( BAPEPAM-LK )
DAFTAR ISI
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
XIV.
31
31
32
32
33
33
33
34
34
36
36
37
44
44
45
46
48
48
48
49
50
51
51
52
52
52
53
54
54
55
55
55
57
59
62
63
63
64
72
72
73
I.
1.
Negara
31 Desember
2009
29 Desember
2010
Perubahan
(%)
Indonesia
Thailand
Filipina
Korea Selatan
Malaysia
India
Singapura
Taiwan
Hongkong
China
Jepang
Australia
China
2.534,36
734,54
3.052,68
1.682,77
1.272,78
17.464,81
2.897,62
8.188,11
21.872,50
1.201,34
10.546,44
4.870,60
3.277,14
3.699,22
1.034,59
4.199,31
2.043,49
1.524,34
20.256,03
3.207,91
8.866,35
22.969,30
1.255,66
10.344,54
4.775,20
2.751,53
45,96
40,85
37,56
21,44
19,77
15,98
10,71
8,28
5,02
4,52
1,91
1,96
16,04
2.
3.
Transaksi Obligasi
Berdasarkan data dari sistem Penerimaan Laporan Transaksi Efek (PLTE), total nilai
pelaporan dan tingkat kepatuhan pelaporan partisipan periode 4 Januari s/d. 28
Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Halaman 1
Instrumen
1.
2.
3.
Total Nilai
Pelaporan
1.497.805,18
(Milyar Rp)
Rata-rata Nilai
Pelaporan Harian
6.113,49
1.465.267,35
5.980,68
12.690,54
51,80
4.
65.856,50
268,80
5.
19.847,28
81,01
6.
86.658,55
353,71
7.
2.097,45
8,56
8.
174,00
0,71
Catatan :
*) Surat Berharga Negara terdiri dari Obligasi Negara (FR & VR), ORI, SPN, SBSN
**) Surat Utang Negara terdiri dari Obligasi Negara (FR & VR), SPN dan ORI
II.
1.
Uraian
Emisi HMETD
31 Des 2009
29 Des 2010
12 emiten
22 emiten
83,33
Rp.3,72 triliun
Rp.29,30 triliun
687,37
14 emiten
31 emiten
121,43
Rp.48,67 triliun
349,39
28 emiten
24 emiten
-14,29
Rp.34,70 triliun
23,53
8 emiten
2 emiten
-75,00
-60,67
Halaman 2
mendapat izin dari Bapepam-LK. Adapun evaluasi tersebut mencakup antara lain
perkembangan dana kelolaan, permodalan, kompetensi sumber daya manusia,
kecukupan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan Manajer Investasi, strategi
manajemen risiko atas pelaksanaan kegiatan Manajer Investasi, kecukupan fungsifungsi Manajer Investasi, dan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC).
Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui kesiapan Manajer Investasi terhadap
pemenuhan Peraturan Nomor V.A.3 dan Peraturan Nomor V.D.11 serta Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 153/PMK.010/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang
Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek dimana Manajer Investasi
diwajibkan untuk mempunyai modal disetor sebesar Rp. 25 miliar dengan ketentuan:
a. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2010 wajib memiliki modal disetor paling
sedikit sebesar Rp10.000.000.000,00;
b. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2011 wajib memiliki modal disetor paling
sedikit sebesar Rp20.000.000.000,00;
c. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2012 wajib memiliki modal disetor paling
sedikit sebesar Rp25.000.000.000,00.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pada
Manajer Investasi, Bapepam-LK bekerja sama dengan Australasian Compliance
Institute (ACI) melakukan workshop Developing Compliance Plan for Investment
Managers. Dengan diadakannya workshop diharapkan terdapat peningkatan
pemahaman Manajer Investasi atas strategi manajemen risiko dan strategi kepatuhan
yang harus disusun oleh Manajer Investasi dalam rangka memenuhi Peraturan Nomor
V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek Sebagai Manajer Investasi.
Salah satu hasil dari serangkaian proses penataan Manajer Investasi yang telah
dilakukan selama tahun 2010 tersebut adalah dengan dicabutnya Keputusan Ketua
Bapepam-LK nomor KEP-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin
Usaha Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi.
Dengan demikian maka per tanggal 9 Desember 2010, perusahaan yang akan
melakukan kegiatan usaha di bidang Manajer Investasi dapat kembali mengajukan
permohonan izin usaha ke Bapepam-LK.
Selanjutnya dari sisi produk pengelolaan investasi, selama tahun 2010 terjadi
pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Melanjutkan tren pada tahun 2009 jumlah
Reksa Dana sampai dengan tanggal 28 Desember 2010 mengalami peningkatan dari
672 Reksa Dana pada akhir Desember 2009 menjadi 714 Reksa Dana (termasuk di
dalamnya 97 Reksa Dana Penyertaan Terbatas) atau mengalami peningkatan sebesar
6,25%. Sementara itu, Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan jumlah Unit Penyertaan Reksa
Dana juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. NAB Reksa Dana (belum
termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas) meningkat dari Rp 116,73 triliun pada
akhir Desember 2009 menjadi Rp 142,81 triliun pada tanggal 28 Desember 2010 atau
meningkat sebesar 22,34%. Sedangkan jumlah Unit Penyertaan Reksa Dana
meningkat dari 69,98 miliar unit pada akhir Desember 2009 menjadi 81,59 miliar unit
atau meningkat sebesar 16,6%.
Dalam rangka meningkatkan kepastian hukum bagi Manajer Investasi yang melakukan
pengelolaan Portofolio Efek untuk kepentingan nasabahnya (Kontrak Pengelolaan
Dana), pada tahun 2010 Bapepam-LK telah menerbitkan Peraturan Nomor V.G.6
tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek untuk Kepentingan Nasabah Secara
Individual. Peraturan ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi Manajer
Investasi dalam memberikan jasa pengelolaan dana kepada para nasabah dengan
berdasar pada prinsip kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko.
Halaman 3
Jumlah
101
63
27
93
282
1
8
10
16
13
1
2
97
714
Rp 26,392 triliun
Rp 44,769 triliun
Rp 7,388 triliun
Rp 17,743 triliun
Rp 42,120 triliun
Rp 0,177 triliun
Rp 0,515 triliun
Rp 1,625 triliun
Rp 0,901 triliun
Rp 0,692 triliun
Rp 0,080 triliun
Rp 0,409 triliun
Rp 28,117 triliun
Rp 170,928 triliun
Catatan:
a. Reksa Dana Penyertaan Terbatas merupakan Reksa Dana yang khusus
ditawarkan secara terbatas kepada Pemodal Profesional dan tidak ditawarkan
melalui Penawaran Umum. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Penyertaan Terbatas
dilaporkan setiap 3 bulan sekali.
b. Pada tahun 2010 Bapepam-LK juga telah memberikan pernyataan efektif terhadap
Efek Beragun Aset (EBA) yang ketiga, yaitu EBA Danareksa BTN01 KPR, yang
diterbitkan oleh PT. Danareksa Investment Management. Seperti halnya 2 EBA
sebelumnya, EBA kali ini juga merupakan transaksi sekuritisasi atas tagihan KPR
milik PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. dengan total nilai sekuritisasi
mencapai sekitar Rp 750 miliar.
Selama periode tahun 2010 Bapepam-LK juga telah memberikan:
-
Pernyataan Efektif kepada 144 Reksa Dana yang meliputi 26 Reksa Dana
Konvensional dan 118 Reksa Dana Terproteksi, dengan perincian sebagai berikut:
Reksa Dana Konvensional
No
No
14
Lautandhana Liquid
15
16
Cipta Dinamika
Halaman 4
17
18
19
20
21
Pratama Equity
22
10
23
11
24
12
25
13
26
No
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
11
70
12
71
13
72
14
73
74
75
10
15
16
17
18
19
20
76
77
78
79
Halaman 5
Pendapatan Berkala 19
21
80
22
81
23
82
24
83
25
84
26
85
27
86
88
30
89
31
90
32
91
33
92
34
93
94
95
Nikko Terproteksi I
96
97
28
29
35
36
37
38
87
39
98
40
CIMB-Principal CPF X
99
41
100
42
101
43
102
44
103
45
104
46
105
47
106
48
107
49
108
50
109
110
111
112
51
52
53
Halaman 6
54
56
CIMB-Principal CPF CB I
Danareksa Proteksi Melati Optima
XVIII
Batavia Proteksi Utama 5
57
58
55
59
113
114
115
Danareksa Proteksi II
116
HPAM Proteksi-2
117
118
No
70
71
Fortis Protekplus IX
72
73
74
Makinta Fleksi
75
Jisawi Mix
76
Optima Seimbang
77
Optima Likuid
78
Telur Emas
10
79
Valbury Terproteksi II
11
80
Capital Fleksi
12
81
13
82
14
83
Optima Dollar
15
Dhanawibawa Progresif
84
16
85
17
86
18
87
19
88
20
89
21
90
22
91
23
92
24
93
25
94
Batavia Obligasi
26
NISP Proteksi
95
27
96
28
97
Cipta Proteksi I
29
98
Halaman 7
30
99
Optima Stabil
31
Premier Fixed
100
32
101
Saham BUMN
33
102
Synergy Stabil
103
104
105
106
MSAM Gemilang
107
Valbury Terproteksi I
108
109
34
35
36
37
38
39
40
41
110
42
Optima Obligasi
111
43
112
44
113
45
114
46
115
116
117
Terproteksi Prima
118
119
47
48
51
120
52
121
53
122
54
123
55
124
56
125
57
126
58
127
59
128
Bangun Indonesia
60
129
61
130
62
131
63
132
Ekofix
49
50
Halaman 8
3.
64
Universitas Indonesia
133
Ekomix
65
134
66
135
67
136
68
137
69
138
2.
3.
4.
Uraian
Jumlah
10
558
27
2
2
2
8
478
36
44
11
4
12
Catatan:
- Hingga akhir tahun 2010 total jumlah Perusahaan Efek yang telah memiliki ijin
usaha sebagai PPE dan PEE dari Bapepam-LK tercatat 157 Perusahaan Efek.
- Selama tahun 2010 Bapepam-LK mengeluarkan 2 ijin usaha baru untuk
Perusahaan Efek yaitu:
1. PT Woori Korindo Securities Indonesia sebagai Penjamin Emisi Efek melalui
Kep-01/BL/PEE/2010 tanggal 18 Agustus 2010.
2. PT Valbury Asia Securities sebagai Penjamin Emisi Efek melalui Kep02/BL/PEE/2010 tanggal 24 Agustus 2010.
dan mengeluarkan 2 ijin usaha untuk Perusahaan Efek baru yaitu:
1. PT Capital Bridge Indonesia sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep01/BL/PPE/2010 tanggal 2 Nopember 2010.
2. PT Garuda Nusantara Capital sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep02/BL/PPE/2010 tanggal 10 Nopember 2010.
- Selama tahun 2010 Bapepam-LK telah mencabut ijin untuk Perusahaan Efek
sebagai berikut:
1. PT Capital One sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep-27/BL/2010
tanggal 19 Februari 2010.
Halaman 9
2.
4.
Perijinan lainnya.
a. Penasihat Investasi
Halaman 10
Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak memberikan ijin baru sebagai Penasihat
Investasi dikarenakan sedang dilakukannya revisi peraturan terkait Perijinan
Penasihat Investasi.
b. Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dan Wakil Agen Penjual Efek Reksa
Dana (WAPERD)
Selama tahun 2010, Bapepam-LK memproses 2 pengajuan ijin baru APERD yaitu
PT. Bank Chinatrust dan PT. Bank Windu Kentjana namun belum dapat
mempertimbangkan kedua pengajuan ijin tersebut. Sementara itu pada periode
yang sama 5 APERD mengembalikan ijin yaitu PT. Bank Bumiputera, Deutsche
Bank A.G, PT. Bank Victoria Internasional, PT. Bank Mayapada, dan PT. RBS
ABN Amro Bank sehingga jumlah seluruh APERD sampai dengan Desember 2010
sebanyak 22 Bank.
Pemegang izin orang perseorangan sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana
(WAPERD) mengalami pertumbuhan dari 21.152 orang pada tahun 2009 menjadi
23.327 orang atau mengalami kenaikan sebesar 10,3%.
Pada tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan pencabutan izin WAPERD dari
tahun 1997-2002 secara keseluruhan sebanyak 2.248 orang atau sebesar 9,6%
dari seluruh pemegang izin WAPERD, pencabutan ini dilakukan secara bertahap
sesuai dengan ketentuan Peraturan Nomor V.B.2 Tentang Permohonan Izin Wakil
Agen Penjual Efek Reksa Dana.
5.
III.
Halaman 11
1.
2.
3.
4.
5.
Tentang
Penerapan Prinsip Dasar
Penyelenggaraan Usaha
Asuransi dan Usaha Asuransi
Dengan Prinsip Syariah
Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah Bagi Lembaga
Keuangan Non Bank
Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan Bagi Calon pengurus
Dana Pensiun Pemberi Kerja
dan Calon Pelaksana Tugas
Pengurus Dana Pensiun
Lembaga Keuangan
Pemeriksanaan Perusahaan
Perasuransian
Bentuk, Susunan, Dan
Penyampaian Laporan
Keuangan Triwulanan Dan
Laporan Kegiatan Usaha
Semesteran Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur
Tentang
1.
2.
Halaman 12
3.
1.
2.
3.
4.
5.
PER-02/BL/2010 tanggal 14
September 2010
Tentang
Ketentuan Umum dan Kontrak
Perwaliamanatan Efek Bersifat
Utang
Pengeluaran Saham Biasa
Dengan Nilai Nominal Berbeda
Tentang
1.
2.
3.
Pengendalian Internal
Halaman 13
5.
Tentang
1.
Halaman 14
3)
4)
5)
6)
Halaman 15
Halaman 16
Halaman 17
Halaman 18
24) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Investindo Nusantara Sekuritas, di Polrestabes Semarang pada tanggal 14
Desember 2010.
IV.
AKTIVITAS PENGAWASAN
1.
Nama Perusahaan
No.
Nama Perusahaan
1.
6.
2.
PT Meadow Indonesia
7.
3.
8.
4.
9.
5.
10.
Nama Perusahaan
No.
Nama Perusahaan
1.
7.
2.
8.
PT Petrosea Tbk.
3.
9.
4.
10.
5.
11.
6.
12.
Halaman 19
No.
Nama Semula
Nama Baru
1.
2.
f.
Nama Perusahaan
No.
Nama Perusahaan
1.
4.
2.
5.
3.
6.
53 emiten melakukan transaksi afiliasi dan atau transaksi yang mengandung unsur
Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, yaitu:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Nama Perusahaan
No.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
PT Dynaplast Tbk.
PT AKR Corporindo Tbk.
PT Central Proteinaprima Tbk.
PT SMART Tbk.
PT Bayan Resources Tbk.
PT Barito Pacific Tbk.
34.
PT HM Sampoerna Tbk.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
42.
43.
44.
45.
46.
50.
51.
52.
41.
47.
48.
49.
Nama Perusahaan
Halaman 20
26.
27.
Tbk.
PT Bank Mayapada Tbk.
PT Nusantara Infrastruktur Tbk.
53.
Nama Perusahaan
No.
Nama Perusahaan
1.
7.
2.
8.
3.
9.
4.
PT Agis Tbk.
PT Inter Delta Tbk.
10.
5.
11.
6.
i.
No.
Nama Perusahaan
1.
7.
2.
8.
3.
9.
PT Cipendawa Tbk
4.
10.
5.
11.
6.
12.
j.
Nama Perusahaan
Nama Perusahaan
PT Jaya Real Property Tbk.
PT Global Mediacom Tbk.
PT Kalbe Farma Tbk.
PT Argha Karya Prima Industry Tbk.
PT Kageo Igar Jaya Tbk.
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
PT Media Nusantara Citra Tbk.
PT Global Mediacom Tbk.
Keterangan
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
Nama Perusahaan
No.
Nama Perusahaan
1.
PT BNI Securities
4.
2.
PT Bhakti Finance
5.
3.
Halaman 21
2.
3.
Pengawasan Perdagangan
Dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal, Bapepam-LK secara rutin melakukan tugas pengawasan
terhadap kegiatan pasar modal berupa pemantauan transaksi perdagangan saham
harian terhadap 421 emiten dan 39 waran, serta perdagangan obligasi meliputi
obligasi perusahaan (corporate bonds) sebanyak 287 seri dan Surat Berharga Negara
sebanyak 95 seri disamping juga melakukan pengawasan terhadap perdagangan
Kontrak Opsi Saham (KOS) dan Exchange Trade Funds (ETF).
Selanjutnya Bapepam-LK juga telah melakukan penelaahan dan pemeriksaan teknis
terhadap dugaan transaksi tidak wajar. Penelaahan dan pemeriksaan teknis dilakukan
guna memperoleh petunjuk awal yang memadai sehingga dapat dilanjutkan
pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah menyelesaikan penelaahan dan
pemeriksaan teknis terhadap indikasi perdagangan tidak wajar atas sejumlah kasus
dengan rincian:
Halaman 22
5.
Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Efek Reksa Dana
Pada tahun 2010, Bapepam-LK melakukan pemeriksaan terhadap 28 Manajer
Investasi. Dari 28 Manajer Investasi yang dilakukan pemeriksaan kepatuhan, 6
Manajer Investasi diberikan sanksi pembatasan kegiatan usaha dan 3 Manajer
Investasi dilimpahkan kepada Biro Pemeriksaan dan Penyidikan untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut karena diduga melakukan tindakan pelanggaran atas
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bapepam-LK juga melakukan
pemeriksaan kepatuhan terhadap penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) oleh
Manajer Investasi.
Pemeriksaan kepatuhan terhadap APERD pada tahun 2010 dilakukan terhadap 21
APERD pada 3 kantor pusat dan 81 kantor cabang APERD yang berada di 18 kota
yaitu Jakarta, Palu, Balikpapan, Semarang, Solo, Denpasar, Surabaya, Makasar,
Bandung, Palembang, Yogyakarta, Jambi, Manado, Lampung, Malang, Batam,
Pekanbaru, dan Banjarmasin. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan dipenuhinya
Peraturan Bapepam-LK serta memastikan kecukupan sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh APERD baik di kantor pusat maupun di kantor cabang. Berdasarkan hasil
pemeriksaan kepatuhan, terdapat 2 APERD yang diberikan sanksi pembekuan
kegiatan usaha, penutupan 1 kantor cabang sebagai penjual Reksa Dana, dan
pemberian sanksi pembinaan.
Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 206 Reksa Dana
termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan Reksa Dana Terproteksi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap Reksa Dana, beberapa Manajer
Investasi selaku pengelola Reksa Dana diberikan sanksi pembinaan berupa perintah
untuk melakukan tindakan tertentu dalam rangka perbaikan pemenuhan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemeriksaan kepatuhan terhadap Bank Kustodian selaku Bank Kustodian Reksa
Dana dilakukan terhadap 1 Bank Kustodian. Selain itu Bapepam-LK juga melakukan
pemeriksaan terhadap 2 Efek Beragun Aset (EBA) yang dilakukan terhadap pihakpihak seperti Manajer Investasi selaku pengelola EBA, Bank Kustodian selaku
Halaman 23
administrator, dan servicer selaku pemberi jasa penagihan di 4 kantor cabang servicer.
Dalam pemeriksaan EBA ditemukan beberapa hal yang harus dilakukan perbaikan
secara administrasi oleh Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan juga Servicer.
V.
PENEGAKAN HUKUM
1.
2.
Pengenaan Sanksi
Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan upaya penegakan hukum,
termasuk didalamnya menetapkan sanksi administratif kepada para pelaku
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Bentuk sanksi
yang ditetapkan cukup beragam, yaitu pencabutan izin usaha, baik kepada institusi
maupun kepada perorangan, pembekuan izin usaha, sanksi denda, serta peringatan
tertulis.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, Bapepam-LK selalu melakukan
paparan publik (melalui press release) atas sanksi yang telah ditetapkan, khususnya
terhadap kasus-kasus yang menjadi perhatian publik. Adapun secara ringkas
penetapan sanksi yang dilakukan sepanjang tahun 2010 adalah sebagai berikut:
a. Sanksi Denda, dengan nilai total sebesar Rp. 12.849.500.000,00 dijatuhkan
kepada 420 Pihak:
- 207 Emiten/PP dengan total denda sebesar Rp. 11.504.700.000,00.
- 65 Manajer Investasi dengan total denda sebesar Rp. 414.500.000,00
Halaman 24
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.
Halaman 25
VI.
Halaman 26
Halaman 27
Halaman 28
yang harus ditanggung oleh Emiten dan Perusahaan Publik serta menghitung
besarnya biaya yang harus ditanggung dalam rangka pemenuhan kewajiban
keterbukaan informasi tersebut.
8. Studi tentang Peran Regulator dan Pihak Terkait dalam Mendorong
Perusahaan Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia
Studi ini bertujuan untuk menyusun database perusahaan yang berpotensi
melakukan IPO serta menetapkan skema sosialisasi bagi perusahaan yang
berpotensi IPO. Dalam studi ini, selain studi kepustakaan, juga dilakukan studi
lapangan dengan melakukan wawancara dan diskusi intensif dengan narasumber
dan beberapa pihak terkait serta melakukan penyebaran kuesioner. Adapun
responden penelitian ini adalah Perseroan Terbatas (PT) yang belum melakukan
Initial Public Offering (IPO) atau belum masuk pasar modal Indonesia. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan Bapepam-LK
dalam membuat kebijakan pengembangan pasar modal Indonesia.
9. Studi tentang Potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai Alternatif Investasi
Studi ini bertujuan untuk memetakan karakteristik Modal Ventura Indonesia
sebagai sumber pembiayaan ekonomi dan melakukan kajian terhadap aspek
potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai alternatif tujuan investasi dalam
Lembaga Keuangan Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan
informasi aspek-aspek pendukung yang mempengaruhi keputusan investasi guna
pengembangan Perusahaan Modal Ventura baik dari sisi internal maupun sisi
eksternal.
10. Studi tentang Potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai
Penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Studi ini dilakukan untuk mengetahui potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD)
untuk bertindak sebagai pendiri Dana Pensiun, khususnya Dana Pensiun Lembaga
Keuangan. Selanjutnya, studi ini juga menganalisis faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya minat BPD untuk menggunakan pengalaman mereka
sebagai pengelola Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan keahlian mereka
dalam mengelola keuangan. Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi untuk
mengembangkan industri Dana Pensiun di Indonesia.
11. Kajian Standar Akuntansi Internasional
Program Konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke
International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi program
nasional, dan ditargetkan bahwa program tersebut akan tercapai pada tahun 2012.
Sebagai regulator di bidang Pasar Modal dan industri keuangan non bank,
Bapepam-LK secara aktif turut mendukung upaya pencapaian target tersebut baik
secara langsung dan tidak langsung. Salah satu hal yang dilakukan Bapepam-LK
adalah melakukan kajian terhadap standar akuntansi internasional yang dijadikan
dasar dalam menyusun PSAK revisi, yaitu International Accounting Standards
(IAS) dan IFRS. Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya Bapepam-LK juga telah
melakukan kajian serupa, dan hasilnya menjadi kontribusi dalam merevisi PSAK 1
tentang Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 22 tentang Kombinasi Bisnis dan
PSAK 53 tentang Pembayaran Berbasis Saham. Untuk tahun 2010 ini BapepamLK melakukan kajian terhadap IAS 33 tentang Earning per Share.
Hasil kajian dimaksud nantinya diharapkan dapat digunakan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia sebagai bahan untuk merevisi
PSAK 56 tentang Laba Per Saham. Selanjutnya, hasil PSAK 56 revisi tersebut
Halaman 29
akan dijadikan acuan dalam merevisi peraturan Bapepam-LK terkait, antara lain
Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
12. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS)
BAS merupakan interpretasi dan praktik terhadap suatu ketentuan di bidang
akuntansi dan auditing yang dilaksanakan oleh staf di biro teknis dan Biro Standar
Akuntansi dan Keterbukaan dalam melaksanakan tugasnya. Pada tahun 2010
dilakukan penyusunan 2 BAS yaitu BAS 12 dan BAS 13.
BAS 12 menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi oleh Emiten
atas transaksi akuisisi suatu entitas yang merupakan entitas sepengendali dari
pembeli siaga dalam penawaran umum terbatas yang dilakukan oleh Emiten
tersebut. Sedangkan BAS 13 menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan
akuntansi atas menara telekomunikasi, apakah diperlakukan sebagai aset tetap
atau properti investasi.
13. Sosialisasi Konvergensi PSAK ke IFRS
Dalam rangka mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS, salah satu hal
yang penting dilakukan adalah sosialisasi dari standar akuntansi yang telah
berbasis IFRS kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utama dari
sosialisasi ini adalah memberikan kesadaran dan pemahaman kepada peserta
bahwa terdapat perubahan atas sejumlah standar akuntansi yang akan berlaku
efektif per 1 Januari 2011. Sampai dengan akhir tahun 2010 Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah menerbitkan 16
PSAK dan 7 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang akan berlaku
efektif per 1 Januari 2010 serta beberapa standar akuntansi lainnya yang akan
berlaku efektif per 1 Januari 2012.
Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan SRO dan asosiasi
industri. Adapun peserta yang menjadi target dari sosialisasi ini adalah perusahaan
yang berada dalam ruang lingkup pengawasan Bapepam-LK, yang meliputi
Emiten, Perusahaan Publik, Perusahaan Efek, Manajer Investasi, Perusahaan
Pembiayaan dan Penjaminan, Perusahaan Perasuransian dan Dana Pensiun. Di
samping itu sosialisasi juga diberikan kepada pegawai Bapepam-LK dan SRO
sebagai regulator yang mengawasi kepatuhan perusahaan dalam menyusun
laporan keuangannya.
Selama bulan Juli sampai dengan November 2010 telah dilaksanakan sebanyak 9
kali sosialisasi yaitu untuk Perusahaan Efek, Manajer Investasi dan Bank
Kustodian, pegawai Bapepam-LK serta SRO, Emiten dan Perusahaan Publik,
Perusahaan Pembiayaan dan Penjaminan, Perusahaan Perasuransian, dan Dana
Pensiun. Program ini direncanakan akan berkelanjutan di tahun 2011, dengan
materi sosialisasi berupa standar akuntansi yang akan berlaku efektif per 1 Januari
2012.
14. Kajian Revisi Peraturan VIII.G.7
Peraturan Nomor VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep06/PM/2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (VIII.G.7) yang
dikeluarkan pada tanggal 13 Maret 2000 merupakan pedoman penyajian laporan
keuangan bagi Emiten dan Perusahaan Publik. Dalam perkembangannya, selama
kurun waktu 2001-2010 telah banyak dilakukan revisi atas PSAK dan ISAK yang
disesuaikan dengan standar akuntansi internasional, yaitu IAS/IFRS. Revisi atas
PSAK yang paling signifikan dilakukan selama tahun 2009 dan 2010, sejalan
dengan target pencapaian konvergensi di tahun 2012.
Halaman 30
Dengan adanya revisi atas PSAK dan ISAK menjadikan beberapa bagian dari
peraturan VIII.G.7 tidak relevan lagi dengan perkembangan standar yang ada.
Untuk itu perlu dilakukan kajian untuk melihat sejauh mana pengaruh dari
perubahan standar akuntansi dimaksud terhadap peraturan VIII.G.7. Adapun fokus
kajian pada tahun 2010 adalah untuk memetakan perubahan PSAK dan ISAK
yang telah diterbitkan dan membandingkannya dengan peraturan VIII.G.7. Hasil
kajian diharapkan akan mempermudah dalam proses revisi peraturan VIII.G.7
yang direncanakan di tahun 2011.
15. Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE)
Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE) merupakan kegiatan
pendukung Strategic Management Office (SMO) Bapepam-LK mengenai
pengembangan infrastruktur Pasar Modal. Penyusunan dilatarbelakangi oleh
adanya keberagaman pencatatan transaksi yang terkait dengan kegiatan yang
dilakukan oleh Perusahaan Efek baik sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara
Pedagang Efek maupun sebagai Manajer Investasi sehingga laporan keuangan
Perusahaan Efek akan sulit diperbandingkan satu sama lain.
Sejalan dengan program konvergensi PSAK ke IFRS, telah banyak standar
akuntansi yang telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan standar
akuntansi internasional. Hal yang paling berpengaruh terhadap Perusahaan Efek
adalah diterbitkannya PSAK 50 dan PSAK 55 yang mengatur pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan terkait instrumen keuangan. Selain itu
pencabutan beberapa PSAK berbasis industri seperti PSAK 42 tentang Akuntansi
Perusahaan Efek yang selama ini dijadikan pedoman bagi Perusahaan Efek
menyebabkan keberadaan PAPE semakin penting sebagai acuan. Kegiatan
penyusunan PAPE dilakukan dengan membentuk tim yang anggotanya berasal
dari Bapepam-LK, SRO serta IAI. Dalam penyusunan PAPE ini Tim dibantu oleh
konsultan yang ditunjuk yaitu Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan.
Sampai dengan akhir 2010 telah disusun draft PAPE, dan diharapkan draft ini akan
diterbitkan sebagai peraturan pada tahun 2011.
16. Partisipasi Bapepam-LK dalam Forum Financial Sector Assessment Program
(FSAP)
Financial Sector Assessment Program (FSAP) merupakan joint program antara
International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. FSAP digunakan sebagai
diagnostic test untuk memetakan kondisi sistem keuangan suatu negara dan
infrastrukturnya serta mengidentifikasi daya tahan/kerentanan sistem keuangan.
FSAP merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh Indonesia sesuai dengan
hasil G-20 Leaders Summit di Washington DC tanggal 15 November 2008. FSAP
di Indonesia dilaksanakan berdasarkan permintaan dari Pemerintah Indonesia
melalui surat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia kepada IMF dan
World Bank pada tanggal 23 Desember 2008. Dengan pelaksanaan FSAP
diharapkan dapat disusun rekomendasi sebagai dasar melakukan reformasi sektor
keuangan dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kebijakan
pemerintah dan Bank Indonesia.
Dalam rangka pelaksanaan FSAP telah dibentuk Tim Pendukung Pelaksanaan
FSAP melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Gubernur
Bank Indonesia Nomor 110/KMK.01/2009 dan Nomor 11/18/KEP.GBI/2009
sebagaimana telah diperpanjang dengan SKB Nomor 73/KMK.01/2010 dan Nomor
12/9A/KEP.GBI/2010. Mengingat bahwa sebagian besar ruang lingkup FSAP di
Kementerian Keuangan terkait dengan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non
Halaman 31
Halaman 32
tersebut maka praktik backdoor listing melalui RTO telah dilakukan di Pasar Modal
Indonesia. Praktik backdoor listing dilakukan melalui serangkaian aksi perusahaan
seperti HMETD, Penggabungan dan Restrukturisasi utang.
Selanjutnya, kajian ini merekomendasikan perlunya penyusunan peraturan khusus
tentang backdoor listing melalui RTO dengan fokus pada kriteria sebagai kategori
backdoor listing melalui RTO, penentuan besaran kriteria dan keterbukaan
informasi disesuaikan dengan keterbukaan perusahaan yang melakukan IPO.
19. Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan
Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan yang dilakukan
tahun 2010 merupakan tindak lanjut dari Penyempurnaan draft tahun 2006 dengan
dukungan Kajian 2009 mengenai Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan.
Penyempurnaan draft tersebut dilengkapi dengan naskah akademik dengan fokus
pengaturan antara lain adalah pembatasan perusahaan yang eligible, perlunya
pengajuan Pernyataan Penerbitan Program yang ditekankan pada aspek
keterbukaan informasi.
20. Kajian Tentang Perilaku Perusahaan Efek yang Menjalankan Kegiatan
Sebagai Perantara Pedagang Efek
Kegiatan ini dilakukan untuk menganalisis penerapan Code of Conduct
Perusahaan Efek mengacu kepada ketentuan International Organization of
Securities Commissions (IOSCO), prinsip Organisation for Economic Co-operation
and Development (OECD), Code dari The Financial Markets Association ACI
Code of Conduct, serta ketentuan dari negara lain dan pengaturan berdasarkan
Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT).
Dari kajian yang dilakukan diketahui bahwa: Prinsip IOSCO dan OECD telah
diimplementasikan atau direfleksikan di peraturan Bapepam-LK, Pengaturan dan
tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris telah mengacu UUPT dan
implementasi kode etik yang masih bersifat umum.
Kajian merekomendasikan bahwa guna meningkatkan integritas pasar maka perlu
diatur secara khusus perilaku Direksi dan Dewan Komisaris untuk meminimalkan
penyalahgunaan kewenangan, penyempurnaan kode etik Perusahaan Efek dan
Wakil Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek serta perlunya
Pendidikan berkelanjutan bagi Direksi dan Dewan Komisaris.
21. Kajian Penyusunan Parameter untuk Mengevaluasi Kegiatan Manajer
Investasi (MI) dalam Mengelola Nasabah
Kajian ini dilakukan dengan menggunakan parameter yang berkaitan dengan
pemenuhan persyaratan perusahaan dalam melakukan kegiatan sebagai Manajer
Investasi untuk mengevaluasi kegiatan MI dalam mengelola dana nasabah.
Metode yang dilakukan dalam kajian ini adalah dengan mengambil data hasil
assessment kegiatan Manajer Investasi oleh Tim Pemeriksa Biro Teknis.
Kajian merekomendasi perlunya penerapan peraturan yang berkaitan dengan
fungsi-fungsi di perusahaan MI disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Selanjutnya perlu adanya kajian lebih lanjut untuk menentukan pemenuhan kriteria
parameter yang lebih tepat sejalan dengan perkembangan perusahaan baik dari
segi dana pengelolaan maupun bisnis conduct-nya.
Halaman 33
Unit
1.
Sekretariat Badan
2.
3.
4.
5.
Revisi
Usulan
Baru
Jumlah
16 SOP
6 SOP
22 SOP
2 SOP
2 SOP
1 SOP
1 SOP
1 SOP
1 SOP
5 SOP
5 SOP
Halaman 34
6.
Keterbukaan
Biro Kepatuhan Internal.
2 SOP
2 SOP
Total
18 SOP
15 SOP
33 SOP
Halaman 35
Halaman 36
Kajian ini bertujuan untuk mengkaji tentang penerapan aspek syariah yang
menyangkut pengaturan, pengawasan, mekanisme dan struktur sekuritisasi
aset serta kemungkinan penerbitannya di Pasar Modal Indonesia. Hasil kajian
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi regulator dalam rangka menyusun
kebijakan terkait dengan pengembangan produk syariah di bidang Pasar Modal
khususnya menyangkut Sekuritisasi Aset Syariah (EBA Syariah) sehingga
dapat dijadikan sebagai alternatif pembiayaan bagi perusahaan dan sarana
investasi bagi investor di Pasar Modal.
Bapepam-LK juga telah menyelesaikan kajian Pasar Sekunder untuk Efek
Syariah di Pasar Modal. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme
perdagangan Efek Syariah di Pasar Modal yang sesuai dengan prinsip syariah.
Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pimpinan
Bapepam-LK dalam rangka melakukan pengaturan mekanisme perdagangan
Efek Syariah di Pasar Modal.
c. Sosialisasi Penerapan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal
Sosialisasi penerapan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal merupakan
program berkelanjutan yang dilakukan oleh Bapepam-LK dalam rangka
akselerasi pengembangan Pasar Modal Syariah. Program tersebut
diselenggarakan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait baik internal
Bapepam-LK maupun pihak eksternal. Program Sosialisasi yang telah
dilaksanakan selama Tahun 2010 antara lain sebagai berikut:
1). Melakukan kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dalam rangka
pengembangan Pasar Modal Syariah dengan mengadakan Seminar Pasar
Modal Syariah Potensi Pengembangan Sukuk Korporasi di Indonesia
pada tanggal 6 Juli 2010;
2). Kegiatan sosialisasi ke masyarakat khususnya terkait Reksa Dana Syariah
yang diadakan di Banjarmasin, Solo, Batam, Surabaya dan Manado;
3). Diskusi Terbatas dengan Manajer Investasi dan Penjamin Emisi Efek;
4). Kegiatan sosialisasi kepada civitas akademika (kampus) baik yang
diadakan di Bapepam-LK maupun melalui kunjungan langsung ke kampuskampus di daerah antara lain Yogjakarta, Purwokerto, Semarang, Gresik
dan Bandung;
5). Sosialisasi melalui kegiatan acara pameran Investor Summit yang
diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10-11 November
2010; dan
6). Melakukan kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dalam rangka
pengembangan Pasar Modal Syariah dengan mengadakan Edukasi dan
Sosialisasi Pasar Modal Syariah yang diselenggarakan di Jakarta,
Makassar dan Yogyakarta pada bulan Desember 2010.
2. Perkembangan Produk Syariah di Pasar Modal
Selama tahun 2010 terdapat 3 sukuk yang diterbitkan oleh 2 Emiten yang
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK dengan total nilai emisi dari
penerbitan sukuk tersebut sebesar Rp 700,00 miliar. Secara kumulatif, sampai
dengan Desember 2010 jumlah sukuk yang telah diterbitkan mencapai 46 sukuk,
meningkat sebesar 6,98 % dibanding akhir tahun 2009 yang mencapai 43 sukuk.
Sementara total nilai emisi sukuk mencapai Rp 7,71 triliun pada Desember 2010,
meningkat 9,98 % dibanding akhir tahun 2009 yang mencapai Rp 7,01 triliun.
Selanjutnya, jumlah sukuk yang masih beredar (outstanding) sampai dengan 29
Desember 2010 mencapai 31 sukuk dengan nilai Rp 6,01 triliun. Proporsi jumlah
Halaman 37
sukuk mencapai 14,83% dari total Jumlah Efek bersifat utang yang beredar, hal ini
meningkat jika dibandingkan dengan akhir tahun 2009 yang baru mencapai
12,12%. Namun dari sisi nilai, proporsi sukuk dari total Efek bersifat utang yang
beredar tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 3%.
Dalam periode yang sama, terdapat 6 Reksa Dana Syariah yang memperoleh
pernyataan Efektif dari Bapepam-LK. Secara kumulatif sampai dengan 28
Desember 2010 terdapat 48 Reksa Dana Syariah, meningkat sebesar 6,5 %
dibanding akhir tahun 2009 yang berjumlah 46 Reksa Dana. Proporsi jumlah
Reksa Dana Syariah mencapai 7,8% dari total Reksa Dana yang aktif, menurun
dibandingkan akhir tahun 2009 yang mencapai 8,2%.
Ditinjau dari Nilai Aktiva Bersih (NAB), total NAB Reksa Dana Syariah pada
Desember 2010 mencapai Rp 5,17 triliun, meningkat 9,71 % dari NAB akhir tahun
2009 sebesar Rp 4,63 triliun. Proporsi NAB Reksa Dana Syariah terhadap total
NAB Reksa Dana sebesar 3,56 %, menurun dibandingkan pada akhir tahun 2009
yang mencapai 4,09%.
Sukuk yang masih Beredar
Per 29 Desember 2010
Struktur/
Akad
Nama Penerbit
Efek
Tanggal
Efektif
Tanggal
Jatuh
Tempo
OS Ijarah Indosat
Tahun 2005
Ijarah
PT Indosat Tbk
13-Jun05
21-Jun11
285.000.000.000
OS Ijarah PLN I
Tahun 2006
Ijarah
PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)
12-Jun06
21-Jun16
200.000.000.000
Sukuk Ijarah
Indosat II Tahun
2007
Ijarah
PT Indosat Tbk
29-Mei07
29-Mei14
400.000.000.000
Sukuk Ijarah
Berlian Laju
Tanker Tahun
2007
Ijarah
PT Berlian Laju
Tanker Tbk
5-Jul-07
5-Jul-12
200.000.000.000
Sukuk
Mudharabah I Adhi
Tahun 2007
Mudharabah
PT Adhi Karya
(Persero) Tbk
6-Jul-07
6-Jul-12
125.000.000.000
Ijarah
PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)
10-Jul-07
10-Jul17
300.000.000.000
Sukuk Ijarah
Indosat III Tahun
2008
Ijarah
PT Indosat Tbk
27-Mar08
9-Apr-13
570.000.000.000
Sukuk
Mudharabah I
Mayora Indah
Tahun 2008
Mudharabah
PT Mayora
Indah Tbk
28-Mei08
5-Jun-13
200.000.000.000
No
Nama Sukuk
Nilai Nominal
(Rp)
Halaman 38
Sukuk Ijarah I
Summarecon
Agung Tahun 2008
Ijarah
PT Summarecon
Agung Tbk
13-Jun08
25-Jun13
200.000.000.000
10
Sukuk Ijarah
Aneka Gas Industri
I Tahun 2008
Ijarah
PT Aneka Gas
Industri
26-Jun08
8-Jul-13
160.000.000.000
11
Sukuk Ijarah
Metrodata
Eletronics I Tahun
2008
Ijarah
PT Metrodata
Electronics Tbk
26-Jun08
4-Jul-13
90.000.000.000
12
Sukuk Subordinasi
Mudharabah Bank
Muamalat Tahun
2008
Mudharabah
PT Bank Syariah
Muamalat
Indonesia Tbk
30-Jun08
10-Jul18
314.000.000.000
13
Ijarah
PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)
31-Des08
9-Jan-14
293.000.000.000
14
Ijarah
PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)
31-Des08
9-Jan-16
467.000.000.000
15
Sukuk Ijarah
Matahari Putra
Prima II Tahun
2009 Seri A
Ijarah
PT Matahari
Putra Prima Tbk
1-Mar-09
14-Apr12
90.000.000.000
16
Sukuk Ijarah
Matahari Putra
Prima II Tahun
2009 Seri B
Ijarah
PT Matahari
Putra Prima Tbk
1-Mar-09
14-Apr14
136.000.000.000
17
Sukuk Ijarah
Berlian Laju
Tanker II Tahun
2009 Seri A
Ijarah
PT Berlian Laju
Tanker Tbk
15-Mei09
28-Mei12
45.000.000.000
18
Sukuk Ijarah
Berlian Laju
Tanker II Tahun
2009 Seri B
Ijarah
PT Berlian Laju
Tanker Tbk
15-Mei09
28-Mei14
55.000.000.000
19
Sukuk Ijarah I
Bakrieland
Development Th.
2009 seri A
Ijarah
PT Bakrieland
Development
Tbk
29-Jun09
7-Jul-11
60.000.000.000
20
Sukuk Ijarah I
Bakrieland
Development Th.
2009 seri B
Ijarah
PT Bakrieland
Development
Tbk
29-Jun09
7-Jul-12
90.000.000.000
Halaman 39
21
Ijarah
PT Salim
Ivomas Pratama
20-Nov09
1-Des-14
278.000.000.000
22
Sukuk Ijarah
Pupuk Kaltim I
Tahun 2009
Ijarah
PT Pupuk
Kalimantan
Timur (Persero)
24-Nov09
4-Des-14
131.000.000.000
23
Sukuk Ijarah
Indosat IV Tahun
2009 Seri A
Ijarah
PT Indosat Tbk
30-Nov09
8-Des-14
28.000.000.000
24
Sukuk Ijarah
Indosat IV Tahun
2009 Seri B
Ijarah
PT Indosat Tbk
30-Nov09
8-Des-16
172.000.000.000
25
Ijarah
PT Mitra
Adiperkasa Tbk
8-Des-09
16-Des12
96.000.000.000
26
Ijarah
PT Mitra
Adiperkasa Tbk
8-Des-09
16-Des14
39.000.000.000
27
Ijarah
PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)
31-Des09
12-Jan17
130.000.000.000
28
Ijarah
PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)
31-Des09
12-Jan20
167.000.000.000
29
Ijarah
PT Titan
Petrokimia
Nusantara
2-Jun-10
2-Jun-15
200.000.000.000
30
Ijarah
PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)
30-Jun10
8-Jul-15
160.000.000.000
31
Ijarah
PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)
30-Jun10
8-Jul-22
340.000.000.000
Jumlah
6.021.000.000.000
Halaman 40
Struktur/
Akad
Nama Penerbit
Efek
Tanggal
Efektif
OS Mudharabah Indosat
Tahun 2002
Mudharabah
PT Indosat Tbk
30-Okt-02
6-Nov-07
175.000.000.000
Mudharabah
PT Berlian Laju
Tanker Tbk
12-Mei-03
28-Mei-08
60.000.000.000
OS Mudharabah Bank
Bukopin Tahun 2003
Mudharabah
30-Jun-03
10-Jul-08
45.000.000.000
OS I Subordinasi Bank
Muamalat Tahun 2003
Mudharabah
PT Bank Syariah
Muamalat Indonesia
Tbk
30-Jun-03
15-Jul-09
200.000.000.000
OS Mudharabah
Ciliandra Perkasa Tahun
2003
Mudharabah
PT Ciliandra Perkasa
18-Sep-03
26-Sep-08
60.000.000.000
OS Mudharabah Bank
Syariah Mandiri Tahun
2003
Mudharabah
PT Bank Syariah
Mandiri
22-Okt-03
31-Okt-08
200.000.000.000
OS Mudharabah PTPN
VII Tahun 2004
Mudharabah
PT PTPN VII
(Persero)
18-Mar-04
26-Mar-09
75.000.000.000
OS Ijarah I Matahari
Putra Prima Tahun 2004
Ijarah
PT Matahari Putra
Prima Tbk
28-Apr-04
11-Mei-09
150.000.000.000
Ijarah
PT Sona Topas
Tourism & Industry
Tbk
14-Jun-04
25-Jun-09
52.000.000.000
10
Ijarah
30-Jun-04
9-Jul-09
100.000.000.000
11
OS Ijarah Indorent I
Tahun 2004
Ijarah
PT CSM
Corporatama
1-Nov-04
11-Nov-09
100.000.000.000
12
OS Ijarah Berlina I
Tahun 2004
Ijarah
PT Berlina Tbk
2-Des-04
15-Des-09
85.000.000.000
13
Ijarah
PT Humpus
Intermoda
Transportasi Tbk
10-Des-04
17-Des-09
92.000.000.000
14
OS Ijarah Apexindo
Pratama Duta I Tahun
2005
Ijarah
PT Apexindo
Pratama Duta Tbk
30-Mar-05
8-Apr-10
240.000.000.000
15
Ijarah
PT Ricky Putra
Globalindo Tbk
7-Jul-05
12-Jul-10
60.400.000.000
No
Nama Sukuk
Jumlah
Jatuh
Tempo
Nilai Nominal
(Rp)
1.694.400.000.000
Halaman 41
Nama Reksadana
Manajer Investasi
PT. PNM Investment
Management
PT. Danareksa
Investment
Management
Tanggal
Efektif
Jenis
Total NAV
Deutsche Bank
AG
15-May-00
Campuran
102,561,002,277.17
Standard
Chartered Bank
24-Nov-00
Campuran
51,136,237,306.39
Bank Kustodian
PNM SYARIAH
DANAREKSA SYARIAH
BERIMBANG
21-Apr-04
Pendapatan
Tetap
27,349,501,256.17
21-Apr-04
Campuran
29,522,814,595.26
Deutsche Bank
AG
26-Aug-04
Pendapatan
Tetap
111,115,307,416.36
Deutsche Bank
AG
14-Oct-04
Campuran
158,940,219,878.23
PT. BNI
(Persero), Tbk.
29-Oct-04
Pendapatan
Tetap
109,254,295,323.47
13-Jan-05
Pendapatan
Tetap
123,352,159,617.60
17-Jun-05
Campuran
29,393,229,221.59
10
08-Aug-05
Campuran
19,886,348,639.15
11
IPB SYARIAH
PT. BRI
(Persero), Tbk.
14-Dec-05
Campuran
35,387,502,632.49
12
Standard
Chartered Bank
17-Mar-06
Indeks
184,775,174,110.55
13
11-Sep-06
Campuran
9,779,946,939.95
14
CIMB-PRINCIPAL ISLAMIC
BALANCED GROWTH SYARIAH
PT. CIMB-Principal
Asset Management
Deutsche Bank
AG
12-Sep-06
Campuran
7,922,690,798.52
15
PT. Eurocapital
Peregrine Securities
Standard
Chartered Bank
29-Nov-06
Campuran
1,166,240,734.53
16
PT. Trimegah
Securities, Tbk.
Deutsche Bank
AG
26-Dec-06
Campuran
64,195,257,250.55
17
PT. Trimegah
Securities, Tbk.
Deutsche Bank
AG
26-Dec-06
Saham
152,954,621,174.45
18
Deutsche Bank
AG
29-Mar-07
Campuran
26,178,631,249.62
19
HSBC
09-Apr-07
Campuran
175,585,564,060.00
20
Standard
Chartered Bank
21-May-07
Pendapatan
Tetap
34,229,488,928.23
21
PT. Bank
Permata, Tbk.
16-Jul-07
Saham
43,048,976,499.96
22
HSBC
26-Jul-07
Saham
101,752,114,990.00
23
CIMB-PRINCIPAL ISLAMIC
EQUITY GROWTH SYARIAH
PT. CIMB-Principal
Asset Management
Deutsche Bank
AG
06-Aug-07
Saham
112,319,728,890.07
24
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
Deutsche Bank
AG
19-Dec-07
Saham
679,056,888,210.26
25
HSBC
24-Mar-08
Saham
20,794,098,707.00
Halaman 42
26
Deutsche Bank
AG
16-Apr-08
Campuran
31,190,086,450.69
27
Deutsche Bank
AG
16-Apr-08
Saham
44,541,107,730.89
28
04-Jul-08
Saham
0 *)
29
PT. Batavia
Prosperindo Aset
Manajemen
PT. Bank
Permata, Tbk.
20-Aug-08
Terproteksi
0 *)
30
03-Sep-08
Saham
14,639,361,116.94
31
03-Sep-08
Pendapatan
Tetap
13,771,280,832.49
32
Deutsche Bank
AG
22-Dec-08
Pendapatan
Tetap
36,295,073,353.65
33
HSBC
16-Jan-09
Saham
408,328,333,746.00
34
PT. CIMB-Principal
Asset Management
Deutsche Bank
AG
01-Feb-09
Terproteksi
64,206,743,080.19
MANDIRI SYARIAH
TERPROTEKSI PENDAPATAN
PRIMA 1
MANDIRI SYARIAH
TERPROTEKSI PENDAPATAN
PRIMA 3
MANDIRI SYARIAH
TERPROTEKSI PENDAPATAN
PRIMA 2
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT Schroder
Investment
Management Ind.
Standard
Chartered Bank
27-Feb-09
Terproteksi
523,885,175,519.87
HSBC
27-Feb-09
Terproteksi
253,945,455,265.00
HSBC
27-Feb-09
Terproteksi
133,835,661,779.00
Deutsche Bank
AG
22-Apr-09
Campuran
154,265,994,886.80
35
36
37
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Manulife Aset
Manajemen
Indonesia
38
SCHRODER SYARIAH
BALANCED FUND
39
PT. Trimegah
Securities, Tbk.
PT. Bank
Permata, Tbk.
19-May-09
Terproteksi
0 *)
40
PT. Trimegah
Securities, Tbk.
PT. BNI
(Persero), Tbk.
19-May-09
Terproteksi
31,691,240,607.22
41
HSBC
01-Jul-09
Terproteksi
70,678,776,197.92
42
HSBC
01-Jul-09
Terproteksi
111,912,668,771.00
43
LAUTANDHANA PROTEKSI
SYARIAH I
PT. Bank
Permata, Tbk.
03-Aug-09
Terproteksi
38,361,647,965.12
44
PT Danareksa
Investment
Management
PT Citibank N.A.
20-Jan-10
Terproteksi
99,329,830,490.25
45
PT Samuel Aset
Manajemen
20-Jan-10
Pendapatan
Tetap
23,991,270,122.87
46
PT Samuel Aset
Manajemen
20-Jan-10
Campuran
104,087,734,578.26
47
PT. CIMB-Principal
Asset Management
Deutsche Bank
AG
22-Mar-10
Terproteksi
57,787,536,579.44
48
MANDIRI INVESTASI
TERPROTEKSI SYARIAH SERI 1
HSBC
22-Apr-10
Terproteksi
371,390,862,227.26
49
MANDIRI INVESTA
TERPROTEKSI PENDAPATAN
BERKALA SYARIAH SERI 1
HSBC
22-Apr-10
Terproteksi
78,438,060,007.00
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
Total
5,078,231,942,015.43
Halaman 43
IX.
1.
Halaman 44
Halaman 45
Halaman 46
Roadshow Mall to
Mall, Pameran,
dan Stand
Informasi Pasar
Modal
21%
Kunjungan ke
Bapepam
38%
Roadshow to
Campus & to
School
17%
Workshop Pasar
Modal
5%
Seminar dan
Kuliah Umum
12%
Halaman 47
sehingga seluruh pihak, terutama para investor dan publik mudah mendapatkan
informasi atau referensi tentang industri Reksa Dana beserta perkembangannya.
Selain itu website ini juga akan terus mengembangkan dirinya dengan menyajikan
bahan-bahan edukasi dan sosialisasi, sehingga di masa mendatang keinginan
untuk menciptakan investor yang well-informed dapat segera terwujud.
Sedangkan Aplikasi Industri Reksa Dana (ARIA) merupakan sistem yang
dikembangkan oleh Bapepam-LK dan didukung oleh PT. KSEI untuk
mempermudah pelaporan dan pengawasan industri Reksa Dana secara elektronik.
Pelaporan dimaksudmeliputi data Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana
(WAPERD), profil Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD), dan profil Bank
Kustodian.
Sejalan dengan diterbitkannya Peraturan Bapepam-LK No. V.B.4 tentang Perilaku
Agen Penjual Efek Reksa Dana dan Peraturan Bapepam-LK No. V.D.10 tentang
Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan di Bidang Pasar Modal,
Bapepam-LK dan KSEI telah mengembangkan aplikasi lebih lanjut dari ARIA untuk
pengembangan Sistem Database Investor Reksa Dana guna memperoleh
informasi mengenai perkembangan jumlah investor riil Reksa Dana serta
pemetaan profil investor Reksa Dana.
4.
Pelayanan Pengaduan
a. Bidang Pasar Modal
Pada tahun 2010 Sekretariat Badan melalui Sub Bagian Pengaduan telah
menerima sejumlah 167 pengaduan. Dengan rincian, pengaduan secara langsung
sebanyak 39 pengaduan, melalui surat, email, dan faksimil sebanyak 89
pengaduan, dan melalui telepon sebanyak 39 pengaduan. Dimana seluruh
pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Bapepam-LK melalui biro teknis
terkait. Adapun pengaduan masyarakat yang masuk tersebut mayoritas terkait
dengan kasus PT. Optima Kharya Capital Securities (PT. OKCS).
Selain itu secara khusus, Bapepam-LK juga menerima 10 pengaduan nasabah
Perusahaan Efek, dimana telah diselesaikan penanganan 14 pengaduan, 7
diantaranya merupakan penyelesaian pengaduan yang diterima pada tahun 2009.
Saat ini masih ditangani sejumlah 3 pengaduan.
b. Bidang Dana Pensiun
Bapepam-LK menangani 49 pengaduan terkait dana pensiun. Pengaduan tersebut
terdiri atas 10 pengaduan secara langsung dan 39 pengaduan secara tidak
langsung. Pengaduan secara tidak langsung ini jenisnya terdiri dari surat langsung,
surat tembusan, telepon dan email.
X.
1.
Perasuransian
Sampai dengan 29 Desember 2010, terdapat 376 perusahaan perasuransian di
Indonesia yang terdiri dari 142 perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi serta
234 perusahaan penunjang usaha asuransi. Struktur pasar perasuransian secara
lengkap disajikan dalam tabel berikut:
Perusahaan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
Perusahaan Asuransi Jiwa
Jumlah
142
46
Halaman 48
87
2
3
4
234
136
24
28
28
18
376
Nama Perusahaan
PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin
PT Asuransi Jaya Proteksi Takaful
PT Sehati Mitra Realita Indonesia
PT Penta Pro Indonesia
PT Anugrah Medal Broker
PT Andromeda International
PT Cipta Colemont Asia Reinsurance Broker
PT United Pialang Reasuransi
PT Best One Asia Reinsurance Brokers
PT Quattro Asia Consulting
PT Tiara Pertiwi
PT Dial Agency
PT Ernest Lentera Indonesia
PT Rezeki Andriyani Perkasa
PT Eka Agency Management
Jenis Usaha
Asuransi Jiwa Syariah
Asuransi Umum Syariah
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Reasuransi
Pialang Reasuransi
Pialang Reasuransi
Konsultan Aktuaria
Agen
Agen
Agen
Agen
Agen
Nama Perusahaan
PT Asuransi Jiwa Bumi Masyarakat Mandiri
PT Andika Raharja Putera
PT Asia Reliance General Insurance
PT Pacific International Indonesia Insurance
PT Global Inti Caraka
PT Asia Ins Direct Broker
PT Marga Insurance Broker
PT CIB Indonesia Ins Broker
PT Serpihan Pialang Asuransi
PT Dana Landung Perkasa
Jenis Usaha
Asuransi Jiwa
Asuransi Umum
Asuransi Umum
Asuransi Umum
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Halaman 49
PT Mitra Suksestama
PT Pratama Karya Insurance Broker
PT Siusar Insurance Service Company
PT Malindo International Insurance Broker
PT Surya Sejahtera Makmur Perdana
PT Jasa Aktuaria Mandiri Utama
PT Bintang Kencana Sejahtera
11
12
13
14
15
16
17
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Reasuransi
Konsultan Aktuaria
Agen
Kekayaan
% Growth
Investasi
% Growth
Premi
% Growth
Klaim
% Growth
2005
76.3
2006
96.0
2007
131.9
2008
137.2
17%
12%
19%
17%
33%
18%
60.3
79.3
111.8
114.6
157.0
187.4
20%
14%
17%
19%
37%
19%
38.4
44.1
64.5
74.1
86.8
100.9
18%
3%
14%
25%
17%
16%
18.9
22.4
29.2
41.6
51.2
66.5
36%
1%
21%
6%
23%
30%
PAJ
PAK&PR
Jumlah
Jenis Investasi
Deposito Berjangka & Sertifikat
Deposito
17.73
11.64
29.36
15.7%
Saham
33.88
6.39
40.27
21.5%
10.44
2.33
12.77
6.8%
SUN
23.64
2.06
25.70
13.7%
SBI
6.56
0.51
7.07
3.8%
Reksadana
51.49
5.58
57.07
30.5%
7.13
2.93
10.06
5.4%
Penyertaan Langsung
Bangunan, Tanah dengan
Bangunan
2.20
0.22
2.42
1.3%
Pinjaman Hipotik
0.14
0.02
0.15
0.1%
10
Pinjaman Polis
2.18
2.18
1.2%
Halaman 50
11
Pembiayaan Murabahan
0.01
0.00
0.01
0.0%
12
Pembiayaan Mudharabah
0.00
0.00
0.0%
13
Investasi Lain
0.21
0.07
0.28
0.1%
155.61
31.74
187.35
100.0%
Total Investasi
Konvensional
Syariah
Jumlah
354
92
446
65
13
78
419
105
524
Asuransi Jiwa
Asuransi Kerugian
Total
Selain melakukan pencatatan produk baru, tahun ini Bapepam-LK juga telah
memberikan persetujuan pemasaran produk asuransi melalui kerjasama dengan
bank (bancassurance) dengan rincian sebagai berikut:
Perusahaan
Konvensional
Syariah
Jumlah
Asuransi Jiwa
49
57
Asuransi Kerugian
Total
53
61
Halaman 51
Keterangan
Tahun 2008
Tahun 2009
Total
22
26
Direksi
Komisaris
Jumlah
52
73
0
5
32
4
0
1
39
67
0
4
30
2
0
0
91
140
0
9
62
6
0
1
16
175
150
325
Asuransi Jiwa
Asuransi Kerugian
Asuransi Sosial
Reasuransi
Pialang Asuransi
Pialang Reasuransi
Agen
Penilai Kerugian
Perusahaan Agen
Total
f.
Keterangan
Realisasi
Persentase
40
40
100,00%
Asuransi Jiwa
11
11
100,00%
Asuransi Kerugian
16
16
100,00%
Reasuransi
Pialang Asuransi
1
12
1
12
100,00%
100,00%
11
137,50%
48
51
106,25%
Dicadangkan
Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan Khusus
Total
Total
Asuransi
Jiwa
Asuransi
Umum
Pialang
Asuransi
Pialang
Reasuransi
Konsultan
Aktuaria
Penilai
Kerugian
188
25
37
2
74
1
55
17
10
2
4
3
Pengenaan
SP 1
SP 1 dan Terakhir
Halaman 52
SP 2
SP 2 dan Terakhir
SP 3
Sanksi
Pembatasan
Kegiatan Usaha
Penegasan SPKU
Pencabutan
SP 1
SP 1 dan Terakhir
SP 2
SP 2 dan Terakhir
SP 3
Sanksi
Pembatasan
Kegiatan Usaha
41
9
35
5
1
4
14
10
15
6
14
3
2
3
22
12
13
57
2
11
4
6
10
25
13
2
7
4
3
KETERANGAN
2006
2007
2008
2009
2010*)
1.
2.
3.
13
13
17
18
4.
15
19
19
19
20
5.
30
38
38
42
46
TOTAL
*) data per 14 Desember 2010
Selain dari jumlah pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah
yang berkembang cukup pesat, selama tahun 2010 pangsa pasar usaha asuransi
dan reasuransi dengan prinsip syariah juga mengalami peningkatan yang cukup
pesat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
Halaman 53
No
Keterangan
2008
53,989.55
1,154.00
2.14%
2009
60,467.97
1,929.37
3.19%
2010*)
53,339.51
1,804.84
2008
39,204.77
312.21
3.38%
0.80%
25,557.73
24,940.37
21,362.76
10,978.68
496.84
449.52
440.80
180.10
1.80%
2.06%
1.64%
Seluruh Asuransi
79,547.28 85,408.34
Asuransi Syariah
1,650.84
2,378.89
Persentase Asuransi
2.08%
2.79%
Syariah
*) Data sampai dengan 30 September 2010
74,702.28
2,245.64
50,183.45
492.31
3.01%
0.98%
II
Persentase Asuransi
Kerugian dan Reasuransi
Syariah
III
2.
1.94%
2009
2010*)
2008
38,099.64 31,441.21 101,678.16
596.45
705.33
1,151.48
1.57%
2.24%
12,352.23 10,989.83
236.37
1.91%
297.03
2.70%
1.13%
2.36%
2010*)
170,193.1
2,999.7
1.55%
1.76%
34,411.09
40,163.64
44,746.0
701.81
902.62
1,119.2
2.04%
2009
136,780.60
2,120.10
1.36%
2.25%
176,944.24
3,022.72
2.50%
214,939.03
4,118.92
1.71%
Dana Pensiun
A. Perkembangan Industri Dana Pensiun
a. Sepanjang tahun 2010 tidak ada pengesahan pembentukan dana pensiun
baru. Meski demikian, ada beberapa permohonan pembentukan dana pensiun
yang masuk di tahun 2010 dan sampai dengan Siaran Pers ini disusun
permohonan tersebut masih diproses.
Kondisi sebaliknya, sepanjang tahun yang sama terdapat 4 pengesahan
pembubaran dana pensiun, yang terdiri dari 3 Dana Pensiun Pemberi Kerja
(DPPK) dan 1 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dari ke 3 DPPK
tersebut 2 diantaranya menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti
(PPMP) dan 1 menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).
Dengan bubarnya ke-4 dana pensiun tersebut, maka jumlah dana pensiun
yang masih beroperasi saat ini menjadi 272 dana pensiun, terdiri dari 208
DPPK PPMP, 40 DPPK PPIP dan 24 DPLK.
b. Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi per
tanggal 30 Juni 2010), jumlah kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun adalah
sebanyak Rp120,15 trilyun atau meningkat 6,79% dibandingkan dengan
kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun per tanggal 31 Desember 2009. Untuk
DPPK, pada posisi tersebut jumlah kekayaannya adalah sebesar Rp103,95
trilyun atau meningkat 6,59% dibandingkan dengan kekayaan DPPK per
tanggal 31 Desember 2009. Sedangkan untuk DPLK jumlah kekayaan per
tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp16,19trilyun atau meningkat sebesar
8,01% dari jumlah kekayaan DPLK per tanggal 31 Desember 2009.
c. Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi per
tanggal 30 Juni 2010), jumlah investasi dana pensiun adalah sebanyak
Rp115,56 triliun atau meningkat 6,94% dibandingkan dengan investasi dana
pensiun per tanggal 31 Desember 2009. Untuk DPPK, jumlah investasi pada
posisi tersebut adalah sebesar Rp 99,53 triliun atau meningkat 6,78%
dibandingkan dengan nilai investasi DPPK per tanggal 31 Desember 2009.
Sedangkan untuk DPLK jumlah investasinya per tanggal 30 Juni 2010 adalah
sebesar Rp 16,03 triliun atau meningkat sebesar 7,95% dari nilai investasi
DPLK per tanggal 31 Desember 2009.
Halaman 54
1.92%
d. Pada posisi per tanggal 30 Juni 2010, investasi dana pensiun pada Surat
Berharga Negara menempati urutan teratas dengan nilai sebesar Rp 29,50
trilyun (25,52% dari total investasi dana pensiun), diikuti oleh obligasi korporasi
sebesar Rp26,51 triliun (22,94% dari total investasi dana pensiun) dan deposito
berjangka sebesar Rp24,92 triliun (21,57% dari total investasi dana pensiun).
e. Bila dikaitkan dengan Pasar Modal, nilai penempatan investasi dana pensiun
per tanggal 30 Juni 2010 di Pasar Modal (termasuk surat berharga negara)
besarnya mencapai Rp79,73 triliun (68,99% dari total investasi dana pensiun).
Sedangkan di Pasar Uang, nilai penempatan investasi dana pensiun adalah
sebesar Rp28,44 trilyun (24,61% dari total investasi dana pensiun).
B. Aktivitas Pengawasan dan Pengembangan
Sepanjang tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai kegiatan terkait pengawasan
dan pengembangan industri dana pensiun yang meliputi, antara lain:
a. kegiatan survey mengenai penerapan manajemen dan pengendalian dana
pensiun. Survey dilakukan terhadap 55 dana pensiun yang dipilih sesuai
dengan rencana kegiatan analisis SPERIS (Sistem Pemeringkatan Risiko)
tahun 2010. Hasil survey digunakan sebagai salah satu bahan analisis SPERIS
pada periode yang sama.
b. melaksanakan 55 kegiatan analisis SPERIS. Kegiatan tersebut merupakan
bagian dari rencana kegiatan analisis SPERIS tahun 2010 sebanyak 55
kegiatan.
c. berkaitan dengan kewajiban pengurus untuk memiliki sertifikat penguasaan
pengetahuan dasar di bidang dana pensiun, hasil pemantauan atas kewajiban
tersebut, diketahui bahwa sampai dengan Desember 2010, jumlah Jumlah
pengurus yang telah memiliki sertifikat tersebut adalah sebanyak 94% dari total
pengurus dana pensiun.
d. pelaksanaan kegiatan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan dana
pensiun telah menyelesaikan sebanyak 450 rekomendasi dan/atau saran yang
dituangkan pemeriksa di dalam laporan hasil pemeriksaan. Sampai dengan
bulan Desember 2010, jumlah dana pensiun yang sedang dalam pemantauan
penyelesaian tindak lanjut rekomendasi adalah sebanyak 134 dana pensiun.
e. kegiatan pemeriksaan langsung berbasis risiko terhadap 44 dana pensiun,
terdiri dari 40 DPPK dan 4 DPLK.
3.
Halaman 55
Berdasarkan data pada tabel tersebut diketahui bahwa total aset Perusahaan
Penjaminan pada periode November 2010 sebesar Rp2,00 triliun atau meningkat
19,63% dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yang tercatat
sebesar Rp1,67 triliun. Selain itu, total kewajiban Perusahaan Penjaminan pada
periode yang sama diketahui sebesar Rp0,25 triliun atau naik 12,48%
dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yaitu sebesar Rp0,23 triliun.
Di lain pihak, nilai ekuitas Perusahaan Penjaminan mencapai Rp1,74 triliun atau
meningkat 20,75% dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yang
tercatat sebesar Rp1,44 triliun.
Adapun data perkembangan kinerja operasional industri Perusahaan Penjaminan
sampai dengan periode bulan November 2010 disajikan dalam Grafik 2 sebagai
berikut:
Grafik 2
Perkembangan Outstanding Penjaminan Perusahaan Penjaminan
Periode 2010 November 2010 (dalam miliar rupiah)
Halaman 56
Berdasarkan Grafik 2 tersebut, dapat diketahui bahwa pada bulan November 2010
industri Perusahaan Penjamin secara total memiliki nilai outstanding penjaminan
sebesar Rp63,85 triliun, yang terdiri dari penjaminan usaha produktif sebesar
Rp14,40 triliun (meningkat 95,83% dari periode bulan Desember 2009, yaitu
tercatat sebesar Rp7,35 triliun) dan penjaminan bukan usaha produktif yang
sebesar Rp49,44 triliun (meningkat 16,36% dari periode bulan Desember 2009,
yaitu tercatat sebesar Rp42,49 triliun).
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Penjaminan,
pada tahun 2010 telah dilakukan pemeriksaan terhadap kantor pusat PT Jamkrida
Jatim, PT Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia, kantor Pusat Perum Jamkrindo,
dan kantor cabang Perum Jamkrindo di Pekanbaru, Surabaya, Bali, dan
Palembang.
Selanjutnya, terkait penyempurnaan ketentuan Perusahaan Penjaminan, Biro
Pembiayaan dan Penjaminan sedang melakukan pembahasan untuk
menyempurnakan PMK Nomor 222/PMK.010/2008 terutama terkait dengan
ketentuan modal disetor minimum, kegiatan usaha Perusahaan Penjaminan,
penguatan ketentuan prudential, dan optimalisasi kegiatan pembinaan dan
pengawasan. Terkait upaya penyusunan RUU Usaha Penjaminan, Biro
Pembiayaan dan Penjaminan pun sedang melakukan penyusunan naskah
akademik dan draft awal RUU tentang Usaha Penjaminan. Upaya penyempurnaan
peraturan ini diharapkan akan memberikan suatu perangkat hukum yang lebih kuat
terhadap industri Perusahaan Penjaminan di masa yang akan datang.
b. Lembaga Pembiayaan Khusus
Pembentukan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank)
Dalam rangka mendorong pengembangan ekspor nasional, Pemerintah dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat telah membentuk Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2009 tentang LPEI pada tanggal 12 Januari 2009. Dengan adanya
Indonesia Eximbank ini berarti Indonesia memiliki suatu bank exim atau sering
juga dikenal dengan istilah Export Credit Agency (ECA) dalam format yang sama
dengan yang dimiliki oleh negara lain, yaitu lembaga yang dapat memberikan
pembiayaan, penjaminan, dan asuransi terkait ekspor. Modal awal Indonesia
Eximbank ditetapkan paling sedikit Rp 4 triliun yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan yang tertanam pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank
Ekspor Indonesia (BEI).
Sebagai lembaga yang merupakan kepanjangan tangan Pemerintah, Indonesia
Eximbank diharapkan dapat membantu memberikan pembiayaan di area yang
tidak dimasuki oleh bank atau lembaga keuangan (fill the market gap), seperti
pemberian fasilitas pembiayaan kepada pembeli di luar negeri untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia (buyers credit). Selain itu, Indonesia
Eximbank juga dapat menerima penugasan khusus dari Pemerintah untuk
menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang secara komersial sulit
dilaksanakan, baik oleh lembaga keuangan komersial maupun oleh Indonesia
Eximbank sendiri, tetapi dinilai perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan
atau program ekspor nasional (national interest account/NIA). Untuk mendukung
peran strategis tersebut di atas, Indonesia Eximbank mempunyai sifat sovereign
status sehingga dapat mengakses sumber pendanaan di pasar keuangan global
dengan biaya yang relatif lebih rendah.
Pada tahun 2010, untuk meningkatkan peran Indonesia Eximbank dalam
pemberian fasilitas asuransi dan penjaminan terkait ekspor, telah diterbitkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.010/2010 Tentang Perubahan Atas
Halaman 57
Halaman 58
PT PPA Finance
KEP-124/KM.10/2010
tanggal 1 Maret 2010
KEP-205/KM.10/2010
tanggal 19 April 2010
KEP-319/KM.10/2010
tanggal 15 juni 2010
KEP-336/KM.10/2010
tanggal 6 juli 2010
KEP-523/KM.10/2010
tanggal 3 September 2010
KEP-594/KM.10/2010
tanggal 25 Oktober 2010
KEP-635/KM.10/2010
tanggal 30 November 2010
b) Pencabutan
Sedangkan untuk kegiatan pembinaan, telah dicabut 12 perusahaan
pembiayaan sepanjang tahun 2010. Daftar perusahaan pembiayaan yang
telah dicabut adalah sebagai berikut:
No.
Nama Perusahaan
Pencabutan Izin Usaha
1
PT Suprawira Finance
KEP-85/KM.10/2010 tanggal
19 Januari 2010
KEP-91/KM.10/2010 tanggal
28 Januari 2010
KEP-123/KM.10/2010
tanggal 1 Maret 2010
KEP-216/KM.10/2010
tanggal 27 April 2010
KEP-233/KM.10/2010
tanggal 19 Mei 2010
KEP-232/KM.10/2010
tanggal 19 Mei 2010
Halaman 59
PT Ometraco Multiartha
10
11
12
KEP-335/KM.10/2010
tanggal 6 Juli 2010
KEP-389/KM.10/2010
tanggal 29 Juli 2010
KEP-392/KM.10/2010
tanggal 29 Juli 2010
KEP-390/KM.10/2010
tanggal 29 Juli 2010
KEP-546/KM.10/2010
tanggal 20 September 2010
KEP-547/KM.10/2010
tanggal 20 September 2010
c) Kantor cabang
Untuk perizinan pembukaan kantor cabang, telah diberikan izin pembukaan
kantor cabang baru sebanyak 415 kantor cabang bagi 34 perusahaan
selama tahun 2010.
d) Perubahan anggaran dasar
Selama tahun 2010, 29 perusahaan pembiayaan telah melakukan
perubahan modal dan 5 perusahaan pembiayaan telah berganti nama.
Bapepam-LK juga telah memproses 57 permohonan perubahan pengurus,
139 permohonan perpindahan alamat baik kantor pusat maupun kantor
cabang.
Perkembangan Industri Lembaga Pembiayaan
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas lembaga pembiayaan,
Bapepam-LK telah memantau perkembangan industri perusahaan pembiayaan
setelah sukses melewati krisis keuangan global pada tahun sebelumnya. Dari data
perusahaan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa industri perusahaan
pembiayaan selama tahun 2010 menunjukkan kinerja yang sangat bagus dengan
rata-rata pertumbuhan aset setiap bulannya sebesar 2,64%. Pada akhir tahun
2010 total aset industri Perusahaan Pembiayaan mencapai Rp 226 triliun atau naik
sebesar 29,77% dari aset tahun 2009. (data Oktober 2010)
Halaman 60
Grafik 1
Total Aset Perusahaan Pembiayaan periode 2006 - 2010
(dalam triliun rupiah)
Halaman 61
Grafik 3
Sumber Pendanaan Perusahaan Pembiayaan
(dalam triliun rupiah)
Halaman 62
No
1.
2.
3.
4.
Jenis Sanksi
Surat Peringatan Pertama
Surat Peringatan Kedua
Surat Peringatan Ketiga
Pembekuan Kegiatan Usaha
Jumlah Perusahaan
26
4
2
1
Jenis Sanksi
Surat Peringatan Pertama
Surat Peringatan Kedua
Surat Peringatan Ketiga
Pembekuan Kegiatan Usaha
Pencabutan Izin Usaha*)
XI.
KERJASAMA KELEMBAGAAN
1.
Jumlah Perusahaan
11
1
1
1
-
Halaman 63
(KNKG), Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, PT Bursa Efek Indonesia, dan
Ikatan Akuntan Indonesia. ARA 2009 merupakan penyelenggaraan yang
kesembilan sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2002.
Jumlah peserta ARA 2009 diikuti oleh 176 perusahaan. Jumlah ini mengalami
peningkatan sebesar 17,4% dibandingkan peserta ARA 2008 yang berjumlah 163
peserta. Pada tahun ini terdapat 44 perusahaan yang baru pertama kali mengikuti
kegiatan ARA.
Tema yang diangkat pada penyelenggaraan ARA tahun ini adalah Transparansi
Informasi untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan. Adapun kriteria penilaian
menyangkut hal-hal seperti penyajian profil perusahaan, penerapan good
corporate governance, analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja
perusahaan, dan informasi keuangan. Penyusunan kriteria dan proses penilaian
dilakukan oleh dewan juri, yang diketuai Bapak Marie Muhammad. Pengumuman
pemenang serta penyerahan penghargaan ARA 2009 dilaksanakan pada tanggal
22 September 2010, bertempat di Ballroom I Hotel Ritz Carlton, Jakarta.
2.
Halaman 64
2010, di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain itu, Bapepam-LK juga aktif dalam
memberikan masukan dalam forum tersebut, seperti pada 29th WC-FSL
Meeting yang diselenggarakan pada tangal 2 Desember 2010, di Cebu,
Philipina, meskipun saat itu perwakilan Bapepam-LK tidak dapat mengirimkan
wakilnya dalam pertemuan tersebut.
4) ASEAN Capital Market Forum (ACMF)
ACMF merupakan forum harmonisasi peraturan dalam rangka mencapai
integrasi pasar modal di kawasan ASEAN pada tahun 2015 sesuai yang
diamanatkan dalam ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. BapepamLK menghadiri 12th ACMF Meeting yang diselenggarakan pada tanggal 25
Februari 2010 di Thailand. Selain itu, Bapepam-LK menghadiri pula ACMF
Working Group (WG) Meeting yang dilaksanakan sebelumnya pada tanggal
14-15 Januari 2010 di Singapura. Adapun hasil pertemuan WG inilah yang
nantinya akan menjadi agenda pada 12th ACMF Meeting.
Adapun untuk pertemuan 13th ACMF Meeting tanggal 21 Oktober 2010,
dimana saat itu Bapepam-LK juga mengirimkan perwakilan di dalamnya,
kembali diadakan ACMF Working Group (WG) Meeting yang diselenggarakan
di Bangkok, Thailand pada tanggal 4-6 Oktober 2010. Bapepam-LK pun saat
itu hadir dalam ACMF WG Meeting tersebut.
Selanjutnya, pada tanggal 26 November 2010, Bapepam-LK telah menghadiri
ACMF Group of Expert (GOE) Meeting di Singapura yang merupakan forum
konsultasi antara anggota ACMF dengan tim expert ACMF.
Bapepam-LK juga telah menyelenggarakan seminar terkait Regional Capital
Market Integration dalam kerangka kerjasama ASEAN Capital Market Forum
(ACMF) pada tanggal 14 Desember 2010, di Hotel Borobudur, Jakarta. Adapun
seminar ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait rencana integrasi
pasar modal di kawasan ASEAN, serta mendapatkan masukan dan persiapan
dari pelaku industri pasar modal Indonesia terhadap rencana integrasi pasar
modal ASEAN tersebut.
5) ASEAN Insurance Regulator Meeting (AIRM)
AIRM merupakan pertemuan regulator asuransi di kawasan ASEAN dalam
rangka membahas isu-isu yang terkait dengan industri asuransi saat ini.
Pertemuan ini merupkana pertemuan tahunan yang hasilnya akan dilaporkan
dalam AFDM/AFMM Meeting. Pada forum ini, Bapepam-LK telah menghadiri
13th ASEAN Insurance Regulator Meeting yang diselenggarakan di Makaty
City, Philipina, pada tanggal 24-26 November 2010.
6) Kunjungan ke Bapepam-LK
Sehubungan dengan kerjasama internasional Bapepam-LK dalam forum
ASEAN, terdapat beberapa kali kunjungan ke Bapepam-LK sebagai berikut:
- Kunjungan Prof. Andrew Sheng pada tanggal 25 Maret 2010, terkait
dengan pemaparan mengenai rencana integrasi finansial di ASEAN,
khususnya peran regulator; dan
- Kunjungan Financial Secretary of Hong Kong Special Administrative
Region Government (HKSARG) pada tanggal 23 Maret 2010, terkait diskusi
mengenai kondisi perekonomian di Indonesia dan kawasan ASEAN.
- Kunjungan ASEAN Secretariat (ASEC) dan ASECs Consultant for the
Establishment of Macroeconomic and Finance Surveillance Office (MFSO)
pada tanggal 27 April 2010, terkait dengan diskusi tindak lanjut
pembentukan MFSO.
Halaman 65
Halaman 66
ABMF ini yang diselenggarakan pada tanggal 28-30 September 2010, yang
kemudian diikuti dengan 2nd ASEAN+3 Bond Market Forum pada tanggal 1314 Desember 2010, di Manila, Philipina.
3) ASEAN Infrastructure Financing Mechanism (AIFM)
AIFM dimaksudkan untuk memanfaatkan kelebihan dana baik pemerintah
maupun swasta yang ada di kawasan bagi pengadaan proyek-proyek
infrastruktur di negara-negara ASEAN melalui mekanisme ASEAN
Infrastructure Fund (AIF). Bapepam-LK ikut berpartisipasi dalam forum ini
dengan menghadiri pertemuan Task Force (TF) yang diselenggarakanpada
tanggal 26-27 Januari 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia.
4) Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM)
CMIM merupakan fasilitas bantuan keuangan di kawasan ASEAN+3 yang
ditujukan untuk mengatasi kesulitan neraca pembayaran dan likuiditas jangka
pendek serta untuk melengkapi fasilitas pendanaan internasional lain yang
telah ada. Adapun focal point untuk kerjasama terkait CMIM ini berada pada
Bank Indonesia, namun Bapepam-LK pun secara aktif memberikan kontribusi
berupa material dan opini atas berbagai hal yang terkait dengan bidang tugas
dan kewenangannya.
5) Technical Working Group on Economic and Financial Monitoring (ETWG)
ETWG dibentuk dalam rangka memperkuat mekanisme pengawasan di
kawasan ASEAN+3, khususnya dalam peranan mengembangkan dan
memperkenalkan Early Warning System (EWS) sebagai deteksi awal atas
kondisi perekonomian suatu negara.
c. Kontribusi Bapepam-LK di International Organizations of Securities
Commissions (IOSCO)
Keanggotaan Bapepam-LK sebagai regulator pasar modal Indonesia di dalam
IOSCO sudah dimulai sejak tahun 1984. IOSCO menjadi forum utama bagi
interaksi dan kerja sama antar pengawas pasar modal sedunia dan sekarang
beranggotakan lebih dari 170 institusi yang terdiri dari badan pemerintah, SRO,
dan institusi lain yang terkait dengan pasar sekuritas. Sebagai organisasi yang
menghimpun para regulator sekuritas, IOSCO mempunyai beberapa tujuan, yaitu
melindungi investor, menciptakan dan menjaga pasar yang wajar, efisien, dan
transparan, serta mengurangi risiko sistemik. Untuk mencapai tujuan tersebut
IOSCO telah menetapkan 30 prinsip IOSCO yang berisi mengenai prinsip-prinsip
bagi Regulator (badan pemerintah dan SRO), Emiten, Perusahaan Efek dan
Manajer Investasi, Skema Investasi Kolektif, dan pasar sekunder. IOSCO juga
merupakan forum yang melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kapasitas
para anggotanya melalui pelatihan dan/atau seminar yang diselenggarakan setiap
tahunnya. Bapepam-LK telah menghadiri IOSCO Asia-Pacific Regional Committee
(APRC) Mobile Seminar Training Program yang diselenggarakan pada tanggal 29
Juni-2 Juli 2010 di Chinese, Taipei. Selain itu, Bapepam-LK telah menghadiri
IOSCO APRC Meeting pada tanggal 27-30 Oktober 2010, di Taiwan dan
menghadiri 2010 IFIE/IOSCO Global Investor Education Conference, pada tanggal
8-9 November 2010, di Mesir.
Selain berbagai pertemuan rutin yang dihadiri terkait kerjasama dalam kerangka
IOSCO ini, Bapepam-LK juga menghadiri Seminar on Trading Book Issues and
Market Infrastucture yang diselenggarakan pada tanggal 16-18 November 2010, di
Madrid, Spanyol dan 3rd Training Seminar Implementing IOSCO Principles Issuers
Collective Investment Schemes and Enforcement, pada tanggal 30 November- 2
Desember 2010, di Rio De Janeiro, Brasil.
Halaman 67
Halaman 68
Halaman 69
Halaman 70
Halaman 71
Halaman 72
dan daya saing pasar modal dan peningkatan kualitas pengawasan dan pengaturan,
kunjungan ke Bursa Efek, maupun dengan melakukan dialog dengan pelaku pasar.
Beberapa bentuk dukungan dimaksud antara lain:
1. Berkenannya Bapak Presiden RI didampingi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian dan Menteri Keuangan untuk membuka trading hari pertama
perdagangan di tahun 2010 dan melakukan Temu Wicara dengan segenap Pelaku
Pasar Modal Indonesia, tepatnya pada tanggal 4 Januari 2010.
Direncanakan pula bahwa pada tanggal 3 Januari 2011 mendatang, Presiden RI
berkenan hadir untuk meresmikan pembukaan perdagangan Efek hari pertama di
Bursa Efek Indonesia dan berdialog dengan pelaku pasar modal Indonesia;
2. Berkenannya
Menteri
Keuangan
hadir
dan
sekaligus
meresmikan
penyelenggaraan Investor Summit dan Capital Market Expo pada tanggal 10
November 2010.
XIV. PENUTUP
Cukup banyak pelajaran yang dapat dipetik selama tahun 2010 ini. Telah banyak pula
upaya yang telah kita laksanakan bersama dan kita yakini telah mampu
mengembalikan kepercayaan publik pasca krisis keuangan global yang terjadi di tahun
2008 yang lalu. Namun, masih banyak lagi yang harus kita kerjakan bersama-sama
untuk terus berbenah diri dalam menghadapi tahun mendatang, khususnya dalam
menentukan arah kebijakan yang lebih kondusif bagi pengembangan industri pasar
modal nasional. Hal ini memerlukan dukungan, integritas dan komitmen dari
Pemerintah serta seluruh pelaku pasar modal Indonesia.
Akhirnya kata, dalam menjalani tugas yang kita emban bersama di tahun 2011
mendatang, mari kita bersama membulatkan tekad untuk berperan aktif memberikan
kontribusi yang sebesar-besarnya demi kemajuan industri pasar modal dan industri
jasa keuangan non-bank di negeri kita.
Jakarta, 30 Desember 2010
A. Fuad Rahmany
Ketua Bapepam-LK
Halaman 73