Konduksi
Konduksi
Keterangan:
Q = kalor (joule)
k = koefisien konduski (konduktivitas termal)
t = waktu (s)
Konveksi
Sehingga saat massa jenisnya lebih kecil partikel tersebut akan berpindah
posisi naik ke permukaan. Air yang masih diatas permukaan kemudian
turun ke bawah menggantikan posisi partikel yang tadi. Begitulah
seterusnya hingga mendidih dan menguap seperti tampak pada gambar
di bawah ini:
Proses Konveksi
Besarnya energi konveksi atau bisa disebut laju konveksi ditentukan oleh
persamaan berikut:
Keterangan:
Q = kalor (joule)
h = koefisien konveksi
t = waktu (s)
A = luas penampang (m persegi)
T = Suhu (kelvin)
Radiasi
ilustrasi radiasi
Dalam kasus ini, terdapat hal yang disebut radiasi benda hitam, yang
memaparkan bahwa semakin hitam benda tersebut maka energi radiasi
yang dikenainya juga makin besar. Hal ini adalah fakta sehari-hari. Saat
kita menjemur pakaian hitam dan putih dibawah sinar matahari berwarna
dengan jenis dan tebal yang sama, maka pakaian warna hitam akan lebih
cepat kering dibandingkan dengan pakaian berwarna putih.
Oleh karena itu, warna hitam dikatakan sempurna menyerap panas,
sedangkan warna putih mampu memantulkan panas atau cahaya dengan
sempurna. Sehingga emisivitas bahan (kemampuan menyerap panas)
untuk warna hitam e = 1 sedangkan warna putih e = 0. Untuk warna
lainnya berkisar antara 0 dan 1.
Besarnya energi radiasi benda hitam tergantung pula pada tingkat derajat
suhunya. Seperti yang terlihat dari rumus energi radiasi berikut:
Keterangan:
P = Daya Radiasi/Energi Radiasi setiap Waktu (watt)
Q = Kalor (joule)
t = waktu (s)
e = emisivitas bahan
A = luas penampang (m persegi)
T = suhu (kelvin)
o = konstanta stefan boltzmann (5,67 x 10 )
-8
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan
benda. Agar anda lebih memahami perpindahan kalor secara konveksi, tinjau sebuah kasus, misalnya
air yang dipanaskan menggunakan api. Ketika air di dalam sebuah wadah dipanaskan dengan api,
kalor berpindah dari api (suhu tinggi) ke wadah (suhu rendah) secara konduksi dan radiasi.
Selanjutnya kalor berpindah dari wadah (suhu lebih tinggi) ke air yang berada di dekat wadah (suhu
lebih rendah) secara konduksi. Adanya tambahan kalor menyebabkan suhu air yang berada di dekat
wadah meningkat. Meningkatnya suhu air mengakibatkan air memuai atau volume air bertambah.
Karena volume air bertambah maka massa jenis air berkurang. Air yang berada di dekat alas wadah
mempunyai suhu lebih tinggi dibandingkan dengan air yang berada di sebelah atasnya. Dengan kata
lain, air yang berada di dekat alas wadah mempunyai volume lebih besar dan massa jenisnya lebih
kecil, sedangkan air yang berada di sebelah atasnya mempunyai volume lebih kecil dan massa
jenisnya lebih besar. Adanya perbedaan massa jenis menyebabkan air yang berada di permukaan
wadah, yang mempunyai massa jenis lebih besar, bergerak ke bawah dan air yang berada di dekat
alas wadah, yang mempunyai massa jenis lebih kecil, bergerak ke atas. Proses ini terjadi secara
terus menerus hingga semua air yang berada di dalam mempunyai suhu yang sama (Jika tekanan
udara 1 atmosfer maka air di dalam wadah mengalami penguapan alias mendidih pada suhu 100 oC).
Proses air mendidih dimulai ketika air kita panaskan, air akan mengambil energi
panas dari pemanas cirinya adalah adanya gerakan molekul molekul air. Semakin panas air
maka gerakan-gerakan dari molekul molekul tersebut akan semakin cepat dan menyebabkan
ikatan-ikatan molekul dari air bebas. Molekul yang bebas ini yang menjadi uap. Dan jika air
sudah mencapai titik didihnya makan akan terbentuk gelembung-gelembung seperti
penjelasan diatas.