Anda di halaman 1dari 17

BAB I

KONSEP DASAR
Tahap Perkembangan Keluarga Usia Lanjut
A. Definisi keluarga
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda,
tergantung kepada orientasi teoritis pendefinisi yaitu dengan menggunakan
menjelaskan yang penulis cari untuk menghubungkan keluarga. Misal para penulis
mengikuti orientasi teoritis interaksionalis keluarga, memandang keluarga sebagai suatu
arena berlangsungnya suatu interaksi kepribadian, dengan demikian menekankan
karakteristik transaksi dinamika. Para penulis yang mendukung suatu perspektif sistemsistem sosial terbuka ukuran kecil yang terdiri dari seperangkat bagian yang sangat
tergantung sama lain dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-sistem yang
ekstrem (Friedman, 1998).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
B. Tipe dan Bentuk Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang
mengelompokkan menurut (Murwani, 2007) tipe keluarga ada 6 yaitu :
1. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan
anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar (Extented Family), adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga
yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).
3. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga duda/janda (Single Famili), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian/kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan membentuk satu keluarga.
1

C. Peran Keluarga
1. Peran formal keluarga menurut (Murwani, 2007) antara lain:
-

Peran parental dan perkawinan


Ada delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah
dan istri-ibu antara lain yaitu, Peran sebagai provider (penyedia), Peran sebagai
rumah tangga, Peran perawat anak, Peran perawatan anak, Peran rekreasi, Peran
persaudaraan/kinship (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal),
Peran terapeutik (Memenuhi kebutuhan afektif pasangan), Peran seksual.

Peran perkawinan
Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan yang
kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat mempengaruhi membentuk
suatu koalisi dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan yang
memuaskan merupakan salah satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.

2. Peran Informal
-

Pengharmonis : Menengahi perbedaan yang terdapat di anatara para anggota,


menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.

Insiator-kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara


mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

Pendamai : merupakan salah satu dari bagian dari konflik dan ketidak sepakatan,
pendamai menyatakan kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian setengah
jalan.

Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh anggota
keluarga lain yang membutuhkannya.

Koordinator keluarga : Mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan


keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan/keakraban.

D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) antara lain :
1. Fungsi Afektif (The affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
2. Fungsi Sosialisasi dan penempatan social (sosialisation and social placement
fungtion) adalah fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan

sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
3. Fungsi Reproduksi (reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi menjadi kelangsungan keluarga.
4. Fungsi Ekonomi (the economic function) adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara

ekonomi

dan

tempat

untuk

mengembangkan

kemampuan

individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.


5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function) adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.
E. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman, 1998) yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan
Megenal masalah kesehatan dalam mengenal masalah kesehatan nyeri sendi karena
kurangnya pengetahuan tentang nyeri sendi dan rasa takut akibat masalah yang di
ketahui.
2. Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan di sebabkan oleh tidak
memahami mengeni sifat, berat, dan luasnya masalah, maslah tidak begitu menonjol
dan tidak sanggup memcahkan masalah kurang pengetahuan tentang nyeri sendi.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Ketidak mampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit nyeri sendi di karenakan oleh ketidak
mampuan tentang penyakit, misal penyebab, gejala, penyebaran, dan perawatan
penyakit.
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat Dikarenakan oleh
keluarga dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah, dan
ketidak tahuan tentang usaha penyakit nyeri sendi.
5. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.
Ketidak mampuan keluarga menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara
kesehatan di sebabkan keluarga tidak memahami keuntungan yang di peroleh dan
tidak ada dukungan dari masyarakat.

F. Tugas Perkembangan Keluarga Usia Lanjut


Tugas perkembangan keluarga usia lanjut merupakan bagian penting dalam
konsep keluarga usia lanjut. Perawat keluarga perlu memahami setiap tahap
perkembannganya

yaitu

menerima

penurunan

kemampuan

dan

keterbatasan,

menyesuaikan dengan masa pensiun, mengatur pola hidup yang terorganisir, menerima
kehilangan dan kematian dengan tentram (Mubarak, 2006).
1. Tugas-tugas perkembangan keluarga usia lanjut.
-

Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

Mempertahankan hubungan perkawinan

Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (diadaptasi dari caeter dan


McGoldrik (1988 ), Duval dan Miller (1985)

2. Permasalahan yang terjadi pada usia lanjut


-

Menurunya fungsi dan kekuatan fisik

Sumber-sumber finansial yang tidak memadai

Isolasi sosial

Kesepian

G. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu
mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama
mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat
ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).
Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya

secara

perlahan-lahan

(graduil)

kemampuan

jaringan

untuk

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi secara
normal, ketahanan terhadap injuri termasuk adanya infeksi (Paris Contantinides,
1994).
4

Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,


misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan
lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang
tegas, pada usia berapa penampilan seorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi
fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun
aat menurunya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada
umur 20-30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam
kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai
bertambahnya umur.
2. Batasan-Batasan Lansia
Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagiai berikut:
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas
b. Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut (65 th >) sebagai senium
Menurut organisasi kesehatan Dunia lanjut usia dikelompokkan menjadi
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun.
H. Teori Menua
Menurut Wahyudi (2008), Teori proses menua dibagi menjadi dua, yaitu teori
biologis dan teori sosiologis. Adapun teori biologis diantaranya sebagai berikut :
1. Teori biologis
Teori genetic clock merupakan teori intrinsik yang menjelaskan bahwa didalam tubuh
terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini
menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu.
Setiap spesies didalam inti selnya memiliki suatu jam genetik atau jam biologis
sendiri dan setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar
menurut replikasi tertentu sehingga bila jenius ini berhenti berputar, maka ia akan
mati.
Teori mutasi somatik. Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi
somatic akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses
5

transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein atau enzim.
Kesalahan ini terjadi terus-menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi
organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga
terjadi penurunan kemampuan fungsional sel.
2. Teori nongenetik
Teori penurunan sistem imun tubuh merupakan mutasi yang berulang dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri
(self recognition). Jika mutasi yang merusak membrane sel, akan menyebabkan sistem
imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Dalam proses metabolisme tubuh,
diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh, tambahan
kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan sejak itu terjadi kelainan
autoimun.
Teori kerusakan akibat radikal bebas, teori radikal bebas dapat terbentuk di alam
bebas dan didalam tubuh karena adanya proses metabolisme atau proses pernapasan
didalam mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak
stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif
mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau
perubahan dalam tubuh.
Radikal bebas yang terdapat dilingkungan seperti :
-

Asap kendaraan bermotor

Asap rokok

Zat pengawet makanan

Radiasi

Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan


kolagen pada proses menua.

3. Teori sosiologis
a. Teori interaksi sosial teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak
pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.
Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci
mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi.
6

b. Teori aktivitas atau kegiatan


-

Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara langsung.


Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif
dan banyak ikut serta dalam kegiatan sosial.

Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan
mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.

Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut usia.

Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil
dari usia pertengahan sampai lanjut usia.

c. Teori kepribadian berlanjut


Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan teori yang disebutkan sebelumnya. Teori ini menyatakan
bahwa perubahan yang terjadi pada seorang usia lanjut sangat dipengaruhi oleh
tipe

personalitas

yang

dimilikinya.

Teori

ini

mengemukakan

adanya

kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia.


d. Teori pembebasan atau penarikan diri
Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat
dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Menurut teori ini seorang
lanjut usia dinyatakan mengalami proses menua yang berhasil apabila ia
menarikdiri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan
pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi kematiannya.
I. Perubahan yang Terjadi pada Lansia pada Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler terjadi perubahan elastisitas dinding aorta menurun, katup
jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1%
setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volume kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurangnya efektivitas pembuluh
darah feriver untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, duduk keberdiri bisa
mengakibatkan tekanan darah menurun menjadi mmHg yang mengakibatkan pusing
mendadak, tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi dari
pembuluh darah perifer.

BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
Pengkajian dilakukan pada hari Selasa, tanggal 11 Sepetember 2013 di rumah keluarga
Tn. F pada pukul 15.00 WIB. Hasil pengkajian menyebutkan bahwa pada kelurga Tn. F
memiliki 4 anggota keluarga yang terdiri dari istri, anak, dan menantu. Saat ini anak
pertama Tn. F sudah menikah sedangkan 1 anaknya yang lain belum, dari segi pekerjaan,
anak-anak Tn. F semuanya sudah bekerja.
1. Data Identitas
a. Nama KK
: Tn. F
b. Nama Klien
: Tn. F
c. Umur
: 75 Tahun
d. Pendidikan
: STM
e. Pekerjaan
: Pensiunan PNS
f. Alamat
: Palembang
g. Komposisi Keluarga
No
1.
2.
3.
4.
5.

Nama

Hub

dgn Umur

Tn. F
Ny. P
Nn. A
Tn. H
Tn. A

KK
Suami
Istri
Anak
Menantu
Anak

74 th
61 th
30 th
32 th
29 th

L/P

Status

Pendidikan

Pekerjaan

L
P
P
L
L

Perkawinan
Kawin
Kawin
Kawin
Kawin
Tdk kawain

STM
SMU
SLTA
SLTA
SLTA

P. PNS
IRT
Tdk Bkrj
Swasta
POLRI

Genogram Keluarga Tn. F 3 generasi

Ket

Keterangan :
: laki-laki

: pasien

: perempuan

: tinggal serumah

2. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. F merupakan keluarga .. yang terdiri dari suami dan istri serta
anak.
3. Suku Bangsa
Tn. F dan Ny. P berasal dari suku yang sama yaitu suku Palembang. Budaya
keluarga Tn. F mengikuti kebiasaan sserta budaya suku Palembang.
4. Agama
Di dalam keluarga Tn. F beragama Islam. Seluruh anggota keluarga selalu
menunaikan ibadah sholat 5 waktu. Kegiatan sholat berjamaah sering keluarga
lakukan dirumah dengan dipimpin oleh kepala keluarga yaitu Tn. F
5. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. F seorang pensiunan POLRI, sedangkan Ny. P seorang ibu rumah tangga.
Penghasilan keluarga kurang lebih Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 tiap bulannya.
Keluarga mengganggap penghasilan ini sudah cukup untuk mencukupi kehidupan
sehari-hari.

Keluarga

tidak

mempunyai

tanggungan

yang

berat

untuk

menyekolahkan anak, karena anaknya yang kuliah tinggal satu dan itupun sambil
bekerja. Anak pertama sudah menikah, sehingga sudah tidak menjadi tanggungan
keluarga lagi.
6. Aktifitas rekseasi sehari-hari
Rekreasi sering dilakukan oleh keluarga, namun tidak terjadwal. Kalau tidak ada
acara keluar, keluarga menikmati hari libur dengan santai bersama dirumah. Untuk
kegiatan olahraga bersama jarang sekali dilakukan. Hanya Tn. F setiap pagi
melakukan olahraga jogging keliling komplek rumahnya.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. F sekarang pada tahap keluarga dengan lansia akhir
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Mempersiapkan anak terakhir untuk mandiri, sekarang sudah bekerja dam
mempersiapkan untuk menikah.
9

3. Riwayat keluarga inti


Dalam keluarga Tn. F ada yang menderita hipertensi yaitu Tn. F. dari keturunan Tn. F
tidak ada yang menderita hipertensi, dm, atau penyakit jantung. Utnuk penyakit yang
selama ini dirasakan anggota keluarga hanya pusing, batuk dan pilek yang jarang
terjadi. Untukgn Tn. F kedang merasakan pusing pada kepalanya. Untuk mengatasi
masalah keehatan yang ada dalam keluarga, keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan dari puskesmas. Selama ini mereka jarang menggunakan fasilitas kesehatan
karena jarang ada keluahan sakit pada anggota keluarga.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
a. Riwayat hubungan keluarga
Tn. F berasal dari 5 bersaudara yang semuanya sudah berkeluarga. Sedangkan Ny.
P berasal dari 4 bersaudara yang semuanta sudah berkeluarga semua. Hubungan
antar keluarga terbina dengan baik, kalau ada waktu mereka saling menyempatkan
diri untuk saling mengunjungi.
b. Konflik antar keluarga pasangan
Konflik antara keluarga pasangan jarang terjadi, karena komunikasi diantara
mereka cukup baik. Kalau ada acara tertentu mereka saling bertemu sehingga bisa
mengkomunikasikan masalah yang ada.

C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Tn. F berukuran 12x10m2 terdiri dari lima buah kamar tidur, tiga
kamar mandi, satu ruang makan, ruang tamu, dapur, gudang. Lantai rumah tekel,
penerangan listrik kurang. Pembuangan sampah dengan cara dikumpulkan kemudian
diambil oleh petugas. Pembuangan limbah melalui saluran selokan. Tiap ruangan
dalam rumah terdapat jendela sebagai ventilasi, sinar matahari bisa masuk kedalam
rumah, barang-barang perabotan terlihat berantakan, terdapat halaman yang
digunakan untuk santai. Sumber air menggunakan dari PAM.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga keluarga Tn. F pada umumnya bekerja sebagai pegawai dan swasta. Jarak
rumah mereka berdekatan. Ikatan antar keluarga baik, saling tolong menolong masih
menjdai kebiasaan di wilayah tersebut.
3. Mobilitas geografis keluarga

10

Keluarga Tn. F hidup serumah dengan anggota keluarganya. Keluarga belum pernah
berpindah rumah ke tempat lain. Sarana transfortasi yang digunakan keluarga adalah
sepeda motor.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga biasanya bertemu pada saat makan malam. Makan malam biasanya
dilakukan bersama sehingga anggota keluarga semuanya dapat berkumpul yang
biasanya dilanjutkan nonton Tv bersama jika tidak ada kepentingan dari masingmasing anggota keluarga. Interaksi dengan masyarakat melalui keikutsertaan anggota
keluarga dalam arisan atau pengajian baik bapak-bapak maupun ibu-ibu yang
dilaksanakan sebulan sekali.
5. System pendukung keluarga
Dalam keluarga terdapat system pendukung yang sifatnya positif maupun negative.
Yang positif diantara bila ada masalah dalam keluarga biasanya dibicarakan bersama
dan terbuka, rasa saling memaafkan yang tinggi, ada rasa saling mengasihi dalam
anggota keluarga, hubungan antar anggota keluarga cukup baik, keluarga
menanamkan pola hidup sederhana, keluarga melatih rasa tanggung jawab pada anak
yang lebih besar untukikut memperhatikan adiknya. Sedangkan yang negative,
kadang-kadang Tn. F mudah marah jika ada persoalan tertentu, kadang sensitive,
terlalu dominan saat pengambilan keputusan.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang biasa digunakan adalah menggunakan bahasa Palembang.
Komunikasi keluarga bersifat terbuka satu sama lain dan dua arah. Sehingga apabila
ada masalah akan cepat terselesaikan dengan adanya partispasi dari seluruh anggota
keluarga. Tetapi antara Yn. F dan Ny. P kdanga ada beberapa hal yang tidak
dikomunikasikan dengan baik. Khususnya masalah kebutuhan seksual diantara
pasangan tidak pernah dikomunikasikan secara terbuka.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keliuarga dari pihak suami/istri keduanya saling menghargai dan mendukung.
Anak-anak cukup patuh pada orang tua. Pengambilan keputusan terletak pada kepala
keluarga yaitu Tn. F
3. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. F berperan sebagai kepala keluargadan pencari nafkah untuk keluarga. Sedangkan
Ny. P berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi keluarga dan anak-anaknya.
Anaknya juga membantu mencari nafkah. Peran Tn F dan Ny P sebagai suami istri

11

kurang terpenuhi dengan baik, karena merek kurang memperhatikan kebutuhan


fisiologis hubungan suami istri.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga cukup taat dalam melaksanakan kewajiban agamanya yaitu ibadah sholat
lima waktu dan mengikuti pengajian. Dalam keluarga saling menghargai satu sama
lain khususnya yang muda cukup menghormati dan menghargai yang lebih tua. Untuk
Ny. P menganggap bahwa untuk persoalan seksual rasanya tidak pantas jika
perempuan yang memulai pembicaraan.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Anggota keluarga saling menyanyangi, memiliki dan mendukung. Persoalan dalam
keluarga selalu dibicarakan bersama sehingga tidak memicu terjadi masalah
komunikasi.
2. Fungsi sosial
Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
begitu pula berinteraksi dengan anggota masyarakat sekitarnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keliuarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan tidak mengetahui kalau ada anggota keluarga Tn F yang
menderita hipertensi. Tn. F mengatakan tidak mengetahui kalau dirinya menderita
hipertensi. Keluarga belum mengetahui apa hipertensi baik pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, perawatan dan upaya pencegahan. Keluarga mengatakan kalau
hipertensu adalah tekanan darah tinggi.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan
Keputusan mengatasi masalah kesehatan diambil oleh keluarga. Pertimbangan
untuk mengambil keputusan didasarkan apabila penyakitnya sudah parah.
Keluarga mengatakan belum bisa mengambil keputusan berkaitan dengan
penyakit yang diderita Tn F karena hanya mengganggap sakit biasa.
c. Kemampuan keluarga merawat
Keluarga mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawata anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi. Jika Tn F merasa pusing biasanya Cuma diberi obat
anti nyeri seperti antalgin. Begitu pula dalam hal pengobatan, mereka tidak
mengetahui cara lain dalam megkonsumsi bahan tradisional, kecuali mentimun
yang dimakan utuh atau mentah. Dalam pengaturan diet pun keluarga kurang
begitu memahami.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan

12

Keluarga kurang begitu paham tentang cara memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat. Mereka menganggap sanitasi yang buruk tidak begitu berpengaruh terhadap
kesehatan. Karena keluarga Tn F sudah terbiasa tinggal ditempat seperti ini.
Penempatan perabotan yang tidak rapi, rumah yang pengap dan lembab, serta
lingkungan rumah yang kotor.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga belum memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat untuk
mengatasi masalah hipertensi.
4. Fungsi reproduksi
Tn F memiliki 2 orang anak 1 perempuan dan 1 laki-laki. Dimana anak pertama sudah
menikah. Masalah seksual antara Tn F dan Ny P ada sedikit masalah. Tn F dan Ny P
mengatakan akhir-akhir ini jarang sekali melakukan hubungan seks lagi. Karena jika
Tn F agak sibuk dengan urusannya maka kebutuhan seksual agak terabaikan dan Ny P
hanya diam saja karena malu untuk membicarakannya. Ny P mengatakan selama ini
yang lebih menentukan masalah hubungan seksual adalah suaminya sedangkan
dirinya merasa malu mengungkapkan keinginannya karena selama ini Tn F yang lebih
dominan. Selama ini mereka jarang mengkomunikasikan masalah ini.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga merasa masalah kesehatan yang ada yaitu akhir-akhir ini Tn F merasa sering
pusing tapi hanya sedikit dan hal ini membuat keluarga cukup stress. Sedangkan
stressor jangka panjang yaitu masalah kemandirian anak-anaknya (tahap pernikahan).
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor / situasi
Keluarga berupaya mengatasi berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga.
Keluarga berusaha mengatasi masalah/stress dengan membelikan penghilang rasa
pusing di apotik. Membina hubungan kominukasi yang baik dan mempergunakan
uang hanya untuk keperluan yang penting saja.
3. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan dengan memecahkan masaah bersama-sama seluruh anggota
keluarga.
4. Harapan keluarga pasa perawat
Keluarga berpendapat bahwa perata dapat membantu menyelesaikan masalah di
keluarga khususnya tentang keluhan yang sering dialami Tn F.
5. Persepsi keluarga terhadap perawat
Selama ini keluarga menerima dengan baik terhadap petugas kesehatan yang dating.
6. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang dihadapi
Perawat dapat membantu menyelesaikan permasalah yang muncul di keluarga Tn F.
G. Pemeriksaan Fisik
13

Px. Fisik
TD

Tn. F
150/95

Ny. P
120/80

Tn. H
110/80

Nn. A
110/70

Tn. A
110/70

N
RR
Kepala
Rambut

mmHg
94 x/m
18 x/m
Bulat
Beruban,

mmHg
84 x/m
16 x/m
Bulat
Beruban,

mmHg
80 x/m
16 x/m
Bulat
Bersih

mmHg
84 x/m
16 x/m
Bulat
Berish

mmHg
80 x/m
16 x/m
Bulat
Bersih

Konjungtiva
Sklera

bersih
bersih
Tidak anemis Tidak anemis
Tidak ikhterik Tidak

Hidung
Telinga
Mulut

ikhyerik
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir

Leher

lembab
Tidak

Dada

lembab
ada Tidak

Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis


Tidak ikhterik Tidak ikhterik Tidak ikhterik

lembab
ada Tidak

lembab
ada Tidak

lembab
ada Tidak

ada

pembesaran

pembesaran

pembesaran

pembesaran

pembesaran

kelenjar

kelenjar

kelenjar

kelenjar

kelenjar

tidroid
Tidak
suara

tidroid
ada Tidak

tidroid
ada Tidak

nafas suara

tambahan,

nafas suara

tambahan,

tidroid
ada Tidak
nafas suara

tambahan,

tidroid
ada Tidak
nafas suara

tambahan,

ada
nafas

tambahan,

detak jantung detak jantung detak jantung detak jantung detak jantung
Abdomen

reguler
Simetris,
tidak

Ektremitas

ada tidak

regular
Simetris,
ada tidak

regular
Simetris,
ada tidak

regular
Simetris,
ada tidak

ada

nyeri tekan
nyeri tekan
nyeri tekan
nyeri tekan
nyeri tekan
Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada
varies,

Kulit
Turgor kulit
Keluhan

regular
Simetris,

tidak varies,

ada edema
Sawo matang
Baik
Merasa

tidak varies,

ada edema
Sawo matang
Baik

tidak varies,

ada edema
Sawo matang
Baik

ada edema
Sawo matang
Baik

pusing,
tengkuk agak
berat
H. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
1. Riwayat kesehatan keluarga dahulu
Tidak ada riwayat dalam keluarga penyakit DM, hipertensi dan jantung.
14

tidak varies,

tidak

ada edema
Sawo matang
Baik

2. Riwayat kesehatan keluarga sekarang


Anggota keluarga saat ini sengan dalam keadaan sehat kecuali Tn F yang mengeluh
agak pusing dan tengkuknya terasa agak berat.
I. Aktifitas Kehidupan Sehari-hari Anggota Keluarga
1. Nutrisi
Komposisi makanan pada keluarga Tn F terdiri dari makanan pokok yaitu nasi, sayur
mayor selalu ada, lauk nabati da lauk hewani, susu, buah. Dalam keluarga Tn F tidak
ada yang mempunyai pantangan atau alergi pada makanan tertentu. Tn F mengatakan
tidak ada pantangan dalam makanan. Kebiasaan keluarga dalam mengolah makanan
selalu dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak, dalam menyajikan makanan tertutup.
Keluarga mengatakan bahwa makanan yang bergizi adalah makanan terdiri dari 4
sehat sempurna.
2. Intake cairan
Keluarga mengatakan minum sesuai dengan anjuran kesehatan yaitu min 12 gelas
sehari
3. Eliminasi
Anggota keluarga Tn F terbiasa BSB 1x diwaktu pagi hari dan tidak mengalami
gangguan
4. Mobilisasi
Tn F bekerja dirumah, tidak ada pekerjaan yang menetap. Sedangkan Ny P sehariharinya dirumah dan anak-anaknya pergi bekerja dan kuliah. Tidak ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan dalam beraktifitas.
5. Personal hygiene
Kebiasaan keluarga mandi 3x sehari dan sikat gigi. Anggota keluarga Tn F tampak
bersih.

J. Analisa Data
DATA
DS :
-

Masalah Keperawatan
Resiko terjadi gangguan perfusi jaringan

Tn F mengatakan bahwa dirinya tidak


mengetahui kalau mempunyai penyakit

hipertensi
Keluarga

mengatakan

juga

tidak
15

serebral pada Tn F b.d ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
hipertensi

mengetahui kalau Tn F menderita


-

tekanan darah tinggi


Tn F mengatakan kadang merasa

pusing dan tengkuk terasa agak berat


Tn F mengatakan tidak mempunyai
pantangan makan

DO :
-

Tekanan darah 150/90 mmHg


Tn F tampak sehat, semua aktivitas
masih bisa dilakukan sendiri

DS :
-

Resiko injuri b.d ketidak mampuan keluarga


Keluarga mengatakan belum mengerti

merawat anggota keluarga yang sakit dan

tentang penyebab injuri


Keluarga
mengatakan

lingkungan untuk mencegah terjadinya injuri


mengetahui tentang akibat dari injuri
Keluarga
mengatakan
belum pada penderita hipertensi

mengetahui tentang akibat dari injuri


Tn F mengatakan pusing dan tengkuk

terasa berat
Keluarga mengatakan tidak tahu cara

belum

ketidakmampuan

keluarga

memodifikasi

memodifikasi lingkungan agar tidak


terjadi injuri
DO :
-

Kamar gelap dan pengap


Penataan perabotan

K. Scoring Masalah
1. Resiko terjadi gangguan perfusi jaringan serebral pada Tn. F b.d ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.
Kriteria
1. sifat masalah :

Skor
3/3x1

Total
1

tidak sehat
2.

tekanan

kemungkinan

masalah
diubah

Pembenaran
Tn. F saat ini menderita hipertensi dengan

1/2x2

darah

150/90

mmHg

yang

diketahui saat diperiksa


Yang bisa dilakukan untuk mengatasi

dapat

masalah hipertensi pada Tn F yaitu dengan

hanya

mengusahakan agar tekanan darahnya bisa

sebagian

kembali

normal

dengan

perawatan

dirumah melalui kebiasaan yang sehat.


16

Sementara keluarga belum mengetahui


3. potensial masalah
dapat

dicegah

2/3x1

2/3

cara perawatan hipertensi


Potensial masalah dapat dicegah cukup,
karena saat ini keluarga belum melakukan

cukup

perawatan dirumah secara benar. Keluarga


mempunyai harapan untuk kembali sehat

4.

menonjolnya

masalah

2/2x1

harus

seperti semula
Keluarga menyadari mempunyai masalah
kesehatan yang harus diatasi karena

segera ditangani

keluarga

beranggapan

kesehatan

itu

sangatlah penting
Jumlah

3 2/3

2. Resiko injuri b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya injuri
pada penderita hipertensi.
Kriteria
1. sifat masalah :

Skor
2/3x1

Total
2/3

ancaman kesehatan
2.
kemungkinan

2/2x2

masalah

dapat

diubah : sebagian
3. potensial masalah

Pembenaran
Perlu adanya penatalaksanaan
Dengan tersedianya sumber daya keluarga
dapat dilakukan intervensi perawatan

3/3x1

Masalah

untuk

kemungkinan

untuk dicegah :

dapat

4.

perawatan dan perhatian keluarga


Keluarga tidak merasakan adanya masalah

menonjolnya

0/2x1

masalah : tidak perlu


segera ditangani
Jumlah

dilakukan

dicegah

dengam

intervensi

terhadap injuri
3 2/2

L. Masalah Keperawatan
1. Resiko terjadi gangguan perfusi jaringan serebral pada Tn F b.d ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.
2. Resiko injuri b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya injuri
pada penderita hipertensi.
17

Anda mungkin juga menyukai