Anda di halaman 1dari 3

Perdarahan yang menumpuk dalam ruang subarachnoid dapat mencetuskan

terjadinya stroke, kejang dan komplikasi lainnya.


a. Perdarahan Ulang
Jika terjadi, lebih sering letal (50%) daripada perdarahan subarakhnoid
awal. Resiko perdarahan ulang adalah 20% pada hari 14 pertama setelah SAH
awal, dan 50% pada enam bulan pertama, jika aneurisma belum diobliterasi.
Tidak seperti SAH awal, perdarahan ulang sering menimbulkan hematoma
intraparenkimal yang besar, karena ruang subarakhnoid di sekitara neurisma
sebagian tertutup oleh adesi yang disebabkan oleh perdarahan awal. Pada kasuskasus tersebut, manifestasi klinis dan perjalanan perdarahan ulang aneurismal
adalah seperti yang dideskripsikan di atas mengenai perdarahan intraserebral
spontan.

b.Vasospasme
Iskemia otak tertunda dari vasospasme untuk sebagian besar morbiditas
dan mortalitas terjadi setelah SAH. Penyempitan arteri progresif berkembang
setelah SAH pada sekitar 70% dari pasien, tetapi defisit iskemia tertunda
berkembang hanya 20% sampai 30%. Proses ini dimulai 3 sampai 5 hari setelah
pendarahan, menjadi maksimal pada 5 sampai 14 hari, dan selesai secara
bertahap lebih dari 2 sampai 4 minggu.
Vasospasme simptomatik biasanya meliputi penurunan tingkat kesadaran,
hemiparesis, atau keduanya, dan proses ini biasanya paling parah pada
aneurisma. Dalam kasus yang lebih parah, gejala berkembang sebelumnya

setelah pecahnya aneurisma, dan daerah vaskular ikut terlibat. Meskipun tebal,
darah subarachnoid merupakan faktor pemicu utama, penyebab yang tepat dari
penyempitan arteri setelah SAH kurang dipahami. Vasospasme tidak hanya
disebabkan oleh vaskular yang halus-kontraksi otot, perubahan arteriopathic
terlihat di dinding pembuluh, termasuk edema subintimal dan infiltrasi dari
leukosit.

c. Hidrosefalus
Hidrosefalus akut terjadi pada 15% sampai 20% pasien dengan SAH dan terutama
berkaitan dengan volume intraventricular dan darah subarachnoid. Dalam kasus ringan,
hidrosefalus menyebabkan lesu, perlambatan psikomotor, dan gangguan memori jangka pendek.
Temuan lainnya termasuk keterbatasan menatap ke atas, kelumpuhan saraf kranial keenam, dan
hyperreflexia ekstremitas bawah. Dalam kasus yang lebih parah, hidrosefalus obstruktif akut
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Pasien yang terkena dampak stupor atau koma,
dan progresif batang otak herniasi akan mengakibatkan produksi CSF yang menerus, kecuali
kateter ventrikular dimasukkan.

Komplikasi Sistemik
Komplikasi non-neurologis sering terjadi pada pasien yang mengalami perdarahan subaraknoid
aneurismal. Komplikasi yang dapat timbul antara lain demam, anemia, hipertensi, dan hipotensi,
hiperglikemia, hipernatremia, dan hiponatremia, hipomagnesemia, henti jantung dan aritmia,
serta edema pulmoner dan pneumonia. Komplikasi seperti itu dapat diatasi melalui kolaborasi
yang erat antara dokter-intensivist. Semua komplikasi ini dapat ditemukan pada separuh populasi
pasien perdarahan subaraknoid dan berkontribusi terhadap perburukan luaran hasil klinis.
Komplikasi jangka panjang
Rebleeding tahap lanjut dapat terjadi pada pasien yang ruptur aneurismanya telah teroklusi.
Rebleeding dapat berasal dari aneurisma lama atau dari pertumbuhan aneurisma yang baru.
Resiko perdarahan lanjut dapat terjadi setelah proses clipping dengan frekunesi sekitar 2-3%
dalam 10 tahun pertama setelah penatalaksanaan ruptur aneurisma. Sekitar separuh pasien yang
mengalami episode kedua ruptur aneurisma, berasal dari pertumbuhan aneurisma yang baru.
Epilepsi dapat terjadi ketika pasien keluar dari rumah sakit dengan frekuensi satu pasien untuk
tiap 14-20 pasien yang keluar dari rumah sakit. Faktor resiko putatif mencakup lesi fokal, seperti

hematoma subdural dan infark serebral, kecacatan saat keluar rumah sakit, insersi drain
ventrikuler eksternal, dan pembedahan pada aneurisma.
Anosmia dapat menjadi sekuele pada 30% pasien. Hal ini sering terjadi setelah operasi dan pada
kasus aneurisma di arteri komunikans anterior. Namun kasus anosmia tidak selalu eksklusif pada
subkelompok macam itu.
Defisit kognitif dan disfungsi psikososial pada tahun pertama pasca perdarahan subaraknoid
sering ditemuka pada pasien yang telah melakukan perawatan diri dengan baik. Meskipun
perbaikan dapat ditemukan dalam 4 hingga 18 bulan pasca perdarahan, namun banyak mantan
pasien yang mengalami defisit dan penurunan kualitas hidup dalam 1 hingga 2 tahun setelah
perdarahan. Dari survei 610 pasien, ditemukan bahwa banyak pasien yang mengalami perubahan
psikososial pasca perdarahan. 60% pasien melaporkan telah megnalami perubahan kepribadian,
kebanyakan berupa iritabilitas (37%) atau perubahan emosi (29%). Hanya 25% yang mengalami
perbaikan komplit tanpa masalah psikososial dan neurologis.
SKYDRUGZ: Refarat Perdarahan Subaraknoid (New
One) http://skydrugz.blogspot.com/2013/05/refarat-perdarahan-subaraknoid-newone.html#ixzz3eAbYOyQT

Anda mungkin juga menyukai