Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi
Floaters digambarkan sebagai benang benang, jaring laba laba, objek
objek serupa piring kecil atau sebuah cincin tembus pandang. Gambaran ini muncul
akibat adanya serat serat dan permukaan kolagen vitreous yang telah ada
sebelumnya. Adanya eritrosit dan kadang kadang sel sel radang dalam vitreous
menyebabkan pasien dapat melihat floatters yag diambarkan sebagai objek mirip
piring. Floaters seperti cincin biasanya terlihat saat memvisualisasikan daerah
korteks vitreous posterior yang sebelumnya melekat pada nervus opticus.
Floaters dipersepsikan sebagai bintik hitam yang bergerak bebas (single
ataupun multiple) di vitreous yang terlihat dalam lapang pandang seseorang.
Floaters juga disebut suatu gejala yang digambarkan sebagai benang benang,
jaring laba laba, objek objek serupa piring kecil atau sebuah cincin tembus
pandang.
Floaters adalah endapan atau kondensasi (pengembunan) di dalam vitreous
body. Orang orang menggunakan istilah eye floaters untuk menggambarkan noda
noda yang mengambang di dalam penglihatan ketika melihat sekeliling. Eye
floaters dapat ada pada satu mata atau dua mata.
Floaters merupakan akibat dari proses penuaan normal ketika cairan vitreous
mengalami degenerasi.
Floaters sentral yang relatif tidak bergerak akan mengganggu dan bahkan
dapat menghalangi penglihatan. Floaters di bagian perifer sering tidak disadari
karena umumnya intermiten dan memerlukan gerakan mata besar atau posisi
khusus saat terlihat. Floaters sangat sering terjadi pada pengidap miopia dan pasien
sineresis.
Fotopsia merupakan gejala kilatan cahaya yang berasal dari dalam mata dan
terlihat dalam lapang pandang seseorang. Biasanya floaters sering diikuti dengan
gejala fotopsia.

2. Epidemiologi
Floaters terjadi pada 70% populasi yang mengalami pelepasan vitreous
posterior atau Posterior Vitreous Detachment (PVD). Pelepasan vitreous posterior
sendiri terjadi pada usia antara 40 70 tahun.
3. Patofisiologi
Vitreous mengisi ruang antarlensa dan retina dan terdiri atas matriks serat
kolagen tiga-dimensi dan gel asam hialuronat. Permukaan luar vitreous memiliki
daya rekat yang berbeda beda ke permukaan retina.
Proses penuaan, perdarahan, peradangan, trauma, miopia, dan proses
proses lain sering menyebabkan kontraksi matriks kolagen vitreous. Sebagian besar
floaters terjadi oleh karena proses penuaan. Proses penuaan ini menyebabkan
vitreous mengalami sineresis yaitu proses terbentuknya kavitas oleh vitreous yang
pada akhirnya menimbulkan kolaps vitreous, opacification yaitu terjadinya kekeruhan
pada vitreous yang awalnya jernih dan merupakan suatu proses alami dan
penyusutan dari vitreous. Hal ini menyebabkan terdorongnya vitreous dari dinding
bola mata dimana tempatnya menempel dengan retina, sehingga terjadi pelepasan
vitreous dari retina yang disebut pelepasan vitreous posterior atau Posterior Vitreous
Detachment (PVD) dan pada sebagian besar orang yang berusia antara 40 70
tahun ini merupakan kejadian yang biasa terjadi.
Posterior Vitreous Detachment (PVD) merupakan penyebab utama terjadinya
floaters. Pelepasan ini menyebabkan sedikit perdarahan dari pembuluh darah retina
yang akan menyebabkan floaters. Floaters juga dapat muncul pada infeksi mata,
cedera mata dan bila adanya protein atau material lain yang terperangkap di dalam
mata maupun yang terbentuk di dalam vitreous.
Posterior Vitreous Detachment (PVD) juga menyebabkan rangsangan
mekanis pada retina, biasanya terjadi sekunder setelah pemisahan vitreous dari
retina dan menimbulkan kilatan cahaya yang juga disebut fotopsia. Skotoma bilateral
berkilau, seperti kilat, bergerigi yangterjadi sekunder pada migrain (50% tidak
disertai dengan sakit kepala) sering disalah artikan dengan fotopsia. Sebagian besar
pasien yang vitreous posteriornya terlepas akan mengalami kilatan sinar terutama
saat melakukan gerakan sakadik, sampai pemisahannya sempurna.

4. Manifestasi Klinis
Sebagian besar orang pernah mengalami floaters pada suatu saat dalam
kehidupannya. Gejala ini mungkin digambarkan sebagai benang benang, jaring
laba laba, objek objek serupa piring kecil atau sebuah cincin tembus pandang.
Floaters merupakan suatu gejala dari pelepasan vitreous posterior yang biasanya
diikuti oleh kilatan cahaya atau fotopsia. Ada pula tanda tanda yang timbul pada
orang yang mengalami gejala floaters adalah :

Adanya benda yang berbentuk seperti bintik bintik hitam, jaring laba laba

atau lingkaran yang bergerak bebas dan terlihat dalam lapang pandang.
Bayangan benda tersebut dapat bergerak mengikuti arah pandangan atau

menetap pada satu titik.


Floaters lebih jelas terlihat bila seseorang melihat dengan latar belakang yang
cerah ataupun polos seperti ketika melihat ke langit.
Kebanyakan floaters tidak terbukti secara klinis. Meskipun demikian ada

beberapa tanda yang terlihat pada floaters yang dapat menjadi indikasi dari suatu
penyakit yang serius dan perlu pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Floaters dan fotopsia yang diikuti oleh penurunan penglihatan secara

mendadak.
Kaburnya pandangan pada seluruh atau sebagian lapang pandang
Bertambahnya floaters yang terlihat dalam lapang pandang secara tepat dan
signifikan.

5. Diagnosis
Floaters hampir pernah dialami oleh kebanyakan orang, terutana orang yang
berusia 40 70 tahun. Pelepasan vitreous posterior terjadi sedikitnya pada 70%
populasi dan menjadi penyebab sebagian besar keluhan floaters. Untungnya,
kebanyakan floaters terbukti tidak bermakna klinis. Meskipun demikian pemeriksaan
lebih lanjut untuk floaters merupakan hal yang penting dilakukan untuk menentukan
apakah floaters dan fotopsia yang terjadi merupakan gejala dari kerusakan retina
maupun kelainan lain pada mata.
Pemeriksaan retina perifer lanjutan yang cermatdengan menggunakan
optalmoskop indirek melalui pupil yang didilatasi lebar harus dilakukan setiap kali
pasien mengeluhkan terjadinya floaters. Perubahan sifat floaters juga merupakan
indikasi dilakukannya pemeriksaan retina perifer dalam beberapa hari. Adanya
eritrosit, dan sesekali, sel sel radang dalam vitreous dapat menyebabkan pasien

melihat floaters yang sering digambarkan sebagai objek mirip piring. Floaters seperti
cincin biasanya terlihat saat memvisualisasikan daerah korteks vitreous posterior
yang

sebelumnya

melekat

pada

nervus

optikus.

Pendarahan

vitreous

mengindikasikan pemeriksaan yang teliti untuk menentukan ada tidaknya penyakit


vaskular, seperti retinopati diabetik, penyakit oklusi vena, hemoglobinopati, atau
leukimia. Objek- objek keemasan bulat, kecil, seragam, yang dikenal sebagai
hialosis asteroid sering timbul di vitreous. Objek objek tersebut hampir tidak
pernah mempengaruhi penglihatan dan tidak memerlukan pengobatan. Hialosis
asteroid diduga berhubungan dengan diabetes tetapi hal ini tidak terbukti demikian.
Kilatan cahaya atau fotopsia biasanya muncul berdampingan dengan floaters.
Kilatan cahaya yang muncul pada lapang pandanginiakan tetap terlihat walaupun
dalam keadaan mata tertutup, dikarenakan asal sinar tersebut bukan dari luar
melainkan dari dalam mata. Setiap pasien yang baru mengalami fotopsia harus
menjalani pemeriksaan cermat lanjutan retina perifer dengan menggunakan
oftalmoskop indirek melalui pupil yang dilebarkan.
6. Diagnosis Banding
Proses penuaan bisa menimbulakan floaters karena proses alami. Namun
floaters tersendiripun harus dideskripsikan bentuk dan gerakandari floaters dapat
menjadi sebuah indikasi dari kelainan mata. Diagnosis banding floaters adalah
hialosis asteroid, skotoma, glaukoma, renitis pigmentosa, degenerasi makla, ablasio
retina, atau katarak.
7. Penatalaksanaan
Floaters dan fotopsia yang terjadi karena pelepasan vitreous posterior dapat
menghilang secara perlahan dalam waktu 3 bulan, setelah dipastikan bahwa tidak
ada kelainan pada retina seperti robekan retina maupun ablasio retina maka floaters
dikatakan mengganggu namun tidak berbahaya. Seiring berjalannya waktu
kebanyakan dari gejala floaters akan membaik hingga menghilang. Jika terjadi
floaters yang berulang maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Operasi hampir tidak pernah diindikasikan untuk pelepasan vitreous posterior,
kecuali bila floaters sangat mengganggu lapang pandang seseorang. Dalam kasus
ini, operasi pengangkatan vitreous (vitrektomi) dapat pertimbangkan. Vitrektomi
dilakukan untuk mengeluarkan vitreous yang sudah keruh dan digantikan oleh cairan

fisiologis, karena memiliki kejernihan yang sama maka pasien tidak akan merasakan
dampak yang berarti. Namun, jika floaters dan fotopsia terjadi bukan karena hanya
pelepasan vitreous posterior dan melibatkan pelepasan dari retina maka menjadi
indikasi dilakukannya terapi laser.
8. Pencegahan
Kita tidak bisa mencegah terjadinya floaters maupun fotopsia karena ikatan
molekular vitreous tidak bisa diperbaiki setelah terjadinya pelepasan vitreous. Tetapi,
kita dapat mencegah terjadi hilangnya penglihatan dengan mengenal tanda tanda
dari

robekan

retina

atau

ablasio

retina.

Penggunaan

antioksidan

dapat

memperlambat denaturasi protein.


9. Prognosis
Prognosis dari floaters dan fotopsia ditentukan dari penyebab terjadinya
gejala tersebut. Apabila terjadi karena pelepasan vitreus posterior akibat faktor
penuaan tanpa adanya gangguan pada retina maka prognosisnya baik karena dapat
menghilang dengan sendirinya. Namun bila telah terjadi kelainan pada retina seperti
robekan retina atau ablasio retina maka prognosis tergantung dari bagaimana dan
kapan penatalaksanaannya. Prognosis bagi pasien yang mendapat terapi laser
tergantung pada bentuk tipe floaters itu sendiri.
10. Komplikasi
Selama terjadinya pelepasan vitreous posterior akan terjadi proses sineresis
yang akan memberikan dorongan pada retina yang dapat menyebabkan robekan
pada retina, cairan vitreous dapat masuk ke dalam robekan retina dan mengisi
ruangan retina yang menempel pada koroid dan menyebabkan lepasnya retina atau
ablasio retina. Komplikasi lain dari floaters dan fotopsia adalah peningkatan tekanan
bola mata, perdarahan koroid dan katarak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Asbury Taylor, Sanitato James J.Trauma, dalam Vaughan Daniel G, Asbury


Taylor, Eva Paul Riordan. Oftalmology Umum. Edisi 17. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2007. Hal: 178 - 183
2. https://ml.scribd.com/doc/147197997/Obscura-Corpus-Vitreous
3. http://www.snec.com.sg/about/international/menuutama/kondisimataandperaw
atan/common-problems/Pages/Floaters-and-Flashes.aspx
4. http://www.tipsehat.indoinfo.web.id/2012/12/19/gangguan-mata-floaters-danpenyebabnya/
5. Ilyas Sidharta, Prof, dr, DSM. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Cetakan I. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI; 2005. Hal: 61

Anda mungkin juga menyukai