x1 Aplikasi Thyristor Dan SCR
x1 Aplikasi Thyristor Dan SCR
htm
APLIKASI THYRISTOR DAN SCR`
April 18, 2014
Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan alat semikonduktor empat lapis (PNPN) yang
menggunakan tiga kaki yaitu anoda (anode), katoda (cathode), dan gerbang (gate) dalam
operasinya. SCR adalah salah satu thyristor yang paling sering digunakan dan dapat melakukan
penyaklaran untuk arus yang besar.
Gambar 5 Aplikasi SCR sebagai kontrol output suplai daya pada motor DC
Ketika SCR dihubungkan pada sumber tegangan AC, SCR dapat juga digunakan untuk merubah atau
mengatur jumlah daya yang diberikan pada beban. Pada dasarnya SCR melakukan fungsi yang sama
seperti rheostat, tetapi SCR jauh lebih efisien. Gambar 5 menggambarkan penggunaan SCR untuk
mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC.
Rangkaian dasar: SCR, beban (RL), dan sumber tegangan (Us) diperlihatkan pada gambar 1.a),
sedangkan gambar 1.b) memperlihatkan bahwa pada sudut konduk SCR = 1200 maka sudut picu =
600 (interval 1800 adalah sudut konduk+ sudut picu)
2.
Semi-konverter Thyristor
Semi-konverter thyristor merupakan sistem penyearah 1 fasa gelombang penuh atau konverter 1
fasa terkendali gelombang penuh (Half Controlled Single-phase Bridge Rectifier), yaitu penyearah
jembatan (bridge rectifier) yang menggunakan 2 buah thyristor (SCR) dan 2 buah dioda yang
diatur/dikendalikan kondukfitasnya melalui pemicu.
Gambar 2. dan gambar 3. berikut ini menunjukkan prinsip kerja semi-konverter thyristor
1 fasa tersebut.
Pada interval gelombang positive tegangan sumber (A+ dan B-), arus akan mengalir melalui
rangkaian seri : dari titik A -> dioda D1 ->Load -> thyristor T1 -> titik B, selanjutnya dengan adanya
sinyal picu (trigger) maka thyristor T1 konduksi pada wt = sudut picu. Dalam interval ini dioda
D2 dan thyristor T2 kondisi reverse bias.
Pada interval gelombang negative berikutnya (A- dan B+), arus akan mengalir melalui rangkaian
seri : dari titik B -> dioda D2 -> Load -> thyristor T2 -> titik A, selanjutnya dengan adanya sinyal
picu (trigger) maka thyristor T2 konduksi pada phi + wt = sudut picu. Dalam interval ini dioda D1
dan thyristor T1 kondisi reverse bias.
Demikian seterusnya sehingga diperoleh output tegangan DC gelombang penuh yang dapat diatur
(UDC variabel), melalui pengendalian thyristor T1 dan T2.
Dioda Dm
disebut freewheeling dioda bersifat optional dalam rangkaian, Dm sangat diperlukan
khususnya jika beban bersifat induktif. Apabila Um adalah tegangan maksimum dari UAC, maka
tegangan keluaran rata-rata UDC adalah :
UDC dapat diatur dari 0 volt sampai dengan vot melalui pengendalian a;
(nilai a adalah 0 < a < p). Dari persamaam tersebut maka tegangan keluaran adalah nol apabila a =
1800 dan akan menjadi maksimum apabila a = 00.
3.
Rangkaian Pemicu (Trigger) pada Frekuensi AC-50 Hz
Pemanfaatan UJT secara konvensional sebagai pemicu SCR melalui rangkaian relaxation osilator
merupakan pilihan yang tepat, rangkaian relaxation oscillator uni junction transistor (RO-UJT)
dirancang agar sinyal/pulsa yang dihasilkan senantiasa sinkron terhadap interval tegangan sumber
AC (power supply), serta mampu menghasilkan daerah pengaturan sudut penyalaan (a) atau sudut
(j) konduksi antara 00 sampai dengan 1800, rangkaiannya sebagaimana pada gambar 4 berikut:
Untuk menghasilkan sinyal picu yang tetap sinkron terhadap perioda tegangan sumber AC (Us),
maka tegangan pencatu rangkaian RO-UJT adalah tegangan dc rata yang secara periodik off dan
sinkron terhadap Us tersebut. Hal ini dapat dipenuhi melalui rangkaian seri tahanan (R z) dan zener
dioda (Dz) yang dihubungkan pada sumber dc gelombang penuh hasil penyearahan Us melalui dioda
jembatan DB, selanjutnya tegangan output Dz (= Uz) digunakan sebagai pencatu RO-UJT yaitu titik
C-D..
Berikut ini rancangan / perhitungan / pendekatan untuk menentukan komponen rangkaian pemicu
1.
Penyearah gelombang penuh menggunakan dioda bridge (DB).
DB menyearahkan tegangan sumber AC 220 volt dan dibebani rangkaian RO-UJT yang memerlukan
arus maksimum 50 mA, maka tegangan kerja DB > (1,41 x 220 V) dan arus kerja > 50 mA; DB = 400
V / 500mA.
2.
Zener dioda (Dz) dan tahanan depan zener (Rz),
Tegangan bias RO-UJT = 12 V, maka Rz dan Dz sebagai berikut :
Untuk perancangan range frekuensi dan stabilitas RO-UJT, ditetapkan CE = 0,1 mF, dan R2 =
560 W.
4. Pengontrolan Beban dc / ac
Perhatikan rangkaian pada gambar 5.a dan 5.b, pada dasarnya merupakan pengontrol dc gelombang
penuh, disebut pengontrol dc/ac karena dapat digunakan untuk mengendalikan beban ac maupun
beban dc, yang selanjutnya biasa dinamakan Uni-bi directional full wave controll .
Sumber:
http://andihasad.wordpress.com/2011/12/04/silicon-controlled-rectifier-scr/ 16 April 2014 21:00
Hasad Andi, 2011. Materi Kuliah Elektronika Industri, Teknik Elektro, UNISMA Bekasi
Malvino A.P., 2003. Prinsip-prinsip Elektronika, Salemba Teknika, Jakarta
Petruzella F.D., 2001. Elektronik Industri, Andi Yogyakarta
http://skemarangkaianpcb.com/rangkaian-solid-state-relay-220vac-500w/ 16 April 2014 21:30
http://www.tedcbandung.com/tedc2011/index.php?page=50&idb=217 17 april 2014 21:00