Makalah Askep Stroke Non Hemoragik
Makalah Askep Stroke Non Hemoragik
MAKALAH
KEPERAWATAN DEWASA I
STROKE NON HEMORAGIK
OLEH
Kelompok 3
Cicilia anita
0910321001
Wilya harmila
0910321005
Silvia rahmi
0910322021
0910323041
1010322004
Nurul humayra
0910323075
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah makalah ini dapat disusun
dengan baik dan tepat waktu.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Reni Prima
Gusti yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam penyusunan
makalah ini.
Adapun metode dalam penyusunan makalah ini adalah dengan diskusi
kelompok dan diperkuat dengan studi pustaka serta dari pencarian di
situs-situs internet yang terkait.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis memohon kepada pembaca
untuk dapat memberikan kritik dan sarannya guna perbaikan untuk
penyusunan-penyusunan makalah selanjutnya.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
http://bangeud.blogspot.com/
A. Latar Belakang
Menurut Wiryanto, stroke ini bisa mengenai siapa pun, terutama
mereka yang berusia 40 tahun ke atas. Dalam beberapa kasus,
bahkan stroke menyerang kalangan berusia muda. Salah satu
penyebab meningkatnya kasus penyakit pembuluh darah, seperti
jantung dan stroke, adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk
menerapkan pola hidup sehat.
Otak Membutuhkan Oksigen, meningkatnya usia harapan hidup,
kemajuan di bidang sosial ekonomi, serta perbaikan bidang pangan,
tidak dibarengi dengan kesadaran tersebut. Sebaliknya masyarakat
kita sejak usia muda dimanjakan dengan gaya hidup sembarangan.
Stroke secara medis merupakan serangan otak. Padahal kita tahu,
otak adalah organ yang penting karena perannya dalam hamper
semua kegiatan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Kegiatankegiatan itu mencakup bergerak, merasa, berpikir, berbicara, emosi,
berkhayal,
membaca,
menulis,
berhitung,
melihat,
dan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
http://bangeud.blogspot.com/
serebri
ialah
timbulnya
defisit
neurologik
secara
http://bangeud.blogspot.com/
Gangguan penglihatan
Gangguan bicara, disfasia atau afasia
Gangguan motorik, hemiplegi/hemiparese kontralateral
Ganguan sensorik
Bila lesi di kortikal, akan terjadi gejala klinik seperti; afasia, gangguan
sensorik kortikal, muka dan lengan lebih lumpuh atau tungkai lebih
lumpuh., eye deviation, hemipareses yang disertai kejang.
Bila lesi di subkortikal, akan timbul tanda seperti; muka, lengan dan
tungkai sama berat lumpuhnya, distonic posture, gangguan sensoris
nyeri dan raba pada muka lengan dan tungkai (tampak pada lesi di
talamus). Bila disertai hemiplegi, lesi pada kapsula interna. 3
Bila lesi di batang otak, gambaran klinis berupa: hemiplegi alternans,
tanda-tanda serebelar, nistagmus, gangguan pendengaran, gangguan
sensoris, disartri, gangguan menelan, deviasi lidah.
http://bangeud.blogspot.com/
glukosa
sehingga
sel
tidak
melaksanakan
proses
yang
http://bangeud.blogspot.com/
http://bangeud.blogspot.com/
oksigen
sel- sel
neuron. Dengan
rt-PA
(recombinant
tissue-
plasminogen).
embolisasi
trombus
dan
untuk
penderita
yang
daerah
otak
yang
mendapat
perfusi
marginal
e. Terapi
1. Fisioterapi
a. Mobilisasi untuk mencegah deep vein thrombosis (DVT)
maupun kompikasi pulmonal.
b. Pasien imobil latihan ruang lingkup sendi untuk mencegah
kontraktur.
c. Fisioterapi dada, fungsi menelan, dan berkemih.
2. Terapi wicara
Terapi wicara harus dilakukan sedini mungkin pada pasien
afasia dengan stimulasi sedini mungkin, terapi komunikasi,
terapi aksi visual, terapi intonasi melodik, dan sebagainya.
3. Depresi
Depresi diobati sedini mungkin dengan obat antidepresi
yang tidak mengganggu fungsi kognitif.
f. Edukasi
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai
stroke, sehingga dapat mengendalikan factor- factor resiko yang
dapat mencetuskan timbulnya stroke berulang.
I. KOMPLIKASI
Hipoksia Serebral
Penurunan darah serebral
Luasnya area cedera
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)
http://bangeud.blogspot.com/
J. Analisa Kasus 3
Ny L (75 tahun) masuk RS dengan keluhan klien tiba-tiba jatuh pada
saat beraktivitas biasa dan tiba-tiba alat gerak dan tubuh sebelah kiri
terasa lemah. Riwayat penyakit dahulu didapatkan bahwa pasien
mengalami penyakit jantung 1 tahun yang lalu.
Pasien didiagnosa dengan Stroke Non Hemoragik
Kesadaran somnolen GCS 12, Saat ini pasien terpasang kateter
TD = 130/80 mmHg
N= 100x/menit
S = 370 C
P = 35 x/menit
Hasil laboratorium
Hb 10,8 gr %
Leukosit 8200
Ht = 33 %
Trombosit 137.000
GDR : 214 mg %
Ureum 36 mg %
Natrium 130 mEq/lt
Kalium 4,1 mEq/lt
CK-MB 32 U/l
1. Pengkajian
A. Identitas pasien
: Ny L
Umur
: 75 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Status Perkawinan
: sudah menikah
Agama
Pendidikan
http://bangeud.blogspot.com/
Pekerjaan
Alamat
Tgl Masuk RS
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
2. Riwayat kesehatan sekarang
(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah
sakit)
Ny L (75 tahun) masuk RS dengan keluhan klien tiba-tiba
jatuh pada saat beraktivitas biasa dan tiba-tiba alat gerak
dan tubuh sebelah kiri terasa lemah.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh pasien)
Pasien mengalami penyakit jantung 1 tahun yang lalu.
4. Riwayat kesehatan keluarga
(adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota
keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat
genetis maupun tidak)
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
http://bangeud.blogspot.com/
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
: somnolen GCS 12
: 130/80 mmHg
b. Nadi
: 100x/menit
c. Suhu
: 370 C
d. Pernapasan
: 35 x/menit
Palpasi
Perkusi
timpani)
b. Jantung
Inspeksi
Palpalsi
Perkusi
: batas-batas jantung
Batas normal jantung yaitu:
Kanan atas: SIC II RSB, kiri atas: SIC II LSB,
kanan
gerakan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
http://bangeud.blogspot.com/
7. Pemeriksaan ekstremitas
Kaji warna kulit, edema, kemampuan gerakan dan adanya alat
bantu.
D. Pola fungsional Gordon
1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan
Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya
tentang
Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa
lama klien tidur dalam sehari? Apakah klien mengalami
gangguan dalam tidur, seperti nyeri dan lain lain.
Selama fase akut (peningkatan tekanan intracranial), pasien
dengan
penyakit
stroke
mengalami
ketergangguan
penglihatan,
sensasi
rasa,
dan
gangguan
keseimbangan.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang
dideritanya? Apakah klien merasa renddah diri?
Pada pasien dengan penyakit stroke akan terjadi pada
peningkatan rasa kekhawatiran klien tentang penyakit yng
dideritanya serta pada pasien juga akan mengalami harga diri
rendah.
8. Pola peran hubugan
Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan
selama dirawat di Rumah Sakit? Dan bagaimana hubungan
social klien dengan masyarakat sekitarnya?
Pada pasien dengan penyakit stroke peran hubungannya akan
terganggu karena pasien mengalami masalah bicara dan
ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
9. Pola reproduksi dan seksualitas
Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah
ada perubahan kepuasan pada klien?
Pada pasien dengan penyakit stroke akan terjadi masalah pada
pola reproduksi dan seksualitasnya karena kelemahan fisik dan
gangguan fungsi kognitif.
10. Pola koping dan toleransi stress
Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah
klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?
Dengan adanya proses penyembuhan penyakit yang lama,
akan menyebabkan meningkatnya rasa kekhawatiran dan
beban pikiran bagi pasien.
http://bangeud.blogspot.com/
nilainya 4
Terhadap bicara (suruh pasien membuka mata)
nilainya 3
Dengan rangsangan nyeri (tekan pada kuku jari)
nilainya 2
Tidaka ada reaksi (dengan rangsangan nyeri pasien tidak
membuka mata)
: nilainya 1
Respon verbal (bicara)
Baik dan tidak ada disorientasi
: nilainya 5
Kacau(confused),dapat berbicra dalam kalimat, namun ada
disorientasi waktu dan tempat
: nialinya 4
Tidak tepat (dapat mengucapkan kata-kata,namun tidak
dapat berupa kalimat)
: nilainya 3
Mengerang (tidak dapat mengucapkan kata-kata namun
hanya mengerang)
nilainya 2
Tidak ada respon
: nilainya 1
Motor respone
Menurut perintah (misalnya suruh angkat tangan)
:
nialinya 6
Mengetahui lokasi nyeri
Reaksi menghindar
Reaksi fleksi abnormal
Reaksi ekstensi abnormal
Tidak ada reaksi
http://bangeud.blogspot.com/
: nilainya 5
: nilainya 4
: nilainya 3
: nilainya 2
: nialinya 1
kepala
terkedik
kebelakang,
sedangkan
pada
pasien
bergerakn
serta
sewaktu
perhatikan
tonus otot.
Pemeriksaan gerakan aktif
Pemeriksaan gerakan pasif
Koordinasi gerak
Fungsi motoris dengan menilai bentuk dan dasar otot,tonus
otot,dan kekuatan otot ekstremitas (skala 0-5 )
0 = tidak ada gerakan
1 = kontraksi otot minimal terasa tanpa menimbulkan gerak
2 = otot dapat bergerak bila gaya berat dihilangkan
3 = gerakan otot dapat melawan gaya berat tapi tidak bias
terhadap tahanan pemeriksa
http://bangeud.blogspot.com/
4. Pemeriksaan sensorik
Pemeriksaan sensibilitas
pemeriksaan
rasa
raba,
dalam
Nyeri rujukan
kearah temporal
Pemeriksaan N. VII : Fasialis
Fungsi
somatomotorik,somatosensorik,viseromotorik,viserosensorik,
pengecapan. Perhatikan kesimetrisan muka pasien, kerutan
http://bangeud.blogspot.com/
Pemeriksaan N.X
Fungsi
: Vagus
somatomotorik,somatosensorik,viseromotorik,viserosensorik,
.
Pemeriksaan N.XI : Aksesorius
Fungsi somatomotorik. Untuk
melihat
kekuatan
otot
tidak
Pemeriksaan N.XII : Hipoglosus
Fungsi somatomotorik. Melihat kesimetrisan lidah.besarnya
lidah,apakah lidah pasien mencong bila digerakkan atau
dijulurkan.
2. Diagnosa Keperawatan
http://bangeud.blogspot.com/
1) NANDA
Ineffective breathing pattern (Pola nafas tak efektif ) p.138
Defenisi
:inspirasi
dan/atau
ekspirasi
tidak
menyediakan
DO:
-
NOC
Kriteria hasil yang disarankan:
Indikator
(normal)
Bebas dari suara pernapasan yang tidak disengaja
Status pernapasan :ventilasi
Defenisi
:perpindahan udara masuk dan keluar dari
paru-paru
Indikator
:
Tingkat pernapasan dalam rentang yang diharapkan
(normal)
Irama pernapasan dalam rentang yang diharapkan
(normal)
Kemudahan bernapas
Status tanda-tanda vital
Defenisi
: Suhu, nadi, respirasi dan tekanan darah
dalam rentang yang diharapkan dari individu
Indikator
Suhu
Kecepatan nadi apical
Kecepatan nadi radial
Kecepatan pernapasan
Tekanan darah sistolik
http://bangeud.blogspot.com/
Aktivitas
Memonitor pernapasan
Defenisi
pasien
menjamin
kepatenan
jalan
napas
dan
dada,
lihat
kesimetrisannya,
darah,
nadi,
dan
pernapasan
NOC
Kriteria Hasil yang Disarankan:
Ambulasi : Berjalan
Defenisi: Kemampuan berjalan dari tempat ke tempat
Indikator:
Pertahanan berat
Berjalan dengan langkah efektif
Berjalan dengan langkah lambat
Berjalan dengan langkah sedang
Berjalan dengan cepat
Berjalan dengan langkah naik
Berjalan dengan langkah turun
http://bangeud.blogspot.com/
Tingkat mobilitas
Defenisi: Kemampuan untuk berpindah
Indikator:
Keseimbangan penampilan
Posisi tubuh
Perpindahan otot
Perpindahan sendi
Perpindahan penampilan
Ambulansi : berjalan
NIC
Intervensi Keperawatan:
Tirah Baring
Defenisi: Peningkatan kenyamanan dan keamanan serta
pencegahan
komplikasi
dari
pasien
yang
mengalami
Pengaturan Energi
Defenisi:
Pengaturan
energi
yang
digunakan
untuk
persepsi
terdekat
tentang
penyebab lelah
Verbalisasi perasaan tentang keterbatasan (bantu atau
gali perasaan pasien)
Tentukan penyebab kelelahan(mis. Perawatan, nyeri dan
pengobatan)
Tentuka
apa
dan
berapa
banyak
aktifitas
yang
dengan
ahli
diet
tentang
cara
untuk
pasien
untuk
bukti
keterbatasan
fisik dam
kelelahan emosional
Amati respon pernafasan, jantung untuk aktifitas (mis.
Takikardia, gangguan irama jantung, dispnea, diaforesis,
pucat, tekanan hemodinamis, rentang pernafasan)
Amati pola tidur pasien dan jam tidur
Amati lokasi dan tempat ketidaknyamanan/nyeri selama
beraktifitas
3) NANDA
Risiko cedera b.d. gerakan yang tidak terkontrol selama
penurunan kesadaran
Definisi : resiko cidera sebagai akibat interaksi dengan kondisi
lingkungan yang berinteraksi dengan individu yang adaptif dan
defensif.
DS :
-
DO:
-
http://bangeud.blogspot.com/
NOC
Kriteria Hasil yang Disarankan:
NIC
Pencegahan jatuh
Aktivitas
lunak
Hindari restrain kecuali terpaksa
Pertahankan bedrest selama fase akut
Beri pengaman di samping tempat tidur
Libatkan keluarga dalam perawatan
Monitor keseimbangan dan tingkat kelelahan
Lakukan tindakan untuk mengurangi bahaya lingkungan
Anjurkan keluarga untuk memaksimalkan keamanan
dirumah
Lakukan
tindakan
untuk
mengurangi
resiko
yang
BAB III
PENUTUP
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah
jaringan
tidak
efektif
(spesifik
renal,
serebral,
kardiovaskuler,
pulmonal, gastrointestinal, perifer) b/d aliran arteri terhambat.
B.Kerusakan
mobilitas
fisik
b/d
kerusakan
muskuloskeletal
&
neurovaskeler.
C. Risiko disfungsi neurovakuler perifer b/d imobilisasi.
D. Konstipasi b/d aktifitas fisik tidak adekuat.
E. Gangguan cirta tubuh b/d penyakit.
F. Kurang perawatan diri : mandi, berpakaian, makan, toileting b/d
tidak berfungsinya anggota gerak.
DAFTAR PUSTAKA
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.1996. Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book
Johnson,Marion, dkk.2000. Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis
:Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet.2003.Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
http://bangeud.blogspot.com/
Price ,Sylvia A,Lorraine M. Wilson.2003.Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit edisi 6 vol 2.Jakarta :EGC
Wiley dan Blacwell.2009. Nursing Diagnoses: Definition & Classification 20092011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd
http://bangeud.blogspot.com/