Anda di halaman 1dari 10

HUKUM PENGGUNAAN JILBAB

DALAM ISLAM
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Oleh
Arvin Lukyta (115060505111003)
Dela Puspa Winata (115060507111029)
Intan Kurnia Asmarani ( 115060501111022)
Vivi Sintiasari (115060501111010)
Zaqiyul Fuad (115060501111026 )

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2011

Pendahuluan
Setiap orang muslim tentu mengerti apa hukum jilbab yang sebenarnya. Jilbab adalah
pakaian khusus wanita muslim yang dikenakan untuk menutup dan melindungi aurat,
khususnya bagian kepala (kecuali wajah). Kainnya menutupi rambut, telinga, leher, dan kain
tersebut menjuntai hingga menutupi dada dan perut.
Banyak hadits yang mengatakan bahwa sebagian besar penghuni neraka adalah wanita.
Hadits-hadits tersebut kiranya cukup untuk mengingatkan semua wanita muslim dan
melakukan introspeksi diri. Apakah segala kewajiban sebagai muslimah telah terpenuhi?
Faktanya, sampai saat ini masih banyak bertemu para wanita muslim yang masih
enggan untuk memakai jilbab. Padahal mereka pasti mengerti tentang bagaimana hukum
jilbab dalam Islam. Ada yang berkata belum siap, malas, tapi ada pula yang memang dilarang
memakai jilbab, entah itu oleh orang tua atau suami. Alasannya bermacam-macam, ada juga
karena sayang kalau rambutnya yang indah itu ditutupi.
Kenapa Harus Berjilbab?
Pertanyaan tentang alasan berjilbab memang sering sekali dilontarkan, baik oleh para
wanita muslim maupun non-muslim. Jawaban yang paling mudah adalah karena hukum
jilbab adalah wajib, itu memang perintah agama Islam yang harus dipenuhi.
Namun jilbab memiliki makna tersendiri. Jilbab bisa disebut sebagai kain yang
menutupi aurat, lantas muncul pertanyaan kenapa harus ditutup? Seburuk apakah bagian
tubuh itu sampai-sampai harus ditutupi dari orang lain?
Tidak ada bagian tubuh yang buruk pada wanita, malah sebaliknya. Allah
menciptakan wanita dengan segala keindahan yang luar biasa. Karena terlalu cantik dan
indah itu, maka tubuh wanita harus ditutup, termasuk rambut/kepala.
Jilbab tak hanya sekedar menutup, tapi jilbab juga melindungi para wanita. Tidak
percaya? Coba bayangkan ada dua wanita, satu tak berjilbab dan yang satu lagi menutup
rapat aurat rambutnya. Manakah kira-kira yang paling banyak menarik perhatian pria?
Jawabannya tentu yang tak memakai jilbab. Mendapat perhatian pria memang bukan
hal yang buruk, tapi keburukan bisa saja terjadi ketika setan mulai ikut andil dalam hal ini.
Ketika si pria tertarik pada wanita pertama (tak berjilbab), setan pun mulai bergerak dan hal
buruk apapun bisa terjadi.

Hukum Berjilbab
Arti kata jilbab ketika Al Quran diturunkan adalah kain yang menutup dari atas
sampai bawah, tutup kepala, selimut, kain yang di pakai lapisan yang kedua oleh wanita dan
semua pakaian wanita, ini adalah beberapa arti jilbab seperti yang dikatakan Imam Alusiy
dalam tafsirnya Ruuhul Ma`ani.
Imam Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan; Jilbab berarti kain yang lebih besar
ukurannya dari khimar (kerudung), sedang yang benar menurutnya jilbab adalah kain yang
menutup semua badan.
Allah Swt dalam Al Quran berfirman:
(59 )

Artinya:Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.
yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal karena itu mereka tidak di
ganggu.Dan Allah adalah maha pengampun dan penyayang. (Al Ahzab.59).
Dalam ayat di atas ada kata jalaabiib, bentuk plural dari mufrodnya (kata tunggalnya)
yaitu jilbab, yang memiliki makna:
1. Kerudung besar yang menutupi semua anggota badan, sebagaimana penjelasan
Imam Al-Qurthubi.
2. Pakaian yang menutupi semua anggota badan wanita, sebagaimana yang dituturkan
oleh Ibnu Masud, Ubaidah, Qotadah, Hasan Basri, Said bin Jubair, Ibrahim AnNakhoi dan Atho alKhurasani.
3. Selimut yang menutupi wajah wanita dan semua anggota badannya tatkala akan
keluar, sebagaimana yang dituturkan Ibnu Sirin.
4. Pakaian yang menutup dari atas kepala sampai ke bawah, sebagaimana yang
dituturkan oleh Ibnu Abbas.
5.Selendang besar yang menutupi kerudung. Sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu
Masud dan para tabiin.

6. Pakaian sejenis kerudung besar yang menutupi semua badan, sebagaimana yang
dituturkan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Masud.
Dari keterangan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa jilbab bukanlah kerudung
yang digantungkan di leher, bukan pula kerudung tipis yang kelihatan rambutnya atau
kerudung yang hanya menutup sebagian rambut belakangnya, bukan pula kerudung sebangsa
kopyah yang kelihatan lehernya atau kerudung yang hanya menutup ujung kepala bagian atas
seperti ibu suster dan wanita Nashraniatau kerudung yang kelihatan dadanya, dan bukan pula
selendang kecil yang dikalungkan di pundak kanannya.
A. Berdasarkan dalil-dalil dari al-Quran:
1. Surat A1-Ahzab: 59.
Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
2. Surat A1-Ahzab: 33.
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.
3. Surat An-Nur: 31.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.
B. Berdasarkan dalil-dalildari Sunnah:
1. Hadits yang mengancam wanita tidak masuk surga karena tidak berjilbab. Rasulullah
bersabda: Ada dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya: Suatu
kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya,
dan wanita yang kasiyat (berpakain tapi telanjang baik karena tipis, atau pendek yang tidak
menutup semua auratnya), Mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan
orang) kepala mereka seperti punuk onta yang berpunuk dua. Mereka tidak masuk surga dan
tidak mendapatkan baunya padahal bau surga itu akan didapati dari sekian dan sekian
(perjalanan 500 th).. (HR. Muslim 3971, Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421).
Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa tabarruj
(bersoleknya kaum wanita) termasuk dosa besar.

2. Wanita adalah aurat, dia wajib berjilbab. Rasulullah bersabda:


Wanita itu adalah aurat, apabila dia keluar akan dibuat indah oleh syetan.(Shahih. HR
Tirmidzi 1093, Ibnu Hibban dan At-Thabrani dalam kitab Mujmu1 Kabir.Lihat A1Irwa: 273).
3. Ummu Salamah berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana wanita berbuat dengan pakaiannya
yang menjulur ke bawah? Beliau bersabda:Hendaklah mereka memanjangkan satu jengkl,
lalu ia bertanya lagi: Bagaimana bila masih terbuka kakinya? Beliau menjawab:
Hendaknya menambah satu hasta, dan tidak boleh lebih. (HR. Tirmidzi 653 dan
berkata:Hadits hasan shahih).
4. Kisah wanita yang akan berangkat menunaikan shalat ied, ia tidak memiliki jilbab, maka
diperintah oleh Rasulullah SAW: Hendaknya Saudarinya meminjaminya Jilbab untuknya .
(HR. Bukhari No. 318).

Tata Cara Berjilbab


Pakaianwanita yang sesuaisyariatadalah yang berupajubahterusan (longdress),
sehinggaadasebagianmuslimah

yang

nyambungbajudanrok

agar

dikatakanmemakaipakaianlongdress.

LajnahDaimahpernahditanyatentanghalini,
potongan
(baca:

jilbab)

memaksakandiriuntukmenyambungyaituapakahjilbabharus

terusan

(adapakaianatasandanrokbawahan).MakajawabanLajnahDaimah,
baikterusanataukahpotongan,

asalkanbisamenutupisebagaimana
iniditandatanganioleh

Abdul

Ghadayansebagaianggota

yang
Aziz

keduanyatidakmengapa

(baca:

atau
Hijab
boleh)

diperintahkandandisyariatkan.
bin

Bazsebagaiketuadan

(FatawaLajnahDaimah

17/293,

no

Abdullah
fatwa:

Fatwa
bin
7791,

MaktabahSyamilah).
Ketikajilbabdanpakaianwanitadikenakan agar auratdanperhiasanmerekatidaknampak,
makatidaktepatketikamenjadikanpakaianataujilbabitusebagaiperhiasankarenatujuanawaluntuk
menutupiperhiasanmenjadihilang.Banyakkesalahan

yang

timbulkarenapoininiterlewatkan,

sehinggaseseorangmerasasah-sahsajamenggunakanjilbabdanpakaianindahdenganwarna-warni
yang

lembutdengan

motif

bunga

yang

cantik,

dihiasidenganbenang-

benangemasdanperakataumeletakkanberbagaipernak-pernikperhiasanpadajilbabmereka.
Namun,
terdapatkesalahpahamanjugabahwajikaseseorangtidakmengenakanjilbabberwarnahitammakab
erartijilbabnyaberfungsisebagaiperhiasan.Hal
iniberdasarkanbeberapaatsartentangperbuatanparasahabatwanita
zamanRasulullahshallallahu

alaihiwasallam

yang

di

mengenakanpakaian

yang

berwarnaselainhitam. Salah satunyaadalahatsardari Ibrahim AnNakhai,



BahwaiabersamaAlqomahdan Al AswadpernahmengunjungiparaistriNabishallallahu
alaihiwasallamdaniamelihatmerekamengenakan
IbnuAbiSyaibahdalamkitabAl Mushannaf).

mantel-mantel

berwarnamerah.(HR.

Betapabanyakwanitamuslimah

yang

seakan-akanmenutupibadannya,

namunpadahakekatnyatelanjang.Makadalampemilihanbahanpakaian

yang

akankitakenakanjugaharusdiperhatikankarenasebagaimanadikatakanolehIbnuAbdil

Barr,

Bahan

tipis

yang

dapatmenggambarkanbentuktubuhdantidakdapatmenyembunyikannya.Syaikh
Banijugamenegaskan,

Yang

menggambarkanlekuktubuh

tipis

(transparan)

(tapitebal).Bahkankitaketahui,

Al

itulebihparahdari
bahan

yang

yang
tipis

terkadanglebihmudahdalammengikutilekuktubuhsehinggasekalipuntidaktransparan,
bentuktubuhseorangwanitamenjadimudahterlihat.
Selainkain yang tebaldantidak tipis, makapakaiantersebutharuslahlonggar, tidakketat,
sehinggatidakmenampakkanbentuktubuhwanitamuslimah.
inisebagaimanaterdapatdalamhaditsdariUsamah
yang

bin

Hal

ZaidketikaiadiberikanbajuQubthiyah

tebalolehRasulullahshallallahu

iamemberikanbajutersebutkepadaistrinya.

alaihiwasallam,
KetikaRasulullahshallallahu

alaihiwasallammengetahuinya, beliaubersabda,

Perintahkanlahia

agar

mengenakanbajudalam

di

balikQubthiyahitu,

karenasayakhawatirbajuitumasihbisamenggambarkanbentuktubuh. (HR. Ad Dhiya Al


Maqdisi, Ahmad danBaihaqidengansanadhasan)

Makatidaktepatjikaseseorangmencukupkandenganmemakairok,
namunternyatatetapmemperlihatkanpinggul,

kaki

ataubetisnya.Makajikapakaiantersebuttelahcukuptebaldanlonggarnamuntetapmemperlihatkan
bentuktubuh,
makadianjurkanbagiseorangmuslimahuntukmemakailapisandalam.Namunjanganlahmencuku
pkandengankaos

kaki

(terutamauntukparasaudariku

panjang,
yang

karenainitidakcukupuntukmenutupibentuktubuh
seringtersingkaproknyaketikamenaiki

motor

sehinggaterlihatlahbentukbetisnya).Poininijugamenjadijawabanbagiseseorang

yang

membolehkanpenggunaancelanadenganalasanlonggardanpinggulnyaditutupiolehbaju

yang

panjang.Celanabolehdigunakanuntukmenjadilapisannamunbukanintidaripakaian

yang

kitakenakan.

Syaikh Al Baniberkata, Wewangianituselainada yang digunakanpadabadan, ada pula


yang

digunakanpadapakaian.Syaikhjugamengingatkantentangpenggunaanbakhur

(wewangian

yang

dihasilkandaripengasapan)

yang

inilebihbanyakdigunakanuntukpakaianbahkanlebihkhususuntukpakaian.Makahendaknyakital
ebihberhati-hatilagidalammenggunakansegalajenisbahan
dapatmenimbulkanwewangianpadapakaian
produkpelicinpakaian

yang

yang

yang

kitakenakankeluar,

semisalproduk-

disemprotkanuntukmenghaluskandanmewangikanpakaian

(bahkanpadakenyataannya,

bauwangiproduk-

produktersebutsangatmenyengatdanmudahterciumketikaterbawaangin).Lain
halnyadenganproduk

yang

memangsecaratidaklangsungdantidakbisadihindarimembuatpakaianmenjadiwangisemisaldete
rjen yang digunakanketikamencuci.
Terdapathadits-hadits
lakiatausebaliknya

yang

menunjukkanlaranganseorangwanitamenyerupailaki-

(tidakterbataspadapakaiansaja).

Salah

satuhadits

yang

melarangpenyerupaandalammasalahpakaianadalahhaditsdari Abu Hurairahradhiallahuanhu,


iaberkata :

Rasulullahshallallahu

alaihiwasallammelaknatpria

yang

memakaipakaianwanitadanwanita yang memakaipakaianpria. (HR. Abu Dawud)


Syaikhul

Islam

IbnuTaimiyahberkata,

Kesamaandalamperkaralahirmengakibatkankesamaandankeserupaandalamakhlakdanperb
uatan.Denganmenyerupaipakaianlaki-laki,
makaseorangwanitaakanterpengaruhdenganperangailakilakidimanaiaakanmenampakkanbadannyadanmenghilangkan
disyariatkanbagiwanita.

rasa

Bahkan

berdampakparahjikasampaimembawakepadamaksiatlain,

yaituterbawasifatkelaki-lakian,

Kesimpulan dari pernyataan di atas mengenai tata cara berjilbab dan


syaratjilbabwanitamuslimah yang sempurna adalah sebagai berikut.
b. Kainnyatebal, tidak tipis atautransparan.

yang
yang

sehinggapadaakhirnyamenyukaisesamawanita. Waliyyadzubillah.

a. Menutupseluruhtubuh, kecualiwajahdanduatelapaktangan.

malu

c. Haruslonggar, tidakketat.
d. Tidakmemakaiwangi-wangian (parfum).
e. Tidakmenyerupaipakaianlaki-laki.
f. Tidakmenyerupaipakaianwanitakafir.

Penutup
Hukum dan himbauan kepada para wanita muslim untuk segera mengenakan jilbab
sesuai dengan ketentuan Islam telah dijelaskan secara lengkap di atas.
Menurut kelompok kami, memakai jilbab bagi wanitaitu hendaknya disesuaikan
dengan tempat atau daerah dimana kita berada, seperti halnya ketika kita berada di suatu
daerah konflik antar agama yang menyebabkan wanita berjilbab terkucilkan atau kondisinya
terancam, kita boleh menyesuaikan dengan keadaan. Dan jika kita telah memakai jilbab,
seharusnya kita sudah siap mengamanahkan etika serta ajaran Islam yang telah ditetapkan
dan diajarkan pada kita.
Bagi yang belum berjilbab, menurut kelompok kami mungkin bagi mereka masih
banyak pertimbangan dan konsekuensi yang membuat mereka belum siap dan belum mampu
mengemban amanah untuk mengenakan jilbab. Namun sebaiknya kita semua harus tetap
mengacu dan mengamalkan apa yang telah difirmankan oleh Allah SWT dan apa yang telah
disabdakan oleh rasulullah SAW bahwa wanita muslim hendaknya menutup aurat dengan
mengenakan jilbab.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan dan meridhoi apa yang kita
kerjakan di dunia ini sehingga kita akan menjadi hambaNya yang bahagia fiddini waddunya
wal aqiroh, amin.

Anda mungkin juga menyukai