Oleh
Lilik Jaswati
101810201012
Winda Aprita M
101810201030
Wisnatun Hasanah
101810201051
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2012
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Apa itu radiasi?......................................................................................1
1.2 TV, HP dan Komputer menghasilkan radiasi........................................3
BAB 2 DAMPAK RADIASI UNTUK KESEHATAN..........................................6
BAB 3 CARA MENGURANGI DAMPAK RADIASI.......................................
3.1 Tips mengurangi radiasi.......................................................................
BAB 4 KACAMATA ANTI RADIASI...............................................................
4.1 Latar belakang ide kacamata anti radiasi............................................
4.2 Kekurangan dan kelebihan.................................................................
4.4 Kebutuhan Masyarakat terhadap kacamata anti radiasi.......................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
Bagi masyarakat awam, kata radiasi masih terdengar menakutkan atau
bahkan asing. Karena kata radiasi selalu dihubungkan dengan bom atom,
kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), limbah radioaktif, serta
penyebab timbulnya penyakit kanker. Bahkan mereka juga cenderung merasa
cemas dan takut terhadap radiasi, tetapi rasa cemas dan takut tersebut tidak
diimbangi dengan pengetahuan tentang radiasi secara obyektif. Hal ini disebabkan
oleh sumber informasi yang mereka dapat tidak mengungkapkan fakta; sebagian
besar hanya mengungkapkan informasi tentang bahaya radiasi atau informasi yang
bersifat sensasi. Karena itu, pendapat sebagian besar masyarakat tentang radiasi
didasarkan pada bahaya radiasi yang berasal dari ledakan bom, atau kecelakaan
nuklir di PLTN Chernobyl dan Fukushima. Seringkali mereka tidak dapat
membedakan antara bahaya radiasi akibat kecelakaan tersebut dengan radiasi yang
mereka peroleh dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya radiasi yang berasal dari
pemeriksaan kesehatan atau yang berasal dari lingkungan.
1.1
muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam
radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak langsung. Radiasi
non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke
dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro,
inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet.
Sinar-X dan sinar gamma, kedua jenis radiasi ini mempunyai potensi bahaya yang
lebih besar dibandingkan dengan jenis radiasi lainnya. Pengaruh sinar kosmik
hampir dapat diabaikan karena sebelum mencapai tubuh manusia, radiasi ini telah
berinteraksi terlebih dahulu dengan atmosfir bumi. Radiasi beta hanya dapat
menembus kertas tipis, dan tidak dapat menembus tubuh manusia, sehingga
pengaruhnya dapat diabaikan. Demikian pula dengan radiasi alfa, yang hanya
dapat menembus beberapa milimeter udara. Sedang radiasi neutron pada
umumnya hanya terdapat di reaktor nuklir.
1.2
Handphone
Alat komunikasi yang satu ini ternyata memiliki radiasi tertinggi. radiasi
tinggi ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan. Nah menurut
riset yang di lakukan di Inggris ada beberapa handphone favorit yang memiliki
radiasi tinggi yaitu :
1. Sony Ericsson Satio 1.5W/kg
2. Blackberry Bold 9700 1.36W/kg
3. Nokia E71 1.33W/kg
4. HTC Hero 1.21W/kg
5. Sony Ericsson W995 1.18W/kg
6. Blackberry Curve 8520 1.02W/kg
7. Sony Ericsson W595 1.00W/kg
8. Nokia 5800 0.97W/kg
9. LG Cookie 0.94W/kg
10. Sony Ericsson T715 0.90W/kg
Namun, perlu ditekankan informasi ini hanya bersifat sebagai pengetahuan.
Dengan tujuan agar masyarakat lebih mengurangi intensitas penggunaan
handphone.
Komputer
Efek tersebut merupakan proses yang terjadi secara bertahap yang kebanyakan
orang tidak menyadari bahwa resiko tersebut benar-benar bisa terjadi.
Televisi
Selain sebagai media yang dapat sering digunakan sebagai tempat berkumpul
keluarga, televisi juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita. Apalagi
kebanyakan dari anak-anak suka menonton televisi, tentu ini akan memberikan
dampak yang tidak baik. Sinar biru yang di hasilkan oleh layar televisi dapat
menimbulkan luka fotokimia pada retina mata. Resiko kerusakan akibat paparan
sinar biru lebih besar pada anak dibanding pada orang dewasa. karena tingkat
kejernihan lensa mata anak lebih tinggi dibanding pada orang dewasa, sehingga
lebih banyak sinar biru yang akan ditangkap oleh retina mata anak (sekitar 70
80%) dibanding retina mata orang dewasa (sekitar 50%).
DNA (deoxyribonucleic
acid) merupakan salah
satu molekul yang terdapat
di inti sel, berperan untuk
mengontrol struktur dan
fungsi
sel
serta
menggandakan
dirinya
sendiri.
Setidaknya ada dua
cara bagaimana radiasi
dapat
mengakibatkan
kerusakan
pada
sel.
Pertama, radiasi dapat
mengionisasi
langsung
molekul DNA sehingga
terjadi perubahan kimiawi
pada DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung,
yaitu jika DNA berinteraksi dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan
kimiawi pada DNA tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
menyebabkan efek biologis yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun
kelainan genetik.
Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima
sehari-hari, sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis
lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya
sendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan permanen atau mati. Sel yang
mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel yang
mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika sel
yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang akan
meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.
Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak
dosis yang diberikan, dan bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara
akut (dalam jangka waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit).
Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang diberikan pada
seluruh tubuh dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing dan muntahmuntah pada beberapa persen manusia yang terkena dosis tersebut, dan
kemungkinan satu persen akan meninggal dalam waktu satu atau dua bulan
kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang waktu satu
bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi.
Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 4 Sv (350 400 rem) yang
diberikan seluruh tubuh akan menyebabkan kematian sekitar 50% dari mereka
yang mendapat radiasi dalam waktu 30 hari kemudian. Sebaliknya, dosis yang
sama yang diberikan secara merata dalam waktu satu tahun tidak menimbulkan
akibat yang sama. Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ
tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang
ditimbulkan radiasi juga akan berbeda.
Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy atau lebih yang diberikan secara
sekaligus pada seluruh tubuh dan tidak langsung mendapat perawatan medis, akan
dapat mengakibatkan kematian karena terjadinya kerusakan sumsum tulang
belakang serta saluran pernapasan dan pencernaan. Jika segera dilakukan
perawatan medis, jiwa seseorang yang mendapat dosis terserap 5 Gy tersebut
mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis terserapnya mencapai 50 Gy,
jiwanya tidak mungkin diselamatkan lagi, walaupun ia segera mendapatkan
perawatan medis. Jika dosis terserap 5 Gy diberikan secara sekaligus ke organ
tertentu saja (tidak ke seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan berakibat
fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan
menyebabkan eritema. Contoh lain, dosis yang sama jika diberikan ke organ
reproduksi akan menyebabkan mandul.
Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek
ini hanya muncul jika dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis
Ambang. Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama
setelah terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh,
katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah
terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih.
Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak
sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri
sehingga tubuh tidak menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun
demikian, bisa saja sel-sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat
kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama (mungkin
berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai periode laten. Efek radiasi
yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik.
Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas
terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan
dosisnya diberikan dalam jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada
penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi
akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat berkembang dalam
waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek apapun dalam
waktu 20 tahun atau lebih.
Salah satu penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker.
Penyebab sebenarnya dari penyakit kanker tetap tidak diketahui. Selain dapat
disebabkan oleh radiasi pengion, kanker dapat pula disebabkan oleh zat-zat lain,
disebut zat karsinogen, misalnya asap rokok, asbes dan ultraviolet. Dalam kurun
waktu sebelum periode laten berakhir, korban dapat meninggal karena penyebab
lain. Karena lamanya periode laten ini, seseorang yang masih hidup bertahun-
monitor CRT kita dengan LCD. Namun harga monitor LCD memang lebih
mahal dibanding CRT.
Bagi kita yang masih menyeyangi monitor CRT, ada baiknya kita membeli
filter anti-radiasi. ini adalah solusi untuk mengurangi rasa nyeri mata
akibat duduk berlama-lama di depan monitor, namun dengan harga yang
murah.
Atur monitor setting
Beberapa monitor yang ada sekarang banyak menyediakan pre-set display
mode, untuk memudahkan pengguna mengganti setting layar mereka. Preset setting tersebut memberi level brightnes yang berbeda, untuk
menyesuaikan kondisi penggunaan monitor. Adakalanya manfaatkan hal
tersebut.
Misal settingan seperti, text atau internet akan terasa lebih sejuk di
mata, saat kita gunakan untuk mengetik ataupun browsing. Setingan
game atau movie akan terlihat lebih terang saat digunakan.
Gunakan kacamata anti radiasi
Walau hal ini membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, namun ada
baiknya saat memiliki cukup uang kita membeli kacamata anti-radiasi.
Selain bisa dibawa kemanapun kita bekerja, kacamata ini tak hanya
berguna saat kita bekerja di depan monitor, namuna juga melindungi mata
dari cahaya
lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya.
Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi
mata kita. Karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri
di mata akibat radiasi cahaya berlebih.
Mengistirahatkan mata sejenak, secara berkala
Cara termudah menghindari mata lelah akibat radiasi monitor adalah
mengistirahatkannya secara berkala. Cobalah untuk mengistirahatkan mata
sekitar 5 menit tiap jamnya. Kita dapat menggunakan waktu 5 menit
tersebut untuk berjalan-jalan, melihat pemandangan, mencuci muka dan
sebagainya. Yang penting menjauh dari monitor.
Pada dasarnya kami belum terfikirkan akan membuat kacamata anti radiasi
dengan menggunakan bahan apa. Karena sejauh pengetahuan kami, komputer,
laptop dan tv menghasilkan radiasi berupa gelombang elektromagnetik artinya
dapat merambat tanpa melalui medium. Yang harus difikirkan adalah bagaimana
mengurangi gelombang ini, artinya yang harus dilemahkan adalah frekuensi yang
dihasilkan oleh radiasi tersebut dengan sesuatu pada kacamata. Dan ini yang
menjadi pekerjaan rumah bagi kami. Kami sempat terfikir ingin membuat
kacamata anti radiasi dengan bahan sama pada layar protektor yang biasa
digunakan. Namun, itu bukanlah sebuah ide segar melainkan hanya berinovasi
dengan apa yang ada. Lagipula kami belum mengetahui bagaimana cara kerja dari
layar protektor tersebut. Oleh karena itu makalah ini masih berupa ide kasar dari
pemikiran yang sederhana.
4.3.