Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN RESMI KIMIA ORGANIK I

Nama / NIM

: Mutiara N. A. / 652013004
Chris Radityo / 652013008
Th. Cisilya / 652013037
Ali Imran / 652013045

Kelompok
Tanggal praktikum

: Kamis, 12-16
: 12 Juni 2014

JUDUL

: Titik Leleh (Melting Point)

TUJUAN
1. Menentukan titik leleh dari asam benzoat dan asam salisilat.
2. Membandingkan titik leleh berdasarnya massa campuran asam benzoat dan asam
salisilat.
3.
DATA FISIK
N
Produk
O
1 Asam benzoat
(C7H6O2)
2
3

Asetanilida
(C8H9NO)
Asam Salisilat
(C7H6O3)

MW

BP (0C)

MP(0C)

122.14

249.2

122.4

135.16

304-305

113-115

138.12

211

157-159

1.321 pH = 2.8
mengeluarkan asam hippurit
volatile saat dipanaskan
1.219 larut dalam petroleum eter
beracun
1.440 berbentuk Kristal dan umumnya
tidak berwarna
menyublim saat suhu 760C
pH=2.4

Sifat Khusus

METODE
1. Disiapkan alat dan bahan, seperti: pipa kapiler, termometer, statif-klem, beaker glass,
alat perekat (solasi), parafin, pembakar Bunsen, asam salisilat, asam benzoat, dan
Kristal-kristal Benzoat : Salisilat masing-masing 1:1 , 4:1, dan 1:4;

2. Dirangkai alat yang akan digunakan sebagai


pengukuran titik leleh, seperti di gambar 3a;
3. Diisi pipa kapiler dengan sedikit Asam Benzoat
(sesedikit mungkin yang dapat dilihat) kemudian
pipa kapiler ditempelkan dengan perekat pada
ujung dan sejajar termometer;
4. Dimasukkan 50ml paraffin ke dalam beaker
glass;
5. Sampel dipanaskan dan diamati terus perubahan
skala termometer yang terjadi;
6. Dicatat suhu pada saat sample mulai meleleh dan
pada saat semua sampel berubah menjadi cairan;
7. Dicatat hasil pengamatan yang telah dilakukan ke
dalam table hasil pengamatan;
8. Diulagi langkah 3 - 7 sampel yang berbeda (asam
salisilat: asam benoat ; B:S=1:1 ; B:S=1:4 ;
B:S=4:1);
9. Dihitung suhu rata-rata (Trata-rata (0C)) tiap sampel.
HASIL PENGAMATAN
Tmeleleh

SAMPEL

Tmeleleh (0C)

Asam Benzoat (B)


Asam Salisilat (S)
Benzoat
Salisilat
1
1
1
4
4
1

115
152

110
145

107
99
112

110
156
105
98
94

Tsempurna Rata-Rata
(0C)

Tsempurna (0C)

Rata-Rata
(0C)
111,67
151

127
155

106
98.5
103

115
142
120

123
150
125
132
108

120
162

123.33
155.67
120
138
114

PEMBAHASAN
Titik leleh adalah suhu di mana suatu bahan dalam bentuk padat mulai berubah menjadi
bentuk cair tetapi saat proses pelelehan berlangsung tidak terjadi perubahan tempetatur
(konstan). Pada percobaan ini digunakan paraffin sebagai media pemanas yang digunakan
sebagai waterbath karena paraffin memiliki titik didih yang lebih tinggi dari pada titik leleh
benzoat dan salisilat. . Namun, jenis pelarut lain bisa digunakan dengan syarat titik didihnya
melebihi titik leleh senyawa yang digunakan.
Jika zat padat yang diamati tidak murni, maka akan terjadi penyimpangan dari titik
leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan perluasan range
titik leleh. Dengan mengetahui titik leleh suatu zat, maka kita dapat mengetahui kemurnian
suatu zat. Untuk zat-zat murni, pada umumnya memiliki titik leleh yang lebih tinggi
dibandingkan ketika zat tersebut telah tercampur dengan zat lain.
Perhitungan MP secara teoritis:

Asam benzoate :

711 mmHg
x 122.4
760 mmHg

Asam salisilat :

711 mmHg
x
(157-159) 0C = (146.88-148.75) 0C
760 mmHg

C = 114.510C

Pada praktikum Titik Leleh / Melting Point (MP) asam benzoat, diperoleh rata-rata
111.67 C-123.330C, hasil ini mendekati range / jangkauan MP pada acuan yaitu 122.4 0C.
Akan tetapi, tetap terjadi perbedaan yang diperkirakan karena :
1. Tidak dilakukan kalibrasi thermometer yang digunakan.
2. Praktikum dilakukan oleh banyak kelompok praktikan, sehingga dimungkinkan cara
pandang skala thermometer per kelompok berbeda-beda.
3. Perbedaan tekanan pada ruang laboratorium sebesar 711mmHg.
4. Ukuran Kristal yang lebih besar karena semakin besar ukuran partikel yang
digunakan, maka semakin sulit terjadinya pelelehan.
5. Banyaknya sampel karena semakin sedikit sampel yang digunakan maka semakin
cepat proses pelelehannya, begitu pula sebaliknya jika semakin banyak sampel yang
digunakan maka semakin lama proses pelelehannya.
Alasan yang sama juga berlaku untuk hasil praktikum MP asam salisilat karena hasil
yang diperoleh sebesar 1510C -155.670C. Hasil yang dipperoleh masih berselisih plus minus 5
derajat dengan 1570C-1590C.
Pada percobaan pencampuran asam benzoat dan asam salisilat dalam berbagai
konsentrasi diperoleh hasil campuran benzoat dan salisilat 1:1 diperoleh MP 106 0C,
sedangkan pada campuran bezoat : salisilat 4:1 diperoleh MP 98.50C, dan benzoat : salisilat =
1:4 adalah 1030C. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh:
1. Perbandingan massa asam benzoat. Semakin besar perbandingan massa asam benzoat
dalam suatu campuran, maka semakin mendekati MP yang seharusnya (MP asam
benzoat murni).
2. Perbedaan titik leleh asam benzoat (122.40C) dan asam salisilat (1570C-1590C).
0

Untuk MP sempurna (Tsempurna Rata-Rata) terlihat pula perbedaan yang signifikan. MP


sempurna pada benzoat : salisilat = 1:1 adalah 120 0C, benzoat : salsilat = 4:1 adalah 138 0C,
dan benzoat : salisilat = 1:4 adalah 1140C. Dari pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa
senyawa yang diamati adalah sebuah senyawa campuran. Jika semakin besar perbandingan
asam benzoat di dalamnya, maka nilai MP yang didapat semakin mendekati nilai MP dari
asam benzoat murni. Sebaliknya, jika semakin besar massa perbandingan asam salisiat, maka
nilai MP yang didapat semakin mendekati nilai MP dari asam salisilat murni.Hal ini semakin
menguatkan pernyataan bahwa semakin murni suatu zat semakin tinggi titik didihnya.
KESIMPULAN
1. Titik leleh asam benzoat adalah 111.67 0C-123.330C dan titik leleh asam salisilat
adalah 1570C - 1590C.

2.
JAWAB PERTANYAAN
1. Samakah MP teoritis dan praktikum? Beri penjelasan!
Jawab:
MP benzoat teoritis = 114.510C
MP benzoat praktikum = 111.670C-123.330C
MP salisilat teoritis = 146.880C - 148.75 0C
MP salisilat praktikum = 1570C - 1590C
Terdapat perbadaan antara MP teroritis dan praktikum. Hal ini dapat disebabkan
karena beberapa faktor, di antaranya:
a. Tidak dilakukan kalibrasi thermometer yang digunakan;
b. Praktikum dilakukan oleh banyak kelompok praktikan, sehingga dimungkinkan
cara pandang skala thermometer per kelompok berbeda-beda;
c. Perbedaan tekanan pada ruang laboratorium yaitu sebesar 711mmHg;
d. Ukuran Kristal yang lebih besar karena semakin besar ukuran partikel yang
digunakan, maka semakin sulit terjadinya pelelehan;
e. Banyaknya sampel karena semakin sedikit sampel yang digunakan maka
semakin cepat proses pelelehannya, begitu pula sebaliknya jika semakin
banyak sampel yang digunakan maka semakin lama proses pelelehannya.
2. Selain paraffin, untuk menemtukan MP dapat digunakan bahan lain. Apa saja (2 buah)?
Jawab:
a. Gliserol : gliserol memiliki titik didih 290 C (554 F; 563 K), lebih tinggi
daripada BP asam benzoat dan asam salisilat dan tidak mudah terbakar.
b. Asam palmitat : biasa ditemukan dalam minyak goreng. Asam palmitat memiliki
titik didih 351-352 C 215 C pada 15 mmHg (lebih tinggi daripada BP asam
benzoat dan asam salisilat) dan tidak mudah terbakar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjipto, Hartati, M.Sc. 2011. Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. Salatiga: FSMUKSW
2. http://www.academia.edu/5715057/Laporan_titik_leleh_dan_titik_didih
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Glycerol

LAMPIRAN
Laporan sementara.

Anda mungkin juga menyukai