Cadangan Bahan Galian GIPSUM
Cadangan Bahan Galian GIPSUM
GIPSUM
PENDAHULUAN
Gipsum adalah salah satu bahan galian industri yang mempunyai
kegunaan cukup penting di sektor industri, konstruksi maupun bidang
kedokteran; baik sebagai bahan baku utama maupun bahan baku penolong. Di
alam, gipsum merupakan mineral hidrous sulfat yang mengandung dua molekul
air, atau dengan rumus kimia CaSO42H2O. Jenis-jenis batuannya adalah
satinspar, alabaster, gypsite dan selenit. Warna gipsum mulai dari putih,
kekuningkuningan sampai abu-abu. Dalam penggunaannya gipsum dibagi
menjadi dua bentuk, yaitu gipsum tidak dikalsinasi dan dengan kalsinasi (bentuk
plaster).
Perkembangan sektor industri pemakai gipsum di Indonesia telah
menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, terutama industri semen. Hal ini
telah mengakibatkan semakin meningkatnya penyediaan dan permintaan akan
gipsum di dalam negeri. Meskipun Indonesia sudah memproduksi gipsum alam
dan gipsum sintetis, untuk pemenuhan sebagian kebutuhan industri pemakai
gipsum di dalam negeri, masih harus mengimpor dari negara lain. Di sisi lain,
Indonesia mulai tahun 1985 telah melakukan ekspor ke negara-negara tetangga.
Oleh karena itu, untuk mengetahui sampai sejauh mana perilaku dan
perkembangan segi penyediaan, permintaan, dan harga gipsum tersebut,
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka akan dilakukan evaluasi dan
analisisnya, serta membuat perkiraan di masa mendatang (sampai tahun 2000).
Mengingat keterbatasan data, analisis hanya akan dilakukan secara kualitatif,
dan dengan menggunakan serial data dari tahun 1980 sampai dengan tahun
1989. Berdasarkan analisis tersebut diharapkan dapat diketahui sampai sejauh
mana perkembangan industri pertambangan gipsum di Indonesia, dan langkah
langkah yang perlu dilakukan serta penanggulangannya,baik oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta untuk pengembangan industri pertambangan
gipsum di dalam negeri.
GEOLOGI
a. Mula Jadi
Gipsum adalah mineral hidrous kalsium sulfat (CaSO4.2H2O) yang terjadi
di alam. Pada umumnya endapan gipsum berbentuk endapan sedimen
mendatar, terletak dekat permukaan bumi dengan penyebaran yang luas, serta
sering berasosiasi dengan batu kapur, serpih, batu pasir, marmer, dan lempung.
Jenis batuan yang lain dan selalu
berasosiasi dengan gipsum adalah anhidrit (CaSO4), yang masih merupakan
mineral sulfat yang sejenis dengan gipsum tetapi tidak mengandung kristal H2O.
Endapan gipsum sebagian besar terbentuk dari air laut dan hanya
sebagian kecil berasal dari endapan danau yang mengandung air garam.
Gipsum juga dapat terjadi sebagai hasil kegiatan vulkanik, tempat gas H2S dari
fumarol bereaksi dengan kapur dan
hasil pelapukan batuan-batuan.
Endapan gipsum ditemukan dalam lima jenis bentuk,yaitu :
bening,
Satinspar, berbentuk serat dan berkilap (fiber), sering kali ditemukan dalam
i.
Sifat Fisik
Warna : putih, kuning, abu-abu merah jingga, hitam bila tak murni.
Spesifik grafity : 2,31 2,35
Kekerasan : 1,5 2 (skala F. Moh's)
Bentuk mineral : kristalin, serabut dan masif.
Kilap : sutera.
Karangnunggal,
Kabupaten
Tasikmalaya,
Jawa
Barat,
yang
PERTAMBANGAN
a.
Eksplorasi
Eksplorasi endapan gipsum untuk mengetahui letak, penyebaran dan
Penambangan
Cara penambangan gipsum dapat dilakukan secara tambang terbuka
(quarry) atau tambang bawah tanah (underground mining). Hal ini bergantung
kepada letak dan penyebaran endapan apakah di atas atau di bawah permukaan
bumi. Penambangan secara tambang terbuka dapat dilakukan meliputi tahapan :
pengupasan lapisan tanah penutup (stripping), pembongkaran (loosening),
pemuatan (loading), dan pengangkutan (transporting).
yang menutupi tubuh batuan, seperti : alang-alang, tanah, atau batuan pengotor
lainnya. Kegiatan ini dapat menggunakan alat-alat manual (seperti cangkul,
linggis, blincong, sekop, dsb.) sampai dengan modern (seperti : bulldoser yang
dilengkapi ripper, scrapper, shovel, hydraulicking, dan sebagainya). Namun
pemilihan alat ini bergantung kepada keadaan lapangan dan skala produksi.
Kegiatannya meliputi : pembabatan/ pembersihan dan pendorongan
material-material pengganggu ke tempat yang tidak menggangu kegiatan
penambangan selanjutnya.
Pembongkaran
Ini merupakan serangkaian pekerjaan untuk membebaskan batuan atau
endapan dari batuan induknya yang masif/ padat. Kegiatan ini bergantung
kepada kekerasan batuan/endapan. Melihat sifat fisik endapan gipsum, yang
kekerasannya lunak (1,5 2 skala F. Moh's) untuk skala produksi besar dapat
menggunakan bulldoser yang dilengkapi ripper. Akan tetapi, bila endapan telah
mengeras sehingga tidak mungkin dilakukan penggaruan, maka dapat digunakan
cara pengeboran dan peledakan, dengan peralatannya antara lain : alat bor Jack
Hammer, bahan peledak ANFO, dinamit dan detonator. Kegiatan ini meliputi :
penggaruan oleh bulldoser yang dilengkapi ripper atau pengeboran dan
peledakan, lalu material hasil pembongkaran dikumpulkan dengan bulldoser agar
mudah dimuat oleh alat muat (misalnya wheel loader).
dapat menggunakan alat muat wheel loader dan alat angkut dump truck dengan
kapasitas tergantung skala produksinya.
c.
Pengolahan
Pengolahan gipsum dimaksudkan untuk menghilangkan mineral pengotor
Proses Preparasi
Proses preparasi dimaksudkan untuk mereduksi bongkah-bongkah
batuan gipsum menjadi butir atau partikel dengan ukuran tertentu yang sesuai
dengan kebutuhan. Sedangkan tahapan prosesnya meliputi :
Proses Kalsinasi
Kalsinasi atau pemanasan dilakukan untuk mengurangi/mereduksi
Proses Formulasi
Pada dasarnya proses formulasi ditujukan untuk mengatur waktu
pengerasan (setting time) dari produk hasil kalsinasi, yaitu dengan penambahan
suatu zat atau material yang disebut accelerator dan retarder.
PROSPEK
Untuk dapat mengetahui prospek gipsum di masa mendatang selain
berdasarkan kondisi perkembangan pada tahun-tahun sebelumnya, juga tidak
terlepas dari faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhinya, antara lain faktor
kesediaan
potensi/cadangan,
perkembangan
industri
pemakai,
material
a. Ketersediaan Potensi
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya
bahwa keberadaan
endapan gipsum di Indonesia tersebar di beberapa daerah, akan tetapi dari hasil
eksplorasi yang dilakukan sampai saat ini, ternyata belum diketemukan
cadangan endapan yang besar dan ekonomis untuk diusahakan dengan tingkat
Substitusi
Dalam penggunaannya di beberapa industri, gipsum dapat digantikan
juga oleh material lain, baik dari jenis bahan galian golongan C sendiri maupun
darI material sintetis. Misalnya penggunaan sebagai filler dalam industri kertas,
cat, dan insektisida cenderung lebih banyak dan mudah dengan menggunakan
kaolin, kalsit, dan bentonit. Dalam kegiatan pemboran cenderung lebih baik
menggunakan Na-bentonit. Sebagai wallboard dan partisi bangunan dapat
digantikan dengan plywood.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Dickson, T., Gypsum, Building From The Depths, Industrial Minerals, USBureau of Mines, Bulletin, United States.
3.
4.
5.
6.