Anda di halaman 1dari 7

PT SWABINA GATRA

Nomor : SMK3-SWA/PR-13.1
Revisi : 00
PROSEDUR
PEKERJAAN KELISTRIKAN Tanggal : 05 Mei 2010

Halaman : 1/7

1. TUJUAN
Tujuan pedoman ini adalah untuk memberikan kerangka kerja dalam mengembangkan
prosedure keselamtan kelistrikan yang berisi persyaratan yang herus di penuhi untuk
mencegah cidera akibat listrik dengan mengaplikasikan praktik kerja aman untuk
menghindari kontak dengan listrik baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. RUANG LINGKUP
Seluruh fasilitas PT. SWABINA GATRA dan semua kontaktor yang menangani semua
aktifitas di fasilitas PT SWABINA GATRA

3. SASARAN
Memperkecil/menghilangkan kecelakkan di tempat kerja pada saat melakukan pekerjaan
yang terkait denga kelistrikan

4. DEFINISI
 Petugas berwenang adalah seorang karyawan yang terlatih dalam operasi
perangkat listrik daan pemasanganya , serta memiliki pengalamn dalam pekerjaan
kelistrikan ( ahli listrik/ tiknisi )dan telah di tunjuk oleh menejemen
 Instalasi listrik adalah semua peraltan elektrik yang tersedia untuk
menghasilkan,menyalurkan, mengubah, menditribusikan serta menggunakan
energi listrik
 Pekerjaan kelistrikan adalah semua pekerjaan yang dilakukan dijalakan pada
instalasi listrik.
 Tegangan tinggi adaalah tenggangn yang lebih dari 600v < 3000v dengan arus
bolak balik dantara konduktor dan ground perhatikan mungkin hal ini berbeda do
setiap negara
 Badan yang berwenang dalam hal kelistrikan adalah badan berwenang setempat
yang mengatur penggunaan listrik (PLN perusahaan milok negara )
 Lock out/ tag out adalah penempatan pengunci atau eticat ( tag ) pada perangkat
isolasi energi sesuai prosedur yang berlaku, yang mengindikasikan bahwa
perangkat energi terkait tidak boleh di operasikan sementara sampai pengunci atau
eticat di lepas berdasarkan prosedure yang berlaku.
PT SWABINA GATRA
Nomor : SMK3-SWA/PR-13.1
Revisi : 00
PROSEDUR
PEKERJAAN KELISTRIKAN Tanggal : 05 Mei 2010

Halaman : 2/7

5. REFERANSI
 Permenaker No.05/ MEN /96,SMK3,Elemen 3.3
 PP. No. 50 Th 2012 Tentang Penerapan Manajeman SMK3
 OHSAS 18001; 2007
 ISO 14001 ; 2004

6. PROSEDURE
6.1. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

 Direktur utama
Memastikan instruksi kerja kesematan kelistrikan di kembangkan dan tersedia.
 Magaer operasional
Memastikan prosedure keselamatan kelistrikan di implementasikan
 Bagian umum dan memelihara intruksi keselamatan untuk instalasi listik utama
dengan melakukan hal hal;
- Bertanggung jawab melakukan inspeksi pada instalasi listrik yang ada di
fasilitas.
- Memastikan petugas yang berwenanag telah terlatih engan baik dan
mempunyai pengetahuan dalam menjalankan pekerjaan kelistrikan.
 P2K3L/ AK3
- Memberikan panduan pengaplikasian intruksi kerja keselamatan kelistrikan
- Memberikan pelatihan untuk membangun kesadaaran karyawan tentang
kelistrikan secara umum.
 Manager bagian dan SPV
- Monitor praktik kerja yang aman
- Menginformasikan kepada semua karyawan yang berbeda dengan
pengawasan yang bekerja dengan listrik tentang keselamatan kerja
kelistrikan.
 Petugas berwenang
- Mematuhi instruksi kerjakeselamatan kelistrikan saat menjalankan pekerjaan
kelistrikan
- Karyawan yang di tunjuk oleh perusahaan dan telah mendapakan pelatihan
k3 kelistrikan
PT SWABINA GATRA
Nomor : SMK3-SWA/PR-13.1
Revisi : 00
PROSEDUR
PEKERJAAN KELISTRIKAN Tanggal : 05 Mei 2010

Halaman : 3/7

6.2. KETENTUAN UMUM


 Ketentuan umum yang berlaku pada semua pekerjaan kelistrikan mencakup hal hal
berikut ini :
- Hanya petugas berweanng dan ahli listrik dan teknisi yang telah terlatih dan
mengenal dengan baik konstruksi. Operasi maupun bahaya perangkat listrik
dan istalasinya yang di ijin kan melakukan pekerjaan kelistrikan
- Sebelum menjalankan pekerjaan pada instalasi atau peralatan listrik yang
membutuhkan lock out tag out , personel yang kompeten bertanggung jawab
melakukan peninjuan ulang prosedure lock out / tag out. Bersama sama
dengan petugas yang berwenang
- Hanya peralatan dengan label yg mengindikasikan bahwa peralatan terkait
terah menjalani BACTH pengujian keselamata listrik oleh istitusi atau
laboratorium uji ternama yang boleh di pergunakan
- Semua peralatan listrik yang di gunakan dalam pekerjaan harus di grounding
- Kawat dan kabel listrik harus di atur secara aman agar tidak menjadi
penyebab tersandung atau tersengat listrik
- Kabel listrik tidak boleh dilewatkan jalur pintu yang bisa merusak atau
memotongnya
- Kabel perpanjangan jenis tiga 3 kawat harus harus di grounding serta tidak
boleh berjumbal, terpotong atau mempunyai sambungan kawat
- Sekering kebocoran ground harus di pasang pada semua peralatan yang di
hubungkan ke kabel perpanjangandan peralatan yang di guanakan di luar
ruangan atau pada sistem konstruksi kawat sementara persyaratan ini
berlaku pada semua penghasil listrik bergerak.
- Sirkiut listrik dengan muatan berlebih ( mialnya soket power yang kelebihan
muatan ) harus di hindari
- Kabel perpanjangan tidak boleh di gunakan pada sistem kawat permanen ;
- Penergan yang memadai harus di sediakan saat melakukan pekerjaan di
tempat dimana terdapat komponen beraliran listrik
- Untuk pekerjaan listrik bertegangan tinggi ( yakni di atas 600 v ) atau
tegangaaan rendah dalam kondisi peralatan di aliri listrik , di butuh kan tim
kerja 2 orang
- Semua kabinet elektrik , perangkat terkait dan ruang kendali harus di kunci
untuk membatasi akses hanya bagi petugas berweanang dan teknisi /teknisi
listrik yang berwenang
PT SWABINA GATRA
Nomor : SMK3-SWA/PR-13.1
Revisi : 00
PROSEDUR
PEKERJAAN KELISTRIKAN Tanggal : 05 Mei 2010

Halaman : 4/7

- Semua panel listrik harus berjarak 1 meter dari semua material atau mesin
uantuk memberikan perlindungan dan memastikan aksesibilitas setiap saat
- Kabel power / konduit harus di amakan dari lantai untuk menghindari
kerusakan
- Apabila komponen beraliran listrik menimbulkan bahaya kontak listrik ,
karyawan tidak boleh melakukan pekerjaan rumah tangga dalam jarak dekat
terhadap komponen yang memiliki kemungkinan kontak , kecuali jika di
pasang pelindung pengaman yang memadai ( safe guard ) ( misalnya
menginsulasi peralatan atau memberi perintang )
- Mterial pembersih yang bersifat mengalirkan listrik ( misalnya wool baja dan
silikon karbida ) tidak boleh di gunakan didekat komponen yang beraliran
listrik

 Petugas berwenang harus melakukan inspeksi visual secara rutin pada instalasi
listrik yang ada dalam fasilitas ( dengan mengacu pada peraturan hukum dan
mematuhi ketentuan khusus lainya )
- Untuk instalasi listrik bertegangan di atas 600 v inspeksi sekurang kurang
nya harus di lakukan sekali dalam satu bulan
- Untuk instalasi listrik bertegangan di atas 600 v tetapi kurang dari 11000 v
inspeksi sekurang kurangnya harus di lakukan 2 kali dalam sebulan
- Untuk peralatan listrik tidak permanen ( portable ) milik fasilitas , inspeksi
sekurang kurangnya harus di lakukan 2 kali dalam sebulan
- Untuk peralaan listrik tidak permanen ( portable ) milik kontraktor inspeksi
harus dilakukan sesuai peraturan yang berlaku

6.3. Pelindungan personel

 Perhiasan
Dilarang menggunakan perhiasan dan aksesoris pakaian yang bersifat mengalirkan
listrik. Barang barang yang di maksud termasuk cincin, anting – anting, rantai atau
kalung dan gelang. Gunakan gesper sabuk yang tidak mengalirkan listrik atau, jika
tidak, lepaskan gesper sabuk yang terbuat dari logam bila di sebutkan dalam
instruksi keselamatan. Sebagai ketentua umum, gesper sabuk yang terbuat dari
logam tidak boleh di gunakan bila ada kemungkinan anggota tubuh bersentuhan
dengan komponen beraliran listrik yang tidak terlindung.
PT SWABINA GATRA
Nomor : SMK3-SWA/PR-13.1
Revisi : 00
PROSEDUR
PEKERJAAN KELISTRIKAN Tanggal : 05 Mei 2010

Halaman : 5/7

 Jam tangan
Dilarang mengenakan jam tangan yang terbuat dari bahan yang mengalirkan listrik.
Gunakan jam tangan yang terbuat dari bahan yang tidak mengalirkan listrik
( misalnya gelang jam atau rangkanya terbuat dari bahan plastik atau karet )

 Pelindung mata
Pelindung mata untuk industri harus di gunakan kapan pun pekerjaan di lakukan di
sekitar komponen yang tidak terlindung atau bila terapat resiko bahaya akibat busur
listrik atau percikan listrik ( misalnya mereset sekering atau memasang sambungan
) untuk karyawan yang membuatuhkan kaca mata resep dokter, rangkan kaca
mata, harus terbuat dari bahan yang tidak mengalirkan listrik ( misalnya plastik )
atau di gunakan pelindung mata yang bersifat tidak konduktif di atas kaca mata

 Pelindung kepala
Gunakan pelindung kepala yang tidak mengalirkan listrik bila di minta dalam
instruksi, cedera kepala tersengat listrik atau terbakar akibat bersentuhan dengan
komponen keselamatan. Sebagaio ketentuan umum , pelindung kepala di butuhkan
apabila ada resiko beraliran listrik yang tidak terlindung .

 Kain selimut, baju lengan panjang dan sarung tangan


Pada situasi dimana peralatan yang terinsulasi tidak mampu mengeliminasi semua
kemungkinan bahaya , gunakan kain selimut , gunakan juga baju lengan panjang
dan sarung tangan saat melakukan pekerjaan di laukan di sekitar komponen yang
tidak terlindung . sarung tangan lapis ke dua harus di gunakan diatas sarung
tangan pelindung listrik saat pekerjaan yang di lakukan berisiko merusak sifat
insulasi sarung tangan

6.4. Peralatan dan perangkat pelindung

 Pengaman / barikade / symbol


Pelindung oengaman dan / atau barikade harus di gunakan bersama sama dengan
symbol keselamatan atau labelpencegah kecelakaan lainyauntuk menghalangi
akses karyawan ke komponen listrikyang tidak terlindung
PT SWABINA GATRA
Nomor : SMK3-SWA/PR-13.1
Revisi : 00
PROSEDUR
PEKERJAAN KELISTRIKAN Tanggal : 05 Mei 2010

Halaman : 6/7

 Material kerja dan peralatan


Peralatan terinsulasi perangkat handling dan material kerja harus bersifat non
konduktif . material insulasi dari peralatan atau perangkat handling harus dijaga
dalam kondisi yang baik dan bebas dari kerusakan. Perangkat penanganan
sekering yang terinsulasi dari tegangansirkuit harus di gunakan untuk melepas atau
memasang sekering pada saat terminal sekering sedang di aliri listrik ( seperti
saluran atau pipa ) dalam waktu yang lama di area di mana terdapat komponen
beraliran listrik yang tidak terlindung, manager baian harus mengembangkan
praktik kerja khusus ( aplikasi insulasi , teknik penanganan material dan
pengamanan ) untuk meminimalisasi bahaya

 Pintu perintang
Apabila pintu atau panel berengsel beresiko menganyun mengenai karyawan atau
bila area sangat ramai dan berbahaya bagi karywan yang berada di dalam nya,
maka jika di mungkinkan, pintu harus di beri perintang atau di gunakan bari kade
untuk mengisolasi area tersebut . jika keberaaan pintu bisa menghalangi pandangn
karyawan, maka pintu tersebut harus di buka dan di amankan menggunakan
barikade yang sesuai.

 Tangga yang bisa berpindah ( portable )


Tangga yang bsa berpidah ( portable ) harus mempunyai susuran bagian samping
yang tidak mengalirkan listrik bila di gunakan di tempat dimana karyawan atau
tangga dapat bersentuhan dengan komponen beralian listrik yang tidak terlindung
PT SWABINA GATRA
Nomor : SMK3-SWA/PR-13.1
Revisi : 00
PROSEDUR
PEKERJAAN KELISTRIKAN Tanggal : 05 Mei 2010

Halaman : 7/7

Disiapkan : Diperiksa : Disetujui :

Foreman Kes. Kerja Tuban JM. Kepegawaian Tuban MGR. SDM & Umum

Pemegang Dokumen : Pemegang Dokumen :


1. MGR. SDM & Umum
2. JM. Kepegawaian Tuban
3. Foreman Kes. Kerja Tuban

Anda mungkin juga menyukai