Anda di halaman 1dari 7

Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi

Kimia
Dalam mempelajari ilmu kimia, tentang reaksi, produk, bahkan sifat, kita perlu mengetahui
tata nama suatu senyawa terlebih dahulu agar kita dapat mengenal senyawa-senyawa tersebut.
Dalam persamaan reaksi, digunakannya huruf-huruf simbolik untuk mempermudah dalam
menentukan suatu produknya yang juga akan kita pelajari cara penamaan senyawa. Selain itu,
dalam pembahasan kali ini kalian akan mempelajari tata nama senyawa dan persamaan reaksi
kimia.
A. Rumus Kimia dan Bilangan Oksidasi
1. Rumus Kimia
a. Rumus Kimia Unsur
Rumus kimia yang terdiri atas satu atom. Misalnya Alumunium (Al), Helium (He), Natrium
(Na). Rumus kimia unsur ini dapat dilihat dalam tabel periodic.
b. Rumus Molekul Unsur
Rumus molekul unsur merupakan rumus molekul yang terbentuk dari penggabungan dua
(diatomic) atau lebih (poliatomik) atom yang sejenis. Misalnya:
Oksigen (O2)
Nitrogen (N2)
Fosfor (P4)
Belerang (S8)
c. Rumus Molekul Senyawa
Rumus molekul senyawa merupakan rumus molekul yang terbentuk antara dua atau tiga atom
yang berbeda. Contoh:
Air (H2O)

: 3 atom

Asam Klorida (HCl): 2 atom


Glukosa (C6H12O6) : 24 atom
Urea (CO(NH2)2)

: 8 atom

Untuk menyatakan jumlah unsur dapat ditentukan dengan melihat koefisiennya, misal:

2Cl : 2 atom Cl
4Fe : 4 atom Fe
Dan untuk menentukan jumlah molekul:
P4 : 1 molekul fosforus
3H2O : 3 molekul air
d.

Rumus Empiris

Rumus empiris menyatakan perbandingan sederhana dari jumlah atom penyusun suatu
molekul. Contoh : C6H12O6 : CH2O
2. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah banyaknya jumlah electron yang dilepas atau diterima dalam suatu
pembentukan molekul. Terdapat beberapa ketentuan dalam penetapan bilangan oksidasi
(biloks) :
a. Biloks unsur bebas dalam monoatomic, diatomic, triatomic, tetraatomik, dll memiliki nailai
nol.
Contoh:
Fe, Ca, C, Li, Na, Cl2, O2, P4, S8.
b. Atom logam selalu memiliki bilangan oksidasi positif dan jumlahnya sama dengan letak
atom tersebut dalam golongan, kecuali logam transisi yang mempunyai lebih dari satu biloks.
Contoh:
Na : merupakan atom logam
Terletak dalam golongan IA
Sehingga memiliki biloks +1 (Na+)
c.

Biloks atom H :

+1 (umumnya)

-1 (apabila berikatan dengan unsur logam) disebut senyawa hidrida

d.

Biloks atom O :

-2 (umumnya)

+2 (dala molekul OF2)

-1 (dalam senyawa peroksida misalnya H2O2)

- (dalam senyawa superperoksida, misalnya KO2)

e. Jumlah seluruh biloks atom-atom penyusun suatu ion sama dengan muatan ion tersebut.
Contoh:
S2- : -2
Fe3+ : +3
MnO4- : -1
Cr2O72- : -2
f.

Jumlah biloks unsur-unsur pembentuk senyawa netral sama dengan nol.

Contoh:
Muatan MnO4- : (1 x biloks Mn) + (4 x biloks O)
-1

: 1 x () + 4 x (-2)

-1

: 8

: +7
Muatan H2O : (2 x biloks H) + (1 x biloks O)
: (2 x (+1) + 1 x (-2)

=0

B. Tata Nama Senyawa


1. Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner dapat dibentuk dari gabungan dua atom logam-nonlogam ataupun nonlogamnonlogam
a.

Logam-nonlogam

Unsur yang memiliki satu biloks (unsur IA, IIA, IIIA)

Unsur logam tersebut didahului dalam penamaannya lalu disertai penamaan unsur nonlogam
dengan akhiran ida.
Contoh:

NaCl : Natrium Klorida


HCl : hydrogen Klorida
BaS : barium Sulfida

Unsur logam yang memiliki biloks lebih dari satu

Muatan logamnya ditulis dalam angka romawi dengan tanda kurung.


Contoh:
FeCl3 : Besi (III) Klorida
b.

Nonlogam-nonlogam

Untuk menamai senyawa ini kalian harus benar-nemar memahami cara menentukan bilangan
oksidasi.

Unsur nonlogam yang memiliki boliks positif didahului dalam penamaannya

Biloks ditulis dengan angka romawi dengan tanda kurung


Contoh:
PCl5 : Fosfor (V) Klorida

Unsur yang terletak di kiri ditulis terlebih dahulu lalu unsur yang sebelah kanan
dengan akhiran ida.

Dimana jumlah unsur ditulis diawal nama unsur tersebut.


Jumlah unsur dinyatakan dalam bahasa Yunani:
1 : mono
2 : di
3 : tri
4 : tetra
5 : penta
6 : heksa
7 : hepta
8 : okta

9 : nona
10 : deka
Contoh :
PCl5: Fosfor pentaklorida
2. Tata Nama Senyawa Poliatom
Nama kation disebut terlebih dahulu lalu nama anion
Anion yang memiliki biloks besar berperan sebagai atom pusat dan diberi akhiran at.
Sedangkan anion yang memiliki biloks kecil diberi akhiran it.
Rumus Molekul
SO42SO32PO43PO33-

Nama
Ion sulfat
Ion sulfit
Ion fosfat
Ion fosfit

3. Tata Nama Asam Basa


Asam yang mengandung unsur nonlogam dengan biloks kecil diberi akhiran it
Asam yang mengandung unsur nonlogam dengan biloks kecil diberi akhiran at
Contoh:
Rumus Molekul
HNO2
HNO3
H3PO3
H3PO4

Biloks nonlogam
N = +3
N = +5
P = +3
P = +5

Nama
Asam nitrit
Asam nitrat
Asam fosfit
Asam fosfat

Untuk atom nonlogam yang memiliki biloks lebih dari dua.


Contoh:

Atom
nonlogam
Cl

Rumus Molekul

Biloks nonlogam

Nama

HClO4

+7

Asam perklorat

HclO3

+5

Asam klorat

Br

HclO2

+3

Asam klorit

HclO

+1

Asam hipoklorit

HbrO4

+7

Asam perbromat

HbrO3

+5

Asam romate

HbrO2

+3

Asam bromit

HbrO

+1

Asam hipobromit

Basa terbentuk dari oksida logam.


Penamaannya dengan menyebutkan nama logam diikuti dengan kata hidroksida.
Contoh:

Basa
NaOH
LiOH
Al(OH)3

Nama
Natrium Hidroksida
Litium Hidroksida
Aluminium Hidroksida

C. Persamaan Reaksi
Dalam sebuah reaksi kimia, terdapat sifat-sifat:
1. Jenis unsur dan jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
2. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (pada wujud gas,
perbandingan koefisien juga merupakan perbandingan volume dalam suhu dan tekanan yang
sama).
Contoh:
Untuk menyetarakan suatu rekasi, kita harus menentukan koefisien reaksinya
a Al + b H2SO4 c Al2(SO4)3 + d H2
Untuk menyetarakan suatu reaksi perlu diketahui koefisiennya dengan cara:
Kita perlu tahu jumlah masing-masing atomnya
Jumlah atom Al pada produk sebanyak 2, sehingga a = 2;

Jumlah molekul (SO4) pada produk sebanyak 3, sehingga b = 3;


Karena jumlah atom-atom pada molekul sudah setara, maka c = 1;
Jumlah atoh H pada pereaksi H2SO4 adalah 6, sehingga d = 3 (karena merupakan molekul
diatomic);
Sehingga dapat dituliskan:
2Al + + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2

Anda mungkin juga menyukai