Anda di halaman 1dari 4

Prosedur diagnostik

Diskriminasi berbagai kondisi yang menyebabkan parkinsonisme adalah penting


dalam Rangka perencanaan terapi dan prognosis. Menggunakan kriteria yang telah
diketahui bersama Kriteria Penyakit Parkinson Inggris pada Komunitas Sosial
dan Bank Otak (UKPDSBB) yang diketahui, maka kami dapat mendiagnosis
penyakit parkinson idiopatik dengan atau tanpa kaitan genetik pada sekitar 80%
kasus.
Faktor lain yang mendeskriminasi parkinsonisme presinaptik idiopati/terkait gen
dan parkinsonisme campuran pre/postsinaptik adalah adanya penurunan atau
ketidakhadiran respons terhadap levodopa, disautonomia dini yang bermakna
(dengan inkontinensia urgensi, disfungsi ereksi, dan hipotensi ortostatik
simtomatis), dan fungsi normal olfaktorius pada pemeriksaan berikutnya sama
baiknya dengan penggunaan pemeriksaan pencitraan. Pemeriksaan tantangan
yakni menggunakan levodopa/karbidopa (200/50mg) dan apomorfin (1.5mg)
hanya memiliki sensitivitas sebesar 77% dan 66% dan spesifisitas sebesar 71%
dan 71%. Pemeriksaan skrining otonomik termasuk registrasi neurofisik uretral
dan sfingter, tidak ditemukan secara konsisten membantu dan pemeriksaan
olfaktorius hanya dapat membantu dalam diskriminasi penyakit parkinson dari
pasien PSP dan CBD, tetapi tidak dari pasien MSA. Dengan struktur pencitraan,
terutama MRI dengan T-2 difus dengan ukuran penutup 3mm, tehnik pencitraan
dan putaran echo cepat, lingkaran putaminal spesifik dan atau reaksi silang nya
panas dapat terlihat pada pasien MSA tetapi tidak pada pasien penyakit parkinson
(sensitivitas 87% dan spesifisitas 88%), sedangkan pada pasien PSP atropi otak
tengah rostral dengan tanda seperti gambaran burung kolibri sangat spesifik untuk
dibedakan dari penyakit parkinson. (lihat juga bab 31). Pemeriksaan MRI dapat
sangat membantu terutama dalam mendiagnosis beberapa bentuk parkinson
sekunder, sama speerti hidrosefalus bertekanan normal, parkinson tipe vaskular
(lihat bab 17) dan penyakit Wilson (lihat gambar 5.2). Pemeriksaan terbaru Foto
emisi komputer tomografi tunggal (SPECT) dan atau Emisi tomografi positron
(PET) dapat dipertimbangkan sebagai alat terbaik dalam mendiskrimiasi berbagai
jenis parkinson, melalui pemberian berbagai macam pengobatan ligand radiologi.
Sehingga, F-Dop dan C-rakloperid PET dan transporter dopamin FP-CIT dan
tetrabenzamin IBZM-SPECT merupakan tehnik biasa untuk menginvestigasi
integritas sistem dopamin pre/postsinap; metaiodobenzilguanidin MIBG-SPECT

(lihat bab 6) memberikan sebuah pandangan tentang integritas neuron jantung


postsinaptik (gangguan pada penyakit parkinson tetapi tidak pada pasien MSA dan
atau PSP dan F-deoksiglukosa, pemeriksaan

PET menunjukkan metabolisme

glukosa serebral (sebagai contoh di striatum, yang sangat sering ditemukan


terdapat peningkatan pada penyakit parkinson dan penurunan pada MSA dan PSP,
dan di hemisfer dimana penurunan asimetrik terlihat pada CBDG) (lihat bab 32).

Gambar 5.3 Pencitraan MR pada pasien yang menderita penyakit wilson (dengan
cincin Kayser Fleisher) menunjukkan karakteristik perubahan intensitas sinyal di
kaudatus, putamen dan talamus (kiri) sama baiknya dengan tipe tipikal sehingga
disebut tanda muka panda yang besar, disebabkan penenkanan nukleus merah
dengan intensitas rendah yang normal dan substansi nigra disekeliling intensitas
sinyal abnormal yang tinggi di tegmentum otak tengah.(kanan)
(Presinaptik) Pencitraan FP-CIT transporter dopamin
Pemberian penanda analog kokain FP-CIT, DAT, atau -CIT pada SPECT dan
bahkan hasil yang lebih baik ditunjukkan oleh PET, sebuah kehilangna bermakna
dari reseptor striatal dopamin, berkaitan dengan gejala parkinsonistik, dapat
dikeluarkan pada pasien yang menderita kelainan presinaptik dan atau kombinasi
pre/postsinaptik-yang menginduksi parkinsonisme (PD/DLB/MSA/PSP). Distonia
yang respons dengan dopa, AD, tremor penting atau postsinaptik yang diinduksi

oleh sistem dopaminergik. Pemeriksaan kemampuan reproduksi dari tehnik ini


ditemukan sangat tinggi dan obat dopaminergik seperti selegrin, levodopa sama
seperti agonis levodopa gagal menempatkan ligand ini pada manusia,
mencetuskan studi pada hewan sebelumnya.
Studi ini mengindikasikan bahwa ikatan transporter dopamin PET dan SPECT
adalah metode yang sangat sensitif untuk mendiskriminasi presinaptik dan atau
kombinasi parkinsonisme pre/postsinaptik dari postsinaptik murni (parkinsonisme
iatrogenik) dan/atau sekunder lainnya (manganisme dan lain lain) atau yang bukan
parkinsonisme (tremor penting, distonia, parkinsonisme psikogenik). Fluorodopa
scan PET juga membantu dalam mendiferensiasikan transmisi dopaminergik dan
nondopaminergik yang gagal menginduksi parkinsonisme (lihat gambar 5.3).
tehnik ini juga digunakan untuk emndeteksi secara langsung hilangnya sel
dopaminergik secara dini dan untuk memonitoring kemajuan hilangnya sel ini
(lihat gambar 5.4). Sebagai usul awal dari bermaknanya rasio cudatus/putamen
yang rendah sama seperti hilangnya striatum simetris terikat radioaktif pada MSA
dan PSP Vs Penyakit parkinson dapat terkonfirmasi, hal ini tidak benar-benar
nyata dapat membedakan kelainan tersebut pada kasus individu berlandaskan
transporter pencitraan sendiri.
Pencitraan reseptor Dopamin D2 IBZM Postsynaptik
Dengan Menggunakan SPECT dengan ligand tetrabenzamin, pengambilan normal
dari radioaktif terlihat pada reseptor dopamin D2 striatal pada penyakit parkinson
dan gejala sebelum parkinson sama baiknya pada pasien yang tidak menderita
parkinson, namun begitu, menurut studi postmortem, hilangnya reseptor D2 yang
mengikat dopamin striatal dipublikasikan pada pasien yang menderita MSA atau
PSP, beberapa tahun setelah gejala pertama muncul, meskipun data individual
menunjukkan tumpang tindih antara pasien dan kontrol. Menurut, follow up klinis
tidak ada pasien dengan penurunan ikatan IBZM yang menunjukkan respons
positif terhadap pengobatan dopaminergik. Pada garis respons klinis dramatis
terhadap L-DOPA pada pasien yang menderita distonia responsif terhadap dopa,
terdapat peningkatan reseptor D2 yang mengikat dopamin ditemukan. Pada
neuroleptik mengindiksi parkinsonisme, seperti yang diharapkan, sebuah
penurunan bermakna daro ikatan IBZM dipublikasikan.

Dapat disimpulkan, pencitraan SPECT baik pada struktur presinaptik dan


postsinaptik sistem dopaminergik pada sistem saraf pusat menyediakan sebuah
metode unik untuk membedakan pasien parkinsonisme dengan hilangnya
presinaptik selektif sel dopaminergik dari kombinasi penurunan ekspresi
ketersediaan reseptor dopaminergik dan pada pasien yang menderita bukan dari
transmisi dopaminergik namun terkait parkinsonisme.

Anda mungkin juga menyukai