KONSEP DASAR
Tahap Perkembangan Keluarga Usia Lanjut
A. Definisi keluarga
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda,
tergantung kepada orientasi teoritis pendefinisi yaitu dengan menggunakan
menjelaskan yang penulis cari untuk menghubungkan keluarga. Misal para penulis
mengikuti orientasi teoritis interaksionalis keluarga, memandang keluarga sebagai suatu
arena berlangsungnya suatu interaksi kepribadian, dengan demikian menekankan
karakteristik transaksi dinamika. Para penulis yang mendukung suatu perspektif sistemsistem sosial terbuka ukuran kecil yang terdiri dari seperangkat bagian yang sangat
tergantung sama lain dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-sistem yang
ekstrem (Friedman, 1998).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
B. Tipe dan Bentuk Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang
mengelompokkan menurut (Murwani, 2007) tipe keluarga ada 6 yaitu :
1. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan
anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar (Extented Family), adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga
yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).
3. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga duda/janda (Single Famili), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian/kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan membentuk satu keluarga.
1
C. Peran Keluarga
1. Peran formal keluarga menurut (Murwani, 2007) antara lain:
-
Peran perkawinan
Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan yang
kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat mempengaruhi membentuk
suatu koalisi dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan yang
memuaskan merupakan salah satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.
2. Peran Informal
-
Pendamai : merupakan salah satu dari bagian dari konflik dan ketidak sepakatan,
pendamai menyatakan kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian setengah
jalan.
Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh anggota
keluarga lain yang membutuhkannya.
D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) antara lain :
1. Fungsi Afektif (The affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
2. Fungsi Sosialisasi dan penempatan social (sosialisation and social placement
fungtion) adalah fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
3. Fungsi Reproduksi (reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi menjadi kelangsungan keluarga.
4. Fungsi Ekonomi (the economic function) adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara
ekonomi
dan
tempat
untuk
mengembangkan
kemampuan
individu
yaitu
menerima
penurunan
kemampuan
dan
keterbatasan,
menyesuaikan dengan masa pensiun, mengatur pola hidup yang terorganisir, menerima
kehilangan dan kematian dengan tentram (Mubarak, 2006).
1. Tugas-tugas perkembangan keluarga usia lanjut.
-
Isolasi sosial
Kesepian
G. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu
mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama
mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat
ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).
Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya
secara
perlahan-lahan
(graduil)
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi secara
normal, ketahanan terhadap injuri termasuk adanya infeksi (Paris Contantinides,
1994).
4
transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein atau enzim.
Kesalahan ini terjadi terus-menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi
organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga
terjadi penurunan kemampuan fungsional sel.
2. Teori nongenetik
Teori penurunan sistem imun tubuh merupakan mutasi yang berulang dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri
(self recognition). Jika mutasi yang merusak membrane sel, akan menyebabkan sistem
imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Dalam proses metabolisme tubuh,
diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh, tambahan
kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan sejak itu terjadi kelainan
autoimun.
Teori kerusakan akibat radikal bebas, teori radikal bebas dapat terbentuk di alam
bebas dan didalam tubuh karena adanya proses metabolisme atau proses pernapasan
didalam mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak
stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif
mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau
perubahan dalam tubuh.
Radikal bebas yang terdapat dilingkungan seperti :
-
Asap rokok
Radiasi
3. Teori sosiologis
a. Teori interaksi sosial teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak
pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.
Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci
mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi.
6
Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan
mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut usia.
Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil
dari usia pertengahan sampai lanjut usia.
personalitas
yang
dimilikinya.
Teori
ini
mengemukakan
adanya
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
Pengkajian dilakukan pada hari Selasa, tanggal 11 Sepetember 2013 di rumah keluarga
Tn. F pada pukul 15.00 WIB. Hasil pengkajian menyebutkan bahwa pada kelurga Tn. F
memiliki 4 anggota keluarga yang terdiri dari istri, anak, dan menantu. Saat ini anak
pertama Tn. F sudah menikah sedangkan 1 anaknya yang lain belum, dari segi pekerjaan,
anak-anak Tn. F semuanya sudah bekerja.
1. Data Identitas
a. Nama KK
: Tn. F
b. Nama Klien
: Tn. F
c. Umur
: 75 Tahun
d. Pendidikan
: STM
e. Pekerjaan
: Pensiunan PNS
f. Alamat
: Palembang
g. Komposisi Keluarga
No
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
Hub
dgn Umur
Tn. F
Ny. P
Nn. A
Tn. H
Tn. A
KK
Suami
Istri
Anak
Menantu
Anak
74 th
61 th
30 th
32 th
29 th
L/P
Status
Pendidikan
Pekerjaan
L
P
P
L
L
Perkawinan
Kawin
Kawin
Kawin
Kawin
Tdk kawain
STM
SMU
SLTA
SLTA
SLTA
P. PNS
IRT
Tdk Bkrj
Swasta
POLRI
Ket
Keterangan :
: laki-laki
: pasien
: perempuan
: tinggal serumah
2. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. F merupakan keluarga .. yang terdiri dari suami dan istri serta
anak.
3. Suku Bangsa
Tn. F dan Ny. P berasal dari suku yang sama yaitu suku Palembang. Budaya
keluarga Tn. F mengikuti kebiasaan sserta budaya suku Palembang.
4. Agama
Di dalam keluarga Tn. F beragama Islam. Seluruh anggota keluarga selalu
menunaikan ibadah sholat 5 waktu. Kegiatan sholat berjamaah sering keluarga
lakukan dirumah dengan dipimpin oleh kepala keluarga yaitu Tn. F
5. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. F seorang pensiunan POLRI, sedangkan Ny. P seorang ibu rumah tangga.
Penghasilan keluarga kurang lebih Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 tiap bulannya.
Keluarga mengganggap penghasilan ini sudah cukup untuk mencukupi kehidupan
sehari-hari.
Keluarga
tidak
mempunyai
tanggungan
yang
berat
untuk
menyekolahkan anak, karena anaknya yang kuliah tinggal satu dan itupun sambil
bekerja. Anak pertama sudah menikah, sehingga sudah tidak menjadi tanggungan
keluarga lagi.
6. Aktifitas rekseasi sehari-hari
Rekreasi sering dilakukan oleh keluarga, namun tidak terjadwal. Kalau tidak ada
acara keluar, keluarga menikmati hari libur dengan santai bersama dirumah. Untuk
kegiatan olahraga bersama jarang sekali dilakukan. Hanya Tn. F setiap pagi
melakukan olahraga jogging keliling komplek rumahnya.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. F sekarang pada tahap keluarga dengan lansia akhir
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Mempersiapkan anak terakhir untuk mandiri, sekarang sudah bekerja dam
mempersiapkan untuk menikah.
9
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Tn. F berukuran 12x10m2 terdiri dari lima buah kamar tidur, tiga
kamar mandi, satu ruang makan, ruang tamu, dapur, gudang. Lantai rumah tekel,
penerangan listrik kurang. Pembuangan sampah dengan cara dikumpulkan kemudian
diambil oleh petugas. Pembuangan limbah melalui saluran selokan. Tiap ruangan
dalam rumah terdapat jendela sebagai ventilasi, sinar matahari bisa masuk kedalam
rumah, barang-barang perabotan terlihat berantakan, terdapat halaman yang
digunakan untuk santai. Sumber air menggunakan dari PAM.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga keluarga Tn. F pada umumnya bekerja sebagai pegawai dan swasta. Jarak
rumah mereka berdekatan. Ikatan antar keluarga baik, saling tolong menolong masih
menjdai kebiasaan di wilayah tersebut.
3. Mobilitas geografis keluarga
10
Keluarga Tn. F hidup serumah dengan anggota keluarganya. Keluarga belum pernah
berpindah rumah ke tempat lain. Sarana transfortasi yang digunakan keluarga adalah
sepeda motor.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga biasanya bertemu pada saat makan malam. Makan malam biasanya
dilakukan bersama sehingga anggota keluarga semuanya dapat berkumpul yang
biasanya dilanjutkan nonton Tv bersama jika tidak ada kepentingan dari masingmasing anggota keluarga. Interaksi dengan masyarakat melalui keikutsertaan anggota
keluarga dalam arisan atau pengajian baik bapak-bapak maupun ibu-ibu yang
dilaksanakan sebulan sekali.
5. System pendukung keluarga
Dalam keluarga terdapat system pendukung yang sifatnya positif maupun negative.
Yang positif diantara bila ada masalah dalam keluarga biasanya dibicarakan bersama
dan terbuka, rasa saling memaafkan yang tinggi, ada rasa saling mengasihi dalam
anggota keluarga, hubungan antar anggota keluarga cukup baik, keluarga
menanamkan pola hidup sederhana, keluarga melatih rasa tanggung jawab pada anak
yang lebih besar untukikut memperhatikan adiknya. Sedangkan yang negative,
kadang-kadang Tn. F mudah marah jika ada persoalan tertentu, kadang sensitive,
terlalu dominan saat pengambilan keputusan.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang biasa digunakan adalah menggunakan bahasa Palembang.
Komunikasi keluarga bersifat terbuka satu sama lain dan dua arah. Sehingga apabila
ada masalah akan cepat terselesaikan dengan adanya partispasi dari seluruh anggota
keluarga. Tetapi antara Yn. F dan Ny. P kdanga ada beberapa hal yang tidak
dikomunikasikan dengan baik. Khususnya masalah kebutuhan seksual diantara
pasangan tidak pernah dikomunikasikan secara terbuka.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keliuarga dari pihak suami/istri keduanya saling menghargai dan mendukung.
Anak-anak cukup patuh pada orang tua. Pengambilan keputusan terletak pada kepala
keluarga yaitu Tn. F
3. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. F berperan sebagai kepala keluargadan pencari nafkah untuk keluarga. Sedangkan
Ny. P berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi keluarga dan anak-anaknya.
Anaknya juga membantu mencari nafkah. Peran Tn F dan Ny P sebagai suami istri
11
12
Keluarga kurang begitu paham tentang cara memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat. Mereka menganggap sanitasi yang buruk tidak begitu berpengaruh terhadap
kesehatan. Karena keluarga Tn F sudah terbiasa tinggal ditempat seperti ini.
Penempatan perabotan yang tidak rapi, rumah yang pengap dan lembab, serta
lingkungan rumah yang kotor.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga belum memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat untuk
mengatasi masalah hipertensi.
4. Fungsi reproduksi
Tn F memiliki 2 orang anak 1 perempuan dan 1 laki-laki. Dimana anak pertama sudah
menikah. Masalah seksual antara Tn F dan Ny P ada sedikit masalah. Tn F dan Ny P
mengatakan akhir-akhir ini jarang sekali melakukan hubungan seks lagi. Karena jika
Tn F agak sibuk dengan urusannya maka kebutuhan seksual agak terabaikan dan Ny P
hanya diam saja karena malu untuk membicarakannya. Ny P mengatakan selama ini
yang lebih menentukan masalah hubungan seksual adalah suaminya sedangkan
dirinya merasa malu mengungkapkan keinginannya karena selama ini Tn F yang lebih
dominan. Selama ini mereka jarang mengkomunikasikan masalah ini.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga merasa masalah kesehatan yang ada yaitu akhir-akhir ini Tn F merasa sering
pusing tapi hanya sedikit dan hal ini membuat keluarga cukup stress. Sedangkan
stressor jangka panjang yaitu masalah kemandirian anak-anaknya (tahap pernikahan).
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor / situasi
Keluarga berupaya mengatasi berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga.
Keluarga berusaha mengatasi masalah/stress dengan membelikan penghilang rasa
pusing di apotik. Membina hubungan kominukasi yang baik dan mempergunakan
uang hanya untuk keperluan yang penting saja.
3. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan dengan memecahkan masaah bersama-sama seluruh anggota
keluarga.
4. Harapan keluarga pasa perawat
Keluarga berpendapat bahwa perata dapat membantu menyelesaikan masalah di
keluarga khususnya tentang keluhan yang sering dialami Tn F.
5. Persepsi keluarga terhadap perawat
Selama ini keluarga menerima dengan baik terhadap petugas kesehatan yang dating.
6. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang dihadapi
Perawat dapat membantu menyelesaikan permasalah yang muncul di keluarga Tn F.
G. Pemeriksaan Fisik
13
Px. Fisik
TD
Tn. F
150/95
Ny. P
120/80
Tn. H
110/80
Nn. A
110/70
Tn. A
110/70
N
RR
Kepala
Rambut
mmHg
94 x/m
18 x/m
Bulat
Beruban,
mmHg
84 x/m
16 x/m
Bulat
Beruban,
mmHg
80 x/m
16 x/m
Bulat
Bersih
mmHg
84 x/m
16 x/m
Bulat
Berish
mmHg
80 x/m
16 x/m
Bulat
Bersih
Konjungtiva
Sklera
bersih
bersih
Tidak anemis Tidak anemis
Tidak ikhterik Tidak
Hidung
Telinga
Mulut
ikhyerik
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
Leher
lembab
Tidak
Dada
lembab
ada Tidak
lembab
ada Tidak
lembab
ada Tidak
lembab
ada Tidak
ada
pembesaran
pembesaran
pembesaran
pembesaran
pembesaran
kelenjar
kelenjar
kelenjar
kelenjar
kelenjar
tidroid
Tidak
suara
tidroid
ada Tidak
tidroid
ada Tidak
nafas suara
tambahan,
nafas suara
tambahan,
tidroid
ada Tidak
nafas suara
tambahan,
tidroid
ada Tidak
nafas suara
tambahan,
ada
nafas
tambahan,
detak jantung detak jantung detak jantung detak jantung detak jantung
Abdomen
reguler
Simetris,
tidak
Ektremitas
ada tidak
regular
Simetris,
ada tidak
regular
Simetris,
ada tidak
regular
Simetris,
ada tidak
ada
nyeri tekan
nyeri tekan
nyeri tekan
nyeri tekan
nyeri tekan
Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada
varies,
Kulit
Turgor kulit
Keluhan
regular
Simetris,
tidak varies,
ada edema
Sawo matang
Baik
Merasa
tidak varies,
ada edema
Sawo matang
Baik
tidak varies,
ada edema
Sawo matang
Baik
ada edema
Sawo matang
Baik
pusing,
tengkuk agak
berat
H. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
1. Riwayat kesehatan keluarga dahulu
Tidak ada riwayat dalam keluarga penyakit DM, hipertensi dan jantung.
14
tidak varies,
tidak
ada edema
Sawo matang
Baik
J. Analisa Data
DATA
DS :
-
Masalah Keperawatan
Resiko terjadi gangguan perfusi jaringan
hipertensi
Keluarga
mengatakan
juga
tidak
15
DO :
-
DS :
-
terasa berat
Keluarga mengatakan tidak tahu cara
belum
ketidakmampuan
keluarga
memodifikasi
K. Scoring Masalah
1. Resiko terjadi gangguan perfusi jaringan serebral pada Tn. F b.d ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.
Kriteria
1. sifat masalah :
Skor
3/3x1
Total
1
tidak sehat
2.
tekanan
kemungkinan
masalah
diubah
Pembenaran
Tn. F saat ini menderita hipertensi dengan
1/2x2
darah
150/90
mmHg
yang
dapat
hanya
sebagian
kembali
normal
dengan
perawatan
dicegah
2/3x1
2/3
cukup
4.
menonjolnya
masalah
2/2x1
harus
seperti semula
Keluarga menyadari mempunyai masalah
kesehatan yang harus diatasi karena
segera ditangani
keluarga
beranggapan
kesehatan
itu
sangatlah penting
Jumlah
3 2/3
2. Resiko injuri b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya injuri
pada penderita hipertensi.
Kriteria
1. sifat masalah :
Skor
2/3x1
Total
2/3
ancaman kesehatan
2.
kemungkinan
2/2x2
masalah
dapat
diubah : sebagian
3. potensial masalah
Pembenaran
Perlu adanya penatalaksanaan
Dengan tersedianya sumber daya keluarga
dapat dilakukan intervensi perawatan
3/3x1
Masalah
untuk
kemungkinan
untuk dicegah :
dapat
4.
menonjolnya
0/2x1
dilakukan
dicegah
dengam
intervensi
terhadap injuri
3 2/2
L. Masalah Keperawatan
1. Resiko terjadi gangguan perfusi jaringan serebral pada Tn F b.d ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.
2. Resiko injuri b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya injuri
pada penderita hipertensi.
17