Anda di halaman 1dari 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

Perawatan DHF

Sasaran

Orang tua klien (anak)

Tempat

Ruang Anak 7B RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Hari/Tanggal :

Jumat, 10 Mei 2013

Waktu

1 x 30 menit

I.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit DHF dan
perawatan anak DHF selama di rumahsakit maupun di rumah, Orang tua klien
(anak) mengerti mengenai penyakit DHF dan dapat mengetahui cara perawatan
yang perlu diberikan kepada anak yang menderita DHF baik selama di rumah sakit
maupun di rumah.

II.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit DHF dan
perawatan anak DHF selama di rumahsakit maupun di rumah, diharapkan Orang
tua klien (anak) mengerti:
1.

Menjelaskan pengertian DHF

2.

Menjelaskan penyebab DHF

3.

Menjelaskan tanda dan gejala DHF

4.

Menjelaskan cara penularan

5.

Menjelaskan cara perawatan pada anak DHF di rumah sebelum di bawa ke rumah
sakit

6.

Menjelaskan kapan anak harus di bawa ke rumah sakit

7.

Menjelaskan cara pencegahan DHF di rumah

III.

MATERI
1.

Pengertian DHF

2.

Penyebab DHF

3.

Tanda dan gejala DHF

4.

Cara penularan

5.

Cara perawatan pada anak DHF di rumah sebelum di bawa ke rumah sakit

6.

Kapan anak harus di bawa ke rumah sakit

7.

Cara penanggulangan/pencegahan DHF di rumah

IV.

METODE
1.

Ceramah

2.

Tanya Jawab

V.

VI.
No
.
1.

MEDIA
1.

Flip Chart

2.

Leaflet DHF
KEGIATAN PENYULUHAN

FASE

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN PESERTA

Pra Interaksi Menyiapkan Satuan Acara


Penyuluhan

&

WAKTU
3 menit

bahan

untuk leaflet.
Menentukan

kontrak

waktu & materi dengan


Orang tua klien (anak)
satu
2.

Kerja

hari

sebelum

penyuluhan dilakukan
Membuka
kegiatan Menjawab salam
dengan

1 menit

mengucapkan

salam.
Memperkenalkan diri

Mendengarkan

Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan

1 menit
1 menit

penyuluhan
Menyebutkan materi yang

Memperhatikan

1 menit

akan diberikan.
Menggali

1 menit

pengetahuan

Memperhatikan

Orang tua klien (anak)


10 menit

mengenai penyakit DHF.


Menjelaskan

tentang

Memperhatikan
10 menit

pengertian DHF
Memberi

kesempatan

Bertanya

dan

kepada Orang tua klien

menjawab pertanyaan

(anak) untuk mengajukan

yang diajukan.

pertanyaan

kemudian

didiskusikan bersama &


menjawab pertanyaan.
3.

Evaluasi :

Memberikan leaflet DHF. Memperhatikan


Menanyakan
kepada Menjawab pertanyaan
peserta

tentang

10 menit

materi

yang telah diberikan, dan


reinforcement

kepada

Orang tua klien (anak)


yang
4.

Terminasi :

dapat

menjawab

pertanyaan.
Mengakhiri pertemuan &

Mendengarkan

2 menit

mengucapkan terimakasih
atas partisipasi Orang tua

Menjawab salam

klien (anak).
Mengucapkan

salam

penutup
VII.

KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur

Kesiapan materi

Kesiapan SAP

Kesiapan media : chart, brosur

Peserta hadir ditempat penyuluhan

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Anak 7B RSUD Dr.


Saiful Anwar Malang

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

Suasana penyuluhan tertib

Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang peserta.

3. Evaluasi Hasil
Orang tua klien (anak) dapat :
1.

Menjelaskan pengertian DHF

2.

Menjelaskan penyebab DHF

3.

Menjelaskan tanda dan gejala DHF

4.

Menjelaskan cara penularan

5.

Menjelaskan cara perawatan pada anak DHF di rumah sebelum di bawa ke


rumah sakit

6.

Menjelaskan kapan anak harus di bawa ke rumah sakit

7.

Menjelaskan cara pencegahan DHF di rumah

MATERI PENYULUHAN
1. DEFINISI
Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock, nyeri otot dan sendi dan kematian
(Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides aegepty yang membawa
virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo virus.
2. PEMBAGIAN DHF
WHO (1975) membagi DBD menjadi 4 :
1) Derajat 1
Derajat satu bisanya ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari disertai dengan
gejala tidak khas dan manifestasi perdarahan yang dapat diuji tourniquet positif
2) Derajat 2
Derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain.
3) Derajat 3
Derajat 2 ditambah dengan kegagalan sirkulasi ringan, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun (< 20 mmHg), hipotensi (systole < 80 mmHg) disertai kulit
yang dingin,lembab dan penderita menjadi gelisah
4) Derajat 4
Derajat 3 ditambah syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah
yang tak dapat diukur, dapat disertai dengan penurunan kesadaran, sianosis dan
asidosis.
Derajat 1 dan 2 disebut DHF tanpa renjatan, sedang 3 dan 4 disebut DHF dengan
renjatan atau DSS.
3. PATOFISIOLOGI
Yang menentukan berat penyakit adalah :

Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah

Menurunnya volume plasma darah

Adanya hipotensi

Trombositopenia

Diatesis hemoraghik

Pada penderita DHF terdapat kerusakan sistem vaskuler dengan adanya peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma dan efusi pada ruang
serosa dibawah peritoneal, pericardial dan pleural. Pada kasus berat, pengurangan
plasma sampai 30 % lebih. Menghilangnya plasma melalui endotel ditandai oleh
peningtkatan nilai hematokret yang dapat menyebabkan keadaan hipovolemi dan syok
sehingga dapat menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolic dan bahkan sampai
terjadi kematian.
Sebab lain perdarahan adalah trombositopeni serta faktor kapiler. Pada fagosit
didapatkan fagositosis dan proliferasi sistem retikulo endothelial yang menyebabkan
penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami metamorfosis seluler
sehingga tampak adanya trombositopeni.

Patofisiologi
Virus dengue
Proliferasi dan transformasilimfosit imun dalam tubuh
Replikasi virus dalam limfosit
Aktifasi sistem komplemen

Sel fagosit mononukleus

non neutralizing antibody

virus bereplikasi dalam

sel Makrofag, histiosit, sel

virus dengue melekat pd sel

fagosit mono nucleus

Cutfer tempat tjd infek

fagosit mono nuklues

si virus
aktifasi Fakt.XII
fungsi agregasi trombosit
menurun

pelepasan anafilaktoxin histamin


serotonin
sistem kinin terangsanng

megakariosit meningkat

permeabilitas kapiler meningkat

umur trombosit menurun

trombositopeni

pedarahan

ekstravasasi cairan intravaskuler


ke ektravaskuler

volume plasma menurun

hipotensi,hemokonsentrasi,hipo
proteinemia,efusi dan renjatan

resiko syok hipovolemi

anoksia jaringan ,asidosis metb

4. TANDA DAN GEJALA


a. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.
b. Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji tourniquet positif dan salah satu
bentuk lain (petekie, purpura, ekimosis, epitaksis, pendarahan gusi), hematemesis dan
atau melena.
c. Pembesaran hati
d. Renjatan yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah menurun
(tekanan sistolik menjadi 80 mm Hg/kurang dan diestolik 20 mm Hg atau kurang),
disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki,
penderita gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.
5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hemokonsentrasi yaitu terjadi peningkatan nilai hematokrit > 20 %. Meningginya


hematokrit sangat berhubungan dengan beratnya renjatan. Hemokonsentrasi selalu
mendahului perubahan tekanan

darah dan nadi, oleh kerena itu pemeriksan

hematokrit secara berkala dapat menentukan sat yang tepat penghentian pemberian
cairan atau darah.

Trombositopenia, akan terjadi penurunan trombosit sampai dibawah 100.000 mm3

sediaan hapusan darah tepi, terdapat fragmentosit, yang menandakan terjadinya


hemolisis

Sumsum tulang, terdapatnya hipoplasi sistem eritropoetik disertai hiperplasi sistem


RE dan terdapatnya makrofag dengan fagositosis dari bermacam jenis sel

Elektrolit, : hiponatremi (135 mEq/l). terjadi hiponatremi karena adanya kebocoran


plasma,anoreksia, keluarnya keringat, muntah dan intake yang kurang

Hiperkalemi , asidosis metabolic

Tekanan onkotik koloid menurun, protein plasma menurun,

Serum transaminasi meningkat.

6. PENGOBATAN
Pengobatan pada penderita DHF sebenarnya bersifat symptomatic dan supportif

Pada anak yang hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diberikan antipiretik dan kompres
dingin atau alcohol 70%

Kejang yang mungkin timbul diatasi dengan pemberian anti convulsan : anak > 1 tahun
diberikan luminal 75 mg dan anak dibawah 1 th diberikan 50 mg IM. Bila dalam waktu
15 menit kejang tidak berhenti pemberian luminal diulang dengan dosis 3 mg/kg
BB/hari atau anak umur > 1 th diberikan 50 mg sedang anak <1 th diberikan 30 mg

dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital (pernafasan dan jantung).

Pemberian Inta Venous Fluid Drip (IVFD). Pada pemberian cairan perlu diperhatikan
beberapa hal antara lain:
Sebagai pedomannya : Kebutuhan cairan/hari sesuai BB
BB

Hari I

Hari II

Hari III

<7 Kg

220 ml

165 ml

132 ml

7-11 Kg

165 ml

132 ml

88 ml

11-18 Kg

132 ml

88 ml

88 ml

>18 Kg

88 ml

88 ml

88 ml

7. CARA PENULARAN
Cara Penularan adalah melalui prantara nyamuk Aedes Aegpty dan Aedes Albopictus yang
betina setiap 2 hari sekali menggigit/mengisap darah manusia untuk memperoleh protein
guna mematangkan telurnya agar dapat membiakkan keturunannya. Waktu menggigit
orang yang darahnya mengandung virus dengue, virus masuk dan berkembang biak
dengan cara membelah diri dalam tubuh nyamuk. Dalam waktu kurang dari 1 minggu
virus sudah berada di kelenjar liur dan siap untuk dipindahkan bersama air liur nyamuk
kepada orang sehat. Dalam waktu kurang dari 7 hari orang itu dapat menderita penyakit
demam berdarah.
8. CARA PENCEGAHAN
Untuk mencegah berkembangnya demam berdarah, salah satu upaya penanggulangannya
dapat

dilakukan

melalui

pemberantasan

sarang

nyamuk

Aedes

Aegpty.

Penyemprotan/pengasapan bukan tindakan memutuskan rantai penularan karena sama sekali


tidak ada pengaruhnya terhadap telur dan jentik nyamuk tersebut. Maka cara yang paling
tepat yang dapat dilakukan semua masyarakat adalah ;
1)

Menguras tempat-tempat penampungan air dan memberi bubuk abate.

2)

Membiasakan menutup rapat-rapat tempat penampungan air.

3)

Mengubur atau memusnahkan barang-barang bekas seperti kaleng, ban dan botol
bekas.

Hal terpenting yang harus dilakukan oleh keluarga yaitu mempertahankan lingkungan hidup
yang bersih dan sehat dengan ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
Penjelasan tentang pentingnya tindakan pertama bagi penderita. Tindakan pertama yang
harus dilakukan yaitu :
a.

Memberi penderita banyak minum

b.

Kompres dingin saat panas tinggi

c.

Segera bawa ke RS/Puskesmas terdekat

9. PERAWATAN PASIEN DHF


Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
1)

Tirah baring atau istirahat baring

2)

Diet makan lunak

3)

Minum banyak (2-2,5 l/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirop dan beri
penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita
DHF.

4)

Pemberian cairan intravena (RL, NaCL faali) RL merupakan cairan intravena


yang paling sering digunakan, mengandung Na+ 130 m Eq/l, K+ 4mEq/l, korektor basa
28 mEq/l, Cl- 109 mEq/l dan Ca++ 3 mEq/l.

5)

Monitor tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi
pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.

6)

Pemeriksaan Hb dan trombosit tiap hari

7)

Pemberian obat anti piretik sebaiknya dari golongan asetaminofen,


eukinin/dipiron, kompres dingin.

8)

Monitor tanda perdarahan lebih lanjut

9)

Pemberian antibiotika bila terdapat tanda infeksi sekunder (kolaborasi dengan


dokter)

10)

Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda


vital, hasil pemeriksaan laborat yang memburuk.

11)

Bila timbul kejang dapat diberikan diasepam (kolaborasi dengan dokter).

10.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI kerjasama dengan WHO dan UNICEF, Buku Bagan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia., Jakarta, 1998.
Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,
1991
Sacharin, Rosa M., Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta, 1994

10

Agung Eko Hartanto


0410722001

PROGRAM STUDI IMU KEPERAWATAN

FK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


2004

11

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS
DHF dapat terjadi pada siapa saja dari anak-anak sampai orang dewasa dan pada
semua jenis kelamin, kebanyakan penyakit ini ditemukan pada anak perempuan daripada
anak laki-laki (Rampengan, 1997). Tempat atau daerah yang bisa terjangkit adalah
disemua tempat baik dikota ataupun didesa, biasanya nyamuk pembawa vector banyak
ditemukan pada daerah yang banyak genangan air atau didaerah yang lembab.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama :
Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus
selama 2-7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri
epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sering menunjukan sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, panas, sakit saat
menelan, lemah, nyeri uluhati(epigastrium), mual, muntah, nafsu makan menurun.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ada kemungkinan anak yang telah terinfeksi penyakit DHf bisa terulang terjangkit
DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang perna diderita
dahulu.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga yang
menderita penyakit ini dalam satu rumah besar kemungkinan tertular karena penyakit
ini ditularkan lewat gigitan nyamuk.
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah
lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas
bunga yang jarang diganti airnya, kaleng bekas tempat penampungan air, botol dan ban
bekas. Tempat tempat seperti ini biasanya banyak dibuat sarang nyamuk Janis ini.
Perlu ditanyakan pula apakah didaerah itu ada riwayat wabah DHF karena inipun juga
dapat terulang kapan-kapan.

12

6. Riwayat Tumbuh Kembang


Tahap tumbuh kembang anak usia sekolah : 6 12 tahun
Tahap pertumbuhan

Berat badan pada usia sekolah sebagai pedomannya adalah :


Umur (tahun) x 7 - 5
2
Tinggi badan : Umur (tahun) x 6 x 7
Tahap perkembangan

Anak usia 5-6 tahun


a.

menangkap bola kasti pada jarak 1 meter (MK)

b.

membuat gambar segi 4 (MH)

c.

Mengenal angka dan huruf serta berhitung (BBK)

d.

Berpakaian sendiri tanpa dibantu (BM)

Tahap perkembangan Psikosexual menurut Sigmund Freud :


Fase laten (5-12 tahun )
a.

anak masuk kepermulaan fase pubertas

b.

periode integrasi, dimana anak harus berhadapan dengan barbagai tuntutan


sosial, belajar disekolah, hubungan kelompok.

c.

Fase tenang

d.

Dorongan libido mereda sementara

e.

Zone erotik berkurang

f.

Anak tertarik dengan kelompok sebaya


Fase Idustri Vs Inferiority ( 6-12 tahun )
Berfokus pada hasil akhir suatu pencapaian (prestasi/achievment). Anak
memperoleh kesenangan dari penyelesaian tugas / pekerjaan dan menerima
penghargaan untuk usaha/kepandaiannya. Jika anak tidak mendapat penerimaan
dari teman sebayanya atau tidak dapat memenuhi harapan orang tuanya mka ia
akan merasa rendah diri, kurang menghargai dirinya untuk dapat berkembang.
Jadi focus pada anak sekolah adalah pada hasil prestasinya, pengakuan dan
pujian dari keluarganya, teman dan gurunya.

13

7. Pemeriksaan Fisik (persistem)

Sistem pernafasan
Bila gejala telah lanjut klien mengeluh sesak nafas, pernafasan dangkal, cepat,
perdarahan melaui hidung.

Sistem persyarafan
Kondisi lanjut bisa terjadi penurunan kesadaran, gelisah, kejang.

Sistem kardiovaskuler
Perdarahan pada kulit, hidung, gusi, hematemesis dan atau melena,
Tachicardia,trombositopeni, leukopenia, hipotensi, syok, mengeluh akral dingin
Hemokonsentrasi ( peningkatan nilai hematokret > 20 % ), pusing.

Sistem pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan dalam menelan, kembung, nyeri tekan pada
epigastrik, nafsu makan menurun, mual muntah, pembesaran limpa, pembesaran
hati, abdomen tegang.

Sistem muskuloskeletal
Nyeri otot / sendi, kelemahan, penurunan aktifitas.

Sistem urinary
Anuri / disuri, peningkatan Bj plasma

Sistem integumen
Kulit kering, turgor menurun, panas / kedinginan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.

Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi


penyakit.

b.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual


muntah, anoreksia, nyeri telan

c.

Gangguan rasa nyaman nyeri epigastria berhubungan dengan proses inflamasi

d.

Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan divaskuler

e.

Potensial terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni.

14

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi
penyakit (viremia)
Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c)
Klien bebas demam
Intervensi :
1. Kaji saat timbulnya demam
R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam
2. Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien
3. Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi
kecemasan klien
4. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh
kooperatif
5. Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak
dilakukan
R/ Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di rumah
sakit
6. Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan
manfaatnya
R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat
sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak
7. Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian
yang tipis
R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan
dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
8. Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu
tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.
Diagnosa 2
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia dan sakit saat menelan
Tujuan

15

Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah
disediakan
Intervensi
1. kaji faktor faktor penyebab
R/ penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya
2. jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk
mengkonsumsi makanan
3. anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan
(15-30 cc setiap -1jam )
R/ menghindari mual muntah dan distensi perut yang berlebihan
4. lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
R/ baun yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah
5. ukur berat badan setiap hari
R/ berat badan merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
6. catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien
Diagnosa 3: potensial terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan trombositopeni
Tujuan : tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut, jumlah trombosit meningkat ( dalam
batas normal)
Intervensi :
1.

pantau tanda tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda klinis
R/ penurunan jumlah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah
yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan
nyata seperti epistaksis, petechie, perdarahan gusi

2.

memberikan penjelasan tentang pengaruh trombositopenia pada klien


R/ pengetahuan yang baik dari lkien dan keluarga tentang tanda dan gejala dapat
membantu menngantisipasi terjadinya perdarahan karena trombositopeni

3.

menganjurkan klien untuk banyak istirahat


R/ aktifitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan

4.

memberikan penjelasan klien dan kleuarga untu melaporkan bila terjadi perdarahan
R/ keterlibatan keluarga akan membantu penanganan sedini mungkin

5.

kolaborasi pemberian obat obatan, berikan penjelasan tentang manfaat obat


R/ dengan mengetahui obat yang diminum dan manfatanya , diharapkan klien dan

16

keluarga termotivasi untk meminum obat yang diberikan.

17

DAFTAR PUSTAKA
Carpenitto,Lj. 2001, Diagnosa Keperawatan. Ed 6. EGC. Jakarta
Effendi, C.1995. Perawatan klien DHF. EGC. Jakarta
Ngatiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta
Rampengan,TH & laurentz,LR 1997. Penyakit infeksi tropik pada Anak. EGC .
Jakarta
Tim pengajar perawtan Anak. 1999. Diktat Kuliah PSIK Perawatan Anak.

18

LAPORAN KASUS
Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Anak
Di Ruang Menular Anak
1. IDENTITAS KLIEN
Nama

: An. S

Jenis kelamin

: laki-laki

TTL

: Surabaya, 5 Januari 1994

Anak ke

:I

Nama Ayah

: Tn. H

Nama Ibu

: Ny. T

Pendidikan

: SD

Agama

: Islam

Suku bangsa

: Jawa / Indonesia

Alamat

: Karang Gayam 9 Surabaya

Tanggal masuk

: 29 Mei 2002

Diagnosa

: DHF Gr. I

Sumber informasi: Ibu klien


2. RIWAYAT KEPERAWATAN
1)

Keluhan utama
Klien mengatakan badan terasa panas

2)

Riwayat Keperawatan Sekarang


4 hari yang lalu klien mulai terasa badannya panas, badan terasa pegalpegal, mual muntah, nafsu makan menurun, kemudian oleh ibu klien dibawa ke
dokter swasta, bila minum obat paracetamol panas turun dan panas kembali dalam
beberapa jam setelah minum obat, lalu dibawah ke dokter yang lain kemudian
dianjurkan untuk MRS di RSUD Dr. Soetomo.

3)

Riwayat Keperawatan Dahulu


Sebelumnya Klein tidak pernah MRS atau sakit berat.

4)

Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga tidak ada yang menderita penyakit DHF, tidak ada penyakit keturunan,

5)

Riwayat Kesehatan Lingkungan


Klien tinggal di rumah orang tuanya, ibu klien mengatakan banyak
gantungan baju dirumah, genangan air ada di kamar mandi, kamar mandi
dibersikan tiap 2 minggu sekali, tidak ada riwayat wabah DHF didaerahnya,

6)

Riwayat Tumbuh Kembang

19

Pertumbuhan
Berat badan : 22 kg, TB 123 cm

Perkembangan
Psikososial ; klien kelas 3 SD, termasuk anak yang patuh berseekolah, tidak perna
bolos, prestasi klien rangking 4 dikelasnya, kegiatan setelah sekolah adalah
bermain bola dengan teman-temannya, hubungan dengan teman sebaya baik.
Psikoseksual : klien punya banyak teman sebayanya, anak senang bila sekolah
selesai, anak merasa senang bila main bola.

7)

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : klien lemah, badan terasa panas,

Tanda-tanda vital : S : 380 c, N: 100 x/mnt, T: 110/60 mmHg, RR: 24 x/mnt

Sistem pernafasan : PCH tak ada, retraksi tak ada, wheezing/ronchi tak ada,
batuk tak ada, bentuk dada simetris, nyeri dada tak ada,

Sistem cardiovascular : bercak merah pada kedua lengan, epitaksis tak ada,
hematemesis melena tak ada, bunyi jantung normal, S1,S2 tak ada.

Sistem persyarafan : kesadran komposmentis, tak ada kejang

Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, kesulitan menelan tak ada, perut
terasa mual, muntah 1x, nafsu makan menurun, nyeri tekan tak ada, pembesaran
hati tak ada, pembesaran lien tak ada, kembung tak ada, BAB 1 x/hari,

Sistem urinary : BAK 4x/hari, warna urin kuning, lain-lain tak ada masalah.

Sistem muskuloskeletal : gerakan otot bebaas, kontraktur tak ada.

Sistem integumen : akral hangat, ikterik tak ada, turgor kulit menurun, kulit
kering.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)

Laborat :

wbc : 2,2 k/ul

lymph

Hb

Leco : 3,2

Trombo

Pcv : 0,33

RBC : 5,57

HGB : 12,5

HCT : 36,2

MCV

: 65

MCH

: 22,4

: 1,1

48,0 %

: 12,4
: 154 x 103

20

MCHC

: 34,5

ANALISA DATA
NO
1

DATA
DS : Klien mengatakan badannya
terasa panas,
DO : - akral hangat, suhu tubuh 380 c
lecosit : 3,2
lymfosit : 1,1 48,0 %
T : 110/60 mmHg
N : 100 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt

PENYEBAB
Arbo virus

MASALAH
Peningkatan suhu
tubuh

Masuk tubuh
Replikasi virus dalam
limfosit
demam

DS : Klien mengatakan kurang nafsu


makan, perut terasa mual, mual muntah
muntah sekali,
DO : - klien makan 2 sdm
BB 22 kg
Minum susu gelas
Bising usus menurun

Gannguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan

DS :
DO :-Turgor kulit menurun
Mukosa mulut kering
Terpasang infus D 5 salin
Kulit kering
Perdarahan bawah kulit pada
kedua lengan
Trombosit 154 x 103

Resiko kurang
cairan

Permebilitas

vascular

meningkat

Ekstravasasi

cairan

intra vaskuler

Kurang cairan diekstra


vaskuler
4.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah dan anoreksia.

21

3) Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan diekstra vaskuler


5.

INTERVENSI
Diagnosa 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi
penyakit (viremia)
Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c)
Klien bebas demam
Intervensi :
1) Kaji saat timbulnya demam
R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam
2) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien
3) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi
kecemasan klien
4) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh
kooperatif
5) Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak
dilakukan
R/Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di rumah sakit
6) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan
manfaatnya
R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat
sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak
7) Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian
yang tipis
R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan
dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
8) Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu
tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.
Diagnosa 2
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia dan sakit saat menelan

22

Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi,


KH

: klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan


Nafsu makan meningkat
Tak ada Mual dan muntah

Intervensi
1. kaji faktor faktor penyebab
R/ penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya
2. jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk
mengkonsumsi makanan
3. anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan
(15-30 cc setiap -1jam )
R/ menghindari mual muntah dan distensi perut yang berlebihan
4. lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
R/ baun yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah
5. ukur berat badan setiap hari
R/ berat badan merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
6. catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien
Diagnosa 3 : resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan ke
ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan
KH

: - mukosa mulut basah / lembab


-

turgor kulit baik

petechie hilang

trombosit dalam batas normal

INTERVENSI
1. pantau tanda-tanda kekurangan cairan
R/ turgor kulit menurun, mukosa mulut kering merupakan tanda kekurangan cairan
2. anjurkan klien untuk banyak minum
R/ asupan cairan yang cukup dapat mengurangi kehilangan cairan dalam tubuh
3. jelaskan pada ibu tanda-tanda kekurangan cairan
R/ meningkatkan partisipasi ibu dalam perawatan anak
4. kolaborasi pemberian cairan D 5 salin

23

R/ mengganti cairan yang keluar dari intra sel, Dextran dengan besar molekul yang
sesuai tidak dapat melewati poro kapiler dan dapat mengganti protein plasma sebagai
bahan osmotic koloid
5. pantau tetesan cairan
R/ kelancaran cairan infus sangat mempengaruhi pemenuhan cairan yang adekuat

24

TINDAKAN KEPERAWATAN
NO
1

Tgl, jam
29.05.02
08.3010.00

11.34
12 45

Implementasi
mengkaji saat timbulnya demam
melakukan observasi suhu :380 c, nadi
100x/mnt, tensi 110/60 mmHg. RR 24x/mnt
menjelaskan pada ibu penyebab timbulnya
panas tubuh, panas tubuh disebabkan oleh
masuknya virus dalam tubuh sehingga tubuh
melakukan perlawanan terhadap virus tersebut
dengan pengaktifan sistem komlemen sehingga
sebagai kompensasi adalah timbulnya demam
tubuh
menjelaskan pentingya tirah baring adalah
untuk menghindari berkembangnya invasi virus
yang lebih luas
anjurkan klien untuk banyak minum 2,5 3
lt/hari
melakukan kompres dingin pada klien
kolaborasi pemberian paracetamol dan anti
biotic
melakukan observasi : S ; 37.4, Nadi
96x/mnt
memberikan cairan perinfus D5 salin

Evaluasi
31.05.2002
S: klien mengatakan
panas

badan

mulai turun
O: Suhu 37,40 c
Kompres dingin
masih terpasang
A; masalah teratasi
sebagian
I: intervensi 2,5.6,7

07.45

8.30

08.00
08.40

3
08.00

09.30

12.00

mengkaji faktor penyebab mual muntah


mejelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh
yaitu untuk mengganti sel yang rusak,
memenuhi kebutuhan asupan makanan,
S : klien mengatakan
mempertahan kan kondisi tubuh
nafsu
makan
menganjurkan klien makan porsi kecil tapi
masih
kurang,
sering, jika tidak ada mual muntah teruskan
kadang
masih
makan
terasa mual.
menimbang berat badan setiap hari
O
: klien makan 5
memantau porsi yang dihabiskan klien
sdm
Porsi tidak
dihabiskan
A; Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi
no 3,5,6
memantau tanda kekurangan cairan
memantau tetesan infus
menjelaskan pada ibu tanda kekurangan 31.05.2002
cairan : torgor kulit jelek, bibir/ mulut kering,
S: memberikan cairan D 5 salin
menganjurkan klien untuk banyak minum 2- O: Turgor mulai
membaik, kulit tidak
3 ltr / hari
kering, mukosa mulut
memberikan susu 200 cc
basah
A: masalah tidak
terjadi
P:
pertahankan
intervensi 1,4,5

25

30.05.02

01.06.02

08.00

S: klien mengatakan panas badan mulai turun


O: Suhu 36,40 c
Kompres dingin masih terpasang
A; masalah teratasi
I: pertahankan5.6,7,8,9

S : klien mengatakan nafsu makan masih membaik, tidak


terasa mual.
O : klien makan 8-10 sdm
Porsi dihabiskan
A; Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi no 3,5,6

S: O: Turgor mulai membaik, kulit tidak kering, mukosa mulut


basah
A: masalah tidak terjadi
P: pertahankan intervensi 1,4,5
CATATAN PERKEMBANGAN

2.1 DHF
1. Definisi
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegpty (betina). (Effendy
Christantie, 1995 hlm. 1)
2. Penyebab
Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus

26

dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegpty atau Aedes Albopictus
yang betina.
3. Gejala
Gejala dari DHF adalah :
1.

Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.

2.

Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji tourniquet positif


dan salah satu bentuk lain (petekie, purpura, ekimosis, epitaksis,
pendarahan gusi), hematemesis dan atau melena.

3.

Pembesaran hati

4.

Renjatan yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah
menurun (tekanan sistolik menjadi 80 mm Hg/kurang dan diestolik 20
mm Hg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab
terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, penderita gelisah, timbul
sianosis disekitar mulut.

4. Cara Penularan
Cara Penularan adalah melalui prantara nyamuk Aedes Aegpty dan Aedes
Albopictus yang betina setiap 2 hari sekali menggigit/mengisap darah
manusia untuk memperoleh protein guna mematangkan telurnya agar dapat
membiakkan keturunannya. Waktu menggigit orang yang darahnya
mengandung virus dengue, virus masuk dan berkembang biak dengan cara
membelah diri dalam tubuh nyamuk. Dalam waktu kurang dari 1 minggu
virus sudah berada di kelenjar liur dan siap untuk dipindahkan bersama air
liur nyamuk kepada orang sehat. Dalam waktu kurang dari 7 hari orang itu
dapat menderita penyakit demam berdarah.
5. Cara Pencegahan
Untuk mencegah berkembangnya demam berdarah, salah satu upaya
penanggulangannya dapat dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk
Aedes Aegpty. Penyemprotan/pengasapan bukan tindakan memutuskan rantai
penularan karena sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap telur dan jentik
nyamuk tersebut. Maka cara yang paling tepat yang dapat dilakukan semua
masyarakat adalah ;
4) Menguras tempat-tempat penampungan air dan memberi bubuk abate.
5) Membiasakan menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
6) Mengubur atau memusnahkan barang-barang bekas seperti kaleng, ban
dan botol bekas.

27

Hal terpenting yang harus dilakukan oleh keluarga yaitu mempertahankan


lingkungan hidup yang bersih dan sehat dengan ventilasi dan sinar matahari
yang cukup.
Penjelasan tentang pentingnya tindakan pertama bagi penderita. Tindakan
pertama yang harus dilakukan yaitu :
d. Memberi penderita banyak minum
e. Kompres dingin saat panas tinggi
f. Segera bawa ke RS/Puskesmas terdekat
6. Perawatan Pasien DHF
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
12) Tirah baring atau istirahat baring
13) Diet makan lunak
14) Minum banyak (2-2,5 l/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirop
dan beri penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling
penting bagi penderita DHF.
15) Pemberian cairan intravena (RL, NaCL faali) RL merupakan cairan
intravena yang paling sering digunakan, mengandung Na+ 130 m Eq/l,
K+ 4mEq/l, korektor basa 28 mEq/l, Cl- 109 mEq/l dan Ca++ 3 mEq/l.
16) Monitor tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
17) Pemeriksaan Hb dan trombosit tiap hari
18) Pemberian obat anti piretik sebaiknya dari golongan asetaminofen,
eukinin/dipiron, kompres dingin.
19) Monitor tanda perdarahan lebih lanjut
20) Pemberian antibiotika bila terdapat tanda infeksi sekunder (kolaborasi
dengan dokter)
21) Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan
tanda vital, hasil pemeriksaan laborat yang memburuk.
22) Bila timbul kejang dapat diberikan diasepam (kolaborasi dengan
dokter).

28

Anda mungkin juga menyukai