4l"R
)t
Artinya, antena yang diukur harus terpisah oleh jarak tertentu dari
field terpenuhi, yaitu
2D2
berbentuk bola'
R>_
t.
(10.2)
Pe
241
Contoh
l0.l:
Dari contoh 10.1, gambaran besaran jarak minimal yang dibutuhkan untuk pengukuran antena yang berdimensi besar dibanding dengan
panjang gelombang, akan memberikan problem yang sangat serius dalam
melakukan pengukuran antena, karena untuk jarak yang sedemikian besar ini, sangatlah sulit untuk mengondisikan lokasi pengukuran bebas dari
gangguan sinyal-sinyal lain, bebas noise, danjuga lokasi yang bebas dari
Absorbsi
yang
ranges.Pengukuran juga sering dilakukan di dalam ruangan yang temboktemboknya dilapisi oleh material peredam echo untuk mengurangi reflek-
242
(Jamtrar 10.4 Dua jenis bentuk geometri absorber yang biasa digunakan
ltengu
-7
Absorber dengan bentuk piramida memberikan performansi penyerapan yang bagus jika gelombang yang datang secara tegak lurus, sehingga
bagus untuk diletakkan di bagian belakang antena. Sedangkan bentuk takik
bagus untuk gelombang datang secara miring, sehingga bagus untuk diletakkan di bagian samping.
memberikan faktor refleksi sebesar sekitar -30 dB (0,001 atau lo/o refleksi)
untuk frekuensi 1-2 GHz dan membaik untuk frekuensi di atas itu.
Contoh 10.2:
Jawab:
Dimensi terbesar antena dalam hal ini 3 m, jadi digunakan
dan panjang gelombang I : 3 x 108 m/s I 7 xl}e Hz=0,042!
jarak minimal yang harus diPenuhi:
ou-
2'9m2
0,0429m
D:
p,
3 rn,
maka
oa2=!?o=" '=65,4
12,24cm
cm.
=420 meter.
9,
untuk mengukur
diagram venikal
Contoh 10.3:
variasi azimut g,
untak
Jawab:
DenganD
x I 08 ml s I 2,45 x lOe
Pengukuran Besaron
Antena
245
yang lama dan upaya yang tinggi. Sebagai gantinya dilakukan dua
pengukuran pada bidang referensi tertentu, yang padanya pancaran utama
antena terletak (bidang vertikal dan horizontal). Dan juga dalam melakukan
heamwidth yang sangat lebar (gain yang rendah), refleksi pada lantai harus
diredam dengan meletakan absorber di sana.
yal lain (pada ruang terbuka), ataupun sinyal multipath akibat refleksi pada
struktur di sekitar tempat pengukuran. Pengukuran sebaiknya dilakukan
di anechoic chamber. Jika tidak ada, alternatif yang bisa diambil adalah
tetap di sebuah ruang, yang sedikit banyak terbebas dari sinyal lain (ini
bisa dilakukan pengukuran awal, tanpa menggunakan generator sendiri,
Gambar 10.7 Pengaruh refiel<si pada lantai untuk low dan high gain
antenna
Jika kedua antena ini dipisahkan sejauh R, antena pengukur menggunakan daya pancar sebesar P, , maka daya terima untuk orientasi opti-
jarak antar antena R dan ketinggian kedua antena H tertentu, pada antena
dengan gain yang tinggi, refleksi pada lantai tidak akan mengganggu nilai
pengukuran yang sebenarnya. Sedangkan pada antena yang memiliki
246
Aplikosi
o =[#)'Gro'GRo'Pr
247
Untuk antena yang sama (andaikan identis) berlaku G7o = Gpo = G,,,
maka dari daya yang diterima, bisa dihitung gain dari kedua antena tersebut
4TrR
Go=
Jawab:
Karena daya terima berbanding lurus dengan gain, atau dengan perhitungan logaritma
P"[dBm] = GldBl+K
(10.3)
Maka
)"
P,1[dBm]=Gr[dB]-
-72dBm=l7dB-
-79 dBm=Gz[dB]-89dBm
K=-89dBm
P.2[dBm]=Gz[dB]'
K =
Gz = l0dB
Hasil gain yang didapat di atas secara intuitif dan sederhana dari
perbandingan daya terima (yang dalam logaritma direpresentasikan dengan
diferensi/perbedaan). Kasus spesial adalah, jika sesudah pergantian antena
didapatkan daya terima yang sama, maka gain AUT sama dengan gain
antena standar.
10.8.
akurasi yang baik. Juga antena standar yang gainnya telah ditentukan deng-
pemancsf
Gambar
Metode ini mensyaratkan pengukuran daya terima yang presisi, sehingga dibutuhkan power meter atau spectrum analyzer yang memiliki
an presisi juga. Beberapa pembuat antena ternama menawarkan antenaantena seperti ini.
Alat ukur
AUT
antena tersebut, yang terdiri dari hasil kali beamwidth bidang E (vertikal)
Gz, P,z
(10.4)
Contoh 10.4:
__
c^4n
nya, yaitu 17 dBi, dan diketahui power sinyal terima -72 dBm. Antena itu
kemudian diganti dengan antena yang tak dikenal gainnya, ternyata sinyal
terimanya menjadi -79 dBm. Tentukanlah gain antena yang ke dua terse-
{)M
(10.5)
but.
248
M = BWsBWtt
Pengu
249
(10.6)
diketahui
lrT'
Zin.,qur
26000
(10.7)
BWH,oBltrE,o
clengan P =
Contoh 10.5:
phasanya
c=
(I
=fi.Z,
lfl.e/I
(10.g)
0.7) didapatkan
lfl
dan
Jawab:
Dengan persamaan
(10.e)
=67,17=18,27dB.
--.12609.0-r = 18,7x20,7
BWH,oBWE,o
'.1u099 -
faktor refleksi yang ditimbulkan antena itu jika dipasangkan pada suatu
kawat pengalibrasi, gambar 10.9 memvisualisasikan kondisi mismatch
yang menyebabkan gelombang refleksi.
VSLYR
=V^^*
(l 0.10)
Y^i,
Distribusi gelombang tegangan di atas saluran transmisi bisa didapatkan dengan menggunakan struktur pengukur yang bernama'slotted
line'lMA09l.
Misalnya, dari gambar 10.10 didapatkan
yswR=v^u* =-!{=3
V^in 0'5
Zo impedansi
kawat
penghubung
Zir,agT impedansi masukan
antena
251
'.T
GHz. Karena alat ukur tipe ini memiliki empat buah gerbang (port),maka
bisa mengukur parameter tersebut untuk piranti empat gerbang secara
otomatis S, (untuk ii : 1,2,3 dan 4).
l
I
itl
I
t
i
t
llr
i
48.51
4.
6l
a2
,l-ra
y=9r1Qn-t\,
l\g
n adalah jumlah minimal tegangan antaratitik referensi dan antena dan 1,,
Gambar
l0.ll
Network Analyzer
l0 MHz -
40 GHz (Rohde-Schwarz)
Alat ukur ini bisa menampilkan hasil faktor refleksi secara linier
ataupun dalam besaran logaritma (dB), dan juga sebagai besaran VSWR.
Gambar 2.11 dan2.l2 di bab 2 menunjukkan beberapa hasil pengukuran
yang didapatkan dengan alat VNA.
Tiga produsen ternama alat ukur VNA ini adalah Rohde-Schwarz"
Agilent dan Anritsu.
-oo0oo-
252
Aplikosi
253
n
Perkernbangan l(ItttsJrs
pada Teknik Arttena
atau
daya sinyal pengganggu (interferensi)
sinyai yang diinginkan terhadap
memaksimalkan kapasitas sistem'
meniadimaksimal, sehingga bisa
CII
antena
Pendekatan dengan menggunakan
nirkabel
memanfaatkan kondisi saluran
antenn a sy st ems) adalal dengar
(hamburan)' yang menyebabkan
yang sangat penuh dengan lcattering
pemancar ke penerima'
munculkan fenomena
'jalur-jalur terpisah" yang bisa
Jalur banyak ini dirnanfaatkan menjadi
menaikkankapasitassistemmenjadikelipatandariyangadadellanfaktor
jumlahantenayangterlibatdidalamarraytersebut.Konsepinidikenal
(MIMO)'
Logu., nama Multiple Input Multiple Output
Di
GHz.
Ke kedua saklar optis ini dilakukan penyinaran dengan menggunakan
cliode laser infra merah yang dialirkan melalui sebuah fiber optik. Gambar
irii-conrlcuRABLE
Panjangefektifsebuahantena'berartifrekuensikerjanya'bisa
secara
diodaPlN,FET,saklaroptisdansistemmikroelektromekanisfrekuensi
korektrr
radio (/lvlEMS).
0
"10
-'15
tzH04l
.30
2.5
3'o
FGqumo/ (GH4
Gambar
J:aktor
2.o
ll.l
----Y
Realisasi saklar untuk antena ini ditunjukkan pada gambar I 1.4. Jika
sumber DC memiliki nilai positif, maka diode PIN akan dibias secara maju,
sehingga saklar tertutup, sedangkan untuk polaritas negatif, PIN akan dibias
kiri ke kanan.
baik pada saat saklar terbuka, dan memiliki kecepatan yang tinggi pada
0.0d8
ffi.
hingga pengguna bisa memanfaatkan jaringan ini di mana pun dan kapan
pun juga, dari sisi kapasitas (cupacity), sehingga bertambahnya pengguna
dan bertambahnya besar data yang ditransmisikan tetap bisa diberikan layanan dengan baik, dan memiliki realibilitas yang tinggi (Quality of service/QoS) yang sesuai dengan spesifikasi yang diberikan.
Interferensi saluran yang sama (co-channel interference) yang meningkat karena jumlah pengguna bertambah, menjadi pembatas di kapasiRF
RF
in
out
tas. Masalah fading yang diakibatkan oleh jalur banyak dan delay spread
juga menjadi hambatan dari perbesaran kapasitas ini.
Penggunaan antena cerdas (smart antennas/SA) menjadi salah satu
cara unfuk memaksimalkan kapasitas yang tersedia, dengan cara 'memilih'
pengguna yang diinginkan dan'menolak' pengguna interferensi. Teknologi
258
penggunaan kapasitas, yang ditandai dengan bit per second per Hz (bps/
Hz).
Kedua teknologi ini mensyaratkan menggunakan rangkaian mikroelektronika yang cepat yang mampu melakukan pemrosesan data secara
digital (digital s ignal proces sing)
r"(/) adalah sinyal yang diambil oleh antena z. Secara umum sinyal
ini mengandung sinyal yang diinginkan dan yang tidak diinginkan
(interferensi). Setelah membagi sinyal tersebut ke komponen in-phase dan
quadratunrya keduanya dikalikan dengan faktor pembeban w,,,, danwg,n,
yang secara teknis merupakan penguatan amplitude sinyal dan pergeseran
phasa (phase shifting). Sinyal-sinyal tadi dijumlahkan menghasilkan s(t)
Antenna
x,r(t)
dari mana sinyal berita datang dan ke mana sinyal berita harus dikirim)
dan mengarahkan zero ke arah-arah interferers (setelah diketahui dari arah
Output
s(t)
cl
o=l
,trI50u
g=l
20n
ii
r
Reference
signal (t)
Error
signale (t)
reflector
w* Di
s(l)
Iwr,,xp,n(t)
(11.1)
n=l
P=I,Q
secara dasar.
260
261
Sinyal kesalahan adalah beda dari sinyal keluaran itu dari sinyal
referensi
(1 1.2)
- \wr,,x r,,(t)
n=l
Tabel
(r)]+
(11'3)
n=l
P=I,Q
NM
e,nr
r [" ol]
ll.l
> i*
(l l.e)
lrl= hI'[s]
P=l,Q
ry=l- -n1l_
Tabel
ll.l
(r 1.4)
,,
dengan
rSinyil
beriti dail',
,,t!:,r':::l:,,iiiihr:l:ll,llir:tlr
$ryf=lw1.1,wB,r,
(l1.8)
maka
1y
e(t) ='11;
z[ofw]= s
(11.5)
,r,*,*g,n)'
tilrrtli:.:
90fri.:iltllrlrtllrl
,llrrli:i,,i,r!rt.ii,:.:lilliltL.ilili,ilarllllilr'
riilt,,.itri rlti,
I r(t).rr.r (/) I
I 11r1rr.,ir1 |
isl=
l-l ,
I
r(r)r1,r(r)
(r16)
r,i'rilri
.':r
"':
i,l
w-rt i
;irtff;;;l,1,1,r,
lr1rtx,., trl_l
tol=rl
lllllll:.,1
.r::t,tltr,,,lllr:.t;r
ltl,ti.t.t,
ffi
0. I 735
- 0.0380
0.0658
0.1
360
0.2126
0.065'1
-0.1942
0.0008
0.1 825
-0.1942
-0.1966
0. l 839
0.0740
0.1284
0.2467
0.2030
-0.0553
0.2492
-0.0729
-o.1290
o.2467
-0.2029
0.05s7
0.2492
-0.0995
0. l 668
0. l 825
0.0672
-0.2680
0. I 839
0.1209
-0.1300
0.0658
-0.0089
0.2522
0.0657
(1 1.7)
I
-]
Di gambar I 1.7 terlihat, pada arah yang diinginkan, diarahkan pancaran utamanya, dan pada saat yang bersamaan, ke arah interferensi, diarahkan zero-zero dari diagram radiasi ini.
Di sini akan divariasikan faktor pembeban untuk menghasilkan kesalahan yang minimal, jadi akan dilakukan diferensiasi persamaan (1 I '4)
Arah datang dari masing-masing sinyal, baik yang diinginkan ataupun interferensi, bisa didapatkan dari beberapa carayang diperkenalkan di
Iruoe].
Antena: Prinsip dan Aplikasi
263
-=
ln dB
lt
= httxt ., hr2x2
a htzxz
(11.10)
lz=hztxt+h22x2+hrrx,
lt=httxr+hrrx2+hrrx,
Atau secara matriks
bl= tgl t l
20
40
*uin
Gambar
11.7
o.n?3"=
1ao
>-a
>-5
>-5
tvl
Ix]
(1 1.12)
sifat-sifat
a<
(11.il)
tu).lulH =lr)
IVl.tr/lH
=lrl
(r 1.13)
(1
l.l4)
(1
l.l5)
,[f +#]
lDl.
Gambar
264
ll.8
Sistem
MIMO
Antena: Prinsip dan Aplikasi
265
fx], dan pada sisi penerima berupa pendekodean, Space Time Decoding
(STDC), yang mengalikan sinyal terima pl dengan matriks [t/]H untuk
mendapatkan sinyal yang akan diteruskan ke penerima [y"].
['l=
kl
(1 1.1 6)
[,,.l
Lr,l=luY .b,l
Dcngan persamaan
:,
(r1.17)
( 1 1.
j--lr Y V,l
I 1) dan (1 1.12)
irlIX'
[xJ
[, l[,^I
ict
i;
atl i
l"r" l= l-r.1.
tvJ
k,I
Penambahan pengkodean
IT
xs7
>>>-
(t I .18)
Xs2
dan
_.>
IsJ
irerbanding Iurus langsung terhadap sinyal kirim dan tak ada pengaruh dari
sinval icirim iainnya. Secara teoretis, pada setiap kondisi propagasi, atau
unfuk iettap rnarnKs ffll bisa dilakukan SVD. El'ektivitas riari MIMO akan
l{j;'rilrrli ,larr rriiar-nrtai Eigen (cigcn volrte) a/\ . f"rU"saran kapasirus
sistcsl terjacti sccara efbktit" jika nilal-nilai trigen ini besar (sarna besar satu
dt:ngan rxlrulya i.
I'.iilai eigen yang besar atau sama besar menunjukkan korelasi antarjalur propagasi yang minimal dan juga korelasi antarelemen-lemen antena
yang ininimal.
Gambar
!s,t
ll.9
---a
!s,2
-+
!",3
--+
[wIT09] menunjukkan perancangan antena MIMO pada alat komunikasi genggam dengan menggunakan software csr Microwave Studio
(bab 13), yang mencari korelasi antarelemen yang minimal dengan meletakkan posisi elemen pada tempat berbeda-beda. Antena MIMO dengan
dua elemen ini dirancang pada frekuensi 2,6 GHz. Gambar l l.l0 menunjukkan struktur yang dirancang dan nilai coupling antarelemen yang
didapat. Terlihat jarak antarelemen dan orientasinya satu dengan yang lain
mempengaruhi korelasi ini.
267
l.l
-s
g -10
.'
pelgrlruan Sr.
[)
Its
S 11
simrlirsi 311
-15
H -zo
(L
rrr -25
lren!$huan S.,
sirurlasi S;1
permrkrual
S11
$(t
-eo
o _il6
g)
iekteusi [GHz]
-44
Gambar
ll.l0
elemen
Gambar
hr=3-h::2. h:=0.8: ar=7, a:=3, ar=3.5,
ar=6.6- a:=l 1.5, ae=4.75: a:=8.1, as:6 25,
ao:2: br=4.'1, b::9.5. br: I 1.85; br:4.75;
crd.l-
1.5,
\.*-/
mrew I
ffik=
268
c::5.1;
ghfital
ll.ll
ll,l2
cl=8.7, t=2.2:
_--l'*t\-
Gambar
6.0
Frequency {GHz)
E ffir'
269
-T
Di bab ini
terpenting dari sivilisasi manusia di akhir abad ke-20 yang laiu. Dengan
sistem seluler digital, dimungkinkan komunikasi di mana pun, kapan pun,
bahkan berbagai jenis data bisa dikirimkan. Global System for Mobile
Communicaliorzs (GSM) adalah sistem komunikasi bergerak yang bekerja
secara digital. Dengan kemampuan roaming (menjelajah pengguna sistern
komunikasi ini di manaprn) dan hand over (pterpindahan dari suatu wilayalr/
cell ke wilayah lainnya), GSM menawarkan kinerja yangjauh lebih baik
dari sistem komunikasi bergerak generasi sebelumnya.
Tabel
l2.l
GSM
8OO
'
Downlink [MHz]
AMPS
824-849
869-894
P.GSM
9OO
Primary GSM
890-9 I 5
93s-960
E.GSM
9OO
Extended GSM
880-91 5
92s-960
GPS
GSM 1800
DCS
18OO
l7l0-1785
564-l 586
805-1880
12.1 ANTENA
.
Nama Band
GSM
19OO
UMTS
Name elternatif
Downlink IMHzI
Uplink [MHzl
PCS I9OO
850-t910
930-1990
3C
885-2025
2110-2200
l7l0-l7ss (us)
21
r0-215s (US)
802.11a/Wj
wifi (rsM)
wifi (uNri)
802.15.4
Zis.Bee
802.1 5. 1 1a
Bluetooth
2400-2483,s (rSM)
802.15.3
[JWB
802. I 6
WiMAX
B02.l1bls,/n
KOMUNIKASI BERGERAK
Frekuensi
Frekuensi
2400-2483.s
31
00
10600 MHz
jumlah yang banyak dan detail sistemnya yang dibuat ietbtka (open
architecture), yang menyebabkan jumltih perusahaan (vendor) yang
memproduksi komponen dan sistem GSM menjadi bertarnbah. Kedua
teoritis digunakan struktur enam sisi, sehingga seluruh luasan bisa ditutupi
tanpa celah (gambar 12.1).
sistem komunikasi lainnya yang juga mendapat celah pasar cukup besar,
yaitu llireless Local Area Network (WLAN), dan yang memiliki prospek
cukup besar di masa mendatang Worldwide Interoperabilityfor Microwave
Access (WiMAX).
Aplikasi lainnya yang akan dibahas di bab ini adalah teknik identifikasi benda dengan menggunakan gelombang radio Radio Frequency
I den t ifi c a t i o,r (RFID).
Tabel 12.1 menunjukkan sistem yang bekerja menggunakan gelombang radio dan frekuensi tempat kerjanya.
Gambar
272
Antennas in Action
l2.l
ini dijamin memiliki VSWR yang lebih kecil dari 1,5 di seluruh interval
frekuensi tersebut.
1**?
:iit6
!$s*
w
,.H
u!r$i
loringan distribusi
energy ke setiap
ontena
. i:f.,
'
l"ii
.{d q-t*e
bisa dihitung diagram radiasi antena. Model ini terdiri dari elemen-elemen
segitiga yang kecil untuk digunakan dalam metode persamaan integral
-5
lebih banyak, dihasilkan beamwidth yang sangat kecil, yaitu sekitar 13,5o,
jadi antena ini sangat mengonsentrasikan energinya di bidang vertikal.
Karena antena ini tidak rnemiliki fitur electric downtilt, pada montasinya
di menara BTS, antena ini harus dimiringkan ke bawah (downtilt) secara
mekanis.
274
Aplikasi
Antennas
in
Action
275
5O0 W (al
Gambar 12.5 Antena dualband dan cross polar 45", type 742 264 dari
perusahaan Kathrein (semua satuan cm)
Jenis antena lainnya yang ditampilkan di sini juga dari perusahaan
Kathrein, antena dual band dengan polarisasi silang (cross polarization),
seperti yang ditampilkan di gambar l2.5,karena antena ini bekerja pada
dua wilayah frekuensi yang berbeda, akan terdapat dua konektor. Dan
karena juga memiliki polarisasi silang, untuk masing-masing frekuensi
270
:7
cm.
Dari datasheet antena di gambar 12.6, didapatkan gain masing-masing 14 dB untuk frekuensi 824. .960 MHz dan sekitar 17 dB untuk 1710.
.2180 MHz. Beamwidth bidang horizontal untuk kedua frekuensi sama,
sekitar 65".
Antennos in Action
277
2 x 16.5 dBi
polar ratp
Side,obe
spplessis
lot
(at 50
4 x 7-rd
lffiale
llong nrck)
\Mnd
lmd
(ar i 50
krrh,
lubang
ventilasi
Kap
pelindung
,/t'--_--\.
,'\ --i*---
/ /\
/'v
downtilt
\
/ i --- /(iX
i--i-r1:}K3
r.
r
\--r'\'l'
\\
,)"
.,'
i.K
(long neck)
\ -.-'Vrol
-V
,/
\\ \/'>1-'- 3: lr
-!.-
'\,/
dengan
putaran
'l\
'-1"
.l
Gambar 12.9 menunjukkan detail pilihan konektor untuk inpzt masing-masing wilayah frekuensi, dan juga penyetelan downtilt yang diperlu-
ot----.
kan.
Gambar
(kiri)'
vertiknl (kanan)
278
Aplikasi
Antennos in Action
279
l2.ll).
Antena pada alat komunikasi genggam memiliki tuntutan akan terbatasnya tempat, sehingga antena tersebut harus berbentuk kecil, tanpa
harus mengorbankan kinerja elektromagnetika-nya secara signifikan. Masalah lain yang biasanya muncul adalah pengaruh pemakai alat komunikasi
ini (tangan yang menggenggam telepon, atau kepala yang menempel pada
26,5 mm
<+0
l0A mm
38 mm
+==+s
lOmm
-a
l0 mm
Konektor koax
Gambar
l2.ll
280
Antennos in Action
281
(tr
pasif,
anlena
Ileader
lag
o
t'i
, rn"n*nl
tor,Ar.t
2.6
kemampuan ini.
Identifikasi d engan bar code adalah salah satu usaha untuk melakukan
pengkodean dengan lebar garis dan mengkorespondensikannya dengan
suatu data biner tertentu. Cara identifikasi bar code memiliki kekurangan
pada harusnya terbentuk hubungan Line of Sighl (LOS) antata bar code
Antennas
in Action
283
Tag bertugas menerima sinyal (energi, clock dan data) dari reader,
dan memancarkan kembali data ke reader, sehingga tag harus juga
pemilihannya.
Gambar 12.14 menunjukkan antena RFID yang memiliki polarisasi
sirkular. Polarisasi ini didapat dengan potongan miring pada dua sisi di-
memiliki
*_1,
IC memiliki
Sebuah IC, yang digunakan pada tag sistem RFID memiliki input
impedansi berupa susunan serial resistor 15 ohm dan kapasitor I pF. IC
berupa
Jawab:
rim
listrik berikut dan diagram Smith (dasar diagram Smith bisa dipelajari dari
tMA09l). Pada diagram Smith ditunjukkan posisi sumber (1-j1,6), posisi
beban (0,3-j3,5) dan posisi beban matching (1+j 1,6) harus berada.
9ro
Gambar 12.15 Faktor refletcsi dalam dB, marker 1: 900 MHz (-16'7 dB),
marker 2: 924 MHz ('19,9 dB), dan marker i: 941,5 (-45,4 dB)
Antena: Prinsip dan APlikasi
dri
Antennas in Action
50 ohm.
285
Dengan transformasi L akan dilakukan proses matching,yaitu membawa beban dari titik beban saat ini ke titik beban matching. Transformasi
L terdiri dari komponen serial diikuti komponen paralel, atau kebalikan-
nya. Di contoh ini digunakan komponen serial di sisi beban, dan komponen paralel di sisi sumber. Dalam proses perancangan komponen matching
ini digunakan diagram Smith kombinasi impedansi dan admitansi, yang
akan memudahkan secara signifikan penentuan nilai komponen yang harus
ditambahkan (untuk serial besaran impedansi dan untuk parallel besaran
admitansi).
Tahap pertama membawa komponen imajiner dari -j3,5 ke -j, dengan menambahkan induktansi serial sebesar j2,5 (125 ohm atat2l,7 nH}
Tahap pertama ini menggunakan diagram Smith impedansi (garis solid)'
antena
I
I
0,45pF
54
nH
I
I
"I
21,7
nH
j125C)
50o -j390c,j3l0or
!
6,2nH
-j 28 mS
286
IC
sqial
Pembehanan
kapasirtf
lpF
175 Q
15c)
I
Alien Technology
untuk WiFi.
IEEE8O2.I1
288
f [GHzl
Data rate
JangI<aqan
Jangkquan
indoor {nr)
outdoor{$)
OFDM
<35
<120
11
DSSS
<38
<140
Modulasi
(Mbps)
54
2,4
2,4
54
OFDM
<38
<140
2,4&5
600
OFDM
<70
<250
a,l
= 2,45 GHz
Antennos in Action
289
-5
E -,0
g
'6
o)
-15
6
'6
I
I
50
100
150
s f"l
2.5
2.6
frekuensi [GHz]
290
291
Aplikasi Metade
Numerik pada
Antena
13.1 PENDAHULUAN
Di bab 3 tentang persamaan Maxwell dan
solusinya ditunjukkan
banyak metode numerik yang diperkenalkan selama ini. Di buku ini akan
diulas secara singkat beberapa metode, seperti metode persamaan integral,
p1
1,::F
294
=-ioi-"[#" ;)-io..
in?')
GnG,v')=*,#
(13.s)
(13.6)
(13.1)
d, adalahvektor
(13.4)
volume
(13.3)
(t3.2\
[NA90], dan metode kombinasi beberapa buah metode single di atas, yang
dikenal dengan metode hybrid.
-l-v. r)*lvr;
[*r.t ) p
-v(
Aplikasi
295
ixE1t1=g
fi
(13.7)
;*n
I
edge
dalm
'-------'
Gambar 13.2 Definisi edge dalam dan edge luar, segitiga I dan 2 diapit
3 edge dalam, segitigd 3 diapit 2 edge dalam dan I edge luar
Dengan bantuan edge inilah didefinisikan arus-arus listrik, yang keluar dari setiap titik membesar secara linier, menuju ke edge yang berada
di hadapannya. Dengan menggunakan data di gambar 13.3, edge ij merupakan edge dalam, yang akan memberikan kontribusi arus dengan besar
i,FuG) =
Maka untuk kasus antena bidang persaman (13.7) dengan (13.1) dan
-l-
(13.e)
i,
adalah amplitudo arus untuk edgj U, yang merupakan edge ken dari keseluruhan edge di problem ini, 0,7(/) adalah fungsi basis yang
(13.3) menjadi
i,!-!!ZAT
(r3.8)
I ini.
296
297
Maka
Jn1;1=I i,F,(r)
(13.10)
n=l
7rf
,, ; x ![
n=l
nQ,,'fi ,1i'
o[o l! c uQ,r'ff,<r've')= o
(13.1 1)
tiga dimensi dari segitiga) yang akan dipakai pada pembahasan metode
elemen hingga narti (finite element methodlFEM), dengan n: l. . N.
"(7)
hl"
^(i)'i,,,,.
o[o'
)dA,
Ae
v[ v
hV,,. l)li, r,r
l)o ^0,r'F.odA,),
(13.12)
.N.
ini, jika struktur yang diamati dalam besaran panjang gelombang, bekerja
dengan cepat dan memberikan hasil yang sangat akurat.
Kekurangan metode persamaan integral adalah kerumitannya,
struktur yang diamati memiliki inhomogenitas material yang tinggi.
jika
[,[
^F,,"F,c)dA)
Mstrip40
(http:llrze-falbala.rz.e-technik.ftr-kiel.de/-splitt/hnnUmstrip.
A.$"8)=-fu"a) e
298
Ae
.!l
fl E, r;l o,O,r,F,(v,
F,(r)=frxd,(i),
;rt,,
n=l
untukz: l.
1dA'
Ae
- hy,,,r,
299
yang terjadi di alam, selalu menuju pada energi yang paling rendah.
Dengan melakukan pengamatan pada tetrahedral, maka setiap elemen
memiliki enam buah edge, yang masing-masing berupa variabel yang akan
dikalikan dengan fungsi basis d, (i) . Proses ini akan mengarah seperti
pada rnetode persamaan integral, pada sebuah sistem persamaan linier,
yang bisa disolusikan dengan aljabar linier, baik dengan cara konvensional
(eliminasi Gauss) ataupun secara iteratif.
FEM adalah metode yang bekerjapada problem tertutup. Sehingga
untuk aplikasi antena, haruslah digunakan batasan fiktif, yang bertugas
untuk menutup ruangan yang akan diamati dan didiskretisasi. Permukaan
penutup wilayah kerja ini adalah bidang yang memiliki sifat absorbing
boundary conditions (ABC), atau permukaan yang berbentuk lapisanlapisan yang mampu menyerap gelombang dating (pedectly matched
layer/PML). Atau sebagai alternatif, FEM dikombinasikan dengan metode
persamaan integral sebagai metode hibrida.
untuk diinversikan.
300
301
aH,
_---Y
I
aE* tdHy-1J",y
aE,
+F"-,
dz -.7""'''- at -
-r *.,
-t
e dz t
-=dt
+ - !'
-i*-i'',
(13.
l3)
Ei.,
(r3.14)
adalah medan
Ej'lt
Persamaan (13.13) menerangkan medan listrik yang berubah dengan waktu pada suatu posisi tertentu berhubungan dengan kerapatan arus
pengamatan), dan
listrik di tempat yang sama, dan perputaran medan magnet (akibat curl
VX) mengitari medan listrik tadi sesuai aturan tangan kanan. Merujuk
')
- Eij'= t( nij'1,?, - H;it-!t?r I ,,-,,,
-;[
-- N
)-;"'*''
^,
Ei.,
ET,,=EI:I
:#[
Hi::l'7,
H;,:71,
Lz
o't""''
(13.1s)
menjadi
aH- - -ffU,
;U,
aH-
rrl &
^t
H
;:ii,?, = H i,ll,7,
i#
@ !,,
1r"m'Y'i+tt2
f i"
u - E i,t> N L r i,,,,*,,,
(l
3.
'
aE, raHl.,-;""''
--Z
a*
at
(13.18)
a,
a,
AE,
,
-;""''
..aH, a,
-
- - --: a, = -J
- ll--al^.rQ,
Ex'dydt
aH- I aE- t AE" I
1
!ll'
U;4,
(13.17)
'
r.r
".d,
+J
=
dEu
aE- +effa,
+e
".rd,
dEu
=J
aE,=itaH, I
l6)
X7
v
)-
')_
--------l-
il
(l 3.1e)
nilai
di setiap titik
skema leapfrog
302
303
:,,ri-r, z -
n:;)1'z-n:;)li,
E !,,1i r z
-t
Ly
Lt
E 1.,,i
-,,,
n
^ Ly,i+,2.i
i,|i
,-
-t
z. :
rn-l
y.i+,2,i
l1,,,*rrz,i
= Ei,,l*vz.i
uL
# Q, ::ll' - H i,' I ?,) 4,'
=-;[t(
H:::j' - H:;:l' _ t
,!7
_Lr
-;r e'x'i'i-rt2
Lt
1.] -r r
L y,i+1.2,.j
z (r3.20)
E,|,i,j_trz
Ly
I
- Ei,i*riz,i_:J:
AI
^,
El,i,j*trz
)-i"
i*b;,,+,
2,i
- ni,,-,,,,i)- t'
t i,,,,,,
(13.22)
i+7
i+t/2
GHz.
t,rl
k' ---------w
j
j-1/2
H']-d;
modificd
/-"parasitic
v*I-
A,
-i- H,'->
j-1
't*
i-1/2
i+7/2
i+7
.*--*
--t-
Gambar 13.7 Geometri antena inverted FL dual band 2,45 GHz dan 5,2
GHzl
ttng H,
L*
"An Inverted FL
Antenna
for
Transactions on Antennas and Propagalion, vol. 53, no. 8,pp.2417-2421, August 2000.
3M
Aplikosi
305
13.5
5,2 GHz
2,45 GHz
*_l__-
theo.
exp.o o 0
VSWR
r\a - 4.0 mm
A*
f,
J.0 mnr
't
'?
Frekuensi IGHzI
Gambar
13.8 Perbandingan
306
titiktitik
'panas' (hot spots) tertentu saja. Hot spots ini muncul karena hanya di
titik-titik ini integrasi tidak saling terkompensasi menuju nilai nol, akibat
kondisi titik yang berada pada posisi ekstremal (saddle points). Karena
perbandingan luas dengan fu2 harus besar, bisa pula terjadi jika l" bernilai
kecil, atau frekuensi kerja sangat besar.
Dalam evaluasi integrasi dan ditemukannya hot spots ini, penelitian
metode frekuensi tinggi berhasil mengkorespondensikan titik+itik ini
sebagai titik refleksi dan titik difraksi gelombang elektromagnetika yang
mengenainya, sehingga dengan berhasil dilokalisirnya titik-titik penting ini,
medan listrik/magnet di pengamatan bisa didapatkan dengan menghitung
(i)
+\ E *,, 1r1 + \
ij
E o., 1r1
(13.23)
Refleksi terjadi akibat gelombang elektromagnetika mengenai sebuah bidang, dan di sana berlaku hukum refleksi (sudut refleksi sama be-
Aplikasi
307
sarnya dengan sudut datang). Jika titik sumber l' , titik pengamatan i dan
infonnasi bidang diberikan, dengan bantuan geometri bisa ditentukan titik
posrsi
anlerra
titik pengamuan
Ii
bidang
it
titik pengamalan 2
rejtehsi
7r,.Y
-'
--"
tirik pengamalan
1
a
Antena cerminan
R=l
l-r ol
L0 -
(t3.24)
r.J
3AB
*(in)
(13.2s)
Apli kasi
309
Diffraction (UTD).
lNAeOl.
Kelebihan metode frekuensi tinggi ini adalah tuntutan memori komputer (RAM) yang kecil dan tak tergantung frekuensi, juga prosesnya yang
mudah untuk diamati.
ini
MoM
medan
Kekurangannya adalah hanya bekerja pada struktur yang sangat besar dibandingkan dengan panjang gelombang, dan kesulitan dalam penentuan
Gambar
l3.ll
311
Di karena-
kan struktur ini juga memiliki potongan antena yang kecil, teori diffraksi
(UTD) juga tidak bisa digunakan secara utuh. Oleh sebab itu metode hibrida kombinasi Metode persamaan integral (MoM) dan UTD menjadi alternatif yang sangat bagus.
Daftar Pugitaka
[MA0l].
Kombinasi antara MoM, FEM dan UTD juga diperkenalkan di referensi [MA0l].
Software komersial yang menawarkan kemampuan kombinasi beberapa metode misalnya FEKO, SuperNEC (www.supemec.com), dan
GEMACS (www.gemacs.com).
Dengan kemampuan terbatas, SuperNEC untuk akademisi disediakan
secara cuma-cuma selama safu tahun.
[cH09] Zhi Ning chen, K.-M .Luk, Antennasfor Base stations in wireless
Communications,McGraw Hill, New york, 2009.
[Do08] Daniel Dobkin, The RF in RFID, Newnes, Burlington, MA.,
-oo0oo-
2008.
312
A.
Chauraya, J.C.Vardaxoglou,
Frequency and beam reconfigurable antenna using photoconductiong
switches, IEEE Trans. On Antennas and Propagation, vol. 54, no. 2,
February 2006.
al,
[TU09] Engin Tuncer, B. Friedlander, Classical and Modern Directionalof-Arrival Estimation, Academic Press, Burlington, MA., 2009.
Antennensysteme, Vor-
alaydrus/dl30l07.pdf
Graha
lZH04)5. Zhang,
df
G.H. Hufl J.Feng, J.T. Bernhard,
A nt enn a - S imu I at io n. p
A pattern reconfigur-
314
Aplikosi
Doftor Pustoko
315
Elosarium
Array Fqctor
Bandwidth
Beamwidth
Broadca.gt
Diagram radiasi
Dipol
Direktif
EIRP
Faktor refleksi
FDTD
FEM
mendistetrahe-
dral.
Fractal
dilakuko
suatu
ena tersebut ke
t6tenhr.
Hom
berputar seperti
Jenis antena yang
Isotrop
pita
penampatrgnya.
dekat
amh.
karaker
diminta.
kompleks.
dipergunaka[
MIMO
318
Recorfgurable
Cirait
Reflektor
atr-
Loss
RFID
dan
tIfD
Board
(pCB).
dengat
beberapabuah antena baik dipemarcar atau di penerim4 yang bertujuan melaikkan data-rare pengiriman
inforrrasi.
Method of Mo ent, metode rumerik yang menggunakan fungsi Cree!, sehiogga bisa memeluhi karakler
radiasi secara eksak.
Arah
orie
Kommikasi dari suatu posisi ke satu posisi lain menggurakan antem dengan gain tinggi (sangat fokus).
Jeds antena yarg bisa dikonfigurasi kamkier keda-
[ya.
dan
di
Mikostrip
MOM
Polarisasi
Point to Poiht
Retum
magrct sangot
Medaajauh
ke
teda.
Medan
di-
parcaran
yang
pegas.
semua
LEbar
Multiband
digmakan ground.
Ar ens yang memiliki karakter yang baik pada beberapa wilayah frekuensi kerjanya.
Helix
potong pada
Gaindarisebuahutenalebihbersrtibesarpemfokusan Nirkabel
Gair
Irbar
drn
Monopol
WA
Voveguide
li4karan
Yagi-Uda
atau elips.
-oo0oo-
Glosarium
319
Tentang Penulis