Anda di halaman 1dari 7

Introduction

Dalam rangka mencegah, mendeteksi, atau menginvestigasi fraud kita mesti harus mengerti
pola dari fraud sebisa mungkin. Para auditor percaya bahwa cara terbaik mengklasifikasikan
dan mengerti pola fraud adalaah yang digunakan oleh Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE). Karena beberapa alasan diantaranya
1. ACPE merupakan salah satu organisasi anti fraud yang utama
2. ACPE taxonomy(klasifikasi) telah stabil sering berjalannya waktu
3. ACPE taxonomy memiliki jumlah pola fraud yang sedikit tapi 80% adalah yang
sering terjadi
4. Kategori pola sangat khas pada ACPE fraud tree terlebih bila dibandingkan dengan
taxonomy yang lain
5. Model ACPE sangat mudah dipahami, digunakan dan memiliki karakteristik unik
yang membuatnya mudah diaplikasikan pada fraud audit
ACPE Fraud Tree
Model ACPE untuk mengategorikan fraud yang telah dikenal sering disebut sebagai fraud
tree. Fraud tree mengkategorikan pola fraud individual kedalam sebuah model

yang

terklasifikasi kedalam kategori, subkategori, dan mikrokategori. Tiga kategor utama adalah:
1. Corruption fraud
2. Fraud penyalahgunaan asset
3. Dan fraud laporan keuangan
The ACFE Report to the Nation (RTTN) telah menyediakan statistic mengenai fraud sejak
tahun 1996. Laporannya berlanjut untuk menyampaikan atribut khas dari pola fraud. Dan
RRTN tahun 2008 digunakan sebagai penyedia statistic untuk analisis pada fraud tree.
Pola Kategori Karakteristik
Setiap dari tiga kategori utama dari fraud tree memiliki karakteristik-karakteristik yang bila
diperiksa akan menunjukan keunikan ketika dibandingkan dengan dua yang lain. Pendalaman
atas karakteristik-karakteristik unik dari pola fraud memberikan gambaran kegunaan fraud
tree pada aktifitas antifraud :

Fraudster

Dalam fraud laporan keuangan, pelakunya sering kali adalah eksekutif, seringkali adalah
CEO, CFO, atau C level manager lainnya. Pelaku ini adalah seorang karyawan yang ada di
posisi kunci dan dipandnag terpercaya. Dalam rencana korupsi/penyelewengan pelakunya
bisa siapa saja tapi paling tidak terdapat dua pihak yang menjadi pelaku.
Ukuran dari fraud
Kategori fraud dengan rata-rata kerugian tertinggi merupakan fraud laporan keungan. Ratarata fraud berkisar pada satu juta dollar amerika sampai dengan dua ratus lima puluh tujuh
juta dollar amerika tergantung tahun survey. Pada tahun 2008 statistik RTTN menunjukan
rata-rata pada dua juta dollar AS.
Kekerapan Fraud
Kategori fraud dengan yang sering terjadi adalah penyalahgunaan asset. Hampir 92% fraud
yang terjadi termaasuk dalam kategori ini. Bila seorang pelaku dapat menyembunyikan fraud
dalam periode waktu terteentu tidak aneh bila ia melakukan jenis fraud yang lain.
Seringkali pelaku melakukan lebih dari satu jenis fraud. Dan perlu dicatat pula bahwa
beberapa pelaku tidak hanya melakukan lebih dari satu fraud tetapi fraud tersebut antar
katagori.
Motivasi
Terdapat beberapa motivasi yang diketahui diantaranya psikotik, ekonomi, egosentris,
ideologis, dan emosional. Motivasi-motivasi tersebut akan berasosiasi dengan satu atau dua
katagori. Motivator tertentu berasosiasi dengan fraud laporan keuangan dan motivator yang
lain akan berhubungan dengan penyalahgunaan asset. Hubungan-hubungan tersebut sangat
penting dalam melakukan fraud audit dan investigasi.
Materialitas
Kategori fraud juga berbeda dalam hal materialitas. Fraud keuangan seringkali akan dianggap
material oleh organisasi. Akan tetapi penyalahgunaan asset sering dianggap tidak material
terhadap laporan keuangan. Korupsi juga bisa material tergantung terhadap besar korupsi dan
perusahaan.
Benefactors/Penolong

Fraud laporan keuangan buasanya dilakukan atas nama perusahaan, walaupun yang sering
mendapat keuntungan adalah pelaku. Karenaa contoh korupsi dapat juga memberi manfaat
pada perusahaan sebagai contoh dalam penyuapan.
Ukuran dari perusahaan korban
Karena fraud laporan keungan seringkali disebabkan oleh harga saham atau sesuatu yang
secaara langsung terlibat dengan harga saham, perusahaan yang menjadi korban fraud
cenderung yang sudah public dan merupakan perusahaan yang lebih besar. Walaupun
perusahaan yang demikian sangat kompleks dan sulit dikontrol mereka juga cenderung
memiliki lebih banyak sumber daya untuk di lakukan internal control, internal audit, dan
program antifraud.dan perusahaan seperti ini cenderung menjadi subjek dalam regulasi yang
lain
Dan lawannya adalah perusahaan yang terkena fraud peyalahgunaan asset yang cenderung
merupakan perusahaan kecil. Perusahaan ini seringkali memiliki sumberdaya yang sedikit
untuk melakukan pencegahan dan deteksi fraud atau mungkin tidak bisa focus pada itu.
Fraud tree dan siapa yang mengaudit siapa
Pada diskusi yang ada, terlihat intuitif dimana grup dari auditor seharusnya diperhitungkan
utamanya terhadap jenis fraud tertentu. Bagian ini menjelaskan fraud secara umum atau yang
menjadi hubungan alami dalam tiap katagori. Dan hal ini tidak absolut sebagai contoh sebua
program antifraud yang efektif untuk perusahaan besar paling tidak mencakup tiga fraud
utama. Kelompok auditor seharusnya bertanggung jawab untuk fraud laporan keuangan
adalah auditor keuangan. Hal itu benar karena tiga alasan yaitu :
1. Jumlah fraud laporan keuangan total cenderung mengantar pada sebuah salah saji
material dalam laporan keuanagn.
2. Audit laporan keuangan cocok untuk mendeteksi fraud laporan keuangan
3. Karena eksekutif terlibat dalam fraud laporan keuangan kelompok internal lain dalam
perusahaan dapat ditipu atau ditekan dalam keterlibatan

Skema Laporan Keuangan


Kategori skema laporan keuangan dipecah menjadi dua subkategori: finansial dan
nonfinansial. Yang terakhir ini cukup signifikan dalam hal frekuensi, sehingga diskusi ini
terbatas pada skema keuangan. Sebagian besar skandal laporan keuangan melibatkan
beberapa jenis skema manipulasi pendapatan, yang mengapa SAS No. 99 menekankan bahwa
auditor keuangan harus mengasumsikan semacam kecurangan ini mungkin terjadi di buku
klien dan sengaja dicari jenis kecurangan tersebut selama proses audit. Yang paling umum
skema penipuan laporan keuangan adalah terkait dengan pendapatan pernyataan berlebihan.
Dalam beberapa kasus, perusahaan hanya menciptakan pendapatan. (Kredit ke pendapatan
dan debit untuk piutang menghasilkan keajaiban pada neraca dan laporan laba rugi.) Ada lima
skema di bawah subkategori ini dalam struktur kecurangan yaitu Selisih waktu (Perlakuan
penjualan yang tidak benar ), Pendapatan fiktif, Kewajiban Tersembunyi (Pencatatan yang
tidak benar dari Kewajiban), Pengungkapan yang tidak benar, Penilaian aset yang tidak benar.
Skema Korupsi
Menurut ACFE 2008 RTTN, skema korupsi membuat 27,4 persen dari semua kecurangan dan
kerugian rata-rata adalah $ 375,000. Korupsi meliputi distorsi ekonomi, gratifikasi ilegal,
konflik kepentingan, dan penyuapan. Skema korupsi ditandai oleh seseorang di dalam (yaitu,
karyawan perusahaan korban) bekerja sama dengan seseorang di luar. Kegiatan pihak terkait
ini biasanya disembunyikan dari manajemen dan auditor. Atau jika persetujuan dicari dan
diperoleh, fraudster awalnya akan melakukan bisnis secara etis tapi seiring berjalannya waktu
dan persetujuan tidak di ulas atau diperbaharui, fraudster akan mulai terlibat dengan suap atau
skema korupsi lainnya.
Skema Penggelapan Aset
Istilah 'penggelapan aset ' bisa sulit untuk di artikulasikan secara fundamental,yaitu
penggelapan aset adalah mengkonversi kepemilikan aset yang sah menjadi kepemilikan
pribadi dalam keuntungan pribadi yang tidak sah. Sejauh ini, kecurangan yang paling umum
adalah penyelewengan aset per 2008 RTTN (88,7 persen dari semua kecurangan melibatkan
penggelapan aset).

a. Kas

Skema cash melibatkan mengambil uang tunai dari atasan seseorang. Skema cash
mendominasi kasus penyelewengan aset, menurut statistik dari ACFE tersebut. Pada
tahun 2008 RTTN nya, 85 persen dari semua kecurangan penggelapan aset yang terlibat
penyalahgunaan kas. Skema cash, dalam struktur penipuan ACFE, dibagi menjadi tiga
kelompok: pencurian, pencucian uang, dan penyuapan.
b. Shell Company Schemes
Sebuah skema perusahaan shell melibatkan menggunakan perusahaan fiktif,
diciptakan untuk satu tujuan melakukan penipuan, untuk menghasilkan cek dari sumber
daya perusahaan yang akan diarahkan ke pelakunya, untuk keuntungan dirinya sendiri.
Biasanya perusahaan fiktif memiliki nama palsu, dan sering alamatnya itu adalah yang
ada kotak posnya.
c. Pass Through Schemes
Dalam skema ini, dia benar-benar membeli produk melalui penjual. Pelaku menjual
barang ke atasan diperusahaannya, tetapi pada harga yang melambung. Membayar harga
yang berlebihan untuk barang ini dimungkinkan karena pelaku berada dalam posisi untuk
menyetujui faktur atau vendor untuk pembelian tersebut. Dengan menandai harga ke
tingkat selangit, pelaku dapat mengalirkan dana dari atasannya untuk vendor semu
tersebut.
d. Nonaccomplice Vendor Schemes
Skema non penjual antek ini melibatkan vendor yang sah. Namun, vendor tidak
menjadi kaki tangannya melainkan pihak yang tidak bersalah yang digunakan oleh
pelaku. Sang pelaku dapat mengirimkan tagihan atau overbill perusahaan menggunakan
faktur vendor, dan baik mencegat cek untuk faktur atau mengirim cek ke vendor dan
meminta pengembalian dana dari vendor dan mencegat cek tersebut.
e. Personal Purchases Schemes
Sebuah skema pembelian pribadi hanya membeli barang-barang pribadi dengan uang
perusahaan. Dengan kemajuan teknologi internet dan metode pembelian, itu jauh lebih
mudah untuk memperbuat skema semacam ini.
f. Payroll Schemes

Skema gaji mirip dengan skema penagihan kecuali alih membayar vendor, perusahaan
membayar karyawan. Skema ini dapat dilakukan dengan beberapa cara: skema ghost
karyawan, komisi, kompensasi pekerja palsu ', atau upah dipalsukan. Menurut ACFE
2008 RTTN, 9,3 persen dari semua kecurangan skema penggajian. Biaya rata-rata akibat
skema gaji adalah $ 49.000.
g. Check Tampering Schemes
Skema sabotase cek yang unik di antara skema pencairan kecurangan karena itu
adalah salah satu skema di mana pelaku secara fisik mempersiapkan cek penipuan. Dalam
kasus lain, pelaku menyebabkan perusahaan untuk menghasilkan cek dengan
mengirimkan beberapa bentuk dokumen palsu untuk perusahaan korban kecurangannya
(misalnya, faktur, kartu waktu). Menurut ACFE 2008 RTTN, 14,7 persen dari semua
kecurangan dari skema sabotase cek ini. Biaya rata-rata akibat skema ini adalah $
138.000. Skema sabotase cek termasuk pembuat yang dipalsukan, dukungan
memalsukan, penerima pembayaran dirubah, cek tersembunyi, dan pembuat resmi.
h. Register Disbursemets Schemes
Skema pencairan registrasi melibatkan penghapusan uang dari register, di mana
penghapusan dicatat pada sistem register ini (tape, berkas komputer, dll). Kecurangan ini
adalah salah satu paling mahal dan paling sering dari semua kecurangan. Menurut ACFE
2008 RTTN, 2,8 persen dari semua kecurangan yang terdaftar sebagai skema pencairan
registrasi. Biaya rata-rata akibat skema pencairan registrasi adalah $ 25.000. Registrasi
skema pencairan melibatkan dua jenis skema: kekosongan lowongan palsu dan
pengembalian uang palsu.
i. Lapping Schemes
Lapping adalah bentuk merampas pembayaran untuk membayar lain satu pelanggan,
karena pembayaran yang terakhir telah dicuri pelaku. Misalnya, penipu mengambil
pembayaran pelanggan A, mencuri, dan membayar kembali keesokan harinya dengan
pembayaran pelanggan B. Kemudian di babak berikutnya, penipu mencuri dari C dan
membayar rekening B dengan uang dari D, menyisakan rekening C dan D yang dilebihlebihkan dan belum dibayar pada buku catatannya.
j. Inventory and Other Assets (Non-Cash)

Skema ini yang melibatkan persediaan dan aset lainnya yang tidak hampir yang biasa
seperti penipuan uang tunai, tetapi dua yang hampir identik dalam kerugian rata-rata.
Dalam ACFE 2008 RTTN, 16,3 persen dari kecurangan penggelapan aset yang terlibat
aset non-kas dan kerugian rata-rata adalah $ 100.000. Seorang karyawan dapat
menyalahgunakan persediaan dan aset lainnya (tidak termasuk kas) di dasarnya dua cara.
Aset dapat disalahgunakan (misalnya, meminjam), atau dapat dicuri.
i. Billing Schemes
Skema penagihan ini menggunakan sistem akuntansi perusahaan untuk mencuri dana
dengan mengajukan pernyataan palsu dalam satu bentuk atau lain. Jika vendor adalah
daftar vendor resmi, dan jika faktur telah disetujui oleh orang yang tepat, sistem akan
mengurus sisanya-itu akan menghasilkan dan / atau mengirim cek untuk pelaku untuk
mencegat uang tunai. Menurut ACFE 2008 RTTN, 23,9 persen dari semua kecurangan
adalah skema penagihan. Biaya rata-rata akibat skema penagihan adalah $ 100.000.

Anda mungkin juga menyukai