Anda di halaman 1dari 5

1. Apakah menurut anda MKD DKI Jakarta telah mengambil keputusan yang tepat dan adil ?

Jawab :
Menurut saya keputusan MKDI DKI Jakarta tepat dan adil karena telah diketahui bahwa
Todung melanggar kode etik advokad Indonesia, dimana Todung menjadi TBH-KKSK dan
TBH-KKSK tersebut di minta oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) untuk
melakukan legal audit terhadap kekayaan Salim Group. Ketika beralih kepemilikan ke
pemilik baru, pemilik baru itu menggugat Salim Group dengan menggunakan Todung selaku
kuasa hukumnya dan di persidangan Todung membeberkan isi perjanjian TBH-KSK yang
seharusnya tidak boleh di ungkapkan di persidangan. Terlihat jelas dalam dokumen TBH
kalau Salim Group melanggar MSAA tetapi justru Todung berbohong dengan berkata bahwa
Salim Group tidak melanggar MSAA, padahal bukti nyata pelanggaran MSAA berupa
dokumennya saja sudah ada. Tentu saja hal tersebut sangat tidak sesuai dengan etika profesi
Advokad dan kode etiknya. Dari situ terlihat bahwa Todung mempunyai benturan
kepentingan terhadap Salim Group karena sudah jelas sekali Salim Group melakukan
pelanggaran tetapi Todung masih berusaha menutupinya di persidangan bahkan membelanya,
pantaslah Todung dipecat secara permanen.
2. Apakah menurut anda reaksi Todung Mulya Lubis di media massa dalam menanggapi
keputusan majelis adalah wajar dan dapat dibenarkan ?
Jawab :
Menurut saya reaksi Todung Mulya tidak wajar dan sama sekali tidak dapat dibenarkan,
karena di iklan media massa Todung merekayasa putusan pengadilan sehingga sangat jauh
dari keaslian putusan pengadilan, dengan demikian dia telah melakukan kebohongan publik
dan mendapat peringatan keras dari Dewan Kehormatan Pusat Ikatan Advokad Indonesia.
Sudah pantaslah Todung benar-benar dipecat secara permanen tanpa harus dipertimbangkan
lagi.
3. Bagaimana pendapat anda atas pernyataan Todung yang merasa bahwa dirinya tidak
melanggar kode etik advokad ?
Jawab :
Pendapat saya : Saya sangat tidak suka dengan pernyataan Todung karena sudah jelas dia
bersalah dan melanggar kode etik advokad bahkan bukti-bukti tertulisnya pun telah ada,
tetapi masih saja Todung membela dirinya sendiri seakan-akan dia tidak bersalah, sangat
keterlaluan sikap Todung itu.
Pendapat Kasus Diberhentikannya Todung
Mulya Lubis

Dalam KEAI (Kode Etik Advokad Indonesia) Pasal 3, menjelaskan.


a) Advokat dapat menolak untuk memberi nasihat dan bantuan hukum kepada setiap orang yang
memerlukan jasa dan atau bantuan hukum dengan pertimbangan oleh karena tidak sesuai
dengan keahliannya dan bertentangan dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat menolak
dengan alasan karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan, jenis kelamin,
keyakinan politik dan kedudukan sosialnya.
b) Advokat dalam melakukan tugasnya tidak bertujuan semata-mata untuk memperoleh imbalan
materi tetapi lebih mengutamakan tegaknya Hukum, Kebenaran dan Keadilan.
c) Advokat dalam menjalankan profesinya adalah bebas dan mandiri serta tidak dipengaruhi
oleh siapapun dan wajib memperjuangkan hak-hak azasi manusia dalam Negara
Hukum Indonesia.
d) Advokat wajib memelihara rasa solidaritas diantara teman sejawat.
e) Advokat wajib memberikan bantuan dan pembelaan hukum kepada teman sejawat yang
diduga atau didakwa dalam suatu perkara pidana atas permintaannya atau karena enunjukan
organisasi profesi.
f) Advokat tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan lain yang dapat merugikan kebebasan,
derajat dan martabat Advokat.
g) Advokat harus senantiasa menjunjung tinggi profesi Advokat sebagai profesi terhormat (
officium nobile ).
h) Advokat dalam menjalankan profesinya harus bersikap sopan terhadap semua pihak namun
wajib mempertahankan hak dan martabat advokat.
i) Seorang Advokat yang kemudian diangkat untuk menduduki suatu jabatan Negara (
Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif ) tidak dibenarkan untuk berpraktek sebagai Advokat dan
tidak diperkenankan namanya dicantumkan atau dipergunakan oleh siapapun atau oleh kantor
manapun dalam suatu perkara yang sedang diproses atau berjalan selama ia menduduki
jabatan tersebut.

Dalam pasal 4 KEAI, menjelaskan.


a) Advokat dalam perkara-perkara perdata harus mengutamakan penyelesaian dengan jalan
damai.
b) Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat menyesatkan klien mengenai
perkara yang sedang diurusnya.
c) Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akan
menang.
d) Dalam menentukan besarnya honorarium Advokat wajib mempertimbangkan kemampuan
klien.
e) Advokat tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu.
f) Advokat dalam mengurus perkara cuma-cuma harus memberikan perhatian yang sama seperti
terhadap perkara untuk mana ia menerima uang jasa.
g) Advokat harus menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya tidak ada dasar
hukumnya.
h) Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh klien
secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya hubungan antara
Advokat dan klien itu.
i) Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat yang
tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan dapat menimbulkan kerugian
yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang bersangkutan, dengan tidak mengurangi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a.
j) Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih harus mengundurkan
diri sepenuhnya dari pengurusan kepentingan-kepentingan tersebut, apabila dikemudian hari
timbul pertentangan kepentingan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
k) Hak retensi Advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan kerugian
kepentingan klien.

Pertanyaan
1. Apakan menurut Anda MKD DKI Jakarta telah mengambil keputusan yang tepat dan adil?
Menurut saya, keputusan MKD Peradi DKI Jakarta terhadap Todung Mulya Lubis
sudah tepat dan adil. MKD DKI Jakarta harus bersikap tegas terhadap segala permasalahan
hukum yang terjadi di Indonesia agar para penerus selanjutnya tidak berani melakukan hal
konyol yang melanggar Kode Etik Advokat Indonesia. Sudah tahu hasil legal audit terhadap
kekayaan Salim Group terjadi pelanggaran, tetapi beliau berkelit bahwa hasil legal audit
tersebut tidak terjadi pelanggaran serta pendapat hukum terhadap kasus tersebut dapat
berubah sewaktu waktu. Pernyataan seperti itu sunggu tidak masuk akal. Sejak kapan
pendapat hukum bersifat dinamis. Jika hukum bersifat dinamis, maka keadilan tidak akan
bisa ditegakkan.

2. Apakah menurut Anda reaksi Todung Mulya Lubis di media massa dalam menanggapi
keputusan majelis adalah wajar dan dapat dibenarkan?
Menurut saya, reaksi Todung Mulya Lubis di media massa wajar, akan tetapi tidak dapat
dibenarkan jika kita melihat kesalahan fatal yang telah beliau perbuat. Setiap individu jika
mengalami suatu kejadian apalagi samapi diberhentikan secara permanen hal pertama yang
akan dirasakan adalah terkejut dan kecewa. Hal seperti inilah menuntut seseorang untuk
introspeksi diri mengapa kejadian seperti ini menimpa dirinya dan menyadarinya. Menyadari
bahwa dirinya telah melakukan kesalahan fatal karena melanggar Kode Etik Advokat
Indonesia yang telah beliau terima dan jika terjadi kesalahan beliau harus menerima
konsekuensi dengan ikhlas. Oleh karena itu, sebelum bertindak pikirkanlah apa yang akan
terjadi jika tindakan tersebut kita lakukan.

3. Bagaimana pendapat Anda atas pernyataan Todung yang merasa bahwa dirinya tidak
melanggar Kode Etik Advokat?
Bagaimana bisa disebut tindakan beliau tidak melanggar Kode Etik Advokat. Sudah
terpampang jelas bahwa tindakan yang telah beliau lakukan jelas melanggar Kode Etik
Advokat Indonesia ( KEAI ) Pasal 3 huruf a, b dan c serta Pasal 4 huruf g dan j. Selain
itu, Todung mulya Lubis jelas tidak melaksanakan KEAI Pasal 3 huruf g.

Jelaskan pendapat anda apakah kejadian-kejadian berikut ini melanggar kode etik
atau tidak !
a. Ketua BPK RI, sebagaimana dikutip media massa, beberapa kali mengatakan bahwa KAP
mengeluarkan laporan yang tidak bisa dipercaya alias tukang rekayasa.
Pendapat saya : Kejadian tersebut tidak melanggar kode etik, karena telah menjadi
kewenangan dari BPK RI untuk melakukan audit terhadap KAP, sehingga tidak salah jika
ditemukan laporan yang janggal (tidak bisa dipercaya), maka BPK RI langsung
mengemukakannya di media massa guna transparansi kepada rakyat Indonesia, sebab rakyat
Indonesia juga berhak untuk mengetahuinya.
b. Sebuah KAP di depan kantornya memasang papan nama berukuran 5 x 5 m.
Pendapat saya : Tidak melanggar kode etik, karena itu merupakan hak masing-masing KAP
untuk memasang papan nama atau tidak.
c. Sebuah KAP memasang iklan dalam rangka ulang tahunnya yang antara lain menyebutkan
KAP tersebut adalah The Best Public Accounting Firms During 50 Years dan mengundang
perusahaan-perusahaan yang berminat untuk mengikuti seminar sehari gratis yang diadakan
KAP tersebut di sebuah hotel bintang 5.
Pendapat saya : Melanggar kode etik, karena KAP salah satu tugasnya yaitu melakukan
audit atas laporan keuangan perusahaan, jika mengundang perusahaan-perusahaan berarti ada
indikasi benturan kepentingan atau KKN antara KAP tersebut dengan perusahaan-perusahaan
itu, apalagi di adakan di sebuah hotel bintang 5.
d. Dalam rangka memperoleh klien, sebuah KAP mengadakan kerja sama dengan sebuah bank
pemerintah, salah satu pointnya akan memberikan komisi 25% untuk setiap klien yang
diberikan pihak bank.
Pendapat saya : Melanggar kode etik, karena bank pemerintah sudah di gaji dari pemerintah,
pasti dapat komisi juga dari pemerintah, jadi KAP tidak perlu memberikan komisi kepada
setiap klien yang diberikan pihak bank. Selain itu menggunakan jasa KAP merupakan
permintaan langsung dari bank pemerintah tersebut, oleh karena itu justru seharusnya yang
mendapat komisi adalah KAP dari bank pemerintah tersebut.
e. Untuk mencari klien, sebuah KAP menggunakan agen pemasaran atas dasar commission fee.
Selain itu, melakukan door to door activities, yaitu memasukkan surat penawaran jasa audit
KAP-nya ke kantor-kantor di jalan Sudirman dan Thamrin.
Pendapat saya : Tidak melanggar kode etik, karena kejadian tersebut sudah menjadi hak
masing-masing KAP guna mengembangkan usahanya.
f. KAP XYZ mengaudit PT ABC untuk tahun buku 2005. Untuk periode yang sama, KAP
XYZ diminta memberi jasa konsultasi pajak.
Pendapat saya : Melanggar kode etik, karena KAP melaksanakan dua tugas yang berbeda
kepentingan dalam tahun buku yang sama, kecuali jika dalam tahun buku yang berbeda.
g. Partner KAP membeli kendaraan di sebuah showroom yang menjadi kliennya dan
memperoleh diskon 30%.
Pendapat saya : Melanggar kode etik, karena ada indikasi KKN antara partner KAP dengan
kliennya tersebut. Indikasi tersebut dalam bentuk pemberian diskon pembelian kendaraan
dari kliennya terhadap partner KAP tersebut

Anda mungkin juga menyukai