Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN MATA PADA GLAUKOMA

Penderita glaukoma sering tidak merasakan gejala dini adanya glaukoma sehingga
pemeriksaan mata merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui adanya
glaukoma.
Diagnosa glaukoma hanya bisa dibuat setelah melakukan beberapa uji pada mata,
yang meliputi :

Membuat anamnesis pribadi atau riwayat pada keluarga.

Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata dengan tonometer atau alat


pengukur tekanan bola mata lainnya. Dengan alat ini dilakukan penekanan
halus pada permukaan bola mata setelah diberikan obat tetes anestesi
mata.

Oftalmoskop dengan pupil yang sedikit lebar, maka akan terlihat


kerusakan saraf optik.

Perimetri dilakukan untuk melihat keadaaqn lapang pandang. Dengan cara


ini akan diketahui beratnya kerusakan lapang pandang akibat tekanan bola
mata yang tidak normal atau tinggi.

Pemeriksaan gonioskopi.

Tes provokasi.

Tonometri
Tonometri digunakan untuk mengukur besarnya tekanan intraokuler. Ada 3
macam tonometri :
1. Cara digital
Pasien diminta melihat ke bawah, kemudian pada tarsus palpebra yang keras
pindah ke depan mata, sehingga pada palpasi yang teraba tarsusnya dan memberi
kesan keras. Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai :
TIO (Tekanan intra Okuler) : N

normal

N-1 agak rendah


N+1 agak tinggi

N+2 tinggi
2. Tonometer Schiotz
Penderita berbaring tanpa bantal, kemudian matanya ditetesi pantokain 1-2% satu
kali. Minta penderita melihat lurus ke atas dan letakkan tonometer di puncak
kornea. Jarum tonometer akan bergerak di atas skala dan menunjuk pada satu
angka di atas skala tersebut.
3. Tonometer aplanasi Goldman
4. Gonioskopi
Merupakan alat untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan
gonioskopi dapat dibedakan glaukoma sudut terbuka atau sudut terutup, juga
dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke depan (peripheral
anterior sinechiae). Dengan alat ini dapat pula diramalkan apakah suatu sudut
akan mudah tertutup di kemudian hari. Iris yang datar akan disinari secara merata,
ini berarti sudut bilik mata depan terbuka.
5. Oftalmoskopi
Yang harus diperhatikan adalah papil, dimana mengalami perubahan penggaungan
(cupping) dan degenerasi saraf optik (atrofi). Yang harus diwaspadai terhadap
ekskavasio glaukoma, bila :
-

terdapat penggaungan lebih dari 0,3 diameter papil, terutama bila diameter
vertikal lebih besar daripada diameter horizontal.

Penggaungan papil yang tidak simetris antara mata kanan dan mata kiri.

Bila penggaungan cukup tinggi, akan terlihat pulsasi arteri.`

6. Pemeriksaan lapang pandang


Pasien duduk dengan satu mata ditutup sedang mata lain menatap sebuah titik di
pusat sauatu alat yang berbentuk parabola yang disebut kampineter atau
perimeter. Sebuah sumber cahaya kecil dipindah-pindahkan dan bila mata tidak
terlihat titik tersebut maka pasien diminta menekan tombol yang akan
memberikan suatu bunyi. Dengan cara ini maka akan terpapar suatu lapang
pandang yang dapat dilihat pada parabola.
Akan terlihat juga daerah bercak hitam pada lapang pandang, titik buta, ataupun
pulau lapangan pandang yang dapat dilihat.

7. Tes provokasi
1. Tes minum air : penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan selama 24jam.
Kemudian disuruh minum 1L air dalam 5 menit. Lalu tekanan intraokuler
diukur setiap 15menit selama 1,5jam. Kenaikan tekanan 8mmHg dianggap
mengalami glaukoma.
2. Pressure congestion test : Pasang tensimeter pada ketinggian 50-60 mmHg,
selama 1 menit. Kemudian ukur tekanan intraokuler. Kenaikan 9 mmHg atau
lebih mencurigakan, sedangkan bila lebih dari 11 mmHg pasti patologis.
3. Kombinasi tes air minum pengan pressure congestion test : Setengah jam
setelah tes minum air dilakukan pressure congestion test. Kenaikan 11 mmHg
mencurigakan, sedangkan kenaikan 39 mmHg atau lebih pasti patologis.
4. Tes Steroid : ditetesi larutan dexamethasone 3-4 dd gt1, selama 2 minggu.
Kenaikan tekanan intraokuler 8 mmHg menunjukkan glaukoma.

PENGOBATAN GLAUKOMA SUDUT TERBUKA


Glaukoma sudut terbuka biasanya diobati dengan obat tetes mata. Jenis obat tetes
ini bermacam-macam tergantung berat dan ringan tekanan yang harus diatasi. Bila
tekanan bola mata tidak turun setelah pengobatan dengan obat tetes mata maka
pengobatan tambahan diberikan dengan tablet yang dimakan. Bila pengobatan tidak
menghasilkan perbaikan, dapat dilakukan laser. Pengobatan sebaiknya diikuti dengan
mengatur gizi, tekanan darah dan berat badan.
Sebetulnya glaukoma tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan adalah
mengontrol tekanan bola mata sehingga tidak memberikan kerusakan pada saraf optik
dan lapang pandangan. Walaupun pengobatan telah memadai, pasien glaukoma perlu
diperiksa secara teratur dan memakai obat antiglaukoma seumur hidup.
Umumnya glaukoma dapat dikontrol dengan pengobatan. Cara pengobatan lain
dapat memegang peranan pada glaukoma yaitu pembedahan.
I. Medikamentosa
Obat-obat yang digunakan untuk glaukoma :

1. Parasimpatomimetik : miotika, memperbesar outflow


a. pilokarpin 2-4%, 3-6 dd 1 tetes sehari
b. Eserin -%, 3-6 dd 1 tetes sehari
Efek samping : meskipun hanya sedikit yang diabsorpsi ke dalam sirkulasi
sistemik, dapat terjadi mual dan nyeri abdomen. Dengan dosis yang lebih
tinggi dapat menyebabkan keringat yang berlebihan, salivasi, tremor,
bradikardi, hipotensi.
2. Simpatomimetik : mengurangi produksi humor akuous

Epinefrin 0,5-2%, 2 dd 1 tetes sehari

Efek samping : pingsan, menggigil, berkeringat, sakit kepala, hipertensi.


3. Beta-blocker (penghambat beta) : menghambat produksi humor akuous.

Timolol maleat 0,25-0,5%, 1-2 dd 1 tetes sehari.

Efek samping : hipotensi, bradikardi, sinkop, halusinasi, kambuhnya asma,


payah jantung kongestif, diare, impoten.
4. Carbon anhydrase inhibitor : menghambat produksi humor akuous

Asetazolamide 250mg, 4 dd 1 tablet

Pemberian obat ini dapat menimbulkan poliuria


Efek

samping

anorexia,

muntah,

mengantuk,

trombositopeni,

granulositopeni, kelainan ginjal.


5. Analog Prostaglandin : meningkatkan pengeluaran cairan mata mlalui saluran
alternatif yang disebut sebagai uveoscleral outflow. Obat tersebut yaitu
Latanoprost 1 kali sehari. Lima persen dari penderita, warna irisnya akan
bertambah gelap.

II. Operasi
Pada umumnya operasi ditangguhkan selama mungkin dan baru dilakukan bila :
1. Tekanan intraokuler tak dapat dipertahankan di bawah 22 mmHg
2. lapang pandangan terus mengecil
3. orang sakit tak dapat dipercaya tentang pemakaian obatnya
4. tidak tersedia obat-obat yang diperlukan.

Prinsip operasi : fistulasi, membuat jalan baru untuk mengeluarkan humor akueus, oleh
karena jalan yang normal tak dapat dipakai lagi.
Macam-macam operasi :
1. Trabekuloplasti laser
Penggunaan laser (biasanya argon) untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu
goniolensa ke jalinan trabekular dapat mempermudah aliran keluar humor akuous
karena efek luka bakar tersebut pada jalinan trabekular dan kanalis schlemm serta
terjadinya proses-proses selular yang meningkatkan fungsi jalinan trabekular.
Teknik ini dapat diterapkan bagi bermacam-macam bentuk glaukoma sudut
terbuka.
2. Bedah drainase Glaukoma
Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase
normal sehingga terbentuk akses langsung humor akuous dari kamera anterior ke
jaringan subkonjungtiva atau orbita, dapat dibuat dengan trabekulotomi atau
insersi selang drainase. Penyulit utama trbekulotomi adalah kegagalan blebakibat
fibrosis jaringan episklera. Hal ini ebih mudah terjadi pada pasie usia muda,
pasien berkulit hitam, dan pasien yang pernah menjalani bedah drainase glaukoma
atau tindakan bedah lain yang melibatkan jaringan episklera. Terapi adjuvan
dengan antimetabolit misalnya fluorourasil dan mitomisin berguna untuk
memperkecil resiko kegagalan bleb.
Penanaman selang silikon untuk membentuk saluran keluar permanen bagi
humor akuous adalah tindakan alternatif untuk mata yang tidak membaik dengan
trabekulotomi, atau kecil kemungkinannya berespon terhadap trabekulotomi,
yaitu kebanyakan dari pasien yang mengalami glaukoma sekunder.
Sklerostomi laser holmium adalah suatu tindakan baru yang menjanjikan
sebagai alternatif bagi trabekulotomi.
3. Tindakan siklodestruktif

Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi alasan untuk


mempertimbangkan tindakan destruksi korpus siliaris dengan laser atau bedah
untuk mengontrol tekanan intraokular.

Anda mungkin juga menyukai