SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran
Farrah Erman
0910.211.107
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM
2013
PENGESAHAN DEKAN
Skripsi diajukan oleh :
Nama
: Farrah Erman
NRP
: 091.0211.107
Program Studi
: Sarjana Kedokteran
Judul Skripsi
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengesahkan,
PENGESAHAN
KETUA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN
: Farrah Erman
NRP
: 091.0211.107
Program Studi
: Sarjana Kedokteran
Judul Skripsi
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal Ujian : 4 Maret 2013
PERNYATAAN ORISINALITAS
Nama
: Farrah Erman
NRP
: 091.0211.107
Tanggal
: 4 Maret 2013
Tanda Tangan
: Farrah Erman
NRP
: 091.0211.107
Fakultas
: Kedokteran
Program Studi
: Sarjana Kedokteran
Jenis Karya
: Skripsi
ANTARA
USIA,
JENIS
KELAMIN,
LAMA
(Farrah Erman)
PRAKATA
Puji syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, skripsi dengan judul HUBUNGAN
ANTARA USIA, JENIS KELAMIN, LAMA PERAWATAN, DAN SKOR
APACHE II TERHADAP INSIDENSI KASUS VENTILATOR ASSOCIATED
PNEUMONIA DI ICU RSPAD GATOT SOEBROTO PERIODE JANUARI
2012 DESEMBER 2012 dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini secara khusus saya ingin mengucapkan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada dr. Imam Soekoeno, Sp.P, Sp.KP
dan dr. Chairunan Hasbullah, MARS pembimbing yang telah memberikan
petunjuk, pengarahan dan nasehat yang sangat berharga didalam penyusunan
sampai dengan selesainya skripsi ini.
Selanjutnya tidak lupa penulis juga menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, ketabahan, kesabaran,
serta kemudahan dalam pembuatan skripsi ini.
2. Erman Soehardjo, SH, MH dan Nafisah Hasan sebagai orang tua yang
selalu mendukung dan membantu dalam segala hal, serta memberikan
semangat, doa, dan kasih sayang.
3. Brigadir Jenderal TNI (Purn) dr. Buddy H.W. Utoyo, MARS selaku
dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Veteran Jakarta.
4. dr. Hartono selaku pembimbing lapangan, atas arahan dan masukan
dalam pengambilan data dan penelitian sampai penyusunan skripsi ini.
5. dr. Karina Yudithya yang telah membantu kelancaran pembuatan skripsi
ini.
6. Arby Pratama, yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, dan
pengertiannya dalam penyusunan skripsi ini.
7. Semua dosen yang pernah mengajar Community Research Programme
mulai dari tingkat 1 sampai tingkat 4 sehingga penulis memperoleh ilmu
yang bermanfaat akan statistik dan penyusunan skripsi.
(Farrah Erman)
: Farrah Erman
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Telp
: 021 84590964
No Hp
: 085695090002
: farraherman@gmail.com
Alamat Rumah
KELUARGA
Orangtua
Ayah
Ibu
: Nafisah Hasan
Saudara Kandung
Adik
: Miqdad Erman
Mizzi Maqdizi Erman
PENDIDIKAN FORMAL
2006 2009
2003 2006
1999 2003
1997 1999
1995 1997
PENGALAMAN ORGANISASI
2001 2007
2009 2010
2010 2011
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN DEKAN .........................................................
ii
iii
iv
PRAKATA ......................................................................................................
vi
viii
ix
xii
xiv
xv
ABSTRACT ......................................................................................................
xvi
RINGKASAN ..................................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang ..........................................................................................
I.4.3. Masyarakat..................................................................................
10
12
14
17
19
22
24
25
25
26
29
30
30
31
31
31
31
31
31
32
32
32
32
32
32
33
34
34
35
10
35
37
37
38
41
43
BAB V PENUTUP
V.1. Kesimpulan .............................................................................................
46
46
46
46
47
48
LAMPIRAN ...................................................................................................
51
11
DAFTAR TABEL
TABEL 1
TABEL 2
TABEL 3
20
TABEL 4
27
TABEL 5
28
TABEL 6
33
TABEL 7
TABEL 8
TABEL 9
38
38
TABEL 10
39
TABEL 11
TABEL 12
40
TABEL 13
39
41
TABEL 14
41
12
42
TABEL 15
13
43
DAFTAR BAGAN
BAGAN 1
16
BAGAN 2
30
BAGAN 3
31
BAGAN 4
35
14
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
51
LAMPIRAN 2
52
LAMPIRAN 3
53
LAMPIRAN 4
54
LAMPIRAN 5
61
LAMPIRAN 6
66
15
ABSTRACT
Farrah Erman. The Correlation Between Age, Sex, Duration of Treatment, and
APACHE II Score on Ventilator Associated Pneumoniae Case Incidence in the
Intensive Care Unit
16
ABSTRAK
17
RINGKASAN
FARRAH ERMAN. Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Lama Perawatan,
dan Skor APACHE II Terhadap Insidensi Kasus Ventilator Associated
Pneumoniae di ICU RSPAD Gatot Soebroto Periode januari 2012 Desember
2012. Dibimbing oleh dr. IMAM SOEKOESNO, Sp.P, Sp. KP dan dr.
CHAIRUNAN HASBULLAH, MARS.
Ventilator associated pneumoniae adalah pneumonia yang terjadi lebih dari
48 jam setelah pemasangan intubasi endotrakeal dan atau penggunaan ventilasi
mekanik. VAP merupakan infeksi nosokomial yang sering terjadi di ruang rawat
intensif (ICU). Faktor risiko VAP diklasifikasikan menjadi 3, yaitu faktor risiko
terkait pejamu, terkait pengobatan, dan terkait infeksi. Usia dan jenis kelamin
merupakan faktor risiko terkait pejamu. Sedangkan penggunaan ventilator atau
intubasi endotrakeal merupakan faktor risiko terkait pengobatan. Lama
perawatan juga dapat menimbulkan risiko tersendiri terhadap infeksi
nosokomial. Karena dengan semakin lamanya perawatan meningkatkan waktu
transisi patogen. Skor APACHE II sendiri merupakan penghitungan berbagai
macam faktor risiko yang dimiliki oleh pasien sehingga dapat menentukan
beratnya penyakit yang dialami pasien saat ini sebagai salah satu faktor risiko
terkait pejamu.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Data yang digunakan adalah
data sekunder berupa rekam medis. Penelitian dilakukan di ICU RSPAD Gatot
Soebroto, populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang menggunakan
intubasi endotrakeal dan atau ventilasi mekanis periode Januari 2012
Desember 2012. Sedangkan sampel penelitian adalah pasien yang terdiagnosis
VAP yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling dengan
sampel jenuh. Sampel penelitian berjumlah 251 pasien. Desain penelitian yang
digunakan adalah Cross Sectional.
Pada penelitian ini digunakan uji statistik chi square. Terdapat hubungan
yang bermakna antara faktor usia terhadap kejadian VAP dengan (p : 0,024),
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor jenis kelamin dengan
kejadian VAP (p : 0,071), terdapat hubungan yang bermakna antara faktor lama
18
19
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Ventilator-associated pneumoniae (VAP) merupakan infeksi nosokomial
yang sering terjadi pada pasien yang dirawat di ICU. VAP adalah pneumonia
yang terjadi pada pasien setelah intubasi endotrakeal terutama pada pasien yang
menggunakan ventilasi mekanis (Masterton et al., 2008; Vincent et al., 2010).
VAP berhubungan dengan meningkatnya angka kesakitan (morbidity),
angka kematian (mortality) dan biaya kesehatan. Pneumonia nosokomial terjadi
pada 5-10 kasus per 1000 pasien yang masuk ke rumah sakit dan menjadi 6-20
kali lebih tinggi pada pasien yang menggunakan alat bantu napas mekanis.
Kejadian pneumonia nosokomial dijumpai pada hampir 25% dari semua kasus
infeksi di ICU, dan 90% terjadi pada penggunaan ventilator mekanik (Rahman,
2006). 19% pasien yang mendapat ventilasi mekanik di ruang rawat intensif
(ICU) di 19 rumah sakit di Belanda terkena VAP.
Risiko tertinggi terjadinya VAP adalah pada hari-hari awal perawatan di
rumah sakit, dan diperkirakan menjadi 3%/hari selama 5 hari pertama
penggunaan ventilasi mekanik, 2%/hari pada 5-10 hari penggunaan ventilasi
mekanik, dan 1%/hari pada hari sesudahnya (American Thoracic Society, 2005).
Angka kematian pada pneumonia nosokomial berkisar 20-50% (Garc a-Leoni et
al., 2010). Angka kematian ini meningkat pada pneumonia yang disebabkan
P.aeruginosa atau yang mengalami infeksi sekunder. Angka kematian pasien
pada pneumonia yang dirawat di istalansi perawatan intensif meningkat 3-10
kali dibandingkan dengan pasien tanpa pneumonia. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa lama perawatan meningkat 2-3 kali dibandingkan pasien
tanpa pneumonia, hal ini tentu akan meningkatkan biaya perawatan di rumah
sakit. Rata-rata lama perawatan akan bertambah 7-9 hari akibat VAP (American
Thoracic Society, 2005).
Berdasarkan data Riskesdas 2007 prevalensi nasional pneumonia secara
umum di Indonesia menurut diagnosa dan gejala adalah 2,13% ( rentang 0,8% 5,6%). Angka kejadian sebenarnya dari pneumonia nosokomial di Indonesia
20
tidak diketahui disebabkan antara lain data nasional tidak tersedia dan data yang
ada hanya berasal dari beberapa rumah sakit swasta dan pemerintah, serta
angkanya sangat bervariasi. Selain itu data yang ada dianggap belum
mencerminkan infeksi nosokomial karena tidak dilakukan foto toraks pada saat
pasien masuk ruang rawat intensif (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2005).
Penggunaan ventilator mekanis meningkatkan risiko terjadinya VAP
diakibatkan karena terbawanya mikroorganisme dari orofaring saat masuknya
tuba endotrakeal ke dalam trakea saat intubasi (Tablan et al., 2003). Intubasi
endotrakeal dapat menyebabkan mikroaspirasi akibat adanya sekret yang
berkumpul di bawah manset tuba. Adapun peralatan yang menjadi faktor risiko
VAP adalah termasuk selang endotrakeal, sirkuit ventilator, dan adanya selang
nasogastrik atau orogastrik (Augustyne, 2007).
Patogen penyebab pneumonia nosokomial dapat berbeda antara satu rumah
sakit dengan lainnya, bahkan antara ruang rawat biasa dengan ruang rawat
intensif di satu rumah sakit. Patogen yang umum menginfeksi pasien yang
menggunakan ventilasi mekanis di ruang rawat intensif yaitu bakteri Gram
negatif, seperti P. aeruginosa, Proteus sp, Acitenobacter sp, dan Staphylococcus
aureus. Patogen penyebab VAP bervariasi terkait banyak faktor, termasuk durasi
penggunaan ventilasi mekanis, lama perawatan di ICU, adanya komorbiditas
(penyakit paru, penyakit kardiovaskuler, imunosupresi), dan penggunaan
antibiotik sebelumnya (Vincent et al., 2010)
Usia adalah variabel terpenting dari faktor host karena mempengaruhi
imunitas dan perubahan daya tahan tubuh sehingga sangat mempengaruhi
tingkat kejadian penyakit. Hal inilah yang menyebabkan peningkatan resiko
terjadinya pneumonia nosokomial seiring dengan dengan meningkatnya usia
(Price dan Wilson, 2006).
Waktu merupakan variabel epidemiologi penting dan salah satu faktor
risiko untuk infeksi patogen spesifik dan prognosis pasien. Onset awal VAP
(antara 2 5 hari) biasanya mempunyai prognosis lebih baik dan patogen yang
lebih sedikit daripada VAP dengan onset yang lebih lama (>5 hari) yang
umumnya diakibatkan oleh patogen multi drug resistant (MDR) yang berkaitan
21
22
2. Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin pasien dengan kejadian Ventilator
associated pneumoniae (VAP) di ICU RSPAD Gatot Soebroto periode Januari
Desember 2012?
3. Apakah terdapat hubungan antara lama rawat pasien dengan kejadian Ventilator
associated pneumoniae (VAP) di ICU RSPAD Gatot Soebroto periode Januari
Desember 2012?
4. Apakah terdapat hubungan antara skor APACHE II pasien dengan kejadian
Ventilator associated pneumoniae (VAP) di ICU RSPAD Gatot Soebroto periode
Januari Desember 2012?
23
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Landasan Teori
II.1.1. Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah suatu peradangan parenkim paru yang berasal dari suatu
infeksi (Price dan Wilson, 2006). Pneumonia ditandai dengan peradangan dari
parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat (Rahman, 2006).
Pneumonia sering dihadapi oleh perawat keperawatan kritis ketika infeksi
tersebut memperberat kondisi penyakit yang serius atau menyebabkan gawat
nafas (Morton et al., 2011).
II.1.2. Klasifikasi Pneumonia
Skema klasifikasi gabungan klinis yang saat ini digunakan secara umum
merupakan klasifikasi klinis gabungan dengan mengidentifikasi faktor resiko
seseorang saat pertama kali datang untuk pemeriksaan medis. Keuntungan dari
klasifikasi ini adalah dapat memandu dalam pemilihan perawatan awal yang
tepat, bahkan sebelum mikrobiologi penyebab pneumonia tersebut diketahui
sehingga memudahkan pengobatan.
Terdapat dua kategori pneumonia dalam skema ini: community-acquired
pneumoniae (pneumonia komunitas) dan hospital-acquired pneumoniae
(pneumonia nosokomial).
1) Community acquired pneumoniae
25
26
Jumlah
Persen
Klebsiella
40
24,5%
Pseudomonas
37
22,7%
Acinetobacter
21
12,8%
Klebsiella spp
18
11%
Pseudomonas spp
10
6,1%
Acinetobacter spp
10
6,1%
S. aureus
5,5%
E. coli
5,5%
P. aeruginosa
3%
Streptococcus spp
1,8%
Enterobacter spp
0,6%
Jumlah
163
100%
seperti
S.pneumoniae, H.influenza, S.aureus sensitif-metisilin. Sedangkan VAP awitanlanjut diakibatkan oleh P.aeruginosa, S.aureus resisten-metisilin, Acitenobacter
spp strain kuman yang merupakan kuman patogen yang multi drug resisten
27
Streptococcus pneumonia
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus
Haemophilus influenza
Acinetobacter spp.
(24,4%)
Moraxella catarrhalis
Enterobacter spp.
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus Resisten
(16,3%)
Metisilin aureus
28
Fungsi paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada
pernapasan melalui paru atau pernapasan eksterna, oksigen diambil melalui
hidung dan mulut, pada waktu pernapasan, oksigen masuk melalui trakea dan
bronkiolus ke alveoli, dan dapat erat berhubungan dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris.
29
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paruparu menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak
darah datang di paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2,
jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri
bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang
dengan demikian terjadi mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
2. Pernapasan Jaringan atau Pernapasan Interna
Darah
yang
telah
menjenuhkan
hemoglobinnya
dengan
oksigen
30
d.
31
II.1.6. Patogenesis
Mekanisme pertahanan tubuh dapat terganggu oleh beberapa faktor risiko.
Patogen paru dapat mencapai paru melalui empat rute (Mcphee dan Ganong,
2010):
1) Inhalasi langsung droplet infeksius
32
33
berkolonisasi
di
orofaring
lebih
mudah
teraspirasi
ke
percabangan
trakeobronkus.
utama
bakteri
memasuki
paru
adalah
melalui
aspirasi
mikroorganisme dari orofaring. Aspirasi sering kali terjadi (>45%) pada individu
yang sehat ketika tidur. Risiko aspirasi yang signifikan dari segi klinis
meningkat pada pasien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran atau
disfagia, pada pasien yang terpasang slang endotrakea atau slang enteral, atau
pasien yang mendapat makan secara enteral. Sebagai contoh, aspirasi lebih
35
sering terjadi (>70%) dan lebih ekstensif pada pasien yag mengalami penurunan
tingkat kesadaran.
Kolonisasi orofaring dan trakeobronkial oleh bakteri Gram-negatif dimulai
saat adanya perlekatan mikroorganisme terhadap sel epitel inang. Perlekatan di
sebabkan multi faktor yang berhubungan dengan bakteri (adanya phili, silia,
kapsul, atau produksi elastase atau musinase), sel inang (permukaan protein dan
polisakarida) dan lingkungan (pH dan sekresi musin). Beberapa faktor seperti
malnutrisi dan pasca operasi dapat meningkatkan potensi perlekatan oleh bakteri
Gram-positif (Tablan et al., 2003).
II.1.7. Faktor risiko VAP
Sejumlah faktor risiko meningkatkan kemungkinan pneumonia melalui
satu dari beberapa mekanisme yang teridentifikasi pada model teoritis. Faktor
risiko untuk VAP dikelompokkan menjadi 3 kategori : faktor risiko terkaitpejamu, faktor risiko terkait-pengobatan, dan faktor risiko terkait-infeksi.
1. Faktor risiko terkait-pejamu
a. Pertambahan usia (> 65 tahun)
Pertambahan
usia
mencerminkan
proses
penuaan
tubuh
yang
36
37
38
Clinical
Temperatur
Pulmonary
0 = 36.50C 38.40C
Infection Score
(CPIS)
Oksigenasi (PaO2/FiO2)
0 = > 240 atau ARDS
1 = 38.5 C 38.9 C
0
Radiologi :
0 = 400011000
difus
2 = Infiltrat terlokalisir
Sekret trakeal
Kultur
bakteri
purulen
tidak
2 =Sekret purulen
menerangi
kuantitas
atau
pertumbuhan
1
Kultur
bakteri
Kultur
patogen
bakteri
sama,
39
Centers for
Radiologi :
Tanda/gejala/dan
Disease Control
laboratorium.
and Prevention
(CDC)
berikut ini:
dan baru
Konsolidasi
Ada kavitas
Leukopenia(12,000
WBC/mL)
Kriteria mikrobiologis
Paling tidak satu dari berikut ini:
40
41
ruangan yang relatif kecil dengan pasien berpenyakit lebih berat serta jumlah
tenaga medis yang relatif sedikit dibanding jumlah pasien memungkinkan
terjadinya infeksi secara kontak langsung orang ke orang.
Semua pasien yang dirawat di ICU pasti akan menggunakan minimal satu,
atau bahkan beberapa alat kedokteran yang bersifat invasif dan akan
menyebabkan bagian tubuh pasien yang seharusnya steril terpajan ke lingkungan
luar. Keberadaan alat-alat kedokteran ini dihubungkan dengan infeksi
nosokomial, masing-masing dengan kecenderungan menyebabkan jenis infeksi
tertentu. Selain itu penggunaan H2-blocker atau antasida akan menurunkan
tingkat keasaman lambung yang merupakan pertahanan alami tubuh dan
mempermudah terjadinya kolonisasi flora enterik. Mekanisme pembersihan
organ-organ berongga tubuh juga dapat terganggu oleh adanya intubasi
endotrakeal, intubasi nasofaring, atau kateter urin.
Terdapat tujuh faktor risiko independen terjadinya infeksi nosokomial di
ICU, empat di antaranya berhubungan dengan penggunaan alat kedokteran
invasif. Ketujuh faktor risiko tersebut adalah penggunaan kateter vena sentral,
penggunaan kateter arteri pulmonar, penggunaan kateter urin, penggunaan
ventilator mekanik, pemberian profilaksis ulkus peptikum, adanya trauma saat
masuk rumah sakit dan lamanya perawatan di ICU. Faktor yang disebutkan
terakhir adalah yang paling mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial.
Dikatakan terdapat hubungan linear antara lama perawatan dan insidens infeksi
nosokomial di ICU.
Seperti telah disebutkan di atas, penyakit yang mendasari dapat
mengganggu sistem imun pasien. Contohnya pasien dengan keganasan akan
cenderung memiliki respon imun yang abnormal sebagai akibat dari penyakit
atau terapi yang dijalaninya menurunkan jumah sel fagosit. Pasien ICU yang
berusia sangat tua atau sangat muda juga cenderung mengalami gangguan
respon imun dan karenanya memiliki risiko yang lebih tinggi terkena infeksi
nosokomial.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit pada pasien
yang dirawat di rumah sakit oleh karena sebab penyakit lain selain infeksi yang
didapat di rumah sakit (World Health Organization, 2002)
42
43
untuk menurunkan resiko oklusi bagian bawah pipa yang berbatas langsung
dengan carina atau trakea.
Faktor dari pipa endotrakeal seperti ukuran pipa endotrakeal, desain pipa
endotrakeal, desain kaf pipa endotrakeal, tekanan intrakaf, lubrikasi pipa
endotrakeal, zat aditif bahan pembuat pipa endotrakeal, pasien batuk saat masih
memakai pipa endotrakeal, suctioning faring yang berlebihan selama ekstubasi,
dan insersi pipa lambung (NGT).
II.1.11. Skor APACHE II
II.1.11.1. Sejarah Perkembangan Skor APACHE
Pertama berkembang pada tahun 1981 di George Washington University
Medical Centre, sistem skoring Acute Physiology Chronic Health Evaluation
(APACHE) telah didemonstrasikan untuk membuktikan keakuratan dan
pengukuran yang memungkinkan terhadap beratnya penyakit pada pasien-pasien
criticall ill. Sistem skoring APACHE yang pertama (APACHE I) mengandung
34 variabel, nilai variabel terburuk dicatat dan dinilai dalam 32 jam pertama
masuk ICU dan hasil akhir didapati sebagai skor fisiologik akut.
APACHE II merupakan suatu sistem klasifikasi perbaikan dari
APACHE, dimana dasar dari perkembangan APACHE adalah hipotesis bahwa
dasar dari suatu penyakit dapat diukur secara kuantitatif dari derajat
abnormalitas beberapa variabel fisiologis. APACHE II dipublikasikan tahun
1985 (Knaus et al., 1985). Variabel fisiologik yang jarang diperiksa dihilangkan
sehingga tinggal 12 variabel fisiologik dan yang sudah dapat diperoleh dalam
waktu 24 jam saat masuk rumah sakit. Skor maksimal APACHE II
meningkatkan resiko kematian, dimana setiap kenaikan 1 skor menyebabkan
kenaikan angka kematian sebanyak 2%.
bermakna apabila dilakukan pada waktu-waktu awal saat pasien masuk unit
gawat darurat atau ICU, sehingga hasil skoring akan semakin menunjang untuk
pengambilan keputusan tata laksana.
Versi yang ketiga, APACHE III, telah mengevaluasi secara prospektif
terhadap 17440 pasien yang masuk di 40 ICU rumah sakit di Amerika Serikat
pada tahun 1988 1989. Sistem variabel yang termasuk dalam skoring
44
APACHE III yaitu berdasarkan pencatatan nilai variabel terburuk dalam 24 jam
pertama pasien masuk ICU, skor berkisar 0 - 299 terhadap 17 variabel fisiologik,
Glasgow Coma Score (GCS), untuk nilai skor usia dan tujuh kondisi komorbid
penyakit kronik. Skor APACHE III adalah skor untuk menilai beratnya penyakit
critical ill di ICU yang dikalkulasikan terhadap variabel-variabel usia pasien,
adanya kondisi komorbid penyakit, investigasi laboratorium dan fisiologik yang
terburuk dalam 24 jam pertama masuk ICU.
APACHE IV adalah standar sistem penilaian terbaru untuk menilai tingkat
keparahan penyakit dan prognosis di ICU dan variabel baru telah ditambahkan
seperti ventilasi mekanik, trombolisis, dampak obat penenang pada Skala Coma
Glasgow, PaO2: FiO2, dan penyakit-spesifik.
II.1.11.2. Penggunaan Skor APACHE II Sebagai Sistem Skoring Berat
Penyakit
Skor APACHE II mencatat nilai variabel terburuk dalam 24 jam pertama
masuk ICU terhadap 12 variabel fisiologik, usia, status pembedahan
(pembedahan emergensi / elektif, bukan pembedahan), status riwayat penyakit
sebelumnya yang menerangkan penyebab masuknya ke ICU, yang dianalisa
secara model regresi multipel logistik yang ditransformasikan skornya untuk
memprediksi kemungkinan kematian. Jumlah skor maksimum adalah 71.
Sistem skoring ini berkembang dengan cepat digunakan luas di seluruh
dunia. Telah banyak digunakan dalam bidang administrasi, perencanaan,
quality assurance, membandingkan diantara ICU bahkan membandingkan
terhadap grup- grup uji klinik.
Pentingnya penggunaan skor APACHE II adalah mendapatkan hasil akhir
prognosis yang lebih akurat dengan menganalisa dan mengukur beratnya
penyakit pasien-pasien yang dirawat di ICU.
Alasan penggunaan skor APACHE II dibandingkan dengan skor lainnya
adalah hasil dari skor APACHE II objektif , penggunaannya mudah dengan
menggunakan data rumah sakit yang banyak tersedia, hasil terpercaya untuk
banyak diagnosis penyakit, diindikasikan untuk menilai keparahan penyakit, dan
tidak tergantung atas pengobatan.
45
0-5
2.3%
6 10
4.3%
11 - 15
8.6%
16 - 20
16.4%
21 25
28.6%
26 - 30
56.4%
31+
70%
46
NILAI
44
45 54
55 64
65 74
75
imunosupresan,
kemoterapi,
radiasi,
steroid,
47
Usia
Faktor Risiko
Terkait Pejamu
Jenis Kelamin
Derajat Berat Penyakit
Skor APACHE II
Faktor Risiko
Terkait
Pengobatan
Lama Perawatan
Kolonisasi Orofaring
Aspirasi
Bronkiolitis
Diagnosis
(CPIS)
VAP
Bronkopneumonia
Variabel Dependen
Usia
VAP
Jenis Kelamin
Lama Perawatan
Skor APACHE II
H2
H3
H4
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif analitik yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menggambarkan hasil dari rekam medik untuk mengetahui
hubungan antara faktor usia, jenis kelamin, lama perawatan, dan skor APACHE
II terhadap insidensi ventilator associated pneumoniae di ICU RSPAD Gatot
Soebroto periode Januari 2012 Desember 2012, dengan pendekatan cross
sectional.
III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta instalasi
rawat intensif (ICU), waktu penelitian Februari 2013.
III.3. Subjek Penelitian
III.3.1. Populasi Penelitian
Populasi didefinisikan sebagai kelompok orang, kejadian atau segala
sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (Sastroasmoro, 2011). Populasi penelitian ini adalah pasien yang
dirawat di ICU RSPAD Gatot Soebroto yang menggunakan intubasi endotrakeal
dan atau ventilasi mekanik periode Januari 2012 Desember 2012 yang
berjumlah sebanyak 251 orang.
III.3.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Sastroasmoro,
2011). Sampel penelitian adalah semua pasien yang dirawat di ICU RSPAD
Gatot Soebroto yang menggunakan intubasi endotrakeal dan atau ventilasi
mekanik yang periode Januari 2012 Desember 2012.
III.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien menggunakan intubasi endotrakeal dan atau ventilasi
mekanik.
b. Usia lebih dari sama dengan 18 tahun.
c. Lama perawatan lebih dari sama dengan dua hari.
d. Dirawat selama periode Januari 2012 Desember 2012.
50
Variabel
Definisi
Skala
1.
Usia
Rentang
Rekam
1.1840
Ordinal
yang Medik
Tahun
kehidupan
diukur
dengan
2. 41-60
tahun
2.
Jenis
Pensifatan atau
Rekam
Tahun
3. >60 Tahun
1. Pria
Kelamin
pembagian dua
Medik
2. Wanita
Nominal
jenis kelamin
manusia yang
ditentukan secara
biologis yang
melekat pada
jenis kelamin
tertentu
3.
4.
Lama
Lama dirawat
Rekam
1.2-5 hari
Perawatan
dalam hari
Medik
2. >5 hari
Skor
APACHE II berdasarkan
fisiologik
5.
Medik
1. 0-15
3. 20-24
mengukur gradasi
4. 25-29
penyakit
5. >30
Ventilator-
penderita gawat.
Pneumonia
yang
Rekam
1.Ya
associated
medik
2.Tidak
pneumoniae
48 jam setelah
(VAP)
pemasangan
endotrakeal
(Dahlan, 2011).
52
Ordinal
2. 15-19
untuk
intubasi
Ordinal
Nominal
Rancangan Penelitian
Menyusun Laporan
Bagan 4. Cara Kerja Penelitian
53
Keterangan : X
X =
2
( fo fe )
fe
ee
ee
Df = (k - 1)(b - 1)
fo
: Nilai Observasi
fe
: Nilai Harapan
Df
: Degree of freedom
(Derajat kebebasan)
: Jumlah kolom
: Jumlah baris
Keputusan Uji Chi Square, Ho ditolak apabila p < (0,05), artinya ada
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Ho
gagal ditolak / diterima apabila p > (0,05), artinya tidak ada hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen.
III.13. Pengolahan Data
b
: Jumlah Baris
Data yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan
software SPSS (Statistical Program for Sosial Science) versi 17,0. Dalam
prosesnya meliputi beberapa tahap sebagai berikut:
1. Editing
54
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
IV.1 Gambaran Tempat Penelitian
IV.1.1. Gambaran Umum RSPAD Gatot Soebroto
Pada tahun 1819 rumah sakit ini bernama Garnisius / Buiten Hospital yang
selesai dibangun pada tahun 1836 dan merupakan cikal bakal Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, yang selain itu merupakan salah satu
unsur pelayanan Ditkesad dan menjadi salah satu kebanggaan TNI-AD. Pada 22
April 1985 mulai dilakukan penanaman tiang pancang pertama pembangunan
gedung poliklinik tahap dua termasuk di dalamnya departemen perawatan
intensif. Departemen perawatan intensif mampu melaksanakan perawatan secara
intensif karena di dukung oleh alat-alat canggih.
RSPAD Gatot Soebroto yang sekarang dikenal sebagai rumah sakit
modern. Selain itu memiliki fasilitas lengkap dan modern. Selain itu merupakan
Rumah Sakit Pusat rujukan bagi rumah sakit-rumah sakit Angkatan Darat yang
ada di Indonesia. RSPAD Gatot Soebroto adalah Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat Gatot Soebroto yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Dukungan
Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Prajurit TNI dan Pegawai Negeri Sipil
Dephankam dan TNI yang masih berdinas aktif beserta keluarganya. Beralamat
di Jl. Abdul Rahman Saleh No. 24, Jakarta Pusat.
56
Frekuensi
Persen (%)
18 40
56
22,3
41 60
121
48,2
>60
74
29,5
Total
251
100
Gatot
Soebroto
yang
Menggunakan
Frekuensi
Persen (%)
Pria
161
64,1
Wanita
90
35,9
Total
251
100
Jenis
Kelamin
57
Persen (%)
2-5
151
60,2
>5
100
39,8
Total
251
100
Lama
Perawatan
58
4. Skor APACHE II
Tabel 10 : Distribusi Frekuensi Skor APACHE II Pasien ICU
RSPAD Gatot Soebroto yang Menggunakan
Intubasi Endotrakeal atau Ventilasi Mekanik
Frekuensi
Persen (%)
0 - 15
58
23,1
15 - 19
34
13,5
20 24
78
31,1
25 29
57
22,7
30
24
9,6
Total
251
100
Skor APACHE II
59
5. VAP
Tabel 11 : Distribusi Frekuensi Insidensi VAP di ICU RSPAD Gatot
Soebroto pada Pasien yang Menggunakan Intubasi
Endotrakeal atau Ventilasi Mekanik
Frekuensi
Persen (%)
Ya
128
51
Tidak
123
49
Total
251
100
VAP
Usia
Tidak
Total
18 40
N
19
%
33,9
N
37
%
66,1
N
56
%
100
41 60
68
56,2
53
43,8
121
100
> 60
41
55,4
33
44,6
74
100
128
51,0
123
49,0
251
100
Jumlah
60
PValue
0,015
Ya
Tidak
P-
Total
Pria
81
50,3
80
49,7
161
100
Wanita
47
52,2
43
47,8
90
100
Jumlah
128
51,0
123
49,0
251
100
Value
0,771
61
VAP
Ya
Lama Perawatan
Tidak
Total
25
66
43,7
85
56,3
151
100
>5
62
62,0
38
38,0
100
100
Jumlah
128
51,0
123
49,0
251
100
P-Value
0,005
62
Ya
APACHE II
Tidak
Total
0 15
25
43,1
33
56,9
58
100
15 19
23
67,6
11
32,4
34
100
20 24
32
41,0
46
59,0
78
100
25 29
31
54,4
26
45,6
57
100
30
17
70,8
29,2
24
100
Jumlah
128
51,0
123
49,0
251
100
PValue
0,015
refleks batuk serta terjadi perubahan imunitas humoral dan fungsi imun
termediasi sel. Pertambahan usia juga mencerminkan penurunan nutrisi
sehingga semakin menurunkan respon seluler seperti proliferasi limfosit,
sintesis sitokin, dan juga respon antibodi (Baratawidjaja dan Rengganis,
2010).
2. Hubungan Antara Jenis Kelamin Terhadap Insidensi Kasus VAP
pada Pasien yang Dirawat di ICU RSPAD Gatot Soebroto Periode
Januari 2012 Desember 2012.
Pengujian bivariat faktor jenis kelamin dan hubungan terhadap
kejadian VAP, didapatkan nilai p > 0,05 (p = 0, 771), hal ini menjelaskan
bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermakna dalam
menimbulkan suatu keadaan VAP. Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian oleh Gadani et al yang menunjukkan bahwa VAP lebih sering
terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. Walaupun, perbedaan
angka kejadian dirasa tidak cukup signifikan.
Hormon androgen berpengaruh terhadap imun pria. Menurut
Baratawidjaja dan Rengganis, androgen bersifat imunosupresif, dan
karena androgen disekresikan secara menetap selama masa dewasa dan
tidak berfluktuatif sampai usia lanjut, angka kejadia infeksi lebih tinggi
pada pria terutama pria dewasa.
3. Hubungan Antara Lama Perawatan Terhadap Insidensi Kasus VAP
pada Pasien yang Dirawat di ICU RSPAD Gatot Soebroto Periode
Januari 2012 Desember 2012.
Pengujian bivariat faktor lama perawatan dan hubungan terhadap
kejadian VAP, didapatkan nilai p < 0,05 (p = 0, 005), hal ini menjelaskan
bahwa lama perawatan memiliki hubungan yang bermakna dalam
menimbulkan suatu keadaan VAP. Sesuai dengan American Thoraxic
Society yaitu risiko tertinggi terjadinya VAP adalah pada 5 hari pertama
perawatan.
Hal ini disebabkan karena terpaparnya saluran napas atas dengan
lingkungan ICU karena penggunaan intubasi endotrakeal atau ventilasi
mekanik menyebabkan mudahnya masuk patogen yang umumnya masih
64
65
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1) Angka kejadian VAP di ICU RSPAD Gatot Soebroto periode Januari
2012 Desember 2012 adalah 51%.
2) Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor resiko usia terhadap
kejadian VAP, dengan nilai p ; 0,015.
3) Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor resiko jenis
kelamin terhadap kejadian VAP, dengan nilai p ; 0,771.
4) Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor resiko lama perawatan
terhadap kejadian VAP, dengan nilai p ; 0,005.
5) Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor resiko skor APACHE II
terhadap kejadian VAP, dengan nilai p ; 0,015.
V.2. Saran
V.2.1. Bagi RSPAD Gatot Soebroto
1. Sebagai masukan kepada pihak rumah sakit dalam penyusunan kebijakan
untuk menanggulangi infeksi nosokomial.
2. Melakukan pencatatan data dengan lebih akurat agar dapat menjadi
bahan evaluasi perawatan di ruang ICU agar menjadi lebih baik.
3. Melakukan penatalaksanaan yang tepat pada pasien guna menurunkan
faktor risiko terkait pejamu yaitu beratnya penyakit saat ini.
V.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Mencari angka prevalensi kejadian VAP pada pasien yang dirawat di
ruang intensif (ICU) rumah sakit lain sebagai pembanding hasil
penelitian di masa mendatang.
2. Melakukan penelitian terkait VAP dengan memasukkan faktor-faktor
resiko lain, seperti lama penggunaan intubasi endotrakeal atau ventilasi
mekanik.
66
67
DAFTAR PUSTAKA
American Thoracic Society, 2005. Guidelines for the Management of Adults
with
Hospital-acquired,
Ventilator-associated,
and
Healthcare-
pneumonia
68
in
long-term
ventilator-assisted
Gursel, G., Demirtas, S., 2006. Value of APACHE II, SOFA, and CPIS Scores
in Predicting Prognosis in Patiens with Ventilator=Associated
Pneumonia 503508.
Guyton, A.C., Hall, J.E., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 11th ed. EGC,
Jakarta.
Hartono, 2009. Apache II Scores Workshop.
Hooser, D.T.V., 2002. Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) Best Practice
Strategies for Caregivers. Kimberly Clark.
Joseph, N.M., Sistla, S., Dutta, T.K., Badhe, A.S., Parija, S.C., 2010.
Ventilator-associated Pneumonia: A review.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., Grebb, J.A., 2010. Sinopsis Psikiatri; Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Binarupa Aksara, Tangerang.
Knaus, W.A., Draper, E.A., Wagner, D.P., Zimmerman, J.E., 1985. APACHE
II: a severity of disease classification system. No 10 volume 13.
Masterton, R.G., Galloway, A., French, G., 2008. Guidelines for the
management of hospital-acquired pneumonia in the UK: Report of the
Working Party on Hospital-Acquired Pneumonia of the British Society
for Antimicrobial Chemotherapy. JAC.
Mcphee, S.J., Ganong, W.F., 2010. Patofisiologi Penyakit; Pengantar Menuju
Kedokteran Klinis. EGC.
Mirsaeidi, M., Peyrani, P., Ramirez, J.A., 2009. Predicting Mortality in
Patients with Ventilator- Associated Pneumonia: The APACHE II Score
versus the New IBMP-10 Score.
Morton, P.G., Fontaine, D., Hudak, C.M., Gallo, B.M., 2011. Keperawatan
Klinis; Pendekatan Asuhan Holistik, 8. EGC, Jakarta.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2005. Pneumonia Nosokomial Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. PDPI, Jakarta.
Price, S.A., Wilson, L.M., 2006. Patofisiologi; Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, 6. EGC, Jakarta.
Rab, T., 2007. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). P.T. ALUMNI,
Bandung.
69
Rahman, A.M., 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 4th ed. Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Rea-Neto, A., Youssef, N.C.M., Tuche, F., Brunkhorst, F., Ranieri, V.M.,
Reinhar, K., Sakr, Y., 2008. Diagnosis of ventilator-associated
pneumonia: a systematic review of the literature. BioMed Central.
Rustamadji, A.T., 2000. Sistem Skoring APACHE II Untuk Menentukan
Derajad Kegawatan Pneumonia. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Sastroasmoro, S., 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, 4th ed.
Sagung Seto, Jakarta.
Tablan, O.C., Anderson, L.J., Besser, R., 2003. Guidelines For Preventing
Health-Care-Associated Pneumonia.
Vincent, J.-L., Barros, D. de S., Cianferoni, S., 2010. Diagnosis, Management
and Prevention of Ventilator-Associated Pneumonia: An Update.
Wiryana, M., 2007. Ventilator Associated Pneumonia. Bagian/SMF Ilmu
Anestesi dan Reanimasi FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar 8 No 3.
70
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian
71
72
73
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
No
Rekam
Medis
385141
038591
247793
385853
385937
104459
363555
383997
271345
384094
384469
106688
386616
147432
277571
938021
377675
320721
386760
377141
105239
383182
387322
387328
319606
387407
366936
353870
358331
385893
388167
388160
327616
388280
Nama
Jenis
Kelamin
Pria Wanita
V
Wanita
Y S Pria
M Pria
H
Wanita
A Pria
R
Pria
I
Pria
E P Pria
S
Pria
O Pria
E
Pria
G U Pria
B S Pria
M
Wanita
H
Wanita
A S Pria
FB
Wanita
T
Wanita
W Pria
P
Pria
A
Wanita
T
Pria
M Pria
N
Wanita
K Pria
A
Wanita
N Pria
S
Pria
ER
Wanita
S
Pria
W
Wanita
H N Pria
G Pria
H Pria
Usia
Apache
Score
Lama
Perawatan
Diagnosa
21
54
55
49
46
59
47
22
81
41
31
50
39
56
51
79
17
22
26
29
15
27
24
11
28
18
31
23
6
11
29
20
18
31
23
36
22
20
18
23
14
11
12
28
33
22
28
19
27
29
4
8
2
6
20
4
4
3
9
6
11
10
9
2
5
6
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
54
58
68
40
27
41
51
60
38
71
51
73
80
71
46
41
74
3
2
29
1
1
3
1
16
2
8
14
3
4
4
9
7
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
388281
388172
388286
388815
396249
346581
385390
388810
387773
389087
389183
388945
388173
312356
385399
385940
387095
389492
345141
220595
349812
389594
339523
107021
389872
308117
187373
390354
388573
390383
187188
387569
390369
390547
386798
377772
390776
390847
308288
390861
M
S
N
D
BS
D
J
S
K
R
Z
C
S
R
S
M
H
S
L
O
AA
D
S
A
N
L
S
RD
B
E
A
M
O
A
Y
I
SD
Y
E
R
Pria
Pria
Wanita
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Wanita
Wanita
Pria
Wanita
Pria
52
64
30
47
59
57
38
64
38
35
76
87
64
60
48
49
49
66
51
31
75
70
49
75
28
66
71
23
71
55
48
29
85
53
35
22
35
47
43
22
75
15
14
19
18
21
23
12
16
40
46
19
33
22
20
26
28
28
32
26
25
27
9
23
21
13
16
31
21
28
33
14
28
31
12
11
41
30
23
23
18
10
6
6
3
4
1
4
4
3
2
11
7
15
5
3
16
4
5
7
6
6
5
6
2
7
2
5
5
2
3
3
3
3
2
2
1
10
10
13
10
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
391059
382304
391250
389971
389065
308288
382791
391898
391899
297803
390849
391478
391234
392134
342134
392285
392361
106916
640355
374102
364213
219935
392885
393004
314179
363604
359448
39354
215811
393461
393212
392608
392881
385100
392516
130060
393916
351544
394132
299292
TN
H
M
D
L
E
A
S
N
Y
S
T
C
S
F
T
S
AM
MS
O
A
IS
EI
N
K
D
P
DS
S
J
D
JM
B
DP
T
S
B
AS
DL
S
Pria
Pria
Pria
Wanita
Wanita
Wanita
Wanita
Pria
Wanita
Wanita
Pria
Wanita
Wanita
Wanita
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
50
61
76
49
51
43
58
60
35
33
66
65
55
43
43
60
21
73
43
68
19
77
50
63
52
65
70
85
45
54
51
52
48
40
65
93
68
47
61
35
76
24
25
28
17
15
30
24
24
12
14
21
27
29
22
18
12
18
10
24
31
22
22
28
24
24
29
34
30
19
32
14
24
24
21
16
20
18
22
20
18
20
4
3
2
4
17
3
55
9
2
1
18
1
6
6
4
18
3
8
8
3
10
9
9
9
4
11
9
13
7
6
3
2
2
3
9
3
2
2
2
NON VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
VAP
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
392699
394632
394649
392990
297496
391898
109501
103924
229818
392576
395211
395026
391728
385527
394632
395270
395797
278050
390502
394760
389374
350239
352663
267676
396101
110870
396532
060724
385790
370725
372420
397007
394900
394872
393949
278928
312877
050937
396689
397692
MS
M
T
TJ
MS
S
TS
M
S
R
P
TW
AM
H
M
AP
B
LM
W
TR
A
O
M
D
LR
K
U
R
S
A
M
D
D
E
Y
H
S
IF
S
SU
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Wanita
Pria
Pria
Wanita
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Wanita
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
49
72
79
50
67
60
61
26
57
52
60
23
48
41
72
36
32
54
35
27
31
71
42
52
37
52
65
66
71
47
48
42
46
72
75
41
45
54
75
77
22
29
22
27
19
11
20
20
25
9
18
21
13
13
7
14
20
9
10
12
8
24
21
10
19
4
20
15
32
15
8
23
21
15
10
15
27
19
16
29
2
9
2
2
4
12
4
2
2
14
6
2
4
2
9
2
5
2
20
2
3
3
4
12
5
2
11
17
2
2
3
2
3
3
2
6
2
8
4
9
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
257839
396204
397437
351277
106264
368154
397164
393194
247814
346073
120361
397955
398211
396194
398593
386109
005354
394563
396387
177442
398037
378878
349871
399359
238228
399181
399192
340646
395444
287611
143721
400009
400018
399996
394414
396164
400412
389829
380981
400301
JA
AK
AS
M
M
AS
S
SJ
EM
WT
DM
S
AA
OR
S
S
J
S
W
A
R
A
H
S
M
Z
U
U
B
R
E
M
A
W
S
SS
U
D
A
Y
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Wanita
Wanita
47
88
45
62
55
55
82
43
36
39
86
40
43
50
67
52
61
48
49
60
47
60
38
50
47
66
59
70
49
49
72
38
37
47
41
49
53
88
57
48
78
26
29
14
22
24
20
25
23
24
22
16
20
8
27
23
25
27
14
29
27
25
22
25
22
23
15
24
22
27
22
25
9
33
25
12
27
33
25
6
2
21
5
16
10
3
6
8
2
4
5
8
2
6
6
2
5
2
4
4
4
4
2
3
6
2
8
17
2
2
3
20
24
2
2
2
2
19
3
2
NON VAP
VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
111860
009282
120361
400680
400801
085464
401130
224980
099185
401410
400898
276477
401475
401480
354214
401709
401708
400635
362597
401696
358553
281567
402209
402229
373868
399604
402265
253517
402538
369235
398895
402401
401570
402704
402809
402819
355072
378410
375094
408147
A
S
DM
MZ
YA
E
B
S
A
F
J
K
S
BS
JS
P
D
S
MY
S
R
M
H
F
S
A
DE
SW
F
E
Y
R
BD
R
R
V
M
I
B
FW
Wanita
Wanita
Pria
Pria
Wanita
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Wanita
Pria
Wanita
Wanita
Wanita
Pria
Wanita
Wanita
Pria
Pria
Pria
Pria
Pria
60
68
70
37
31
44
62
48
75
81
53
68
24
50
51
35
66
35
22
73
35
70
57
18
52
52
26
41
22
62
36
50
23
70
71
52
72
47
60
51
79
23
12
25
20
6
11
24
24
19
27
28
27
14
23
20
20
23
9
22
32
23
12
15
7
25
12
24
25
23
12
14
26
13
24
31
8
29
30
8
7
21
2
10
2
7
3
2
4
11
4
2
10
7
5
5
15
5
3
5
4
2
9
8
4
8
3
5
2
4
6
6
11
2
2
10
4
11
4
10
2
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
VAP
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
331700
403307
398717
392937
403323
163348
039878
403258
403126
402226
401632
403744
403748
402224
019527
179453
118521
I
J
A
A
U
H
AS
EW
AM
S
W
S
F
AW
DK
MA
T
Pria
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Pria
Pria
Wanita
55
40
69
51
44
64
59
46
74
26
49
42
74
19
59
72
49
80
26
25
12
13
13
25
23
11
27
26
20
8
21
22
25
11
24
10
2
3
3
8
2
4
5
3
3
11
7
9
9
2
2
3
VAP
NON VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
VAP
VAP
VAP
NON VAP
VAP
NON VAP
NON VAP
Frequency
Valid
18-40
41-60
>60
Total
56
121
74
251
Usia
Percent
22.3
48.2
29.5
100.0
81
Valid Percent
22.3
48.2
29.5
100.0
Cumulative
Percent
22.3
70.5
100.0
Jenis Kelamin
Valid
Pria
Wanita
Total
Frequency
161
90
251
Percent
64.1
35.9
100.0
82
Valid Percent
64.1
35.9
100.0
Cumulative
Percent
64.1
100.0
Lama Perawatan
Valid
2-5
>5
Total
Frequency
151
100
251
Percent
60.2
39.8
100.0
83
Valid Percent
60.2
39.8
100.0
Cumulative
Percent
60.2
100.0
Apache Score
Valid
0 < 15
15 - 19
20 - 24
25 - 29
>= 30
Total
Frequency
58
34
78
57
24
251
Percent
23.1
13.5
31.1
22.7
9.6
100.0
84
Valid Percent
23.1
13.5
31.1
22.7
9.6
100.0
Cumulative
Percent
23.1
36.7
67.7
90.4
100.0
VAP
Valid
Terjadi
Tidak Terjadi
Total
Frequency
128
123
251
Percent
51.0
49.0
100.0
85
Valid Percent
51.0
49.0
100.0
Cumulative
Percent
51.0
100.0
18-40
Usia
41-60
>60
Total
Chi-Square Tests
Value
df
Total
56
22.3%
121
48.2%
74
29.5%
251
100.0%
Pearson Chi-Square
8.414a
Likelihood Ratio
8.521
Linear-by-Linear
5.090
1
.024
Association
N of Valid Cases
251
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 27.44.
86
Count
Pria
Jenis
Kelamin
Total
Total
% within
VAP
Count
Wanita % within
VAP
Count
% within
VAP
87
161
63.3%
65.0%
64.1%
47
43
90
36.7%
35.0%
35.9%
128
123
251
100.0%
100.0%
100.0%
Total
% within
VAP
Count
% within
VAP
Count
% within
VAP
Tidak
Terjadi
66
85
151
51.6%
69.1%
60.2%
62
38
100
48.4%
30.9%
39.8%
128
123
251
100.0%
88
Total
100.0% 100.0%
0 < 15
15 - 19
Apache
Score
20 - 24
25 - 29
>= 30
Total
Count
Expected
Count
% within VAP
Count
Expected
Count
% within VAP
Count
Expected
Count
% within VAP
Count
Expected
Count
% within VAP
Count
Expected
Count
% within VAP
Count
Expected
Count
% within VAP
Total
Tidak
Terjadi
25
33
58
29.6
28.4
58.0
19.5%
23
26.8%
11
23.1%
34
17.3
16.7
34.0
18.0%
32
8.9%
46
13.5%
78
39.8
38.2
78.0
25.0%
31
37.4%
26
31.1%
57
29.1
27.9
57.0
24.2%
17
21.1%
7
22.7%
24
12.2
11.8
24.0
13.3%
128
5.7%
123
9.6%
251
128.0
123.0
251.0
100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
100.0% 100.0%
Pearson Chi-Square
12.362a
Likelihood Ratio
12.597
Linear-by-Linear
2.167
1
.141
Association
N of Valid Cases
251
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 11.76.
89
90