Anda di halaman 1dari 32

Kelompok 4

Nur Thrisna
Ika Fitria
Regita Damayanti
Dinda Rachma
Dinnia Hanivah
Fyka F.
Indah Pertiwi L.G.
Selestin Nifsu C.
Ocktavia Cristyari S.
Rosiana Agustin
Benedikta F. S.
Fitri Rizki A.
Dea Afra F.

Adlina Rahmadini A.
Shofa Rakhmatika
Ridha Nurhayati
Maynisa Puspita K. W.
Insani Nashiroh
Anastasia Wulandari
Arvia Ulliaji
Chintya Pangestika
Oktaviana Lety Rani

PPT

www.inspiredbuddy.com

Pemberdayaan Masyarakat
di Bidang Kesehatan
A. Latar Belakang
kesehatan atau hidup sehat adalah hak
setiap orang.
semua orang berhak memperoleh
perlindungan kesehatan.
dan setiap individu mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab untuk melindungi kesehatan
dan menjaga kesehatan dirinya sendiri dari
segala ancaman penyakit dan masalah
kesehatan lainnya

Kemampuan untuk memelihara dan melindungi


kesehatan mereka sendiri dosebut
kemandirian atau self reliance.
pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan merupakan sasaran utama promosi
kesehatan.
Masyarakat sebagai sasaran primer (primary
target) promosi kesehatan harus
diberdayakan agar mereka mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat sendiri.

Hak-hak kesehatan setiap anggota


masyarakat ialah hak untuk dilindungi
dan dipeliharanya kesehatan masyarakat
mereka sendiri oleh mereka sendiri,
tanpa tergantung pada pihak lain, baik
pemerintah maupun yang lain.
Peran Pemerintah atau pihak di luar
masyarakat dalam memelihara atau
melindungi kesehatan masyarakat
hanyalah sebagai fasilitator, motovator,
atau stimulator.

B. Batasan Pemberdayaan Masyarakat

Dalam bidang kesehatan,


pemberdayaan masyarakat
adalah upaya atau proses
untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan dan
kemampuan dalam
memelihara dan
meningkatkan kesehatan.

Tujuan Pemberdayaan Masyarakat


di bidang kesehatan :
1.Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan,
dan pemahaman akan kesehatan bagi
individu,kelompok, atau masyarakat.
Pengetahuan dan kesadaran tentang
cara-cara memelihara dan
meningkatkan kesehatan adalah awal
dari pemberdayaan.
2.Timbulnya kemauan atau kehendak
ialah sebagai bentuk lanjutan dari
kesadaran dan pemahaman terhadap
objek dalam hal ini kesehatan. Faktor

3. Timbulnya kemampuan masyarakat


dalam bidang kesehatan berarti
masyarakat telah mampu mewujudkan
niat kesehatan mereka dalam bentuk
tindakan atau perilaku kesehatan.
Masyarakat telah mampu memfasilitasi
kebutuhan-kebutuhan sarana prasana atau
prasarana kesehatan adalah masyarakat
yang mandiri di bidang kesehatan.

Batasan masyarakat dikatakan mandiri di bidang


kesehatan
1. Mengenali masalah kesehatan dan faktor yang
mempengaruhinya. Faktor yang berpengaruh:
. Pengetahuan tentang penyakit (menular & tidak
menular)
. Pengetahuan tentang gizi dan makanan yang harus
dikonsumsi
. Perumahan sehat dan sanitasi dasar
. Pengetahuan bahaya merokok dan zat-zat lain yang
menimbulkan gangguan kesehatan

Pengetahuan tentang penyakit (menular & tidak


menular)
Mencakup :
nama/jenis penyakit
tanda/gejala yang ditimbulkan
penyebab penyakit
cara penularan dan pencegahannya
tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan

Pengetahuan tentang gizi dan makanan


yang harus dikonsumsi
Meliputi :
Kebutuhan zat dan gizi/nutrisi bagi
tubuh (karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral)
Jenis makanan yang dibutuhkan tubuh
(kualitas dan kuantitas)
Akibat/ penyakit karena kekurangan gizi

Perumahan sehat dan sanitasi dasar


Ventilasi dan pencahayaan rumah
Sumber air bersih
Pembuangan tinja, air limbah, dan sampah
Pengetahuan bahaya merokok dan zat-zat lain
yang menimbulkan gangguan kesehatan
Narkotika
Obat-obatan berbahaya

2. Masyarakat mengatasi masalah kesehatan


secara mandiri
Contoh : masyarakat kekurangan air bersih,
kemudia mereka bergotong royong (tenaga
dan dana) untuk pengadaan air bersih
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat
secara terus-menerus
Contoh: ada kelompok kebugaran atau
olahraga tertentu di suatu komunitas

4. Memelihara dan melindungi diri dari


ancaman kesehatan
Masyarakat dapat mengantisipasi
dengan upaya pencegahan melalui
pengetahuan yang mereka miliki
Contoh: banjir, masyarakat
bergotong royong untuk melakukan
perbaikan saluran limbah,
pembangunan tempat sampah agar
tidak terjadi penyumbatan, dsb.

Pemberdayaan masyarakat adalah


upaya fasilitasi yang bersifat
noninstruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan
masyaakat agar mampu
mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan melakukan
pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat dan
fasilitas yang ada (Dinas Kesehatan)

Batasan masyarakat mandiri di bidang


kesehatan menurut DinKes
Perbedaan pada penekanannya,
DepKes menekankan pendekatan
noninstruktif
Proses dan tujuan yang dicapai
masyarakat yg mandiri/berdaya
dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya

Kemandirian masyarakat adalah


kemampuan masyarakat untuk
mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan melakukan
pemecahan masalahnya dengan
memanfaatkan potensi setempat
tanpa tergantung pada bantuan dari
pihak luar

Kemandirian hasil yang


dicapai
Pemberdayaan prosesnya

Prinsip Pemberdayaan
Masyarakat

Menumbangkan potensi
masyarakat
Mengembangkan gotong
royong masyarakat
Menggali kontribusi
masyarakat
Menjalin kemitraan
Desentralisasi

Peran Petugas Sektor Kesehatan

Memfasilitasi masyarakat terhadap


kegiatan atau program pemberdayaan
Memotivasi masyarakat untuk bekerja
sama atau bergotonhroyong dalam
melaksanakan kegiatan atau program
bersama
Mengalihkan pengetahuan,
ketrampilan, dan teknologi kepada
masyarakat

D. Ciri Pemberdaya Masyarakat


Suatu kegiatan atau program yang
termasuk
dalam
pemberdayaan
masyarakat apabila kegiatan atau
program tersebut tumbuh dari
bawah dan noninstruktif serta dapat
memperkuat,
meningkatkan
maupun mengembangkan potensi
masyarakat setempat dan berguna
untuk
mencapai
tujuan
yang
diharapkan.

Bentuk-Bentuk Pengembangan Potensi


Masyarakat
1. Tokoh atau Pemimpin Masyarakat
(Community Leaders)
Tokoh atau Pemimpin Masyarakat yang
dimaksutkan bisa dalam lingkup formal
(Camat, Lurah, Ketua RT/RW) maupun
dalam lingkup informal (ustadz, pendeta,
sesepuh desa, dll)
Tahapannya yaitu petugas atau provider
kesehatan melakukan pendekatan kepada
para tokoh masyarakat, karena tokoh
masyarakat memiliki peran besar karena
masyarakat Indonesia masih menganut
system paternalistic yaitu menganut pada

2.
Organisasi
Masyarakat
(Community
Organization )
Organisasi masyarakat formal maupun informal
contohnya : PKK, Karang Taruna, koperasi,
Posyandu dll.
Contoh : Posyandu sebaiknya menargetkan
programnya
sesuai
kebutuhan
masyarakat
setempat, tidak hanya melihat dari jumlah balita
yang ada di suatu tempat. Program posyandu
pun sebaiknya tidak hanya itu-itu saja misal
penyuluhan gizi balita dan penyuluhan KB,
namun juga sesuai dengan keadaan tempat
tersebut, misal : penyuluhan DBD saat penyakit
DBD sedang mewabah di tempat tersebut,

3. Pendanaan Masyarakat (Community Fund)


Keberadaan Program Dana Sehat yang sudah
ada sejak 1970 oleh Departemen Kesehatan
diperluaas
dengan
nama
JPKM
(Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) yang
memiliki prinsip gotong royong, seperti : yang
sehat membantu yang sakit dan yang kaya
membantu yang miskin
Selain
program
JPKM,
beberapa
LSM
bekerjasama dengan Departemen Kesehatan
membentuk Community Fund antara lain Tabulin
(tabungan ibu bersalin), Tassia (tabungan suami
sayang ibu dan anak).
Peran petugas atau provider hanya memfasilitasi.

Pengetahuan Masyarakat (Community


Knowledge)
Semua
bentuk
penyuluhan
kesehatan
kepada masyarakat merupakan contoh
pemberdyaan
masyarakat
yang
meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Kegiatan penyuluhan kesehatan sebaiknya
dilakukan dengan pendekatan community
based health education.
Contoh : lomba membuat poster tentang
pesan-pesan kesehatan di acara tententu
5.

6. Teknologi Masyarakat (Community


Technology)
Teknologi-teknologi sederhana yang lahir di
masyarakat seperti
penyaringan air
menggunakan arang atau pasir dan
pengawetan makanan dengan pengasapan
yang sebenarnya dapat diadopsi dan
dimodifikasi sehingga dapat dimanfaatkan
dan disebarluaskan.

INDIKATOR HASIL PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT

INPUT
a. Sumber daya manusia
b. Besarnya dana
c. Bahan-bahan/alat-alat
digunakan

yang

PROSES

a.
b.
c.
d.

Jumlah penyuluhan kesehatan


Frekuensi dan jenis pelatihan
Jumlah tokoh masyarakat
Pengambilan keputusan

OUTPUT
a. Jumlah dan jenis UKBM (upaya
kesehatan yang bersumber daya
masyarakat)
b. Jumlah anggota masyarakat yang
telah meningkat pengetahuan dan
perilaku tentang kesehatan
c. Jumlah anggota keluarga yang
mempunyai usaha
d. Meningkatnya fasilitas umum

OUTCOME
a.
b.
c.
d.

Menurunnya angka kesakitan


Menurunnya angka kematian umum
Menurunnya angka kelahiran
Meningkatnya status gizi anak balita

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai