Sap DHF
Sap DHF
Topik
Perawatan DHF
Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal :
Waktu
1 x 30 menit
I.
II.
2.
3.
4.
5.
Menjelaskan cara perawatan pada anak DHF di rumah sebelum di bawa ke rumah
sakit
6.
7.
III.
MATERI
1.
Pengertian DHF
2.
Penyebab DHF
3.
4.
Cara penularan
5.
Cara perawatan pada anak DHF di rumah sebelum di bawa ke rumah sakit
6.
7.
IV.
METODE
1.
Ceramah
2.
Tanya Jawab
V.
VI.
No
.
1.
MEDIA
1.
Flip Chart
2.
Leaflet DHF
KEGIATAN PENYULUHAN
FASE
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
&
WAKTU
3 menit
bahan
untuk leaflet.
Menentukan
kontrak
Kerja
hari
sebelum
penyuluhan dilakukan
Membuka
kegiatan Menjawab salam
dengan
1 menit
mengucapkan
salam.
Memperkenalkan diri
Mendengarkan
1 menit
1 menit
penyuluhan
Menyebutkan materi yang
Memperhatikan
1 menit
akan diberikan.
Menggali
1 menit
pengetahuan
Memperhatikan
tentang
Memperhatikan
10 menit
pengertian DHF
Memberi
kesempatan
Bertanya
dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan.
pertanyaan
kemudian
Evaluasi :
tentang
10 menit
materi
kepada
Terminasi :
dapat
menjawab
pertanyaan.
Mengakhiri pertemuan &
Mendengarkan
2 menit
mengucapkan terimakasih
atas partisipasi Orang tua
Menjawab salam
klien (anak).
Mengucapkan
salam
penutup
VII.
KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan materi
Kesiapan SAP
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
Orang tua klien (anak) dapat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
MATERI PENYULUHAN
1. DEFINISI
Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock, nyeri otot dan sendi dan kematian
(Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides aegepty yang membawa
virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo virus.
2. PEMBAGIAN DHF
WHO (1975) membagi DBD menjadi 4 :
1) Derajat 1
Derajat satu bisanya ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari disertai dengan
gejala tidak khas dan manifestasi perdarahan yang dapat diuji tourniquet positif
2) Derajat 2
Derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain.
3) Derajat 3
Derajat 2 ditambah dengan kegagalan sirkulasi ringan, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun (< 20 mmHg), hipotensi (systole < 80 mmHg) disertai kulit
yang dingin,lembab dan penderita menjadi gelisah
4) Derajat 4
Derajat 3 ditambah syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah
yang tak dapat diukur, dapat disertai dengan penurunan kesadaran, sianosis dan
asidosis.
Derajat 1 dan 2 disebut DHF tanpa renjatan, sedang 3 dan 4 disebut DHF dengan
renjatan atau DSS.
3. PATOFISIOLOGI
Yang menentukan berat penyakit adalah :
Adanya hipotensi
Trombositopenia
Diatesis hemoraghik
Pada penderita DHF terdapat kerusakan sistem vaskuler dengan adanya peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma dan efusi pada ruang
serosa dibawah peritoneal, pericardial dan pleural. Pada kasus berat, pengurangan
plasma sampai 30 % lebih. Menghilangnya plasma melalui endotel ditandai oleh
peningtkatan nilai hematokret yang dapat menyebabkan keadaan hipovolemi dan syok
sehingga dapat menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolic dan bahkan sampai
terjadi kematian.
Sebab lain perdarahan adalah trombositopeni serta faktor kapiler. Pada fagosit
didapatkan fagositosis dan proliferasi sistem retikulo endothelial yang menyebabkan
penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami metamorfosis seluler
sehingga tampak adanya trombositopeni.
Patofisiologi
Virus dengue
Proliferasi dan transformasilimfosit imun dalam tubuh
Replikasi virus dalam limfosit
Aktifasi sistem komplemen
si virus
aktifasi Fakt.XII
fungsi agregasi trombosit
menurun
megakariosit meningkat
trombositopeni
pedarahan
hipotensi,hemokonsentrasi,hipo
proteinemia,efusi dan renjatan
hematokrit secara berkala dapat menentukan sat yang tepat penghentian pemberian
cairan atau darah.
6. PENGOBATAN
Pengobatan pada penderita DHF sebenarnya bersifat symptomatic dan supportif
Pada anak yang hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diberikan antipiretik dan kompres
dingin atau alcohol 70%
Kejang yang mungkin timbul diatasi dengan pemberian anti convulsan : anak > 1 tahun
diberikan luminal 75 mg dan anak dibawah 1 th diberikan 50 mg IM. Bila dalam waktu
15 menit kejang tidak berhenti pemberian luminal diulang dengan dosis 3 mg/kg
BB/hari atau anak umur > 1 th diberikan 50 mg sedang anak <1 th diberikan 30 mg
Pemberian Inta Venous Fluid Drip (IVFD). Pada pemberian cairan perlu diperhatikan
beberapa hal antara lain:
Sebagai pedomannya : Kebutuhan cairan/hari sesuai BB
BB
Hari I
Hari II
Hari III
<7 Kg
220 ml
165 ml
132 ml
7-11 Kg
165 ml
132 ml
88 ml
11-18 Kg
132 ml
88 ml
88 ml
>18 Kg
88 ml
88 ml
88 ml
7. CARA PENULARAN
Cara Penularan adalah melalui prantara nyamuk Aedes Aegpty dan Aedes Albopictus yang
betina setiap 2 hari sekali menggigit/mengisap darah manusia untuk memperoleh protein
guna mematangkan telurnya agar dapat membiakkan keturunannya. Waktu menggigit
orang yang darahnya mengandung virus dengue, virus masuk dan berkembang biak
dengan cara membelah diri dalam tubuh nyamuk. Dalam waktu kurang dari 1 minggu
virus sudah berada di kelenjar liur dan siap untuk dipindahkan bersama air liur nyamuk
kepada orang sehat. Dalam waktu kurang dari 7 hari orang itu dapat menderita penyakit
demam berdarah.
8. CARA PENCEGAHAN
Untuk mencegah berkembangnya demam berdarah, salah satu upaya penanggulangannya
dapat
dilakukan
melalui
pemberantasan
sarang
nyamuk
Aedes
Aegpty.
2)
3)
Mengubur atau memusnahkan barang-barang bekas seperti kaleng, ban dan botol
bekas.
Hal terpenting yang harus dilakukan oleh keluarga yaitu mempertahankan lingkungan hidup
yang bersih dan sehat dengan ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
Penjelasan tentang pentingnya tindakan pertama bagi penderita. Tindakan pertama yang
harus dilakukan yaitu :
a.
b.
c.
2)
3)
Minum banyak (2-2,5 l/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirop dan beri
penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita
DHF.
4)
5)
Monitor tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi
pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6)
7)
8)
9)
10)
11)
10.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI kerjasama dengan WHO dan UNICEF, Buku Bagan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia., Jakarta, 1998.
Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,
1991
Sacharin, Rosa M., Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta, 1994
10
11
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS
DHF dapat terjadi pada siapa saja dari anak-anak sampai orang dewasa dan pada
semua jenis kelamin, kebanyakan penyakit ini ditemukan pada anak perempuan daripada
anak laki-laki (Rampengan, 1997). Tempat atau daerah yang bisa terjangkit adalah
disemua tempat baik dikota ataupun didesa, biasanya nyamuk pembawa vector banyak
ditemukan pada daerah yang banyak genangan air atau didaerah yang lembab.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama :
Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus
selama 2-7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri
epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sering menunjukan sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, panas, sakit saat
menelan, lemah, nyeri uluhati(epigastrium), mual, muntah, nafsu makan menurun.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ada kemungkinan anak yang telah terinfeksi penyakit DHf bisa terulang terjangkit
DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang perna diderita
dahulu.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga yang
menderita penyakit ini dalam satu rumah besar kemungkinan tertular karena penyakit
ini ditularkan lewat gigitan nyamuk.
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah
lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas
bunga yang jarang diganti airnya, kaleng bekas tempat penampungan air, botol dan ban
bekas. Tempat tempat seperti ini biasanya banyak dibuat sarang nyamuk Janis ini.
Perlu ditanyakan pula apakah didaerah itu ada riwayat wabah DHF karena inipun juga
dapat terulang kapan-kapan.
12
b.
c.
d.
b.
c.
Fase tenang
d.
e.
f.
13
Sistem pernafasan
Bila gejala telah lanjut klien mengeluh sesak nafas, pernafasan dangkal, cepat,
perdarahan melaui hidung.
Sistem persyarafan
Kondisi lanjut bisa terjadi penurunan kesadaran, gelisah, kejang.
Sistem kardiovaskuler
Perdarahan pada kulit, hidung, gusi, hematemesis dan atau melena,
Tachicardia,trombositopeni, leukopenia, hipotensi, syok, mengeluh akral dingin
Hemokonsentrasi ( peningkatan nilai hematokret > 20 % ), pusing.
Sistem pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan dalam menelan, kembung, nyeri tekan pada
epigastrik, nafsu makan menurun, mual muntah, pembesaran limpa, pembesaran
hati, abdomen tegang.
Sistem muskuloskeletal
Nyeri otot / sendi, kelemahan, penurunan aktifitas.
Sistem urinary
Anuri / disuri, peningkatan Bj plasma
Sistem integumen
Kulit kering, turgor menurun, panas / kedinginan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
b.
c.
d.
e.
14
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi
penyakit (viremia)
Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c)
Klien bebas demam
Intervensi :
1. Kaji saat timbulnya demam
R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam
2. Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien
3. Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi
kecemasan klien
4. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh
kooperatif
5. Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak
dilakukan
R/ Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di rumah
sakit
6. Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan
manfaatnya
R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat
sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak
7. Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian
yang tipis
R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan
dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
8. Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu
tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.
Diagnosa 2
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia dan sakit saat menelan
Tujuan
15
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah
disediakan
Intervensi
1. kaji faktor faktor penyebab
R/ penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya
2. jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk
mengkonsumsi makanan
3. anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan
(15-30 cc setiap -1jam )
R/ menghindari mual muntah dan distensi perut yang berlebihan
4. lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
R/ baun yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah
5. ukur berat badan setiap hari
R/ berat badan merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
6. catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien
Diagnosa 3: potensial terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni
Tujuan : tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut, jumlah trombosit meningkat ( dalam
batas normal)
Intervensi :
1.
pantau tanda tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda klinis
R/ penurunan jumlah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah
yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan
nyata seperti epistaksis, petechie, perdarahan gusi
2.
3.
4.
memberikan penjelasan klien dan kleuarga untu melaporkan bila terjadi perdarahan
R/ keterlibatan keluarga akan membantu penanganan sedini mungkin
5.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Carpenitto,Lj. 2001, Diagnosa Keperawatan. Ed 6. EGC. Jakarta
Effendi, C.1995. Perawatan klien DHF. EGC. Jakarta
Ngatiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta
Rampengan,TH & laurentz,LR 1997. Penyakit infeksi tropik pada Anak. EGC .
Jakarta
Tim pengajar perawtan Anak. 1999. Diktat Kuliah PSIK Perawatan Anak.
18
LAPORAN KASUS
Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Anak
Di Ruang Menular Anak
1. IDENTITAS KLIEN
Nama
: An. S
Jenis kelamin
: laki-laki
TTL
Anak ke
:I
Nama Ayah
: Tn. H
Nama Ibu
: Ny. T
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa / Indonesia
Alamat
Tanggal masuk
: 29 Mei 2002
Diagnosa
: DHF Gr. I
Keluhan utama
Klien mengatakan badan terasa panas
2)
3)
4)
5)
6)
19
Pertumbuhan
Berat badan : 22 kg, TB 123 cm
Perkembangan
Psikososial ; klien kelas 3 SD, termasuk anak yang patuh berseekolah, tidak perna
bolos, prestasi klien rangking 4 dikelasnya, kegiatan setelah sekolah adalah
bermain bola dengan teman-temannya, hubungan dengan teman sebaya baik.
Psikoseksual : klien punya banyak teman sebayanya, anak senang bila sekolah
selesai, anak merasa senang bila main bola.
7)
Pemeriksaan Fisik
Sistem pernafasan : PCH tak ada, retraksi tak ada, wheezing/ronchi tak ada,
batuk tak ada, bentuk dada simetris, nyeri dada tak ada,
Sistem cardiovascular : bercak merah pada kedua lengan, epitaksis tak ada,
hematemesis melena tak ada, bunyi jantung normal, S1,S2 tak ada.
Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, kesulitan menelan tak ada, perut
terasa mual, muntah 1x, nafsu makan menurun, nyeri tekan tak ada, pembesaran
hati tak ada, pembesaran lien tak ada, kembung tak ada, BAB 1 x/hari,
Sistem urinary : BAK 4x/hari, warna urin kuning, lain-lain tak ada masalah.
Sistem integumen : akral hangat, ikterik tak ada, turgor kulit menurun, kulit
kering.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)
Laborat :
lymph
Hb
Leco : 3,2
Trombo
Pcv : 0,33
RBC : 5,57
HGB : 12,5
HCT : 36,2
MCV
: 65
MCH
: 22,4
: 1,1
48,0 %
: 12,4
: 154 x 103
20
MCHC
: 34,5
ANALISA DATA
NO
1
DATA
DS : Klien mengatakan badannya
terasa panas,
DO : - akral hangat, suhu tubuh 380 c
lecosit : 3,2
lymfosit : 1,1 48,0 %
T : 110/60 mmHg
N : 100 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
PENYEBAB
Arbo virus
MASALAH
Peningkatan suhu
tubuh
Masuk tubuh
Replikasi virus dalam
limfosit
demam
Gannguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
DS :
DO :-Turgor kulit menurun
Mukosa mulut kering
Terpasang infus D 5 salin
Kulit kering
Perdarahan bawah kulit pada
kedua lengan
Trombosit 154 x 103
Resiko kurang
cairan
Permebilitas
vascular
meningkat
Ekstravasasi
cairan
intra vaskuler
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah dan anoreksia.
21
INTERVENSI
Diagnosa 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi
penyakit (viremia)
Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c)
Klien bebas demam
Intervensi :
1) Kaji saat timbulnya demam
R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam
2) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien
3) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi
kecemasan klien
4) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh
kooperatif
5) Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak
dilakukan
R/Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di rumah sakit
6) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan
manfaatnya
R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat
sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak
7) Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian
yang tipis
R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan
dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
8) Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu
tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.
Diagnosa 2
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia dan sakit saat menelan
22
Intervensi
1. kaji faktor faktor penyebab
R/ penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya
2. jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk
mengkonsumsi makanan
3. anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan
(15-30 cc setiap -1jam )
R/ menghindari mual muntah dan distensi perut yang berlebihan
4. lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
R/ baun yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah
5. ukur berat badan setiap hari
R/ berat badan merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
6. catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien
Diagnosa 3 : resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan ke
ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan
KH
petechie hilang
INTERVENSI
1. pantau tanda-tanda kekurangan cairan
R/ turgor kulit menurun, mukosa mulut kering merupakan tanda kekurangan cairan
2. anjurkan klien untuk banyak minum
R/ asupan cairan yang cukup dapat mengurangi kehilangan cairan dalam tubuh
3. jelaskan pada ibu tanda-tanda kekurangan cairan
R/ meningkatkan partisipasi ibu dalam perawatan anak
4. kolaborasi pemberian cairan D 5 salin
23
R/ mengganti cairan yang keluar dari intra sel, Dextran dengan besar molekul yang
sesuai tidak dapat melewati poro kapiler dan dapat mengganti protein plasma sebagai
bahan osmotic koloid
5. pantau tetesan cairan
R/ kelancaran cairan infus sangat mempengaruhi pemenuhan cairan yang adekuat
24
TINDAKAN KEPERAWATAN
NO
1
Tgl, jam
29.05.02
08.3010.00
11.34
12 45
Implementasi
mengkaji saat timbulnya demam
melakukan observasi suhu :380 c, nadi
100x/mnt, tensi 110/60 mmHg. RR 24x/mnt
menjelaskan pada ibu penyebab timbulnya
panas tubuh, panas tubuh disebabkan oleh
masuknya virus dalam tubuh sehingga tubuh
melakukan perlawanan terhadap virus tersebut
dengan pengaktifan sistem komlemen sehingga
sebagai kompensasi adalah timbulnya demam
tubuh
menjelaskan pentingya tirah baring adalah
untuk menghindari berkembangnya invasi virus
yang lebih luas
anjurkan klien untuk banyak minum 2,5 3
lt/hari
melakukan kompres dingin pada klien
kolaborasi pemberian paracetamol dan anti
biotic
melakukan observasi : S ; 37.4, Nadi
96x/mnt
memberikan cairan perinfus D5 salin
Evaluasi
31.05.2002
S: klien mengatakan
panas
badan
mulai turun
O: Suhu 37,40 c
Kompres dingin
masih terpasang
A; masalah teratasi
sebagian
I: intervensi 2,5.6,7
07.45
8.30
08.00
08.40
3
08.00
09.30
12.00
25
30.05.02
01.06.02
08.00
2.1 DHF
1. Definisi
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegpty (betina). (Effendy
Christantie, 1995 hlm. 1)
2. Penyebab
Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
26
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegpty atau Aedes Albopictus
yang betina.
3. Gejala
Gejala dari DHF adalah :
1.
2.
3.
Pembesaran hati
4.
Renjatan yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah
menurun (tekanan sistolik menjadi 80 mm Hg/kurang dan diestolik 20
mm Hg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab
terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, penderita gelisah, timbul
sianosis disekitar mulut.
4. Cara Penularan
Cara Penularan adalah melalui prantara nyamuk Aedes Aegpty dan Aedes
Albopictus yang betina setiap 2 hari sekali menggigit/mengisap darah
manusia untuk memperoleh protein guna mematangkan telurnya agar dapat
membiakkan keturunannya. Waktu menggigit orang yang darahnya
mengandung virus dengue, virus masuk dan berkembang biak dengan cara
membelah diri dalam tubuh nyamuk. Dalam waktu kurang dari 1 minggu
virus sudah berada di kelenjar liur dan siap untuk dipindahkan bersama air
liur nyamuk kepada orang sehat. Dalam waktu kurang dari 7 hari orang itu
dapat menderita penyakit demam berdarah.
5. Cara Pencegahan
Untuk mencegah berkembangnya demam berdarah, salah satu upaya
penanggulangannya dapat dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk
Aedes Aegpty. Penyemprotan/pengasapan bukan tindakan memutuskan rantai
penularan karena sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap telur dan jentik
nyamuk tersebut. Maka cara yang paling tepat yang dapat dilakukan semua
masyarakat adalah ;
4) Menguras tempat-tempat penampungan air dan memberi bubuk abate.
5) Membiasakan menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
6) Mengubur atau memusnahkan barang-barang bekas seperti kaleng, ban
dan botol bekas.
27
28