LP App
LP App
KONSEP MEDIS
2.
Pengertian
Apendisitis merupakan peradangan pada apendik periformis. Apendik periformis
merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar pensil dengan panjang 26 inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka kanan, di bawah katup iliocaecal, tepatnya
pada dinding abdomen di bawah titik Mc Burney.
3.
Patofisiologi
Penyebab utama appendisitis adalah obstruksi penyumbatan yang dapat
disebabkan oleh hiperplasia dari folikel limfoid merupakan penyebab terbanyak, adanya
fekalit dalam lumen appendiks. Adanya benda asing seperti cacing, stiktura karena
fibrosis akibat peradangan sebelumnya, sebab lain misalnya keganasan (karsinoma
karsinoid).
Massa/Tinja/Benda Asing
Peradangan
Peregangan apendiks
Tekanan intra-luminal
Suplai darah terganggu
Hipoksia jaringan
Nyeri
Etiologi
1. Ulserasi pada mukosa
2. Obstruksi pada colon oleh fecalit (faeses yang keras)
3. Pemberian barium
4. Berbagai macam penyakit cacing
5. Tumor
6. Striktur karena fibrosis pada dinding usus
5.
Insiden
Apendisitis sering terjadi pada usia tertentu dengan range 20-30 tahun. Pada
wanita dan laki-laki insidennya sama kecuali pada usia pubertas dan usia 25 tahun
wanita lebih banyak dari laki-laki dengan perbandingan 3 : 2
6.
Pencegahan
Pencegahan pada apendisitis yaitu dengan menurunkan resiko obstruksi atau
peradangan pada lumen apendik. Pola eliminasi klien harus dikaji, sebab obstruksi oleh
fecalit dapat terjadi karena tidak adekuatnya diit serat, diit tinggi serat.
Perawatan dan pengobatan penyakit cacing juga meminimalkan resiko.
Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda apendiksitis meminimalkan resiko
terjadinya gangren, perforasi, dan peritonitis.
-
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
2.1.1
Anamnese
1) Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, tanggal atau jam masuk rumah
sakit, nomor register, diagnosa, nama orang tua, alamat, umur pendidikan,
pekerjaan, pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa.
2) Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan post appendiktomy mempunyai keluhan utama nyeri yang
disebabkan insisi abdomen.
3) Riwayat penyakit dahulu
Meliputi penyakit apa yang pernah diderita oleh klien seperti hipertensi, operasi
abdomen yang lalu, apakah klien pernah masuk rumah sakit, obat-abatan yang
pernah digunakan apakah mempunyai riwayat alergi dan imunisasi apa yang
pernah diderita.
4) Riwayat penyakit keluarga
Adalah keluarga yang pernah menderita penyakit diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan jiwa atau penyakit kronis lainnya uapaya yang dilakukan dan bagaimana
genogramnya.
5) Pola Fungsi Kesehatan
Pola aktifitas
Aktifitas dipengaruhioleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri luka
operasi, aktifitas biasanya terbatas karena harus bedrest berapa waktu lamanya
setelah pembedahan.
tidaknya
gangguan
sensorik
nyeri,
penglihatan,
pearaan
serta
2.1.2
Pemeriksaan Fisik
1) Status kesehatan umum
Kesadaran biasanya kompos mentis, ekspresi wajah menahan sakit tanpa sakit ada
tidaknya kelemahan.
2) Integumen
Ada tidaknya oedem, sianosis, pucat, pemerahan luka pembedahan pada abdomen
sebelah kanan bawah.
3) Kepala dan Leher
Ekspresi wajah kesakitan pada konjungtiva lihat apakah ada warna pucat.
4) Thoraks dan Paru
Apakah bentuknya simetris, ada tidaknya sumbatan jalan nafas, gerakan cuping
hidung maupun alat Bantu nafas frekwensi pernafasan biasanya normal (16 20
kali permenit). Apakah ada ronchi, whezing, stridor.
4
5) Abdomen
Pada post operasi biasanya sering terjadi ada tidaknya pristaltik pada usus ditandai
dengan distensi abdomen, tidak flatus dan mual, apakah bisa kencing spontan atau
retensi urine, distensi supra pubis, periksa apakah produksi urine cukup, keadaan
urine apakah jernih, keruh atau hematuri jika dipasang kateter periksa apakah
mengalir lancar, tidak ada pembuntuan serta terfiksasi dengan baik.
6) Ekstremitas
Apakah ada keterbatasan dalam aktivitas karena adanya nyeri yang hebat, juga
apakah ada kelumpuhan atau kekakuan.
2.1.3
Pemeriksaan Penunjang.
1) Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Urine
2) Pemeriksaan Radiologi
BOF, tampak distensi sekum pada appendisitis akut.
2.2 Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan/Kriteria
Intervensi
mengungkapkan
diks.
Subyektif :
10.
Obyektif :
Nyeri tekan di titik
untuk
mengurangi
Mc Burney.
5
nyeri.
Anjurkan klien untuk tidur
pada posisi nyaman (miring
dengan
menekuk
lutut
kanan).
Puasa makan minum apabila
akan dilakukan tindakan.
Ciptakan lingkungan yang
tenang.
Laksanakan program medik.
Pantau efek terapeutik dan
non terapeutik dari pemberian analgetik.
2.
Resiko kekurangan vo Cairan dan elektrolit da- Observasi tanda vital suhu,
lume cairan berhubung lam keadaan seimbang.
3.
Kurang
dan
operasi.
operasi.
Subyektif
operasi
minum
sebelumnya 6 - 8 jam.
cukur daerah operasi.
Jelaskan
situasi
dikamar
6
bedah.
operasi
tindakan
Obyektif
mobilisasi
siapan operasi.
mendemonstrasikan
dini
secara
insisi
tanda-tanda
luka pembedahan.
cairan
peradangan:
yang
keluar,
makanan
berkualitas
antibiotika
sesuai
program medik.
DAFTAR PUSTAKA :
Carpenito, L.J. (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.
Doengoes, M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.
Rothrock, J.C. (2000), Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif, EGC, Jakarta.
Sjamsuhidajat, R. & Jong, W.D. (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. Revisi, EGC, Jakarta.