LKIUPI
Oleh :
Wiji, MSi
Dr. Iqbal Musthapa,S.Pd., M.Si
Dr. Hernani MSi
Dra. Soja Siti Fatimah, MSi
Dra. Zackiyah MSi
Page 1 of 21
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT, buku penuntun praktikum
Kimia Analitik Instrumen ini dapat diselesaikan
Buku ini berisi tentang instruksi kerja, kewajiban mahasiswa, dan berbagai
ketentuan-ketentuan selama pelaksanaan praktikum. Instruksi kerja meliputi lima
instrumen yaitu Spektrofotometer Uv/Vis, Spektrofotometer IR, AAS, HPLC dan
GC.
Penyusun menyadari bahwa buku penuntun ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu akan senantiasa diperbaiki dari tahun ke tahun berdasarkan masukan
ketika buku penuntun ini diaplikasikan. Semoga bermanfaat
Page 2 of 21
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Alur layanan praktikum
Alur pelaksanaan praktikum
Kewajiban mahasiswa praktikan
Ketentuan pembuatan jurnal
Ketentuan pelaksanaan pretes dan tes akhir praktikum
Ketentuan pembuatan laporan praktikum
Standar Penilaian Praktikum
Instruksi kerja Spektrofotometer UV/Vis
Instruksi kerja Spektrofotometer IR
Instruksi kerja HPLC
Instruksi kerja GC
Instruksi kerja AAS
Page 3 of 21
2
4
6
8
8
9
9
11
13
15
17
21
24
Proses
Dokumentasi
Mulai
Menyerahkan daftar MP dan
Fasilitator kepada KLPr
CM-LKI-PR.01-01
CM-LKI-PR.01-02
KLPr
Membagi kelompok
CM-LKI-PR.01-03
KLPr
PDR-LKI-PR-02
PDR-LKI-PR-03
PDR-LKI-PR-03
KL
DP/PJI & OI
KLPr & DP
KLPr
Page 4 of 21
IK-LKI-PR.01-01
Pelaksana
Proses
Dokumentasi
MP
MP
Membuat jurnal
SM-LKI-PR.01-04
CM-LKI-PR.01-04
Mengikuti pretes
SM-LKI-PR.01-04
SM-LKI-PR.01-01
CM-LKI-PR.01-05
T
DP
Lulus?
Y
MP
Melaksanakan praktikum
MP
KLPr
KLPr, DP
KLPr, DP
PDR-LKI-PR-04
SM-LKI-PR.01-04
SM-LKI-PR.01-04
SM-LKI-PR.01-02
CM-LKI-PR.01-06
CM-LKI-PR.01-07
SM-LKI-PR.01-03
SM-LKI-PR.01-04
CM-LKI-PR.01-08
PDR-LKI-PR-05
Mengevaluasi proses
pelaksanaan layanan praktikum
PDR-LKI-PR-05
PDM-LKI-3.1
PDM-LKI-3.3
PDR-LKI-PR-05
Selesai
Page 5 of 21
Proses
Dokumentasi
Mulai
MP, Lb
DP
CM-LKI-PR.04-05
CM-LKI-PR.04-01
IK-LKI-PR.04-01
IK-LKI-ALL.HPLC-01
IK-LKI- ALL.UV-01
IK-LKI- ALL.GC-01
IK-LKI- ALL.FTIR-01
IK-LKI- ALL.AAS-01
OI
Menunjukkan cara
mengoperasikan instrumen
MP
CM-LKI-PR.01-04
DP
SM-LKI-PR.01-03
CM-LKI-PR.04-02
DP
Sesuai?
Y
MP & OI
Melakukan analisis/pengukuran
Page 6 of 21
IK-LKI-ALL.HPLC-01
IK-LKI- ALL.UV-01
IK-LKI- ALL.GC-01
IK-LKI- ALL.FTIR-01
IK-LKI- ALL.AAS-01
Pelaksana
Proses
Dokumentasi
MP
MP, DP
MP, Lb
Mendiskusikan interpretasi
hasil analisis instrumen
Mengembalikan peralatan
penunjang yang telah
digunakan
CM-LKI-PR.01-04
CM-LKI-PR.01-04
CM-LKI-PR.04-01
MP
CM-LKI-PR.01-04
MP
CM-LKI-PR.04-03
DP
SM-LKI-PR.01-03
CM-LKI-PR.04-04
Selesai
Page 7 of 21
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
b. Judul praktikum
c. Tujuan praktikum
d. Tinjauan pustaka
e. Alat dan bahan praktikum
f. Prosedur kerja praktikum
g. Hasil dan analisis data
h. Kesimpulan
i. Daftar pustaka
j. Lampiran (cara pembuatan larutan, perhitungan, data pengamatan)
Laporan disusun dalam bentuk bundel seluruh kelompok, per judul praktikum dan
diurutkan berdasarkan tanggal praktikum
Apabila dalam satu judul praktikum, ditemukan 2 atau lebih laporan yang diduga copy
paste maka laporan-laporan tersebut tidak syah dan nilainya 0 (nol)
Indikator
2
3
Bobot
Penilaian
30 %
30 %
40 %
B. KINERJA
Nilai kinerja maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
Indikator
Menyiapkan alat dan bahan dengan benar
Melakukan preparasi larutan standar dengan benar
Mendapatkan hasil pengukuran yang baik
Melakukan pekerjaan secara berkelompok
Menginterpretasi hasil analisis dengan benar
Memperhatikan penanganan limbah dan lingkungan
Bobot
Penilaian
10 %
20 %
25 %
10 %
25 %
10 %
C. LAPORAN
Nilai laporan maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :
No
1
2
3
4
Indikator
Mencantumkan tanggal dan judul praktikum
Menuliskan tinjauan pustaka yang meliputi prinsip dasar analis suatu
instrumen, gambar skema instrument dan fungsi setiap komponenkomponen dari instrumen
Menuliskan alat praktikum dengan ukuran dan jumlah yang benar
Menuliskan prosedur kerja praktikum secara lengkap, jelas tahapanPage 9 of 21
Bobot
Penilaian
5%
20 %
10 %
10 %
5
6
7
30 %
10 %
15 %
D. UJIAN AKHIR
Nilai ujian akhir maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :
No
1
2
3
Indikator
Menjelaskan cara preparasi sampel dan standar
Menjelaskan cara pengoperasian instrumen
Menafsirkan hasil pemisahan/pengukuran instrumen
Bobot
Penilaian
35 %
30 %
35 %
Page 10 of 21
b.
c.
Untuk larutan sampel, pipet sejumlah sampel ke dalam labu takar 25 mL, tambahkan
pereaksi dengan jumlah yang sama dengan larutan deret standar sebelum diencerkan.
Diamkan larutan deret standar maupun sampel selama 10 menit sebelum dilakukan
pengukuran.
d.
e.
f.
y = ax + b
dimana y adalah serapan dan x adalah konsentrasi.
Jadi konsentrasi sampel adalah
X=
yb
a
Page 12 of 21
R = -H (Polietilena)
= -CH3 (Polipropilena)
= -C6H5 (Polistirena)
= -CH2CONH2 (Poliamida)
Keberadaan gugus R akan mempengaruhi jenis, sifat kimia, sifat mekanik, dan
penggunaan polimer. Jenis-jenis polimer karena perbedaan gugus R dapat ditentukan
melalui metode spektrometri inframerah.
Zat aditif bermassa molekul rendah sering ditambahkan ke dalam polimer untuk
memperoleh sifat-sifat berkaitan dengan keterbakaran dan keluwesannya. Zat aditif ini
dapat berpindah ke dalam makanan-minuman jika mengalami kontak yang cukup lama
dengan makanan-minuman atau terkena perlakuan panas. Metode spektrometri
inframerah dapat digunakan untuk menentukan keberadaan zat aditif ini jika diberikan
perlakuan panas.
3. ALAT DAN BAHAN
a. Gunting
b. Interferometer FTIR Shimadzu 8400
c. Pengaduk Magnet dengan Pemanas
d. Labu Erlenmeyer 50 mL
Page 13 of 21
e.
f.
Etanol
Sampel Plastik Kemasan Makanan-Minuman
4. LANGKAH KERJA
a. Sediakan sampel film plastik kemasan dan gunting dengan ukuran (2 x 1) cm.
b. Buatlah dua buah guntingan film. Film pertama akan langsung diukur sedangkan
film kedua ditempatkan dalam labu erlenmeyer berisi 10 mL pelarut etanol.
c. Panaskan dan aduk dengan pengaduk magnet pelarut etanol dan film dalam labu
erlenmeyer selama 2 jam.
d. Dapatkan spektra inframerah film tanpa perlakuan dan film setelah perlakuan, dan
bandingkan spektra keduanya.
e. Dapatkan pula spektra inframerah pelarut diklorometana awal dan setelah perlakuan,
dan bandingkan spektra keduanya.
Page 14 of 21
Tujuan
b. Mahasiswa memahami cara kerja instrumen HPLC untuk analisis kuantitatif.
c. Mahasiswa dapat melakukan preparasi dengan tepat dan akurat , serta dapat
mengikuti manual pengoperasian HPLC.
d. Mahasiswa dapat menentukan/menghitung kadar zat aditif dalam sampel minuman.
2. Prinsip Dasar
Teknik HPLC merupakan suatu metode kromatografi cair-cair, yang dapat
digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
dengan teknik HPLC didasarkan pada pengukuran luas area puncak analit dalam
kromatogram, dibandingkan dengan luas area standar. Pada prakteknya,
metode
pembandingan area standar dan sampel kurang menghasilkan data yang akurat bila hanya
melibatkan satu konsentrasi standar. Oleh karena itu, dilakukan dengan menggunakan
teknik kurva kalibrasi.
Terdapat berbagai zat aditif yang digunakan oleh produsen makanan dan minuman
diantaranya : natrium benzoat, vitamin C,dan kafein untuk masing-maing tujuan tertentu.
Ketiga zat aditif tersebut merupakan senyawa yang memiliki sifat kepolaran yang berbeda,
dan memiliki gugus kromofor yang menyebabkan senyawa tersebut dapat menyerap sinar
UV. Berdasarkan karaktersitik senyawa ini memungkinkan dilakukannya analisis dengan
teknik HPLC menggunakan kolom nonpolar seperti C-18 dan fasa gerak polar.
3. Alat dan Bahan
a. Alat
Perangkat HPLC
Spatula
Labu ukur 50 mL dan 10 mL (6 buah)
Neraca analitik terkalibrasi
Corong pendek
Pipet tetes
Gelas kimia 20 mL
Gelas ukur 500 mL
Ultrasonic vibrator
Pipet seukuran (1,2,3,4, dan 5 mL)
kertas saring whattman
membrane PTFE dan selulosa nitrat
b.
Bahan
Natrium benzoat p.a 20 mg
Vitamin C standar 20 mg
Kafein 20 mg
Metanol for HPLC
Sampel minuman yang mengandung vit. C
Kalium dihidhirogenfosfat
Page 15 of 21
Aquabides
asetonitril
4. Langkah Kerja
a.
Pembuatan fasa gerak (Pelarut)
Hitunglah jumlah KH2PO4 yang diperlukan untuk membuat larutan KH2PO4
0.01 M sebanyak 500mL dalam akuades. Kemudian ajust pH pada nilai 2,65
dengan asam fosfat.
Lakukan penyaringan untuk larutan KH2PO4 menggunakan membran selulosa
nitrat
Lakukan penyaring pula untuk asetonitril dengan PTFE
Hilangkan gelembung pada larutan dengan ultrasonic vibrator selama 15 menit.
Buatlah campuran larutan fasa gerak KH2PO4 dan asetonitril (60:40) untuk
keperluan larutan standar dan larutan sampel, sesuai kebutuhan
b.
5.3 Pembuatan deret larutan standar natrium benzoat, Vit C, dan kafein
Pipet larutan induk masing-maing 2 mL, 3 mL, 4 mL, dan 5 Ml, 6 mL encerkan
dengan fasa gerak dalam labu ukur 10 mL.
Homogenkan larutan, kemudian, saringlah semua larutan standar tersebut
dengan menggunakan membrane PTFE.
Tempatkan hasil saringan ke dalam vial bertutup yang telah diberi label.
Lakukan degassing selama 5 menit. Larutan standar siap diinjeksikan.
5.4. Pembuatan larutan sampel
Pipet 2 mL larutan sampel larutkan dengan fasa gerak hingga 10 mL secara
kuantitatif pada labu ukur.
Lakukan penyaringan dengan PTFE, tampung dalam botol vial bertutup.
Hilangkan gelembung pada larutan sampel dengan menggunakan ultrasonic
vibrator selama 5 menit.
5.5. Penyiapan Instrumen HPLC
Sementara melakukan preparasi sampel dan standar, hidupkan peralatan HPLC
sesuai dengan langkah berikut :
Kondisikan instrumen HPLC dengan:
Fasa gerak dengan sistem elusi gradien dengan kondisi:
Waktu(menit) % asetonitril
%KH2PO4
0
60
40
1
40
60
2
20
80
Page 16 of 21
3
4
5
Kolom
Panjang gelombang
Laju alir
Volume injeksi
30
40
60
70
60
40
: C-18 (12,5 cm)
: 254 nm
: 0,75 mL/menit
: 20 L
Page 17 of 21
INSTRUKSI KERJA GC
1. Tujuan
1.1. Mahasiswa dapat mengenal cara pengoperasian instrumen GC
1.2. Mahasiswa dapat memahami cara kerja instrumen GC untuk analisis kualitatif
1.3. Peserta dapat menentukan beberapa komponen dalam sampel premium, pertamak,
dan pertamak plus
2. Prinsip Dasar
Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan komponen-komponen dalam suatu
campuran berdasarkan perbedaan distribusi komponen-komponen ke dalam 2 fasa, yaitu
fasa gerak berupa gas dan fasa diam bisa cairan atau padatan. Selain pemisahan,
kromatografi gas juga dapat melakukan pengukuran kadar komponen-komponen dalam
sampel.
Kromatografi gas merupakan salah satu teknik kromatografi yang bisa digunakan untuk
memisahkan senyawa-senyawa organik. Senyawa-senyawa tersebut harus mudah
menguap dan stabil pada temperatur pengujian. Senyawa yang sukar menguap atau tidak
stabil juga apat diukur tetapi harus melalui proses derivatisasi terlebih dahulu.
Komponen-komponen utama dalam instrumentasi kromatografi gas terdiri dari gas
pembawa, injektor, kolom, detektor dan recorder.
Kromatografi gas dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Analisis
kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan waktu retensi, ko-kromatografi atau
spiking, dan spektrometri.
3. Alat dan Bahan
3.1. Alat
Perangkat GC
Botol vial
Gelas ukur 10 mL
3.2. Bahan
Standar Heksana p.a
Standar Toluena p.a
Standar Benzena p.a
Sampel premium
Sampel pertamak
Sampel pertamak plus
4. Langkah Kerja
4.1. Siapkan Larutan standard dengan cara mencampurkan 0,5 mL hexane; 0,5 mL
toluene dan 0,5 mL xilena.
4.2. Siapkan larutan sampel premium/pertamax/pertamax plus sebanyak 1 mL
4.3. Siapkan larutan campuran sampel dan standar masing-masing 0,5 mL
4.4. Simaklah operator dalam menyiapkan dan menjelaskan cara mengoperasikan
instrumen GC.
Seting gas pembawa dan gas pembakar
Menyalakan GC, diikuti computer.
Mengatur parameter operasional GC
Page 18 of 21
suhu injector 150C, suhu detector 250C, suhu awal kolom pada 40C kemudian
diprogram dengan kenaikan 8C permenit sampai 150C dipertahankan selama 2
menit , detector FID, kolom DB-5, gas pembawa H2 tekanan 4-5 Bar.
4.5. Ukurlah larutan standar, sampel dan campuran yang sudah disiapkan dengan
instrumen GC
Ambil sebanyak 0,5 L larutan yang akan diukur dengan syringe dan injeksikan
pada GC.
4.6. Simaklah operator mengukur dan mencetak hasil
4.7. Diskusikan hasil pengukuran dengan dosen praktikum
Page 19 of 21
Tujuan
Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat:
a. mempreparasi sampel air limbah yang akan ditentukan kadar tembaganya dengan
alat spektrometer serapan atom.
b. menyiapkan larutan kerja dari larutan stock yang tersedia.
c. memahami prinsip penentuan kadar logam dalam suatu sampel dengan alat
spektrometer serapan atom.
2.
Prinsip Dasar
Metode AAS adalah metode spektrometri yang didasari oleh adanya serapan/absorpsi
cahaya ultra violet (uv) atau visible (vis) oleh atom-atom suatu unsur dalam keadaan
dasar yang berada di dalam nyala api. Cahaya UV atau vis yang diserap berasal dari
energi yang diemisikan oleh sumber energi tertentu.
Besarnya cahaya yang diserap oleh suatu atom dalam keadaan dasar sebanding dengan
konsentrasinya. Hal ini berdasarkan hukum Lambert-Beer yang secara sederhana
dirumuskan sebagai berikut:
A=abC
Keterangan:
A = absorbansi/ daya serap
a = absorftivitas
b = lebar kuvet (cm)
C = konsentrasi
Dengan cara kurva kalibrasi, yaitu hubungan linier antara absorbansi (sumbu Y) dan
konsentrasi (sumbu X), kita dapat menentukan konsentrasi suatu sampel.
Ada tiga komponen alat yang utama dalam SSA, yaitu (1) unit atomisasi, berupa nyala
api dari pembakaran bahan bakar tertentu dengan oksidan; (2) sumber energi, berupa
hollow cathode; dan (3) unit pengukur fotometrik, terutama berupa detektor yang
dapat mendeteksi intensitas cahaya yang melaluinya.
3.
4.
Langkah Kerja
a. Preparasi sampel
Ambil 50 mL sampel dan masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
Tambahkan 2,5 mL HNO3 pekat, aduk, kemudian uapkan di atas hot plate sampai
volumenya menjadi + 15 mL.
Tambahkan lagi 2,5 mL HNO3 pekat, tutup dengan kaca arloji dan panaskan
kembali sampai warna larutan jernih.
Dinginkan larutan sampel, tambahkan sedikit aquades dan tuangkan ke dalam
labu takar 50 mL
Tepatkan volume sampel sampai dengan 50 mL dengan cara menambahkan
aquades.
Jika masih ada yang tidak larut saring dengan kertas saring Whatmann.
b. Pembuatan Larutan blanko
Buatlah larutan blanko berupa larutan HNO3 yang memiliki pH 2,0.
c. Pembuatan larutan kerja Cu (II)
Buatlah larutan kerja Cu(II) dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm; dengan
cara mengencerkan larutan stock dengan larutan blanko.
Catatan:
Untuk larutan kerja konsentrasi terkecil dibuat dalam labu takar 50 mL, sedangkan
untuk larutan standar lainnya dibuat dalam labu takar 25 mL.
d. Pembuatan kurva kalibrasi dan pengukuran konsentrasi sampel
Ukur absorbansi masing-masing larutan kerja yang telah anda siapkan dimulai
dari konsentrasi terendah.
Ukur absorbansi larutan sampel.
Buat grafik hubungan absorbansi vs. konsentrasi dengan program Excell,
Tentukan persamaan matematik hubungan linier antara absorbansi dengan
konsentrasi.
Tentukan konsentrasi (ppm) tembaga(II) dalam larutan contoh uji.
Page 21 of 21