MELTING POINT
DI SUSUN OLEH :
Ferzio Danoza
Hafizhoh Nur Adlina
Haifa Fauzia Arini
LOKAL : 2B
I.
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan
Menentukan titik lebur zat padat dan menggunakannya
sebagai
kriteria
dalam
identifikasi
dan
pemeriksaan
kemurniaan.
1.2 Tempat dan Waktu
1. Tempat pengambilan data praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fisika
Farmasi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II
2. Waktu pengambilan data praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal
3 Juni 2015 pada pukul 07.30-10.30 WIB
I.3 Alat dan Bahan :
- Melting point Apparatus
- Pipa Kapiler
- Kaca Arloji
- Pembakar Bunsen
- Zat yang akan ditentukan (Asam benzoate dan vanillin)
I.4 Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Haluskan zat padat sampel dengan menggunakan mortar dan
stamper
3. Tuang sampel yang sudah halus ke kaca arloji.
4. Masukkan sejumlah tertentu sampel ke dalam pipa kapiler.
Mampatkan dengan cara mengetuk-ngetukan pipa kapiler
sehingga diperoleh kolom sampel setinggi +-3mm(harus sama
rata) yang sebelumnya pipa kapiler nya di bakar dengan
spiritus agar mampat/ tidak bocor.
5. Masukkan pipa kapiler ke dalam penangas air melalui lubang
kecil dibagian atas melting point apparatus.
6. Panaskan penangas dengan laju pemanasan diatur sekitar titik
lebur, laju pemanasan di atur 1C/menit.
7. Catat suhu pada thermometer pada saat sampel mulai
melebur dan suhu pada saat sampel elebur sempurna (fase
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. TEORI
Titik lebur suatu zat padat adalah suhu pada saat dimana fase
padatdan fase cair berada dalam keseimbangan pada tekanan luar
sama dengan 1 atmosfir.Tepat pada titik lebur,fase padat harus
mempunyai tekanan uap yang sama dengan fase cair karena kalau
tidak sama maka fase yang mempunyai tekanan uap lebih tinggi
akan berubah menjadi bentuk fase lain.
Prosedur umum yang paling banyak digunakanfarmakope
dalam buku acuan lainnya adalah menempatkan sejumlah kecil zat
padat dalam tabung kapiler
lebur
memenuhi
akan
dicapai,thermometer
persyaratan
dan
yang
berskala
digunakan
harus
10 oC-360oC.Yang
sering
saat
mengoreksinya
pemanasan,air
diperlukan
raksa
thermometer
pada
pencadang
thermometer,sehingga
pembacaannya
perlu
dikoreksi
permukaan cairan
2. MONOGRAFI
a. Acidum Benzoicum
Asam Benzoat mengandung tidak kurang dari 99,5 % dan tidak lebih
dari 100,5 % C7H6O2,dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian
Hablur
berbentuk
jarum
atau
sisik,putih;
sedikit
b. Vanilin
Vanilin mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak lebih dari
103,0 % C8H8O3,dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : hablur halus berbentuk jarum,putih hingga agak kuning ;
rasa dan bau khas. Dipengaruhi cahaya.Larutan bereaksi asam
terhadap lakmus.
Kelarutan
sukar
larut
dalam
air;
mudah
larut
dalam
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil :
a. Jarak lebur vaniline 810 830 c ( FI IV hal 822 )
Vaniline
Suhu awal
Suhu akhir
81,2
81,7
0,5
II
81,2
81,7
0,5
III
81,3
81,5
0,2
Rata-rata
81,23
81,63
0,4
Suhu awal
Suhu akhir
Benzoat
I
121,8
122,3
0,5
II
121,4
122,3
0,9
III
121,3
122,3
Rata-rata
121,5
122,3
0,8
2. Pembahasan :
Berdasarkan
praktikum
melting
point
yang
bertujuan
untuk
menentukan titik lebur zat padat yaitu vanillin dan asam benzoate.
Dari percobaan didapatkan
vanillin 810C 830C dan jarak lebur asam benzoat 1210C 1230C.
Pada sampel vanillin jarak lebur yang diperoleh sesuai dengan FI
yaitu antara 810C 830 C ,sedangkan pada sampel asam benzoat
jarak lebur yang diperoleh sesuai dengan FI yaitu antara 121 0C 1230C.
a. Untuk anilin :
-
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
c. Kesimpulan
Berdasarkan FI IV hal 822, vanillin memiliki jarak suhu lebur
antara 81-83C sedangkan sampel vanillin yang diuji
diperoleh data memiliki jarak suhu lebur antara 81,2
81,5C sehingga sesuai dengan yang tercantum dalam FI.
Rentang suhu lebur sampel vanillin diperoleh 0,4C
sehingga,
dikatakan
sampel
tersebut
murni
karena
asam
benzoate
diperoleh
0,8C
DAFTAR PUSTAKA