Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN PENGAWASAN
DINAS KOPERASI UMKM DAN PERINDUSTRIAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI
KEGIATAN
:
PEMBINAAN INDUSTRI ROKOK
PEKERJAAN
:
PEMBINAAN IK TAHU

I.

PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan Negara yang dilakukan oleh
kontraktor pelaksana harus mendapatkan pengawasan secara teknis di lapangan,
agar rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar
pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung.
2. Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh penyedia jasa
pengawasan yang kompeten dan dilakukan secara penuh dengan penempatan
tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas
pekerjaan.
3. Kinerja pengawas lapangan sangat ditentukan oleh kualitas dan intensitas
Pengawasan, serta secara menyeluruh dapat melakukan kegiatannya berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja (KAK).
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi pelaksana pengawasan
memuat masukan, azas, kriteria, proses, dan keluaran yang harus dipenuhi
dengan perhatian serta diinterpretasikan kedalam pelaksanaan tugas pengawasan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan pelaksana pengawasan dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran hasil karya yang
memadai sesuai KAK ini.
C. LATAR BELAKANG
Sehubungan dengan kegiatan pembangunan, perbaikan, dan pemeliharaan yang
menjadi Tugas Satker Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi
yang akan segera dilaksanakan, maka dibutuhkan Jasa Konsultasi bidang pengawasan
agar dapat dicapai target sesuai perencanaan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
D. LINGKUP KEGIATAN
1. Lingkup Pekerjaan adalah Pembinaan IK Tahu di lingkungan Dinas Koperasi
UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi tahun 2009.
2. Lingkup Pengawasan Pekerjaan adalah melakukan pekerjaan pengawasan
terhadap Pembinaan IK Tahu.

II.

KEGIATAN PENGAWASAN
Lingkup Kegiatan pengawasan adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, metode pelaksanaan, serta mengawasi
ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian target volume dan realisasi fisik lapangan.
4. Mengumpulkan data-data informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang
terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
5. Membuat laporan periodik 15 (lima belas) harian pekerjaan pengawasan dengan
masukan hasil rapat-rapat lapangan dan laporan harian pekerjaan konstruksi yang
dibuat oleh pemborong.
6. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan serah terima
pertama dan kedua konstruksi.
7. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan yang diajukan oleh
pemborong.
8. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan yang diajukan oleh
pemborong.
9. Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima pertama, mengawasi
perbaikan pada masa pemeliharaan, dan laporan akhir pekerjaan pengawasan.
10. Mengisi cek list dalam daftar simak proses pelaksanaan sebagai penilaian prestasi
kemampuan rekanan kontraktor.
11. Bersama pelaksana perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan
bangunan.
12. Membuat dan menyerahkan gambar foto pelaksanaan 0 %, 50 %, dan 100 % ukuran
10R sebanyak tiga lembar asli. Pengambilan gambar/foto diusahakan pada posisi yang
baik dan tetap.
13. Memantau pelaksanaan Kerjasama Operasional (KSO) antara Kontraktor dan desa
setempat, apabila terjadi penyimpangan terhadap perjanjian KSO harus segera
diselesaikan dan dilaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) (bila ada).
14. Membantu memastikan pembayaran keuangan porsi KSO sesuai dengan waktunya
(bila ada).

III.

TANGGUNG JAWAB PENGAWAS


A. Pelaksana Pengawasan bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan
yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab Pelaksana Pengawasan adalah minimal sebagai
berikut:
Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan/pelaksanaan yang
dijadikan pedoman serta peraturan standart yang berlaku adalah sebagai berikut :
1. Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan yang
berlaku.
2. Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan memenuhi peraturan
dan pedoman teknis bangunan yang berlaku untuk bangunan Negara.

C. Penanggung jawab profesional Pelaksana Pengawasan adalah tidak hanya penyedia


jasa sebagai suatu lembaga tetapi juga bagi tenaga ahli profesional pengawasan yang
terlibat.
IV.

BIAYA
A. Biaya Pengawasan
1. Biaya pekerjaan pengawasan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual.
2. Besarnya biaya pengawasan merupakan biaya tetap dan pasti.
3. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pengawas yang
dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) dan Pelaksana Pengawasan.
B. Sumber Dana
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pengawasan dibebankan kepada Dana
Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Ngawi tahun anggaran 2009.

V.

KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Pelaksana Pengawasan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) ini meliputi :
A. Buku harian yang memuat semua kejadian, perihal atau petunjuk yang penting dari
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Direksi
Pekerjaan, dan Kontraktor Pelaksana.
B. Laporan Harian, berisi keterangan tentang :
1. Tenaga kerja
2. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak;
3. Alat-alat;
4. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan;
5. Waktu pelaksananaan pekerjaan.
C. Laporan periodik 15 (lima belas) harian sebagai resume laporan harian.
D. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran angsuran.
E. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as-Built Drawing) yang dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana.
F. Laporan rapat lapangan (site meeting)
G. Time schedule yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
H. Laporan akhir Pekerjaan Pengawasan.

VI.

PROSES PEKERJAAN PENGAWASAN


A. UMUM
Pelaksana Pengawasan harus menjalankan tugasnya sesuai fungsi dan tanggung
jawabnya dengan baik dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
B. URAIAN TUGAS OPERASIONAL PELAKSANA PENGAWASAN
Pelaksana pengawasan harus membuat kegiatan secara terinci yang sesuai dengan
setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang dihadapi di lapangan, dan
secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan
a. Menyusun Program Kerja, alokasi tenaga kerja dan konsepsi pekerjaan
pengawasan.
b. Memeriksa time schedule / kurva lengkung S yang diajukan oleh kontraktor
pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk mendapatkan
persetujuan.
2. Pekerjaan Teknis Pengawasan di Lapangan
a. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan lapangan,
koordinasi, dan inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan
teknis maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus
sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya.
b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas bahan atau komponen
pembangunan, peralatan, dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di
lapangan atau di tempat kerja lainnya.
c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan
cepat agar batas memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan
atau pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu
pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).
d. Memberikan petunjuk dan perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan
penambahan biaya dan waktu pelaksanaan serta tidak menyimpang dari
kontrak, dapat langsung disampaikan kepada pemborong melalui
pemberitahuan tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
e. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada Pemborong dalam mengusahakan
perijinan, sehubungan pelaksanaan pembangunan.
3. Konsultasi dan koordinasi
a. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk membahas segala
masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya satu kali dalam
sebulan dengan Kontraktor, Desa, dan Pengawas dengan tujuan untuk
membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan.
Kemudian membuat risalah rapat dan menyerahkannya pada rapat bulanan
yang diselenggarakan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK).
c. Mengikuti rapat bulanan yang diselenggarakan Pemimpin Proyek.
d. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap mendesak.
4. Laporan
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
mengenai volume, prosentase, dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang
akan dilaksanakan oleh Pemborong.

b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan dibandingkan


dengan jadwal yang telah disetujui.
c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja, dan
alat yang digunakan.
d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah atau kurangnya dan juga perhitungan
secara gambar konstruksi yang dibuat oleh pemborong.
5. Dokumen
a. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian
pekerjaan di lapangan serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
c. Menyiapkan formulir, laporan harian, laporan periodic, Berita Acara kemajuan
pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir lainnya yang
diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan.
VII.

MASUKAN
A. Informasi
1. Untuk melaksanakan tugasnya Pelaksana Pengawasan harus mencari sendiri
informasi yang dibutuhkan selain informasi yang diberikan oleh pemimpin termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.
2. Pelaksana Pengawasan harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) maupun yang dicari sendiri.
Kesalahan pengawas atau kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh Pelaksana Pengawasan.
3. Informasi Pengawasan :
a. Dokumen Pelaksana, yaitu :
i.
Gambar-gambar pelaksana
ii.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
iii. Dokumen Kontrak
b. Bar chart dan Kurva S dari pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor (setelah
disetujui).
c. Kerangka Acuan Kerja (KAK)
d. Peraturan-peraturan, standar, dan pedoman yang berlaku untuk pekerjaan
pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis pengawasan mutu
pekerjaan, dll.
e. Informasi lainnya.
B. Tenaga
Untuk melaksanakan tugasnya, Pelaksana Pengawasan harus menyediakan tenaga
yang memenuhi kebutuhan proyek, baik ditinjau dari lingkup (besar) Proyek maupun
tingkat kekomplekan pekerjaan. Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan
pengawasan ini minimal disesuaikan berdasarkan kebutuhan/ kompleksitas Proyek.
1. Pengawas Lapangan dengan keahlian sesuai jenis pekerjaan
2. Administrasi/ Pelapor

VIII.

PROGRAM KERJA
A. Sebelum melaksanakan tugasnya Pelaksana Pengawasan segera menyusun program:
1. Program Kerja, termasuk jadwal kegiatan secara detail
2. Alokasi tenaga ahli yang lengkap
3. Konsep penanganan pekerjaan pengawasan proyek
B. Program Kerja secara keseluruhan harus mendapatkan pendapat persetujuan dari
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan
mendapatkan pendapat teknis dari Direksi pekerjaan.

IX.

TUGAS TENAGA AHLI, KEBUTUHAN, DAN URAIAN


Pelaksana Pengawasan diwajibkan untuk membentuk tim kerja masing-masing pekerjaan.
Kebutuhan Tenaga Ahli untuk pekerjaan pengawasan mengikuti tabel seperti tersebut
berikut :
Pengalaman
No.
Tenaga Ahli
Pendidikan
Keterangan
(Tahun)
1. Pengawas Lapangan
1
S1 Teknik Sipil
-

X.

2. Administrasi
2
SMK
Berikut adalah uraian tentang kualifikasi serta tanggung jawab Tenaga Ahli :
1. Pengawas Lapangan
Adalah seorang Sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dan
telah berpengalaman dalam bidang pengawasan Bangunan dan Gedung paling
sedikit 1 (satu) tahun. Secara umum, tugas dan tanggung jawabnya adalah
mengawasi pelaksanaan fisik di lapangan.
2. Administrasi
Adalah lulusan SMK sederajat dan telah berpengalaman dalam bidang administrasi
paling sedikit 2 (Dua) tahun. Secara umum, tugas dan tanggung jawabnya adalah
membantu administrasi
PENUTUP
A. Demikian kebutuhan dan tugas minimal yang dibutuhkan KAK Pengawasan ini.
Pelaksana Pengawasan hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima
dan mencari bahan masukan lainnya yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan tersebut, maka selanjutnya Pelaksana Pengawasan agar segera
menyusun program kerja untuk dibahas dengan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
Ngawi, 1 September 2009
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian
Kabupaten Ngawi

Ir.SULUH HENDRAWAN T, Msi


NIP. 19611205 199003 1 008

Anda mungkin juga menyukai