Perempuan muda dianggap sebagai beban ekonomi keluarga, oleh karena itu
pernikahan dini dianggap suatu solusi untuk melepaskan diri dari kemiskinan.
Pernikahan dini bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarganya dengan
mendapatkan mas kawin dari pihak laki-laki (Subiantoro, 2002). Pola perkawinan
masyarakat Indonesia sangat beragam, sesuai dengan budaya dan norma yang
berlaku
di masyarakat. Faktor budaya erat kaitannya dengan kebiasaan setempat. Di
Pada saat yang sama, di beberapa wilayah Indonesia, sesuai dari pernikahan
dini biasa bergaul dengan budaya tradisional yang praktek ini bertujuan untuk
menjaga keturunan keluarga. Para orang tua di daerah ini percaya bahwa jika
anakanak lebih lama untuk menikah maka garis keturunan nenek moyang akan
mati pergi
karena keturunan menikah dengan orang lain.
Pendidikan mempengaruhi kesuburan melalui penundaan usia kawin,
meningkatkan pengetahuan dan akses ke metode keluarga berencana yang efektif
dan
kemampuan pengambilan keputusan pada jumlah anak yang diperlukan.
Perempuan
yang berpendidikan kurang mungkin untuk menyusui daripada perempuan