Perwakilan Diplomatik
Perwakilan Diplomatik
Tingkat inilah yang paling tinggi di duta istimewa dengan menteri berkuasa
penuh, menteri residen, kuasa usaha dalam perwakilan diplomatik. Di tempat dia
diakreditasi, dia mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada duta. Dialah yang mewakili
kepala negaranya, memberikan perlindungan terhadap kepentingan dan nama baik
negaranya. Biasanya duta besar dikirim oleh negara besar, yang sebaliknya juga
menerima duta besar negara itu pula di negaranya. Jika disesuaikan dengan perwakilan
Vatikan, sederajat dengan Kardinal dan Nutius dari Paus. Dahulu hanya ambassador saja
yang dapt mewakili pribadi kepala negara le caratere representatif. Sekarang
ambassador dan duta serupa saja, sama-sama mewakili negara dan kepala negara dalam
fungsinya sebagai kepala perwakilan. Ambassador dapat langsung beraudiensi pada
kepala negara, sedangkan perwakilan diplomatik lainnya harus dengan perantararaan
Menteri Luar Negeri. Panggilan excellentie, yang dahulu hanya bagi ambassador, dewasa
ini juga dipergunakan bagi duta.
Duta besar atau duta yang paling lama bertugas di negeri yang bersangkutan
biasanya diangkat sebagai ketua badan perwakilan itu. Ia menjadi juru bicara anggota
perwakilan asing terhadap pemerintah tempat ia diakreditasi. Duta besar yang diangkat
sebagai ketua perwakilan asing disebut doyen.
b. Duta Istimewa dan Menteri Berkuasa Penuh
Istilah yang lebih tepat lagi untuk menyebut Duta Istimewa dan Menteri Berkuasa
Penuh adalah duta biasa. Kedudukan duta dapat disamakan dengan internuntius dari
Vatikan. Pelaksanan tugas duta tidak banyak berbeda dengan ambassador.
c. Menteri Residen (Ministers-resident)
Menteri Residen dipekerjakan pada kedutaan dan berada di bawah pimpinan duta.
Menteri residen dapat menggantikan peranan duta, mengepalai kedutaan sebagaimana
halnya dengan duta istimewa dan duta biasa apabila diperlukan.
d. Kuasa Usaha (Charges d affaires)
Kuasa Usaha diterima oleh Menteri Luar Negeri di mana dia ditempatkan bukan
oleh kepala negara. Kuasa usaha untuk sementara dapat memimpin kedutaan, sekiranya
duta tidak berada pada posnya. Seorang kuasa usaha mungkin diangkat untuk satu negara
saja (charges des affairs en pied), mungkin juga mempunyai kedudukan di lebih dari satu
ibu kota, karena dia ditugaskan di negara-negara itu (charges des affairs ad interim atau
charges des affaires). Seorang pegawai tinggi kedutaan, leh karena ketidakhadiran
kepalanya sementara, melaksanakan tugas duta (ad interim), disebut charges des affairs
de lambassade (de la legation).
e. Atase-Atase
Adalah pejabat pembantu dari Duta Besar berkuasa penuh. Atase terdiri atas 2
(dua) bagian:
1) Atase Pertahanan
Atase ini dijabat oleh seorang perwira TNI yang diperbantukan Departemen Luar Luar
Negeri di Kedutaan Besar Republik Indonesia, serta diberikan kedudukan sebagai
seorang diplomat.
2) Atase Teknis
Atase ini dijabat oleh seorang Pegawai Negeri Sipil yang tidak berasal dari
Departemen Luar Negeri dan ditempatkan di salah satu KBRI untuk membantu Duta
Besar.
Kepala-kepala perwakilan diplomatik yang disebut duta besar, duta dan menteri
residen adalah perwakilan tingkat tinggi, sedangkan perwakilan yang dikepalai oleh
kuasa usaha disebut perwakilan tingkat rendah. Perbedaan perwakilan tingkat tinggi
dengan perwakilan tingkat rendah dapat kita lihat dalam tabel berikut.
No Perwakilan
tingkat tinggi
Perwakilan tingkat
rendah.
Bila
akan
mengadakan
hubungan dengan
kepala
negara
harus
melalui
Menteri
Luar
Negeri
Dapat
mengadakan
hubungan
langsung dengan
kepala
negara
asing
tempat
kepala perwakilan
itu ditempatkan
Diakreditasi
Diakreditasi oleh Menteri
kepala negara
Negeri.
oleh
Luar
luar negerinya dan disampaikan kepada menteri luar negeri negara yang akan
menerimanya. Sebelum menyerahkan surat kepercayaan, diplomat harus menemui
protokol departemen luar negeri untuk memperoleh keterangan mengenai hal-hal
yang harus dilakukan. Tindakan pertama yang dilakukan diplomat sesuai dengan
ketentuan protokol adalah menemui menteri luar negeri untuk menyerahkan salinan
surat kepercayaan.
3. Perbedaan Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsuler
Perwakilan diplomatik adalah perwakilan suatu negara untuk membina hubungan
yang bersifat politis sedangkan perwakilan konsuler adalah perwakilan suatu negara
untuk membina hubungan yang bersifat nonpolitis seperti ekonomi, sosial dan budaya.
Berdasarkan Kongres Wina 1963, perwakilan konsuler terdiri dari Konsul Jenderal,
Konsul, Wakil Konsul dan Agen Konsul. Fungsi-fungsi konsul adalah sebagai berikut:
a. Mengusahakan peningkatan hubungan dengan negara tuan rumah dalam bidang
ekonomi, perdagangan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.
b. Melindungi warga negaranya yang ada di lingkungan kerjanya.
c. Mengadakan pengamatan, kemudian menilai dan melaporkannya.
d. Membimbing dan mengawasi warga negara di wilayah kerjanya.
e. Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler, protokol, komunikasi
dan persandian.
f. Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan urusan
rumah tangga perwakilan konsuler.
Perbedaan antara perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler secara lebih
rinci adalah sebagai berikut:
Perwakilan Diplomatik
1. Ditempatkan di ibu kota negara tuan rumah.
2. Kekuasaan dan ruang geraknya meliputi seluruh wilayah negara penerima
3. Memperhatikan terutama masalah politik antara negaranya dan negara tuan rumah
4. Hanya ada satu perwakilan diplomatik.
5. Perwakilan diplomatik mempunyai hak ekstrateritorial.
Perwakilan Konsuler
1. Konsul jenderal di ibu kota negara tuan rumah, sedangkan konsul dan lain-lain di
kota tertentu.
2. Ruang geraknya hanya di kota tempat bertugas kecuali konsul jenderal seperti
perwakilan diplomatik.
3. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan perekonomian antara negaranya dengan
negara tuan rumah
4. Konsul bisa lebih dari satu dikirim ke negara penerima.