Sko 2 Tentang Cantilever Slab Docp
Sko 2 Tentang Cantilever Slab Docp
PENDAHULUAN
penting, untuk badan atau tubuh daripada sebuah bangunan, sehingga bangunan
tersebut dapat berdiri dengan kokoh pada tempatnya.
Arsitek disini memegang peranan yang sangat penting dan harus mampu
mengendalikan unsur-unsur struktur dan menampilkannya untuk mengungkapkan
hakikat
bangunan
yang
dapat
mengidentifikasi
dan
mencerminkan
tujuan
BAB II
1..Pengertian
Struktur
Struktur adalah rangka atau tulang punggung dari sebuah bangunan
yang dapat berdiri dengan tegak. Sebuah bangunan harus mempunyai
kekuatan untuk berdiri, dimana bangunan tersebut sangat tergantung pada
jenis-jenis struktur yang direncanakan dan digunakan terhadap beban yang
bekerja sehingga bangunan dapat menahan beban-beban yang bekerja baik
itu dari luar berupa angin dan gempa, beban bangunan itu sendiri dan beban
tambahan berupa perabot dan manusia. Dengan demikian dalam perencanaan
dan penggunaan sebuah struktur perlu diperhitungkan secara mekanika gaya
dan matematis yang logis serta tidak mengabaikan unsur-unsur arsitektural.
Pada pembahasan selanjutnya akan dibahas secara lebih mendetail
mengenai struktur cantilever slab.
Struktur Cantilever
Struktur cantilever slab atau plat cantilever adalah suatu sistem struktur
dimana pemikulan sistem lantai dari pusat inti pusat bangunan tinggi (core)
akan memungkinkan sebuah ruang dalam bangunan bebas dari kolom
contohnya seperti aula ataupun sebuah show room, yang batas kekuatannya
adalah batas terbesar ukuran bangunan dimana perhitungan dan pemilihan
material yang digunakan adalah meterial yang kaku. Terutama apabila proyek
si plat adalah besar kekuatan dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik
pra-tekan. (Lihat gambar 1)
a.
b.
CANTILEVER
CORE
c.
Gbr. 1
Detail Cantilever
Potongan model struktur cantilever
Detail
bentuk
desain
struktur
cantilever
yang
dikombinasikan
dengan core
STRUKTUR CANTILEVER
DENGAN KOLOM DITEPI
STRUKTUR CANTILEVER
SATU SISI
STRUKTUR CANTILEVER
DUA SISI
Gbr. 2
Macam-macam bentuk
Struktur Cantilever
Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut tampak dari diagram datar
bahwa kolom sudut itu hanya memikul antara 10-20% dari beban vertikal yang
dipikul oleh kolom-kolom tengah yang memikul posisi paling berat.
Hal-hal diatas mendasari adanya cantilever satu sisi dan dua sisi Dari ilmu
statistika, pemecahannya dengan melewatkan bagian bangunan diatas lantai atas
sedemikian rupa sehingga kolom-kolom akhir mendapat pembebanan yang hampir
sama dengan kolom-kolom ditengah. Semua kolom itu membuat kontras dengan
satu sisi pendek bangunan yang nyatanya tanpa kolom-kolom sudut.
Cantilever satu sisi
Pada gambar dibawah menunjukkan distribusi beban pada kerangka grid
lebar yang lantai-lantainya diberi tonjolan konsol/kantilever disepanjang
pendek bangunan, sedangkan kolom-kolom disepanjang bangunan tetap
berada dalam permukaan bangunan.
Cantilever bersisi satu ini juga memperkaya komposisi arsitektural
sebagai hasil untuk ciri yang diperlukan untuk membedakan berbagai
tampak.
Gbr.3
STRUKTUR CANTILEVER
SATU SISI
Gbr.4
STRUKTUR CANTILEVER DUA SISI
Pemberian cantilever ini pada grid sempit tidaklah cocok, karena jarak
kolom ke arah memanjang terlalu dekat untuk memenuhi keperluan didalam.
Kekuatan
Sebuah bangunan haruslah mempunyai kekuatan untuk dapat berdiri.
Kekuatan tegaknya suatu bangunan sangatlah tergantung pada jenis
struktur yang digunakan, sehingga beban yang mungkin diterima oleh
bangunan dapat diperkirakan dengan cara perhitungan matematis
struktur. Hal ini perlu dilakukan guna menghindari terjadinya sebuah
kecelakaan yang menyebabkan keugian baik materi maupun jiwa.
Selain itu dengan memperhitungkan sistem struktur terutama
bangunan yang menggunakan struktur cantilever, maka bangunan
tersebut sekiranya
yang
diterima. Pada
Pada kolom yang tertinggi dengan beban sentris pada sumbu balok
mengakibatkan batang kolom mengalami tekuk akibat gaya yang
Hal ini berlaku juga untuk struktur utama pada sebuah bangunan.
Misalnya sebuah bangunan menggunakan Cantilever Slab sebagai
struktur
utama,
menyebabkan
maka
terjadinya
elemen
dari
struktur
reaksi
bergerak
partikel-partikel
sehingga
struktur
cantilever.
Karena dimensi yang tidak tepat dari struktur cantilever maka elemen
struktur bergerak mengikuti arah beban luar yang bergerak (terjadi
tekuk).
Lb = h
Lb = 1/2h
Lb = 2h
Gbr.5
Analisa Grafis Perubahan Bentuk
Pada Struktur Cantilever
Agar elemen struktur mampu memikul beban yang terjadi, maka dimensi
yang melawan gaya tarik akibat gaya luar diperbesar sehingga elemen
struktur dapat menahan beban yang terjadi.
Struktur cantilever slap adalah hubungan struktur antara bidang penjepit
dengan bagian yang dijepit dan terjadi pada bagian pangkalnya, sehigga
ujung yang lain tergantung. Pemikul sistem lantai dari sebuah bangunan
dengan sistem cantilever akan memungkinkan adanya ruang yang bebas
terhadap kolom dengan kekuatannya sama besar dengan besarnya ukuran
ruang
yang
dimaksud.
Kekakuan
plat
dapat
ditingkatkan
dengan
Gbr.6
Analisa Grafis Perubahan Bentuk Pada
Struktur Cantilever setelah diberi beban
Struktur rangka tinggi pada lantai yang tercantilever pada setiap lantai
memungkinkan adanya ruang yang fleksibel didalam dan diatas rangka.
Sistem gantung memungkinkan memungkinkan penggunaan bahan secara
efisien dengan menggunakan penggantung sebagai pengganti kolom, untuk
memikul beban lantai.
Kekuatan unsur tekan harus dikurangi karena adanya bahaya tekuk.
Berbeda dengan unsur tarik yang dapat mendayagunakan kemampuannya
secara maksimal, kabel-kabel penggantung meneruskan ke rangka dibagian
atas yang tercantilever dari inti pusat.
STRUKTUR GANTUNG
(CANTILEVER)
Balok Pengikat
Balok Cantilver
Core/inti Bangunan
STRUKTUR CANTILEVER
Gbr. 7
Penampang Beberapa Bentuk
Struktur Cantilever Yang Memiliki
Kekuatan Terhadap Dimensi
Bangunan
Kestabilan
Kestabilan
dapat
tercapai
apabila
bentuk
bangunan
secara
keseluruhan mampu menahan gaya yang berasal dari luar (gaya lateral)
yang disebabkan oleh gaya angin dan gempa. Untuk mengatasi gaya
a.
b.
Gbr. 8
Gambar a. Desain Struktur LantaiYang berfungsi sebagai
Pengaku Bangunan
Gambar b. Menunjukkan Bentuk Sususan Balok Struktur
yang berfungsi untuk menjaga kestabilan Bangunan
Gaya-gaya pada bracing dalam arah diagonal akan melawan gaya lateral,
sehingga resultan gaya menjadi seimbang atau sama dengan 0 (nol).
Dengan demikian balok pengikat cukup diletakkan di tepi-tepi bidang lantai.
Karena bidang tepi berhubungan dengan gaya luar (gaya lateral).
Bila gaya lateral yang mengenai bangunan dengan arah yang sejajar,
maka akan menimbulkan flutering atau puntiran pada bangunan.
Keseimbangan
Upaya menciptakan suatu bentuk yang mampu berdiri sendiri, yang
disebabkan oleh gaya gravitasi. Untuk dapat mencapai kondisi yang
seimbang, dalam menyelesaikan sistem struktur sebuah bangunan
adalah :
M=0
l
Terjadi momen negatif (-) ada
ujung jepit sedangkan nilai momen
pada ujung yang beban adalah 0
(nol).
Ini disebabkan karena beban
bekerja pada ujung balok/plat yang
tercantilever
Gbr. 9
Bentuk Analisis Dalam Menjaga Keseimbangan
Struktur Cantilver pada Bangunnan
T kabel
Gbr. 10
Gambar Struktur Cantilever yang mengalami Defleksi
(perubahan bentuk) dan cara menanggulanginya
Penggunaan material yang tipis akan melekuk pada arah gaya tekan
diikuti oleh elemen lain yang berhubungan dengannya. Oleh karena
itu timbul puntiran dengan menggabungkan kedua elemen struktur
cantilever dengan balok tarik pada ujung kolom dan balok tekan pada
bagian tengah kolom sebagai perlawanan dari pergerakan elemen
struktur cantilever.
Balok tekan
Utama
Kabel
Kabel
Tarik
Pengaku
Kabel
Tarik
Kabel
Tarik
Balok
Tekan
Permukaan Tanah
Gbr. 11
Struktur Cantilever Gabungan 2 Elemen dan pola penyaluran
gaya
semata.
1.
Ekonomi
Dalam perencanaan bangunan tinggi, para arsitek cenderung lalai dalam
menanggapi dan untuk disadari, adalah bahwa penentuan sistem bangunan
tidak boleh berupa sekedar keinginan yang tak berdasar, tetapi harus
memasukan pertimbangan faktor ekonomi secara cermat.
Bangunan yang didirikan harus berdiri dengan kokoh, tentunya dengan
dana yang cukup tinggi serta pertimbangan material yang digunakan. Dalam
hal ini Cantilever Slab Structure dapat menjadi satu sistem struktur dengan
ruang yang luas dan bebas kolom.
2.
Kondisi Tanah
Kondisi tapak yang semakin sempit didaerah perkotaan dan kebutuhan
akan ruang yang banyak serta luas sesuai dengan tuntutan perkembangan
sebuah daerah menjadikan bangunan multi lantai atau yang sering disebut
bangunan berlantai banyak (bangunan tingkat tinggi) sebagai alternatif
pemecahan terhadap masalah terhadap kondisi tapak yang sempit.
Keberadaan sebuah bangunan multi lantai sangat bergantung pada kondisi
struktur tanah, material struktur dan sistem struktur.
Pemilihan jenis bangunan juga sangat tergantung pada fungsi geologi
tapak. Apapun masalahnya ketiga variabel struktur bangunan yaitu sub
structure (struktur bagian bawah), upper structure (struktur bagian tengah)
dan super structure (struktur bagian atas) yang ditambah dengan kondisi
tanah memberikan kebebasan komposisi dalam memilih sistem struktur yang
digunakan. (Lihat gambar 2)
Gbr. 12
Kondisi Struktur Bangunan akibat dari
kurang baiknya daya dukung tanah
3.
4.
Pertimbangan Mekanis
Sistem mekanis yang digunakan dalam merancang bangunan tinggi
terdiri dari sistem HVAC (Heating Ventilation and Air Conditioner), lift, listrik,
pipa air dan pembuangan disposal padat dan disposal cair.
Sistem pemasok energi dapat dipusatkan pada inti bangunan (core)
mekanis yang dipadukan dengan daerah inti umum. Kadang-kadang ruang
ducting ditempatkan pada fase eksterior atau digunakan sistem interspesial
dengan lantai mekanis untuk peralatan yang berat. Saluran atau jaringan
utilitas ditempatkan dalam saluran tersendiri dipisahkan berdasarkan fungsi
tetapi masih berada dalam core sehingga tidak mengganggu kenyamanan
pemakai bangunan.
5.
6.
Ketahanan
struktur
untuk
jangka
waktu
tertentu
dengan
7.
Pertimbangan Lingkungan/Setempat
Hal ini berkaitan dengan peraturan pembangunan dan penataan sarana
dan prasarana wilayah pada suatu daerah yang menjadi lokasi pembangunan
sebuah bangunan multi lantai, dimana peraturan-peraturan tersebut akan
mempengaruhi sistem konstruksi bangunan. Peraturan-peraturan tersebut
antara lain menyangkut zoning, keseimbangan dengan bangunan lain yang
sudah ada disekitarnya, sistem konstruksi (kekuatan, kenyamanan, dan lainlain), tampilan bangunan (estetika), sarana utilitas yang memadai dan
dampak terhadap lingkungan.
Selain dari hal-hal teknis (peraturan-peraturan) tersebut, hal-hal nonteknis yang juga berkaitan dengan pertimbangan perencanaan pembangunan
bangunan/gedung multi lantai adalah ketersediaan material bahan bangunan
didaerah tersebut, dengan perhitungan material bahan bangunan diproduksi
di daerah itu tanpa dipesan dari daerah lain.
Tulangan baja
Kabel digunakan sebagai elemen penunjang karena memiliki gaya tarik yang
kuat.
Pada bagian atas bangunan antar kolom dihubungkan dengan kabel baja
yang bekerja dengan gaya tarik untuk mengatasi gaya tekuk pada balok
cantilever sehingga sistem struktur yang ada tidak mengalami defleksi atau
perubahan.
Material struktur berupa kabel, beton bertulang atau komposit dan pipa baja
mempunyai fungsi yang estetis, awet dan kuat.
Gaya-gaya akibat pembebanan pada struktur cantillever mengakibatkan gaya
geser vertikal, oleh kabel gaya-gaya tersebut disalurkan ke kolom dan core
selanjutnya diteruskan ke pondasi lalu ke tanah.
Beban
Beban
pada
pada
cantilever
cantilever
Kabel
Kabel
Kolom/Cor
Kolom/Cor
ee
Pondasi
Pondasi
E. Combinasi Struktur
Struktur Cantilever Slab Dengan Core
Core/kolom dengan balok cantilever terjadi hubungan jepit dan
merupakan satu kesatuan yang utuh stabil dan monolit atau struktur yang rigid.
Core merupakan inti strukur suatu bangunan tingkat tinggi sehingga semua
sistem struktur berhubungan langsung dengan core.
Apabila besar dimensi dari balok sama mengakibat pembebanan, balok
akan mengalami lendutan. Untuk mengantisipasi lendutan yang terjadi maka
perlu adanya penyelesaian-penyelesaian antara lain:
-
Yang kuat terhadap gaya tarik yaitu besi baja, bagian atas balok cantilever
diperbesar
Yang kuat terhadap gaya tekan yaitu beton, bagian bawah balok cantilever
beton diperbesar/diperkuat
CORE
CANTILEVER
CANTILEVER
CORE
Gbr. 13
Sketsa Struktur Cantilever yang di
kombinasi dengan struktur lainnya
(Core)
h
(tinggi)
CANTILEVER
CORE
EARTH
Gbr. 14
Proses Penyaluran Gaya-Gaya
Pada Bangunan yang menggunakan Struktur Cantilever
Balok Cantilever
Gbr. 16
Sistem penyebaran gaya pada struktur
cantilever dengan sistem kolom
STRUKTUR CANTILEVER
STRUKTUR CANTILEVER
G. Jenis Pembebanan
Pembebanan struktur sangat beraneka ragam dan rumit (kompleks).
Jenis-Jenis Beban yang di terima
Beban yang dipikul oleh suatu bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian
besar yaitu beban mati dan beban hidup. Beban mati terdiri dari beban angin,
salju dan konstruksi sedangkan beban hidup terdiri dari beban manusia dan
beban perabot.
- Beban mati
Pada sebuah bangunan yang dimaksud dengan beban mati adalah
beban yang ditimbulkan oleh bangunan itu sendiri yang bersifat permanen
dan beban dari luar tetapi bersifat sementara, misalnnya beban angin, salju
dan hujan. Beban mati itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
kelompok besar yaitu beban statis dan beban dinamis.
Dalam pengertiannya beban statis merupakan beban bangunan yang
bersifat permanen ditimbulkan oleh setiap unsur struktur yang digunakan,
dengan kata lain beban statis merupakan beban dari bangunan itu sendiri.
Dimana beban konstruksi terutama yang terjadi pada bangunan tingkat tinggi
atau berlantai banyak jauh lebih besar dari pada beban konstruksi yang
terjadi pada bangunan satu lantai.
Sedangkan beban dinamis merupakan beban yang terjadi pada sebuah
bangunan dan bersifat sementara, beban dinamis merupakan jenis beban
yang berubah sesuai dengan perubahan musim dan waktu ataupun juga
diakibatkan oleh fungsi ruang pada bangunan untuk jangka waktu yang tidak
tentu. Beban yang ditimbulkan oleh perubahan musim dan waktu sering juga
disebut sebagai beban lateral atau beban luar, antara lain berupa beban
angin, salju dan hujan.
- Beban konstruksi
Unsur struktur pada umumnya, dirancang untuk beban mati dan beban
hidup. Akan tetapi unsur tersebut dapat dibebani oleh beban yang lebih besar
dari beban rencana ketika bangunan didirikan.
Beban ini dinamakan sebagai beban konstruksi dan merupakan
pertimbangan yang penting dalam sebuah rancangan arsitektur. Beban
konstruksi juga harus diperhitugkan untuk suatu balok yang dirancang untuk
perilaku secara komposit dengan plat beton.
- Beban hujan, es dan salju
Beban salju hanya perlu dipertimbangkan untuk struktur atap dan bagianbagian lain pada bangunan yang sekiranya dapat menjadi tempat
penampungan salju, bagian-bagian tersebut antara lain pelataran terbuka,
balkon, top floor dan teras. Sedangkan beban hujan umumnya tidak sebesar
beban yang ditimbulkan oleh salju tetapi adanya akumulasi air yang
mempunyai berat jenis berbeda dan dapat merusak sistem struktur yang ada.
Beban hujan umumnya terjadi pada saluran-saluran pada atap sehingga
saluran-saluran menjadi tersumbat, lendutan yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada material struktur bangunan. Sedangkan beban es lebih
sering mengumpul atau terjadi pada bagian-bagian unsur yang terkantilever.
Beban es ini bila ditinjau dari berat beban yang ditimbulkan hampir menyamai
beban salju.
- Beban angin
Beban
angin
yang
menekan
atau
menghisap
bangunan
besar
Aksi
struktur
yang
mengarahkan,
gaya-gaya
beban
melalui
Gbr. 17
Kondisi Struktur Bangunan akibat
dari beban konstruksi
- Beban angin
Gbr. 18
Perubahan bentuk pada
bangunan akibat beban angin
Gbr. 19
Posisi banguunan bila dilihat
dari atas, mengalami pergeseran
letak akibat beban angin
Gbr. 21
Perubahan bentuk pada bangunan
akibat beban angin
Gbr. 20
Terjadi puntiran pada
bangunan akibat bebam angin
- Beban gempa
Pondasi adalah titik singgung antara struktur bangunan dengan tanah maka
gerak seismik bekerja pada bangunan dengan menggoyang pondasi bolakbalik. Massa bangunan akan menahan gerakan ini dengan membangun gaya
innersia pada struktur, aksi ini serupa dengan innersia lateral.
Besar gaya inersia horisontal (F) bergantung pada massa
bangunan (M) percepatan permukaan (A) dan sifat
struktur
Dengan rumus Newton II : F = M . A
Dalam kenyataannya hal ini tidaklah demikian, karena pada tingkat tertentu
semua bangunan adalah fleksibel. Untuk struktur yang hanya sedikit berubag
bentuk, artinya menyerap sebagian energi dimana besar gayanya akan kurang
dari masa percepatan. Akan tetapi struktur yang fleksibel mempunyai waktu
getar alamiah yang mendekati waktu getar gempa permukaan dapat mengalami
gaya jauh lebih besar yang ditimbulkan oleh gerak permukaan bumi berulang
kali.
Gaya aksi lateral pada bangunan tidak hanya disebabkan oleh percepatan
goyang permukaan bumi saja tetapi juga oleh tanggapan struktur bangunan
terutama pondasi yang langsung berhubungan dengan bumi.
Distribusi lateral dari geser dasar
Gaya geser pada tingkat manapun bergantung pada bagaimana struktur
mengalami perubahan bentuk, yaitu pada massa lantai dan amplitudo osilasi
yang dianggap berbeda secara linear sesuai dengan ketinggian bangunan.
Artinya, gaya gempa dapat melenturkan sruktur ke bentuk-bentuk yang dikenal
sebagai mode vibrasi alamiah.
Gerakan bangunan akibat gerakan tanah.
a.
b.
Gbr. 22
Pada Gambar a dan b menunjukkan perubahan
bentuk bangunan akibat gempa
Keuntungan :
- Fleksibilitas ruang tinggi karena terjadi ruang bebas kolom, akibat dari
pemakaian core yang rigid (kaku) sebagai pengganti kolom. Dimana
dinding hanya berfungsi sebagai partisi.
Kerugian :
- Bila ditinjau dari segi biaya, maka biaya perencanaan dan pelaksanaan
jauh lebih mahal. Ini disebabkan untuk mengimbangi bentangan balok
cantilever, maka dipakai material composit atau balok-balok press truss
yang rigid (kaku).
- Ditinjau dari segi arsitektur, bentuk bangunan yang menggunakan
struktur cantilever cenderung sederhana dan monoton.
- Pada daerah sambungan, seperti pada sambungan antara vertikal dan
horizontal harus memerlukan perhitungan yang lebih sistematis.
BAB III
STUDI KASUS
Obyek studi kasus untuk bangunan yang menggunakan struktur kantilever slab
adalah TOUR DU MIDI yang terletak dikota Brussel, Belgia.
Gbr. 23
Sketsa 3D Bangunan Tour du Midi yang
diambil sebagai objek Studi Kasus
Jumlah lantai adalah 37 lantai dengan ketinggian dari permukaan tanah adalah
149.5 M
Vertical circulation/sirkulasi vertikal terdiri dari 8 (delapan) buah lift dan 1 (sata)
buah tangga yang terletak didalam core serta 1 (satu) buah tangga yang terletak
diluar core
CANTILEVER BAJA
CORE
DINDING PARTISI
Gbr. 24
Sketsa Potongan Bangunan
TOUR Du MIDI yang
diambil sebagai objek studi
kasus
Analisa
- Untuk mendapatkan ruang yang luas dengan sedikit atau bebas kolom, maka
bangunan ini menggunakan sistem struktur cantilever.
Pada bangunan ini sistem struktur cantilever digunakan untuk menahan
struktur dengan bentangan sepanjang 9.40 M
- Core selain berfungsi sebagai penyalur gaya vertikal yang terjadi juga
digunakan untuk penempatan lift dan saluran utilitas (shaft).
- Bentuk pondasi yang melebar didalam tanah dipergunakan sebagai basement.
Selain itu pondasi yang berada didalam tanah juga berguna untuk menjaga
kestabilan bangunan akibat gaya-gaya vertikal maupun horisontal.
Gbr. 25
Sketsa Perubahan bentuk
Bangunan akibat beban angin
A. DAFTAR PERTANYAAN
1. Berapa bentangan panjang maksimum yang diizinkan pada bangunan yang
menggunakan struktur cantiliver ?
Jawab
bangunan
yang
menggunakan
sistem
struktur
cantilever, sebab batasan tersebut lebih dipengaruhi oleh faktorfaktor elemen struktur lainnya, yaitu :
- Jarak atau panjang massa yang diatasi oleh cantilever
- Beban massa yang dipikul oleh cantilever
- Dimensi bangunan diatas cantilever
- Bahan yang dipakai sebagai cantilever
Semakin besar dimensi bangunan, beban dan panjang massa
yang disanggah oleh cantilever semakin besar pula. Semakin
banyak faktor yang harus dipenuhi oleh cantilever terutama
kekuatan tuntuk menahan beban yang diterima cantilever.
Sehingga otomatis berkaitan pula dengan bahan struktur yang
dipakai dan alternatif bahanpun banyak tersedia antara lain beton
composit dan baja.
2. Bagaimana struktur lantai pada bangunan yang menggunakan struktur
cantilever ?
Jawab
12 14 cm
Contoh :
Beton antara lain :
-
Slab floor
Ribber floor
Grid floor
Waffle slab
Plat baja
Komposit
-
Baja kanal
Bebas
: Dasar yang dapat dipakai untuk menentukan hal ini dapat dilihat
dari urutan kehancuran dari suatu bangunan, yaitu :
Elemen partisi
Elemen non-struktur
Selain itu struktur utama dapat dilihat dari ekspos yang paling
tampak atau paling besar peranannya dalam menunjang
berdirinya sebuah bangunan, selain struktur pendukung pada
sebuah bangunan.
5. Apa hubungan antara core dan cantilever ?
Jawab
AC, lift dan shaft. Struktur yang digunakan untuk core antara lain
tube rangka dan lain-lain.
B. DESIGN BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN STRUKTUR CANTILEVER