IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Umur
:43 th
Jenis Kelamin
Pekerjaan
: laki-laki
: petani
Alamat
: diketahui
Suku Bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
I.ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis, tanggal 29 April 2015, pk 07:30
Keluhan utama: benjolan pada buah pelir kiri sejak 2 hari SMRS
Keluhan tambahan: nyeri pada benjolan, nyeri ulu hati, mual dan muntah.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke RS husada tanggal 28 april 2015, pk. 19:45
dengan keluhan muncul benjolan pada kantong pelir kiri sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengtakan bahwa 1 tahun sebelum
masuk rumah sakit, timbul benjolan pada lipat paha kiri. Benjolan tidak
nyeri
benjolan
Kulit
anemis
Kepala
: bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, tidak
ada kelainan kulit
kepala
Mata
: kedudukan bola mata normal, simetris, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak
ikterik, kedua pupil bulat, isokor, diamter 3 mm, refleks
cahaya +/+
Telinga
Hidung
: bentuk normal, tidak ada depresi tulang hidung, tidak ada
deviasi septum nasi
Mulut
: bibir tidak kering, tidak pucat, mukosa mulut tidak kering,
lidah tidak kotor,
mukosa merah mudah
Leher
: trakea letaknya di tengah, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran KGB submandibula, servikal dan
supraklavikula.
Thorax
:cor:
I: pulsasi ictus cordis tidak tampak
P: pulsasi ictus cordis teraba di ICS IV MCLS
P: batas jantung kanan ICS V SL dextra
Batas jantung kiri ICS V MCL sinistra
A: BJ 1-2 Reguler, gallop (-), murmur (-)
Pulmo:
I: simetris saat diam dan bernafas, retraksi (-)
P: stem fremitus dex. Et sin. Ante. Et poste. Sama kuat
P: sonor di seluruh lapang paru, batas paru-paru hepar pada
ICS V MCL
dextra
A: vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Abdomen
Genitalia
Anus
HEMATOLOGI
13,4
40
14,7
273
87
30
35
4,54
g/dL
%
103/uL
Ribu/Ul
fL
Pg/mL
g/dL
Juta/uL
13,2 17,3
40 52
3,8 10,6
150 450
80 100
28 33
32 36
4,60 6,20
PT
APTT
GDS
Ureum
Creatinin
Egfr
Kalium
Natrium
Klorida
HEMOSTASIS
9,8
34,0
KIMIA KLINIK
109
32
0,66
131,7
4,3
146
102
detik
detik
9,0-12,1
31,0-47,0
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mL/min/1.73
m2
mmol/L
mmol/L
mmol/L
70 200
19 49
0,9 1,3
3,5 5,0
136 146
98 109
RONTGEN THORAX
KESAN: kedua diafragma baik, tidak tampak effusi pleura
Cor tidak tampak kelainan
Pulmo: Fibrokalsifikasi ringan proses lama di kedua paru atas
Trachea di tengah, tidak tampak deviasi
V.RESUME:
Anamnesis:
Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan pada kantong pelir
kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengtakan bahwa 1
tahun sebelum masuk rumah sakit, timbul benjolan pada lipat paha kiri.
Benjolan tidak nyeri
mengejan dan batuk, hilang jika pasien berbaring. 6 bulan sebelum masuk
rumah sakit, pasien mengeluh benjolan turun ke buah pelir, tidak nyeri.
Benjolan masih dapat hilang saat berbaring dan muncul saat pasien batuk
dan mengejan. Sekarang, benjolan pada buah pelir semakin membesar ,
Kepanitraan Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Univeritas Tarumanagara
Periode 13 April 2015 20 Juni 2015Page 5
VI.DIAGNOSIS KERJA:
Hernia scrotalis sinistra inkarserata
VII.DIAGNOSIS BANDING:
Hidrokel
Varikokel
Torsio testis
VIII.PENGOBATAN:
Operatif: Herniorafi ( herniotomi dan hernioplasti)
XI.PROGNOSIS:
Ad vitam
: dubia ad bonam
ANALISA KASUS
masuk rumah sakit benjolan tersebut semakin membesar dan tidak hilang
saat berbaring ataupun diurut setelah mengangkat 1 karung beras.
Benjolan terasa nyeri. Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati, mual
serta muntah, BAB sulit dan tidak kentut. Hal ini sesuai dengan teori dari
hernia scrotalis incarserata, isi kantong hernia tidak dapat direposisi
kembali disertai gangguan pasase.
lama
serta
pekejaan
sebagai
seorang
petani
merupakan
faktor
TINJAUAN PUSTAKA
HERNIA
Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas 3 hal : cincin,
kantong dan isi hernia.1,2
Klasifikasi
peritoneum
ke
daerah
scrotum,
dan
terjadi
penonjolan
(prosesus vaginalis peritonei). Pada bayi yang sudah lahir akan mengalami
obliterasi sehingga isi perut tidak dapat masuk melalui kanal. Karena
testis kiri turun lebih dulu dari pada kanan, maka kanalis inguinalis kanan
lebih sering terbuka. Pada keadaan normal, kanalis inguinalis menutup
pada usia 2 tahun. Bila prosesus terbuka terus ( tidak mengalami oblitrasi)
menyebabkan terjadinya hernia inguinalis lateralis kongenital.
2. Acquired / didapat
Disebabkan oleh :
-Adanya prosesuss vaginalis yang terbuka
dan
kelemahan
otot
dinding
perut
karena
usia.
Akibatnya
isi
dinding
perut
berkontraksi,
kanalis
inguinalis
berjalan
lebih
1,5
Bila cincin hernia sempit, kurang elastic atau lebih kaku maka akan terjadi
jepitan yang menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada
permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi oedem organ atau
struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia.
Timbulnya oedem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin
bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi
hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa
cairan serosanguinus.
Gejala Klinis
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya
benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau
mengedan, dan menghilang waktu berbaring. Keluhan nyeri jarang
dijumpai, bila ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau para
umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium
sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri
yang disertai mual atau muntah, afflatus dan tidak BAB baru timbul kalau
terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau
gangren. 1
Diagnosis
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya
benjolan di lipat paha yang muncul waktu berdiri, batuk, bersin,
mengangkat
benda
berat
atau
mengedan,
dan
menghilang
saat
palpasi,
dilakukan
saat
ada
benjolan
hernia,
1,2
diraba
pasti
hernia
umumnya
sudah
bisa
dilakukan
dengan
Pada
anak
sering
akibat
belum
menutupnya
prosesus
vaginalis
Tatalaksana
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi
dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi
hernia yang telah direposisi. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan
kiri memegang isi hernia dan membentuk corong, tangan kanan
mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan
yang tetap sampai terjadi reposisi.1
Pada anak-anak reposisi spontan lebih sering terjadi dan gangguan
vitalitas lebih jarang disbanding orang dewasa. Hal ini disebabkan cincin
hernia yang lebih elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan
menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es di atas
hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan operasi hari
berikutnya. Bila tidak berhasil, operasi segera.1
Pemakaian penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah
direposisi dan tidak pernah menyembuhkan, sehingga harus dipakai
seumur hidup. Ini tidak dianjurkan karena merusak kulit dan tonus otot di
daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam.1
Yang penting diperhatikan untuk memperoleh keberhasilan terapi
maka factor-faktor yang meningkatkan tekanan intra abdomen juga harus
dicari dan diperbaiki. Misalnya batuk kronis, prostat, tumor, ascites, dan
lain-lain). Dan defek yang ada direkonstruksi.2
Langkah operatif adalah pengobatan satu-satunya yang rasional.
Indikasi operasi sudah ada sejak diagnosa ditegakkan. Prinsip dasar
operasi terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.1
Herniotomi
adalah
membebaskan
kantong
hernia
sampai
ke
lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.1
Hernioplasti
ialah
melakukan
tindakan
memperkecil
annulus
Bassini
repair. Teknik
ini
mulai
diperkenalkan
pada
tahun
1889,
SHOULDICE
REPAIR. Teknik
ini
dipopulerkan
di
Kanada,
merupakan
modifikasi dari Bassini repair. Pada tenik ini jahitan yang digunakan
adalah running
sutures/countinues. Jahitan
pertama
dimulai
dari
McVay (Cooper Ligament) repair. Pada teknik ini terdapat dua komponen
penting; repair dan relaxing
approksimasi
fasia
incision. Repair
tranversalis
ke
dilakukan
ligamentum
Cooper.
dengan
Repair
berkerja, nyeri pasca operasi yang lebih minimal, pasien lebih nyaman
dan rekurensi yang lebih minimal. Teknik ini dapat digunakan baik pada
hernia direk maupun hernia indirek.
Variasi teknik dengan menggunakan mesh telah berkembang hingga
menggunakan mesh plug, disamping mesh patch seperti tenik diatas.
Mesh plug digunakan untuk mengisi defek pada hernia. Mesh patch ini
dapat
dikombinasikan
dengan
mesh
plug,
dan
teknik
ini
cukup
berkembang saat ini. Teknik ini juga dapat digunakan pada kasus-kasus
hernia rekuren.
repair
preperitoneal
hernia
(TAPP),
dengan
laparoskopi
intraperitoneal
onlay
yaitu;
transabdominal
mesh
(IPOM),
totally
ekstraperitoneal (TEP).
KOMPLIKASI
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi
hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada kasus
ireponibel; ini dapat terjadi kalau isi terlalu besar, atau terjadi perlekatan.
Dalam kasus ini tidak ada gejala klinis.1
Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga
terjadi
srangulasi
yang
menimbulkan
gejala
obstruksi
sederhana.
Sumbatan dapat terjadi parsial atau total seperti pada hernia richter. Bila
cincin hernia sempit, kurang elastis atau kaku, sering terjadi jepitan
parsial.1
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi ke
jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga
terjadi oedem organ atau struktur di dalam hernia. Timbulnya oedem
mengakibatkan
jepitan
semakin
berambah
sehingga
suplai
darah
terhambat. Akibatnya jaringan isi akan nekrosis dan hernia akan berisi
cairn transudat serosanguis. Bila isi jaringan adalah usus, bisa terjadi
perforasi yang menimbulkan abses lokal, fistel, hingga peritonitis. 1
Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai
dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa. Bila
telah strangulasi, bisa terjadi toksik akibat gangrene dan gambaran
menjadi sangat serius. Penderita akan mengeluh nyeri hebat di empat
hernia dan akan menetap karena rangsang peritoneal.1
Pada pemeriksaan lokal ditemukan benjolan yang tidak dapat
dimasukkan kembali disertai nyeri tekan dan dapat ditemukan tanda
peritonitis atau abses lokal. Dalam hal ini hrnia strangulata merupakan
kegawatdaruratan dan butuh penanganan segera.1
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat, R. dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. 2004. Jakarta : EGC
2. Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Ed.3. 2000. Jakarta : Media
3.
Aesculapius FKUI
Grace, Pierce A. dan Borley, Neil R. At A Glance : Ilmu Bedah. Ed.3. 2006. Jakarta :