2.1.
Sejarah Perusahaan
Perusahaan PT. Growth Asia berpusat di Kawasan Industri Medan-
Sumatera Utara, Indonesia. Perusahaan ini adalah salah satu anak perusahaan
swasta dari Indonesia Coorporation Growth Stell Group (GSG). Berdirinya PT.
Growth Asia (Foundry) bermula dari divisi teknik PT. Growth Sumatera yang
merupakan sebuah pabrik baja dan penggilingan logam yang beroperasi sejak
tahun 1969.
PT. Growth Asia (Foundry) adalah perusahaan dengan status Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN), yang bergerak di bidang industri pengecoran
logam, rancang bangun dan permesinan, serta bekerja berdasarkan pesanan (job
order). Berdirinya PT. Growth Asia tepatnya pada tanggal 3 November 1989, dan
pada tahun 1991 perusahaan ini dibagi dalam dua divisi, yaitu produksi dan
foundry yang tujuannya adalah untuk kelancaran dan kebaikan perusahaan.
2.2.
beragam grade coran besi, besi grafit, baja karbon, baja tahan panas dan korosi,
serta baja mangan. Adapun produk yang menjadi bidang usaha adalah, part untuk
mesin pengolah pertambangan, roll untuk gilingan, baut, dan juga pekerjaan
pabrikasi.
2.3.
Lokasi Perusahaan
PT. Growth Asia (Foundry) berlokasi di jalan KL. Yos Sudarso KM 10.5,
d. Mengirim Order Konfirmasi ke kantor Australia baik melalui fax atau email
khusus untuk order yang berasal dari kantor Australia.
e. Menginput harga dari order yang masuk di sistem estimasi.
f. Menyiapkan laporan rekap bulanan untuk order yang diterima dan penjualan
baik per pelanggan, salesman dan per industri.
g. Menyiapkan laporan bulanan pencapaian order dan penjualan terhadap
budget.
h. Menyiapkan laporan evaluasi kepuasan pelanggan.
i. Membuat database pelanggan berdasarkan industri.
j. Menyimpan arsip penawaran semua pelanggan.
k. Menyimpan arsip order pelanggan khusus untuk industri non-mining.
7. Despatch memiliki tugas sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab dalam penerapan rencana kerja produksi yang
ditetapkan oleh Produksi.
b. Mengkoordinasikan dan mengarahkan sistem produksi agar tetap dan tujuan
tercapai.
c. Memberi pengarahan kepada operator packing untuk peningkatan kerja
sistem produksi dan mengurangi kerusakan akibat packing.
d. Membuat laporan produksi secara periodik kepada manager untuk evaluasi
kinerja kerja produksi.
e. Menilai hasil kerja bawahannya secara berkala.
8. Contact Review memiliki tugas sebagai berikut:
b. Memeriksa ulang jadwal yang ditetapkan oleh bagian PPC apakah telah
cocok.
c. Membersihkan pattern-pattern apabila telah tersedia.
d. Membuat pattern baru atau pattern tambahan apabila diperlukan.
12. Moulding dan Melting memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menerima surat perintah kerja dari bagian PPC.
b. Memeriksa ulang jadwal pencetakan apakah telah cocok.
c. Memeriksa keberadaan pattern, meminta pengiriman dari bagian pattern.
d. Menuang dan mencetak produk sesuai dengan jadwal dan segala prosedur.
13. Fettling memiliki tugas sebagi berikut :
a. Memerima surat perintah kerja dari bagian PPC.
b. Memeriksa jadwal gerinda apakah telah cocok.
c. Memperbaiki produk pada bagian cacat melalui perintah resmi atau NCR.
d. Mencatat data-data yang diperlukan.
e. Gerinda bagian-bagian yang tidak perlu dari produk hasil cetakan.
f. Gerinda ulang produk setelah diangkut ke luar dari Heat-Treatment.
14. Heat Treatment memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mengambil dan mengangkut serta menyusun produk yang telah digerinda
untuk selanjutnya dibawa ke Heat Treatment
b. Menyediakan tempat untuk produk yang telah melalui proses Hardening
untuk kemudian didinginkan.
c. Mengangkut produk yang telah didinginkan ke bagian Fettling.
Shift II
Shift III
3.
3.
Sedangkan pada hari Sabtu, jumlah jam kerja adalah 5 jam sehari dengan
jadwal seperti berikut:
Shift I
Shift II
Shift II
Keterangan
Total
(orang)
1
President Director
Management
Representative
Executive Manager
Maintenance
75
Moulding
151
Fettling
129
Furnace
117
Fabrikasi
25
Pattern
74
10
Machining
60
11
Heattreatment
24
12
QC
38
13
Fastener
14
Batubara
24
15
PPC
16
11
19
Methode engineering
Estimation &Cost
Analysis
Technical & Contract
Review
Drafting
20
Ekspedition
80
21
Grinding Ball
22
PLTU KIM 3
23
Warehouse
12
24
HRD &GA
26
25
Finance
17
18
1
7
3
2
22
26
Accounting
Total
(orang)
11
27
Marketing
28
EDP
29
Procurement
No
Keterangan
Jumlah
928
Pembagian di atas bila didasarkan pada sifat dan ikatan kerja yang ada,
maka karyawan perusahaan ini digolongkan sebagai berikut:
-
Karyawan pimpinan
Yaitu karyawan yang diangkat berdasarkan surat keputusan direksi.
pengupahan
diberikan
kepada
bagian
personalia,
yang
akan
Perhitungan upah lembur untuk satu jam pertama adalah 1,5 x upah
perjam.
b.
2. Cuti
Untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja, perusahaan
memberikan cuti bagi karyawan, yaitu 12 hari dalam 1 tahun kerja.
3. Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)
Yakni suatu wadah bagi para pekerja perkebunan untuk menampung berbagai
keluhan dan masalah dari pekerja tersebut. Untuk melancarkan kegiatan ini,
setiap pekerja dipungut iuran setiap bulannya. Iuran yang diberi tidak akan
dikembalikan walaupun pekerja itu berhenti, pensiun atau meninggal dunia.
4. Koperasi
Koperasi dalam pabrik ini adalah koperasi simpan pinjam. Setiap pekerja boleh
meminjam uang dengan syarat telah bekerja bagi perusahaan minimal 1 tahun.
Besarnya pinjaman bergantung pada lamanya masa kerja dan besar gaji pokok
pekerja itu. Koperasi juga memberi pesangon ditambah jasa pekerja yang
dihentikan. Dan bila pekerja mengundurkan diri, tidak diberikan pesangon.
2.5.
Proses Produksi
Proses produksi dapat didefinisikan sebagai suatu cara, metode dan teknik-
teknik mengubah sumber atau input menjadi hasil atau output, sehingga hasil yang
berupa barang atau jasa serta hasil sampingannya memiliki nilai tambah atau nilai
guna yang berarti.
Dalam pengolahan atau pengubahan pada proses tersebut dapat terjadi
secara fisik maupun non fisik yang berupa perubahan bentuk, dimensi serta sifat.
Nilai tambah adalah nilai keluaran yang bertambah secara fungsional dan secara
ekonomis.
Proses produksi juga dapat didefinisika sebagai suatu cara, metode dan
teknik-teknik mengubah sumber atau input menjadi hasil atau output, sehingga
hasil yang berupa barang atau jasa hasil sampingannya memiliki nilai tambah atau
nilai guna yang berarti. Setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk
meningkatkan produktivitasnya, sehingga diperlukan pemahaman terhadap proses
produksi yang ada agar dapat mempermudah dalam menganalisis kerja
perusahaan guna perbaikan sistem kerja. Untuk itu, perlu diketahui proses
produksi yang berlaku di PT. Growth Asia yang memiputi bahan baku, bahan
penolong, bahan tambahan, serta tahapan proses produksi yang berlangsung di
perusahaan.
PT. Growth Asia bergerak dalam pengolahan Besi bekas menjadi part
untuk mesin pertambangan dengan material baja pada umumnya, dengan
spesifikasi yang diinginkan oleh pelanggan. Adapun proses pembuatan part untuk
mesin pertambangan tersebut dapat diuraikan dalam sub bab berikut ini.
2.5.1. Standar Mutu Produk
Inspeksi dan Rencana Pengetesan (ITP) dihasilkan untuk memenuhi
ketentuan-ketentuan pelanggan dan digunakan sebagai instruksi kerja proses
produksi foundry. Secara umum, sistem mutu foundry adalah untuk menyediakan
kepuasan dan kesesuaian terhadap persyaratan dari pelanggan.
Proses foundry dimulai dari pembeliannya bahan baku ferro-alloys dan
bahan baku lainnya dari vendor yang telah diakreditasi, dan telah sesuai dengan
standar internasional. Dilakukannya analisis bahan baku yang masuk dengan
menggunakan alat modern ARL 3460 Optical Emission Spectrometer untuk
2.5.2.2.Bahan Tambahan
Adapun definisi dari bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk
mempermudah proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Bahan tambahan yang ditambahkan kepada produk sehingga menghasilkan suatu
produk akhir yang siap untuk dipasarkan, dapat berupa kemasan ataupun
aksesoris.
Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah:
1. Carbon
Fungsi dari karbon adalah
a.
b.
Menurunkan keliatan
c.
d.
2. Silikon
Fungsi dari silikon adalah
a.
b.
c.
Tahan panas
b.
c.
2.5.2.3.Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam produk dimana
keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan penolong ini tidak
ikut dalam proses produksi, namun dipakai pada akhir produksi. Bahan penolong
yang digunakan oleh PT.Growth Asia adalah:
1. Lining material
Sebagai pelapis untuk dinding tanur dan ladle supaya tahan terhadap tingginya
suhu cairan besi yang mencapai 1680oC.
2. Cat dempul
Digunakan untuk menutupi pori-pori pattern.
3. Stripcote
Sebagai coating untuk mempermudah pemisahan pattern dengan pasir cetak.
4. Methanol
Sebagai bahan campuran untuk cat/coating yang mudah terbakar, sehingga
proses pengeringan cat lebih cepat.
5. Pasir kwarsa
Sebagai bahan untuk pembuatan cetakan.
6. Kayu papan dan Triplek
Digunakan untuk pembuatan pattern (mal)
7. Binder dan Catalist
Sebagai bahan campuran dengan pasir kwarsa.
8. Cat /Coating
Digunakan untuk mempermudah pemisahan cairan besi dengan pasir cetakan
pasir, selain itu memperhalus permukaan produk.
9. Slag Remover
Sebagai bahan pengikat kotoran cairan, sehingga memudahkan untuk
pembuangan kotoran cairan.
2.5.3. Uraian Proses Produksi
Untuk memproduksi benang karet, proses yang ada dapat dikelompokkan
atas tahap-tahap sebagai berikut:
1.
Drawing (Penggambaran)
2.
3.
4.
Moulding (Pencetakan)
5.
6.
7.
8.
9.
Machining (Permesinan)
mal
sampai
proses
permesinan,
untuk
pembuatan
method
menggunakan software solid cast. Adapun hal yang ditentukan oleh bagian
method untuk setiap bagian di produksi adalah:
1.
2.
3.
diameter saluran ladle yang digunakan, serta jenis tuangan yang akan
digunakan untuk saluran penuangan.
4.
5.
6.
7.
Pengecekan ukuran gambar yang dibuat dengan dimensi yang diinginkan oleh
konsumen.
2.
Penentuan letak pola (sudut kemiringan) agar mudah dilepas dari rongga
cetakan.
3.
4.
triplek, operator pada bagian pattern harus membaca gambar perintah dari
bagian drawing. Gambar yang dibuat pada bagian drawing sesuai dengan
pesanan konsumen, pada gambar perintah tersebut, telah dilengkapi dengan
beberapa besar toleransi yang diperbolehkan oleh produk. Toleransi ini
merupakan ketetapan sesuai dengan jenis bahan yang digunakan.
Ukuran pattern kayu dibuat adalah ukuran asli ditambah penyusutan
ditambah toleransi dari machining.
yang
didahului
oleh
proses
pendempulan.
Adapun
tujuan
dilakukannya proses ini adalah untuk menjaga kualitas produk, agar produk akhir
mempunyai permukaan yang halus karena dasar dari produk, yaitu cetakan juga
mempunyai permukaan yang halus pada pengerjaannya. Selain itu proses ini juga
berfungsi sebagai dinding pemisah anatara kayu dengan pasir dari proses
pencetakan atau moulding.
2.
Proses coating
Proses ini bertugas melakukan pelapisan dengan coating yang telah
ditentukan oleh bagian method, serta membakarnya sampai kering. Dimana
tujuannya adalah memperhalus bagian produk jadi dan menghindari kontak
langsung antara pasir cetak dengan cairan yang dituang opada cetakan.
3.
4.
Assembly
Pada bagian ini bertugas memasangkan core (inti) untuk pembentuk rongga
produk, setelah itu dilanjutkan dengan proses penggabungan antara cetakan
bawah dan atas yang telah dicetak. Pada bagian ini juga dilakukan proses
Tanur induksi yang dimilik PT. Growth Asia memiliki kapasitas 1 ton dan 5
ton, tanur terlebih dahulu dipanaskan agar ketika logam dimasukkan, tanur
induiksi sudah siap untuk memasak.
b.
Peleburan logam
Logam dimasukkan ketika tanur diangap sudah siap untuk melebur logam
c.
d.
Pengujian laboratoriun
Setelah bahan pokok dan bahan tambahan melebur menjadi satu, maka
diambil sampel untuk uji laboratorium. Uji ini dilakukan untuk melihat
berapa besar kadar dari campuran. Apabila kadar campuran belum memenuhi,
maka akan ditambahkan kadarnya, tetapi apabila apabila kurang maka besi
karbon akan ditambahkan. Pengujiaan ini biasanya dilakukan 2 kali dan
biasanya sudah memenuhi karakteristik campuran yang diperlukan.
e.
g.
Proses penuangan
Tugas dari proses penuangan adalah menuangkan cairan yang sudah ada pada
ladle ke cetakan, dengan sebelumnya dilakukan terlebih dahulu pembersihan
kotoran cairan dengan slag removal. Setelah selesai pembuangan kotoran,
maka dilanjutkan pada proses pengukuran temperatur yang disesuaikan
dengan temperatur yang diinginkan oleh cetakan yang tertera pada kartu TAG
b.
c.
dengan menggunakan mesin Jack hammer. Sisa pasir yang dinamakan pasir daur
ulang, yang masih bisa terus dimanfaatkan pada proses pembuatan cetakan.