Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Asuhan Keperawatan Intoleransi Aktivitas

Pada Pasien S dengan CHF Di Bangsal Edelweis


Rumah Sakit Goeteng Taroenadibrata

Oleh
Eris Fitriasih Fardani, S.Kep

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NURSE
PURWOKERTO
2011

A. PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan
seseorang melakukan aktivitas. Ketika kebutuhan energi tidak
tercukupi maka akan terjadi penurunan dalam kapasitas fisiologi
seseorang untuk melakukan aktifitas sampai tingkat yang diinginkan
atau yang dibutuhkan akan mengakibatkan intoleransi aktivitas,
terjadi kelemahan umum dan ketidak seimbangan antar suplai dan
kebutuhan oksigen karena status penyakit, sehingga dilakukan tirah
baring untuk mempertahankan atau memenuhi aktivitas harian yang
diperlukan atau diharapkan.
Kita dapat melihat perbedaan orang sehat dengan yang
mengalami intoleransi aktivitas adalah ketika mereka melakukan
suatu gerakan. Bagi orang normal, berjalan dua tiga meter tidak
merasa lelah, akan tetapi bagi pasien yang mengalami intoleransi
aktivitas, bergerak atau berjalan sedikit saja nafasnya sudah terengahengah karena tubuhnya tidak mampu memproduksi energi yang cukup
untuk

bergerak.

Jadi,

apapun

penyakit

yang

membuat

terhambatnya/terputusnya suplai nutrisi dan O2 ke sel, dengan kata


lain

mengganggu

pembentukan

energi

dalam

tubuh,

dapat

menimbulkan respon tubuh berupa intoleransi aktifitas.


Ruang Edelweis Rumah Sakit Goeteng Taroenadibrata terdapat
pasien dengan gangguan jantung. Pada pasien ini terjadi gangguan
aktivitas/istirahat yaitu intoleransi aktivitas. Hal inilah yang
menyebabkan

penulis

aktivitas/istirahat

pada

mengangkat
pasien

di

tema
Ruang

tentang

gangguan

Edelweis.

Laporan

pendahuluan ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi standar


kompetensi mahasiswa profesi stase Kebutuhan dasar manusia
(KDM) yang dilakukan di Ruang Edelweis Rumah Sakit Goeteng
Taroenadibrata
2.

Tujuan
a. Mengetahui atau memahami tentang intoleransi aktivitas

b.

Mampu

mengaplikasikan

intervensi

keperawatan

tentang

gangguan aktivitas/istirahat (intoleransi aktivitas) pada pasien


CHF

B. TINJAUAN TEORI
1.

Pengertian
Suatu keadan ketidakcukupan energi secara fisiologis atau
psikologis pada seseorang untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas
sehari-hari yang dibutuhkan atau diinginkan.

2.

Etiologi
a. Tirah baring dan mobilitas.
b. Kelemahan secara umum.
c. Ketidak seimbangan antar suplai dan kebutuhan oksigen.
d. Berhubungan dengan gangguan sistem transpor oksigen :
1) Penyakit jantung kongenital PPOK
2) Kardiomiopati Atelektasis
3) Gagal jantung kongestif
4) Angina (Sirkulasi)

e.

f.

g.

3.

4.

5) Infark miokard anemia


6) Disritmia Hipovolemia
Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme :
1) Infeksi virus Operasi
2) Hepatitis Pemeriksaan diagnostic
3) Ginjal
4) Hepar
Berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi :
1) Obesitas
2) Malnutrisi
3) Ketidakadekuatan diet
Berhubungan dengan ketidakaktifan :
1) Depresi
2) Kurang motivasi
3) Gaya hidup monoton

Faktor Predeposisi
a. Penyakit kronik
b. Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia atau iskemia
c. Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
d. Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
e. Obat-obatan
Patofisiologi
Intoleransi aktivitas merupakan suatu diagnosa yang lebih
menitikberatkan respon tubuh yang tidak mampu untuk bergerak
terlalu banyak karena tubuh tidak mampu memproduksi energi yang
cukup. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa, untuk bergerak, kita
membutuhkan sejumlah energi. Pembentukan energi dilakukan di sel,
tepatnya di mitokondria melalui beberapa proses tertantu. Untuk
membentuk energi, tubuh memerlukan nutrisi dan CO2.
Pada kondisi tertentu, dimana suplai nutrisi dan O2 tidak
sampai ke sel, tubuh akhirnya tidak dapat memproduksi energi yang
banyak.

Jadi,

apapun

penyakit

yang

membuat

terhambatnya/terputusnya suplai nutrisi dan O2 ke sel, dapat


mengakibatkan respon tubuh berupa intoleransi aktifitas.
Intoleransi aktivitas pada klien dengan CHF disebabkan
jantung tidak mampu untuk memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan
oksigen karena kerusakan sifat kontraktil dari jantung dan

curah

jantung kurang dari normal. Hal ini disebabkan karena meningkatnya


beban kerja otot jantung, sehingga bisa melemahkan kekuatan
kontraksi otot jantung dan produksi energi menjadi berkurang.
5.

Tanda Dan Gejala


a. Konjungtiva pucat [hemoglobin (Hb) 6-10 g/dL]
b. Telapak tangan tangan pucat (Hb dibawah 8 g/dL)
c. Iritabilitas dan anoreksia (Hb 5g/dL atau lebih)
d. Takikardi, murmur sistolik.
e. Letargi, kebutuhan tidur meningkat

6.

Pemeriksaan Penunjang
a. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan
aksis, iskemia dan kerusakan pola.
b. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi
atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi pentyakit katub jantung.
c. Rontgen dada; menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam
pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal.
d. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau
penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic.

7.

Pathway
Kebutuhan Energi
Tidak Tercukupi

Gangguan jantung

Penurunan Dalam
Kapasitas Fisiologi
Fisiologi
Kelemahan Umum

ketidak seimbangan antar suplai dan


kebutuhan oksigen
Tirah Baring

Intoleransi
Aktivitas

8.

Pengkajian
Kaji keluhan pasien seperti :
a. Keluhan berupa perasaan badan lemah
b. Cepat lelah
c. Berdebar-debar,
d. Sesak napas
e. Keringat dingin
f. Anoreksia
g. Mual
h. Takikardi (>120 x/ menit)

9.

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen

10. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa
Intoleransi

Setelah

Aktivitas

diharapkan:

dilakukan

Kriteris Hasil
tindakan keperawatan

3x24

jam,

Intervensi
Manajemen Energi
a.

Ketahanan beraktifitas dengan indikator:


Indikator
Saturasi oksigen dalam rentang yang
diharapkan
Denyut jantung dalam rentang yang

a.

Monitor

Meyakinkan
kecukupan sumber

masukan nutrisi

energi sehingga tidak

Kriteria

kekurangan energi

1 2 3 4 5

dalam beraktivitas

b.

Mengetahui adanya
kelainan pada respon

diharapkan sebagai respon terhadap

b.

aktivitas
Frekuensi pernafasan dalam rentang

Monitor
respon

yang diharapkan sebagai respon

kardiovaskular

nadi,

tekanan

dipsneu,

yang diharapkan sebagai respon

kardivaskular

terhadap aktivitas (denyut

terhadap aktivitas
Tekanan darah sistolik dalam rentang

darah,

pucat,

dan

frekuensi pernafasan)

c.

Istirahat yang cukup


dapat membantu

terhadap aktivitas
Tekanan darah diastolik dalam rentang

c.

yang diharapkan sebagai respon


terhadap aktivitas
EKG

Rasional

Monitor
catat

pola

tidur

dan
serta

jumlah jam untuk tidur

d.

Gunakan

d.

proses penyembuhan
Melancarkan aliran
darah, mencegah
atrofi otot,

latihan pasif ROM untuk

melancarkan system

Keterangan:

mengurangi

persyarafan

1.
2.
3.
4.
5.

otot

Sangat bermasalah
Bermasalah
Masalah sedang
Masalah ringan
Tidak bermasalah

ketengangan
e.

Agar termotivasi dan


semangat serta
kooperatif terhadap

e.

Berikan
reinforcement positif bila
klien
kemajuan

mengalami

intevensi yang
dilakukan

Daftar Pustaka

Gordon, Marjory dkk. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification


2001-2002. Philadelphia: USA
Johnson, Marlon, M.Maas, S. Moorhead. 2000. Nusing Outcomes Classification
( NOC) Second edition. Mosby: USA.
Kozier, Barbara, G. Erb, K. Blais. 1995. Fundamental of Nursing Concept,
Process and Practice. Addison-Wesley: California
McCloskey dan Bulechek 2000, Nursing interventions classification (NIC),
United States of America, Mosby.
Meidean, JM, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC),United States of
America, Mosby.
NANDA 2005, Nursing diagnosis definitions & classification, Philadelphia,
Locust Street.
Smeltzer dan Bare,2002, Buku ajar keperawatan medikal bedah, Edisi 8,EGC,
Jakarta.
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Salemba Medika: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai