GTL Skenario 1
GTL Skenario 1
Pertanyaan:
1. Buatlah odontogram dari skenario diatas, dan tentukan diagnose pada gigi yang
tersisa!
2. Bagaimana tahapan pembuatan gigi tiruan diatas beserta penjelasannya?
Jawaban:
pertama-tama
dilakukan
adalah
membuat
pengambilan
cetakan.
Cetakan adalah suatu keadaan tiruan negatif yang di ambil dari suatu benda atau
objek dengan memakai suatu bahan cetakan darimana akan diperoleh atau
dibuat suatu model yang merupakan suatu hasil tiruan yang positif.
1.
2.
membuka ujung mulut sebelah kiri. Lalu sendok cetak dimasukkan ke dalam
mulut pasien secara berputar pada sudut mulut kanan pasien sampai gagang
sendok cetak terletak pada satu garis dengan hidung pasien. Jangan menekan
sendok cetak sebelum posisinya betul. Kemudian sendok cetak ditekan ke atas
terlebih dahulu pada region depan kemudian di bagian belakang sampai sendok
cetak ini sejajar dengan lantai. Pada bagian vestibulum dapat dipakai jari
telunjuk kanan untuk menekan atau menaikkan bahan cetak ke bagian fornix.
Bibir dapat ditarik ke bawah dan dilepaskan kembali. Kemudian sendok cetak
ditahan dengan tekanan yang konstan dan ditunggu pengerasan bahan cetak
selama 2-3 menit. Setelah bahan cetak keras sendok dikeluarkan dari mulut
sejajar denan sumbu gigi.
- Mencetak Rahang Bawah
Pada garis besarnya sama dengan rahang atas hanya operator berdiri dimuka
kanan pasien. Rahang bawah harus sejajar dengan lantai , dengan jalan
mensejajarkan garis dari mulut ke tragus lantai . Sendok cetak yang telah diisi
dengan bahan cetak harus dibalik terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam
mulut pasien. Setelah sendok berada dalam mulut dengan posisi yang tepat,
pasien kita suruh mengangkat lidahnya dan sendok cetak ditekan.
Cetakan yang baik:
Untuk mengetahui baik atau tidaknya cetakan perlu diketahui dan di dapat pada
cetakan bentuk anatomi daripada rahang yang di cetak, yaitu:
-
Labial frenulum
b.Bukkalis frenulum
Lingual frenulum
Trigonum retromolar, batas selaput lendir yang bergerak dengan yang
tidak bergerak
e. Vestibulum/fornix.
Pembuatan Model/Cast:
Model adalah suatu produksi benda / objek yang diperoleh dengan mengisi
bentuk negatifnya. Ada dua macam model, yaitu:
1) Study model (model pemeriksaan)
2) Work model( model kerja).
Study model dibuat dengan gyps biasa (Plaster of paris) dipergunakan untuk
mempelajari keadaan mulut diluar mulut penderita. Work model dibuat dengan
gyps keras dan dipergunakan untuk tempat mengerjakan pembuatan gigi palsu
atau pesawat. Kalau bahan cetak yang digunakan adalah impression plaster
maka sebelum diisi dengan gyps atau dental stone, cetakan harus diberi
separating medium,missal air. Semua cetakan harus diisi secepat mungkin untuk
menghindarkan terjadi perubahan dimensi dari cetakan.
Cara mengisi cetakan:
Untuk rahang atas Setelah gyps dicampur dengan air dan di aduk sampai
homogeny kemudian dituangkan pada bagian yang paling tinggi (daerah
palatum) , sambil mengetok-ngetokkan sendok cetak di atas rubber bowl untuk
mencegah terjadinya gelembung-gelembung udara yang menyebabkan poreus.
Untuk rahang bawah, pengisian dilakukan dari satu sisi gigi kanan atau kiri pada
bagian distal, sambil diketok-ketok seperti pada rahang atas, supaya mengalir ke
bagian-bagian yang lain. Bila seluruh cetakan sudah diisi dengan gyps maka
cetakan dibalik dan ditempatkan di atas setumpukan gyps yang sudah ditaruh di
atas meja yang beralaskan kertas besar. Dengan demikian diperoleh dasar model
dengan tebal secukupnya.
Cara Mengeluarkan Model dari Cetakan:
Setelah gyps keras model dapat dikeluarkan dari cetakan dengan jalan:
Jika bahan cetak yang dipakai adalah stentz maka model dapat dikeluarkan dari
cetakan dengan melunakkan impression compoundnya dalam air panas kurang
lebih 60 C. Kemudian dilepaskan dengan pisau mulai dari daerah vestibulum
semua sisi, bagian oklusal dan insisal. Jika bahan cetaknya gyps (impression
Plaster) dapat dilepaskan dengan membuat parit dibagian prosessus alveolaris
dan dicungkil dari bagian bukal dan labial pada pinggir cetakan. Sedangkan
pada bagian palatum dapat dengan sendirinya dikeluarkan keseluruhannya.
Jika cetakan dengan bahan cetak alginate dapat dibuka dengan menyiramkan air
dari kran ke bagian distal cetakan, sambil menggerak-gerakkan model agar lepas
dari bahan cetak.
b. Pembuatan design
a) Buat lekuk pengontrol pada dasar model kerja.
Dengan tujuan agar keadaan model rahang pada artikulator waktu
penyusunan gigi geligi sesuai dengan keadaan model rahang sesudah gigi
geligi tiruan lengkap disalin dengan akrilik pada waktu kita melakukan
grinding selektif. Tekniknya:
-
Lekuk pertama diletakkan pada garis tengah dasar belakang model kerja
Sebelum kita membuat kawat penguat, kita harus menggambar batasbatas perluasan landasan gigi geligi tiruan dahulu pada model rahang
baik untuk rahang atas maupun tahang bawah.
Garis tengah model rahang bawah adalah garis yang ditarik melalui:
-
Frenulum lingual.
Titik retromolarpad.
lingir
atas
berjalan
keatas
dan
kepalatal
yang
lingir tapi lebih kelabial dan sebaliknya, resopsi lingir bawah mengarah ke
anterior sehingga penyusunan gigi lebih kelingual. Berhubung dengan tujuan
pembuatan geligi tiruan ialah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, fungsi bicara
dan estetik, maka perlu diperhatikan beberapa faktor dalam penyusunan gigi:
a. Inklinasi atau posisi setiap gigi
b. Hubungan setiap gigi dengan gigi tetangganya dan gigi antagonisnya.
c. Hubungan kontak antar gigi atas dan bawah yaitu hubungan :
1. oklusi sentries
2. oklusi protusiv
3. sisi kerja
4. sisi yang mengimbangi
d. Overbite dan overjet gigi atas dan bawah dalam hubungan rahang yang normale.
Estetik :
1. bentuk gigi hendaknya sesuai dengan bentuk lengkung rahang, bentuk kepala,
bentuk muka, dan jenis kelamin.
2. Besar gigi sesuai dengan besar kecilnya lengkung rahang.
3. Susunan gigi tiruan hendaknya dibuat sewajar mungkin agar bila kelak geligi
tiruan dipakai kelihatan wajar.
4. Profil pasien yang menyangkut ketepatan dimensi vertikal dan oklusisentrik
kita tentukan. Dimensi vertikal yang terlalu rendah atau terlalutinggi akan merubah
profil pasien.
Tahap Laboratoris
Pemasangan gigi anterior
Rahang atas :
11, 21: axisnya bersudut 5 terhadap midline, incisal edge menyentuh bite rim
RB, bagian 1/3 labial agak depresi
12, 22: axisnya bersudut 10 terhadap midline, incisal edge berjarak 2 mm dari
bite rim RB, permukaan labial agak ke palatal dan mengikuti lengkung bite rim
13, 23: axisnya sejajar dengan midline, puncak cuspis menyentuh bite rim RB,
bagian 1/3 labioservikal lebih prominent
Rahang bawah :
31, 41: bagian serviks labial sedikit depresi, sumbu gigi tegak lurus bidang
incisal, perhatikan over jet dan over bite
32, 42: axisnya sedikit miring ke mesial, labial tegak lurus bidang incisal,
letaknya diantara gigi 1 dan 2 rahang atas
33, 43: axisnya miring ke mesial, bagian servikal permukaan labial lebih
prominent, letaknya antaragigi 2 dan 3 rahang atas
Tahap Klinis
10
a)
b)
2)
a)
b)
11
6 tonjol
Kurva Von Spee ke arah antero posterior. Kurva Von Spee yaitu
kurva imaginer antero-posterior dimana terdapat bidang horisontal yang
merupakan tempat disusunnya gigi premolar superior pertama dan premolar
superior kedua sedangkan tempat disusunnya gigi molar superior pertama dan
molar superior kedua dalam bidang oblik.
b)
12
e. Wax Counturing
Modelir malam ( wax contouring/waxing ) dari gigi tiruan ialah
membentuk dasar dari geligi tiruan malam sedemikian rupa sehingga harmonis
dengan otot-otot orofasial penderita dan semirip mungkin dengan anatomis gusi
dan jaringan lunak mulut. Sehingga kontur geligi tiruan malam yang sama
dengan kontur jaringan lunak dalam mulut akan menghasilkan geligi tiruan yang
stabil, menjaga denture pada tempatnya secara tetap dan selaras dengan otot-otot
orofasial penderita. Trial Denture adalah geligi tiruan malam yang sudah
dilakukan waxing, dan dicoba didalam mulut pasien untuk melihat estetik,
fonetik dan fungsinya. Trial denture harus sudah seperti geligi tiruan jadi,
demikian juga mengenai tebal, batas-batas perifer dan anatomisnya. Lebih rapi
trial denture berarti lebih mudah pekerjaan flasking, packing, dan finishingnya.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi modeler malam dari pembuatan
gigi tiruan penuh adalah: Meniru jaringan lunak seakurat mungkin, tidak
berlebihan. Tepi-tepi labial dan bukal harus mengisi vestibulum Lekukan harus
memberi tempat perlekatan membrana mukosa, seperti frenulum Sayap Gigi
Tiruan harus harmonis dengan pipi dan bibir serta lidah Bagian palatum harus
meniru palatum pasien, termasuk rugae.
Fungsinya, bentuk permukaan poles gigi tiruan mempengaruhi retensi dan
estetika dari gigi tiruan. Permukaan malam di sekeliling gigi dikenal sebagai
bagian seni dari permukaan poles, dan untuk keperluan estetika harus meniru
bentuk jaringan disekeliling gigi asli. Setiap bentuk ukiran gusi yang berlebihan
atau tampak tiruan akan terasa aneh. Tetapi sedikit penonjolan akar untuk
meniru gigi asli dapat dibuat. Bentuk basis antara gigi dan tepi gigi tiruan harus
dibuat agar dapat membantu retensi yang diberikan oleh gaya mekanis dari otot
dan jaringan.
Daerah yang dimodelir :
13
14
15
16
8. Setelah mengeras adon stone kembali dan tuang hingga flask penuh. Tutup
kemudian press hingga kontak antar metal flask.
9. Stone telah mengeras. Rendam flask dan press dalam air mendidih selama 5
menit. Keluarkan dan buka flask perlahan-lahan.
10. Buang malam, semua gigi tinggal di mold bagian atas. Siram dengan air
mendidih hingga malam benar-benar bersih. (boiling out).
11. Menunggu flask dingin, persiapkan posterior palatal seal dan daerah-daerah
yang akan direlief pada model atas.
12. Untuk mencegah cairan resin terserap ke permukaan mold, poles mold
dengan cairan tinfoil untuk menseal porositas dari stone. Cairan tinfoil dicoating
segera setelah malam bersih dan kering serta mold masih hangat sehingga cairan
tinfoil akan kering dan segera melekat pada stone. Proses ini harus
menghasilkan permukaan yang halus dan mengkilap.
Macam cara flasking: 1. Pulling the casting seperti cara di atas. Setelah
boiling out, gigi akan ikut pada flask atas. (+) memulaskan separating medium
dan packingnya lebih mudah, seluruh mold tampak. (-)ketinggian gigitan sering
tidak dapat dihindari. 2. Holding the casting abial gigi ditutup stone/gips
sehingga setelah boiling out akan terlihat seperti gua kecil.pada waktu packing
adonan akrilik harus melewati bagian bawah gigi untuk mencapai daerah sayap,
yang disebut packing through. (+) mencegah ketinggian gigitan. (-)
memulaskan separating medium dan boiling outnya sulit.
g. Moulding
Molding merupakan suatu proses pembuatan cetakan atau mempersiapkan
ruang untuk pengisian akrilik. Cara memolding:
(1) Setelah gips pada cuvet lawan mengeras, dapat diperiksa dengan membuka
tutup atas cuvet, buka kuvet tersebut, maksudnya cuvet antar antagonisnya.
(2) Buang wax dengan menyiramkan air mendidih.
(3) Olesi bahan separasi, jangan sampai mengenai anasir gigi tiruan.
17
h. Packing
Packing adalah proses mencampur monomer dan polimer resin akrilik.
Memiliki dua metode yaitu: dry method dengan mencampur monomer dan
polimer langsung di dalam mold, dan wet method dengan mencampur monomer
dan polimer di luar mold dan bila sudah mencapai dough stage baru dimasukkan
dalam mold. Proses pencampuran monomer dan polimer mengalami 6 stadium:
1. Wet sand / sandy stage
2. Puddle sand
3. Stringy / sticky stage
4. Dough / packing stage
5. Rubbery stage
6. Stiff stage
Packing dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Packing untuk cara Flasking: holding the casting
a. Polimer dicampur ke dalam monomer dalam mixing jar, lalu aduk perlahanlahan sebentar
b. Tutup mixing jar rapat-rapat, tunggu hingga dough stage
c. Ambil sedikit akrilik, lalu tekankan perlahan-lahan masuk ke dalam sayap,
hati-hati gigi jangan sampai lepas, dengan jari dibungkus kertas cellophane.
d. Sisa adonan diletakkan di tengah mold lalu ratakan ke tepi, tutup dengan
kertas cellophane yang demek tak berair lalu pasang flask atas dengan tutupnya.
Press.
e. Yang selanjutnya sama
2. Packing untuk cara Flasking: pulling the casting
Dalam hal ini gigi berada di bagian atas sehingga meletakkan adonan akrilik
agak berbeda. Adonan akrilik dibagi dua, sebagian besar diletakkan pada mold
flask bawah dan sisanya di atas gigi yang berada di flask atas lalu tutup dengan
diberi kertas cellophane di antaranya. Press. Langkah selanjutnya adalah:
18
19
kuring merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan gigi tiruan yang
memenuhi persyaratan diantaranya kandungan monomer sisa yang rendah.
Proses kuring pada resin akrilik terdapat beberapa cara yaitu dengan cara
konvensional (kuring dengan pemanasan air), radiasi gelombang mikro dan
sinar tampak (visible light). Kandungan monomer sisa yang tinggi akan
mengiritasi jaringan mulut (ali dkk 1986), dapat dikatakan bahwa resin akrilik
tersebut tidak biokompatibel, karena salah satu syarat suatu bahan yang
dikatakan biokompatibel adalah tidak iritasi (Craig 1997).
Akhir-akhir ini berkembang resin akrilik rapid heat cured yang hanya
memerlukan waktu 20 menit untuk proses kuring pada suhu 100oC, tatapi tidak
ada informasi tentang kandungan monomer sisa. Craig (1997) mengatakan
bahwa resin akrilik rapid heat cured mempunyai dua cara aktivitas yaitu secara
kimia dan panas, sehingga diharapkan porositas dan kandungan monomer sisa
minimal. Pada penelitian terdahulu belum ada informasi tentang jumlah
monomer sisa yang terkandung dalam resin akrilik sebagai standar yang bersifat
biokompatibel.
j. Deflasking
Merupakan proses pengambilan hasil pekerjaan, baik berupa protesa (gigi
tiruan) atau retainer. Deflasking merupakan tahap yang cukup penting, maka
kita harus berhati-hati dalam melakukannya karena akan berakibat fatal jika
gagal dan dapat mengakibatkan kerusakan pekerjaan yang telah kita lakukan.
Jadi, harus benar-benar diperhatikan langkah-langkahnya, yaitu:
a. Setelah kuvet sudah direndam sampai dingin, kita mencoba membuka kuvet
atas dan kuvet bawah. Jika susah dibuka, kita bisa membukanya dengan bantuan
lee-crownmess atau wax mess pada ketiga ujung kuvet.
b. Melepas hasil pekerjaan bisa dilakukan dengan menggergaji, tetapi akan
dikhawatirkan merusak hasil pekerjaan itu sendiri jika tidak berhati-hati.
Namun, ada cara yang lebih aman, yaitu dengan merendamnya hingga
semalaman (over night), maka gips akan menjadi jenih sehingga menjadi
melunak. Kita dapat membukanya dengan bantuan wax mess atau lee-crown
mess.
20
k. Pengasahan
Pengasahan selektif ialah memodifikasi permukaan oklusal gigi-gigi
dengan mengasahnya pada tempat-tempat selektif/ terpilih sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pengasahan ini menghilangkan kontak oklusal yang
menyimpangkan rahang bawah dari alur penutupan normal hingga relasi sentris.
Pada saat pemasangan geligi tiruan dalam articulator di laboratorium, dimensi
vertikal oklusal ditetapkan kembali dengan pengasahan selektif. Oklusi
harmonis dan seimbang merupakan salah satu faktor pertimbangan penting pada
pembuatan geligi tiruan. Jadi pengasahan selektif merupakan suatu proses yang
sangat tepat yang tidak boleh dicoba-coba tanpa suatu pemahaman terhadap
oklusi yang seimbang dan pengasahan selektif. Kecuali dengan mengurangi
tempat yang tepat dari setiap kontak yang menyimpang, perbaikan terhadap
oklusi seimbang tak mungkin dilakukan.
Sebenarnya pengasahan selektif dapat disempurnakan oleh seorang
operator gigi atau seorang tekniker gigi dibawah pengawasan langsung dokter
gigi. Langkah awal dari pengasahan selektif adalah selalu untuk memperoleh
kembali dimensi vertikal oklusal. Oklusi seimbang merupakan syarat utama
pada penyusunan gigi yaitu pada pergerakan fungsionil gigi-gigi belakang
bawah bergeser dengan halus diantara cusp dan slope gigi-gigi belakang atas.
Karena hal ini tidak saja berpengaruh terhadap kesehatan jaringan dibawah
geligi tiruan dan temporo-mandibular joint tapi juga menjamin kestabilan geligi
tiruan dan kesejahteraan pasien.
Kaedah dalam pengasahan selektif, yaitu:
- Jangan mengurangi holding cusp (cusp palatal gigi RA).
- Jangan mengurangi holding cusp (cusp bukal gigi RB).
- Jangan memperdalam fossa manapun.
Prosedur Pengesahan Selektif:
Koreksi Oklusi Protrusif Apabila ketepatan pemasangan kembali model di
artikulator dan penyetelan kondilar diragukan, maka dibuat catatan protrusif
21
yang baru. Kesalahan oklusi protrusif, yaitu kontak prematur di regio gigi
insisivus.
Koreksi :
Pengasahan bagian palatal gigi insisivus atas.
Gigi insisivus bawah dipendekkan bila memungkinkan (tidak mengganggu
estetis).
Kesalahan pada oklusi sentrik. Macam-Macam Kesalahan pada Oklusi Sentrik :
1. Pasangan gigi manapun yang berhadapan dapat terlalu panjang dan
menghalangi gigi yang lain untuk berkontak. Perbaikan : Fossa gigi diperdalam
(pengasahan) Tujuan : Gigi lain dapat berkontak Catatan : Tonjol gigi tidak
dipendekkan
2. Gigi-gigi atas dan bawah dapat terlalu mendekati hubungan tepi-temutepi. Perbaikan : Lereng tonjol diasah sedemikian rupa Fossa sentral
dilebarkan Tonjol lingual gigi atas dipersempit pengasahan dari sisi lingual
Tonjol bukal gigi bawah dipersempit pengasahan dari sisi bukal Catatan :
tonjol-tonjol gigi tidak dipendekkan.
3. Gigi-gigi atas mungkin terlalu jauh ke bukal terhadap gigi-gigi bawah.
Perbaikan : Tonjol lingual gigi atas dipersempit melebarkan fossa sentral.
Tonjol bukal gigi bawah dipindahkan ke arah bukal melebarkan fossa sentral.
Sehingga : Tonjol lingual gigi atas bergeser ke lingual Tonjol bukal gigi
bawah bergeser ke bukal
Catatan : tonjol-tonjol gigi tidak dipendekkan.
- Koreksi Oklusi Eksentrik Sisi kerja ( working side ) adalah sisi ke arah
mana mandibula digerakkan oleh pasien mulai dari oklusi sentrik atau sisi yang
dipakai untuk mengunyah. Sisi keseimbangan ( balancing side ) adalah sisi yang
berlawanan dengan sisi kerja atau harus menunjukkan adanya kontak tonjol
yang seimbang untuk mencegah terangkatnya gigi tiruan. Kesalahan pada oklusi
eksentrik pada sisi kerja dan sisi keseimbangan. Koreksi Pengasahan dengan
prinsip :
22
Pengasahan sisi kerja : Lereng lingual dari tonjol bukal gigi atas.
Lereng bukal dari tonjol lingual gigi bawah.
Pengasahan sisi keseimbangan : Lereng lingual dari tonjol bukal gigi
bawah.
Kesalahan yang terjadi dalam kontak oklusi di sisi kerja (Bull) :
1. Tonjol bukal atas dan tonjol lingual bawah terlalu panjang. Koreksi :
Tinggi tonjol dikurangi diasah ubah memiringan dari fossa sentral
ke puncak tonjol.
Tonjol bukal atas dan tonjol lingual bawah dipendekkan gigi
bersentuhan.
Fossa sentral tidak diperdalam.
2. Tonjol bukal berkontak, tapi tonjol lingual tidak berkontak. Koreksi :
Tonjol bukal diasah dari fossa sentral ke puncak tonjol.
Memendekkan tonjol dan mengubah lereng lingual dari tonjol agar tidak
terlalu curam.
3. Tonjol lingual berkontak, tapi tonjol bukal tidak berkontak. Koreksi :
Tonjol lingual bawah dipendekkan mengubah lereng bukal dari tonjol
lingual bawah agar tidak terlalu curam.
Tonjol lingual atas tidak dipendekkan.
Fossa sentral tidak diperdalam.
4.
Tonjol bukal atau lingual atas berada di sebelah mesial dari posisi antar tonjol.
Koreksi :
Diasah seolah-olah lereng mesial daro tonjol bukal atas digeser ke
distal ketika tonjolnya dipersempit, lereng distal dari tonjol bawah digeser ke
depan.
Inklinasi tonjol yang sama dipertahankan.
5.
Tonjol bukal atau lingual atas berada di sebelah distal daro posisi antar tonjol.
Koreksi :
Diasah bagian distal tonjol atas dan bagian mesial tonjol bawah.
23
6.
Gigi-gigi di sisi kerja tidak berkontak akibat kontak yang berlebihan pada
sisi keseimbangan. Kesalahan oklusal pada sisi keseimbangan :
1. Kontak di sisi keseimbangan terlalu berat sehingga gigi-gigi di sisi kerja tidak
berkontak. Koreksi :
Pengasahan (seminimal mungkin) tonjol bukal bawah utk
mengurangi lereng tonjol yg menghalangi kontak di sisi kerja.
Tonjol lingual tidak boleh diasah.
2. Tidak ada kontak di sisi keseimbangan. Koreksi :
Pengasahan tonjol bukal gigi atas dan tonjol lingual gigi bawah disisi
kerja.
7. Jika cusp nya ketinggian dalam oklusi sentris dan eksentris, kurangilah
ketinggian cuspnya.
8. jika cusp nya ketinggian dalam oklusi sentris tetapi tidak dalam oklusi
eksentris, perdalamlah fossanya.
l. Finishing
Menghilangkan sisa-sisa material dari permukaan dan kontur resin akrilik
merupakan tahap kelanjutan dari deflasking. Semua kecuali daerah basal (yang
menempel dengan palatum untuk maxilla) harusnya halus yang mana tidak ada
daerah kasaran ataupun tonjolan. Untuk daerah basal tidak di-polishing untuk
daerah basal dengan tujuan agar bisa menempel erat dengan palatum. Daerah
basal dilingkupi resin akrilik sehingga regangan pada permukaan tidak
seimbang. Penghilangan beberapa daerah yang masih kasar pada daerah resin
akrilik yang menghadap ke lingual akan menyebabkan regangan yang semula
tidak seimbang menjadi seimbang dan akan membuat daerah basal lebih
menyatu. Semua permukaan selain permukaan basal harus dibuat semengkilat
mungkin. Pengerjaan finishing dan polishing menggunakan bur yang dipasang
pada mini drill yang juga tersambung dengan adaptor.
a. Finishing :
1. Pasang bur Arkansas di mini drill.
2. Kerjakan finishing pada resin akrilik, mata bur akan menggerus
tonjolan atau permukaan kasar pada resin akrilik.
24
Retensi
Retensi dapat didefinisikan sebagai ketahanan gigi tiruan terhadap
pelepasannya dari mulut. Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir,
protesa lepas atau tidak.Perhatikan apakah tepi GTL mengikuti fornik, jaringan
yang bergerak harus dihindari dari plat GTL agar bebas bergerak dan tidak
melepas GTL, protesa harus berelief sesuai dengan keadaan mulut.Perhatikan
juga letak klamer C sebagai retainer langsung apakah retensinya masih kuat dan
baik.Jangan sampai terlalu kencang atau terlalu kendor agar mudah digunakan
dan pada saat dipasang dan tidak mudah terlepas.
2.
Stabilisasi
Di cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan,
bicara, ekspresi wajah dan sebagainya
25
3.
Oklusi
Pengecekan gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan
pada oklusal gigi, kemudian pasien disuruh menggerakkan gigi seperti
mengunyah.Bila ada traumatic oklusi dilakukan selective grinding, yaitu
penggrindingan permukaan oklusal gigi tiruan untuk mendapatkan suatu sentrik
oklusi gigi tersebut.Pengurangan menggunakan hukum BULL dan MUDL
(pengurangan pada permukaan bukal dan mesial pada rahang atas dan
pengurangan permukaan lingual dan distal pada rahang bawah).
4.
Artikulasi
Fungsi fonetik diketahui dengan pengucapan huruf s, m, r, p, d, f dan t.
Instruksi untuk pemeliharaan protesa :
a. Protesa direndam dalam air sewaktu dilepas
b. Protesa dijaga kebersihannya
c. Protesa dijaga agar tidak mudah lepas
Instruksi untuk pasien :
a. Pasien dianjurkan untuk beradaptasi dengan protesa tersebut sampai biasa.
b. Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-otot dibawahnya
dapat beristirahat.
c. Pasien membersihkan protesanya setiap kali sehabis makan dan sebelum
tidur.
d. Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil, pasien
dianjurkan untuk segera kembali ke klinik.
e. Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna pengecekan lebih
lanjut dan bila nantinya tidak ada gangguan, pasien bisa terus
memakainya.
n. Controling
Setelah pemasangan GTL selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol.
Yang perlu diperhatikan pada saat kontrol :
1.
Pemeriksaan subyektif :
a)
b)
26
c)
Pemeriksaan obyektif :
d)
e)
27
DAFTAR PUSTAKA
Itjingningsih W.H. 1996. Geligi Tiruan Lengkap Lepas. Penerbit Buku Kedokteran EGC;
Jakarta.
Bahari Tirani. 2011. Laporan Kepaniteraan Prostodonsia: Gigi Tiruan Lengkap. FKG
UGM: Yogyakarta