Pendahuluan
Ginjal adalah organ yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal
berfungsi
menyaring
kotoran
(terutama urea)
membuangnya
bersama
dengan air dalam bentuk urin. Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis dengan
mengatur konsentrasi banyaknya konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan
mengeliminasi semua zat sisa metabolisme. Darah disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit
fungsional dalam ginjal. Hasil penyaringan (filtrat) berisi produk-produk limbah (mis. urea),
elektrolit (mis. natrium, kalium, klorida), asam amino, dan glukosa. Filtrat kemudian dialirkan ke
tubulus ginjal untuk direabsorbsi dan diekskresikan; zat-zat yang diperlukan (termasuk glukosa)
diserap kembali dan zat-zat yang tidak diperlukan kembali diekskresikan ke dalam urin.
1) Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masingmasing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra). Terletak di bagian belakang kavum
abdominalis di belakang peritorium pada kedua sisi vertebra lumbalis III-1V pada ginjal
kanan dan vertebra lumbalis II-III pada ginjal kiri, melekat langsung pada dinding belakang
abdomen.. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah
dibandingkan ginjal kiri.
Gambar 1: Ginjal
Sumber: http://eri08tirtayasa.blogspot.com/2011/06/fisiologi-sistem-urinarius.html
memasuki/meninggalkan ginjal
Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix
minor
Calix minor, yaitu percabangan dari calix major
Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis
2
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix
glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus
kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut
terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus)
serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal) Berdasarkan letakya nefron dapat
dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks
yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang terbenam pada
medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi
medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan pembuluhpembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.
Ginjal diperdarahi oleh a.v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta abdominal,
sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal melalui
hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan memperdarahi segmensegmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior
serta posterior.
Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal
melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus minus dan
n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan
parasimpatis melalui n.vagus.
2) Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal
(filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter
yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Gambar 2: Ureter
Sumber: http://penyebabinfeksisalurankemih.com/
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu
menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior
di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria.
Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih.
Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalisureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini
sering terbentuk batu/kalkulus.
Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis,
a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen T10L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan
inferior.
3) Vesica Urinaria
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk
menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra
dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di
lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi,
bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian
yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan
inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan
sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular).
Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae
merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan
collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam
keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan,
a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis.
Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus
lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang
berperan sebagai sensorik dan motorik.
4) Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju
lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria
memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan
kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria
memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan
5
bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter),
sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih
dan bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars membranosa dan pars
spongiosa.
Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek superior
kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter urethrae internal yang
berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.
Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar prostat.
volunter (somatis).
Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari pars
membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus
spongiosum di bagian luarnya
Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada pria.
Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris
dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethra yang bersifat volunter di bawah
kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi
reproduktif.1-4
Gam
bar 4 & 5: Urethra pada pria dan wanita
Sumber: http://meladianmaulidah.blogspot.com/2012/02/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih.html dan
http://akperpemdagarut2agroup3.blogspot.com/2011/04/tugas-kmb-iii-ke-5.html
B. Struktur Mikroskopis
Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter
yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU),
tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
1) Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi
vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal
kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
Fungsi ginjal
Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun
Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex
renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang
berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang
disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang
kecil disebut papilla renalis.
7
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh
darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin
yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masingmasing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal.
Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus
proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
2) Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.
Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga
abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
Lapisan tengah lapisan otot polos
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin
masuk ke dalam kandung kemih.
3) Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir
(kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat
mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
Lapisan sebelah luar (peritoneum)
Tunika muskularis (lapisan berotot)
Tunika submukosa
Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)
4) Urethra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan
air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari :
Urethra pars Prostatica
Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
Urethra pars spongiosa
8
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter
urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya
sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung
jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
Lapisan mukosa4,5
Fungsi Ginjal
Ginjal melakukan penyesuaian terhadap perubahan pemasukan atau pengeluaran berbagai
bahan sebagai usaha untuk mempertahankan CES dalam batas-batas sempit yang sesuai dengan
kehidupan. Fungsi ginjal sebahagian besar dalam mempertahankan kestabilan lingkungan cairan
internal antara lain adalah :
a.
Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk Na +, Cl-, K+, HCO3-,
Ca2+, Mg++, SO42-, PO43- dan H+. bahkan fluktuasi minor pada konsentrasi sebagian
elektrolit ini dalam CES dapa menimbulkan pengaruh besar.
c.
Memelihara volume plasma yang sesuai dalam pengaturan keseimbangan asam basa dan
H20.
d.
e.
melalui pengaturan
keseimbangan H20.
f.
Mengeksresikan produk-produk sisa (buangan) dari metabolism tubuh, misalnya asam urat,
urea dan kreatinin. Zat-zat ini bersifat toksik sekiranya terjadi penumpukan.
g.
Mengeksresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada makanan dll.
h.
i.
Mensekresikan rennin, suatu hormone yang memicu reaksi konversi garam oleh ginjal.
j.
Sistem kemih terdiri dari organ ginjal yang penting dalam pembentukan urin. Ginjal terdiri
dari jutaan unit fungsional yang dikenal sebagai nefron. Fungsi nefron antara lain :
Tabel 1
Komponen
Vaskuler
Vaskuler/
tubulus
Tubulus
Bagian
Arteriol aferen
Glomerulus
Fungsi
- mengangkut darah ke glomerulus
- berkas kapiler yg menyaring plasma bebas protein ke
Arteriol eferen
Kapiler
peritubulus
Apparatus
juxtaglomerularis
Kapsul bowman
Tubulus
ginjal.
- Mengumpul filtrate glomerulus
- Reabsorpsi dan sekresi tidak terkontrol thd zat tertentu.
proksimal
Lengkung Henle
Tubulus distal
Ductus Koligens
A. Filtrasi glomerulus
1. Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas protein
menembus kapiler glomerulus ke dalam kapsula Bowman.
2. Untuk dapat difiltrasi, suatu bahan harus melewati :
a. Pori-pori antara sel endotel di kapiler glomerulus
11
b.
b. Mekanisme tubuloglomerulus
Melibatkan apparatus juxtaglomerulus.
Macula densa berfungsi mendeteksi kecepatan aliran cairan dalam tubulus dan sebagai
respons, sel-sel dari macula densa ini memicu pengeluaranzat-zat kimia vasoaktif dari
apparatus juxtaglomerulus.
Contoh : peningkatan GFR akibat peningkatan tekanan arteri, meningkatkan pengangkutan
Na+ ke tubulus distalis. Sebagai respons,macula densa mendeteksi, dan mensekresi ATP
dan adenosine di mana keduanya bekerja secara parakrin terhadap arteriola afferent,
menyebabkan konstriksi dan seterusnya meningkatkan aliran dan tekanan arteri,
mengembalikan GFR ke batas normal.
Dalam cairan filtrat tidak ditemukan eritrosit, sedikit mengandung protein (1/200 protein
plasma). Jumlah elektrolit dan zat-zat terlarut lainnya sama dengan yang terdapat dalam cairan
interstitisial pada umumnya. Dengan demikian komposisi cairan filtrat glomerulus hampir sama
dengan plasma kecuali jumlah protein yang terlarut. Sekitar 99% cairan filtrat tersebut
direabsorpsi kembali ke dalam tubulus ginjal.3
13
Zat-zat yang mengalami transport aktif pada tubulus proksimal yaitu ion Na+, K+, PO4-,
diluar sel. Perbedaan electrochemical gradient ini membantu terjadinya proses difusi.
Selain itu perbedaan konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar sel tubulus membantu
meningkatkan proses difusi tersebut. Meningkatnya difusi natrium disebabkan
permiabilitas sel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi. Keadaan ini dimungkinkan
karena terdapat banyak mikrovilli yang memperluaspermukaan tubulus. Proses ini
memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus.
b. Transpor pasif
Zat terpenting yang direabsorpsi secara pasif adalah Cl-, H2O, dan urea. Terjadinya
transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada pada lumen tubulus,
permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut dalam cairan filtrate dan
perbedaan muatan listrik pada dinding sel tubulus. Zat yang mengalami transfor pasif,
misalnya ureum,sedangkan air keluar dari lumen tubulus melalui prosese osmosis.
14
Ansa Henle : Tubulus ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian decendens mempunyai sedikit
mitokondria di sel epitelnya, dan mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap air dan agak
permeabel terhadap urea dan ion natrium. Bagian ascendens bersifat sedikit permeabel terhadap
air dan urea, sehingga mencegah peningkatan konsentrasi urin karena terlepasnya air ke jaringan
sekitar.
Tubulus distal : Bagian segmen dilusi bersifat impermeable, dengan epitel endotel yang unik
memungkin difusi pasif dari ion negatif yang akan diikuti oleh difusi pasif ion positif. Sedangkan
bagian akhir epitelnya mendukung tranport aktif ion K+ ke dalam lumen tubulus, namun
impermeable terhadap urea.
Duktus Koligens : Permeabilitasnya dipengaruhi oleh hormon ADH, peningkatan ADH akan
menyebabkan peningkatan permeabilitas dan menimbulkan reabsopsi air yang meningkat. Selain
itu epitelnya mendukung transport aktif ion positif (K+, Na+, H+ dan Ca+).
Terdiri dari :
a. Counter Current Multiplier :
Bermula di tubulus kontortus proksimal di mana air dan zat-zat tertentu di reabsorpsi
sehingga menyebabkan cairan filtrat memiliki osmolaritas yang sama dengan cairan
interstitial tubuh. Di ansa Henle pars descendens (concentrating segment), membran
yang permeabel terhadap air dan impermeable terhadap solute lain memjadikan
osmolalitas tubular meningkat terus menerus di bawah lengkung. Di ansa Henle pars
ascendens(diluting segment) yang impermeable terhadap air, dan permeabel terhadap
NaCl dan urea (segmen tipis) menjadikan cairan filtrat hipoosmotik sedangkan cairan
15
16
Tabel 2
Tubulus Proksimal
Ansa
Pars
Henle
Descenden
a.
b.
c.
d.
e.
dikendalikan
Urea : reabsorpsi
f.
a.
b.
dikendalikan.
K+ : semua direabsorpsi, obligat tidak dapat dikendalikan.
Air : 15%, direabsorpsi secara osmotic, tidak dapat dikendali.
(kemungkinan NaCl) : sekresi pasif, tidak dapat dikendali
pasif,
50%,
obligat,
tidak
dapat
s
Pars
Ascendens
Tubulus Distalis
Ductus Koligens
a.
Na+ : reabsorspsi bervariasi, Kendali : aldosterone
b.
Air : reabsorspsi bervariasi, Kendali : ADH
Air : reabsorspsi bervariasi, Kendali : ADH
Hormon Antidiuretik
ADH adalah hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus dan disekresi ke dalam sirkulasi
umum oleh kelenjar hipofisis posterior. Hormon bekerja pada duktus koligens ginjal untuk
meningkatkan reabsorpsi (penghematan) air dan memungkinkan ekskresi urin yang pekat.
Faktor-foktor yang meningkatkan pelepasan ADH adalah :
Penurunan VSE yang dideteksi oleh reseptor volume yang terletak di dalam sistem
pembuluh darah pulmoner dan atrium kiri.
Peningkatan VSE
18
Hormon ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang
ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal
Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
o Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.
Keseimbangan Asam-Basa
Secara singkat, ketika [H+] plasma meningkat di atas normal sewaktu asidosis, kompensasi ginjal
mencakup yang berikut:
1. Peningkatan sekresi dan kemudian sekresi H+ di urin sehingga kelebihan H+ dieliminasi
dan [H+] plasma berkurang.
2. Reabsorpsi semua HCO3- yang terfiltrasi, plus penambahan HCO 3- baru ke plasma
sehingga terjadi peningkatan [HCO3-] plasma.
Tabel 3: Ringkasan Respons Ginjal Terhadap Asidosis dan Alkalosis
Kelainan
AsamBasa
Sekresi
H+
Ekskresi
H+
Asidosis
Alkalosis
Reabsorpsi
HCO3 dan
Ekskresi
Penambahan
HCO3HCO3 Baru
ke Plasma
Normal (nol;
semua yang
difiltrasi
direabsorpsi)
pH
Urin
Perubahan
Kompensasitorik
pH Plasma
Asam
Alkalinisasi ke
arah normal
Alkali
Pengasaman ke
arah normal
Jika [H+] plasma turun di bawah normal saat alkalosis, respons ginjal mencakup:
1. Berkurangnya sekresi dan ekskresi H+ di urin, menahan H+ dan meningkatkan [H+]
plasma.
2. Reabsorpsi tak tuntas HCO3- yang terfiltrasi dan karenanya terjadi peningkatan ekskresi
HCO3-, yang menurunkan [HCO3-] plasma.6
Urin mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian padaat
yang terkandung didalam air. Ini dapat dibedakan beradasarkan ukuran ataupun kelektrolitanya,
diantaranya adalah :
20
Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang reativ
besar, didalam urin terkandung : Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat
penyakit.
Bau : Normal urine berbau aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan indikasi
Penutup
Pada skenario dikatakan bahwa mengeluh nyeri hebat pada perut. Dari pembahasan di
atas itu dikarenakan adanya gangguan pada ginjal yang menyangkut tentang mekanismenya. Dan
untuk mengatasi hal tersebut, ginjal menjalankan fungsinya sebagai homeostasis dengan
beberapa mekanisme kerja yang salah satunya melibatkan kerja hormon khususnya ADH
(Antidiuretik hormon) dan aldosterone.
Daftar Pustaka
21
1. Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 5. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC; 2006
2. Pearce, Efelin C. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama ; 2006
3. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia ; 2005
4. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 2008
5. Guyton dan Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 2. Jakarta: Penertbit buku kedokteran
EGC; 2007
6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2001
7. Scalon, valarie C. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : penerbit buku kedokteran
EGC;2000
22