Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAM PUSKESMAS IDAMAN DAN IDOLA

Mata Kuliah : Komunitas 3

Disusun oleh :

IRFAN HIDAYAT

NIM I31112008

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015

PROGRAM PUSKESMAS IDAMAN DAN IDOLA


Menurut Trihono (2005) pengertian Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Puskesmas mencakup sub-sub bagian, diantaranya : unit
pelaksana teknis, pembangunan kesehatan, pertanggungjawaban penyelenggaraan dan
wilayah kerja.
Berdasarkan Database Good Practice oleh Fakultas Fisipol di Universitas UGM
mengenai program puskesmas idaman dan idola, ada 9 Puskesmas yang diujicobakan dalam
program ini, yang disebar luaskan ke beberapa daerah di Pulau Jawa, mulai rentang tahun
dari 2005 hingga 2007. Puskesmas tersebut ialah Puskesmas Mojoagung, Cukir, Bareng,
Bandar Kedungmulyo, Wonosalam, Tembelang, Ploso, Sumobito, dan Puskesmas Tapen.
Meskipun uji coba belum menunjukkan hasil yang signifikan, namun Dinas
Kesehatan tidak patah semangat, proses perbaikan pelayanan terus dipacu. Karena kendala
yang didapat saat uji coba merupakan hal yang wajar, namun perlu adanya perbaikan dari
segi pelayanan, tenaga kerja dan bentuk fisik dari puskesmas itu sendiri, karena ada di
beberapa puskesmas yang di ujicobakan mengalami peningkatan jumlah masyarakat
dikarenakan setelah puskesmas direnovasi. Selain itu peningkatan kualitas dan kuantitas alat
kesehatan dan tenaga kesehatan juga diperlu diperbaiki.
Dengan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang pada tahun 2006 setelah mendapat instruksi dari Dinas
Kesehatan, mempunyai strategi dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di
tingkat puskesmas yaitu pelayanan kesehatan rawat jalan yang biasa disebut Puskesmas
Idaman (Indah, Damai, Aman dan Nyaman) dan Puskesmas Rawat Inap Idola (Indah, Damai,
Obyektif, Lancar dan Aman) dengan strategi SENYUM. Adapun rincian strategi tersebut
ialah :
S :

Sambut pasien dengan senyum dan salam yang hangat.

E : Eksplorasi dan bantu menemukan masalah kesehatan pasien.


N : Niat yang tulus untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien dengan kemampuan
terbaik.
Y : Yakinkan pada pasien bahwa kita akan menangani pasien secara:
U:

Umum, artinya memperlakukan semua pasien secara adil tanpa membedakan status
sosial, suku, agama, maupun politik.

M: Mutu, artinya pelayanan kesehatan yang kita berikan adalah sesuai standar profesi dan
memuaskan pelanggan.
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberikan pelayanan yang sesuai dengan
Standart Operating Procedure (SOP) pelayanan kesehatan. Puskesmas Idaman juga merubah
paradigma dari Puskesmas yang mengatur Masyarakat menjadi Puskesmas yang
memenuhi harapan Masyarakat. Sedangkan untuk Puskesmas Rawat Inap Idola ditujukan
untuk memberikan pelayanan rawat inap yang bermutu dan terjangkau serta dilengkapi
dengan Dokter setiap seminggu sekali.
Sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar, Puskesmas dituntut untuk dapat
memberikan layanan prima bagi seluruh masyarakat tanpa adanya diskriminasi. Seperti
halnya Puskesmas Cukir yang memberikan pelayanan Idaman untuk rawat jalan dan juga
disertai dengan pelayanan Idola untuk rawat inap. Minat masyarakat dalam menggunakan
layanan kesehatan di Puskesmas Cukir semakin meningkat dikarenakan masyarakat menaruh
kepercayaan besar terhadap kualitas pelayanan yang ada di sana. Hal ini terbukti dari jumlah
kunjungan pasien yang terus meningkat dan derajat kesehatan masyarakat Jombang yang
semakin membaik
Dari hasil ujicoba yang dilakukan program Puskesmas Idaman dan Idola
menunjukkan bahwa pelayanan Puskesmas Idaman dan Idola di Puskesmas Cukir sudah
cukup berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari aparatur pelayanan kesehatan Puskesmas
dituntut untuk memberikan layanan kesehatan kepada pelanggan dengan sepenuh hati,
memberikan pelayanan sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP) pelayanan
kesehatan, Prosedur Tetap (Protap), dan juga mengacu pada standar Puskesmas, pengukuran
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada Puskesmas Cukir demi mewujudkan konsep
pelayanan prima.
Terlepas dari itu, terdapat beberapa faktor penghambat yang dapat menghambat
proses berjalannya proses pelayanan, antara lain kurangnya jumlah tenaga kerja, dimana
terjadi ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dengan jumlah kunjungan pasien.
Kemudian untuk yang kedua yaitu mengenai tentang keterbatasan sumberdaya (belum
lengkapnya alat-alat kesehatan, seperti alat-alat laboratorium yang kurang memadai sehingga
mengharuskan pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah serta ada beberapa jenis obat
yang mengharuskan pasien membeli diluar). Diketahui bahwa persyaratan bangunan UGD di
Puskesmas Cukir masih belum memenuhi standar Puskesmas yang mengacu pada standar
Kementrian Kesehatan RI, selain itu juga ditemukan bahwa terdapat ketidaklengkapan jenis

obat berdasarkan 144 jenis penyakit yang dapat ditangani oleh Puskesmas. Dan yang ketiga
adalah terkait masalah keterbatasan dana dalam melengkapi sarana dan prasarana yang
kurang. Sedangkan untuk faktor eksternal yaitu mengenai sosialisai yang kurang berjalan
secara optimal sehingga dapat mengganggu kegiatan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat).
Meskipun program revitalisasi puskesmas sudah disosialisasikan tetapi belum
dipahami sebagaimana yang diharapkan Depkes dengan prioritas mengembalikan fungsi
Puskesmas sesuai Kepmenkes 128/2004. Beberapa upaya untuk perbaikan pelayanan di
Puskesmas sudah dilakukan beberapa puskesmas penelitian tanpa menggunakan label
revitalisasi dengan dana pemerintah daerah. Beragam usul tentang bentuk revitalisasi
Puskesmas merupakan potret yang menggambarkan kondisi puskesmas saat ini. Ini
mencerminkan bahwa setiap daerah mempunyai masalah dan kekhasan sehingga revitalisasi
puskesmas akan berbeda satu daerah dengan lainnya.
Dari pembahasan diatas, diketahui bahwa program Puskesmas Idaman dan Idola yang
telah diujicobakan mulai tahun 2005 hingga sekarang menunjukkan hasil yang baik,
walaupun belum terlalu signifikan, karena masih adanya kendala yang didapat, sesuai dengan
daerah puskesmas tersebut, mulai dari kendala tenaga kesehatan, alat-alat kesehatan hingga
sarana prasarana yang belum mendukung untuk meningkatkan mutu puskesmas dimata
masyarakat, sehingga revitalisasi puskesmas masih perlu dilakukan, dan perlu didukung pula
dengan pendanaan pemerintah daerah agar Program Puskesmas Idaman dan Idola dapat
terwujud, sehingga masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan yang baik dan nyaman,
sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, disebutkan bahwa salah satu tujuan
Republik Indonesia, yaitu memajukan kesejahteraan umum, yang memiliki makna bahwa
negara bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia.
Sumber Rujukan Jurnal :
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.4, Hal. 740-746. 2012 diunduh pada tanggal 10
September 2015 dengan alamat web :
http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/download/459/336
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 diunduh pada tanggal 10
September 2015 dengan alamat web :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=131762&val=5018&title=POTRET
%20PELAKSANAAN%20REVITALISASI%20PUSKESMAS
Jurnal Initiatives for Governance Innovation, Fakultas Fisipol, UGM diungggah pada
tanggal 10 September 2015 dengan alamat web :
http://www.igi.fisipol.ugm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai