BAB
3
METODE PELAKSANAAN
Bab ini akan menguraikan metode pekerjaan yang akan digunakan mulai dari
masa persiapan hingga masa di akhir proyek. Pembahasan pada bab ini, meliputi gambaran
secara umum site managemen, teknis pelaksanaan pada beberapa pekerjaan inti, prosedur
pengendalian material dan penggunaan peralatan hingga masa pemeliharaan.
3.I.
2.
3.
Pembuatan Direksi keet, Brak kerja, Gudang material dan pekerjaan yang disesuaikan
dengan kebutuhan ruang dan ketersediaan lahan
4.
5.
6.
Mobilisasi Alat
7.
8.
Pekerjaan Uit-zet/Bouwplank
Gambar Beberapa Contoh Peralatan dan Alat Bantu serta armada untuk mob demob
3.2.
2.
3.
4.
5.
Pembayaran material
6.
Pengiriman material
7.
8.
9.
Penjagaan / keamanan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gudang
Gambar di bawah ini merupakan bentuk perencanaan Site Management untuk proyek yang akan
dikerjakan.
7
15
7
4
5
11
13
9
1
2
12
Akses
Proye
k
Fress area:
6
7
3
4
parkir BBTKL
10
PP
3.4
Pendahuluan
Di Indonesia Kebijakan tentang keslamatan kerja sbenarnya sudah dirancangkan sejak
lamaYaitu sejak tahun 1970 dengan dikeluarkan undang undang tentang hal tersabut ,
Namun dalam pelaksaan di lapangan cukup sulit karena minimalnya kesadaran ,
pengetahuan dan pengawasan akan aplikasinya . Dalam perkembanganya , berbagai
perturan yang mendasari tentang K3 dikeluarkan oleh pemerintah dengan inti subtansi
yang disampaikan bahwa K3 adalah suatu hal yang penting dan wajib untuk dilaksanakan .
Selama ini K3 hanya merupakan sloga yang senantiasa menmjadi simbol setiap
pelaksanaan proyek . Dalam perkembangan untuk memperleh aplikasi yang optimal , K3
harus dilaksanakan dengan sistem manajemen yang mengikutsertakan peran semua pihak
yang terkait baik penyedia jasa maupum pengguna jasa . Kegagalan pelaksana K3 selama
ini diidentifikasika keran beberapa hal antara lain :
a.
b.
c.
Berkembangnya pobi para penyadia jsa bahwa K3 identik dengan High Cost
d.
Pola pikir konvensional yang terus dipelihara yang kemudian membentuk rendahnya
kesadaran akan kesehatan dan keselamatan
Berbicara mengenai kesehatan dan keselamatan , sebenarnya dimulai dari dari sendiri
melalui pengendalian emosional hati , pikiran dan keterampilan pada saat bekerja. Apabila
dari diri sendiri sudah bisa mengendalikan dan berimprofisasi akan kesehatan dan
keselamatan diri sewaktu bekerja maka dapat dipastikan pekerjaan dapan berjalan secara
optimal ( gangguan kerja minimal karena kelailaian
Aplikasi pelaksaan K3 yang dibungkus dalam Sistem Manajemen K3 dibungkus dengan 5
prinsip dasar sbagai berikut :
a.
b.
Perencanaan .
c.
Penerapan .
d.
e.
Tinjauan Manajemen .
b.
Manajemen Resiko
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Dokumentasi
i.
Pengendalian dokumen
BAB IV - halaman > 4
j.
Pengendalian Operasi
k.
l.
m.
Evaluasi Kepatuhan
n.
o.
Pengendalian Rekaman
p.
Audit Internal
q.
Tinjauan Manajemen
Materi yang diberikan pada hari pertama ini baru menjabarkan 8 poin sesuai urutan rincian
elemen kunci di atas yang dicetak dalam huruf miring serta dijelaskan berikut di bawah .
2.
3.
Regulasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Kebijakan
Kebijakan ini dibuat secara tertulis oleh penyedia jasa sebagai bentuk komitmen dan
kepedulian perusahaan terhadap implementasi K3 . Kebijakan ini dibuat dengan kesadaran
yang tinggi sesuai kemampuan dan kapasitas perusahaan serta merupakan janji yang akan
dikonsumsi dan direview oleh pihak terkait . Kebijakan dianggap syah apabila isinya
memenuhi syarat syarat berikut dibawah ini :
a. Ditandatangani oleh manajemen puncak, menunjukan kebijakan dibuat dengan
komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari pemilik perusahaan penyedia jasa
b. Sesuai dengan skala dan resiko K3 organisasi perusahaan , disesuaikan dengan
kemampuan dan kapasitas perusahaan.
c. Mencakup komitmen perbaikan kesinambungan , dimana terdapat kesadaran
perusahaan untuk memperbaiki mengikuti perkembangan yang berkelanjutan.
d. Mencakup komitmen minimal memenuhi peratuaran K3 , kebijakan yang disusun harus
mengkomodasi regulasi yang berlaku di Indonesia .
e. Dikomunikasikan , kebijakan harus diketahui dan dapat dipertanggung jawabkan
secara publik terhadap pihak pihak terkait .
f.
Tersedia bagi pihak yang berkepentingan , kenijakan yang dibuat harus bisa
diaplikasikan dan dipahami dengan mudah untuk semua pihak yang berkepentingan .
Sasaran
Saran juga harus terbuat tertulis dan merupakan pedoman untuk semua orang/pihak dalam
mengimplementasikan SMK3 . Syarat dan penjelasan yang harus tersaji dalam sasaran
adalah sebagai berikut :
a. Spesifik dan terukur , merupakan tujuan yang jelas dengan target tertentu .
b. Deklarasi secara eksplisit , diumumkan atau disosialisasikan secara jelas kepada
semua pihak yang terkait .
c. Didokumentasikan , Semua implementasi K3 harus didokumentasikan untuk
kebutuhan peninjauan ulang .
d. Dikomunikasikan kepada pihak terkait , diperlukan untuk mencapai sasaran kerja K3
yang bisa diimplementasikan .
e. Ditinjau ulang , untuk kebutuhan perbaikan berkesinambungan menyasuaikan
f.
5.
Progam Kerja
Progam kerja dibuat untuk mencapai sasaran K3 secara efektif dan efisien . Di dalam
program kerja terdapat uraian program , wewenang dan tanggung jawab , sarana , serta
waktu implementasinya . Selain iti program kerja yang dibuat harus disediakan indikator
pencapaian hasil program untuk mengukur tingkat keberhasilan program kerja yang
berjalan . Hasil dari penilaian indikator tersbut digunakan kemudian untuk melakukan
tinjauan secara reguler kesesuaian SMK3 yang dibuat oleh perusahaan .
Dalam aplikasinya dilapangan program kerja K3 kemudian dmasukkan dalam Rencana K3
Kontrak ( RK3K). RK3k tersbut mengikat semua pihak terkait yang dalam hal ini penyedia
jasa dan pengguna jasa . RK3k secara berkala direview bersama sama dengan penyedia
jasa ( Pejabat Pembuat Komimen) setiap bulan . Poin-poin penting yang harus disusun
dalam program kerja adalah berikut dibawah ini :
a. Safety Induction ( Penyuluhan K3L), pembekalan secara dini seluruh tenaga kerja
yang terlibat dalam proyek .
b. Safety Morning talk ( Pertemuan Pagi K3L), briefing rutin setiap pagi bersama jabatan
jabatan tertentu yang berkaitan langsungdengan pelaksaan pekerjaan dilapangan
atau yang berpotensi resiko .
c. Tool Box Meeting (Pertemeuan Kelompok Pekerja K3L), pertemuan ini digunakan
untuk menjaring safety awarenes dari para pekerja .
d. Daily safety Patrol ( Patroli Harian K3L), dilakukan oleh petugas K3 yang ditunjuk
untuk melakukan penertiban palaksanaan program kerja K3 dilapangan .
e. Special Safety Patrol ( Ptroli Khusus K3L).
f.
g. Safety Meeting ( Rapat K3L), dilakukan bersama sama dengan manajemen puncak
dan atau dengan pengguna jasa .
BAB IV - halaman > 6
j.
m. Saran saran K3L , untuk menjaring pendapatan seseorang yang terlibat guna
bahan tinjauan manajemen .
6.
Manajemen Resiko
Manajemen resiko disusun sebagai daar untuk Menyusun Prosedur Kerja dan/atau
kontruksi kerja dan Menyusun Program KerjaK3 . Dalam manajemen resiko terdapat unsurunsur sebagai berikut di bawah ini :
a. Identifikasi Bahaya , hal yang paling penting dalam SMK3 adalah kepekaan tenaga
ahli atau petugas K3 dalam mengidentifikasi bahaya yang aan timbul dalam pekerjaan
yang akan dijalankan .
b. Penilaian Resiko , setelah resiko terindentifikasi berikutnya adalah membuat nilai
tingkat resiko yang dihitung dari perkalian faktor peluang dan faktor akibat .
c. Pengendalian Resiko , disusun berdasarkan identifikasi dan penilaian yang sudah
dilakukan serta disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas perusahaan namun
tetap memenuhi minmal peraturan K3 .
Seperti halnya dokumen dokumen K3 lainnya , dokumen ini juga harus dikomodasikanke
personil yang terkait dan direview secara periodik .
7.
8.
Elemen ini merupakan implementasi dari program kerja (safety programs)yang dibuat .
Elemen kunci ini dilaksanakan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran ( awareness )
akan pentingnya K3 dilaksanakan serta untuk menambah pengetahuan bagi semua pihak .
a. Pelatihan yang direncanakan dengan menganalisa kebutuhan pelatihan terkait K3 ,
Program pelatihan terkait K3 untuk setiap level dan daftar jenis pelatihan .
b. Komunikasi dengan berbagai media dan sarana yang bisa setiap saat menjadi
pengingat untuk mematuhi SMK3 . Komunikasi yang bisa langsung bisa dipelajari oleh
semua orang adalah brupa media pengumuman , poster , spanduk dan lain
sebagainya . Yang perlu diperhatikan adalah komunikasi harus menarik dan mudal
diingat dan berpengaruh .
c. Konsultasi dilakukan dengan pihak pengguna jasa atau dengan pihak-pihak yang lebih
menguasai tentang implementasi SMK3 bisa konsultan atau dinas terkait .
Seperti halnya dengan elemen kunci yang lainya , implementasi dari elemen kunci SMK3
ini harus didokumentasikan , Hal tersebut bertujuan untuk bukti kerja berupa catatan
aktifitas dengan dokumentasi berupa : jadwal , daftar hadir , evaluasi hasil , dan foto .
9.
Tinjauan Manajemen
Tinjauan manajemen juga merupakan program kerja yang utama untuk selalu up-date
Sistem manajemen K3 yang diberlakukan . Tinjauan manajemen diselenggarakan dan
diputuskan dalam rapat-rapat yang sudah dianggendakan secara periodik . Yang perlu
diperhatikan dalam setiap rapat tinjauan manajemen ini adalah dokumentasi kegiatan
berupa :
a. Risalan rapat
Dalam tinjauan manajemen , risalah rapat yang mungkin diperoleh adalah sebagai
berikut :
b. Daftar hadir
c. Foto-foto pelaksaan .
10. Partisipasi Dan Konsultasi
a. Pratisipasi dilakukan untuk mengajak semua peihak yang terlibat khususnya para
pekerja untuk mematuhi dan mengimplementasikan . Program untuk mingkatkan
partisipasi ini bisa disampaikan pada saat pertemuan-pertemuan yang
diselenggarakan seperti safety induction , safety meeting , tool box meeting , dll .
b. Konsultasi merupakan bentuk kegiatan yang bersifat khusus . Selain seperti yang telah
dijelaskan pada rangkuman hari ke-1 , konsultasi juga dilakukan kepada pra pekerja
yang harus dilakukan penjelasan secara private .
Kegiatan kegiatan ini harus selalu tercatat dan catatan hasil kegiatan ditandatangani
pihak-pihak yang berkaitan .
BAB IV - halaman > 8
11. Dokumentasi
Dalam sistem manajemen K3 , semua dokumen yang dihasilkan atas setiap kegiatan yang
silakukan harus tercatat dengan rapi . Sesuai dengan panduan dalam permen
no.08/PRT/M/2008 yang perlu tercatat dalam form yaitu nomer dokumen , tanggal dan
nama dokumen . Petugas atau tenaga ahli yang berkompenen juga harus mengarsip copy
dokumen dengan rapi dan baik , sehingga memudahkan untuk mengaksesnya .
12. Pengendalian Dokumen
Elemen ini merupakan kelanjutan dari dokumentasi . Pengendalian yang dimaksud adalah
untuk mengontrol distribusi dokumen yang ada . Petugas atau tenaga ahli SMK3 , harus
mencatat setiap dokumen yang kluar pada format form yang sudah ditetapkan .
Pengendalian meliputi pencatatan nomor/tanggal dokumen , nama dokumen , penerbit ,
tujuan distribusi (nama penerima , tanggal diterima dan paraf ) . Manfaat dari pengendalian
dokumen ini adalah apabila suatu saat dibutuhkan untuk merevisi atau menarik dokumen
yang sudah terdistribusi maka alan lebih mudah .
13. Pengendalian Operasi
Elemen pengendalian operasi disusun dengan menerapkan :
a. Dokumen Prosedur kerja dan intruksi kerja .
b. Dokumen Job Safety Analysis
Petugas dan tenaga ahli yang ditunjuk harus memahami betuk prosedur penggunaan ,
potensi resiko dan penanganan setiap elemen yang digunakan baik alat maupum bahan
dalam operasi pekerjaan kontruksi , Kriteria dan spesifikasi alat dan bahan yang digunakan
dalam suatu pekerjaan kontruksi harus dikuasai oleh tenaga ahli atau petugas yang
berkompeten . Petugas atau tenaga ahli harus memiliki safety data sheat dan dokumen
lainnya yang menerangkan mengenal Kriteria dan spesifikasi alat dan bahan tersebut .
Demikian halnya dengan manajemen lingkungan sekitar , petugas dan tenaga ahli juga
harus mampu mengenali dan mengendalikan kemungkinan resiko yang akan terjadi .
14. Kesiagaan Dan Tanggap Darurat
Program untuk kesiapan penanganan Tanggap Darurat dapat diwujudkan dengan
beberapa hal di bawah ini :
a. Potensi diidentifikasi dan prosedur didokumentasi .
b. Prosedur diuji dan ditinjau ulang secara berkala oleh yang kompeten .
c. Tenaga kerja yang mendapat pelatihan prosedur sesuai dengan tingkat resikonya
d. Petugas penanganan keadaan darurat diberi latihan khusus .
e. Intruksi untuk keadaan darurat ditampilkan secara jelas/menyolok dan diketahui
seluruh keryawan .
f.
Alat dan sistim tanda bahaya diperiksa , diuji dan dipelihara secara berkala .
g. Penempatan , kemudahan dan kesesuaian alat untuk diambil telah dinilai oleh yang
kompeten .
h. Semua pekerja terlibat , caranya hanya dengan SIMULASI LATIHAN .
Hal yang penting diperhatikan dan ditanamkan terhadap para pelaksana lapangan adalan
membuat jalur evakuasi yang baik serta bebas hambatan apapun . Tindakan yang harus
ditanamkan kepada para pekerja saat terjadi kejadian darurat adalah :
BAB IV - halaman > 9
Kondisi lokasi
proyek
Manual
Prosedur
17 Elemen
Kunci SMK3
RK3K
Intruksi
Formulir
JSA
Implementasi
Dalam menyusun RK3K , improvisasi sumber potensi yang harus dicermati pada saat
penyusunan HIRRARC atau IBPR antara lain sebagai berikut :
a. Faktor potensi resiko alamiah : Resiko terhadap terik matahari , hujan , petir , dll .
b. Faktor potensi resiko manusia : Pekerja , tetangga , atau yang sering melintas .
c. Faktor potensi resiko peralatan / bahan : Resiko terhadap kerja alat dan atau bahaya
bahan/material yang digunakan .
d. Faktor potensi resiko Eksternal : Faktor nresiko yang bersumber dari luar lokasi proyek
.
3.5.
OPERASIONAL PROYEK
1.
Pekerjaan Persiapan
a.
Mobilisasi Demobilisasi
Setelah menerima Surat Perintah Kerja dan Surat Penyerahan Lapangan, maka
segera dilakukan mobilisasi tenaga, alat dan bahan sesuai dengan jadual dan metode
yang telah direncanakan.
Tenaga kerja akan didatangkan dari daerah setempat/ terdekat kecuali untuk tenaga
ahli atau yang dibutuhkan ketrampilan khusus dimana di daerah setempat tidak
tersedia, maka akan didatangkan dari daerah luar lokasi pekerjaan.
b.
Administrasi Proyek
Administrasi proyek terdiri dari Laboran Harian, Laporan Bulanan, Progres report,
Shop Drawing dalam format CAD, Schedule Pelaksanaan, Mekanisme Ijin
Pelaksanaan (Site Instruction), Buku Direksi dan Buku tamu serta dokumentasi
proyek.
c.
d.
e.
Pengadaan Listrik
Listrik dapat diadakan dengan penyambungan baru atau menyambung dari bangunan
yang ada dengan kompensasi tertentu. Untuk mendukung listrik kerja saat mencapai
pekerjaan puncak misal pekerjaan las tulangan, las pemipaan dan penerangan kerja
maka dibutuhkan genset untuk cadangan.
f.
Pengukuran/ Uitzet.
Pengukuran akan dilaksanakan di awal pelaksanaan dengan berkoordinasi dengan
Direksi lapangan.
Pekerjaan awal yang akan dilakukan adalah pembuatan dan pemasangan patokpatok, tertancap sedalam 1m. Kemudian memindahkan peil dari BM yang ada atau
dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan ke titik-titik dilapangan
sebagai dasar Setting Out.
Pekerjaan ini akan digunakan sebagai pedoman antara lain untuk keperluan
Elevasi peil bangunan
Dimensi dan posisi pekerjaan
Perhitungan volume/ luasan pekerjaan
Dasar gambar pelaksanaan/ shop drawing dan asbuiltdrawing
Pengukuran akan menggunakan 1 (satu) unit waterpass instrumen dan 1 (satu)
theodolit lengkap serta kelengkapannya seperti roll meter dan lain-lain.
Surveyor yang akan dipekerjakan adalah surveyor yang telah berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan gedung bertingkat, dan yang telah memperoleh sertifikat
keahlian pengukuran yang dapat dipertanggung jawabkan.
2.
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah terdiri dari pekerjaan perataan tanah, pembongkaran, pembersihan galian,
urugan dan pemadatan urugan.
Lingkup Pekerjaan :
a.
Perataan tanah
b.
c.
d.
e.
b.
Linggis besi
c.
Pompa air dia.4 untuk menyedot air apabila saat penggalian terdapat genangan air
d.
e.
Alat untuk pemadatan urugan tanah kembali dan urugan tanah yang di datangkan
dari luar( baby roller)
f.
Prosedur Pelaksanaan :
a. Tentukan Peil rencana dengan BM
b. Pelaksanaan pekerjaan penggalian tanah pondasi dibagi menjadi beberapa grup
penggalian
c. Penentuan posisi sentrisitas titik pondasi dilakukan dengan cara membidik titik pondasi
pada bouwplank dari dua arah
d. Setting bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan gambar kerja.
e. Setelah posisi titik dan ukuran pondasi ditentukan kemudian dilakukan penggalian
tanah dengan tenaga manusia dan alat bantu secukupnya.
f.
Kemiringan sisi lubang galian harus diatur agar tidak terjadi gerusan ataupun
longsoran kembali
3.
3.
Untuk mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah tergerus air.
Tiang beton pracetak yaitu tiang dari beton yang dicetak disuatu tempat dan kemudian
diangkut kelokasi rencana bangunan.ukuran diameter yang biasanya dipakai untuk tiang
yang tidak berlubang diantara 20 sampai 60 cm. Untuk tiang yang berlubang diameternya
dapat mencapai 140 cm. Panjang tiang beton pracetak biasanya berkisar diantara 20
sampai 40, untuk tiang beton berlubang bisa sampai 60 m. Beban maximum untuk tiang
ukuran kecil berkisar diantara 300 sampai 800 kN.
Keuntungan dan kerugian
Keuntungannya adalah
a. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan.
b. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
c. Tiang dapat dipancang sampai kedalaman yang dalam.
d. Pemancangan tiang dapat menambah kepadatan tanah granuler.
Kerugiannya adalah
a. Penggembungan permukaan tanah dan gangguan tanah akibat pemancangan dapat
menimbulkan masalah.
b. Kepala tiang kadang-kadang pecah akibat pemancangan.
c. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.
d. Pemancangan menimbulkan gangguan suara, getaran dan deformasi tanah yang
dapat menimbulkan kerusakan bangunan disekitarnya.
e.
Nilai-nilai beban maximum tiang beton pracetak ditinjau dari segi kekuatan bahan tiangnya.
Diesel Hummer
Service Crane
Karakteristik tanah
Cara/jenis pembebanan
Metode pukulan
c. Langkah kerja
Topi Helment atau drive cap, Bahan yang dibuat dari baja coar yang diletakkan
diatas tiang untuk mencegah tiang dari kerusakan saat pemancangan dan untuk
menjaga agar as tiang sama dengan as pemukul.
Bantalan ( cushion ), Dibuat dari kayu keras atau bahan lain yang ditempatkan
diantara penutup tiang ( pile cap )dan puncak tiang untuk melindungi kepala tiang
dari kerusakan.
Ram, Bagian pemukul yang bergerak ke atas dan ke bawah yang terdiri dari
piston dan kepala penggerak.
Pemancangan Tiang
Pemancangan tiang siap dilakukan setelah Pile terpasang dan posisi alat sudah
berada pada titik pemancangan. Berat penumbuk, tinggi jatuh, dll diperlihatkan
pada tabel dibawah
BAB IV - halaman > 19
Pemotongan Besi
BAB IV - halaman > 21
Pembengkokan
Bendrat
Gunting besi/cutter
Generating Set
Prosedur Pelaksanaan :
Pada saat pendatangan besi beton akan menunjukan sertifikat test dari pabrik.
Apabila tidak ada test dari pabrik maka test akan dilakukan pada laboratorium
independent sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
Pembengkokan besi beton sesuai dengan gambar daftar bengkok yang telah
dibuat
b. Pekerjaan Bekisting
Lingkup Pekerjaan :
Pabrikasi
Pasang Bekisting
Pembongkaran bekisting
Multipleks
Alat bantu
Prosedur Pelaksanaan :
Untuk cetakan, beton pada kolom, balok dan plat lantai atas dibuat dari multipleks
diperkuat kayu-kayu stut (ukuran 4/6, 5/7, dan 6/12 cm dengan dilengkapi tierood
dll), gambar bekisting diajukan saat pelaksanaan.
Agar memudahkan pembongkaran bekisting dan juga untuk menjaga permukaan
beton (mempertahankan bentuk) maka permukaan bekisting dilapisi dengan
minyak bekisting sebelum dilaksanakan pekerjaan cor beton.
Detail bentuk dari bekisting akan dibuat shop drawing untuk mendapat
pengesahan Direksi pekerjaan.
Tiang pendukung bekisting pada balok dapat digunakan Scafolding terdiri dari U
jack, Main Frame, Jack Base dan Cross serta kayu ukuran 6/12 sebagai
penopang utama balok. Dan Pipa support
Gambar Pekerjaan pengecoran dengan menggunakan ready mix didukung dengan alat Bantu dan alat kerja
Beton struktur yang digunakan harus menggunakan beton dengan mutu beton K 225.
Setelah pelaksanaan pengetesan terlebih dahulu harus membuat trial mix/mix design
ke laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan pengawas.
Peralatan yang digunakan :
Beton molen
Concrete mixer
Concrete pump
Alat Bantu
Prosedur Pelaksanaan :
Penempatan alat, tenaga dan lalu lintas pekerja sedemikian rupa sehingga
memberi kemudahan
Pelaksanaan :
Sloof beton
Pekerjaan sloof beton dilaksanakan setelah pekerjaan urugan kembali dan setelah
pondasi batukali selesai.
Peralatan yang digunakan :
Bekisting dari multiplek 9 mm dengan rangka kayu 5/7 dan penyokong kayu
5/7 cm.
Kolom Beton
Setelah pekerjaan sloof beton selesai, surveyor melakukan check terhadap posisi
as kolom-kolom dan diberi tanda.
Pekerjaan selanjutnya adalah membuat sepatu kolom dengan dimensi sesuai
dengan kolom yaitu sebagai mal ukuran kolom dan juga sebagai perletakan
bekisting kolom.
Pekerjaan yang harus disiapkan berupa :
-
Bekisting dari multiplek 9mm dengan kayu 5/7 diserut lurus dan dibuat
sebagai bekisting panel
Concrete Vibrator.
Memasang perancah.
Gambar Tahap pembesian balok dan plat, bekesting balok dan pengecoran
1. Pekerjaan Pembesian Balok
2. Pekerjaan Bekesting Balok
3. Pekerjaan Pembesian & Bekesting Plat
4. Plat Lantai yang sudah jadi dan dilakukan perawwtan (Curing)
Pengukuran/ check posisi as, elevasi dasar bekisting balok serta dimensi
balok.
Pasang bekisting balok samping dan diperkuat dengan skoor kayu. Pasang
bekisting plat lantai dengan tetap melakukan chech elevasi plat lantai.
Memasang perancah.
d. Pengetesan :
Pengetesan Bahan :
Pengetesan yang dilakukan untuk pekerjaan beton terdiri dari :
5.
b. Pasir,
c. Semen, dan
d. Air kerja
Peralatan yang digunakan :
a. Concrete mixer,
b. alat bantu
Prosedur pelaksanaan :
a. Pekerjaan Pasangan bata :
Pemasangan bata dilaksanakan dari bawah ke atas dengan ketinggian tidak boleh
lebih dari 1 meter
Nat tidak boleh berada dalam satu garis lurus, karena bisa menyebabkan
keretakan
Pada pertemuan dengan kolom beton, harus diberi angkur besi dia 10cm
untuk menghindari terpisahnya pasangan bata dengan kolom yang bisa
mengakibatkan roboh.
b. Pekerjaan Plesteran :
Setelah kondisi permukaan padan dan kering baru dilanjutkan denga pekerjaan
acian dinding
3
Gambar Metode Perawatan Pas Dinding
1. Membasahi permukaan pasangan bata.
2. Membuat acuan tebal plesteran
3. Meratakan plesteran
5.
Pekerjaan langit-langit/plafond :
Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang
diperlukan.
Bahan yang digunakan
a. Plafond Gypsum board setara Jayaboard dan Calsiboard untuk daerah basah.
a. gambar shop drawing dan request sudah dicek dengan kondisi lapangan dan disetujui
oleh direksi dan pengawas
b. Sertifikat dan data perhitungan kuda-kuda dan konstruksi atap dari subkon harus
disetujui oleh pengawas dan direksi
c. Pekerjaan rangka atap diserahkan kepada subkon dengan diawasi oleh pelaksana dan
pengawas
d. Cek dan periksa sudut dan kelurusan bidang atap
e. Periksa batang tarik dan tekan kuda-kuda sesuai dengan gambar dan rekomendasi
atau tidak
f.
Periksa braket atas, camping dan bawah guna mengikat kekakuan konstruksi atap
Pemasangan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah disetujui
60 x 60
e. Pasir urug
f.
Mobilisasi
-
Survey lapangan
Lingkup Pekerjaan
Penentuan Peralatan
Shop Drawing
Marking
Pengiriman Material
Tes tekan
Perijinan
Serah terima
Mobilisasi
-
Survey lapangan
Lingkup Pekerjaan
Penentuan Peralatan
Shop Drawing
Marking
Pengiriman Material
Penarikan kabel penerangan, kabel daya SDP , panel kontrol , panel power
Perijinan
Serah terima
Mobilisasi
-
Survey lapangan
Lingkup Pekerjaan
Penentuan Peralatan
Shop Drawing
Marking
Pengiriman Material
Serah terima
Mobilisasi
-
Survey lapangan
Lingkup Pekerjaan
Penentuan Peralatan
Shop Drawing
Marking ducting
Pengiriman Material
Serah terima
Mobilisasi
-
Survey lapangan
Lingkup Pekerjaan
Penentuan Peralatan
Shop Drawing
Marking
Pengiriman Material
BAB IV - halaman > 35
f.
Serah terima
Mobilisasi
-
Survey lapangan
Lingkup Pekerjaan
Penentuan Peralatan
Shop Drawing
Marking
Serah terima
Mobilisasi
-
Survey lapangan
Lingkup Pekerjaan
Penentuan Peralatan
Shop Drawing
Pengiriman Material
Pembuatan ground/pentanahan
Connecting ke ground
Serah terima
h. Penyelesaian Pekerjaan
Pekerjaan yang setelah selesai dilaksanakan dilakukan pengetesan intalasi secara
keseluruhan dan dilakukan secara intern dan dilakukan bersamaan dengan system
peralattan utama sudah disatukan dan dikonek.
10. Serah Terima Pekerjaaan
Setelah dilakukan pengetesan dan ujicoba secara intern dan berhasil dengan baik,
kemudian dilakukan pengetesan ulang yang disaksikan oleh beberapa pihak, perencana,
pengawas, dan pemberitugas
11. Masa perawatan atau pemeliharaan
Dalam masa pemeliharaaan atau perawatan ditempatkan beberapa tenaga yang bertugas
perawatan intalasi dan matrial utama, yang tugasnya memantau bila ada kerusakan kecil
atau kelainan mesin-mesin yang dapat secara langsung ditangani atau dengan
mendatangankan tenaga ahli dibidangnya, dengan biaya yang ditanggung oleh pelaksana.
Pada masa ini pekerjaan di-focus-kan pada pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut ini :
a. Bulan 1 (Pertama )
Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik,
telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound
system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.
Pengecekan kelancaran putaran engsel pintu-pintu panil, pintu kluis, dan Floor
Hinge, patch fitting pintu utama, pemberian minyak pelumas bila terjadi
kemacetan
Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik,
telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound
system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.
Pengecekan kelancaran putaran engsel pintu-pintu panil, pintu kluis, dan Floor
Hinge, patch fitting pintu utama, pemberian minyak pelumas bila terjadi
kemacetan
Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik,
telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound
system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.
Pengecekan kelancaran putaran engsel pintu-pintu panil, pintu kluis, dan Floor
Hinge, patch fitting pintu utama, pemberian minyak pelumas bila terjadi
kemacetan
Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik,
telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound
system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.
Pengecekan kelancaran putaran engsel pintu-pintu panil, pintu kluis, dan Floor
Hinge, patch fitting pintu utama, pemberian minyak pelumas bila terjadi
kemacetan
f.
Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik,
telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound
system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.
Pengecekan kelancaran putaran engsel pintu-pintu panil, pintu kluis, dan Floor
Hinge, patch fitting pintu utama, pemberian minyak pelumas bila terjadi
kemacetan
Pengecekan fungsi dan kehandalan kerja dari instalasi air bersih dan kotor, listrik,
telepon, penerangan, instalasi AC, instalasi fire alarm, CCTV, instalasi sound
system dan instalasi kabel data/server, Genset dan Panel-panel Listrik.