SKRIPSI
Oleh:
ERNAWATI
NIM.05520014
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2010
SKRIPSI
Diajukan Kepada:
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh:
ERNAWATI
NIM: 05520014
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2010
SKRIPSI
Oleh:
ERNAWATI
NIM: 05520014
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
SKRIPSI
Oleh:
ERNAWATI
NIM: 05520014
Tanda Tangan
1. Penguji Utama
2. Ketua
3. Sekretaris
4. Anggota
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS PENELITIAN
: Ernawati
NIM
: 05520014
Ernawati
NIM. 05520014
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamiin
MOTTO
SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG SABAR
ADALAH ORANG-ORANG YANG DEKAT DENGAN ALLAH
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan
kemudahan yang selalu diberikan kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat
Pada Susu Kambing Segar sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sains.
7. Bapak dan Umi tercinta yang selalu menjadi kekuatan dalam setiap langkah,
dan dengan sepenuh hati memberikan dukungan spirituil maupun materil
sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik.
8. Kakak-kakakku yang selalu membimbing dan memberikan motivasi dalam
menjalani segala kewajiban
9. Bapak ibu dosen Biologi yang telah mengajarkan banyak hal dan memberikan
pengetahuan yang luas kepada penulis
10. Sahabat-sahabatku adek Hilda, neng Ai, Mashitoh, Ifa, dan adikku tercinta
Afifatuz zakiyah yang telah dengan setia menemaniku disaat suka dan duka,
terima kasih atas canda tawanya
11. Teman-teman Biologi 05, serta keluarga besar 611j yang selalu memberikan
semangat dan dukungan serta menemaniku hingga titik darah penghabisan
sehingga tidak ada kata putus asa untuk menyelesaikan karya ini hingga akhir
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
memberikan doa, semangat, dukungan, saran dan pemikiran sehingga penulisan
ini menjadi lebih baik dan terselesaikan.
Semoga Allah memberikan balasan atas bantuan dan pemikirannya. Sebagai
akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi bagi
peneliti lain serta menambah khasanah ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................5
1.3 Tujuan .........................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................6
1.5 Penegasan Istilah.........................................................................................6
1.6 Batasan Masalah..........................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..........................................................................8
2.1 Kajian Susu Secara Umum ........................................................................8
2.2 Komposisi Susu ........................................................................................12
2.3 Kelebihan Susu Kambing Dibandingkan Dengan Susu Sapi ...................15
2.4 Pengertian Asam Laktat ............................................................................17
2.5 Macam-macam Bakteri Asam Laktat........................................................20
2.6 Manfaat Bakteri Asam Laktat ...................................................................24
2.7 Susu Kambing Dalam Islam .....................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................35
3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................35
3.2 Waktu dan Tempat ...................................................................................36
3.3 Alat dan Bahan Penelitian.........................................................................36
3.3.1 Alat..................................................................................................36
3.3.2 Bahan ..............................................................................................36
3.3.2.1 Bahan Segar .................................................................................36
3.3.2.2 Bahan Media ................................................................................37
3.4 Variabel Penelitian ....................................................................................37
3.5 Prosedur Penelitian....................................................................................37
3.6 Analisis Data .............................................................................................43
3.7 Skema Penelitian.......................................................................................44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................45
4.1 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Susu Kambing.........................................45
4.2 Identifikasi Bakteri Susu Kambing Segar .................................................47
4.2.1 Identifikasi Bakteri Asam Laktat ....................................................47
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 4.2.1
Tabel 4.2.2
Tabel 4.2.3 Pengaruh Interaksi pH dan suhu Terhadap Jumlah Sel BAL per
mililiter.......................................................................................58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 3.5
Gambar 3.5
Gambar 3.7
Bagan Penelitian.....................................................................44
Gambar 4.1
Gambar 4.1
Morfologi L. plantarum...........................................................48
Gambar 4.1
Gambar 4.1
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
ERNAWATI. 2010. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Pada Susu
Kambing Segar. Skripsi, Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang. Pembimbing : Ir. Lilik Harianie, AR,MP. Pembimbing
Agama : Ach. Nashichuddin, M. Ag.
Kata Kunci : Isolasi BAL, identifikasi bakteri BAL, BAL, susu kambing
Didalam hidup kita membutuhkan makanan untuk mencukupi kebutuhan
tubuh kita, Islam menganjurkan kepada kita untuk mengkonsumsi makanan dan
minuman yang bersih, sehat dan halal. Di dalam Al-Quran telah disebutkan ayatayat yang menjelaskan tentang anjuran untuk berpakaian, makan serta minum.
Dalam surat Al-Araf ayat 31 dituliskan tentang perintah untuk berpakaian, makan
dan minum namun tetap dengan prinsip tidak berlebih-lebihan. Susu kambing
merupakan susu rendah laktosa yang mengandung nutrisi-nutrisi yang baik untuk
tubuh. Susu kambing mengandung laktosa sekitar 4,23 %. Laktosa atau gula susu
itu terlarut dalam susu sehingga memberikan rasa manis. Di dalam susu kambing
juga terdapat bakteri yang merugikan dan ada pula bakteri yang menguntungkan
bagi tubuh. Contoh bakteri yang menguntungkan bagi tubuh kita misalnya bakteri
asam laktat. Bakteri ini dapat digunakan sebagai starter untuk produk makanan
maupun minuman fermentasi. Identifikasi sangat penting untuk meningkatkan
mutu serta kualitas produk lanjut yakni yogurt dan makanan probiotik lain yang
sangat dibutuhkan oleh manusia.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Mikrobiologi Kedokteran Malang pada
bulan Juli hingga September 2009. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 (dua) faktor dan 3 kali ulangan. Faktor
pertama adalah pH, level pH yang digunakan adalah 4,5, 5,5 dan 6,5. Faktor
kedua adalah suhu, level suhu yang digunakan adalah 250 C, 350 C, 450 C.
Adapun bakteri yang telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi adalah bakteri asam
laktat (BAL) Lactobacillus plantarum, dan non bakteri asam laktat yaitu Bacillus
mycoides, serta Bacillus subtilis. Namun untuk mengetahui potensinya hanya
bakteri asam laktat saja yang akan di uji lanjut dengan uji pH dan suhu. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kelayakan bakteri L. pantarum sebagai starter produk
makanan probiotik.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan analisis variansi
dan untuk mengetahui kombinasi perlakuan terbaik dilakukan uji Duncan
Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikan 5%. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh pH dan suhu dalam perkembangan hidup
bakteri. Perlakuan pH 6,5 menunjukkan. Pertumbuhan sel terbaik dalam media
MRS broth. Perlakuan suhu 350 C menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Suhu
yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal adalah 350 C, dan pH
optimal yaitu 6,5. Hal ini merupakan kombinasi perlakuan yang sangat efektif
untuk mendukung pertumbuhan bakteri Lactobacillus plantarum.
BAB I
PENDAHULUAN
Nuu9$# ,=yz t6xtGtu /_ 4n?tu #Y%u $Vu% !$# t.t t%!$#
$9$# z>#xt $o)s y7oys6 Wt/ #xy |M)n=yz $t $u/u F{$#u
Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa
neraka.
semesta ini Allah ciptakan tidak semata-mata hanya untuk melengkapi isi langit dan
bumi. Tapi Allah menciptakan segala sesuatu untuk memberikan manfaat bagi semua
makhluk-Nya. Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu agar mereka mempelajari
segala yang telah Allah ciptakan. Pada masa yang serba canggih seperti saat ini, seiring
dengan kemajuan teknologi manusia dapat mempelajari manfaat ciptaan Allah dengan
mudah. Tidak terkecuali dalam bidang pengolahan bahan makanan agar manusia
mendapatkan makanan yang bermanfaat bagi tubuh dalam bentuk yang beraneka ragam.
Misalnya pemanfaatan berbagai bakteri menguntungkan atau bakteri asam laktat dalam
pembuatan makanan maupun minuman probiotik.
Iqbal (2008) juga mengatakan di dalam bukunya bahwa umat Islam tentu
mengetahui bahwa Rasulullah biasa meminum susu kambing, dan bukan susu sapi
ataupun unta terutama susu kambing yang dingin. Ternyata kebiasaan atau sunnah beliau
yang satu ini juga menyimpan banyak hikmah. Dibanding susu sapi, susu kambing punya
beberapa keunggulan sebagai makanan tambahan bagi anak balita. Selain lebih mudah
dicerna, susu kambing mengandung lebih banyak mineral yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan anak.
Susu kambing telah terbukti kaya manfaat, hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Darkuni (2001) yang menyebutkan bahwa susu kambing mengandung lemak dan protein
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dari penelitian Davis dan Gasson (1981) dinyatakan
bahwa bakteri asam laktat yang diisolasi dari bahan segar susu juga memiliki potensi
untuk produksi makanan probiotik. Namun dibandingkan dengan BAL yang diisolasi dari
feses cairan rumen, beberapa asinan sayur dan buah, BAL yang berhasil diisolasi terbukti
kurang memiliki potensi yang besar untuk fermentasi. Umumnya BAL hasil isolasi dari
bahan susu sapi digunakan untuk fermentasi pakan ternak. Misalnya bakteri
Sterptococcus sp.
Air susu yang diperah sering tercemar jika bagian luar dari ambing dan daerah
sekitarnya sebelum diperah tidak diperhatikan. Keadaan demikian menyebabkan air susu
walaupun berasal dari ambing yang sehat (bebas dari bakteri) tetap terkontaminasi setelah
pemerahan susu. Susu yang baru diperah sekalipun dari kambing-kambing yang sehat dan
diperah secara aseptis biasanya mengandung jumlah bakteri yang sedikit (Eckles dkk.,
1998).
Susu kambing merupakan sumber protein terbaik setelah telur dan hampir setara
dengan ASI. Susu kambing yang terbaik adalah susu segar (raw goat milk), karena proses
pemasakan susu kambing yang kurang tepat dapat merusak kandungan mineral yang
berkhasiat sebagai antiseptik dan pelindung jaringan paru-paru. Namun dengan
pengolahan yang baik susu kambing dapat dikonsumsi dalam bentuk berbagai jenis
olahan seperti yoghurt, keju dan lain-lain. Akan tetapi tidak semua makanan yang bersih
dan terbebas dari bakteri atau mikroba lainnya. ( Wahyu, 2002).
Bakteri asam laktat merupakan jenis bakteri yang mampu menghasilkan asam
laktat, hidrogen peroksida, antimikroba dan hasil metabolisme lain yang memberikan
pengaruh positif bagi susu. Bakteri asam laktat diisolasi untuk menghasilkan antimikroba
yang dapat digunakan sebagai probiotik. Manfaat bagi kesehatan yang berkaitan dengan
bakteri asam laktat, diantaranya memperbaiki daya cerna laktosa, mengendalikan bakteri
patogen dalam saluran pencernaan, penurunan serum kolesterol, menghambat tumor,
antimutagenik dan antikarsionogenik, menstimulir sistem imun, pencegahan sembelit,
produksi vitamin B, produksi bakteriosin dan inaktivasi berbagai senyawa beracun
(Bachrudin et al., 2000).
Beberapa kriteria penting untuk karakter fisiologi yang merupakan seleksi
kelayakan bakteri sebagai produk antara lain uji pertumbuhan atau resistensi bakteri asam
laktat pada pH rendah. Fetlinski dan Stepaniak (1994, 111) menyebutkan bahwa dapat
tidaknya suatu bakteri sebagai probiotik tergantung resistensi atau ketahanan BAL
terhadap pH rendah, garam empedu, dan kemampuan untuk hidup dalam sistem
pencernaan. Berdasarkan hal di atas dilakukan penelitian ini, yang bertujuan untuk
mendapatkan isolat Lactobacillus terseleksi sebagai kandidat probiotik dengan
mengetahui resistensi/ketahanan hidup beberapa isolat bakteri Lactobacillus pada pH
rendah (Davis dan Gasson. 1981; Muriana dan Klaenhammer, 1987). Lactobacillus
plantarum dan L. casei dapat aktif pada pH rendah dan menghasilkan asam laktat dalam
jumlah banyak.
Ketersediaan, kemudahan untuk memperoleh, relatif murah pengadaan BAL
lokal yang unggul dan ketersediaan teknologi yang sederhana untuk proses fermentasi
serta produk fermentasi yang disukai oleh konsumen akan mendorong tumbuhnya
industri kecil dalam masyarakat yang akan meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan
masyarakat luas (Misgiyarta dan Widowati, 2002). Oleh sebab itu perlu diadakan
penelitian tentang Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Pada Susu Kambing
Segar untuk mendapatkan starter BAL yang paling unggul.
2. Bakteri yang diamati adalah semua jenis bakteri dan bakteri asam laktat di dalam
susu kambing segar
3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu yang belum diberi
perlakuan apapun
4. Hanya bakteri asam laktat yang telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi saja
yang diuji lanjut dengan uji pH dan uji suhu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Susu yang baik yaitu susu yang memenuhi persyaratan antara lain kandungan
jumlah bakteri yang cukup rendah, bebas dari spora dan mikroorganisme penyebab
penyakit, memiliki flavour yang baik, bersih, bebas dari debu atau kotoran (Darkuni,
2001). Susu merupakan makanan yang baik bagi pertumbuhan mikroba sehingga
mengakibatkan kerusakan bahkan pembusukan bila tidak ditangani dengan tepat dan
cepat. Oleh karena itu beberapa cara untuk menekan pertumbuhan mikroba khususnya
bakteri yaitu proses pendinginan dan pemanasan (Fardiaz, 1989).
Kerusakan air susu terjadi apabila telah disimpan dalam kurun waktu yang
melebihi batas. Kerusakan susu dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut,
pertumbuhan dan aktifitas bakteri, aktifitas enzim, pemanasan atau pendinginan, parasit,
serangga, tikus, sinar, udara dan lama penyimpanan, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pencemaran bakteri dalam susu misalnya faktor penyakit dan faktor
perlakuan seperti: alat yang digunakan tidak steril dan pemberian pakan kambing yang
kurang bersih (Ressang dan Nasution, 1998).
Susu mengandung bermacam-macam unsur dan sebagian besar terdiri atas zat
makanan yang juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme. Oleh
karena itu susu yang tidak segera disimpan dalam suhu rendah akan menunjang
pertumbuhan bakteri secara cepat. Susu dalam ambing ternak yang sehat pun tidak dapat
menjamin bebas dari miroorganisme ataupun bakteri, dan mungkin dapat mengandung
lebih dari 500 organisme per mililiter. Jika ambing itu sakit maka jumlah miroorganisme
meningkat lebih besar dari 20.000 sel/ml (Buckle, 1987).
Sifat-sifat susu terdiri dari sifat kimia dan sifat fisika. Misalnya rasa, bentuk,
warna, dan bau. Warna susu dipengaruhi oleh jenis ternak, jenis pakan, jumlah lemak
susu, dan persentase zat padat di dalamnya. Pemeriksaan fisik ditekankan pada BJ dan
angka refraksi pada susu. Pengujian secara kimia ditekankan untuk pengujian lemak dan
bahan padat bukan lemak. Sedangkan pengujian secara biologi harus difokuskan untuk
penghitungan jumlah bakteri susu dan karakterisasi aktifitas biokimianya (Hadiwiyoto,
1982).
Hal ini sesuai dengan pendapat Hastuti (2007) bahwa terdapat beberapa faktor
abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, antara lain: suhu, kelembapan,
cahaya, pH, AW dan nutrisi. Apabila faktor-faktor abiotik tersebut memenuhi syarat,
sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan
berkembang biak. Bakteri merupakan organisme kosmopolit yang dapat kita jumpai di
berbagai tempat dengan berbagai kondisi di alam ini. Mulai dari padang pasir yang panas,
sampai kutub utara yang beku kita masih dapat menjumpai bakteri.
Pengukuran jumlah sel adalah pengukuran dalam jumlah sel per unit volume
biakan dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Cara langsung (total
direct count) dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah total sel bakteri, baik yang
hidup maupun yang mati. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan kamar
penghitung khusus (Petroff Hauser) yang prinsip dasarnya seperti hemositometer dan sel
hitung dibawah perbesaran mikroskop, atau dengan menggunakan Electronic particle
analyzer, yaitu alat penghitung yang dapat mengukur distribusi jumlah sel bakteri dalam
suspense (Tim Mikrobiologi, 2003).
Sedangkan cara tidak langsung (indirect viable count), cara ini digunakan
untuk menghitung sel yang hidup. Populasi bakteri yang akan dihitung diencerkan
terlebih dahulu dengan menggunakan bahan nontoksis. Kemudian, dilakukan penamaan
sampel pada cawan petri. Koloni yang tumbuh dihitung dan dianggap satu koloni berasal
dari satu induk sel bakteri. Koloni bakteri yang dihitung adalah dipilih dari cawan petri
yang tidak terlalu sedikit, biasanya dipilih antara kisaran 30 -300 koloni (Tim
Mikrobiologi, 2003).
Menurut Pelczar dan Chan (1986) seperti halnya makhluk hidup tingkat tinggi,
untuk pertumbuhannya bakteri memerlukan suhu sebagai faktor perkembangbiakannya.
Atas dasar suhu yang diperlukan untuk tumbuh, bakteri dapat terbagi dalam beberapa
golongan yaitu:
1. Psikofil, (cold loving bacteria), yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu antara (0 200
C). dengan suhu optimal 250C. misalnya golongan mikroba laut
2. Mesofil (moderate temperature loving backteria), yaitu bakteri yang tumbuh pada
suhu (250 450)C dengan suhu optimal 370C, misalnya golongan bakteri patogen
yang menyebabkan infeksi pada tubuh manusia. Namun terdapat sebagian bakteri
yang termasuk golongan ini bersifat menguntungkan bagi manusia.
3. Termofil (heat loving backteria), yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu (500 600C)
Suhu terendah di mana bakteri dapat tumbuh disebut minimum growth
temperature. Sedangkan suhu tertinggi di mana bakteri dapat tumbuh dengan baik disebut
maximum growth temperature. Suhu di mana bakteri dapat tumbuh dengan sempurna di
antara kedua suhu tersebut disebut suhu optimum (Tim Mikrobiologi, 2003).
Suhu menentukan aktivitas enzim yang terlibat dalam aktivitas kimia.
Peningkatan temperatur sebesar 10o C dapat meningkatkan aktivitas enzim sebesar dua
kali lipat. Pada temperatur yang sangat tinggi akan terjadi denaturasi protein yang tidak
dapat balik (irreversible), sedangkan pada temperatur yang sangat rendah aktivitas enzim
akan berhenti. Pada temperatur pertumbuhan optimal akan terjadi kecepatan pertumbuhan
optimal dan dihasilkan jumlah sel yang maksimal (Pratiwi, 2008).
lemak tak jenuh monounsaturated 1,109 gram, asam lemak tak jenuh polyunsaturated
(0,149 gram), dan kolesterol 11,4 mg. Sedangkan asam aminonya terdiri dari tryptophan
(0,044 gram), threonine (0,163 gram), isoleucine (0,207 gram), leucine (0,314 gram),
lysine (0,29 gram), methionine (0,08 gram), cystine (0,046 gram), phenylalanine (0,155
gram), tyrosine (0,179 gram), valine (0,24 gram), arginine (0,119 gram), histidine (0,089
gram), alanine (0,118 gram), asam aspartat (0,21 gram), asam glutamate (0,626 gram),
glycine (0,05 gram), proline (0,368 gram), dan serine (0,181 gram).
Pada beberapa penelitian mikroba starter yang didapatkan dari susu sapi
menunjukkan bahwa mikroba-mikroba tersebut tahan dengan pH rendah. Diketahui
bahwa pH susu sapi kurang lebih berkisar 5,8 6. Sedangkan pada susu kambing pHnya
mencapai 6,9 7,3. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab keanekaragaman
bakteri asam laktat dalam susu kambing sedikit rendah (Anguirre and Colins 1993).
Table 2.2 Komposisi Susu Kambing
Komposisi
Kambing
Sapi
ASI
Air
83-87,5
87,2
88,3
Hidrat arang
4,6
4,7
6,9
Energi KCL
67
66
69,1
Protein
3,3-4,9
3,3
Lemak
4,0-7,3
3,7
4,4
Ca (mg)
129
117
33
P (mg)
106
151
14
Fe (mg)
0,05
0,05
0,05
Vit. A. (mg)
185
Rhiboflamin
0,14
138
0,17
240
0,04
Niacin (mg)
0,3
0,08
0,2
Vit. B-12
0,07
0,36
0,84
Thiamin mg)
0,04
0,03
0,01
Sumber : Balai Penelitian Veteriner, Bogor.
Susu kambing mengandung laktosa sekitar 4,23 %. Laktosa atau gula susu itu
terlarut dalam susu sehingga memberikan rasa manis. Laktosa dapat dipisahkan dari
cairan susu setelah kasein (protein) yang dapat digunakan untuk pembuatan keju. Manfaat
laktosa sama dengan karbohidrat, tetapi harus dipecahkan dahulu menjadi glukosa dan
galaktosa oleh enzim laktosa dari alat pencernaan (Sarwono, 2007. 75).
lipase, dan xantin oksidase. sementara beberapa mineral yang terkandung dalam susu
kambing yaitu kalsium, kalium, magnesium, fosfor, klorin dan mangan.
2. Mengandung antiantritis (inflamasi sendi).
3. Mempunyai khasiat untuk mengobati demam kuning, penyakit kulit, gastritis
(gangguan lambung), asma, dan insomnia (sulit tidur).
4. Molekul lemaknya kecil sehingga mudah dicerna.
5. Bila disimpan di tempat dingin, tidak merubah kualitas khasiatnya.
6. Mempunyai sifat antiseptik, alami dan umumnya membantu menekan pembiakan
bakteri dalam tubuh. Hal ini disebabkan adanya florin yang kadarnya 10-100 kali
lebih besar dibanding pada susu sapi. Florin merupakan antiseptik alami yang
mengandung elemen pencegah tumbuhnya bakteri di dalam tubuh sehingga dapat
mempertinggi kekebalan tubuh. Oleh karena itu susu kambing tidak boleh
dipanaskan lebih dari 60 C karena bekteri menguntungkan dalam susu itu akan
mati.
Isolasi bakteri asam laktat dilakukan untuk menghasilkan antimikroba yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Dengan mengetahui aktivitas antimikroba terhadap
bakteri tertentu sangat penting peranannya dalam meningkatkan produksi ternak maupun
mencegah terkontminasinya produk-produk pertenakan oleh bakteri (Iqbal, 2008).
Faktor penyimpanan susu berperan terhadap spora yang tumbuh mencemari susu,
oleh karena itu sesaat setelah susu diperah harus segera disimpan pada suhu rendah.
Menurut penelitian-penelitian sebelumnya sebaiknya susu dan produk susu yang
dipasteurisasi perlu disimpan dalam kulkas (lemari es) dengan suhu kurang dari 10C,
agar pertumbuhan mikroba dapat dihambat (Sunarlim, 2001:371-378).
Menurut Prangdimurti (2001), syarat mikoorganisme menjadi suplemen makanan
yang efektif dalam memberi efek kesehatan antara lain: berasal dari hewan ternak
maupun manusia, stabil terhadap asam maupun cairan empedu, dapat menempel pada sel
intestin manusia, dapat berkolonisasi di saluran pencernaan manusia, memproduksi
senyawa antimikroba, dapat melawan bakteri patogenik dan kariogenik, telah teruji secara
klinis aman dikonsumsi, serta tetap hidup selama pengolahan dan penyimpanan. Selain
itu, konsumsi harus dilakukan secara teratur sebanyak 100-150 ml produk (berisi 106/ml
bakteri hidup) setiap 2 atau 3 kali seminggu. Dengan banyaknya keunggulan yang
terdapat pada bakteri asam laktat, bakteri yang diisolasi dapat melindungi tubuh dari
bakteri penyebab kanker khususnya pada usus.
C6H12O6
>
2 C2H5OCOOH + Energi
enzim
Perubahan laktosa menjadi asam laktat ini karena adanya aktivitas enzim yang
dihasilkan oleh bakteri asam laktat serta senyawa-senyawa yang terkandung dalam susu
seperti albumin, kasein sitrat, dan fosfat. Bakteri yang berperan di dalam perubahan
laktosa menjadi asam laktat disebut bakteri asam laktat (Prangdimurti, 2001).
Laktosa sebagian besar terdiri dari gula susu yang berbentuk cair dan itulah yang
menyebabkan susu terasa sedikit manis. Karena unsur pemanisnya memang rendah
(manis laktosa berbanding 1/6 manis sukrosa). Laktosa merupakan sumber panas yang
terdapat pada susu. Laktosa pula yang berubah menjadi asam laktat, yang membantu
dalam proses kaseasi (pembekuan menjadi keju). Bakteri asam laktat akan merubah
laktosa menjadi asam laktat. (Basid, 2006:153).
Distribusi bakteri asam laktat di alam sangat bergantung pada ketersediaan nutrisi
terutama laktosa, karena kelompok bakteri ini membutuhkan nutrisi yang sangat banyak
untuk melangsungkan hidupnya. Secara alami bakteri asam laktat dapat dijumpai pada
susu dan tempat-tempat dimana susu itu diproses. Bakteri yang menghasilkan sejumlah
besar asam laktat sebagai hasil akhir dari metabolisme karbohidrat. Asam laktat yang
dihasilkan dengan cara tersebut akan menurunkan nilai pH dari lingkungan
pertumbuhannya dan menimbulkan rasa asam. Ini juga yang menghambat pertumbuhan
dari beberapa jenis mikroorganisme lainnya (Bachrudin et al., 2000).
Glukosa
Fosforgliseraldehid
Asam piruvat
Aerobik
Energi tinggi CO2 + H2O
Anaerobik (Fermentasi)
Asam laktat
Etanol
Asam asetat
Keton
Asam-asam lainnya
yang
bersifat
homofermentative
dan
heterofermentative.
Jenis
lactis,
Lactobacillus
acidophilus,
lactobacillus
bulgaricus,
menjadi lebih banyak terdapat pada tahapan terakhir dari fermentase tipe asam
laktat. Bakteri-bakteri ini penting sekali dalam fermentasi susu dan sayuran.
Anguirre dan Colins (1993, 75: 95-107) menyatakan bahwa bakteri asam laktat
terdiri atas 4 genus, yaitu Lactobacillus, Streptococcus, Leuconostoc, dan Pediococcus.
Genus Lactobacillus mempunyai ciri-ciri: bakteri berbentuk batang (rod), Gram positif.
Didasarkan pada klasifikasi bakteri asam laktat revisi terbaru, ada 10 genera yang
termasuk dalam kelompok bakteri asam laktat, yaitu Aerococcus, Carnobacterium,
yang berpengaruh secara langsung melawan patogen, bakteri asam laktat efektif
melawan diare berkaitan dengan pengaruhnya terhadap sistem imun.
2. Meningkatkan pencernaan laktosa. Bakteri asam laktat khususnya Lactobacillus
bulgaricus
dan
Streptococcus
thermophilus
yang
terdapat
pada
yoghurt,
hipokolesterolemia.
Beberapa
strain
Lactobacillus
acidophilus
dapat
konstipasi.
Produk
susu
fermentasi
dengan
beberapa
strain
Lactobacillus dan Bifidobacteria memperpendek waktu transit usus. Efek ini dapat
berguna untuk mereka yang menderita konstipasi, seperti pada dewasa. Studi pada
manusia terus dilakukan dan diperlukan untuk membuktikannya.
6. Mencegah kanker kolon. Beberapa bakteri asam laktat mungkin membantu
mencegah inisiasi kanker kolon. Hal ini juga telah ditunjukkan bahwa bakteri asam
laktat memperlambat pertumbuhan kanker pada eksperimen. Mutagen dan
karsinogen diikat oleh peptidoglikan yang terdapat pada dinding sel BAL. Dengan
demikian mutagenesis sel tidak terjadi dalam tubuh. Jadi secara tidak langsung dapat
dikatakan bahwa melalui mekanisme ini BAL mencegah terjadinya penyakit kanker.
efek antitumor dari BAL juga disebabkan oleh penghambatan aktivitas enzim glucuronidase, azoreductase dan nitroreductase dan penghambatan pertumbuhan
bakteri penghasil enzim-enzim yang mengkonversi senyawa-senyawa prokarsinogen
menjadi karsinogen.
7. Menurunkan infeksi urogenital. Bakteri asam laktat dapat menurunkan infeksiinfeksi vagina oleh Candida. Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita dengan
kandidiasis vaginal rekuren yang mengkonsumsi 8 oz yoghurt perhari yang berisi L.
acidophilus mengalami sedikit kejadian kandidiasis vaginal daripada kelompok
kontrol yang tidak mengkonsumsi yoghurt.
8. Mengatasi tukak lambung. Bakteri asam laktat dapat mengatasi tukak lambung. Pada
penelitian dengan strain spesifik L. acidophilus menunjukkan bahwa L. acidophilus
bersaing secara efektif (in vitro) melawan Helicobacter pylori untuk memperebutkan
lokasi penempelan, membatasi jumlah H. pylori yang dapat menempel pada dinding
sel.
Pemanfaatan mikroba sebagai agen bioteknologi makin meningkat, karena
beberapa hal antara lain (1) perbanyakannya mudah dan dapat dikendalikan, (2) substrat
pertumbuhan relatif murah, bahkan dapat menggunakan limbah pertanian, (3) dapat
menghasilkan enzim yang cukup banyak sehingga potensial dikembangkan untuk skala
industri. Bakteri digolongkan menjadi dua, yaitu bakteri yang menguntungkan dan bakteri
yang merugikan. Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri yang menguntungkan.
Pemanfaatan mikroba dalam proses fermentasi telah dikenal turun temurun sejak ribuan
tahun yang lalu. Teknologi fermentasi merupakan salah satu cara pengolahan dan
pengawetan makanan, baik secara konvensional maupun modern, dengan memanfaatkan
mikroba baik langsung maupun tidak langsung. Dalam proses fermentasi, mikroba
maupun enzim yang dihasilkan dapat menstimulir flavor yang spesifik, meningkatkan
nilai cerna bahan pangan, menurunkan kandungan antigizi atau bahan lain yang tidak
dikehendaki (Bachrudin et al., 2000).
Lactobacillus dan Bifidobacteria merupakan bakteri asam laktat yang sangat vital
peranannya dalam usus. Seorang ilmuwan Rusia penerima hadiah Nobel tahun 1903, Ellie
Metchinikoff, mengatakan bahwa proses penuaan manusia merupakan suatu proses
intoksikasi (peracunan) kronis yang disebabkan oleh beberapa senyawa 'busuk' yang
dihasilkan bakteri yang terdapat di dalam usus. Ia juga mengatakan bahwa sejumlah
penyakit dapat dicegah bila kita bisa menjaga keseimbangan flora usus ke arah bakteri
asam laktat yang menguntungkan (Winarno, 2005).
Pada sebagian besar industri pangan, bakteri asam laktat telah digunakan secara
luas sebagai agen biokontrol untuk meningkatkan keamanan pangan yang direfrigerasi
tanpa penambahan asam. Peranan bakteri asam laktat adalah untuk memperbaiki cita rasa,
tetapi bakteri asam laktat ini ternyata juga memiliki efek pengawetan pada produk
fermentasi yang dihasilkan. Bakteri asam laktat dapat memproduksi dan melakukan
sekresi berupa senyawa penghambat selain asam laktat dan asam asetat, seperti hidrogen
peroksida, bakteriosin, antibiotik, dan reuterin yang kurang dikenal atau belum terungkap
kemampuannya sebagai senyawa penghambat (Bachrudin et al., 2000).
Bakteri asam laktat terutama dari kelompok Bifidobacteria dan beberapa spesies
Laktobacili telah diketahui mempunyai peranan penting dalam menjaga fungsi fisiologis
dan kesehatan manusia yaitu berfungsi menjaga sistem kekebalan tubuh. Sepanjang hari
bakteri-bakteri ini akan mengidentifikasi mikroorganisme patogen berbahaya dan bahanbahan asing lainnya yang ada dalam tubuh kita. Selama proses ini, sel kekebalan dan
antibodi akan bekerja bersama dalam aliran darah untuk menghentikan sebaran virus dan
bakteri jahat (Pato, 2003).
Manfaat kesehatan dan terapeutiki diperoleh akibat terbawanya bakteribakteri hidup ke dalam saluran pencernaan yang mampu memperbaiki komposisi
mikroflora usus sehingga mengarah pada dominansi bakteri-bakteri yang menguntungkan
kesehatan (Prangdimurti, 2001). Pangan probiotik yang telah lama dikenal antara lain
produk susu fermentasi oleh bakteri asam laktat (Lactobacilli dan Bifidobacterium)
seperti yogurt, yakult, susu Acidofilus dan lain-lain.
menyeluruh, bukan hanya untuk satu segar jenis gangguan kesehatan semata (Rachman,
2002).
Dalam kisah perjalanan Nabi pada peristiwa Isra, setelah Nabi Muhammad
SAW. melakukan shalat berjama'ah di masjid Al Aqsha, sebelum naik ke dalam
kendaraan interplanet yang akan mengantarkan beliau kesuatu tempat yang telah
ditentukan oleh Allah SWT., beliau disodori tiga macam minuman oleh malaikat Jibril,
yaitu: arak, air dan puan (susu). Kemudian beliau memilih susu, yang kemudian pilihan
beliau tersebut dibenarkan oleh malaikat Jibril. Hal ini memberi pelajaran kepada kita
sekalian, bahwa untuk menjaga stabilitas ketenangan dan ketenteraman jiwa yang
menjadi faktor penentu bagi kebahagiaan hidup yang hakiki, seseorang dituntut oleh
agama Islam agar selalu menjaga dirinya dengan makanan dan minuman yang halal dan
bagus bagi kesehatan tubuh, sebagaimana susu yang halal menurut ajaran agama Islam
dan bagus menurut ahli kesehatan karena padat gizi (Khalid, 1987. hlm 215-216).
Besarnya konsumsi susu segar oleh kaum muslimin selama ini bisa jadi hanya
disebabkan oleh keterbatasan ilmu manusia yang keliru dalam menafsirkan ayat tentang
susu dalam Al Quran sebagai susu ternak apa saja termasuk sapi, sedangkan seharusnya
adalah susu kambing. Bukti-bukti ilmiah tentang manfaat susu kambing terhadap
kesehatan sebetulnya telah diperoleh manusia, hanya saja secara umum publikasinya
masih kalah dibandingkan dengan susu sapi (Rachman, 2002).
Al-Quran telah menuliskan bahwa susu diperoleh dari hewan ternak yang
sengaja diambil untuk dikonsumsi manusia. Susu segar ini dapat dikonsumsi apabila
dalam keadaan steril atau bersih. Begitu pula dengan susu kambing, dikatakan layak
konsumsi karena komponen yang ada di dalamnya sangat dibutuhkan manusia sebagai
asupan gizi. Tidak jarang pula orang mengkonsumsi susu kambing dalam rangka
mengobati penyakit misalnya asma. Menurut Islam semua makanan dan minuman yang
halal, bersih, mengobati penyakit dan tidak menganfung mudhorot menjadi layak
konsumsi. Semuanya seperti yang telah ada dalam ayat Al-Quran surat An-Nahl ayat 66,
sebagai berikut:
Artinya: Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran
bagi kamu. kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam
perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah
ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.(An-Nahl ayat : 66)
Ayat ini mengarahkan perhatian kita untuk memperhatikan keagungankeagungan ciptaan Allah SWT. Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Allah menciptakan
hewan ternak yang dapat mengeluarkan susu yang sangat murni dan bersih dari antara
kotoran dan darah. Ilmu fisiologi menjelaskan bahwa melalui sistem pencernaannya
memproses makanan dan menyerap sari-sarinya untuk memenuhi kebutuhan hidup di
dalam tubuhnya. Kemudian sari-sari tersebut berubah menjadi darah dan mengalir
melalui pembuluh-pembuluh darah dalam tubuhnya untuk didistribusikan kepada sel-sel
tubuh termasuk kelenjar susu (Abdushshamad, 2003).
Kelenjar yang terdapat di dalam kantong susu mengambil unsur-unsur yang
diperlukan sebagai bahan dasar susu. Sehingga pada akhirnya dikeluarkanlah susu murni
dengan warna dan cita rasa yang khas. Dengan demikian, ilmu pengetahuan modern
menunjukkan dan membuktikan bahwa susu yang lezat ternyata keluar dari kotoran dan
darah. Proses ini terus terjadi setiap detik dalam tubuh hewan yang sudah dalam fase
laktasi. Seperti juga halnya proses dalam tubuh hewan yang mengubah rumput, bijibijian, dan pakan ternak lainnya menjadi susu murni yang kaya gizi dan sangat baik
dikonsumsi oleh manusia (Abdushshamad, 2003).
Bakteri
starter
probiotik
biasanya
tercampur
dengan
media
$p/ $i /3) ( Zu9s9 yF{$# /3s9 $)u /3) ( Zu9s9 yF{$# /3s9 )u
i t=.'s? $p]u uVx. ut $p /3s9u
Dari beberapa ayat diatas, terlihat bahwa manfaat hewan ternak diantaranya
sebagai berikut, produksi susu yang dapat kita minum, produksi daging makan, pdapat
digunakan sebagai pekerja, dan dapat dimanfaatkan pula kulit dan bulunya. Manfaatmanfaat inilah yang menarik perhatian para pakar industry peternakan. Mereka bekerja
sama dengan pakar genetika melakukan berbagai riset ilmiah secara intensif dan
komprehensif untuk secara genetis merekayasa hewan-hewan ternak ini, terutama sapi,
domba dan juga kambing. Kambing dimanfaatkan susu dan dagingnya, tetapi kemampuan
produksinya masih lebih rendah dari domba. Namun kambing juga memiliki kelebihan
yaitu hewan ini lebih tahan terhadap lingkungan dan suhu yang ekstrim (Abdushshamad,
2003).
Allah SWT menyebutkan bahwa apa yang telah Dia ciptakan bagi makhluk-Nya
pada binatang ternak terdapat berbagai manfaat, dimana mereka dapat meminum dari
susu-susunya yang keluar dari saluran antara tempat kotoran dan saluran darah, mereka
memakan dagingnya, membuat pakaian dari kulit dan juga bulu-bulunya (Muhammad,
2003. 576-579).
Makanan dan minuman yang penting dikonsumsi untuk menjaga kesehatan
sangat dianjurkan dalam Islam. Yoghurt, susu segar, susu olahan pabrik dan lain-lainnya
juga diperbolehkan untuk dikonsumsi. Maka hingga saat ini masih banyak dilakukan
penelitian-penelitian untuk meningkatkan mutu atau kualitas maupun cita rasa yang baik
dari semua produk olahan susu. Seiring dengan perkembangan itu kesehatan masyarakat
kecil hingga masyarakat tingkat atas dapat terjaga dengan baik dan seimbang. Di antara
jenis minuman yang biasa diminum oleh Rasulullah SAW. adalah susu kambing segar,
yakni langsung diminum sesudah diperah dari kambing (Rachman, 2002).
Rachman (2002) mengatakan bahwa masih banyak makanan olahan yang
memberikan banyak manfaat bagi tubuh manusia. Pemanfaatan mikroba menguntungkan
tidak hanya berbagai makanan yang berasal dari bahan susu, namun beberapa jenis
sayuran dan buah juga dapat diolah menjadi produk makanan fermentasi. Misalnya
sauerkraut (asinan kubis), acar atau asinan mentimun, buah zaitun (green olives), sosis
fermentasi, serealia roti dan fermentasi buah delima. Produk makanan-makanan diatas
diperbolehkan untuk dikonsumsi karena terbukti memproduksi asam laktat sebagai hasil
akhir dari reaksi enzim yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat.
Allah juga menyebutkan bahwa minuman susu itu mudah ditelan oleh manusia.
Dalam istilah ilmu gizi tentunya mudah ditelan ini maksudnya adalah mempunyai arti
fisiologis yang baik. Tidak mungkin Allah menjerumuskan hamba-hamba-Nya dengan
menunjukkan sumber minuman yang justru menimbulkan berbagai macam penyakit.
Maka dalam kontroversi manfaat ataukah kerugian yang akan kita rasakan sesudah
mengkonsumsi susu sapi perlu dikaji secara menyeluruh, bukan hanya untuk satu jenis
gangguan kesehatan semata (Rachman, 2002).
BAB III
METODE PENELITIAN
P2
P3
S0
S0P1
S0P2
S0P3
S1
S1P1
S1P2
S1P3
S2
S2P1
S2P2
S2P3
S3
S3P1
S3P2
S3P3
mikroorganisme
tertentu
(seleksi)
dengan
menghambat
Preparat ulas dibuat pada gelas benda, difiksasi diatas api bunsen. Preparat
ditutup dengan kertas merang dan ditetesi dengan malachit hijau, didinginkan.
Preparat diletakkan di atas kawat yang dipanaskan diatas air mendidih selama 5
menit. Preparat dicuci secara hati-hati dengan air mengalir. Preparat ditetesi
dengan menggunakan safranin, didiamkan selama 60 detik, kemudian dicuci
dengan air mengalir dan dikeringkan dengan hati-hati. Preparat diamati dengan
mikroskop, uji positif jika sel vegetatif berwarna merah dan spora berwarna hijau
(Lay, 1994).
c) Uji katalase
Isolat dari agar miring diambil satu ose, kemudian dioleskan pada gelas
benda yang telah diberi alkohol. Gelas benda ditetesi dengan larutan H2O2 3%.
Diamati terbentuknya gelembung gas pada preparat. Jika terdapat gelembung gas
berarti uji katalase tersebut positif (Lay, 1994).
d) Uji motilitas
Isolat dari agar miring ditusukkan pada agar tegak semi solid kemudian
diinkubasi selama 48 jam pada suhu 30oC. Diamati uji motilitas bakteri. Uji
motilitas positif jika pertumbuhan koloni menyebar luas pada agar (Barrow et al.,
1993)
Kandidat BAL
Pewarnaan Gram
Gram (+)
Pewarnaan
Nonspora
Isolat
4%
6,5 %
10 %
Uji katalase
Fermentasi
gula
glukosa
galaktos
a
sukrosa
fruktosa
laktosa
maltose
Uji biokimia
Enzim
- lipolitik
- amilolitik
- proteolitik
Sebagai kontrol adalah media MRS broth tanpa penambahan starter. Setelah
diinkubasi selama 48 jam dilakukan pengukuran OD (Optical Density) dengan
spektrofotometer ( = 600 nm). Pengukuran dilakukan dengan tiga ulangan
(Hardiningsih, 2006).
Bakteri yang sudah diisolasi dan diidentifikasi dibuat biakan murni.
Bakteri diinokulasikan ke dalam media MRS broth dalam 3 tabung reaksi.
Masing-masing tabung diinkubasi pada suhu 25o C, 35o C, dan 45o C.
Dalam susu bakteri asam laktat mengubah laktosa menjadi asam laktat.
Bakteri ini bersifat termodurik dan homofermentatif, dengan suhu optimum untuk
pertumbuhannya sekitar 30o C. Kondisi optimum untuk pertumbuhannya adalah
sedikit asam atau sekitar pH 5,5 (Wahyudi, 2006).
3.6 Analisis Data
Dalam penelitian ini dilakukan analisis data untuk mengetahui pengaruh
perlakuan. Data-data yang telah diperoleh dilakukan analisis variansi (ANAVA)
ganda.
Sampel
Susu kambing segar
Pengenceran
Isolasi
Identifikasi
Pewarnaan Gram
Pewarnaan endospora
Pengamatan
Analisis Data
Uji katalase
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Isolat
Bakteri
IA
IB
IC
: Bakteria
Divisi
: Firmicutes
Kelas
: Bacili
Ordo
: Lactobacillales
Famili
: Lactobacillaceae
Genus
: Lactobacillus
Spesie
: Lactobacillus plantarum
dalam susu kambing hanya 4,8%, angka ini terhitung sangat rendah untuk
kemungkinan tumbuhnya bakteri asam laktat yang beraneka ragam. Selain itu pH
pada susu kambing lebih tinggi (Anguirre and Colins (1993), pH susu sapi 5,8
6.,sedangkan pH susu kambing 6,8 - 7). Dari kisaran nilai pH ini juga yang
menjadi salah satu faktor penyebab kemungkinan keanekaragaman spesies bakteri
asam laktat sangat kecil. Selain keanekaragaman, faktor pH habitat juga
menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap pH tinggi.
Pada uji karakteristik bakteri ini nonmotil, dan menunjukkan hasil positif
pada uji proteolitik dan uji amilolitik. L. plantarum menunjukkan hasil negatif
pada uji lipolitik, sedangkan pada uji indol bakteri ini menunjukkan hasil yang
negatif. Bakteri ini berbentuk batang dan sering membentuk pasangan serta rantai
pendek dari sel-selnya, selnya tidak berspora. Seperti yang tampak pada gambar
mikroskopis dibawah ini, bahwa selnya batang berpasangan dan berwarna ungu.
Warna ungu ini disebabkan karena dinding selnya mengikat zat warna kristal
violet. Oleh karena itu bakteri ini disebut bakteri Gram positif karena mengikat zat
warna dasar.
akan
terbentuk
protein
ribonukleat
kompleks
yang
dapat
mempertahankan warna dasar setelah dilakukan proses pelunturan. Hal ini karena
adanya unsur ester fosforik pada bakteri Gram positif. Bakteri Gram positif
memiliki dinding sel yang terdiri dari dua lapisan yaitu peptydoglycan yang tebal
dan membran dalam. Lapisan peptidoglycan inilah yang dapat mengikat zat warna
kristal violet. Zat warna yang telah diikat oleh dinding sel bakteri ini tidak akan
hilang walaupun telah melalui proses pelunturan dengan alkohol 96% sekalipun.
Lactobacillus
plantarum
merupakan
salah
satu
jenis
BAL
: Bakteri
Filum
: Firmicutes
Kelas
: Bacilli
Order
: Bacillales
Famili
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Spesies
dengan
tidak mendukung. Terdapat tidak atau lebih dari satu spora perselnya., dan spora
tidak menekan pembukaan udara. Bersifat aerobik atau anaerobik fakultatif,
dengan kemampuan fisiologis yang beragam terhadap panas, pH, dan kadar
garam. Kemoorganotrop, dengan sebuah fermentasi atau metabolisme respirasi.
Selalu positif dalam uji katalase. Ditemukan di berbagai macam tempat atau
habitat, sebagian kecil bersifat pathogen terhadap vertebrata atau invertebrata
(Holt, 2000).
Bacillus subtilis merupakan bakteri yang berbentuk batang yang Grampositif (Perez 2000). Bakteri ini tersusun atas peptidoglikan, yang merupakan
polimer dari sugars dan asam amino. Peptidoglikan yang yang ditemukan di
bakteri yang dikenal sebagai murein melapisi dinding selnya. Sel membentuk
tembok penghalang antara lingkungan dan bakteri sel yang berguna untuk
mempertahankan bentuk sel dan withstanding sel yang tinggi internal tekanan
turgor (Schaechter 2006).
Habitat endospora bakteri ini adalah tanah. Mikroba tersebut dalam bentuk
spora yang kekurangan nutrisi. Organisme ini dapat menghasilkan antibiotik
selama sporulation. Contohnya polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacillin.
Banyak dari mikroba Bacillus dapat menurunkan Polymers seperti protein, pati,
dan pektin, sehingga bakteri ini merupakan penyumbang penting kepada siklus
karbon dan nitrogen. Akan tetapi apabila terkontaminasi, dapat menyebabkan
pembusukan. Berdasarkan pewarnaan sel vegetatif didapatkan warna kemerahan
dan warna endosporanya adalah hijau (Schaechter 2006).
: Bakteri
Filum
: Firmicutes
Kelas
: Bacilli
Order
: Bacillales
Famili
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Spesies
4.3 Uji pH dan Suhu Bakteri Asam Laktat pada Susu Kambing
Berdasarkan hasil uji analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa F
hitung > F tabel yaitu 1062,64 > 3,09, yang berarti terdapat pengaruh pH dan suhu
terhadap jumlah sel BAL. Data hasil pengamatan dengan parameter jumlah sel per
mililiternya selengkapnya dicantumkan pada lampiran 1. Selanjutnya hasil uji
lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5% disajikan pada table 4.2.1
Tabel 4.3.1. Pengaruh suhu terhadap jumlah sel BAL per mililiter
Rata rata jumlah
Perlakuan Suhu
(sel/ml)
S0
115,83 x 107 a
S3
188,79 x 107 b
S2
201,35 x 107 c
S1
205,83 x 107 d
Dari hasil penelitian yang berbeda diatas ditemukan beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu, perbedaan pH dari habitat asli starter. Umumnya L.
plantarum yang digunakan untuk starter pembuatan produk makanan dan
minuman fermentasi diambil dari cairan rumen dan feses. Sebagian diisolasi dari
susu sapi asinan sawi. Sesuai dengan habitatnya, bakteri L. plantarum tahan pada
pH rendah. Namun
optimum pada pH 6,5. Hal ini dikarenakan pH dari habitatnya (susu kambing)
mencapai 6,8. Faktor inilah yang menjadi salah satu penyebab bakteri L.
plantarum tahan terhadap pH tinggi.
Pada pH 6,5 menunjukkan pertumbuhan isolat-isolat Lactobacillus yang
paling tinggi, karena pH 6,5 merupakan pH optimum untuk pertumbuhan bakteri
Lactobacillus. Tagg (1976) melaporkan bahwa bakteri asam laktat mempunyai
toleransi pH dengan rentang yang luas. Bakteri asam laktat juga mampu
mempertahankan pH sitoplasma lebih alkali dari pada pH ekstraseluler (Hutkins
dan Nannen, 1993).
Menurut Pratiwi (2008) pH menurunkan indikasi konsentrasi ion hidrogen.
Peningkatan dan penurunan konsentrasi ion hidrogen dapat menyebabkan ionisasi
gugus-gugus dalam protein, amino dan karboksilat. Hal ini dapat menyebabkan
denaturasi yang dapat mengganggu pertumbuhan sel. Mikroorganisme asidofil
tumbuh pada kisaran pH optimal 1,0 5,5. Mikroorganisme neutrofil tumbuh
pada kisaran pH optimal 5,5 8,0. Mikroorganisme alkalofil tumbuh pada kisaran
pH optimal 8,5 11,5, sedangkan mikroorganisme alkalofil eksterm tumbuh pada
kisaran pH optimal 10.
24,18 x 107 a
31,45 x 107 b
34,81 x 107 bc
35,82 x 107 c
52,60 x 107 d
56,83 x 107 de
58,65 x 107 e
77,54 x 107 f
80,31 x 107 fg
83,97 x 107 g
86,04 x 107 g
89.58 x 107 g
yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal adalah 350 C, dan pH
optimal yaitu 6,5. Hal ini merupakan kombinasi perlakuan yang sangat efektif
untuk mendukung pertumbuhan bakteri L. plantarum.
Bakteri yang sedang tumbuh, jumlah selnya akan meningkat dalam
jumlah yang besar dalam waktu yang singkat dan akibat pertumbuhan tersebut
akan terbentuk koloni, serta pertumbuhan bakteri tersebut dapat diukur atau
dihitung. Untuk pertumbuhannya, bakteri memerlukan unsur kimiawi serta serta
kondisi fisik tertentu misalnya pH dan suhu (Pratiwi, 2008).
s)y9$#u / !$# t9 & !$tu :$# tm:u $!$#u tGy9$# 3n=t Mthm
n?t yx/ $tu .s $t ) 79$# x.r& !$tu ys9$#u tjutI9$#u s%y9$#u
(#xx. t%!$# }t tu9$# 3 , 39s 4 s9F{$$/ (#)tFs? r&u =9$#
Ly 3n=t MoCr&u 3o 3s9 M=y.r& tu9$# 4 tz$#u trB s 3
!$# *s 5O\b} 7#$yftG ux >|ux $# ys 4 $Y zn=M}$# 3s9 Muu
m x
1. Segala yang berasal dari babi, karena semua yang berasal dari babi adalah
najis.
2. Segala yang berasal dari hewan bercakar atau bertaring atau pemakan daging,
kecuali yang hidup di laut. Contoh : anjing, gajah, beruang, ular, dan
sejenisnya.
3. Segala sesuatu yang berasal dari hewan yang halal dikonsumsi umat Islam,
tetapi tidak disembelih secara Islam. Contoh : sapi yang disembelih tanpa
menyebut nama Allah, atau ayam yang hanya ditusuk lehernya dengan lidi
atau disetrum, atau kijang hasil perburuan dengan menggunakan hewan
pemburu (misalnya anjing) yang dilepas tanpa menyebutkan nama Allah
terlebih dahulu.
Abdushshamad (2003) juga mengatakan pola makan yang sehat adalah
mengkonsumsi makanan yang beranekaragam. Sehingga ada makanan yang
berguna untuk energi dan semangat seperti makanan-makanan yang kaya akan zat
tepung, gula, dan lemak. Ada makanan yang berguna untuk pertumbuhan seperti
makanan-makanan yang kaya akan protein dan garam mineral. Ada pula makanan
yang berguna untuk ketahanan tubuh seperti makanan-makanan kaya akan
berbagai macam vitamin yang berasal dari buah-buahan dan sayuran. Termasuk
makanan-makanan yang dibutuhkan untuk kesehatan tubuh dan menjaga
keseimbangan kebutuhan gizi demi melancarkan pencernaan misalnya makananmakanan yang mengandung mikroba-mikroba bermanfaat bagi pencernaan dan
makanan yang kaya akan serat. Makanan fermentasi termasuk ke dalam makanan
dan hadis, kemudian didukung oleh hasil ijma ulama dan pendapat- pendapat para
ulama. Selain itu, pembahasan hanya secara garis besar saja, kecuali beberapa hal
yang dianggap kritis. Selanjutnya akan dicoba membahas secara umum
bagaimana implikasi hukum-hukum tersebut pada produk pangan hasil
bioteknologi. Kehalalan makanan yang sehari-hari kita butuhkan untuk
mencukupi kebutuhan hidup perlu diperhatikan, hal ini telah ada di dalam firman
Allah dalam surat Al-Maaidah ayat 88:
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
isolasi didapatkan beberapa spesies yang teridentifikasi yaitu bakteri
Lactobacillus plantarum, Bacillus subtilis dan Bacillus mycoides. Spesies ini
diambil berdasarkan hasil uji karakteristik, uji biokimia, uji katalase, uji
enzim, uji NaCl, uji fermentasi gula, uji kemampuan tumbuh pada media
tertentu.
2.
Bakteri asam laktat yang telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi yaitu BAL
spesies Lactobacillus plantarum. Spesies ini juga diambil berdasarkan hasil
uji karakteristik, uji biokimia, uji katalase, uji enzim, uji NaCl, uji fermentasi
gula, uji kemampuan tumbuh pada media tertentu.
3.
Ada pengaruh pH (6,5, 5,5 dan 4,5) terhadap jumlah sel bakteri per
mililiternya. Teruji bahwa pada pH 6,5 bakteri Lactobacillus plantarum dapat
berkembang pesat. Ada pengaruh suhu (250, 350, dan 450 C) terhadap jumlah
sel bakteri per militernya. Berdasarkan data yang telah didapat disimpulkan
bahwa pada suhu 250C pertambahan jumlah sel per mililiternya mengalami
perkembangan yang pesat. Ada pengaruh interaksi pH dan suhu terhadap
jumlah sel per mililiternya. Data menunjukkan bahwa pada kombinasi
perlakuan S2P1 yaitu pada suhu 350 C pH 6,5 bakteri L. plantarum jumlah sel
per mililiternya bertambah lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan yang
lainnya.
4.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan bahwa perlu adanya penelitian
lanjutan mengenai bakteri asam laktat pada susu, terutama bakteri Lactobacillus
plantarum. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya literatur yang membahas secara
rinci mengenai habitat, morfologi, fisiologi dan manfaat bagi kehidupan terutama
untuk meningkatkan kualitas serta mutu produk makanan fermentasi. Tidak hanya
pada bakteri asam laktat, namun media yang digunakan untuk membiakkan starter
atau bakteri perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, R. 2009. Susu Kambing sebagai Alternatif Penolong Bayi Alergi Susu
Sapi. Makalah Tugas Akhir. Bogor : Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor.
Rahayu, E.S. dan Margino. 1997. Bakteri Asam Laktat: Isolasi dan Identifikasi.
Materi Workshop. Seminar Makalah Tugas Akhir. PAU Pangan dan Gizi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Raqith, H. 2007. Hidup Sehat Cara Islam. Bandung: Jembar
Ressang, A.A. dan A.M. Nasution. 1988. Pedoman Ilmu Kesehatan Susu (Milk
Hygiene). IPB. Bogor
Simanjuntak. 2008. Bakteri Asam Laktat Mampu Mengikat Toksin. Jakarta :
Nirwana Abadi. Hal: 238.
Suhendar. 2008. Pasca Panen Lalai Kualitas Susu Terbengkalai. Bandung:
Institut Mikrobiologi Pangan.
Sunarlim, R. dan H. Setiyanto. 2001. Penggunaan Berbagai Tingkat Kadar Lemak
Susu Kambing dan Susu Sapi terhadap Mutu dan Citarasa Yoghurt. Pros.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang
Peternakan, Bogor. hlm. 371378.
Tagg, J.R., 1976. Bacteriocins Of Gram Positive Bacteria. Bacteriology Review
London. MC. 40: 722-756.
Tarigan, J. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Thomas TD and Pritchard GG. 1987.Proteolytic enzymes from dairy starter
cultures. Fed. Eur. Microbiol.Soc.Microbiol. Rev. 46:245
Wahyu. 2002. Khasiat dan Manfaat Susu Kambing. Jurnal Mikrobiologi Industri.
Agromedia. Depok
Wahyudi dan Samsudari. 2008. Bugar Dengan Susu Fermentasi. UMM Press.
Malang
Wahyudi, M. 2006. Proses Pembuatan Dan Analisis Mutu Yoghurt. Buletin
Teknik Pertanian Vol. 11 No. 1. Bogor
Winarno. 2005. Flora Usus: Menjaga Kesehatan dan Kebugaran. Department of
Food Science and Technology. http://www.republika.co.id/detail. Diakses
tanggal 16 Mei 2009.
Lampiran 1.
Tabel. Data hasil perlakuan uji pH dan suhu terhadap jumlah sel BAL per mililiter
Perlakuan
Suhu
pH
6,5
Kontrol
5,5
4,5
6,5
350 C
5,5
4,5
6,5
0
45 C
5,5
4,5
6,5
0
55 C
5,5
4,5
Total
I
54,42
24,68
34,94
85,54
83,67
34,44
89,88
80,53
31,59
52,16
59,21
77,20
708,26
Ulangan
II
57,18
24,07
34,99
82,64
87,40
35,30
89,35
80,20
31,11
52,40
58,04
78,42
711,10
Total
III
58,91
23,80
34,50
83,73
87.07
37,72
89,53
80,20
31,66
53,26
58,70
77,00
716,08
170,51
72,55
104,43
251,91
258.14
107,46
268,76
240,93
94,36
157,82
175,95
232,62
2135,44
Ratarata
56,83
24,18
34,81
83,97
86,04
35,82
89.58
80,31
31,45
52,60
58,65
77,54
711,78
FK =
= 126669,55
FK
= 126672,167 - 126669,55
= 2,617
JK perlakuan kombinasi =
= 18679,1094
JK galat = JK total JK perlakuan kombinasi
= 18717,4576 - 18679,1094 = 38,3482
- FK
SK
Perlakuan
Galat
Total
Fhitung > F table
db
11
24
35
JK
18679,1094
38,3482
18717,4576
KT
1698,1
1,598
Fhitung
1062,64
F5%
2,22
F1%
3,09
212,25
186,89
134,71
JK Suhu
FK
= 5301,8
=
- FK
FK
= 4167,3
JK interaksi
115,83
205,83
201,35
188,79
711,8
FK
JK pH
c) db suhu
d) db pH
e) db interaksi
=41=3
=31=2
= db suhu x db pH
=3x2=6
f) db galat
= ( pH x suhu) x (ulangan - 1)
= (3 x 4) x (3 - 1) = 24
g) db total
= n perlakuan 1
= 36 1 = 35
Tabel analisis varians persentase daya tumbuh
SK
Db
JK
KT
Fhitung Ftabel 5%
(sumber keragaman)
Ulangan
2
2,617
1,3085
Perlakuan
11 18679,1094 1698,101 106,275
Suhu
3
5301,8
1767,267 110,603**
3,01
pH
2
4167,3
2083,65 130,404**
3,40
**
Interaksi suhu * pH
6
9210,009
1535,002 96,067
2,51
Galat
24
38,3482
15,97842
Total
35
37744, 32
Keterangan: **
= menunjukkan berpengaruh sangat nyata
ns
= non signifikan / tidak ada pengaruh
1. Menguji dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5 %
untuk suhu:
UJD 0.05
= rp (db Galat) x
= 3,07 x
115,83
188,79
201,35
205,83
A
B
C
D
2. Menguji dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5 %
untuk pH:
UJD 0,05
= rp (db Galat) x
= 2,92 x 1, 15 = 3,358
= 2,92 x
Selingan
0
1
UJD 5 %
2,92 x 1,15 = 3,358
3,07 x 1,15 = 3,5305
Notasi UJD 5%
P3
P2
P1
538,87
747,57
849
A
b
c
3. Menguji dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5 %
untuk interaksi :
UJD 0,05
= rp (db Galat) x
= 3,28 x
Notasi UJD 5%
S0P2
S2P3
S0P3
S1P3
S3P1
S0P1
S3P2
S3P3
S2P2
S1P1
S2P2
S2P1
24,18
31,45
34,81
35,82
52,60
56,83
58,65
77,54
80,31
83,97
86,04
89.58
a
b
bc
c
d
de
e
f
fg
g
g
g
Lampiran 2.
1. Uji Kenormalan Data
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
perlkn
36
2.00
.828
.220
.220
-.220
1.318
.062
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
data
36
59.3178
23.12170
.194
.158
-.194
1.167
.131
Type II Sum
of Squares
.000a
126669.555
18711.452
145381.008
18711.452
df
0
1
35
36
35
Mean Square
.
126669.555
534.613
pH
28
35
45
55
4.5
5.5
6.5
9
9
9
9
12
12
12
F
.
236.937
Sig.
.
.000
Hypothesis
Error
Hypothesis
Error
Hypothesis
Error
Hypothesis
Error
Type II Sum
of Squares
126669.555
4167.343
5301.771
9209.990
4167.343
9209.990
9209.990
32.348
df
1
2
3
6
2
6
6
24
Mean Square
F
126669.555
60.792
2083.672a
1767.257
1.151
b
1534.998
2083.672
1.357
b
1534.998
1534.998 1138.857
1.348c
a. MS(pH)
b. MS(suhu * pH)
c. MS(Error)
Source
Intercept
suhu
pH
suhu * pH
Error
Var(pH)
Variance Component
Var(suhu *
pH)
Var(Error)
12.000
3.000
1.000
.000
12.000
.000
.000
3.000
3.000
3.000
.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Quadratic
Term
Intercept,
suhu
suhu
pH
1
2
3
4
1
2
3
9
9
9
9
12
12
12
Sig.
.016
.402
.326
.000
Source
Corrected Model
Intercept
suhu
pH
suhu * pH
Error
Total
Corrected Total
df
11
1
3
2
6
24
36
35
Mean Square
1698.100
126669.555
1767.257
2083.672
1534.998
1.348
F
1259.866
93979.552
1311.175
1545.932
1138.857
Waller-Duncan
Subset
suhu
1
4
3
2
1
38.6100
9
9
9
9
62.9322
67.1167
68.6122
pH
Homogeneous Subsets
data
Waller-Duncan
pH
3
2
1
a,b
N
12
12
12
1
44.9058
Subset
2
62.2975
70.7500
Sig.
.000
.000
.000
.000
.000
Lampiran 3
NO SAMPEL
KODE
SAMPEL
JENIS
SAMPEL
PENGIRIM
TGL ANALISA
PARAMETER
HASIL
417
IA
:
:
:
:
:
Isolat/Padatan
Sdr. Erna(UIN)
25-08-2009
Identifikasi Bakteri
Hasil Identifikasi Bakteri
JENIS TES
BGP
SPORA
FERMENT GULAGULA
Arabinosa
Fruktosa
Glukosa
Laktosa
Maltosa
Mannitol
Raffinosa
Rhamnosa
Salicin
Sorbitol
Sukrosa
Xylosa
SUHU
PERTUMBUHAN
0
25 C
0
35 C
0
40 C
0
45 C
UJI NaCl
3%
4%
6,5%
10%
TUMBUH DI
Nutrient Broth
MCA
TSI
CITRAT
INDOL
MR
VP
UJI KARAKTERISTIK
Katalase
HASIL
POSITIF
NEGATIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
NEGATIF
A/A,H2S-,GNEGATIF
NEGATIF
NEGATIF
NEGATIF
POSITIF
NO SAMPEL
KODE
SAMPEL
JENIS
SAMPEL
PENGIRIM
TGL ANALISA
PARAMETER
HASIL
Motilitas
Oksidase
Proteolitik
Amilolitik
Lipolitik
DX. LAB.
418
IB
:
:
:
:
:
Isolat/Padatan
Sdr. Erna(UIN)
25-08-2009
Identifikasi Bakteri
Hasil Identifikasi Bakteri
JENIS TES
BGP
SPORA
FERMENT GULAGULA
Glukosa
Xylosa
Mannitol
Laktosa
Sukrosa
Maltosa
Arabinosa
SUHU
PERTUMBUHAN
0
25 C
0
37 C
0
40 C
0
45 C
TUMBUH DI
Nutrient Broth
MCA
TSI
CITRAT
INDOL
MR
VP
Motilitas
Starch hydrolysis
PENICILLIN
BETA-HEMOLISA
Katalase
Oksidase
Reduksi Nitrat
NEGATIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
L.plantarum
HASIL
POSITIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
A/A,H2SNEGATIF
NEGATIF
NEGATIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
SENSITIV
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
NEGATIF
Reduksi Methylene
Blue
DX. LAB.
JENIS TES
BGP
SPORA
FERMENT GULA-GULA
Glukosa
Xylosa
Mannitol
Laktosa
Sukrosa
Maltosa
Arabinosa
SUHU PERTUMBUHAN
0
25 C
0
37 C
0
40 C
0
45 C
TUMBUH DI
Nutrient Broth
MCA
TSI
CITRAT
INDOL
MR
VP
Motilitas
Starch hydrolysis
PENICILLIN
BETA-HEMOLISA
Katalase
Oksidase
Reduksi Nitrat
Reduksi Methylene Blue
DX. LAB.
NEGATIF
B. subtilis
HASIL
POSITIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
A/A,H2SNEGATIF
NEGATIF
NEGATIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
SENSITIV
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
NEGATIF
NEGATIF
B. subtilis
JENIS TES
BGP
SPORA
FERMENT GULAGULA
Glukosa
Xylosa
Mannitol
Laktosa
Sukrosa
Maltosa
Arabinosa
SUHU
PERTUMBUHAN
0
25 C
0
37 C
0
40 C
0
45 C
TUMBUH DI
Nutrient Broth
MCA
TSI
CITRAT
INDOL
MR
VP
Motilitas
Starch hydrolysis
PENICILLIN
BETA-HEMOLISA
Katalase
Oksidase
Reduksi Nitrat
Reduksi Methylene
Blue
DX. LAB.
HASIL
POSITIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
NEGATIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
NEGATIF
A/A,H2SNEGATIF
NEGATIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
RESISTEN
POSITIF
POSITIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
B. mycoides
Lampiran 4
Data sebelum
perlakuan
Suhu
I
S0
2,68
S1
2,46
S2
3,12
S3
4,04
p1
II
3,02
2,56
3,55
4,6
Data setelah
perlakuan
Suhu
I
S0
57,1
S1
88
S2
93
S3
56,2
p1
II
60,2
85,2
92,9
57
Data
Suhu
S0
S1
S2
S3
I
54,42
85,54
89,88
52,16
keterangan :
SO =
27oC
S1 = 35
p1
II
57,18
82,64
89,35
52,4
P1 =
6,5
P2 =
5,5
P3 =
4,5
III
3,09
2,27
3,07
4,06
III
62
86
92,6
57,32
III
58,91
83,73
89,53
53,26
S2 = 45 C
S3 = 55 C
* Seluruh data berpangkat
10
I
5,62
2,33
2,67
1,6
p2
II
2,93
2,6
2,8
2,0
I
30,3
86
83,2
60,81
p2
II
27
90
83
60,04
I
24,68
8367
80,53
59,21
p2
II
24,07
87,4
80,2
58,04
III
5,06
3,23
3,5
1,9
III
28,86
90,3
83,7
60,6
III
23,8
87,07
80,2
58,7
p3
II
4,98
2,7
2,99
6,3
III
4,5
3,28
3,14
5,4
38
37,3
34,7
83,4
p3
II
39,97
38
34,1
84,72
III
39,0
41
34,8
82,4
I
34,94
34,44
31,59
77,2
p3
II
34,99
35,3
31,11
78,42
III
34,5
37,72
31,66
77
I
3,06
2,86
3,11
6,2
Lampiran 5
a. Autoklaf
b. Inkubator
c. Laminar airflow
d. Mikropipet
e. Penuangan bakteri
i. Isolasi bakteri pada MRSA miring l. Isolat Bakteri Pada MRSA miring
n. Shacker Waterbath