Laporan Percobaan II
Laporan Percobaan II
Laporan Percobaan II
Pemisahan dan Pemurnian Zat Padat : Rekristalisasi dan TItik Leleh
Asisten : -Chusnul 10511101
-Jemy 10511050
I.
Tujuan Percobaan
- Menentukan titik leleh senyawa hasil rekristalisasi dan sublimasi
- Menentukan jumlah senyawa hasil rekristalisasi dan sublimasi
II.
Data Pengamatan
A. Kristalisasi asam benzoat dalam air
Pada percobaan ini didapatkan titik leleh asam benzoat setelah
kristalisasi yaitu: 121 C
Asam benzoate leleh semua pada : 122 C
Juga didapatkan titik leleh asam benzoate sebelum kristalisasi
yaitu :120,5
Asam benzoat leleh semua pada :124,5
Dan didapatkan data massa asam benzoate setelah dikristalisasi
yaitu : 0,74 g
B. Sublimasi
Pada percobaan ini didapatkan titik leleh naftalen setelah
sublimasi yaitu: 79 C
Naftalen leleh semua pada : 82 C
Juga didapatkan titik leleh naftalen sebelum sublimasi yaitu: 80
C
Naftalen leleh semua pada : 83 C
Dan didapatkan data masa naftalen setelah sublimasi yaitu :
0,04 g
III.
Hasil Perhitungan
Perhitungan galat titik leleh =
|data percobaaandataliteratur|
dataliteratur
100
|120,5122,4|
122,4
|121122,4|
122,4
100
100
=1,55 %
= 1,14%
IV.
V.
VI.
|8080,2|
80,2
100
7980
100
80
= 0,25%
= 1,25%
Pembahasan
A. Kristalisasi
Pada data perhitungan dapat dilihat bahwa persen galat titik leleh
setelah kristalisasi < dari titik leleh sebelum kristalisasi. Hal ini
menunjukkan bahwa titik leleh setelah kristalisasi lebih dekat dengan
nilai referensi daripada sebelumnya walaupun persen galat nya masih
>1%. Setelah dikristalisasi senyawa azam benzoate akan lebih murni
dibandingkan sebelum dikristalisasi oleh karena itu titik leleh saat
setelah dikristalisasi menjadi lebih dekat dengan nilai titik leleh
referensi azam benzoate murni.
B. Sublimasi
Pada data perhitungan dapat dilihat bahwa persen galat titik leleh
setelah sublimasi > dari titik leleh sebelum sublimasi. Hal ini
menunjukkan bahwa titik leleh setelah sublimasi lebih jauh dengan
nilai referensi daripada sebelumnya. Seharusnya titik leleh setelah
sublimasi nilainya lebih mendekati nilai referensi , karena sampel yang
diuji titik lelehnya lebih murni setelah di sublimasi, sedangkan yang
belum disublimasi masih mungkin ada zat pengotor. Namun, pada data
hasilnya berbeda. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah sampel
naftalen sebelum sublimasi yang diujikan , yang dimasukkan ke dalam
pipa kapiler, terlalu banyak jika dibandingkan dengan sampel yang
diujikan setelah sublimasi. Sehingga masa yang harus dilelehkan
menjadi lebih banyak , jadi titik leleh saat sebelum sublimasi lebih
tinggi.
Kesimpulan
Daftar Pustaka