Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru

Lahir Prematur
Senin, 09 November 2009
Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir Prematur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebanyakan bayi adalah matur, sehat dan terbentuk sempurna pada saat lahir,
tetapi dalam presentase kecil tidaklah demikian. Bagi mereka yang mengalami hal
demikian, deteksi dan penanganan awal terhadap masalah adalah penting.
Sebetulnya semua bayi yang berkembang dibawah normal disebut premature
kemudian diketahui bahwa baik usia gestasi dan pertumbuhan yang diukur melalui berat
badan merupakan indicator penting terhadap derajat resiko yang sesuai. Berbicara sesuai
umum, bayi paterm dan mereka dengan BBLR memiliki tingkat mortalitas yang tinggi
dibandingkan dengan bayi lahir fullterm dengan berat badan yang sesuai. Bayi yang
memiliki masalah yang berhubungan dengan pertumbuhan biasanya mengalami gangguan
pernafasan, neurology dan terminal.
Namun belakangan ini teknologi kedokteran sangat maju. Jaman dulu bayi
prematur yang lahir usia 6 bulan ke bawah (25 minggu atau kurang) hamper tidak ada
harapan hidup sama sekali. Boleh dibilang hampir semuanya mati. Karena kemajuan
kedokteran sekarang, bayi lahir prematur sekitar 6 bulan bisa dipertahankan hidupnya.
Pada mulanya tim dokter dan orang tua senang dengan adanya teknologi ini.
Mereka bisa menyelamatkan nyawa bayi yang pada jaman dulu sudah hampir pasti akan
mati jika lahir usia kandungan 25 minggu atau kurang. Karena teknologi ini sangat baru,
efeknya tidak terlalu diketahui. Sampai pada akhirnya ada yang mempelajari efek bayi
prematur. Dan hasilnya bahwa bayi prematur yang diselamatkan dahulu hanya 25% yang

bisa dianggap nomal. Dari jumlah yang sedikit itupun, sebagian besar kecerdasannya
sangat terbatas (bodoh). 75% sisanya mengalami berbagai macam kelainan, dari gagal
ginjal, problem dengan jantung, sampai pada keterbelakangan mental akut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
mampu untuk mengidentifikasi dan memberikan asuhan keperawatan pada bayi
prematur
2. Tujuan Khusus
a. Mereview anatomi dan fisiologi pada bayi premature
b. Menjelaskan pengertian bayi premature
c. Menjelaskan etiologi bayi premature
d. Menjelaskan patofisiologi bayi premature
e. Menjelaskan penatalaksanaan bayi premature
f. Mengidentifikasi asuhan keperawatan bayi

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. Vital Statistik
a. Berat badan bayi baru lahir tergantung dari factor nutrisi, genetic dan factor
intrauterine selama kehamilan. Pengelompokan berat badan bayi baru lahir
membantu dalam mengidebtifikasi risiko terhadap neonatus karena berat
badanyang kecil kemungkinan memiliki masa gestasi yang kecil. Bayi matur

memiliki berat badan kira kira 3,4 kg pada perempuan dan 3,5kg pada laki
laki. Batas berat badan terendah bagi bayi matur adalah 2,5 kg. bayi dengan berat
badan lahir sekitar 4,7 kg harus dicurigai terhadap adanya diabetes mellitus pada
ibunya. Sekitsr 75 % - 95 % berat badan bayi merupakan cairan tubuhnya. Bayi
akan kehilangan cairan sekitar 5 % - 10 % pada beberapa hari pertama setelah
kelahiran. Setelah mengalami kehilangan cairan yang inisial, maka bayi akan
mengalami berat badan yang stabildalam waktu 10 hari. Kemudian akan
bertambah sebanyak 6 8 ons/ minggu pada 6 bln pertama kelahiran.
b. Panjang badan bayi baru lahir kira kira 53 cm pada perempuan dan pada bayi laki
laki memiliki panjang badan 54 cm.
c. Lingkar kepala baru lahir adalah 34 35 cm. Bayi baru lahir dengan lingkar kepala
lebih dari 37 cm atau kurang dari 33 cm harus diidentifikasi mengenai adanya
kelainan neurology. Pengukuran lingkar kepala menggunakan pita ukur yang
dilakukan pada tengah tengah dahi sehingga kepala belakang dapat terukur.
d. Lingkar dad pada bayi baru lahir adalah 2 cm kurang dari lingkar kepala.
Pengukuran dilakukan tepat diatas nipple, yakni tonjolan berpigmen pada
permukaan anterior kelenjar mamae. Dikelilingi oleh areola, tempat keluarnya air
susu dari payudara.
2. Tanda Vital
a. Temperature
Suhu tubuh bayi baru lahir adalah 37,2 C, suhu tubuh ini dapat menurun dengan
cepat karena kehilangan panas. Kehilangan panas pada bayi baru lahir melalui 4
cara, yaitu :
1) Konfeksi
Adalah kehilangan panas dari permukaan tubuh menuju udara sekitar yang
lebih dingin.
2) Konduksi

Adalah transfer panas pada obyek/ benda yang lebih dingin tanpa kontak
denagn tubuh bayi.
3) Radiasi
Adalah transfer panas pada obyek yang lebih dingin tanpa kontak dengan
tubuh bayi.
4) Evaporasi
Adalah kehilangan panas karena ada penguapan.
b. Nadi
Tekanan nadi fetus yang masih dalam kandungan adalah 120 160 bpm. Segera
setelah lahir, dimana bayi akan berjuang untuk bernafas, maka denyut jantung
menjadi cepat sekitar 180 bpm. Beberapa jam setelah lahir, denyut jantung akan
stabil sekitar 120 140 bpm. Denyut jantung pada bayi baru lahir biasanya
irregular karena kardiolegulator di medulla belum matang. Murmur biasanya
terjadi akibat penutupan inkomplit pada sirkulasi. Pada saat menangis, denyut
jantung menjadi 180 bpm dan pada saat tidur 90 110 bpm.
c. Pernafasan
Pernafasan pada bayi baru lahir adalah 80X/ mnt, setelah beberapa menit
kehidupan. Setelah aktivitas pernafasan dipertahankan, maka menjadi stabil
sekitar 30 60X/ mnt dalam keadaan istirahat. Kedalaman ritme masih irreguler
dan terjadi apnea yang singkat tanpa sianosi yang disebut pernafasan periodik dan
merupakan keadaan normal. Reflek batuk dan bersin pada bayi baru lahir
dilakukan untuk membersihkan saluran nafas.
d. Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir adalah 80/ 46 mmHg. Setelah 10 hari akan
meningkat ketika bayi menangis.
B. Definisi Penyakit

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram sampai dengan 2.499 gram. Bayi
baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2.500 gram disebut bayi prematur.
Bayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari sama
dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir (Donna L Wong 2004)
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke-37, dihitung dari mulai
hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek
(Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996)
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34 minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28 minggu.
(Martono, Hari. 2007)
Prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari 259 hari
dihitung dari terakhir haid / menstruasi ibu. (Hasuki, Irfan. 2007)
Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu. (Hassan, Rusepno. 2005)
C. Etiologi
Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. 15% dari kelahiran
prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari 1 janin).
Di negeri maju angka kejadian kelahiran bayi prematur ialah sekitar 6% - 7%, sedangkan
di negeri yang sedang berkembang angka kematian ini kurang lebih 3X lipat.
1. Faktor ibu
a. Ras (wanita keturunan afrika amerika memilki resiko lebih tinggi).

b. Ibu hamil kurang dari 18 tahun (kehamilan usia muda)


Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun dan
pada multigravida yang jarak antara kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah
adalah pada usia ibu antara 26 35 tahun.
c. Ibu menderita hipertensi dan atau kelainan jantung
d. Ibu mengalami pendarahan yang jika tidak ditangani denagn mengakhiri kehamilan
dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi
e. Ibu mengalami trauma akibat aktivitas fisik berlebihan
f. Ibu perokok, mengkonsumsi alkohol, penyalahgunaan obat
g. Ibu menderita disbetes
h. Keadaan sosial ekonomi (keadaan gizi yang buruk)
i. Stress
j. Ibu pernah mengalami keguguran (abortus) atau melahirkan bayi premature pada
riwayat kehamilan sebelumnya. (Hassan, Delina. 2006)
k. Kelainan anatomi pada rahim atau leher rahim
Lemahnya bagian bawah rahim atau disekitar mulut rahim (serviks) sehingga
rahim akan terbuka sebelum usia kehamilan mencapai 38 minggu.
l. Faktor uterus
m. Kelainan bentuk rahim, misalnya uterus lebih berbentuk seperti buah pear, atau
uterus terpisah menjadi dua ruang (Uterus Bifidus)
n. Ketuban pecah sebelum waktunya
o. Adanya infeksi seperti saluran kemih yang tidak diobati
p. Pemeriksaan kehamilan

2. Faktor janin / bayi


a. Kehamilan ganda
b. Hidramnion (kelebihan cairan ketuban)
c. Bayi memiliki kelainan bawaan
d. Gawat janin
e. Infeksi
f. Bayi memiliki pertumbuhan yang sangat lambat saat di dalam kandungan.
D. Patofisiologi
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki sosial
ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak
melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama
kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus
kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan
merokok dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor
tersebut bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa
bayiuntuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup
maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan
yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar.
E. Penatalaksanaan medis
1. Perawatan di Rumah Sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di
luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan
dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan
vitamin dan zat besi.

a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di
lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bai
yang relative lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan
lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah
hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam
keadaan istirahat konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap
normal. Bila bayi di rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat
badan kurang dari 2 kg adalah 35 C dan untuk bayi dengan berat badan 2 2,5 kg
adalah 34 C agar ia dapta mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 C.
Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%. Kelembapan yang lebih tinggi
diperlukan pada bayi dengan sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator
dapat diturunkan 1C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara
berangsur angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi dengan suhu
lingkungan 27C - 29C. Bila incubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan
dengan membungkus bayi dan meletakkan botol botol hangat disekitarnya atau
dengan memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36C - 37C adalah dengan memakai
alat perspexheat shield yang diselimutkan pada bayi dalam incubator. Alat ini
digunakan untuk menghilangkan panas karena radiasi. Akhir akhir ini telah
mulai digunakan incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor
(thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu incubator dikontrol
oleh alat servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan
pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk
bayi dengan lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin untuk
pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna kulit,
pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal
sedini dininya dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.
b. Pemberian ASI pada bayi premature

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh
ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature. Komposisi ASI yang dihasilkan ibu
yang melahirkan premature berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh
ibu yang melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama kurang
lebih 4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangant premature (<30>
Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan premature.
Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan bersalah, kurang percaya
diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi prematur refleks hisap dan menelan belum
ada atau kurang, energi untuk menghisap kurang, volume gaster kurang, sering
terjadi refluks, peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan ASI perlu
dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara memeras ASI dan menyimpan
ASI perah dan cara memberikan ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok,
pipet ataupun pipa lambung.
1) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu gestasi) dapat
langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari hari pertama kalau ASI
belum mencukupi dapat diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 10
kali sehari.
2) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 34 minggu), refleks
hisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah ada, diberikan ASI perah
dengan sendok / cangkir, 10 12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir
1250 1500 gram (30 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada,
perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik 12X sehari.
3) Bayi prematur dengan berat lahir <1250>
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas
lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang
disamping itu kebutuhan protein 3 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/
hari), agar berat badan bertambah sebaik baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari

yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi
berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan cairan
lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan
mencegah muntah. Penghisapan cairan lambung juga dilakukan setiap sebelum
pemberian minum berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram
atau lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500
gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari
hari pertama, maka bayi diberi minum melalui sonde lambung (orogastrik
intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 5 ml/jam dan
jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan
yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan sampai
200mg/kg/hari pada akhir minggu kedua.
d. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya
tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu
perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal
memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan
dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening
(TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan
perawatan yang terjamin kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu
digalakkan, baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus. Infeksi yang sering
terjadi adalah infeksi silang melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain
yang berhubungan dengan bayi.
Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :
1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak
terkena infeksi

2. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi


3. Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama
seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk kemudian
dibersihkan dengan cairan antisptik)
4. Membersihkan ruangan pada waktu waktu tertentu
5. Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
6. Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah
disediakan
7. Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi
8. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik baiknya
9. Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca
e. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi mengkonsumsi
susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa menghisap denagn benar,
minum susu dilakukan dengan menggunakan pipet.
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi
prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut penelitian menunjukkan
kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.
g. Membantu beradaptasi
Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan membantu bayi
beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah suhunya stabil dan dipastikan
tidak ada infeksi, bayi biasanya sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga
sejmlah RS yang menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh

pulang kalau beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat badan tidak
berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi secara umum.(Didinkaem, 2007).
2. Perawatan di rumah
a. Minum susu
Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun dengan
kuasa Tuhan, ibu ibu hamil yang melahirkan bayi prematur dengan
sendirinya akan memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk
selalu memberikan ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya
belum ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat pertumbuhan
berat anak.
b. Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang
belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan supaya
lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh
bayi. Bisa dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas
ataupun dingin.
c. Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya orang
tua harus berhati hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap bersih sekaligus
meminimalisir kemungkinan terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan
sebelum memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar.
d. BAB dan BAK
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah disusui lalu
dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa
diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada
jalan lain kecuali segera membawanya ke dokter.

e. Berikan stimulus yang sesuai


Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat, mengajak
bermain, menimang, menggendong, menunjukkan perbedaan warna gelap dan
terang, gambar gambar dan mainan berwarna cerah.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
2. Pemantauan gas darah arteri
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 70 mmHg dan kadar PaCO2 35
45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 94 %.
3. Kimia darah sesuai kebutuhan
Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 3 hari adalah 14,5 22,5 gr/dl
Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
LED darah lengkap untuk anak anak
Menurut :
Westerfreen : 0 10 mm/jam
Wintrobe : 0 13 mm/jam
Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000
225.000/ mm.

Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 100.000/ mm.
Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 27 mEq/ L
Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 3 hari)
Adalah 4,0 6,6 juta/mm.
MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 121 m
Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 7,5
4. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
5. Penyimpangan darah tali pusat
G. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Demografi
o Permisi bu, nama ibu siapa? (untuk mengakrabkan dengan pasien)
b. Pengkajian dasar neonatus
1) Sirkulasi
o Maaf bu, saya mau memeriksa nadi bayi ibu apakah normal atau tidak?
(Nadi apical mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal 120
sampai 160 dpm)

o Murmur jantung yang dapat didengar dapat menandakan duktus arteriosus


paten (PDA)
2) Makanan / cairan
o Apakah bayi ibu mau menyusu saat bayi ibu menangis karena merasa
kehausan? (Disesuaikan denga berat badan bayi kurang dari 2500 gram)
3) Neurosensori
o Kalau saya boleh tahu, bisa ibu ceritakan tentang bentuk badan bayi ibu?
(Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut)
o Apakah antara bentuk kepala dengan badan lebih besar bentuk kepalanya?
(Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin
mudah digerakkan, fontanel mungkin besar atau terbuka lebar)
o Apakah pada saat melihat mata bayi ibu bisa melihat ke kanan dan kekiri,
atau bisa melihat ke atas? (Dapat mendemontrasikan kedutan mata
berputar)
o Apakah kelopak matanya terlihat agak bengkak? (Edema kelopak mata
umum mungkin terjadi, mata mungkin merapat (tergantung pada usia
gestasi))
o Refleks tergantung pada usia gestasi :
Rooting terjadi dengan baik, pada usia gestasi minggu ke-32
Refleks sucking / menghisap, menelan dan bernafas biasanya
terbentuk pada usia gestasi minggu ke-32
Refleks moro (ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan membuka
tangan) tampak pada gestasi minggu ke-28
Komponen kedua (fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar)
tampak pada gestasi minggu ke-32

o Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan 37.


4) Pernafasan
o Skor apgar mungkin rendah
o Waktu bernafas apakah bayi ibu nafasnya agak tersengal sengal?
(Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik
intermitten atau periodik (40 60 x/ mnt))
o Kadang terdengar suara seperti mengorok tidak bu sewaktu bayi ibu sedang
tidur? (Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal atau
substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada)
o Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrome distres
paernafasan (RDS)
5) Keamanan
o Apakah bayi ibu kadang kadang tubuhnya terasa panas kemudian
panasnya turun lagi? (Suhu berfluktasi dengan mudah)
o Bu, bagaimana suara tangisan anak ibu? Keras atu pelan? (Menangis
mungkin lemah)
o Muka bayi ibu terlihat agak bengkak tidak? (Wajah mungkin memar,
mungkin ada kaput suksedaneum)
o Kulit pada bayi ibu tampak merah tidak bu? (Kulit kemerahan atau tembus
pandang, warna mungkin merah muda / kebiruan akrosianosis atau
sianosis pucat)
o Apakah tangan dan kaki pada bayi ibu terlihat agak bengkak? (Ekstremitas
mungkin tampak edema)
o Apakah ada atau tidak garis pada telapak tangan bayi ibu? (Garis telapak
tangan mungkin ada mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak)

o Apakah kuku kuku pada bayi ibu tampak lebih pendek? (Kuku mungkin
pendek)
6) Seksualitas
o Persalinan atau kelahiran mungkin tergesa gesa
o Genitalia, labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora,
dengan klitoris menonjol, testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin
banyak atau tidak ada pada skrotum.
c. Pengkajian riwayat ibu
Faktor yang dapat memperberat persalinan preterm
o Maaf bu, bisa sebutkan berapa usia ibu sekarang (Usia muda)
o Maaf kalau boleh tau apakah penghasilan dari suami ibu bisa mencukupi semua
kebutuhan keluarga (Latar belakang sosial ekonomi rendah)
o Kapan terakhir ibu hamil/ melahirkan (Rentang kehamilan dekat)
o Gestasi multiple
o Pada saat hamil apakah kebutuhan makanan sehat ibu bisa terpenuhi? (Nutrisi
buruk)
o Apakah pada saat melahirkan dulu usia kandungan ibu juga belum cukup
bulan? (Kelahiran preterm sebelumnya)
d. Pengkajian riwayat kesehatan ibu
o Komplikasi obstetrik seperti abrupsio plasenta
o Ketuban pecah dini
o Dilatasi serviks prematur
o Adanya infeksi

o Penggunaan obat yang diresepkan


2. Diagnosa keperawatan
o Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
o Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
imaturitas produksi enzim, reflek lemah
o Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakadekuatan kadar surfactan
o Perubahan sensori persepsi berhubungan dengan imatur sistem neurosensori
o

Gangguan

perfusi

jaringan

berhubungan

dengan

hipoksia

jaringan,

ketidakseimbangan metabolik (hiperbilirubin), hipoglikemia


o Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan sistem imun immatur

DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, M. E. 2001. Rencana Maternal Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC
Dorlan, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Media
Asculapius FKUI
Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 3. Jakarta : Bagian IKA FKUI

Anda mungkin juga menyukai