2.tinjauan Pustaka
2.tinjauan Pustaka
regresi dan simulasi digunakan untuk mempelajari keterkaitan antar peubah dalam
sebuah model (Dimyati 1987).
Model juga dikategorikan dalam tiga macam model yaitu model statis,
model statis komparatif dan model dinamis. Model statis menggambarkan
fenomena kejadian pada saat ini. Model statis komparatif merupakan model yang
membandingkan beberapa fenomena dengan kejadian yang berbeda dalam suatu
waktu. Model dinamis merupakan model yang dapat dikembangkan untuk
menunjukkan perubahan over time permintaan dan pasokan. Model ini juga
merefleksikan perubahan melalui simulasi ataupun berdasarkan waktu real dan
menghitung komponen secara konstan dengan memasukkan beberapa alternatif
tindakan yang akan datang (McGarney dan Hannon 2004).
Proses pemodelan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut (Sterman
2000) :
1. Perumusan masalah dan pemilihan batasan dunia nyata. Tahap ini meliputi
kegiatan pemilihan tema yang akan dikaji, penentuan variabel kunci,
rencana waktu untuk mempertimbangkan masa depan yang jadi
pertimbangan
serta
seberapa
jauh
kejadian
masa
lalu
untuk
simbolik.
1. Model Ikonik
Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal baik dalam bentuk
ideal ataupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik mempunyai
karakteristik yang sama dengan hal yang diwakili, dan terutama amat sesuai
untuk menerangkan kejadian pada waktu yang spesifik. Model ikonik dapat
berdimensi dua (foto, peta, cetak biru) atau tiga dimensi (prototip mesin, alat).
Apabila model berdimensi lebih dari tiga maka tidak mungkin lagi
dikonstruksi secara fisik sehingga diperlukan kategori model simbolik.
2. Model Analog (Model Diagramatik)
Model analog dapat mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan berubah
menurut waktu. Model ini lebih sering dipakai daripada model ikonik karena
kemampuannya untuk mengetengahkan karakteristik dari kejadian yang dikaji.
Model analog banyak berkesusaian dengan penjabaran hubungan kuantitatif
antara sifat dan klas-klas yang berbeda. Dengan melalui transformasi sifat
menjadi
analognya,
maka
kemampuan
membuat
perubahan
dapat
stokastik. Dalam mengkaji suatu sistem, model ini sering digunakan karena
perihal yang dikaji umumnya mengandung keputusan yang tidak tentu. Kebalikan
dari model ini adalah model kuantitatif yang tidak mempertimbangkan peluang
kejadian atau dikenal dengan model deterministik. Contohnya adalah model pada
program linear. Model ini memusatkan penelaahannya pada faktor-faktor kritis
yang diasumsikan mempunyai nilai eksak dan tertentu pada waktu yang spesifik..
Metodologi dinamika sistem pada dasarnya menggunakan hubunganhubungan sebab-akibat (causal) dalam menyusun model suatu sistem yang
kompleks, sebagai dasar dalam mengenali dan memahami tingkah laku dinamis
sistem tersebut. Penggunaan metodologi dinamika sistem lebih ditekankan kepada
tujuan-tujuan peningkatan pengertian tentang bagaimana tingkah laku sistem
muncul dari strukturnya. Persoalan yang dapat dengan tepat dimodelkan
menggunakan metodologi dinamika sistem adalah masalah yang:
1. mempunyai sifat dinamis (berubah terhadap waktu)
2. struktur fenomenanya mengandung paling sedikit satu struktur umpan-balik
(feedback structure).
Menurut Sterman (2000) prinsip-prinsip untuk membuat model dinamik dengan
ciri-ciri seperti yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut:
1. keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi harus
dibedakan di dalam model;
2. adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat
direpresentasikan di dalam model;
3. aliran-aliran yang berbeda secara konseptual, di dalam model harus
dibedakan;
4. hanya informasi yang benar-benar tersedia bagi aktor-aktor di dalam sistem
yang harus digunakan dalam pemodelan keputusannya;
5. struktur kaidah pembuatan keputusan di dalam model haruslah sesuai (cocok)
dengan praktek-praktek manajerial; dan
6. model harus dapat menyesuaikan dengan kondisi-kondisi ekstrim.
Menurut Sterman (2000) sejumlah pengujian tertentu perlu dilakukan
terhadap model agar dapat meningkatkan keyakinan pengguna terhadap
kemampuan model di dalam mengungkapkan sistem yang diwakilinya. Keyakinan
ini menjadi dasar bagi kesahihan model. Simulasi dapat dirancang apabila
kesahihan model telah dapat dicapai, simulasi selanjutnya dapat digunakan untuk
merancang kebijakan-kebijakan yang efektif.
10
Pembuatan
model
dinamika
sistem
umumnya
dilakukan
dengan
11
dinamik ini terdiri atas tiga latar belakang disiplin ilmu manajerial tradisional,
sibernetika dan simulasi komputer. Prinsip dan konsep dari ketiga disiplin ini
saling bersinergi dengan mengesampingkan kelemahannya masing-masing dalam
memecahkan permasalahan secara holistik. Sistem dinamik merupakan suatu
metode pemodelan dengan simulasi komputer sebagai suatu alat yang digunakan
oleh para manager untuk menganalisis permasalahan yang kompleks.
Sistem
dinamik
adalah
metodologi
berfikir,
metodologi
untuk
12
13
oleh akumulasi (stock) dan jaringan aliran orang, barang, energi, dan bahan.
Sedangkan struktur pembuatan keputusan dibentuk oleh akumulasi (stock) dan
jaringan aliran informasi yang digunakan oleh aktor-aktor (manusia) dalam sistem
yang menggambarkan kaidah-kaidah proses pembuatan keputusannya. Proses
pembuatan keputusan menyangkut fenomena-fenomena yang dinamis.
Metode sistem dinamik erat kaitannya tentang tendensi-tendensi dinamik
sistem-sistem yang kompleks, yaitu pola-pola tingkah laku yang dibangkitkan
oleh sistem itu dengan bertambahnya waktu. Penggunaan metodologi sistem
dinamik lebih ditekankan kepada tujuan-tujuan peningkatan pemahaman tentang
bagaimana tingkah laku muncul dari struktur dalam sistem tersebut. Pemahaman
ini sangat penting dalam perancangan kebijakan yang efektif.
Persoalan yang dapat dengan tepat dimodelkan menggunakan metodologi
sistem dinamik adalah masalah yang mempunyai sifat dinamis (berubah terhadap
waktu); dan struktur fenomenanya mengandung paling sedikit satu struktur
umpan-balik (feedback structure). Penggunaan metodologi sistem dinamik yang
dimodelkan adalah struktur informasi sistem yang didalamnya terdapat aktoraktor,
sumber-sumber
informasi,
dan
jaringan
aliran
informasi
yang
14
2.
Adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat
direpresentasikan di dalam model;
5.
6.
15
yang saling
16
disebabkan oleh struktur internal dari sistem. Tujuan metodologi sistem dinamik
berdasarkan filosofi kausal (sebab akibat) adalah mendapatkan pemahaman
mendalam tentang tata cara kerja suatu sistem (Asyiawati 2002).
Proses pemodelan terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut (Sterman
2000):
1. Perumusan masalah dan pemilihan batassan dunia nyata. Tahap ini
meliputi kegiatan pemilihan tema yang akan dikaji, penentuan variabel
kunci, rencana waktu untuk mempertimbangkan masa depan yang jadi
pertimbangan serta seberapa jauh kejadian masa lalu dari akar masalah
tersebut dan selanjutnya mendefinisikan masalah dinamisnya.
2. Formulasi hipotesis dinamis dengan menetapkan hipotesis berdasarkan
pada teori perilaku tergadap masalahnya dan membangun peta struktur
kausal melalui gambaran model mental pemodel dengan bantuan alat-alat
seperti causal loop diagram. Stock flow diagram, dan alat bantu lainnya.
Model mental adalah asumsi yang sangat dalam melekat, umum atau
bahkan suatu gambaran dari bayangan atau citra yang berpengaruh pada
bagaimana kita memahami dunia dan bagaimana kita mengambil tindakan
(Senge 1995).
3. Tahap formulasi model simulasi dengan membuat spesifikasi struktur,
aturan keputusan, estimasi parameter dan uji konsistensi dengan tujuan
dan batasan yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Pengujian meliputi pengujian melalui pembandingan dari model yang
dijadikan
referensi,
pengujian
kehandalan
(robustness)
dan
uji
sensistivitas.
5. Evaluasi dan perancangan kebijakan berdasarkan skenario yang telah
diujicobakan
dari
hasil
simulasi.
Perancangan
kebijakan
17
Alat yang
digunakan adalah stock flow diagram (SFD) sebagai konsep sentral dalam teori
sistem dinamik. Stock merupakan akumulasi atau pengumpulan dan karakteristik
keadaan sistem dan pembangkit informasi di mana aksi dan keputusan
didasarkan. Stock ini digabungkan dengan rate atau flow sebagai aliran informasi,
sehingga stock menjadi sumber ketidakseimbangan dinamik dalam sistem. Basis
penentuan nilai dari stock dan flow berdasarkan persamaan matematik integral dan
differensial.
Perilaku model sistem dinamis ditentukan oleh keunikan dari struktur
model, yang dapat dipahami dari hasil simulasi model. Dengan simulasi akan
didapatkan perilaku dari suatu gejala atau proses yang terjadi dalam sistem,
18
sehingga dapat dilakukan analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses
tersebut di masa depan. Simulasi dilakukan dengan memasukkan faktor
kebijakan/intervensi kebijakan (sesuai skenario yang diinginkan) ke dalam model
yang telah dibangun. Perubahan kebijakan akan berpengaruh terhadap variabel
yang lain sehingga secara keseluruhan akan mempengaruhi kinerja sistem.
Kondisi ini merupakan gambaran tentang kondisi riil yang mungkin terjadi. Hasil
dari perubahan ini akan diamati pada tabel atau grafik variabel yang diinginkan.
Simulasi digunakan untuk membuat peramalan secara terintegrasi mengenai
fenomena perilaku sistem yang akan terjadi berdasarkan nilai-nilai peubah dari
model (Pramudya 1989).
Simulasi merupakan salah satu kegiatan dalam analisis sistem yang secara
garis besar meliputi tiga kegiatan:
1. Merumuskan model yang menggambarkan sistem dan proses yang terjadi di
dalamnya;
2. Melakukan eksperimen;
3. Menggunakan model dan data untuk memecahkan masalah.
Titik tolak pemodelan dengan simulasi adalah menyederhanakan sistem
nyata yang hanya memperhatikan beberapa bagian atau sifat utama yang memiliki
hubungan sebab akibat dari sistem sebenarnya.
19
2003). Menurut Gottfried (1984) simulasi adalah suatu aktivitas untuk menarik
perilaku suatu sistem dengan mempelajari perilaku model yang memiliki
kesamaan dengan sistem. Model simulasi menurut Eppen dan Gould (1984)
adalah serangkaian operasi yang bersifat logis dan matematis yang dilengkapi
dengan ukuran ketepatan nilai-nilai parameter ataupun keputusan. Menurut
Borowski dan Borwein (1989) simulasi adalah teknik untuk membuat konstruksi
model matematika untuk suatu proses atau situasi dalam rangka menduga secara
karakteristik atau menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menggunakan
model yang diajukan.
Simulasi juga dilakukan dengan menggunakan bahasa program dalam
beberapa software program komputer yang dirancang untuk kebutuhan simulasi
seperti Dynamo, AutoMod II, ProModel, Simfactory II.5, Witness, XCELL+,
-Powersim, Stella dan lain-lain. Perangkat lunak dalam pemodelan sistem dinamik
tersebut merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pemodel dalam
menerjemahkan bahasa causal loop diagram ke dalam stock flow diagram. Stock
flow diagram harus dilengkapi dengan persamaan matematika dan nilai awal
untuk aktivitas simulasi. Stock flow diagram sebagai konsep sentral dalam teori
sistem dinamik. Stock adalah akumulasi atas pengumpulan dan karakteristik
keadaan sistem dan pembangkit informasi di mana aksi keputusan didasarkan
padanya. Stock digabungkan dengan rate atau flow sebagai aliran informasi,
sehingga stock menjadi sumber ketidakseimbangan dinamis dalam sistem.
Perangkat pemodelan sistem dinamis juga dilengkapi berbagai kemudahan
seperti tampilan yang mudah dimengerti sehingga memudahkan pemodel bagi
pemodel taupun pemakai yang tidak mengerti secara teknis sekalipun. Stella yang
dipakai dalam penelitian ini merupakan suatu pernagkat lunak yang dibuat atas
dasar model sistem dinamis dengan kemampuan yang tinggi dalam melakukan
simulasi.
Rantai Pasokan
Rantai pasokan menurut Clark and Scarf (1960) dalam Lee and Wang
(1999) merupakan suatu rangkaian dari beberapa lokasi yang harus dilewati suatu
material sebelum pada akhirnya sampai kepada konsumen. Rantai pasokan ini
mencerminkan suatu sistem penyimpanan multi eselon dalam suatu rangkaian
20
Jumlah, lokasi, kapasitas dan tipe pabrik dan gudang yang akan digunakan.
Jumlah bahan baku dan produk yang akan diproduksi dan pengiriman ke
sejumlah pemasok, pabrik, gudang dan pelanggan.
Jumlah bahan baku, produk lanjutan dan produk akhir yang perlu disimpan
sebagai persediaan di beberapa lokasi.
Istilah manajemen rantai pasokan dipopulerkan pertama kalinya pada
21
payung di mana produk dibuat dan disampaikan kepada konsumen dari sudut
struktural. Suatu rantai pasokan merujuk kepada jaringan yang rumit dari
hubungan di mana organisasi mempertahankan dengan rekan bisnisnya untuk
mendapatkan sumber produksi dalam mendistribusikan kepada konsumen.
Menurut Chopra (2001), tujuan yang ingin dicapai dari setiap rantai pasokan
adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan. Rantai
pasokan yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan
dari rantai pasokan tersebut.
Manajemen rantai pasokan tersebut pada hakekatnya merupakan
koordinasi rantai-rantai pasokan mulai dari proses produksi, pengolahan,
distribusi, pemasaran hingga konsumen akhir. Manajemen rantai pasokan merujuk
pada manajemen keseluruhan proses produksi, distribusi dan pemasaran di mana
konsumen dihadapkan pada produk-produk yang sesuai dengan keinginan dan
produsen dapat memproduksi produk-produk tersebut dengan jumlah, kualitas,
waktu dan lokasi yang tepat. Menurut Vidal & Goetschalckx (1997), rancangan
rantai pasokan mengharuskan keputusan yang terkait dengan lokasi, pemasok,
transportasi dan manajemen pasokan bahan baku. Berdasarkan hal ini maka
manajemen rantai pasok harus dapat mengintegrasikan aspek-aspek tersebut
dalam proses pengambilan keputusannya.
Tujuan pengelolaan rantai pasokan adalah memasok produk siap pakai
secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat biaya dan yang terpenting, tepat mutu,
dengan cara yang paling efisien. Manajemen rantai pasokan merupakan sebuah
pendekatan yang dipakai untuk mengintegrasikan aktivitas pemasok, penjual,
pengolah, pergudangan dan pengguna/konsumen agar produk dan jasa yang
dihasilkan dapat didistribusikan dengan jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat
dan pada tempat yang tepat dengan sasaran akhir meminimalkan keseluruhan
biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen.
Manajemen rantai pasokan berkaitan dengan siklus yang menyeluruh
meliputi bahan mentah dari para pemasok ke kegiatan operasional di perusahaan,
berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen. Hal penting yang menjadi dasar
pemikiran pada konsep ini adalah fokus pada pengurangan kesia-siaan dan
mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang berkaitan. Merupakan
22
23
produksi dan distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk
memenuhi tuntutan konsumen. Tujuan utama dari manajemen rantai pasokan
adalah penyerahan/pengiriman produk secara tepat waktu untuk memuaskan
konsumen, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh rantai
pasokan (bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu, memusatkan kegiatan
perencanaan dan distribusi.
Upaya untuk memperbaiki masalah-masalah tentang ketersediaan material
tersebut, dengan berdasarkan definisi di atas, dapat dievaluasi kembali dari semua
aktivitas pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dalam kegiatan operasional
sehari-hari dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1.
2.
Apakah produk dan jasa dapat sampai kepada pengguna dalam jumlah yang
tepat, pada waktu yang tepat, dan pada lokasi yang tepat?
3.
4.
Penggudangan/
distribusi
Distributor
Pengolahan
Pusat distribusi
Konsumen/
user
Layanan konsumen
24
Konsumen
Pesanan
Pusat pelayanan
konsumen
Permintaan
pengapalan
Pusat distribusi
Permintaan
pengisian kembali
Pemasok
Gambar 2 Contoh Rantai Pasokan Logistik (Jain 2004)
Fungsi dari sistem pasokan bahan baku yaitu untuk mengirimkan material
dalam jumlah dan kualitas secara tepat untuk input fasilitas proses dalam waktu
dan pada biaya yang beralasan. Kebutuhan untuk fasilitas prosesing sesuai dengan
masing-masing dimensi yaitu kuantitas, kualitas, waktu dan biaya yang akan
ditentukan untuk bagian terpenting dalam suatu analisis yang berhubungan selama
pemasaran dan fase prosessing pada desain proyek (Brown, 1994).
(Up-to-level)
Supple
r
Pemasok
Lead
time(L)
Lead Time
Permintaan (Dt)
Lead
time(l)
Lead Time
Pengolah
Pengecer
Custome
r
konsumen
25
Faktor
Perusahaan
memproduksi sendiri
Biaya
2.
3.
Kontrol
Fleksibilitas
Pengendalian
maksimum
di
atas
fungsi produksi, dengan
kendala
sumberdaya
yang dapat digunakan
Maksimum eksposure
dari resiko bencana
alam
Dibatasi oleh investasi
dalam produksi
Perusahaan
membeli
bahan Baku
di Pasar
terbuka
Harga
pembelian
bahan baku
Sangat
fleksibel
26
yang
sehat
dan
rencana
operasional
untuk
membuat
perintah
(Muhamadi et al. 2001, Eriyatno 1998). Validasi dalam pengertian yang lain
adalah substansi bahwa model yang dikomputerisasikan dalam lingkup
aplikasinya memiliki kisaran akurasi yang memuaskan dan konsisten dengan
maksud dari penerapan komputer (Schlesinger et al. 1979 dalam Sargent 1998).
Proses verifikasi dan validasi dilakukan dalam setiap tahapan proses pemodelan
27
28
Brotosunaryo
(2003),
potensi
bahan
baku
ini
harus
29
Sulawesi
Utara
268.696 Ha
250.934 Ton
Riau
547.479 Ha
498.219 Ton
Maluku
Utara
209.870 Ha
226.567 Ton
Jawa Tengah
244,357 Ha
186,432 Ton
Jawa Barat
190.631 Ha
165.117 Ton
DIY
44.285 Ha
51.569 Ton
Jawa Timur
290.167 Ha
241.074 Ton
Riau
PT. Pulau Sambu
Lampung
PT. Nimpindo Prima Coconut
PT Sari Segar Husada
Jatim
PT. Ikan Dorang
PT. Vegetable Oil
30
Sebaran Lokasi
Berbagai propinsi di Indonesia
Berbagai propinsi di Indonesia
dan
Buah kelapa tersebut secara umum memiliki komposisi 35% sabut, 12%
tempurung, 28% daging biji dan 25% air kelapa. Komposisi ini sangat bervariasi
menurut jenis kelapa (Samosir 1992). Jenis tanaman kelapa pada awal mulanya
hanya dikenal dua varietas yaitu varietas dalam (tall variety) dan varietas genjah
(dwarf variety). Seiring dengan perkembangan pemuliaan tanaman, dikenal juga
varietas kelapa hibrida yang merupakan hasil persilangan kelapa dalam dan kelapa
genjah (Palungkun 1993).
Ketiga varietas tersebut memiliki ciri karakteristik tersendiri. Ciri-ciri
secara garis besar tersebut nampak pada tabel 3 ini.
Tabel 3 Karakteristik Varietas Kelapa
Karakteristik
1. Batang
Kelapa Dalam
Tinggi dan besar
Varietas Kelapa
Kelapa Genjah
ramping
Kelapa Hibrida
Ramping dan
pendek
31
2. Tinggi
Rata-rata 15-18m
Mencapai 5 m atau
Mencapai 5 m
bahkan mencapai
lebih
3. Umur mulai
4 tahun
berbuah
4. Umur ekonomis
tanam
Mencapai 90 - 100
tanam
Mencapai 50 tahun
35 tahun
5. Jumlah produksi
tahun
11 tandan
18 tandan
20 tandan
tandan
6.. Produktivitas
/pohon/tahun
90 butir
/pohon/tahun
100 butir
/pohon/tahun
140 butir
7. Produksi kopra
/pohon/tahun
1 ton kopra
/pohon/tahun
0.5 ton
/pohon/tahun
6-7 ton/ha/tahun
/Ha/tahun pada
kopra/ha/tahun
umur 10 tahun
pada umur 10 tahun
Sumber : Data olahan dari Palungkun (1993) dan Litbang Deptan
Kelapa
Palu
Produksi
Kesesuaian Daerah
Jumlah
buah
per
pohon per tahun 90
butir; jumlah buah per
hektar
per
tahun
12.870 butir; berat
kopra per hektar per
tahun 3,3 ton; kadar
minyak 62,95%
Jumlah
buah
per
pohon per tahun 75
butir; jumlah buah per
hektar
per
tahun
16.725 butir; berat
kopra per hektar per
tahun 3,0 ton; kadar
minyak 69,31%
Jumlah
buah
per
pohon per tahun 75
butir; jumlah buah per
32
Indonesia
Philipina
(ton)
(ton)
3.818.000
3.243.000
1.231.200
2.474.000
33
3
4
222.500
281.100
30.562
38.363
c. Minyak kelapa
d. Bungkil kopra
e. Kelapa parut kering (Desiccated Coconut)
f. Santan kelapa (bubuk)
Santan kelapa (krim)
g. Arang aktif
h. Tempurung kelapa
i. Serat sabut
Sumber : APCC (2007)
519.973
238.400
62.410
27.402
20.205
656
3.450
14.077
Tidak
diekspor
1.069.500
431.500
122.032
2.717
1.782
34.263
26.620
4.967
34
industri kerajinan hiasan dinding dan dekorasi. Pelepah kelapa dapat dibuat
sebagai industri kerajinan, seperti topi, kipas, gabus dan bahan bakar. Air kelapa,
selain dapat diminum langsung dapat diolah menjadi sirop, nata de coco, kecap,
minuman isotonik dan lain-lain.
Tempurung kelapa dapat dimanfaatkan berbagai industri seperti arang dan
karbon yang berfungsi untuk mengabsorbsi gas selain sebagai barang kerajinan,
alat rumah tangga dan barang-barang seni lainnya, seperti ikat pinggang, gelang,
sendok, asbak, kancing dan hiasan dinding. Sabut kelapa dapat dijadikan sebagai
bahan baku aneka industri, seperti karpet, sikat, bahan pengisi jok mobil, tali dan
lain-lain. Sabut gabus kelapa dapat dibuat pot bunga dan mulsa. Sabut berkaret
bisa dibuat batako, kasur, dan mebeler. Sabut kelapa juga dapat dibuat pupuk
dengan cara dibakar terlebih dahulu.
Akar kelapa telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku karya seni,
mebeler dan barang kerajinan. Akar kelapa ini juga dapat menghasilkan obatobatan dan zat warna. Batang kelapa yang sudah tua dapat digunakan untuk bahan
bangunan, jembatan, kerangka papan perahu, atau kayu bakar. Daya tahan bahan
bangunan dari batang kelapa ini mencapai puluhan tahun. Batang kelapa juga
dapat digunakan sebagai bahan industri kerajinan seperti gagang cangkul, patung,
tempat buah, asbak, hiasan dinding dan mebeler rumah tangga. Daun kelapa yang
muda biasanya untuk kemasan masakan tradisional (ketupat) atau hiasan janur.
Daun kelapa yang sudah tua dimanfaatkan sebagai atap, sapu lidi, tusuk sate dan
berbagai manfaat lainnya, seperti tikar, topi, janur, dan keranjang (Wagu 2007).
Industri pengolahan kelapa tersebut umumnya berupa industri pengolahan
tradisional dengan kapasitas industri yang masih sangat kecil dibandingkan
dengan potensi yang tersedia. Produksi buah kelapa rata-rata dari 15,5 juta butir
per tahun, total bahan ikutan yang dapat diperoleh 3,75 juta ton air kelapa, 0,75
juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut dan 3,3 juta ton debu sabut.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa potensi ketersediaan bahan baku
untuk membangun industri masih sangat besar (Sudjarmoko 2007)
Sekitar 90% dari bahan baku daging kelapa digunakan untuk
menghasilkan minyak kelapa kasar/ crude coconut oil dan sisanya dibagi untuk
produk lainnya, namun kecenderungan tersebut semakin menurun, dan produk
35
lainnya
semakin
meningkat.
Sesuai
dengan
dinamika
pasar
produk,
36
37
38
baru. Pelaksanaan dapat dilakukan dengan petani setempat secara berkoperasi atau
bermitra dengan pengusaha sebagai investor.
Berdasarkan skala produksi, produk yang dapat dipilih untuk dihasilkan pada
agroindustri kelapa terpadu tampak pada tabel di bawah ini:
Tabel 6 Skala Industri Beberapa Produk Olahan Kelapa
Jenis Industri
A. Daging Kelapa
1. Kopra
2. Minyak Kelentik
3. Minyak mentah
4. Minyak dimurnikan
5. Produk lemak dan derivatnya
6. Santan Awet
7. Santan Serbuk
8. Protein Kelapa
9. Desiccated Coconut
10. Yoghurt Berbasis Kelapa
11. Minuman Skim Kelapa
B. Air Kelapa
1. Nata de Coco
2. Cuka Air Kelapa
3. Kecap Air Kelapa
4. Minuman Penyegar
C. Nira kelapa
1. Gula merah cetak
2. Gula semut
3. Cuka Nira
4. Minuman Penyegar
D. Tempurung Kelapa
1. Arang
2. Arang Aktif
3. Tepung Tempurung
E. Sabut Kelapa
1. Coir fibre
2. Coir dust
F. Batang Kelapa
1. Mebel
2. Kerajinan
Sumber : Notowijoyo ( 2001)
Skala Industri
Kecil
1
2
V
V
V
V
V
V
Menengah/Besar
3
4
5
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
39
hasil
samping
yang
sebelumnya
tidak
atau
kurang
dimanfaatkan.
Agroindustri kelapa terpadu ini diharapkan dapat dilaksanakan melalui
integrasi kegiatan on-farm dan off-farm pada sentra-sentra produksi kelapa,
sehingga dapat diperoleh peningkatan nilai tambah dan mengurangi resiko usaha.
Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan perkebunan yaitu untuk
meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing perkebunan,
kemampuan sumber daya manusia perkebunan, pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat perkebunan, penerimaan dan devisa negara dari sub sektor
perkebunan, penyediaan lapangan kerja, pemenuhan pasokan bahan baku industri
dalam negeri, dukungan penyediaan pangan, dukungan penyediaan substitusi
energi (biofuel), dukungan pengembangan wilayah dan optimalisasi pengelolaan
sumberdaya secara arif dan berkelanjutan (Ditjenbun 2006).
Sasaran pengembangan kelapa terpadu di Indonesia pada 20 sentra
produksi kelapa. Sasaran pada tahun 2007 diarahkan untuk mendukung
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan melalui
peningkatan produksi dan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, yang
tercermin diantaranya dengan indikator berupa pengembangan agroindustri
pedesaan pengembangan kelapa terpadu (on-farm dan off-farm) di Riau, Banten,
Kalbar, Sulut, Sulsel dan Sulbar.
40
41
optimasi program linier. Analisis rantai pasokan hanya dilakukan terbatas pada
pasokan buah kelapa di pasar di wilayah Kotamadya Bogor.
Sudjarmoko (2007), melakukan analisis efisiensi relatif komoditas kelapa
pada lahan pasang surut dan lahan kering. Penelitian dilakukan dengan identifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha tani kelapa, khususnya pada
tanaman kelapa perkebunan rakyat, mengetahui kondisi ekonomi skala usaha
tanaman perkebunan rakyat, serta menganalisis efisiensi ekonomi, harga, dan
teknis relatif dari kategori
tanaman kelapa perkebunan rakyat yang diusahakan pada lahan pasang surut dan
lahan kering serta berdasarkan luas lahan usaha tani. Penelitian ini cukup
mendukung dan mendasari dalam merancang bangun model rantai pasokan untuk
agroindustri kelapa terpadu.
Sungkar (2006) melakukan penelitian berkaitan dengan penguatan
kapasitas kelembagaan Assosiasi Petani Kelapa Indonesia. Pola-pola hubungan
dalam lingkup petani kelapa dan strategi pengembangannya. Penelitian ini dapat
mendukung dalam membangun model rantai pasokan untuk agroindustri kelapa
terpadu dengan melihat pada pola kelembagaan petani kelapa selaku pemasok.
Andria (2007), melakukan penelitian yang menghasilkan suatu model
rantai pasokan agroindustri, kemudian melakukan optimasi model melalui
algoritma genetika, serta mengkaji penerapan program algoritma genetika tersebut
untuk rantai pasokan agroindustri cocodiesel. Model rantai pasokan ini cukup
bagus untuk mempertajam tinjauan dari sisi optimasi.
Adiarni (2007), melakukan penelitian yang berkaitan dengan rantai
pasokan dan menghasilkan sistem pasokan bahan baku namun ditujukan untuk
agro industri farmasi yang berbasis jaringan sehingga mampu meningkatkan
pendapatan bagi petani anggota dan hubungan yang berkelanjutan.
Hartati
kebijakan
kontrak
pasokan
bahan
baku,
sekaligus
juga
42
diekspor, digunakan kembali, dan dibuang dengan parameter data aktual dan
peramalan permintaan mobil.
Secara ringkas, posisi beberapa penelitian pendahuluan dan penelitian
yang dilakukan dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini ;
43
Ranah
2
3
Adiarni (2007)
Andria (2007)
Apaiah dan Hendrix, (2004)
Araki et al. (2006)
Chang dan Makatsoris (2002)
Djohar et al (2003)
Hani (2007)
Hartati (2007)
Kumar dan Yamaoka (2007)
Kustanto (1999)
Minegishi dan Thiel (2000)
Mukhtar et al. (2002)
Reiner dan Trcka (2004)
Rinaldi (2008)
Rukmayadi (2002)
Sudjarmoko (2007)
Sungkar (2006)
Van der Vorst (2005)
Yandra et al. (2007)
Yoshizumi dan Okano (2007)
Penelitian yang akan dilakukan
Metode
2
3
Indikator
2 3 4
Keterangan :
Ranah Penelitian : 1. Kelapa dan agroindustri kelapa; 2. Rantai Pasokan;
3. Simulasi
Metode
Indikator
44