Anda di halaman 1dari 7

C.

Fungsi Perwakilan Diplomatik


1. Pengertian Perwakilan Diplomatik
Pengakuan suatu negara terhadap negara lain memiliki arti yang penting bagi
kelangsungan hidup suatu negara. Negara Kesatuan Republik Indonesia meyakini bahwa
pengakuan negara lain terhadap keberadaan negara akan menentukan kedudukan suatu
negara dalam hubungan internasional. Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945
telah diakui oleh negara lain. Pengakuan negara lain terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia diwujudkan dalam perjanjian hubungan kedua belah pihak. Hubungan dengan
luar negeri itu disebut dengan hubungan diplomatik.
Kata diplomatik berasal dari bahasa Yunani dan Latin, yaitu diploma yang berarti
piagam atau surat perjanjian. Kemudian kata diplomatik itu menjadi sangat luas.
Hubungan diplomatik menyangkut hubungan resmi antarnegara. Biasanya kegiatan
diplomasi berlangsung dengan suatu tata cara yang halus, yakni mengindahkan
kesopanan hubungan antarnegara.
Tujuan diplomasi adalah mengusahakan agar pihak yang mengadakan hubungan dengan
suatu negara mendapatkan manfaat sebesar-besarnya untuk kedua belah pihak. Hubungan
diplomatik pada masa dahulu sering dilakukan secara tertutup sehingga rakyat tidak tahu
kebijakan pemerintahnya terhadap pemerintah negara lain. Hubungan diplomasi yang
tertutup dilakukan dengan mengadakan persekutuan rahasia antarnegara. Hubungan
diplomatik pada saat sekarang dilakukan secara terbuka karena telah tumbuh kesadaran
paham demokrasi yang dimulai di negara-negara maju. Diplomasi terbuka sekarang
sudah merupakan kelaziman hubungan internasional.
Hubungan internasional memerlukan adanya taktik dan prosedur tertentu untuk
mencapai tujuan nasional suatu negara, sehingga kepentingannya dapat diperkenalkan
kepada negara lain dengan jalan diplomatik. Peranan perwakilan diplomatik dalam arti
luas meliputi seluruh kegiatan politik luar negeri sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam mencapai
tujuan tersebut.
b. Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingn nasional sesuai dengan
tenaga dan daya yang ada.
a. Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan negara
lain.
b. Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya dalam
menjalankan tugas diplomasi. Sarana diplomasi meliputi ajakan, konferensi, dan
menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi.
Pemerintah Republik Indonesia membentuk Departemen Luar Negeri untuk
mengadakan hubungan dengan luar negeri. Tugas umum Departemen Luar Negeri adalah
mengatur dan mengawasi perwakilan diplomatik. Tugas pokok perwakilan diplomatik
adalah sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara


dengan pemerintah negara asing.
2) Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua negara dan berusaha
menyelesaikannnya
3) Mengurus kepentingan-kepentingan negara serta warga negaranya di negara asing.
4) Apabila dianggap perlu dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian
paspor dan sebagainya.
Fungsi perwakilan diplomatik berdasarkan Kongres Wina 1961 adalah sebagai
berikut:
a) Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima
b) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di
dalam batas-batas yang diizinkan leh hukum internasional.
c) Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima
d) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai
dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim
e) Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.
Tujuan diadakan perwakilan diplomatik adalah sebagai berikut:
a) Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi suatu
urusan, perwakilan tersebut
dapat mengambil langkah-langkah untuk
menyelesaikannya.
b) Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima.
c) Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada negara penerima.
2. Tingkatan Perwakilan Diplomatik
Berdasarkan Regulation of Vienna (Reglemen Wina) atau Reglement sur le rang
entre la agents diplomatiques, lampiran XVII dari Akta Kongres Wina 19 Maret 1815
ditambah dengan Protokol hasil Kongres Achen 21 November 1818, tingkatan
perwakilan diplomatik adalah sebagai berikut:
a. Duta Besar (Ambassador, Ambbassadeur extraordinaire et plenipotentiare), khusus
untuk Kursi Suci/Vatikan disebut Nuntius.
b. Duta (Ambassade, Envoye extraordinaire et ministre plenipotentiare)
b. Menteri Residen (Ministre Resident)
c. Kuasa Usaha (Charge daffairs).
d. Atase-Atase
Uraian tentang tingkat perwakilan diplomatik adalah sebagai berikut:
a.

Duta Besar (Ambassador)

Tingkat inilah yang paling tinggi di duta istimewa dengan menteri berkuasa
penuh, menteri residen, kuasa usaha dalam perwakilan diplomatik. Di tempat dia
diakreditasi, dia mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada duta. Dialah yang mewakili
kepala negaranya, memberikan perlindungan terhadap kepentingan dan nama baik
negaranya. Biasanya duta besar dikirim oleh negara besar, yang sebaliknya juga
menerima duta besar negara itu pula di negaranya. Jika disesuaikan dengan perwakilan
Vatikan, sederajat dengan Kardinal dan Nutius dari Paus. Dahulu hanya ambassador saja
yang dapt mewakili pribadi kepala negara le caratere representatif. Sekarang
ambassador dan duta serupa saja, sama-sama mewakili negara dan kepala negara dalam
fungsinya sebagai kepala perwakilan. Ambassador dapat langsung beraudiensi pada
kepala negara, sedangkan perwakilan diplomatik lainnya harus dengan perantararaan
Menteri Luar Negeri. Panggilan excellentie, yang dahulu hanya bagi ambassador, dewasa
ini juga dipergunakan bagi duta.
Duta besar atau duta yang paling lama bertugas di negeri yang bersangkutan
biasanya diangkat sebagai ketua badan perwakilan itu. Ia menjadi juru bicara anggota
perwakilan asing terhadap pemerintah tempat ia diakreditasi. Duta besar yang diangkat
sebagai ketua perwakilan asing disebut doyen.
b. Duta Istimewa dan Menteri Berkuasa Penuh
Istilah yang lebih tepat lagi untuk menyebut Duta Istimewa dan Menteri Berkuasa
Penuh adalah duta biasa. Kedudukan duta dapat disamakan dengan internuntius dari
Vatikan. Pelaksanan tugas duta tidak banyak berbeda dengan ambassador.
c. Menteri Residen (Ministers-resident)
Menteri Residen dipekerjakan pada kedutaan dan berada di bawah pimpinan duta.
Menteri residen dapat menggantikan peranan duta, mengepalai kedutaan sebagaimana
halnya dengan duta istimewa dan duta biasa apabila diperlukan.
d. Kuasa Usaha (Charges d affaires)
Kuasa Usaha diterima oleh Menteri Luar Negeri di mana dia ditempatkan bukan
oleh kepala negara. Kuasa usaha untuk sementara dapat memimpin kedutaan, sekiranya
duta tidak berada pada posnya. Seorang kuasa usaha mungkin diangkat untuk satu negara
saja (charges des affairs en pied), mungkin juga mempunyai kedudukan di lebih dari satu
ibu kota, karena dia ditugaskan di negara-negara itu (charges des affairs ad interim atau
charges des affaires). Seorang pegawai tinggi kedutaan, leh karena ketidakhadiran
kepalanya sementara, melaksanakan tugas duta (ad interim), disebut charges des affairs
de lambassade (de la legation).
e. Atase-Atase
Adalah pejabat pembantu dari Duta Besar berkuasa penuh. Atase terdiri atas 2
(dua) bagian:
1) Atase Pertahanan
Atase ini dijabat oleh seorang perwira TNI yang diperbantukan Departemen Luar Luar
Negeri di Kedutaan Besar Republik Indonesia, serta diberikan kedudukan sebagai
seorang diplomat.

2) Atase Teknis
Atase ini dijabat oleh seorang Pegawai Negeri Sipil yang tidak berasal dari
Departemen Luar Negeri dan ditempatkan di salah satu KBRI untuk membantu Duta
Besar.
Kepala-kepala perwakilan diplomatik yang disebut duta besar, duta dan menteri
residen adalah perwakilan tingkat tinggi, sedangkan perwakilan yang dikepalai oleh
kuasa usaha disebut perwakilan tingkat rendah. Perbedaan perwakilan tingkat tinggi
dengan perwakilan tingkat rendah dapat kita lihat dalam tabel berikut.

No Perwakilan
tingkat tinggi

Perwakilan tingkat
rendah.

Bila
akan
mengadakan
hubungan dengan
kepala
negara
harus
melalui
Menteri
Luar
Negeri

Dapat
mengadakan
hubungan
langsung dengan
kepala
negara
asing
tempat
kepala perwakilan
itu ditempatkan

Diakreditasi
Diakreditasi oleh Menteri
kepala negara
Negeri.

oleh
Luar

Perwakilan diplomatik memiliki kekebalan dan keistimewaan. Keistimewaan


perwakilan diplomatik adalah mendapat perlakuan istimewa dari pemerintah tempatnya
bertugas. Perlakuan istimewa itu merupakan kaidah yang lazim dalam pergaulan
internasional. Semua peraturan itu ditetapkan oleh Protokol. Orang yang menetapkan
semua aturan yang berhubungan dengan tugas, hak, serta kewajiban anggota diplomatik
ialah kepala protokol atau direktur protokol Departemen Luar Negeri. Berdasarkan
Konvensi Wina 1961, pemberian keistimewaan kepada
perwakilan diplomatik
dilaksanakan atas dasar timbal balik. Keistimewaan perwakilan diplomatik mencakup:
a. Pembebasan dari kewajiban membayar pajak, yaitu antara lain pajak penghasilan,
kekayaan, kendaraan bermotor, radio, televisi, bumi dan bangunan, rumah tangga dan
sebagainya.
b. Pembebasan dari kewajiban pabean, yaitu antara lain bea masuk, bea keluar, bea
cukai terhadap barang-barang keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan
sendiri, keperluan rumah tangga dan sebagainya.
Perwakilan diplomatik memiliki hak-hak sebagai berikut:
b. Hak eksteritorial (exteritoriallity atau extra teritoriallity) ialah hak akan kekebalan
terhadap hukum yang berlaku di negara tuan rumah. Perwakilan diplomatik hampir
dalam segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar wilayah
negara penerima.

c. Hak Immunitas (kekebalan).


Hak imunitas meliputi:
1) Diri pribadi seorang diplomat
Hak imunitas yang menyangkut pribadi seorang diplomat yaitu hak seorang
anggota diplomatik untuk mendapat perlindungan istimewa terhadap keselamatan
diri dan harta bendanya. Anggota diplomatik tidak tunduk kepada yurisdiksi
pengadilan pidana dan perdata tempat ia bertugas namun ia wajib tunduk kepada
undang-undang pidana dan peraturan polisi di negara yang didiaminya.
2) Gedung perwakilan (kantor perwakilan, rumah kediaman)
Hak terhadap gedung perwakilan atau gedung kedutaan adalah tidak boleh
dimasuki oleh alat alat negara, seperti polisi dan pejabat kehakiman tanpa izin
perwakilan itu. Kekebalan gedung perwakilan berlaku juga untuk arsip-arsip yang
disimpan di dalam gedung itu, kerahasiaan surat-surat dan dokumen milik
kedutaan harus dilindungi dari sensor dan penyitaan.
Kekebalan perwakilan diplomatik tidak berlaku apabila terjadi masalah yang
berhubungan dengan kejahatan. Penjahat yang melarikan diri ke kedutaan harus
diserahkan atas permintaan pemerintah sebab utusan diplomatik tidak memiliki hak
asylum. Hak asylum dalam hubungan antarbangsa adalah hak yang dimungkinkan oleh
serangkaian peraturan yang memberikan kesempatan kepada warga negara asing yang
melarikan diri karena suatu alasan.
Tingkat kepala perwakilan suatu negara ditentukan atas dasar pertimbangan
sebagai berikut:
1) Penting atau tidaknya kedudukan negara pengutus dan negara penerima perwakilan
2) Erat atau tidaknya hubungan antara negara yang mengadakan hubungan
3) Besar atau kecilnya hubungan antara negara-negara yang berhubungan itu.
Prosedur pengangkatan perwakilan diplomatik adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan yaitu Departemen Luar Negeri dua negara yang akan
membuka perwakilan diplomatik saling memberi informasi.
2) Negara yang akan mengutus dutanya meminta persetujuan (demande dagregation
atau agreement) seorang calon duta kepada kepala negara tempat calon duta akan
ditempatkan. Ada kalanya permintaan persetujuan ditolak karena calon yang
bersangkutan tidak disukai oleh negara penerima (persona non grata)
3) Pemerintah memberikan ijin kepada diplomat yang akan menempati pos
perwakilannya dengan memberikan surat kepercayaan (Letter Of Credence, lettre de
creance) yang ditandatangani oleh kepala negara. Surat kepercayaan membuktikan
bahwa seorang diplomat sah untuk ditempatkan di suatu negara. Surat kepercayaan
merupakan dokumen resmi yang menerangkan kebenaran identitas calon duta.
Departemen Luar Negeri menyampaikan surat kepercayaan kepada calon duta.
4) Surat kepercayaan diserahkan kepada kepala negara (presiden, raja). Jika yang
diangkat itu adalah seorang kuasa usaha, surat kepercayaannya diberikan oleh menteri

luar negerinya dan disampaikan kepada menteri luar negeri negara yang akan
menerimanya. Sebelum menyerahkan surat kepercayaan, diplomat harus menemui
protokol departemen luar negeri untuk memperoleh keterangan mengenai hal-hal
yang harus dilakukan. Tindakan pertama yang dilakukan diplomat sesuai dengan
ketentuan protokol adalah menemui menteri luar negeri untuk menyerahkan salinan
surat kepercayaan.
3. Perbedaan Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsuler
Perwakilan diplomatik adalah perwakilan suatu negara untuk membina hubungan
yang bersifat politis sedangkan perwakilan konsuler adalah perwakilan suatu negara
untuk membina hubungan yang bersifat nonpolitis seperti ekonomi, sosial dan budaya.
Berdasarkan Kongres Wina 1963, perwakilan konsuler terdiri dari Konsul Jenderal,
Konsul, Wakil Konsul dan Agen Konsul. Fungsi-fungsi konsul adalah sebagai berikut:
a. Mengusahakan peningkatan hubungan dengan negara tuan rumah dalam bidang
ekonomi, perdagangan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.
b. Melindungi warga negaranya yang ada di lingkungan kerjanya.
c. Mengadakan pengamatan, kemudian menilai dan melaporkannya.
d. Membimbing dan mengawasi warga negara di wilayah kerjanya.
e. Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler, protokol, komunikasi
dan persandian.
f. Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan urusan
rumah tangga perwakilan konsuler.
Perbedaan antara perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler secara lebih
rinci adalah sebagai berikut:
Perwakilan Diplomatik
1. Ditempatkan di ibu kota negara tuan rumah.
2. Kekuasaan dan ruang geraknya meliputi seluruh wilayah negara penerima
3. Memperhatikan terutama masalah politik antara negaranya dan negara tuan rumah
4. Hanya ada satu perwakilan diplomatik.
5. Perwakilan diplomatik mempunyai hak ekstrateritorial.
Perwakilan Konsuler
1. Konsul jenderal di ibu kota negara tuan rumah, sedangkan konsul dan lain-lain di
kota tertentu.
2. Ruang geraknya hanya di kota tempat bertugas kecuali konsul jenderal seperti
perwakilan diplomatik.
3. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan perekonomian antara negaranya dengan
negara tuan rumah
4. Konsul bisa lebih dari satu dikirim ke negara penerima.

5. Konsuler tidak mempunyai hak ekstrateritorial

Anda mungkin juga menyukai