TA Pembuatan Semen
TA Pembuatan Semen
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini banyak sekali industri yang berkembang. Baik yang bertujuan non
profit maupun yang profit. Namun tidak semua industri tadi menerapakan K3 dengan
baik. Kebanyakan mereka meremehkan K3 dan menganggap pelaksanaan K3 tidak
penting bahkan hanya menambah beban produksi. Segala sesuatu yang besar dimulai dari
hal yang remeh. Hal remeh seperti inilah yang mempengaruhi hidup suatu perusahaan.
Pelaksanaan K3 pada suatu perusahaan sangat penting karena dapat mewujudkan suasana
kerja yang kondusif, aman, sehat sehingga pekerja akan menjadi lebih produktif. Alasan
itulah yang mendorong penulis untuk mengkaji lebih jauh mengenai pelaksanaan K3 di
perusahaan, khususnya dalam pembuatan metode kontrol pengendalian bahaya.
1.2 Tujuan Praktikum
1.
2.
produksi semen
4.
Pembatasan Masalah
Penulisan laporan ini membahas tentang pembuatan suatu model kontrol
pengendalian bahaya pada ruang produksi pembuatan semen.
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan dan sistematika penulisan
BAB II
DASAR TEORI
Berisi pengertian tentang K3, proses produksi semen, bahaya, model kontrol,
Ergonomi, alat pelindung diri dalam K3
1
BAB III
PEMBAHASAN
Berisi pembuatan flowchart proses produksi, Bahaya pada ruang produksi
semen, model kontrol pengendalian bahaya, hirarki kontrol pengendalian
bahaya
BAB IV
ANALISA
Berisi
penyebab
kecelakaan,
matriks
identifikasi
bahaya,
hambatan
PENUTUP
Berisi Kesimpulan dan Saran
2
Teknik Industri UNDIP
BAB II
DASAR TEORI
Keselamatan dan kesehatan kerja atau yang dikenal dengan sebutan K3 sangat diperlukan
pada setiap pola kehidupan sehari-hari. Makna K3 sangat dirasakan manfaatnya jikalau
diaplikasikan dalam suatu proses produksi dalam proses kerja khususnya dalam perindustrian
yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan serta bahan-bahan kimia yang dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan sewaktu-waktu. Istilah dalam K3 antara lain :
Kecelakaan : kejadian yang tidak dikehendaki yang datang tak terduga dan tibatiba.
Akibat kecelakaan : pengaruh yang ditimbulkan oleh bahaya atau sebab bahaya
yang terjadi.
Resiko : Kerugian yang diharapkan dalam setiap kegiatan atau dalam satuan waktu
yang merupakan kombinasi antara kemungkinan suatu kejadian dalam setiap
kegiatan atau dalam satuan waktu dengan keparahan atau akibat yang dinyatakan
dalam kerugian dalam setiap kejadian.
3
Teknik Industri UNDIP
Lingkungan
Proses
Sifat pekerjaan
Cara kerja
Dari faktor-faktor tersebut akan benar-benar menimbulkan bahaya kecelakaan jikalau perbuatan
berbahaya seperti tersebut di bawah ini dilakukan. Perbuatan berbahaya tersebut adalah :
o Cacat tubuh yang tidak kentara
o Keletihan dan kelesuan
o Sikap dan tingkah yang tidak sempurna
o Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pekerja
Kecelakaan timbul juga disebakan oleh fungsi manajemen yang tidak peduli akan arti pentingnya
pelaksanaan K3 di perusahaannya. Pelaksanaan K3 dianggap menambah biaya produksi. Faktorfaktor ini berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan pengetahuan dari pucuk pimpinan
terhadap peran pentingnya K3 meliputi:
Sifat manajemen yang tidak memperhatikan K3 di tempat kerja.
Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung jawab dan pelimpahan
wewenang bidang K3 secara jelas.
Sistem dan prosedur kerja yang lunak atau penerapannya tidak tegas.
Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang kurang baik.
Kelemahan manajemen berperan penting karena system inilah yang mengatur unsure-unsur
produksi.
2.2 Manajemen K3 dan Perlengkapannya
Manajemen dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh
sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Manajemen
berarti proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Dari penjelasan di atas terdapatlah
suatu keterbatasan, misalnya tenaga, dana dan failitas lainnya baik dalam kualitas maupun
kuantitasnya.
5
Teknik Industri UNDIP
Material = harus sesuai dengan unsur-unsur yang diterapkan demikian pula harus
dilengkapi dengan alat-alat pengaman yang memadai selama pengerjaan.
Dana = Harus cukup dalam menunjang segala aktivitas manajemen dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Metode = harus sesuai dengan tujuan upaya K3 dan didukung oleh seluruh unsur
manajemen dan merupakan metode yang terbaik.
Selain unsur-unsur di atas terdapat unsur yang lain seperti lingkungan di luar sistem manajemen
itu sendiri.
Fungsi-fungsi manajemen K3 akan terlaksana dengan baik, mencapai tujuan dan sasarannya
apabila kebijakan K3 diterapakan dengan baik oleh manajemen perusahaan. Untuk kebijakan K3
nasional tertinggi dipegang oleh Menteri Tenaga Kerja, sedangkan di perusahaan ditetapkan oleh
manajemen puncak.
6
Teknik Industri UNDIP
Organisasi K3 dalam perusahaan terkelompokkan menjadi dua unsur yaitu unsur lini yang
berhubungan langsung dengan proses produksi dan unsur staf yang mendukung kegiatan
perusahaan secara keseluruhan. Pembagian tanggung jawab antar fungsi dan kaitannya dengan
maslah K3 dibagi berdasarkanjenjang jabatannya. Pada unsur lini pembagian tanggung jawab K3
antara supervisor dan manajemen tidaklah sama besarnya namun mempunyai ciri khas masingmasing. Dalam memudahkan manajemen mencapai tujuan dan melaksanakan program K3 nya
dapat digunakan perlengkapan manajemen seperti :
1. Inspeksi teknis yang digunakan untuk mengetahui kondisi dan riwayat dari peralatan
dan bahan melalui sistem pencatatan guna memperoleh gambran akan adanya
kerusakan dan dapat segera melakukan tindakan koreksi, maintenance dan
sebagainya.
2. Supervisi K3 itujikan untuk mengetahui adanya penyebab kecelakaan (unsafe action
dan unsafe condition)
3. Audit K3, cara pemeriksaan dan penilaian secara menyeluruh, mendalam, sistematis,
dan berkala terhadap seluruh aspek dan sistem pengendalian bahaya yang ditujukan
untuk mengetahui kelemahan unsur sedini mungkin lalu segera diambil tindakan
koreksi. Aspek yang dinilai :
Kondisi tempat kerja seperti tata letak, bangunan, peralatan, lingkungan kerja.
Faktor manusia dengan mengadakan wawancara langsung dengan karyawan
dan melakukan sampling.
Sistem manajemen dengan mengadakan penelitian dan pengamatan terhadap
keterlibatan manajemen, kebijaksanaan manajemen, organisasi K3, manual
dan prosedur kerja.
7
Teknik Industri UNDIP
8
Teknik Industri UNDIP
15
Teknik Industri UNDIP
Sebagai contoh adalah proses produksi semen pada PT. Indocement adalah sebagai berikut :
Penambangan
Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi semen adalah batu kapur, pasir
silika, tanah liat, pasir besi dan gipsum. Batu kapur, tanah liat dan pasir silika di tambang dengan
cara pengeboran dan peledakan dan kemudian dibawa ke mesin penggiling yang berlokasi tidak
jauh dari tambang. Bahan yang telah digiling kemudian dikirim melalui ban berjalan atau dengan
menggunakan truk.
Dalam sistem proses basah, bahan baku dimasukkan ke dalam tanur dengan wujud
aslinya yang masih basah, sehingga membutuhkan konsumsi panas yang relatif tinggi. Dalam
sistem proses kering, bahan baku telah dikeringkan dan dimasukkan ke tanur dalam bentuk
bubuk. Ini memberikan keuntungan sehingga digunakan oleh produsen semen saat ini.
Indocement menggunakan proses tanur kering, yang mengkonsumsi panas lebih sedikit dan lebih
efisien dibandingkan proses tanur basah.
untuk mencegah pemborosan panas. Kadar air dari material tersebut menjadi turun sesuai dengan
kontrol kualitas yang telah ditentukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Setelah disimpan di
Raw Mill Feed Bins, campuran material yang telah mengikuti standar dimasukkan ke dalam
penggilingan. Dalam proses penggilingan ini, pengambilan contoh dilakukan setiap satu jam
untuk diperiksa agar komposisi masing-masing material tetap konstan dan sesuai dengan standar.
Setelah itu tepung yang telah bercampur itu dikirimkan ke tempat penyimpanan.
itu dikirim ke tempat pembakaran yang berputar dan bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi
klinker. Setelah klinker ini didinginkan, dikirim ke tempat penyimpanan. Selama proses ini
berlangsung, peralatan yang canggih digunakan untuk memantau proses pembakaran yang
16
Teknik Industri UNDIP
Penggilingan Akhir
Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips yang masih diimpor,
kemudian digiling untuk menjadi semen. Penggilingan ini dilaksanakan dengan sistem close
circuit untuk menjaga efisiensi serta mutu yang tinggi. Semen yang telah siap untuk dipasarkan
ini kemudian dipompa ke dalam tangki penyimpanan.
Pengantongan
Dari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ke tempat pengantongan untuk
kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan menggunakan mesin pembungkus
dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan
dijahit untuk kemudian dimuat ke truk melalui ban berjalan. Sedangkan semen curah dimuat ke
lori khusus untuk diangkut ke tempat penampungan di pabrik, atau langsung diangkut ke
Tanjung Priok untuk disimpan atau langsung dikapalkan.
17
Teknik Industri UNDIP
Pernapasan ( inhalation ),
Tertelan ( ingestion )
Korosi
Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat
dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang
paling umum terkena.
18
Iritasi
Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa
menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang
hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema ( bengkak )
Contoh :
o
Reaksi Alergi
Bahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit atau
organ pernapasan
Contoh :
o
Asfiksiasi
Asfiksian yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan atmosfer yang ada,
misalnya pada kapal, silo, atau tambang bawah tanah. Konsentrasi oksigen pada udara
normal tidak boleh kurang dari 19,5% volume udara.
Asfiksian kimia mencegah transport oksigen dan oksigenasi normal pada darah atau
mencegah oksigenasi normal pada kulit.
Contoh :
o
Kanker
Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti pada
manusia.
19
Teknik Industri UNDIP
Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas sudah
terbukti menyebabkan kanker pada hewan .
Contoh :
o
Efek Reproduksi
Contoh :
o
Racun Sistemik
Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh.
Contoh :
o
2. Bahaya Biologi
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumbersumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau
bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi.
20
Teknik Industri UNDIP
Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan noninfeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable,
racun biogenik dan alergi biogenik.
Bahaya infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang potensial
mengalaminya a.l.: pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga binatang,
dokter hewan dll.
Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik
termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media
dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja
pada sewage & sludge treatment, dll.
Alergi Biogenik
Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari bulu
dan protein dari urine dan feaces binatang.
Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin
dan kultur jaringan).
Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti
rinitis, conjunctivitis atau asma.
Contoh :
o
3. Bahaya Fisika
Kebisingan
21
Teknik Industri UNDIP
Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat
memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu
populasi.
Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi, distribusi
frekuensi, dan lama pajanan.
Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat
menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis.
Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim .
Getaran
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti: frekuensi,
amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau intermitten.
Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam memberikan efek yang
berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan powered tool berasosiasi dengan gejala
gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai Raynauds phenomenon atau
vibration-induced white fingers(VWF).
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf
dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang
belakang.
Radiasi non mengion antara lain : radiasi ultraviolet, visible radiation, inframerah, laser,
medan elektromagnetik (microwave dan frekuensi radio) .
Contoh :
o
Pencahayaan ( Illuminasi )
Tujuan pencahayaan :
o
Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala,
berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan.
4. Bahaya Psikologi
Stress
Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap
tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini
dinamakan stress.
5. Bahaya Fisiologi
Pembebanan Kerja Fisik
Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosial ekonomi
dan derajat kesehatan.
Pembebanan tidak melebihi 30 - 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja
dalam jangka waktu 8 jam sehari.
23
Teknik Industri UNDIP
Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia adalah 40 kg. Bila
mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban maksimum
tersebut harus disesuaikan.
Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis yang
digunakan adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40
permenit di atas denyut nadi sebelum bekerja.
24
Teknik Industri UNDIP
Mengukur kadar udara (measure the air sampling) menggunakan alat ukur
kebersihan udara
Melakukan diskusi dengan pekerja tentang disain ruang kerja yang baik,
yang baik apakah kondisi ruang kerja sudah aman atau dapat diterima
lain
2. Mengambil tindakan yang tepat, dengan cara :
Penyusunan model tersebut mempunyai suatu Hirarki kontrol. Hirarki kontrol dari
pembuatan model di atas adalah:
digunakan
konveyor
dalam
pemindahan
barang
untuk
digunakan
konveyor
dalam
pemindahan
barang
untuk
28
Teknik Industri UNDIP
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Flowchart Proses Produksi Semen
29
Teknik Industri UNDIP
Proses
heating
dan giling
Mining
Material awal
Bercampur
dengan
panas
Silo
semen
Cooling
Pencam
puran
dengan
gips
Penggilingan
akhir
Pengepakan semen
30
Teknik Industri UNDIP
Kebisingan
Penggilingan akhir
Pengepakan semen
Distribusi semen
Tabrakan
32
Teknik Industri UNDIP
Pemberian
penyuluhan,
pelatihan
keterampilan
penggunaan
alat
pertambangan serta cara menambang yang aman dan benar kepada para
pekerja
33
Teknik Industri UNDIP
7. Pengepakan
8. Pendistribusian
Dari
segala
pengontrolan
di
atas,
selanjutnya
dilakukan
evaluasi
pelaksanaannya. Adapun short term dari model kontrol di atas adalah tindakan
kontrol administrativenya, yaitu:
Alat pelindung diri yang digunakan, seperti: helm, kacamata, penutup
telinga, masker, perisai muka, wearpack anti api, sarung tangan,
sepatu boot
Sikap dalam bekerja : disiplin pekerja dalam bekerja, biasanya sudah
distandardisasikan aturannya
36
Teknik Industri UNDIP
37
Teknik Industri UNDIP
digunakan
konveyor
dalam
pemindahan
barang
untuk
38
Teknik Industri UNDIP
39
Teknik Industri UNDIP
40
Teknik Industri UNDIP
BAB IV
ANALISA
4.1 Penyebab kecelakaan
Analisa penyebab kecelakaan penulis tinjau dari faktor-faktor berikut:
1. Pekerja :
Keterlambatan inspeksi
3. Prosedur pekerjaan:
berlebihan
R e s ik o
Teknik Industri UNDIP
42
2. Dari pekerja:
44
Teknik Industri UNDIP
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan :
1. Metode kontrol pengendalian bahaya adalah suatu upaya pengendalian untuk
meminimasi resiko bahsya penyebab kecelakaan
2. Bahaya-bahaya pada ruang kerja produksi semen adalah sebagai berikut:
Bahaya penambangan.
Bahaya proses penggilingan dan pemanasan
Bahaya pada saat material masuk mesin kiln:
Bahaya proses pendinginan dan proses pencampuran gips
Bahaya penggilingan akhir
Bahaya pada silo semen (penampungan semen)
Bahaya pengepakan semen
Bahaya distribusi semen
3. Model kontrol pengendalian bahaya pada ruang produksi semen dibuat per proses
produksi supaya jelas dan mudah dilaksanakan
4. Hambatan pelaksanaan metode kontrol pengendalian bahaya pada ruang produksi
semen berasal dari manjemen dan diri pekerja sendiri
5.2 Saran
1. Perlunya melihat secara nyata di lapangan mengenai cara dan proses produksi semen
45
Teknik Industri UNDIP
46
Teknik Industri UNDIP