Anda di halaman 1dari 76

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN

( BAPEPAM-LK )

SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2010

Jakarta, 30 Desember 2010

DAFTAR ISI
I.

II.

III.

IV.

V.

VI.

KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2010 1


1. Indeks Harga Saham Gabungan ... 1
2. Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di BEI 1
3. Transaksi Obligasi ... 1
PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN 2010 . 2
1. Perkembangan Emisi Efek . 2
2. Perkembangan Industri Pengelolaan Investasi Pasar Modal ... 2
3. Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek 9
4. Perijinan Lainnya ... 10
5. Persetujuan dan Pendaftaran ......... 11
AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL &
LEMBAGA KEUANGAN ...... 11
1. Peraturan Menteri Keuangan . 12
2. Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan .. 12
3. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK ..... 13
4. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK . 13
5. Penerbitan Surat Edaran . 14
6. Persetujuan Bapepam-LK atas Perubahan Peraturan, Kebijakan,
dan Anggaran Dasar SROs .... 14
7. Litigasi dan Kegiatan Pelayanan Hukum .. 16
AKTIVITAS PENGAWASAN .... 19
1. Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik .. 19
2. Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek . 22
3. Pengawasan Perdagangan .... 22
4. Pengawasan terhadap Manajer Investasi 23
5. Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Reksa Dana .. 23
PENEGAKAN HUKUM 24
1. Pemeriksaan dan Penyidikan 24
2. Pengenaan Sanksi .. 24
3. Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang
Pengelolaan Investasi ....................................................................................... 25
KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS ................................... 26
1. Studi tentang Kesiapan dan Kebutuhan Infrastruktur On-Line di
Pasar Modal Indonesia .................................................................................... 26
2. Studi tentang Kajian Inisiatif Integrasi Pasar Sekunder ASEAN ........................ 27
3. Studi tentang Pola Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa ........................ 27
4. Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder Surat Berharga Negara (SBN) ... 27
5. Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal .................................. 28
6. Studi tentang Biaya dan Komisi Reksa Dana .................................................... 28
7. Studi tentang Biaya Pemenuhan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal ............. 28
8. Studi tentang Peran Regulator dan Pihak Terkait dalam Mendorong Perusahaan
Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia .. 29
9. Studi tentang Potensi Perusahaan Modal ventura sebagai Alternatif Investasi .. 29
10. Studi tentang Potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai
Penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan ............................................ 29
11. Kajian Standar Akuntansi Internasional ............................................................... 29
12. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) .. 30
13. Sosialisasi Konvergensi PSAK ke IFRS .. 30
14. Kajian Revisi Peraturan VIII.G.7 30

VII.
VIII.

IX.

X.

XI.

XII.
XIII.
XIV.

15. Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE)


16. Partisipasi Bapepam-LK dalam Forum Financial Sector Assesment Program
(FSAP) ..
17. Analisis Pelaksanaan Tata Kelola Yang Baik Bagi Emiten dan
Perusahaan Publik ..
18. Kajian Lanjutan Praktik Backdoor Listing 2010 ..
19. Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan .
20. Kajian tentang Perilaku Perusahaan Efek yang Menjalankan Kegiatan
sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE)
21. Kajian Penyusunan Parameter untuk mengevaluasi Kegiatan Manajer
Investasi dalam Mengelola Nasabah
PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK ........................
1. Penyempurnaan Proses Bisnis .
PASAR MODAL SYARIAH ..
1. Implementasi Kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah ..
2. Perkembangan Produk Syariah di Pasar Modal .
UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN
PUBLIK .....................................................................................................
1. Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II Bapepam-LK ...
2. Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia di lingkungan Bapepam-LK .
3. Edukasi dan Pelayanan Informasi Publik .............................
4. Pelayanan Pengaduan .......................................................................................
PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK .....
1. Perasuransian .................................................................................................
a. Pemberian dan pencabutan Ijin Perusahaan Perasuransian ...
b. Kekayaan, Investasi, Premi, dan Klaim Perusahaan Asuransi ..................
c. Pencatatan Produk Baru dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran
dengan Bank (Bancassurance) ..................................................................
d. Pengesahan Cadangan Premi Perusahaan Asuransi Jiwa .......................
e. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris
Perusahaan Perasuransian ........................................................................
f. Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian ..................................................
g. Sanksi terhadap Perusahaan Perasuransian .............................................
h. Usaha Asuransi dengan Prinsip Syariah ....................................................
2. Dana Pensiun ..................................................................................................
a. Perkembangan Industri Dana Pensiun .......................................................
b. Aktivitas pengawasan .................................................................................
3. Pembiayaan dan Penjaminan ........................................................................
a. Perusahaan Penjaminan ..............................................................................
b. Lembaga Pembiayaan Khusus ...................................................................
c. Lembaga Pembiayaan ...............................................................................
d. Pemeriksaan ...............................................................................................
KERJASAMA KELEMBAGAAN
1. Kerjasama Kelembagaan Domestik .
2. Kerja Sama Kelembagaan Internasional .
PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI ..
DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN PASAR
MODAL ...................................................................................................................
PENUTUP

31
31
32
32
33
33
33
34
34
36
36
37
44
44
45
46
48
48
48
49
50
51
51
52
52
52
53
54
54
55
55
55
57
59
62
63
63
64
72
72
73

I.

KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2010

1.

Indeks Harga Saham Gabungan


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada akhir
perdagangan hari Rabu, 29 Desember 2010, ditutup pada posisi 3.699,22 atau
menguat sebesar 45,96% dibandingkan posisi penutupan pada hari perdagangan
terakhir tahun 2009 yang berada pada posisi 2.534,36.
Dengan demikian, IHSG Bursa Efek Indonesia merupakan indeks saham dengan
kinerja terbaik pada tahun 2010, dibandingkan dengan indeks-indeks saham lain di
kawasan Asia Pasifik. Tabel berikut menunjukkan perkembangan indeks saham di
beberapa bursa utama di Asia Pasifik.
Indeks
IHSG BEI
Bangkok SET
Philippine SE
Korea Composite
Bursa Malaysia KLCI
Sensex 30
Straits Times
Taiwan SE/TAIEX
Hang Seng
Shenzhen Composite
Nikkei 225
S&P/ASX 200
Shanghai Composite

Negara

31 Desember
2009

29 Desember
2010

Perubahan
(%)

Indonesia
Thailand
Filipina
Korea Selatan
Malaysia
India
Singapura
Taiwan
Hongkong
China
Jepang
Australia
China

2.534,36
734,54
3.052,68
1.682,77
1.272,78
17.464,81
2.897,62
8.188,11
21.872,50
1.201,34
10.546,44
4.870,60
3.277,14

3.699,22
1.034,59
4.199,31
2.043,49
1.524,34
20.256,03
3.207,91
8.866,35
22.969,30
1.255,66
10.344,54
4.775,20
2.751,53

45,96
40,85
37,56
21,44
19,77
15,98
10,71
8,28
5,02
4,52
1,91
1,96
16,04

Sumber: BEI, Bloomberg

2.

Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di Bursa Efek Indonesia


Seiring penguatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar saham BEI juga mengalami
peningkatan sebesar 60,63%, dari Rp 2.019,38 triliun pada akhir tahun 2009 menjadi
Rp 3.243,77 triliun pada akhir perdagangan tanggal 29 Desember 2010.
Total nilai transaksi saham di BEI sepanjang tahun 2010 hingga 29 Desember 2010
mencapai Rp 1.249,27 triliun. Angka ini meningkat sebesar 28,10% dari total nilai
transaksi saham sepanjang tahun 2009 sebesar Rp 975,21 triliun. Demikian juga, nilai
transaksi rata-rata harian mengalami peningkatan dari Rp 4,05 triliun per hari pada
tahun 2009 menjadi Rp 5,12 triliun per hari pada tahun 2010.
Dilihat dari nilai bersih transaksi saham yang dilakukan oleh investor asing, sepanjang
tahun 2009 terjadi aliran masuk dana asing (net inflow of foreign capital) sebesar Rp
13,78 triliun. Angka ini meningkat cukup signifikan sepanjang tahun 2010 menjadi Rp
26,74 triliun hingga 29 Desember 2010.

3.

Transaksi Obligasi
Berdasarkan data dari sistem Penerimaan Laporan Transaksi Efek (PLTE), total nilai
pelaporan dan tingkat kepatuhan pelaporan partisipan periode 4 Januari s/d. 28
Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Halaman 1

Total Nilai Pelaporan


No.

Instrumen

1.

Surat Berharga Negara *)

2.

Surat Utang Negara **)

3.

Total Nilai
Pelaporan
1.497.805,18

(Milyar Rp)
Rata-rata Nilai
Pelaporan Harian
6.113,49

1.465.267,35

5.980,68

Sukuk Negara (IFR)

12.690,54

51,80

4.

Obligasi Negara Ritel

65.856,50

268,80

5.

Sukuk Ritel (SR)

19.847,28

81,01

6.

Obligasi Korporasi Konvensional

86.658,55

353,71

7.

Obligasi Syariah & Sukuk Korporasi

2.097,45

8,56

8.

Efek Beragun Aset (EBA)

174,00

0,71

Catatan :
*) Surat Berharga Negara terdiri dari Obligasi Negara (FR & VR), ORI, SPN, SBSN
**) Surat Utang Negara terdiri dari Obligasi Negara (FR & VR), SPN dan ORI

II.

PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN 2010

1.

Perkembangan Emisi Efek.


No.

Uraian

Emisi Saham Perdana

Nilai Emisi Saham Perdana

Emisi HMETD

Nilai Emisi HMETD

Emisi Obligasi Korporat

Nilai Emisi Obligasi Korporat

Emisi Sukuk Korporat

Nilai Emisi Sukuk Korporat

31 Des 2009

29 Des 2010

12 emiten

22 emiten

83,33

Rp.3,72 triliun

Rp.29,30 triliun

687,37

14 emiten

31 emiten

121,43

Rp. 10,83 triliun

Rp.48,67 triliun

349,39

28 emiten

24 emiten

-14,29

Rp. 29,31 triliun

Rp.34,70 triliun

23,53

8 emiten

2 emiten

-75,00

Rp. 1,78 triliun

Rp. 700 miliar

-60,67

Dalam periode yang sama, Bapepam-LK juga telah mengeluarkan 12 surat


Pernyataan Efektif terkait dengan aksi korporasi berupa:
- Penggabungan usaha (2 Pernyataan Pendaftaran); dan
- Penawaran Tender (10 Pernyataan Pendaftaran).
2.

Perkembangan Industri Pengelolaan Investasi Pasar Modal


Industri pengelolaan investasi di tahun 2010 diawali dengan diberlakukannya 2
peraturan baru terkait Manajer Investasi, yaitu Peraturan Nomor V.A.3 tentang
Perizinan Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Manajer
Investasi dan Peraturan Nomor V.D.11 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi
Manajer Investasi. Menindaklanjuti hal tersebut maka selama tahun 2010 Bapepam-LK
melakukan evaluasi terhadap capacity building seluruh Manajer Investasi yang telah

Halaman 2

mendapat izin dari Bapepam-LK. Adapun evaluasi tersebut mencakup antara lain
perkembangan dana kelolaan, permodalan, kompetensi sumber daya manusia,
kecukupan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan Manajer Investasi, strategi
manajemen risiko atas pelaksanaan kegiatan Manajer Investasi, kecukupan fungsifungsi Manajer Investasi, dan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC).
Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui kesiapan Manajer Investasi terhadap
pemenuhan Peraturan Nomor V.A.3 dan Peraturan Nomor V.D.11 serta Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 153/PMK.010/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang
Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek dimana Manajer Investasi
diwajibkan untuk mempunyai modal disetor sebesar Rp. 25 miliar dengan ketentuan:
a. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2010 wajib memiliki modal disetor paling
sedikit sebesar Rp10.000.000.000,00;
b. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2011 wajib memiliki modal disetor paling
sedikit sebesar Rp20.000.000.000,00;
c. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2012 wajib memiliki modal disetor paling
sedikit sebesar Rp25.000.000.000,00.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pada
Manajer Investasi, Bapepam-LK bekerja sama dengan Australasian Compliance
Institute (ACI) melakukan workshop Developing Compliance Plan for Investment
Managers. Dengan diadakannya workshop diharapkan terdapat peningkatan
pemahaman Manajer Investasi atas strategi manajemen risiko dan strategi kepatuhan
yang harus disusun oleh Manajer Investasi dalam rangka memenuhi Peraturan Nomor
V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek Sebagai Manajer Investasi.
Salah satu hasil dari serangkaian proses penataan Manajer Investasi yang telah
dilakukan selama tahun 2010 tersebut adalah dengan dicabutnya Keputusan Ketua
Bapepam-LK nomor KEP-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin
Usaha Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi.
Dengan demikian maka per tanggal 9 Desember 2010, perusahaan yang akan
melakukan kegiatan usaha di bidang Manajer Investasi dapat kembali mengajukan
permohonan izin usaha ke Bapepam-LK.
Selanjutnya dari sisi produk pengelolaan investasi, selama tahun 2010 terjadi
pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Melanjutkan tren pada tahun 2009 jumlah
Reksa Dana sampai dengan tanggal 28 Desember 2010 mengalami peningkatan dari
672 Reksa Dana pada akhir Desember 2009 menjadi 714 Reksa Dana (termasuk di
dalamnya 97 Reksa Dana Penyertaan Terbatas) atau mengalami peningkatan sebesar
6,25%. Sementara itu, Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan jumlah Unit Penyertaan Reksa
Dana juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. NAB Reksa Dana (belum
termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas) meningkat dari Rp 116,73 triliun pada
akhir Desember 2009 menjadi Rp 142,81 triliun pada tanggal 28 Desember 2010 atau
meningkat sebesar 22,34%. Sedangkan jumlah Unit Penyertaan Reksa Dana
meningkat dari 69,98 miliar unit pada akhir Desember 2009 menjadi 81,59 miliar unit
atau meningkat sebesar 16,6%.
Dalam rangka meningkatkan kepastian hukum bagi Manajer Investasi yang melakukan
pengelolaan Portofolio Efek untuk kepentingan nasabahnya (Kontrak Pengelolaan
Dana), pada tahun 2010 Bapepam-LK telah menerbitkan Peraturan Nomor V.G.6
tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek untuk Kepentingan Nasabah Secara
Individual. Peraturan ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi Manajer
Investasi dalam memberikan jasa pengelolaan dana kepada para nasabah dengan
berdasar pada prinsip kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko.

Halaman 3

Selain itu, dalam rangka pengembangan basis investor domestik, Bapepam-LK


bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) secara
konsisten memberikan pemahaman maupun sosialisasi kepada masyarakat pemodal
khususnya yang berada di daerah-daerah yang berpotensi secara ekonomi.
Sementara itu untuk menekan maraknya investasi ilegal sekaligus merintis
pengawasan bersama terhadap produk-produk investasi keuangan, Bapepam-LK
secara intens telah menjalin kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait seperti
Bank Indonesia, Kepolisian, Kejaksaan, PPATK dan Kementerian Perdagangan.
Pengawasan Terhadap Reksa Dana
Sampai dengan tanggal 28 Desember 2010, jumlah Reksa Dana yang ada mencapai
714 Reksa Dana, yang terdiri dari:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Jenis Reksa Dana

Jumlah

Reksa Dana Pendapatan Tetap


Reksa Dana Saham
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa Dana Campuran
Reksa Dana Terproteksi
Reksa Dana Indeks
Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap
Reksa Dana Syariah Saham
Reksa Dana Syariah Campuran
Reksa Dana Syariah Terproteksi
Reksa Dana Syariah Indeks
Reksa Dana ETF
Reksa Dana Penyertaan Terbatas*
Total

Nilai Aktiva Bersih

101
63
27
93
282
1
8
10
16
13
1
2
97
714

Rp 26,392 triliun
Rp 44,769 triliun
Rp 7,388 triliun
Rp 17,743 triliun
Rp 42,120 triliun
Rp 0,177 triliun
Rp 0,515 triliun
Rp 1,625 triliun
Rp 0,901 triliun
Rp 0,692 triliun
Rp 0,080 triliun
Rp 0,409 triliun
Rp 28,117 triliun
Rp 170,928 triliun

Catatan:
a. Reksa Dana Penyertaan Terbatas merupakan Reksa Dana yang khusus
ditawarkan secara terbatas kepada Pemodal Profesional dan tidak ditawarkan
melalui Penawaran Umum. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Penyertaan Terbatas
dilaporkan setiap 3 bulan sekali.
b. Pada tahun 2010 Bapepam-LK juga telah memberikan pernyataan efektif terhadap
Efek Beragun Aset (EBA) yang ketiga, yaitu EBA Danareksa BTN01 KPR, yang
diterbitkan oleh PT. Danareksa Investment Management. Seperti halnya 2 EBA
sebelumnya, EBA kali ini juga merupakan transaksi sekuritisasi atas tagihan KPR
milik PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. dengan total nilai sekuritisasi
mencapai sekitar Rp 750 miliar.
Selama periode tahun 2010 Bapepam-LK juga telah memberikan:
-

Pernyataan Efektif kepada 144 Reksa Dana yang meliputi 26 Reksa Dana
Konvensional dan 118 Reksa Dana Terproteksi, dengan perincian sebagai berikut:
Reksa Dana Konvensional
No

Nama Reksa Dana

No

Nama Reksa Dana

Fortis Maxi Saham

14

Lautandhana Liquid

Bahana Quant Strategy

15

Brent Value Fund

Si Dana Batavia CPI

16

Cipta Dinamika

Halaman 4

Danareksa Seruni Pasar Uang III

17

Danareksa Pendapatan Prima Plus

SAM Sukuk Syariah Sejahtera

18

Phillip Money Market Fund

SAM Syariah Berimbang

19

BNP Paribas Prima USD

Pasar Uang BNIS Pas

20

OSK Nusadana Alpha Sector Rotation

Natpac Dana Berimbang

21

BNP Paribas Pro Balance

Pratama Equity

22

10

Danareksa Mawar Fokus 10

23

11

Mandiri Investa Optimal

24

BNP Paribas Prima Asia USD


Mandiri Investa Dana Pendapatan
Optimal Seri 2
AAA Equity Fund

12

Schroder 90 Plus Equity Fund

25

13

Danareksa Melati Pendapatan Tetap

26

Batavia USD Balanced Asia


First State Indonesian Money Market
Fund

Reksa Dana Terproteksi


No
1
2
3
4

Nama Reksa Dana


Terproteksi Fortis Kapital VII
Mandiri Terproteksi Dana
Pendapatan Berkala 16
Danareksa Proteksi Melati Optima
Syariah
Danareksa Proteksi Melati Optima
XV

No

Nama Reksa Dana

60

Terproteksi BNP Paribas Kapital IX

61

Terproteksi CIMB-Principal CPF XI

62

Danareksa Proteksi Melati Optima XXII

63

Danareksa Proteksi Melati Optima XXI

Recapital Proteksi III Seri 1

64

OSK Nusadana Capital Protected


Fund II

65

Recapital Proteksi IV Seri 1

66

NISP Proteksi Dinamis Seri 7

67

68
69

Batavia Proteksi Ultima USD 2

11

NISP Proteksi Dinamis Seri 8


Terproteksi Schroder Regular
Income Plan IX
Batavia Proteksi Prima I

Mandiri Investa Terproteksi


Pendapatan Berkala Seri 7
Mandiri Investa Terproteksi
Pendapatan Berkala Seri 5
Mandiri Investa Terproteksi
Pendapatan Berkala Seri 4
Mandiri Investa Terproteksi
Pendapatan Berkala Seri 3
Mandiri Investasi Terproteksi Seri 3

70

BNIS Proteksi XXIII-ORI07

12

Si Dana Proteksi Batavia XIX

71

13

AAA Reksa Premium Proteksi IV

72

14

Batavia Proteksi Utama 1


Mandiri Terproteksi Dana
Pendapatan Berkala 17
BNIS Proteksi XIX
Bahana B Optima Protected Fund
USD 1
Mandiri Investa Terproteksi
Pendapatan Berkala Seri 1
Mandiri Terproteksi Dana
Pendapatan Berkala 18
Mandiri Terproteksi Dana

73

Mega Dana Terproteksi VII


OSK Nusadana Capital Protected Fund
IV
Batavia Proteksi Utama 6

74

Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 1

75

Terproteksi BNP Paribas Selaras II


Mandiri Investa Terproteksi
Pendapatan Berkala Dollar Seri 1
Mandiri Investa Terproteksi
Pendapatan Berkala Dollar Seri 8

10

15
16
17
18
19
20

76
77
78

NISP Proteksi Income Plus IX

79

Lautandhana Proteksi Dollar

Halaman 5

Pendapatan Berkala 19
21

Schroder Regular Income Plan X

80

BNIS Proteksi XXII

22

Mandiri Investasi Terproteksi Seri 2

81

NISP Proteksi Dinamis Seri 15

23

Bahana B Optima Protected Fund 29

82

24

Bahana B Optima Protected Fund 28

83

25

Schroder Regular Income Plan XI

84

NISP Proteksi Dinamis Seri 12


Mandiri Investa Terproteksi
Pendapatan Berkala Seri 6
CIMB-Principal CPF CB II

26

CIMB Islamic Sukuk II Syariah

85

Batavia Proteksi Utama 7

27

86

Batavia Proteksi Utama 3


Terproteksi Schroder Regular Income
Plan XII

88

Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 2

30

Fortis Kapital VIII


Mandiri Investa Terproteksi
Pendapatan Berkala Seri 2
Danareksa Proteksi Melati Optima
XIV
Gani Proteksi 3

89

Batavia Proteksi Prima 3

31

Batavia Proteksi Utama 2

90

32

Batavia Proteksi Ultima USD 1

91

33

BNIS Proteksi XXI

92

Bahana B Optima Protected Fund 32


Danareksa Proteksi Melati Optima
XXIII
HPAM Proteksi Dollar-1

34

Bahana Reksa Panin Terproteksi XII


Mandiri Investasi Terproteksi
Syariah Seri 1
Mandiri Investa Terproteksi
Pendapatan Berkala Syariah Seri 1
Lautandhana Proteksi Dinamis III
Bahana Reksa Panin Terproteksi
XIII

93

Batavia Proteksi Utama 8

94

BNP Paribas Protekplus XI

95

Nikko Terproteksi I

96

Nikko Terproteksi III

97

Nikko Terproteksi III

28
29

35
36
37
38

87

39

Bahana B Optima Protected Fund 30

98

40

CIMB-Principal CPF X

99

Bahana Reksa Panin Terproteksi A


XVI
Bahana Reksa Panin Terproteksi XV

41

NISP Proteksi Income Plus VIII

100

Bahana Reksa Panin Terproteksi XIV

42

NISP Proteksi Dinamis Seri 11

101

Lautandhana Proteksi VII

43

NISP Proteksi Dinamis Seri 9

102

BNP Paribas Proteksi Selaras III

44

Premier Capital Protected I

103

45

Bahana B Optima Protected Fund 31

104

46

BNIS Proteksi XXI

105

Bahana A Opttima Protected Fund 38


Bahana Reksa Panin Terproteksi A
XVII
Trim Terproteksi Prima IV

47

Terproteksi BNP Paribas Selaras

106

48

Bahana B Optima Protected Fund 35

107

49

Bahana B Optima Protected Fund 34

108

Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 3


Danareksa Melati Platinum Dollar
Amerika Serikat
Danareksa Proteksi Maxima II

50

Bahana B Optima Protected Fund 33


Bahana Optima Protected Fund
USD 3
Bahana Optima Protected Fund
USD 4
Danareksa Proteksi Melati Optima
XIX

109

Danareksa Proteksi Maxima I

110

AAA Reksa Premium Proteksi V

111

AAA Reksa Premium Proteksi VI

112

Terproteksi CIMB-Principal CPF CB III

51
52
53

Halaman 6

54

56

CIMB-Principal CPF CB I
Danareksa Proteksi Melati Optima
XVIII
Batavia Proteksi Utama 5

57
58

55

59

113

Bahana C Optima Protected Fund 37

114

Lautandhana Proteksi VIII

115

Danareksa Proteksi II

Batavia Proteksi Prima 2

116

HPAM Proteksi-2

Bahana B Optima Protected Fund 36


OSK Nusadana Capital Protected
Fund III

117

TRIM Terproteksi Lestari 4

118

TRIM Terproteksi Prima V

mencatatkan sebanyak 36 Reksa Dana Penyertaan Terbatas.


persetujuan untuk pembubaran 138 Reksa Dana, meliputi:
No

Nama Reksa Dana

No

Nama Reksa Dana

Synergy Jiwasraya Terproteksi

70

Danareksa Proteksi Global Prospektif

BNIS Proteksi III

71

Fortis Protekplus IX

Danareksa Melati Dinamis

72

BNI Dana Berbunga Dua

73

Mandiri Capital Protected Income Fund


9
Mahanusa Dana Lestari

Si Dana Proteksi Batavia VI

74

Makinta Fleksi

Bahana Reksa Panin Terproteksi V

75

Jisawi Mix

76

Optima Seimbang

Terproteksi Schroder Fixed Maturity


Plan VI
Bahana Optima Protected Fund 11

77

Optima Likuid

Si Dana Batavia Saham

78

Telur Emas

10

BIG Dana Likuid

79

Valbury Terproteksi II

11

Danareksa Investasi Bersama

80

Capital Fleksi

12

Danareksa Proteksi Melati II

81

Star Fixed Income

13

BNIS Proteksi XVIII

82

Capital Equity Fund

14

Nikko Cemerlang Nusantara

83

Optima Dollar

15

Dhanawibawa Progresif

84

NISP Dana Mantab

16

Danareksa Proteksi Dinamis

85

NISP Dana Mantab 3

17

Mandiri Protected Extra

86

NISP Proteksi Dinamis Seri I

18

Schroder Regular Income Plan VI

87

NISP Proteksi Income Plus V

19

Si Dana Batavia Terproteksi Div. I

88

Terproteksi Si Dana Batavia IX

20

Si Dana Proteksi Batavia Div. IV

89

Panin Tetap Menghasilkan

21

Si Dana Proteksi Batavia Div. V

90

X-Tra Dana Tetap

22

Si Dana Proteksi Batavia Div. VI

91

NISP Proteksi Dinamis USD

23

Si Dana Proteksi Batavia DIV. X

92

Mandiri Dana Protected Berkala Seri 7

24

Si Dana Proteksi Batavia II

93

Mandiri Investa Optimal

25

Tiga Pilar Dana Fleksi

94

Batavia Obligasi

26

NISP Proteksi

95

Bahana Optima Protected Fund 18

27

Schroder Index Linked Fund II

96

Bahana Reksa Panin Terproteksi III

28

Si Dana Proteksi Nusantara Seri I

97

Cipta Proteksi I

29

Si Dana Kas Optimal

98

Bahana Reksa Panin Terproteksi X

Halaman 7

30

NISP Proteksi Dinamis Seri 5

99

Optima Stabil

31

Premier Fixed

100

Jatim Treasury Fund

32

Terproteksi CIMB-Principal CPF V

101

Saham BUMN

33

Mandiri Capital Protected Income


Fund 15
Portofolio Optimal

102

Synergy Stabil

103

Bahana Reksa Panin Terproteksi IV

104

Si Dana Proteksi Nusantara Seri IV

105

Terproteksi Fortis Kapital III

106

MSAM Gemilang

107

Valbury Terproteksi I

108

Brent Value Fund

109

Batasa Equity Syariah

34
35
36
37
38
39
40

Mandiri Terproteksi Dana


Pendapatan Berkala 9
Fortis Prima
Mandiri Capital Protected Income
Fund 14
Mandiri Terproteksi Dana
Pendapatan Berkala 14
Premier Optima

41

Terproteksi Schroder Regular


Income Plan V
Schroder Dana Terpadu

110

Anam Pendapatan Kombinasi

42

Optima Obligasi

111

AAA Reksa Premium Proteksi II

43

Optima Pasar Uang

112

Berlian Dana Terproteksi

44

Jakarta Blue Chip

113

Berlian Dana Terproteksi II

45

Terproteksi CIMB-Principal CPF III

114

46

Mandiri Protected Regular Income


Fund 2
Bahana Optima Protected Fund 21

115

Danareksa Proteksi Global Prospektif


II
Danareksa Proteksi Melati Optima II

116

Danareksa Proteksi Melati Optima VII

117

Terproteksi Prima

118

Si Dana Proteksi Nusantara Seri V

119

47
48

51

Mandiri Capital Protected Income


Fund 8
Mandiri Capital Protected Income
Fund 10
Mandiri Terproteksi Dana
Pendapatan Berkala 15
Terproteksi Ultima

120

Terproteksi CIMB-Principal CPF


Climate Change
NISP Proteksi Dinamis Seri 3

52

Mahanusa Dana Kapital

121

Danareksa Proteksi Melati Optima VI

53

Mahanusa Dana Ekuitas

122

Premier Capital Protected I

54

Terproteksi HPAM Proteksi-1

123

Mandiri Capital Protected Fund I

55

Terproteksi Si Dana Batavia VII

124

Samuel Dana Pasti

56

Optima Campuran Syariah

125

57

Optima Obligasi Syariah

126

58

127

59

Mandiri Protected Regular Income


Fund 4
Mandiri Investa Dana Prima

OSK Nusadana Capital Protected


Fund III
OSK Nusadana Capital Protected
Fund IV
Save-2-Prosper

128

Bangun Indonesia

60

Dana Tetap Arjuna

129

Danareksa Proteksi Melati Optima III

61

Si Dana Proteksi Nusantara Seri II

130

Trim Syariah Terproteksi Prima I

62

Trim Terproteksi Prima III

131

Batavia Proteksi Ultima USD 1

63

BNI Dana Lancar Dua

132

Ekofix

49
50

Halaman 8

3.

64

Universitas Indonesia

133

Ekomix

65

BNIS Proteksi VIII

134

Batavia Proteksi Pertiwi Seri II

66

AAA Reksa Premium Proteksi III

135

Terproteksi BNP Paribas Kapital IX

67

Terproteksi Si Dana Batavia VIII

136

AIM Trust-JS Pro Kedua

68

Terproteksi Fortis Kapital VII

137

TFI [X]-tra Ordinary II

69

Pundi Reksa Dollar

138

TFI [X]-tra Ordinary III

Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek


No.
1.

2.

3.

4.

Uraian

Jumlah

Pemberian Ijin Usaha Baru untuk Perusahaan Efek


- Perantara Pedagang Efek (PPE)
- Penjamin Emisi Efek (PEE)

Pencabutan Ijin Usaha Perusahaan Efek


- Perantara Pedagang Efek (PPE)
- Manajer Investasi (MI)

10

Pemberian Ijin Orang Perseorangan Baru untuk Wakil PE


- Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE)
- Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE)
- Wakil Manajer Investasi (WMI)

558

Pencabutan Ijin Orang Perseorangan untuk Wakil PE


- Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE)
- Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE)
- Wakil Manajer Investasi (WMI)

27

2
2

2
8

478
36
44
11
4
12

Catatan:
- Hingga akhir tahun 2010 total jumlah Perusahaan Efek yang telah memiliki ijin
usaha sebagai PPE dan PEE dari Bapepam-LK tercatat 157 Perusahaan Efek.
- Selama tahun 2010 Bapepam-LK mengeluarkan 2 ijin usaha baru untuk
Perusahaan Efek yaitu:
1. PT Woori Korindo Securities Indonesia sebagai Penjamin Emisi Efek melalui
Kep-01/BL/PEE/2010 tanggal 18 Agustus 2010.
2. PT Valbury Asia Securities sebagai Penjamin Emisi Efek melalui Kep02/BL/PEE/2010 tanggal 24 Agustus 2010.
dan mengeluarkan 2 ijin usaha untuk Perusahaan Efek baru yaitu:
1. PT Capital Bridge Indonesia sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep01/BL/PPE/2010 tanggal 2 Nopember 2010.
2. PT Garuda Nusantara Capital sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep02/BL/PPE/2010 tanggal 10 Nopember 2010.
- Selama tahun 2010 Bapepam-LK telah mencabut ijin untuk Perusahaan Efek
sebagai berikut:
1. PT Capital One sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep-27/BL/2010
tanggal 19 Februari 2010.

Halaman 9

2.

4.

PT. Eurocapital Peregrine Securities sebagai Perantara Pedagang Efek,


Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi melalui Kep-01/BL/PPE/S.5/2010,
Kep-01/BL/PEE/S.5/2010, dan Kep-03/BL/MI/S.5/2010 tanggal 10 Juni 2010.
Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak mengeluarkan izin baru Perusahaan Efek
sebagai Manajer Investasi sejak bulan April 2007, berdasarkan SK Ketua
Bapepam dan LK Nomor Kep-69/BL/2007 tanggal 13 April 2007 tentang
Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan
Kegiatan Sebagai Manajer Investasi.
Di tahun 2010 juga tercatat 8 Manajer Investasi dicabut ijin usahanya oleh
Bapepam-LK. Dengan demikian, total jumlah Manajer Investasi hingga akhir 2010
ini adalah 85 Manajer Investasi.
Di tahun 2010, Bapepam dan LK mengeluarkan surat Keputusan Ketua Bapepam
dan LK Nomor: KEP-541/BL/2010 tanggal 9 Desember 2010 tentang Pencabutan
Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-69/BL/2007
tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang
Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Manajer Investasi.
Sampai dengan akhir 2010, Bapepam-LK telah memberikan ijin orang
perseorangan sebagai WPPE dan WPEE sebanyak 7.282 ijin. Sedangkan total ijin
orang perseorangan sebagai WMI yang telah dikeluarkan Bapepam-LK adalah
sejumlah 1.878 ijin WMI (termasuk pencabutan ijin WMI secara keseluruhan
sebanyak 17 orang dimana untuk tahun 2010 dilakukan pencabutan ijin WMI
sebanyak 12 orang).
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaku pasar modal, dalam tahun 2010 ini
Bapepam-LK telah melakukan kegiatan edukasi berupa pembekalan kepada Wakil
Perantara Pedagang Efek dan Wakil Penjamin Emisi Efek di 9 kota yang diikuti
oleh WPE dari 108 Perusahaan Efek.
Bapepam-LK terus meningkatkan kehati-hatian dalam memberikan persetujuan
terhadap perubahan manajemen dan pengendali dari Perusahaan Efek yang
menjalankan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi, antara lain melalui
kegiatan penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon
Direktur, Komisaris, dan Pemegang Saham dari SRO, Perusahaan Efek, dan
Manajer Investasi, dengan perincian sebagai berikut:
a. SRO:
Calon Komisaris PT KPEI pada tanggal 14 Mei 2010;
Calon Direktur PT KSEI pada tanggal 29 April 2010.
b. Perusahaan Efek:
Calon Direktur sebanyak 76 orang;
Calon Komisaris sebanyak 50 orang;
Calon Pemegang Saham atau Pengendali sebanyak 5 Pihak.
c. Manajer Investasi:
Calon Direktur sebanyak 39 orang (23 orang disetujui, 7 orang belum dapat
disetujui, dan 9 orang masih dalam proses);
Calon Komisaris sebanyak 20 orang (9 orang disetujui, 4 orang belum dapat
disetujui, dan 7 orang masih dalam proses);
Calon Pemegang Saham atau Pengendali sebanyak 3 pihak

Perijinan lainnya.
a. Penasihat Investasi

Halaman 10

Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak memberikan ijin baru sebagai Penasihat
Investasi dikarenakan sedang dilakukannya revisi peraturan terkait Perijinan
Penasihat Investasi.
b. Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dan Wakil Agen Penjual Efek Reksa
Dana (WAPERD)
Selama tahun 2010, Bapepam-LK memproses 2 pengajuan ijin baru APERD yaitu
PT. Bank Chinatrust dan PT. Bank Windu Kentjana namun belum dapat
mempertimbangkan kedua pengajuan ijin tersebut. Sementara itu pada periode
yang sama 5 APERD mengembalikan ijin yaitu PT. Bank Bumiputera, Deutsche
Bank A.G, PT. Bank Victoria Internasional, PT. Bank Mayapada, dan PT. RBS
ABN Amro Bank sehingga jumlah seluruh APERD sampai dengan Desember 2010
sebanyak 22 Bank.
Pemegang izin orang perseorangan sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana
(WAPERD) mengalami pertumbuhan dari 21.152 orang pada tahun 2009 menjadi
23.327 orang atau mengalami kenaikan sebesar 10,3%.
Pada tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan pencabutan izin WAPERD dari
tahun 1997-2002 secara keseluruhan sebanyak 2.248 orang atau sebesar 9,6%
dari seluruh pemegang izin WAPERD, pencabutan ini dilakukan secara bertahap
sesuai dengan ketentuan Peraturan Nomor V.B.2 Tentang Permohonan Izin Wakil
Agen Penjual Efek Reksa Dana.
5.

Persetujuan dan Pendaftaran


a. Sepanjang tahun 2010 ini, Bapepam-LK telah mengeluarkan Surat Tanda
Terdaftar (STTD) untuk 180 Profesi Penunjang Pasar Modal, dengan rincian:
- 114 STTD Notaris;
- 7 STTD untuk Konsultan Hukum
- 34 STTD untuk Akuntan; dan
- 25 STTD untuk Penilai.
Sehingga sampai dengan akhir bulan Desember 2010, jumlah profesi yang telah
terdaftar di Bapepam-LK adalah 674 Konsultan Hukum, 1.345 Notaris, 572
Akuntan, dan 135 Penilai.
b. Untuk lembaga penunjang pasar modal, hingga akhir Desember 2010 terdapat
data-data sebagai berikut:
- 20 bank telah memperoleh persetujuan sebagai Bank Kustodian;
- 10 perusahaan sebagai BAE;
- 14 in-house BAE;
- 14 Wali Amanat;
Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak menerbitkan STTD sebagai Wali
Amanat.
- 3 Pemeringkat Efek.
Selama tahun 2010 telah bertambah 1 (satu) Perusahaan Pemeringkat Efek
yaitu PT ICRA Indonesia.

III.

AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN


Dalam kurun waktu 4 Januari 2010 hingga 29 Desember 2010, Bapepam-LK telah:
-

memproses penerbitan 5 peraturan Menteri Keuangan di bidang lembaga


keuangan;

Halaman 11

memproses penyempurnaan 2 peraturan Menteri Keuangan di bidang lembaga


keuangan dan 1 peraturan Menteri Keuangan di bidang pasar modal;
menerbitkan 4 peraturan baru di bidang pasar modal dan 1 peraturan baru di
bidang lembaga keuangan;
melakukan penyempurnaan atas 5 peraturan di bidang pasar modal;
menerbitkan 1 surat edaran di bidang pasar modal;
memberikan persetujuan terhadap perubahan 3 peraturan, 2 Anggaran Dasar,
dan 1 kebijakan SRO.

Berikut informasi lengkap mengenai penerbitan, penyempurnaan peraturan dan


persetujuan atas perubahan peraturan dan anggaran dasar SRO:
1. Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan
No.

Nomor Keputusan/ Peraturan

1.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


18/PMK.010 tanggal 25 Januari 2010

2.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


30/PMK.10/2010 tanggal 9 Februari
2010
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
37/PMK.010/2010 tanggal 12 Februari
2010

3.

4.

5.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


168/PMK.010/2010 tanggal 16
September 2010
Peraturan Ketua Nomor PER03/BL/2010 tanggal 28 September
2010

Tentang
Penerapan Prinsip Dasar
Penyelenggaraan Usaha
Asuransi dan Usaha Asuransi
Dengan Prinsip Syariah
Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah Bagi Lembaga
Keuangan Non Bank
Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan Bagi Calon pengurus
Dana Pensiun Pemberi Kerja
dan Calon Pelaksana Tugas
Pengurus Dana Pensiun
Lembaga Keuangan
Pemeriksanaan Perusahaan
Perasuransian
Bentuk, Susunan, Dan
Penyampaian Laporan
Keuangan Triwulanan Dan
Laporan Kegiatan Usaha
Semesteran Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur

2. Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan


No.

Nomor Keputusan/ Peraturan

Tentang

1.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


36/PMK.010/2010 tanggal 12 Februari
2010

2.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


161/PMK.010/2010
tanggal 1 September 2010

Perubahan KMK Nomor


513/KMK.06/2002 Tentang
Persyaratan Pengurus dan
Dewan Pengawas Dana Pensiun
Pemberi Kerja dan Pelaksana
Tugas Pengurus Dana Pensiun
Lembaga Keuangan
Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
140/PMK.010/2009 Tentang
Pembinaan dan Pengawasan

Halaman 12

3.

Peraturan Menteri Keuangan RI


Nomor: 153/PMK.010/2010,
1 Oktober 2010.

Lembaga Pembiayaan Ekspor


Indonesia
Kepemilikan Saham Dan
Permodalan Perusahaan Efek.

3. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK


No.

Nomor Keputusan/ Peraturan

1.

Peraturan Nomor VI.C.4 Lampiran


Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor:Kep-412/BL/2010 tanggal 6
September 2010
Peraturan Nomor IX.D.6 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor:Kep-432/BL/2010 tanggal
1 Oktober 2010
Peraturan Nomor V.G.6 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor: Kep-112/BL/2010
tanggal 16 April 2010.
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor: Kep- 541/BL/2010
Tanggal 9 Desember 2010.

2.

3.

4.

5.

PER-02/BL/2010 tanggal 14
September 2010

Tentang
Ketentuan Umum dan Kontrak
Perwaliamanatan Efek Bersifat
Utang
Pengeluaran Saham Biasa
Dengan Nilai Nominal Berbeda

Pedoman Pengelolaan Portofolio


Efek Untuk Kepentingan
Nasabah Secara Individual.
Pencabutan Keputusan Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan Nomor:
Kep-69/BL/2007 tentang
Penghentian Sementara
Pemberian Izin Usaha
Perusahaan Efek Yang
Melakukan Kegiatan Sebagai
Manajer Investasi.
Dana Pensiun Yang Wajib
Memiliki Pengurus dan
Pelaksana Tugas Pengurus
Dana Pensiun Yang Lulus
Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan

4. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK


No.

Nomor Keputusan/ Peraturan

Tentang

1.

Keputusan Ketua Bapepam dan LK


Nomor: Kep-26/BL/2010
tanggal 18 Februari 2010.

2.

Peraturan Nomor XI.B.2 Lampiran


Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor: Kep-105/BL/2010 tanggal
13 April 2010
Peraturan Nomor V.D.3 Lampiran

Perubahan Keputusan Ketua


Bapepam-LK Nomor: Kep479/BL/2009 tentang Perizinan
Perusahaan Efek Yang
Melakukan Kegiatan Usaha
Sebagai Manajer Investasi.
Pembelian Kembali Saham yang
Dikeluarkan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik

3.

Pengendalian Internal

Halaman 13

Keputusan Ketua Bapepam dan LK


Nomor: Kep-548/BL/2010 tanggal
28 Desember 2010
4.

5.

Peraturan Nomor V.D.4 Lampiran


Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor: Kep-549/BL/2010 tanggal
28 Desember 2010
Peraturan Nomor V.D.5 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor: Kep-550/BL/2010 tanggal
28 Desember 2010

Perusahaan Efek Yang


menjalankan Kegiatan Usaha
Sebagai Perantara Pedagang
Efek.
Pengendalian dan Perlindungan
Efek Yang Disimpan Oleh
Perusahaan Efek.
Pemeliharaan dan Pelaporan
Modal Kerja Bersih Disesuaikan

5. Penerbitan Surat Edaran


No.

Nomor Keputusan/ Peraturan

Tentang

1.

Surat Edaran Nomor: SE-04/BL/2010,


21 Juli 2010.

Penjelasan Atas Peraturan


Bapepam dan LK Nomor V.G.6
Tentang Pedoman Pengelolaan
Portofolio Efek Untuk
Kepentingan Nasabah Secara
Individual.

6. Persetujuan atas Perubahan Peraturan, Kebijakan dan Anggaran Dasar SRO


1) Peraturan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor VI tentang Kliring dan
Penjaminan Penyelesaian Transaksi Efek EBA dan Peraturan Nomor VII
tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Unit Penyertaan
Reksa Dana Berbentuk KIK di Bursa
Perubahan peraturan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) tersebut
dilakukan untuk mengakomodasi surat Bapepam-LK Nomor S-33/BL.06/2009
tanggal 25 Februari 2009 perihal Perubahan Surat Edaran KPEI Menjadi
Peraturan yang meminta KPEI untuk menjadikan Surat Edaran KPEI sebagai
peraturan KPEI agar memiliki dasar hukum yang lebih kuat dan sejalan dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Surat Edaran KPEI tersebut adalah
Surat Edaran Nomor: SE-001/DIR/KPEI/0209 tanggal 12 Februari 2009 tentang
Pelayanan Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Efek
Beragun Aset di Bursa dan Surat Edaran Nomor: SE-002/DIR/KPEI/1207
tanggal 17 Desember 2007 perihal Pelaksanaan Jasa Kliring dan Penjaminan
Penyelesaian Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif di Bursa. Bapepam-LK memberikan persetujuan atas kedua
peraturan tersebut melalui surat No. S-473/BL/2010 tanggal 20 Januari 2010.
2) Perubahan Proses Bisnis Penyelesaian Transaksi Bursa PT Kliring Penjaminan
Efek Indonesia
Sehubungan dengan rencana KPEI mengimplementasikan sistem Continous
Settlement pada proses penyelesaian transaksi bursa, yang dapat
meningkatkan efisiensi dalam proses tersebut, KPEI mengajukan perubahan
proses bisnis penyelesaian transaksi bursa melalui surat Nomor: KPEI1176/DIR/1209 tanggal 10 Desember 2009 perihal Permohonan Persetujuan
Perubahan Bisnis Proses Penyelesaian Transaksi Bursa. Dengan

Halaman 14

3)

4)

5)

6)

implementasi sistem ini, Anggota Kliring (AK) memperoleh manfaat yaitu


kepastian pemenuhan hak terima dana tanpa harus menunggu pembayaran
dari AK serah dana apabila AK serah efek tersebut telah menyelesaikan
seluruh kewajibannya di T+3 pagi. Bapepam-LK melalui surat nomor: S1637/BL/2010 tanggal 22 Februari 2010 menyatakan tidak keberatan atas
perubahan proses bisnis tersebut mengingat perubahan bisnis proses tersebut
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal dan mendukung pelaksanaan fungsi KPEI sebagai Central Counter
Party (CCP).
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia
Dalam rangka menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor III.A.3
tentang Direktur Bursa Efek, melalui surat Nomor S-04790/BEI.HKM/09-2009
tanggal 14 September 2009 perihal Permohonan Persetujuan Perubahan
Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia dan terakhir melalui surat nomor S06808/BEI.HKM/12-2009 tanggal 29 Desember 2009 perihal Permohonan
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia, BEI
mengajukan permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar. Bapepam
dan LK melalui surat Nomor: S-1457/BL/2010 tanggal 16 Februari 2010 perihal
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia telah
memberikan persetujuan terhadap perubahan Anggaran Dasar BEI tersebut.
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Dalam rangka menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor III.C.3
tentang Direktur Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan Nomor III.C.8
tentang Komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan UU No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), melalui surat Nomor: KSEI1370/DIR/0709 tanggal 28 Juli 2009 perihal permohonan persetujuan atas
perubahan Anggaran Dasar Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan
terakhir melalui surat nomor Nomor: KSEI-1719/DIR/1010 tanggal 8 Oktober
2010 perihal permohonan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (PT KSEI), KSEI mengajukan
permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar. Bapepam-LK melalui
surat Nomor S-10235/BL/2010 tanggal 10 November 2010 perihal persetujuan
perubahan Anggaran Dasar PT Kustodian Sentral Efek Indonesia telah
memberikan persetujuan terhadap perubahan Anggaran Dasar KSEI tersebut.
Persetujuan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia Nomor II-A tentang
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas
Dalam rangka harmonisasi peraturan pasca merger PT Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES), guna memperkuat dasar hukum
pengaturan beberapa ketentuan yang selama ini ditetapkan dalam Surat
Edaran atau Surat Keputusan Direksi, dan guna penyesuaian dengan
kebutuhan dan dinamika pasar saat ini, BEI mengajukan permohonan
Persetujuan atas Draft Peraturan Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas melalui surat nomor: S-05583/BEI.PSH/10-2008 tanggal 28
Oktober 2008 dan terakhir melalui surat nomor: S-05366/BEI.PSH/08-2010
tanggal 27 Agustus 2010. Terhadap permohonan tersebut, Bapepam-LK telah
memberikan persetujuan melalui surat Nomor S-11058/BL/2010 tanggal 13
Desember 2010 perihal Persetujuan Perubahan Peraturan BEI Nomor II.A
tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.
Persetujuan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia Nomor III-A tentang
Keanggotaan Bursa

Halaman 15

Dalam rangka harmonisasi peraturan pasca merger BEJ-BES, guna


memperkuat dasar hukum pengaturan beberapa ketentuan yang selama ini
ditetapkan dalam Surat Edaran atau Surat Keputusan Direksi, dan guna
penyesuaian dengan kebutuhan dan dinamika pasar saat ini, BEI mengajukan
permohonan Persetujuan atas Draft Peraturan Nomor III-A tentang
Keanggotaan Bursa melalui surat nomor: S-05626/BEI.ANG/10-2008 tanggal
29 Oktober 2008 dan terakhir melalui surat nomor: S-5331/BEI.ANG/08-2010
tanggal 26 Agustus 2010 perihal Permohonan Persetujuan Atas Konsep Final
Perubahan Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa. Atas
permohonan tersebut, Bapepam-LK telah memberikan persetujuan melalui
surat Nomor S-11059/BL/2010 tanggal 13 Desember 2010 perihal Persetujuan
Perubahan Peraturan BEI Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa.
7. Litigasi dan Kegiatan Pelayanan Hukum
Selama tahun 2010, Bapepam-LK menangani perkara-perkara di Pengadilan
sebagai berikut:
1) Perkara Nomor: 331/Pdt.G/2008/PN.JKT.PST antara Rudi Wirawan Rusli
sebagai Pembanding melawan Ahmad Fuad Rahmany, cs sebagai Terbanding.
Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah memberikan putusan yang
menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yaitu menyatakan
gugatan Pembanding tidak dapat diterima.
2) Perkara Nomor: 142/G/2008/PTUN.JKT antara PT. Euro Peregrine Sekurities
sebagai Pemohon Kasasi melawan Menteri Keuangan RI Cq Bapepam-LK
sebagai Termohon Kasasi. Majelis Hakim Mahkamah Agung Republik
Indonesia telah memberikan putusan yang menyatakan menolak permohonan
kasasi PT EPS.
3) Perkara Nomor: 159/G/2008/PTUN.JKT antara PT. Putra Mandiri Finance
sebagai Pemohon Kasasi melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Termohon
Kasasi. Perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah
Agung Republik Indonesia.
4) Perkara Nomor: 88/G/2008/PTUN.JKT antara Ketua Bapepam-LK sebagai
Pemohon Kasasi melawan Soeseno Haryo Saputro sebagai Termohon Kasasi.
Terhadap putusan tersebut, Bapepam-LK sedang mempersiapkan pengajuan
permohonan Peninjauan Kembali.
5) Perkara Nomor: 794/PDT.G/2007/PN.JKT.SEL antara PT. Bank Global
Internasional sebagai Pemohon Kasasi melawan Maria Susianti dan Uung
sebagai Termohon Kasasi, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI Cq
Direktur Perbankan dan Usaha Jasa Pembiayaan sebagai Turut Termohon
Kasasi I, Gubernur Bank Indonesia sebagai Turut Termohon Kasasi II dan
Bapepam-LK sebagai Turut Termohon Kasasi III. Perkara tersebut masih
dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
6) Perkara Nomor: 1356/PDT.G/2009/PN.JKT.SEL antara Para Nasabah PT
Sarijaya Permana Sekuritas (PT SPS) sebagai Para Penggugat melawan PT
Sarijaya Permana Sekuritas sebagai Tergugat I, Pemerintah RI Cq Menteri
Keuangan RI sebagai Tergugat II, Bapepam-LK sebagai Tergugat III, PT
Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat I, dan PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat II. Para Penggugat
mengajukan Banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
7) Perkara Nomor: 1604/PDT.G/2009/PN.JKT.SEL antara Nasabah PT SPS atas
nama Rudy Setiawan, dkk. sebagai Para Penggugat melawan PT SPS sebagai
Tergugat I, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI sebagai Tergugat II,

Halaman 16

Bapepam-LK sebagai Tergugat III, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia


sebagai Turut Tergugat I, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai
Turut Tergugat II. Perkara tersebut masih dalam proses banding di Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta.
8) Perkara Nomor: 192/PTUN.G/2009/PTUN-JKT antara PT CSM Corporatama
sebagai Penggugat melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Tergugat. Perkara
tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara Jakarta.
9) Perkara Nomor: 182/Pdt.G/2010/PN.JKT Sel. antara Nasabah PT SPS atas
nama Rudi Setiawan dkk. sebagai Para Penggugat melawan PT Sarijaya
Permana Sekuritas sebagai Tergugat I, Yusuf Rusli sebagai Tergugat II,
Zulpiyan Alamsyah sebagai Tergugat III, Teguh Jaya sebagai Tergugat IV,
Herman Ramli sebagai Tergugat V, dan Bapepam-LK sebagai Turut Tergugat.
Perkara tersebut sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan.
10) Perkara Nomor: 135/Pdt.G/2010/PN.Jak.Sel antara Sdr. R.H Wuryanto Sutaryo
melawan PT Semen Nusantara Cq PT Semen Holcim Tbk selaku Tergugat,
Bapepam-LK selaku Turut Tergugat I, PT Bursa Efek Indonesia selaku Turut
Tergugat II, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal selaku Turut Tergugat
III. Perkara tersebut telah mendapatkan putusan dari Majelis Hakim Pengadilan
Tata Usaha Negara Jakarta yang menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak
diterima.
11) Perkara Nomor: 115/ G/2010/PTUN.JKT antara Rudi Wirawan Rusli sebagai
Penggugat melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Tergugat. Perkara tersebut
sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Bantuan Keterangan Ahli Atau Saksi
Selain menangani perkara-perkara baik perdata maupun tata usaha negara,
Bapepam-LK juga melakukan kegiatan pelayanan hukum yaitu menjadi ahli atau
saksi dari kasus-kasus perdata maupun pidana yang diproses baik di kepolisian,
kejaksaan maupun di pengadilan. Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK melakukan
kegiatan pelayanan hukum menjadi ahli/saksi dengan rincian sebagai berikut:
1) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Optima Kharya Capital Management, di Kepolisian Daerah Jawa Barat pada
tanggal 12 Januari 2010.
2) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Optima Kharya Capital Securities, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada
tanggal 12 Januari 2010.
3) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait
dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat pada tanggal 14 Januari 2010.
4) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Optima Kharya Capital Securities, di Kepolisian Daerah Metro Jaya pada
tanggal 9 Februari 2010.
5) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Investindo Sekuritas cabang Semarang, pada tanggal 17 Maret 2010.
6) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Optima Kharya Capital Management, di Badan Reserse Kriminal Polri pada
tanggal 17 Maret 2010.

Halaman 17

7) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT


(Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), pada tanggal 5 April 2010.
8) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait
dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat pada tanggal 22 April 2010.
9) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
DBS Vickers Indonesia Securities, di Kepolisian Daerah Metro Jaya pada
tanggal 17 Mei 2010.
10) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara perdata terkait dengan PT
Danareksa, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 22 Juni 2010.
11) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
(Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), pada tanggal 24 Juni 2010.
12) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara Dana Pensiun PT
Dirgantara Indonesia (IPTN), di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat pada tanggal 6
Juli 2010.
13) memberikan keterangan Saksi dalam perkara pidana asuransi terkait dengan
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
pada tanggal 10 Maret 2010.
14) memberikan keterangan sebagai Saksi dalam perkara pidana terkait dengan
PT Banten Java Persada, Pengalihan Aset Eks Golden Key di Kejaksaan
Agung pada tanggal 1 Februari 2010.
15) memberikan keterangan sebagai Saksi dalam perkara pidana terkait dengan
Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia di Kejaksaan Negeri Jakarta
Pusat pada tanggal 7 Mei 2010.
16) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara perdata terkait dengan
sengketa antara nasabah dengan PT Danareksa, di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan pada tanggal 26 Agustus 2010.
17) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Mandiri Sekuritas, di Polda Metro Jaya pada tanggal 24 September 2010.
18) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Optima Kharya Capital Securities, di Polda Metro Jaya pada tanggal 22
Oktober 2010.
19) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Optima Kharya Capital Management dan PT Optima Kharya Capital Securities,
di Kejaksaan Agung pada tanggal 4 November 2010.
20) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Asjaya Indosurya Securities, di Polda Metro Jaya pada tanggal 10 Nopember
2010.
21) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait
dengan PT Baliconsultant Insurance, di Polda Bali pada tanggal 22 Nopember
2010.
22) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait
dengan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), di Pengadilan Negeri
Tangerang pada tanggal 29 Nopember 2010.
23) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Kembang 88 Multifinance, di Polresta Barelang pada tanggal 8 Desember
2010.

Halaman 18

24) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT
Investindo Nusantara Sekuritas, di Polrestabes Semarang pada tanggal 14
Desember 2010.

IV.

AKTIVITAS PENGAWASAN

1.

Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik.


Sepanjang tahun 2010, terdapat 123 aksi korporasi yang dilakukan Emiten/
Perusahaan Publik dengan rincian:
a. 2 Penggabungan Usaha (merger).
b. 10 Penawaran Tender (Tender Offer).
c. 12 emiten melakukan Transaksi Material.
d. 2 emiten melakukan Perubahan Nama.
e. 6 emiten melakukan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
f. 53 emiten melakukan transaksi afiliasi dan atau transaksi yang mengandung unsur
Benturan Kepentingan.
g. 11 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa HMETD.
h. 12 emiten melakukan Transaksi Material sekaligus Transaksi Afiliasi yang
mengandung unsur Benturan Kepentingan.
i. 8 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham.
j. 5 emiten melakukan Pembelian Kembali Obligasi.
k. 2 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi.
Berikut informasi lengkap atas aksi korporasi Emiten dan Perusahaan Publik:
a. 2 Penggabungan Usaha (Merger).
- PT Tri Polyta Tbk. merger dengan PT Chandra Asri.
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. merger dengan PT Multiphala Agrinusa dan
PT Bintang Terang Gemilang.
b. 10 Penawaran Tender (Tender Offer), yaitu:
No.

Nama Perusahaan

No.

Nama Perusahaan

1.

PT Mutiara Timur Pratama

6.

PT Teijin Indonesia Fiber Tbk.

2.

PT Meadow Indonesia

7.

PT Allbond Makmur Usaha Tbk.

3.

8.

PT Aqua Golden Mississippi Tbk.

4.

PT Ramba Energy Indonesia Limited


PT Multi Bintang Indonesia Tbk.

9.

PT Aneka Kemasindo Utama Tbk.

5.

PT Kageo Igar Jaya Tbk.

10.

PT Titan Kimia Nusantara Tbk.

c. 12 emiten melakukan Transaksi Material, dengan rincian:


No.

Nama Perusahaan

No.

Nama Perusahaan

1.

PT Allbond Makmur Usaha Tbk.

7.

PT Intiland Development Tbk.

2.

PT Eterindo Wahanatama Tbk.

8.

PT Petrosea Tbk.

3.

PT Bumi Resources Tbk.

9.

4.

PT Indal Aluminium Industry Tbk.

10.

PT Sona Topas Toursm Industry


Tbk.
PT Nusantara Infrastruktur Tbk.

5.

PT Matahari Department Store Tbk.

11.

PT Bank Mayapada Tbk.

6.

PT Matahari Putra Prima Tbk.

12.

PT Dharmindo Adhiduta Tbk.

d. 2 emiten melakukan perubahan nama, yakni:

Halaman 19

No.

Nama Semula

Nama Baru

1.

PT Teijin Indonesia Fiber Tbk.

PT Tifico Fiber Indonesia Tbk.

2.

PT Kageo Igar Jaya Tbk.

PT Champion Pacific Indonesia Tbk.

e. 6 emiten melakukan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, yaitu:


No.

f.

Nama Perusahaan

No.

Nama Perusahaan

1.

PT Barito Pasific Tbk.

4.

PT Akasha Wira International Tbk.

2.

PT Eterindo Wahanatama Tbk.

5.

3.

PT Cita Mineral Investindo Tbk.

6.

PT Indomobil Sukses Internasional


Tbk.
PT Modern Internasional Tbk.

53 emiten melakukan transaksi afiliasi dan atau transaksi yang mengandung unsur
Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, yaitu:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Nama Perusahaan

No.

PT Indonesia Prima Property Tbk.


PT Petrosea Tbk.
PT Indoexchange Tbk.
PT Catur Sentosa Adiprna Tbk.
PT Central Omega Resources Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Pesero)
Tbk.
PT Bank Himpunan Saudara 1906
Tbk.
PT Bank Permata Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.
PT Centrin Online Tbk.

28.
29.
30.
31.
32.
33.

PT Dynaplast Tbk.
PT AKR Corporindo Tbk.
PT Central Proteinaprima Tbk.
PT SMART Tbk.
PT Bayan Resources Tbk.
PT Barito Pacific Tbk.

34.

PT HM Sampoerna Tbk.

35.
36.
37.

PT Jasa Marga Tbk.


PT Dian Swastatika Sentosa Tbk.
PT Sona Topas Tourism Industry
Tbk.
PT Matahari Department Store Tbk.

38.
39.
40.

PT Kimia Farma Tbk.


PT Indofarma Tbk.
PT Charoen Pokphand Indonesia
Tbk.
PT BISI International Tbk.
PT Astra Otoparts Tbk.
PT Sekar Bumi Tbk.

PT Matahari Putra Prima Tbk.


PT Intiland Development Tbk.
PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.
PT First Media Tbk.
PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk.
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk.
PT Star Pacific Tbk.
PT Bumi Serpong Damai Tbk.

42.
43.
44.
45.
46.

PT Bank Himpunan Saudara 1906


Tbk.
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Sara Lee Body care Indonesia

50.

PT Bentoel Internasional Investama


Tbk.
PT Citra Tubindo Tbk.
PT Sucaco Tbk.
PT Dharmindo Adhiduta Tbk.
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk.
PT Keramika Indonesia Assosiasi
Tbk.
PT Resources Alam Indonesia Tbk.
PT Indal Aluminium Industry Tbk.
PT Bakrie Sumatera Plantations
Tbk.
PT Berlina Tbk

51.
52.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.


PT Ciputra Surya Tbk.

41.

47.
48.
49.

Nama Perusahaan

Halaman 20

26.
27.

Tbk.
PT Bank Mayapada Tbk.
PT Nusantara Infrastruktur Tbk.

53.

PT.Mandom Indonesia Tbk.

g. 11 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih


Dahulu, yakni:
No.

Nama Perusahaan

No.

Nama Perusahaan

1.

PT Indonesia Air Transport Tbk.

7.

PT Tunas Baru Lampung Tbk.

2.

PT Metrodata Electronik Tbk.

8.

PT Bumi Resources Tbk.

3.

9.

PT ATPK Reosurces Tbk.

4.

PT Agis Tbk.
PT Inter Delta Tbk.

10.

PT Bukaka Teknik Utama Tbk.

5.

PT Mobile 8 Telecom Tbk.

11.

PT Indomobil Sukses Internasional


Tbk.

6.

PT Teijin Indonesia Fiber Tbk.

h. 12 emiten melakukan Transaksi Material sekaligus Transaksi Afiliasi yang


mengandung unsur Benturan Kepentingan.
No.

i.

No.

Nama Perusahaan

1.

PT Matahari Departement Store Tbk

7.

PT Bank Mayapada Tbk

2.

PT Matahari Putra Prima Tbk

8.

PT Dharmindo Adhiduta Tbk

3.

9.

PT Cipendawa Tbk

4.

PT Intiland Development Tbk


PT Petrosea Tbk

10.

PT Pelat Timah Nusantara Tbk.

5.

PT Sona Topas Toursm Industry Tbk.

11.

6.

PT Nusantara Infrastruktur Tbk.

12.

PT Indomobil Sukses Internasional


Tbk.
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

8 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham, yakni:


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

j.

Nama Perusahaan

Nama Perusahaan
PT Jaya Real Property Tbk.
PT Global Mediacom Tbk.
PT Kalbe Farma Tbk.
PT Argha Karya Prima Industry Tbk.
PT Kageo Igar Jaya Tbk.
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
PT Media Nusantara Citra Tbk.
PT Global Mediacom Tbk.

Keterangan
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3

5 emiten melakukan Pembelian Kembali Obligasi


No.

Nama Perusahaan

No.

Nama Perusahaan

1.

PT BNI Securities

4.

PT Lautan Luas Tbk.

2.

PT Bhakti Finance

5.

PT Aetra Air Jakarta

3.

PT Mobile 8 Telecom Tbk.

k. 2 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi, yakni PT Suryamas Duta Makmur Tbk.


dan PT Holcim Indonesia Tbk.

Halaman 21

2.

Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek


Uji kepatuhan lembaga efek dilakukan melalui pemeriksaan rutin kepada para pelaku
pasar modal khususnya Lembaga Efek. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari tugas
dan fungsi Bapepam-LK dalam melakukan pembinaan dan pengawasan pasar modal.
Pemeriksaan rutin bertujuan untuk memastikan kepatuhan Lembaga Efek terhadap
peraturan perundang-undangan pasar modal yang berlaku.
Selama periode Januari hingga Desember 2010, Bapepam-LK telah melakukan
pemeriksaan rutin terhadap:
34 Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 14 Kantor Pusat PE Anggota Bursa, 15
Kantor Cabang PE Anggota Bursa, 4 PE Non Anggota Bursa dan 1 Kantor
Cabang PE Non Anggota Bursa.
1 SRO, yaitu PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia.
Dalam melakukan uji kepatuhan PE, pemeriksaan dilakukan terhadap antara lain
organisasi PE, pengendalian dan pengawasan internal, penyelenggaraan pembukuan,
perlindungan aset-aset nasabah, Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) khususnya
dalam hal kesesuaian dalam perhitungan dan penyajiannya.
Sedangkan dalam pemeriksaan rutin SRO, pemeriksaan dilakukan terhadap antara
lain organisasi, operasional, pelaporan dan pemeliharaan dokumen.
Dari hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap 34 PE, 2 PE dikenakan sanksi
penghentian sementara (suspensi) kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek, 12 PE
diberikan teguran tertulis dan 20 PE masih dalam proses penyusunan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP).
Disamping itu, pada periode yang sama, Bapepam-LK telah melakukan monitoring
terhadap :
14 Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 10 Kantor Pusat PE Anggota Bursa
dan 4 Kantor Cabang PE Anggota Bursa.
10 Biro Administrasi Efek (BAE).
10 Bank Kustodian (BK).
Monitoring dilakukan guna memastikan bahwa perbaikan-perbaikan yang telah
dilakukan sebelumnya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
berkesinambungan hingga saat ini.

3.

Pengawasan Perdagangan
Dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal, Bapepam-LK secara rutin melakukan tugas pengawasan
terhadap kegiatan pasar modal berupa pemantauan transaksi perdagangan saham
harian terhadap 421 emiten dan 39 waran, serta perdagangan obligasi meliputi
obligasi perusahaan (corporate bonds) sebanyak 287 seri dan Surat Berharga Negara
sebanyak 95 seri disamping juga melakukan pengawasan terhadap perdagangan
Kontrak Opsi Saham (KOS) dan Exchange Trade Funds (ETF).
Selanjutnya Bapepam-LK juga telah melakukan penelaahan dan pemeriksaan teknis
terhadap dugaan transaksi tidak wajar. Penelaahan dan pemeriksaan teknis dilakukan
guna memperoleh petunjuk awal yang memadai sehingga dapat dilanjutkan
pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah menyelesaikan penelaahan dan
pemeriksaan teknis terhadap indikasi perdagangan tidak wajar atas sejumlah kasus
dengan rincian:

Halaman 22

16 kasus dugaan pelanggaran pasal 91 dan 92 tentang perdagangan semu dan


manipulasi pasar, dan
- 2 kasus dugaan Penggunaan Informasi Orang Dalam
Dari keselurahan kasus tersebut, 10 memiliki petunjuk awal yang kuat untuk
ditindaklanjuti menjadi pemeriksaan oleh Biro Pemeriksaan dan Penyidikan,
sementara 4 kasus lainnya tidak ditemukan petunjuk lebih awal untuk diteruskan ke
Biro Pemeriksaan dan Penyidikan. Adapaun saat ini, Bapepam-LK sedang melakukan
penelaahan terhadap 4 kasus dugaan perdagangan tidak wajar.
4.

Pengawasan Terhadap Manajer Investasi


Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah mencabut 8 izin usaha Perusahaan Efek yang
melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi karena tidak memenuhi
ketentuan sebagai Manajer Investasi, yaitu:
a. PT. Brahma Capital;
b. PT. Danpac Asset Management;
c. PT. Eurocapital Peregrine Securities;
d. PT. TDM Aset Manajemen;
e. PT. AmCapital Indonesia;
f. PT. Synergy Asset Management;
g. PT. Masindo Artha Securities;
h. PT. Majapahit Securities Tbk. (d/h PT. Asia Kapitalindo Securities, Tbk.).

5.

Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Efek Reksa Dana
Pada tahun 2010, Bapepam-LK melakukan pemeriksaan terhadap 28 Manajer
Investasi. Dari 28 Manajer Investasi yang dilakukan pemeriksaan kepatuhan, 6
Manajer Investasi diberikan sanksi pembatasan kegiatan usaha dan 3 Manajer
Investasi dilimpahkan kepada Biro Pemeriksaan dan Penyidikan untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut karena diduga melakukan tindakan pelanggaran atas
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bapepam-LK juga melakukan
pemeriksaan kepatuhan terhadap penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) oleh
Manajer Investasi.
Pemeriksaan kepatuhan terhadap APERD pada tahun 2010 dilakukan terhadap 21
APERD pada 3 kantor pusat dan 81 kantor cabang APERD yang berada di 18 kota
yaitu Jakarta, Palu, Balikpapan, Semarang, Solo, Denpasar, Surabaya, Makasar,
Bandung, Palembang, Yogyakarta, Jambi, Manado, Lampung, Malang, Batam,
Pekanbaru, dan Banjarmasin. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan dipenuhinya
Peraturan Bapepam-LK serta memastikan kecukupan sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh APERD baik di kantor pusat maupun di kantor cabang. Berdasarkan hasil
pemeriksaan kepatuhan, terdapat 2 APERD yang diberikan sanksi pembekuan
kegiatan usaha, penutupan 1 kantor cabang sebagai penjual Reksa Dana, dan
pemberian sanksi pembinaan.
Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 206 Reksa Dana
termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan Reksa Dana Terproteksi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap Reksa Dana, beberapa Manajer
Investasi selaku pengelola Reksa Dana diberikan sanksi pembinaan berupa perintah
untuk melakukan tindakan tertentu dalam rangka perbaikan pemenuhan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemeriksaan kepatuhan terhadap Bank Kustodian selaku Bank Kustodian Reksa
Dana dilakukan terhadap 1 Bank Kustodian. Selain itu Bapepam-LK juga melakukan
pemeriksaan terhadap 2 Efek Beragun Aset (EBA) yang dilakukan terhadap pihakpihak seperti Manajer Investasi selaku pengelola EBA, Bank Kustodian selaku

Halaman 23

administrator, dan servicer selaku pemberi jasa penagihan di 4 kantor cabang servicer.
Dalam pemeriksaan EBA ditemukan beberapa hal yang harus dilakukan perbaikan
secara administrasi oleh Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan juga Servicer.

V.

PENEGAKAN HUKUM

1.

Pemeriksaan dan Penyidikan


Sampai dengan diterbitkannya siaran pers ini, Bapepam-LK telah melakukan
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal atas 129 kasus dugaan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan melakukan Penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 101 Undang-undang Pasar Modal terhadap 12 kasus dugaan
tindak pidana di bidang Pasar Modal.
Kasus-kasus dugaan pelanggaran Pasar Modal yang ditangani Bapepam-LK adalah
kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik,
perdagangan Efek, dan pengelolaan investasi. Kasus-kasus yang berkaitan dengan
keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik antara lain dugaan pelanggaran atas
ketentuan Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan, Transaksi Material,
Keterbukaan Pemegang Saham Tertentu, Informasi atau Fakta Material Yang Harus
Segera Diumumkan Kepada Publik, Penyajian Laporan Keuangan, Penggunaan Dana
Hasil Penawaran Umum dan lain-lain. Kasus-kasus yang berkaitan dengan
perdagangan Efek antara lain dugaan pelanggaran manipulasi pasar, perdagangan
semu, dan perdagangan orang dalam. Kasus-kasus yang berkaitan dengan
pengelolaan investasi antara lain pelanggaran perilaku oleh Manajer Investasi.
Dari 129 kasus Pemeriksaan, 73 kasus telah selesai diproses dan sisanya masih
dalam proses pengenaan sanksi maupun dalam proses pemeriksaan lanjutan.
Selanjutnya, dari 73 kasus yang telah selesai diproses tersebut, 33 kasus telah
dikenakan sanksi oleh Bapepam-LK dalam bentuk sanksi administratif dan atau
perintah untuk melakukan tindakan tertentu kepada pihak-pihak yang melakukan
pelanggaran.
Dalam rangka penegakan hukum, Bapepam-LK telah dan akan terus bekerjasama
dengan aparat penegak hukum lainnya antara lain Kejaksaan Agung dan Kepolisian
demi terciptanya kepastian hukum di bidang Pasar Modal.

2.

Pengenaan Sanksi
Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan upaya penegakan hukum,
termasuk didalamnya menetapkan sanksi administratif kepada para pelaku
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Bentuk sanksi
yang ditetapkan cukup beragam, yaitu pencabutan izin usaha, baik kepada institusi
maupun kepada perorangan, pembekuan izin usaha, sanksi denda, serta peringatan
tertulis.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, Bapepam-LK selalu melakukan
paparan publik (melalui press release) atas sanksi yang telah ditetapkan, khususnya
terhadap kasus-kasus yang menjadi perhatian publik. Adapun secara ringkas
penetapan sanksi yang dilakukan sepanjang tahun 2010 adalah sebagai berikut:
a. Sanksi Denda, dengan nilai total sebesar Rp. 12.849.500.000,00 dijatuhkan
kepada 420 Pihak:
- 207 Emiten/PP dengan total denda sebesar Rp. 11.504.700.000,00.
- 65 Manajer Investasi dengan total denda sebesar Rp. 414.500.000,00

Halaman 24

b.

c.

d.

e.

f.
g.

h.

i.

3.

64 Perusahaan Efek dengan total denda sebesar Rp. 565.900.000,00


2 Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara
Pedagang Efek dengan total denda sebesar Rp. 200.000,00
- 16 Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi
Efek dengan total denda sebesar Rp. 27.800.000,00
- 1 Perusahaan Pemeringkat Efek dengan total denda sebesar Rp. 1.800.000,00
- 1 Penerbit Efek Syariah dengan total denda sebesar Rp. 3.100.000,00
- 3 Bank Kustodian dengan total denda sebesar Rp. 6.700.000,00
- 5 Biro Administrasi Efek dengan total denda sebesar Rp. 25.100.000,00
- 1 Wakil Perantara Pedagang Efek dengan total denda sebesar Rp.
50.000.000,00
- 31 Akuntan Publik dengan total denda sebesar Rp. 119.900.000,00
- 24 Perusahaan Penilai dengan total denda sebesar Rp. 129.800.000,00
Pencabutan Izin Usaha dan Pencabutan Ijin Orang Perseorangan diberikan
kepada 25 Pihak:
- 2 Manajer Investasi
- 1 Perantara Pedagang Efek
- 1 Penjamin Emisi Efek
- 13 Wakil Manajer Investasi
- 4 Wakil Perantara Pedagang Efek
- 4 Wakil Penjamin Emisi Efek
Pembekuan Izin Orang Perseorangan kepada 3 Pihak:
- 1 Wakil Manajer Investasi
- 2 Wakil Perantara Pedagang Efek
Peringatan Tertulis kepada 62 Pihak:
- 11 Perusahaan Efek
- 1 Direktur Manajer Investasi
- 2 Wakil Perusahaan Efek
- 47 Emiten dan Perusahaan Publik
- 1 Akuntan Publik
Larangan melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal kepada 2 Pihak:
- 1 Komisaris Utama MI
- 1 Waki Perusahaan Efek
Perintah untuk membubarkan Reksa Dana yang dikelolannya,kepada 1 Pihak:
- 1 Manajer Investasi.
Perintah untuk menyelesaikan permasalahan dengan nasabah KPD, kepada 1
Pihak:
- 1 Manajer Investasi
Larangan menjadi Direktur dan/atau Komisaris pada Perusahaan yang melakukan
kegiatan di bidang Pasar Modal, kepada 1 Pihak
- 1 Orang
Larangan untuk melakukan tindakan pengendalian Perusahaan Efek, kepada 1
Pihak:
- 1 Pemegang Saham,

Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang


Pengelolaan Investasi
Dengan mempertimbangkan reaksi positif dari masyarakat dan mengingat keberadaan
Satuan Tugas Penanganan Dugaan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana

Halaman 25

Masyarakat dan Pengelolaan Investasi (Satgas Waspada Investasi) masih


dibutuhkan pada tahun 2010 untuk menyelesaikan dan melanjutkan program-program
yang telah ditetapkan, Satgas Waspada Investasi diperpanjang masa kerjanya
berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-328/BL/2010
tanggal 21 Juli 2010.
Saat ini keanggotaan Satgas Waspada Investasi terdiri dari perwakilan
pejabat/pegawai pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kejaksaan Agung Republik
Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK), Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti) Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM.
Satgas Waspada Investasi memiliki 2 program kerja yaitu Program Pencegahan dan
Program Penanganan. Program Pencegahan dilakukan melalui sosialisasi yang
berupa Public Expose, penayangan iklan layanan masyarakat, penyebaran brosur dan
poster, serta menyelenggarakan seminar/workshop di kota besar mengenai tindakan
melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan
investasi. Tujuan pokok dari kegiatan pencegahan adalah memberikan penjelasan
kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk
penghimpunan dana dan pengelolaan investasi, baik yang legal maupun yang ilegal.
Dengan demikian diharapkan akan timbul sikap kritis dan waspada pada masyarakat
terhadap berbagai bentuk penawaran investasi.
Penanganan atas kasus yang dilaporkan masyarakat diwujudkan dalam bentuk
pertemuan antar instansi anggota Satgas Waspada Investasi untuk membahas kasuskasus yang masuk, tindakan pemeriksaan atau penyidikan kasus, serta
pemeriksaa/investigasi bersama atas suatu dugaan pelanggaran.
Selama tahun 2010, sampai dengan akhir tahun Satgas Waspada Investasi telah
melaksanakan 4 kali seminar/sosialisasi Waspada Investasi di 4 kota besar di
Indonesia. Untuk lebih menyebarluaskan keberadaan Satgas Waspada Investasi dan
program-programnya, sosialisasi juga dilaksanakan melalui talkshow Radio,
penayangan iklan layanan masyarakat terkait Waspada Investasi di media cetak dan
elektronik, serta 5 kali pameran/sosialisasi waspada investasi di pusat perbelanjaan.
Dalam bidang penanganan kasus, selama tahun 2010 Satgas Waspada Investasi
telah menangani 30 pengaduan masyarakat yang masuk.

VI.

KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS


1. Studi tentang Kesiapan dan Kebutuhan Infrastruktur On-line Trading di Pasar
Modal Indonesia
Perkembangan teknologi informasi dan tuntutan pelayanan cepat dan efisien
merupakan bagian tantangan yang mesti dihadapi pelaku Pasar Modal.
Perdagangan Efek melalui jaringan internet atau media lain yang memungkinkan
investor menyampaikan order secara langsung kepada intermediari (disebut online
trading) merupakan salah satu cara menjawab tantangan tersebut. Praktik online
trading merupakan sesuatu yang lazim yang dilaksanakan di luar negeri, dan
mendapat perhatian dan dukungan dari IOSCO melalui beberapa rekomendasi
yang diterbitkannya sejak tahun 1998. Dalam menghadapi ketatnya persaingan online trading lintas negara maka menuntut kesiapan pelaku dan regulator. Hal ini
akan diikuti dengan upaya penyiapan infrastruktur yang dibutuhkan pelaku dalam
penerapan online trading. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan referensi dan

Halaman 26

acuan yang komprehensif terkait penerapan online trading di Indonesia berupa


kesiapan pelaku, praktik yang umum dilakukan, rekomendasi lembaga
internasional, praktik dan pengaturan di luar negeri, hambatan yang dihadapi, dan
kebutuhan infrastruktur sistem dan regulasi.
2. Studi Tentang Kajian Inisiatif Integrasi Pasar Sekunder Asean
Integrasi Pasar Sekunder Asean melalui ACE (Asean Common Exchange) Linkage
merupakan strategi kerangka aliansi Bursa Efek di negara-negara anggota ASEAN
(Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Phillipina, dan Vietnam) untuk
menyediakan gateway yang memungkinkan Perusahaan Efek anggota Bursa Efek
dari negara ASEAN dapat melakukan akses ke Bursa Efek domestik melalui
pengembangan sistem order routing. Kajian yang mendalam perlu dilakukan
sebagai bagian dari upaya untuk mempersiapkan diri dalam rangka mewujudkan
kerjasama bursa efek regional yang lebih baik bagi pengembangan pasar modal
domestik di masa depan. Studi ini dimaksudkan untuk menganalisa manfaat dan
biaya serta kesiapan inisitif ACE bagi perkembangan pasar modal Indonesia. Pada
akhirnya pasar modal Indonesia diharapkan dapat menghadapi persaingan
regional dan global serta memiliki peran yang sangat diperhitungkan baik secara
regional maupun global.
3. Studi tentang Pola Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
Beberapa kasus yang terjadi dan juga perbedaan penafsiran atas beberapa
ketentuan terkait dengan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa merupakan
tantangan dan permasalahan yang berpotensi memberikan ketidakpastian hukum
di Pasar Modal Indonesia. Tim reviu SRO yang terdiri dari Bapepam-LK dan SRO
pada laporannya di tahun 2007 telah mengidentifikasikan kelemahan yang terjadi
dalam proses penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa terutama dalam proses
penanganan transaksi gagal bayar yang dilakukan oleh KPEI. Studi ini
dimaksudkan untuk mengkaji ulang peraturan terkait dengan praktik penjaminan
Transaksi Bursa yaitu Peraturan Bapepam-LK Nomor: III.B.6 tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa dan Peraturan Nomor: III.B.7 tentang Dana
Jaminan jika dibandingkan dengan praktik penjaminan saat ini dan untuk
mendapatkan referensi yang komprehensif terkait pola penjaminan dan
penanganan kegagalan penyelesaian Transaksi Bursa berupa rekomendasi
lembaga internasional dan praktik di luar negeri. Hasil studi ini akan dijadikan
sebagai salah satu acuan dan referensi dalam melakukan perubahan kedua
peraturan Bapepam-LK di atas.
4. Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder Surat Berharga Negara (SBN)
Dalam melakukan pengembangan pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN)
Bapepam-LK perlu melakukan koordinasi dan pembahasan penyusunan kebijakan
dengan semua pihak terkait khususnya BEI sehingga pengembangan pasar SBN
dapat dilaksanakan secara komprehensif dan terkoordinasi. Koordinasi ini
diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengaturan dan pengawasan
perdagangan SBN. Pada tahun 2010, koordinasi pengembangan pasar SBN
difokuskan pada upaya untuk mencapai efektifitas pengaturan dan pengawasan
perdagangan SBN berupa pengembangan sistem pelaporan, perdagangan/kuotasi
SBN melalui Centralized Trading Platform (CTP), pemantauan efektifitas
implementasi peraturan X.M.3, dan pembahasan Global Master Repo Agreement
(GMRA). Hasil koordinasi dan pembahasan dituangkan dalam satu bentuk
Laporan Hasil Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder SBN yang disusun oleh
Tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK.

Halaman 27

5. Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal


Dalam rangka menindaklanjuti hasil review terhadap SRO yang dilakukan
Bapepam-LK tahun 2007, dan dalam rangka meningkatkan efektifitas pengawasan
Bapepam-LK dan SROs sejak tahun 2009 telah dicanangkan pengembangan
infrastruktur Pasar Modal dari segala dimensi yang terkait dengan pasar sekunder.
Pengembangan dilaksanakan oleh satu Tim dibawah koordinasi Bapepam-LK yaitu
Tim Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal. Terdapat 3 kegiatan utama dan 9
proyek penunjang dalam rangka pengembangan infrastruktur Pasar Modal. Proyek
utama terdiri dari pengembangan Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor
Identity/SID), pengembangan Straight Through Processing (STP), dan
pengembangan Data dan Informasi Warehouse. Sedangkan proyek penunjang
merupakan kegiatan yang langsung terkait dan menjadi prasyarat suksesnya
kegiatan utama di atas antara lain pelaporan Delivery Free of Payment (DFoP),
kajian partisipasi kliring dan penjaminan dengan skema baru, pembentukan dana
perlindungan pemodal, pelaporan MKBD dan penyusunan Pedoman Akuntasi
Perusahaan Efek (PAPE). Pada tahun 2010 terdapat beberapa kegiatan
penunjang yang sudah diimplementasikan antara lain analisis dormant account,
pemberian fasilitas intraday dalam penyelesaian Transaksi Bursa oleh KPEI, dan
pengembangan investor Area (AKSes). Disamping itu terdapat beberapa kegiatan
yang dilaksanakan pada tahun 2010 namun berkelanjutan pada tahun 2011.
Kegiatan pengembangan ini akan terus berlangsung sampai dengan tahun 2012.
6. Studi tentang Biaya dan Komisi Reksa Dana
Dalam menjalankan aktivitasnya mengelola portofolio investasi para Pemegang
Unit Penyertaan, Manajer Investasi memerlukan berbagai biaya operasional serta
mengenakan biaya dan komisi tertentu kepada pemodal. Studi ini bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai praktik pengungkapan dan pengenaan biaya
dan komisi Reksa Dana di pasar modal Indonesia yang ada saat ini. Selain itu,
studi ini menghimpun pandangan pemodal Reksa Dana dan Manajer Investasi
mengenai biaya dan komisi Reksa Dana. Regulasi yang dikeluarkan oleh negaranegara lain juga dibahas untuk dapat dibandingkan dengan praktik yang berlaku di
Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk
penyempurnaan peraturan yang ada saat ini dalam rangka memperkuat industri
Reksa Dana serta memastikan perlindungan terhadap pemodal Reksa Dana di
pasar modal Indonesia.
7. Studi tentang Biaya Pemenuhan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal
Indonesia
Pemodal wajib dilindungi dari kecurangan dan tindak pidana pasar modal serta
mendapat jaminan atas penyampaian informasi material dan tepat waktu. Salah
satu upaya perlindungan adalah melalui kewajiban pemenuhan prinsip
keterbukaan. Khusus untuk Emiten dan Perusahaan Publik, kewajiban pemenuhan
prinsip keterbukaan tersebut akan berlangsung selama perusahaan tersebut
menggunakan dana masyarakat baik itu melalui penjualan bersifat ekuitas maupun
utang. Kewajiban pemenuhan prinsip keterbukaan tersebut tentunya akan
menimbulkan beban biaya bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Idealnya beban
biaya yang harus ditanggung ini harus dipertimbangkan secara matang oleh
Emiten dan Perusahaan Publik sebelum perusahaan tersebut mempertimbangkan
untuk melakukan penawaran umum dan juga menjadi pertimbangan bagi regulator
sebelum mengeluarkan suatu peraturan sehingga ada keseimbangan antara
manfaat yang diperoleh bagi dan biaya yang harus ditanggung oleh industri secara
keselurahan. Kajian ini bertujuan mengidentifikasi keterbukaan informasi apa saja

Halaman 28

yang harus ditanggung oleh Emiten dan Perusahaan Publik serta menghitung
besarnya biaya yang harus ditanggung dalam rangka pemenuhan kewajiban
keterbukaan informasi tersebut.
8. Studi tentang Peran Regulator dan Pihak Terkait dalam Mendorong
Perusahaan Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia
Studi ini bertujuan untuk menyusun database perusahaan yang berpotensi
melakukan IPO serta menetapkan skema sosialisasi bagi perusahaan yang
berpotensi IPO. Dalam studi ini, selain studi kepustakaan, juga dilakukan studi
lapangan dengan melakukan wawancara dan diskusi intensif dengan narasumber
dan beberapa pihak terkait serta melakukan penyebaran kuesioner. Adapun
responden penelitian ini adalah Perseroan Terbatas (PT) yang belum melakukan
Initial Public Offering (IPO) atau belum masuk pasar modal Indonesia. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan Bapepam-LK
dalam membuat kebijakan pengembangan pasar modal Indonesia.
9. Studi tentang Potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai Alternatif Investasi
Studi ini bertujuan untuk memetakan karakteristik Modal Ventura Indonesia
sebagai sumber pembiayaan ekonomi dan melakukan kajian terhadap aspek
potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai alternatif tujuan investasi dalam
Lembaga Keuangan Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan
informasi aspek-aspek pendukung yang mempengaruhi keputusan investasi guna
pengembangan Perusahaan Modal Ventura baik dari sisi internal maupun sisi
eksternal.
10. Studi tentang Potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai
Penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Studi ini dilakukan untuk mengetahui potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD)
untuk bertindak sebagai pendiri Dana Pensiun, khususnya Dana Pensiun Lembaga
Keuangan. Selanjutnya, studi ini juga menganalisis faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya minat BPD untuk menggunakan pengalaman mereka
sebagai pengelola Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan keahlian mereka
dalam mengelola keuangan. Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi untuk
mengembangkan industri Dana Pensiun di Indonesia.
11. Kajian Standar Akuntansi Internasional
Program Konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke
International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi program
nasional, dan ditargetkan bahwa program tersebut akan tercapai pada tahun 2012.
Sebagai regulator di bidang Pasar Modal dan industri keuangan non bank,
Bapepam-LK secara aktif turut mendukung upaya pencapaian target tersebut baik
secara langsung dan tidak langsung. Salah satu hal yang dilakukan Bapepam-LK
adalah melakukan kajian terhadap standar akuntansi internasional yang dijadikan
dasar dalam menyusun PSAK revisi, yaitu International Accounting Standards
(IAS) dan IFRS. Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya Bapepam-LK juga telah
melakukan kajian serupa, dan hasilnya menjadi kontribusi dalam merevisi PSAK 1
tentang Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 22 tentang Kombinasi Bisnis dan
PSAK 53 tentang Pembayaran Berbasis Saham. Untuk tahun 2010 ini BapepamLK melakukan kajian terhadap IAS 33 tentang Earning per Share.
Hasil kajian dimaksud nantinya diharapkan dapat digunakan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia sebagai bahan untuk merevisi
PSAK 56 tentang Laba Per Saham. Selanjutnya, hasil PSAK 56 revisi tersebut

Halaman 29

akan dijadikan acuan dalam merevisi peraturan Bapepam-LK terkait, antara lain
Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
12. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS)
BAS merupakan interpretasi dan praktik terhadap suatu ketentuan di bidang
akuntansi dan auditing yang dilaksanakan oleh staf di biro teknis dan Biro Standar
Akuntansi dan Keterbukaan dalam melaksanakan tugasnya. Pada tahun 2010
dilakukan penyusunan 2 BAS yaitu BAS 12 dan BAS 13.
BAS 12 menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi oleh Emiten
atas transaksi akuisisi suatu entitas yang merupakan entitas sepengendali dari
pembeli siaga dalam penawaran umum terbatas yang dilakukan oleh Emiten
tersebut. Sedangkan BAS 13 menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan
akuntansi atas menara telekomunikasi, apakah diperlakukan sebagai aset tetap
atau properti investasi.
13. Sosialisasi Konvergensi PSAK ke IFRS
Dalam rangka mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS, salah satu hal
yang penting dilakukan adalah sosialisasi dari standar akuntansi yang telah
berbasis IFRS kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utama dari
sosialisasi ini adalah memberikan kesadaran dan pemahaman kepada peserta
bahwa terdapat perubahan atas sejumlah standar akuntansi yang akan berlaku
efektif per 1 Januari 2011. Sampai dengan akhir tahun 2010 Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah menerbitkan 16
PSAK dan 7 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang akan berlaku
efektif per 1 Januari 2010 serta beberapa standar akuntansi lainnya yang akan
berlaku efektif per 1 Januari 2012.
Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan SRO dan asosiasi
industri. Adapun peserta yang menjadi target dari sosialisasi ini adalah perusahaan
yang berada dalam ruang lingkup pengawasan Bapepam-LK, yang meliputi
Emiten, Perusahaan Publik, Perusahaan Efek, Manajer Investasi, Perusahaan
Pembiayaan dan Penjaminan, Perusahaan Perasuransian dan Dana Pensiun. Di
samping itu sosialisasi juga diberikan kepada pegawai Bapepam-LK dan SRO
sebagai regulator yang mengawasi kepatuhan perusahaan dalam menyusun
laporan keuangannya.
Selama bulan Juli sampai dengan November 2010 telah dilaksanakan sebanyak 9
kali sosialisasi yaitu untuk Perusahaan Efek, Manajer Investasi dan Bank
Kustodian, pegawai Bapepam-LK serta SRO, Emiten dan Perusahaan Publik,
Perusahaan Pembiayaan dan Penjaminan, Perusahaan Perasuransian, dan Dana
Pensiun. Program ini direncanakan akan berkelanjutan di tahun 2011, dengan
materi sosialisasi berupa standar akuntansi yang akan berlaku efektif per 1 Januari
2012.
14. Kajian Revisi Peraturan VIII.G.7
Peraturan Nomor VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep06/PM/2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (VIII.G.7) yang
dikeluarkan pada tanggal 13 Maret 2000 merupakan pedoman penyajian laporan
keuangan bagi Emiten dan Perusahaan Publik. Dalam perkembangannya, selama
kurun waktu 2001-2010 telah banyak dilakukan revisi atas PSAK dan ISAK yang
disesuaikan dengan standar akuntansi internasional, yaitu IAS/IFRS. Revisi atas
PSAK yang paling signifikan dilakukan selama tahun 2009 dan 2010, sejalan
dengan target pencapaian konvergensi di tahun 2012.

Halaman 30

Dengan adanya revisi atas PSAK dan ISAK menjadikan beberapa bagian dari
peraturan VIII.G.7 tidak relevan lagi dengan perkembangan standar yang ada.
Untuk itu perlu dilakukan kajian untuk melihat sejauh mana pengaruh dari
perubahan standar akuntansi dimaksud terhadap peraturan VIII.G.7. Adapun fokus
kajian pada tahun 2010 adalah untuk memetakan perubahan PSAK dan ISAK
yang telah diterbitkan dan membandingkannya dengan peraturan VIII.G.7. Hasil
kajian diharapkan akan mempermudah dalam proses revisi peraturan VIII.G.7
yang direncanakan di tahun 2011.
15. Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE)
Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE) merupakan kegiatan
pendukung Strategic Management Office (SMO) Bapepam-LK mengenai
pengembangan infrastruktur Pasar Modal. Penyusunan dilatarbelakangi oleh
adanya keberagaman pencatatan transaksi yang terkait dengan kegiatan yang
dilakukan oleh Perusahaan Efek baik sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara
Pedagang Efek maupun sebagai Manajer Investasi sehingga laporan keuangan
Perusahaan Efek akan sulit diperbandingkan satu sama lain.
Sejalan dengan program konvergensi PSAK ke IFRS, telah banyak standar
akuntansi yang telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan standar
akuntansi internasional. Hal yang paling berpengaruh terhadap Perusahaan Efek
adalah diterbitkannya PSAK 50 dan PSAK 55 yang mengatur pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan terkait instrumen keuangan. Selain itu
pencabutan beberapa PSAK berbasis industri seperti PSAK 42 tentang Akuntansi
Perusahaan Efek yang selama ini dijadikan pedoman bagi Perusahaan Efek
menyebabkan keberadaan PAPE semakin penting sebagai acuan. Kegiatan
penyusunan PAPE dilakukan dengan membentuk tim yang anggotanya berasal
dari Bapepam-LK, SRO serta IAI. Dalam penyusunan PAPE ini Tim dibantu oleh
konsultan yang ditunjuk yaitu Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan.
Sampai dengan akhir 2010 telah disusun draft PAPE, dan diharapkan draft ini akan
diterbitkan sebagai peraturan pada tahun 2011.
16. Partisipasi Bapepam-LK dalam Forum Financial Sector Assessment Program
(FSAP)
Financial Sector Assessment Program (FSAP) merupakan joint program antara
International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. FSAP digunakan sebagai
diagnostic test untuk memetakan kondisi sistem keuangan suatu negara dan
infrastrukturnya serta mengidentifikasi daya tahan/kerentanan sistem keuangan.
FSAP merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh Indonesia sesuai dengan
hasil G-20 Leaders Summit di Washington DC tanggal 15 November 2008. FSAP
di Indonesia dilaksanakan berdasarkan permintaan dari Pemerintah Indonesia
melalui surat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia kepada IMF dan
World Bank pada tanggal 23 Desember 2008. Dengan pelaksanaan FSAP
diharapkan dapat disusun rekomendasi sebagai dasar melakukan reformasi sektor
keuangan dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kebijakan
pemerintah dan Bank Indonesia.
Dalam rangka pelaksanaan FSAP telah dibentuk Tim Pendukung Pelaksanaan
FSAP melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Gubernur
Bank Indonesia Nomor 110/KMK.01/2009 dan Nomor 11/18/KEP.GBI/2009
sebagaimana telah diperpanjang dengan SKB Nomor 73/KMK.01/2010 dan Nomor
12/9A/KEP.GBI/2010. Mengingat bahwa sebagian besar ruang lingkup FSAP di
Kementerian Keuangan terkait dengan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non

Halaman 31

Bank, maka Bapepam-LK ditunjuk sebagai koordinator Tim FSAP Kementerian


Keuangan.
Ruang lingkup FSAP yang dilakukan di Kementerian Keuangan terdiri dari:
1. Formal Assessment:
a. International Organization of Securities Commissions Objectives and
Principles of Securities Regulation (IOSCO), including government bond
b. Core Principles for Systematically Important Payment Systems for
Securities Settlement Systems (CPSS-IOSCO)
2. Update:
a. ROSC on Accounting and Auditing (AA)
b. ROSC on Corporate Governance (CG)
3. Informal Assessment:
a. IAIS Insurance Principles
Dalam pelaksanaan FSAP di Kementerian Keuangan, Tim FSAP telah melakukan
self assessment atas materi yang dicakup dalam ruang lingkup di atas. Di samping
itu, untuk memberikan penjelasan tentang pelaksanaan FSAP secara umum dan
kemungkinan keterlibatan mereka dalam pelaksanaannya, Tim juga telah
melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait seperti Emiten, SRO,
Perusahaan Efek, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Pembiayaan, Manajer
Investasi, Reksa Dana, Akuntan Publik, Konsultan Hukum, asosiasi terkait dan
regulator.
Selama tahun 2009-2010, pihak assessor telah melakukan beberapa kunjungan ke
Indonesia untuk melakukan assessment dan mengadakan pertemuan baik dengan
regulator maupun dengan pelaku pasar yang difasilitasi oleh Bapepam-LK. Sampai
dengan akhir 2010, Tim FSAP World Bank telah mengirimkan beberapa draft
reports terkait dengan hasil assessment yang dilakukannya, dan Tim FSAP telah
memberikan tanggapan terhadap beberapa draft dimaksud.
Adapun hasil FSAP yang telah dipublikasikan adalah summary hasil FSAP yang
disusun IMF dalam bentuk Financial System Stability Assessment (FSSA) dan
telah dibahas dalam IMF Board Meeting, yang dipublikasikan pada bulan
September 2010. Sedangkan final report untuk ROSC CG telah dipublikasikan
pada bulan Desember 2010.
17. Analisis Pelaksanaan Tata Kelola yang Baik bagi Emiten dan Perusahaan
Publik
Kegiatan analisis pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik bagi Emiten dan
Perusahaan Publik dilakukan dalam rangka memperoleh gambaran mengenai
sejauh mana Emiten dan Perusahaan Publik telah menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik dalam pengelolaan perusahaan. Data yang digunakan
bersumber dari Laporan Tahunan 2009 dengan menitikberatkan pada aspek-aspek
yang dipersyaratkan dalam Peraturan No. X.K.6, seperti jumlah Dewan Komisaris,
Komisaris Independen, Dewan Direksi, jumlah rapat dan frekuensi kehadiran
Komisaris, jumlah rapat dan frekuensi kehadiran Dewan Direksi, Komite Audit dan
komite lainnya, pengungkapan Komite Audit yang merupakan Komisaris
Independen, Unit Internal Audit, struktur pemegang saham perseroan, serta
keterbukaan informasi mengenai remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi.
18. Kajian Lanjutan Praktik Backdoor Listing 2010
Dalam Kajian ini dilakukan analisa terhadap Emiten yang melakukan praktik
backdoor listing melalui RTO (Reverse Takeover) dengan pemenuhan kriteria
berdasarkan referensi dari beberapa negara. Berdasarkan pengujian kriteria

Halaman 32

tersebut maka praktik backdoor listing melalui RTO telah dilakukan di Pasar Modal
Indonesia. Praktik backdoor listing dilakukan melalui serangkaian aksi perusahaan
seperti HMETD, Penggabungan dan Restrukturisasi utang.
Selanjutnya, kajian ini merekomendasikan perlunya penyusunan peraturan khusus
tentang backdoor listing melalui RTO dengan fokus pada kriteria sebagai kategori
backdoor listing melalui RTO, penentuan besaran kriteria dan keterbukaan
informasi disesuaikan dengan keterbukaan perusahaan yang melakukan IPO.
19. Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan
Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan yang dilakukan
tahun 2010 merupakan tindak lanjut dari Penyempurnaan draft tahun 2006 dengan
dukungan Kajian 2009 mengenai Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan.
Penyempurnaan draft tersebut dilengkapi dengan naskah akademik dengan fokus
pengaturan antara lain adalah pembatasan perusahaan yang eligible, perlunya
pengajuan Pernyataan Penerbitan Program yang ditekankan pada aspek
keterbukaan informasi.
20. Kajian Tentang Perilaku Perusahaan Efek yang Menjalankan Kegiatan
Sebagai Perantara Pedagang Efek
Kegiatan ini dilakukan untuk menganalisis penerapan Code of Conduct
Perusahaan Efek mengacu kepada ketentuan International Organization of
Securities Commissions (IOSCO), prinsip Organisation for Economic Co-operation
and Development (OECD), Code dari The Financial Markets Association ACI
Code of Conduct, serta ketentuan dari negara lain dan pengaturan berdasarkan
Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT).
Dari kajian yang dilakukan diketahui bahwa: Prinsip IOSCO dan OECD telah
diimplementasikan atau direfleksikan di peraturan Bapepam-LK, Pengaturan dan
tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris telah mengacu UUPT dan
implementasi kode etik yang masih bersifat umum.
Kajian merekomendasikan bahwa guna meningkatkan integritas pasar maka perlu
diatur secara khusus perilaku Direksi dan Dewan Komisaris untuk meminimalkan
penyalahgunaan kewenangan, penyempurnaan kode etik Perusahaan Efek dan
Wakil Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek serta perlunya
Pendidikan berkelanjutan bagi Direksi dan Dewan Komisaris.
21. Kajian Penyusunan Parameter untuk Mengevaluasi Kegiatan Manajer
Investasi (MI) dalam Mengelola Nasabah
Kajian ini dilakukan dengan menggunakan parameter yang berkaitan dengan
pemenuhan persyaratan perusahaan dalam melakukan kegiatan sebagai Manajer
Investasi untuk mengevaluasi kegiatan MI dalam mengelola dana nasabah.
Metode yang dilakukan dalam kajian ini adalah dengan mengambil data hasil
assessment kegiatan Manajer Investasi oleh Tim Pemeriksa Biro Teknis.
Kajian merekomendasi perlunya penerapan peraturan yang berkaitan dengan
fungsi-fungsi di perusahaan MI disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Selanjutnya perlu adanya kajian lebih lanjut untuk menentukan pemenuhan kriteria
parameter yang lebih tepat sejalan dengan perkembangan perusahaan baik dari
segi dana pengelolaan maupun bisnis conduct-nya.

Halaman 33

VII. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK


Pelaksanaan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Bapepam-LK tidak terlepas
dari program reformasi birokrasi Kementerian Keuangan yang diprioritaskan pada
penyempurnaan proses bisnis dan peningkatan manajemen sumber daya manusia.
Melalui reformasi birokrasi, diharapkan Bapepam-LK mampu menciptakan aparatur
negara yang bersih, profesional, dan bertanggung jawab serta menjadi regulator yang
profesional, efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan pelayanan publik yang
prima
Adapun kegiatan reformasi birokrasi Bapepam-LK sepanjang periode 1 januari 2010
sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :
1. Penyempurnaan Proses Bisnis
Penyempurnaan proses bisnis difokuskan dan diarahkan pada upaya
meningkatkan layanan publik. Bapepam-LK berusaha mengubah citra dari proses
yang cenderung kurang memberi kepastian menuju proses yang pasti pada setiap
tahapannya, sehingga publik mendapat kepastian mengenai waktu, persyaratan
administrasi, dan biaya (jika ada).
Sebagai organisasi yang pro publik, maka penyempurnaan proses bisnis di
Bapepam-LK diarahkan untuk menghasilkan proses bisnis yang akuntabel dan
transparan, serta mempunyai kinerja yang cepat dan ringkas. Untuk itu, BapepamLK senantiasa menyempurnakan Standard Operating Procedures (SOP) yang
dapat menggambarkan setiap jenis keluaran pekerjaan secara komprehensif,
melakukan analisis dan evaluasi jabatan pelaksana untuk memperoleh gambaran
rinci mengenai tugas yang dilakukan oleh setiap jabatan pelaksana, serta
melakukan analisis beban kerja untuk dapat memperoleh informasi mengenai
waktu dan jumlah pejabat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
a. Penyempurnaan Standard Operating Procedures (SOP)
Untuk menunjang pelaksanaan tugas secara efisien, efektif, transparan dan
akuntabel, serta menindaklanjuti hasil penelaahan dan penilaian internal atas
SOP, serta memperhatikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan tata kerja
Departemen Keuangan, Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP71/BL/2007 tanggal 30 April 2007 tentang SOP di lingkungan Bapepam-LK dan
telah disempurnakan dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP10/BL/2010 tanggal 13 Januari 2010, maka Bapepam-LK sebagai organisasi
yang melayani publik senantiasa perlu melakukan penyempurnaan SOP yang
ada.
Adapun seluruh SOP yang disempurnakan secara garis besar berjumlah
sebagai berikut:
Penyempurnaan SOP
No.

Unit

1.

Sekretariat Badan

2.

Biro Pengelolaan Investasi


Biro Penilaian Keuangan Perusahaan
Sektor Jasa
Biro Penilaian Keuangan Perusahaan
Sektor Riil
Biro Standar Akuntasi dan

3.
4.
5.

Revisi

Usulan
Baru

Jumlah

16 SOP

6 SOP

22 SOP

2 SOP

2 SOP

1 SOP

1 SOP

1 SOP

1 SOP

5 SOP

5 SOP

Halaman 34

6.

Keterbukaan
Biro Kepatuhan Internal.

2 SOP

2 SOP

Total

18 SOP

15 SOP

33 SOP

Selanjutnya melalui persetujuan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan,


maka penyempurnaan SOP di lingkungan Bapepam-LK tersebut di atas akan
ditetapkan dengan keputusan Ketua Bapepam-LK.
b. Analisis dan Evaluasi Jabatan Fungsional Pelaksana
Berdasarkan Surat Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan Nomor SR-34/SJ.2/2010 tanggal 22
September 2010 perihal Inventarisasi Jabatan Pelaksana, maka diminta
kepada seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan agar
mengevaluasi dan menyampaikan kembali inventarisasi jabatan pelaksana
yang telah disusun pada tahun 2009 untuk disesuaikan dengan format yang
telah disepakati.
Selanjutnya Bapepam-LK telah melakukan penyesuaian terhadap Konsep
jabatan fungsional pelaksana terutama dimaksud terhadap nama nomenklatur
Jabatan Pelaksana.
Konsep jabatan fungsional pelaksana di lingkungan Bapepam-LK yang telah
disempurnakan telah disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian
Keuangan melalui surat Sekretaris Badan Nomor: S-418/BL.01/2010 tanggal
24 November 2010.
c. Pengukuran Beban Kerja
Kegiatan Analisis Beban Kerja (ABK) pada tahun 2010 di Bapepam-LK
merupakan kegiatan analisis lanjutan sebagaimana diamanatkan dalam Bab IV
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006 yang secara garis
besar tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kegiatan ABK dimulai dari pengumpulan data pada periode bulan Maret
sampai dengan Juli 2010. Selanjutnya data beban kerja diolah menggunakan
formulir berdasarkan ketentuan PMK tersebut dan hasilnya telah
dipresentasikan di hadapan Forum Komunikasi Reformasi Birokrasi (FKRB)
pada tanggal 28 September 2010. Pembahasan draft final laporan hasil ABK
Bapepam-LK tahun 2010 yang melibatkan perwakilan analis ABK masingmasing unit eselon II di lingkungan Bapepam-LK telah dilaksanakan pada 26
November 2010.
Dari hasil pengolahan data beban kerja dihasilkan besaran beban kerja,
besaran efektivitas dan efisiensi unit, prestasi unit dan kebutuhan pegawai,
sebagai berikut :
1). Total beban kerja Bapepam-LK selama tahun 2009 adalah 1,284,465.82
jam. Beban kerja tersebut di hitung berdasarkan jumlah pegawai yang aktif.
Hasil pengolahan beban kerja Bapepam-LK secara umum menunjukkan
prestasi unit yang sangat baik (A) dengan efisiensi dan efektifitas kerja unit
sebesar 1,06.
2). Total kebutuhan pegawai Bapepam-LK berdasarkan beban kerja tahun
2009 adalah sebanyak 847 orang, sementara jumlah pegawai yang ada
sebanyak 786 orang. Dengan demikian, terdapat kekurangan pegawai
Bapepam-LK, berdasarkan ABK sebanyak 61 orang.
3). Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan dan kenaikan beban kerja
adalah volume kerja dan perubahan organisasi disamping adanya

Halaman 35

perubahan standar norma waktu sebagai akibat perbaikan proses bisnis


yang terus berjalan seiring dengan Reformasi Birokrasi di lingkungan
Kementerian Keuangan, termasuk Bapepam-LK.

VIII. PASAR MODAL SYARIAH


1. Implementasi kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah
Dalam rangka pengembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia dan untuk lebih
mendorong akselerasi pertumbuhan industri Pasar Modal Syariah di Indonesia,
kegiatan pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2010 difokuskan pada
tiga hal utama yaitu Pengembangan Kerangka Hukum Penerapan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal, Pengembangan Produk Syariah, dan Sosialisasi tentang
Prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal.
a. Pengembangan Kerangka Hukum Penerapan Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal
Dalam rangka pengembangan kerangka hukum Pasar Modal Syariah,
Bapepam-LK secara berkelanjutan melakukan pemantauan terhadap
implementasi peraturan terkait dengan penerapan prinsip syariah di Pasar
Modal. Bapepam-LK saat ini sedang melakukan revisi Peraturan Nomor
IX.A.13 yang bertujuan untuk menyederhanakan peraturan berdasarkan Efek
yang diterbitkan melalui Pasar Modal. Revisi dilakukan dengan membagi (split)
Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah menjadi 5 (lima)
peraturan baru.
Selain itu, Bapepam-LK juga sedang menyusun Master Plan Pengembangan
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non Bank (2010-2015) termasuk
didalamnya Penyusunan Strategi Pengembangan Pasar Modal Syariah.
Penyusunan tersebut bertujuan untuk memberikan dasar yang kuat bagi
pengembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia sehingga dapat mendorong
akselerasi pertumbuhan industri Pasar Modal Syariah di Indonesia dan menjadi
panduan untuk menjamin terlaksananya kebijakan yang telah ditetapkan
secara tepat waktu, tepat sasaran, efisien dan efektif.
b. Pengembangan Produk Syariah di Pasar Modal
Sebagai salah satu implementasi upaya strategi pengembangan produk
berbasis syariah di Pasar Modal, Bapepam-LK pada tahun 2010 telah
menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES) periodik sebanyak 2 kali yaitu melalui
Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-208/BL/2010 pada tanggal
27 Mei 2010 dan melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP
523/BL/2010 tanggal 29 November 2010. Efek yang termasuk dalam DES
periodik terakhir terdiri dari 11 SBSN, 31 Sukuk, 49 Reksa Dana dan 221
saham yang termasuk dalam kategori Efek Syariah.
Disamping penerbitan DES periodik tersebut, Bapepam-LK juga secara
berkelanjutan menerbitkan DES insidentil terkait dengan Emiten yang
melakukan Penawaran Umum Saham. Penerbitan DES insidentil ini bertujuan
untuk memberikan kesempatan yang sama bagi Reksa Dana Syariah dan
investor lainnya yang memilih produk syariah untuk melakukan pemesanan
Efek tersebut pada masa penawaran pasar perdana.
Selain penerbitan Daftar Efek Syariah (DES), saat ini Bapepam-LK telah
menyelesaikan kajian pengembangan produk terkait Sekuritisasi Aset yaitu
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah (KIK-EBA Syariah).

Halaman 36

Kajian ini bertujuan untuk mengkaji tentang penerapan aspek syariah yang
menyangkut pengaturan, pengawasan, mekanisme dan struktur sekuritisasi
aset serta kemungkinan penerbitannya di Pasar Modal Indonesia. Hasil kajian
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi regulator dalam rangka menyusun
kebijakan terkait dengan pengembangan produk syariah di bidang Pasar Modal
khususnya menyangkut Sekuritisasi Aset Syariah (EBA Syariah) sehingga
dapat dijadikan sebagai alternatif pembiayaan bagi perusahaan dan sarana
investasi bagi investor di Pasar Modal.
Bapepam-LK juga telah menyelesaikan kajian Pasar Sekunder untuk Efek
Syariah di Pasar Modal. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme
perdagangan Efek Syariah di Pasar Modal yang sesuai dengan prinsip syariah.
Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pimpinan
Bapepam-LK dalam rangka melakukan pengaturan mekanisme perdagangan
Efek Syariah di Pasar Modal.
c. Sosialisasi Penerapan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal
Sosialisasi penerapan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal merupakan
program berkelanjutan yang dilakukan oleh Bapepam-LK dalam rangka
akselerasi pengembangan Pasar Modal Syariah. Program tersebut
diselenggarakan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait baik internal
Bapepam-LK maupun pihak eksternal. Program Sosialisasi yang telah
dilaksanakan selama Tahun 2010 antara lain sebagai berikut:
1). Melakukan kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dalam rangka
pengembangan Pasar Modal Syariah dengan mengadakan Seminar Pasar
Modal Syariah Potensi Pengembangan Sukuk Korporasi di Indonesia
pada tanggal 6 Juli 2010;
2). Kegiatan sosialisasi ke masyarakat khususnya terkait Reksa Dana Syariah
yang diadakan di Banjarmasin, Solo, Batam, Surabaya dan Manado;
3). Diskusi Terbatas dengan Manajer Investasi dan Penjamin Emisi Efek;
4). Kegiatan sosialisasi kepada civitas akademika (kampus) baik yang
diadakan di Bapepam-LK maupun melalui kunjungan langsung ke kampuskampus di daerah antara lain Yogjakarta, Purwokerto, Semarang, Gresik
dan Bandung;
5). Sosialisasi melalui kegiatan acara pameran Investor Summit yang
diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10-11 November
2010; dan
6). Melakukan kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dalam rangka
pengembangan Pasar Modal Syariah dengan mengadakan Edukasi dan
Sosialisasi Pasar Modal Syariah yang diselenggarakan di Jakarta,
Makassar dan Yogyakarta pada bulan Desember 2010.
2. Perkembangan Produk Syariah di Pasar Modal
Selama tahun 2010 terdapat 3 sukuk yang diterbitkan oleh 2 Emiten yang
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK dengan total nilai emisi dari
penerbitan sukuk tersebut sebesar Rp 700,00 miliar. Secara kumulatif, sampai
dengan Desember 2010 jumlah sukuk yang telah diterbitkan mencapai 46 sukuk,
meningkat sebesar 6,98 % dibanding akhir tahun 2009 yang mencapai 43 sukuk.
Sementara total nilai emisi sukuk mencapai Rp 7,71 triliun pada Desember 2010,
meningkat 9,98 % dibanding akhir tahun 2009 yang mencapai Rp 7,01 triliun.
Selanjutnya, jumlah sukuk yang masih beredar (outstanding) sampai dengan 29
Desember 2010 mencapai 31 sukuk dengan nilai Rp 6,01 triliun. Proporsi jumlah

Halaman 37

sukuk mencapai 14,83% dari total Jumlah Efek bersifat utang yang beredar, hal ini
meningkat jika dibandingkan dengan akhir tahun 2009 yang baru mencapai
12,12%. Namun dari sisi nilai, proporsi sukuk dari total Efek bersifat utang yang
beredar tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 3%.
Dalam periode yang sama, terdapat 6 Reksa Dana Syariah yang memperoleh
pernyataan Efektif dari Bapepam-LK. Secara kumulatif sampai dengan 28
Desember 2010 terdapat 48 Reksa Dana Syariah, meningkat sebesar 6,5 %
dibanding akhir tahun 2009 yang berjumlah 46 Reksa Dana. Proporsi jumlah
Reksa Dana Syariah mencapai 7,8% dari total Reksa Dana yang aktif, menurun
dibandingkan akhir tahun 2009 yang mencapai 8,2%.
Ditinjau dari Nilai Aktiva Bersih (NAB), total NAB Reksa Dana Syariah pada
Desember 2010 mencapai Rp 5,17 triliun, meningkat 9,71 % dari NAB akhir tahun
2009 sebesar Rp 4,63 triliun. Proporsi NAB Reksa Dana Syariah terhadap total
NAB Reksa Dana sebesar 3,56 %, menurun dibandingkan pada akhir tahun 2009
yang mencapai 4,09%.
Sukuk yang masih Beredar
Per 29 Desember 2010
Struktur/
Akad

Nama Penerbit
Efek

Tanggal
Efektif

Tanggal
Jatuh
Tempo

OS Ijarah Indosat
Tahun 2005

Ijarah

PT Indosat Tbk

13-Jun05

21-Jun11

285.000.000.000

OS Ijarah PLN I
Tahun 2006

Ijarah

PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)

12-Jun06

21-Jun16

200.000.000.000

Sukuk Ijarah
Indosat II Tahun
2007

Ijarah

PT Indosat Tbk

29-Mei07

29-Mei14

400.000.000.000

Sukuk Ijarah
Berlian Laju
Tanker Tahun
2007

Ijarah

PT Berlian Laju
Tanker Tbk

5-Jul-07

5-Jul-12

200.000.000.000

Sukuk
Mudharabah I Adhi
Tahun 2007

Mudharabah

PT Adhi Karya
(Persero) Tbk

6-Jul-07

6-Jul-12

125.000.000.000

Sukuk Ijarah PLN


II Tahun 2007

Ijarah

PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)

10-Jul-07

10-Jul17

300.000.000.000

Sukuk Ijarah
Indosat III Tahun
2008

Ijarah

PT Indosat Tbk

27-Mar08

9-Apr-13

570.000.000.000

Sukuk
Mudharabah I
Mayora Indah
Tahun 2008

Mudharabah

PT Mayora
Indah Tbk

28-Mei08

5-Jun-13

200.000.000.000

No

Nama Sukuk

Nilai Nominal
(Rp)

Halaman 38

Sukuk Ijarah I
Summarecon
Agung Tahun 2008

Ijarah

PT Summarecon
Agung Tbk

13-Jun08

25-Jun13

200.000.000.000

10

Sukuk Ijarah
Aneka Gas Industri
I Tahun 2008

Ijarah

PT Aneka Gas
Industri

26-Jun08

8-Jul-13

160.000.000.000

11

Sukuk Ijarah
Metrodata
Eletronics I Tahun
2008

Ijarah

PT Metrodata
Electronics Tbk

26-Jun08

4-Jul-13

90.000.000.000

12

Sukuk Subordinasi
Mudharabah Bank
Muamalat Tahun
2008

Mudharabah

PT Bank Syariah
Muamalat
Indonesia Tbk

30-Jun08

10-Jul18

314.000.000.000

13

Sukuk Ijarah PLN


III Tahun 2009 seri
A

Ijarah

PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)

31-Des08

9-Jan-14

293.000.000.000

14

Sukuk Ijarah PLN


III Tahun 2009 seri
B

Ijarah

PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)

31-Des08

9-Jan-16

467.000.000.000

15

Sukuk Ijarah
Matahari Putra
Prima II Tahun
2009 Seri A

Ijarah

PT Matahari
Putra Prima Tbk

1-Mar-09

14-Apr12

90.000.000.000

16

Sukuk Ijarah
Matahari Putra
Prima II Tahun
2009 Seri B

Ijarah

PT Matahari
Putra Prima Tbk

1-Mar-09

14-Apr14

136.000.000.000

17

Sukuk Ijarah
Berlian Laju
Tanker II Tahun
2009 Seri A

Ijarah

PT Berlian Laju
Tanker Tbk

15-Mei09

28-Mei12

45.000.000.000

18

Sukuk Ijarah
Berlian Laju
Tanker II Tahun
2009 Seri B

Ijarah

PT Berlian Laju
Tanker Tbk

15-Mei09

28-Mei14

55.000.000.000

19

Sukuk Ijarah I
Bakrieland
Development Th.
2009 seri A

Ijarah

PT Bakrieland
Development
Tbk

29-Jun09

7-Jul-11

60.000.000.000

20

Sukuk Ijarah I
Bakrieland
Development Th.
2009 seri B

Ijarah

PT Bakrieland
Development
Tbk

29-Jun09

7-Jul-12

90.000.000.000

Halaman 39

21

Sukuk Ijarah Salim


Ivomas Pratama I
tahun 2009

Ijarah

PT Salim
Ivomas Pratama

20-Nov09

1-Des-14

278.000.000.000

22

Sukuk Ijarah
Pupuk Kaltim I
Tahun 2009

Ijarah

PT Pupuk
Kalimantan
Timur (Persero)

24-Nov09

4-Des-14

131.000.000.000

23

Sukuk Ijarah
Indosat IV Tahun
2009 Seri A

Ijarah

PT Indosat Tbk

30-Nov09

8-Des-14

28.000.000.000

24

Sukuk Ijarah
Indosat IV Tahun
2009 Seri B

Ijarah

PT Indosat Tbk

30-Nov09

8-Des-16

172.000.000.000

25

Sukuk Ijarah Mitra


Adiperkasa I
Tahun 2009 Seri A

Ijarah

PT Mitra
Adiperkasa Tbk

8-Des-09

16-Des12

96.000.000.000

26

Sukuk Ijarah Mitra


Adiperkasa I
Tahun 2009 Seri B

Ijarah

PT Mitra
Adiperkasa Tbk

8-Des-09

16-Des14

39.000.000.000

27

Sukuk Ijarah PLN


IV Tahun 2010
Seri A

Ijarah

PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)

31-Des09

12-Jan17

130.000.000.000

28

Sukuk Ijarah PLN


IV Tahun 2010
Seri B

Ijarah

PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)

31-Des09

12-Jan20

167.000.000.000

29

Sukuk Ijarah Titan


Nusantara I Tahun
2010

Ijarah

PT Titan
Petrokimia
Nusantara

2-Jun-10

2-Jun-15

200.000.000.000

30

Sukuk Ijarah PLN


V Tahun 2010 Seri
A

Ijarah

PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)

30-Jun10

8-Jul-15

160.000.000.000

31

Sukuk Ijarah PLN


V Tahun 2010 Seri
B

Ijarah

PT Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)

30-Jun10

8-Jul-22

340.000.000.000

Jumlah

6.021.000.000.000

Halaman 40

Sukuk Yang Sudah Dilunasi Pada Tahun 2010


Per 29 Desember 2010
Tanggal

Struktur/
Akad

Nama Penerbit
Efek

Tanggal
Efektif

OS Mudharabah Indosat
Tahun 2002

Mudharabah

PT Indosat Tbk

30-Okt-02

6-Nov-07

175.000.000.000

OS Berlian Laju Tanker


Syariah Mudharabah Th.
2003

Mudharabah

PT Berlian Laju
Tanker Tbk

12-Mei-03

28-Mei-08

60.000.000.000

OS Mudharabah Bank
Bukopin Tahun 2003

Mudharabah

PT Bank Bukopin Tbk

30-Jun-03

10-Jul-08

45.000.000.000

OS I Subordinasi Bank
Muamalat Tahun 2003

Mudharabah

PT Bank Syariah
Muamalat Indonesia
Tbk

30-Jun-03

15-Jul-09

200.000.000.000

OS Mudharabah
Ciliandra Perkasa Tahun
2003

Mudharabah

PT Ciliandra Perkasa

18-Sep-03

26-Sep-08

60.000.000.000

OS Mudharabah Bank
Syariah Mandiri Tahun
2003

Mudharabah

PT Bank Syariah
Mandiri

22-Okt-03

31-Okt-08

200.000.000.000

OS Mudharabah PTPN
VII Tahun 2004

Mudharabah

PT PTPN VII
(Persero)

18-Mar-04

26-Mar-09

75.000.000.000

OS Ijarah I Matahari
Putra Prima Tahun 2004

Ijarah

PT Matahari Putra
Prima Tbk

28-Apr-04

11-Mei-09

150.000.000.000

OS Ijarah Sona Topas


Tourism Industry Tahun
2004

Ijarah

PT Sona Topas
Tourism & Industry
Tbk

14-Jun-04

25-Jun-09

52.000.000.000

10

OS Citra Sari Makmur I


Syariah Ijarah Tahun
2004

Ijarah

PT Citra Sari Makmur

30-Jun-04

9-Jul-09

100.000.000.000

11

OS Ijarah Indorent I
Tahun 2004

Ijarah

PT CSM
Corporatama

1-Nov-04

11-Nov-09

100.000.000.000

12

OS Ijarah Berlina I
Tahun 2004

Ijarah

PT Berlina Tbk

2-Des-04

15-Des-09

85.000.000.000

13

OS Ijarah I HITS Tahun


2004

Ijarah

PT Humpus
Intermoda
Transportasi Tbk

10-Des-04

17-Des-09

92.000.000.000

14

OS Ijarah Apexindo
Pratama Duta I Tahun
2005

Ijarah

PT Apexindo
Pratama Duta Tbk

30-Mar-05

8-Apr-10

240.000.000.000

15

OS Ijarah I Ricky Putra


Globalindo Tahun 2005

Ijarah

PT Ricky Putra
Globalindo Tbk

7-Jul-05

12-Jul-10

60.400.000.000

No

Nama Sukuk

Jumlah

Jatuh
Tempo

Nilai Nominal
(Rp)

1.694.400.000.000

Halaman 41

Profil Reksa Dana Syariah Tahun 2010


Per 22 Desember 2010
No

Nama Reksadana

Manajer Investasi
PT. PNM Investment
Management
PT. Danareksa
Investment
Management

Tanggal
Efektif

Jenis

Total NAV

Deutsche Bank
AG

15-May-00

Campuran

102,561,002,277.17

Standard
Chartered Bank

24-Nov-00

Campuran

51,136,237,306.39

Bank Kustodian

PNM SYARIAH

DANAREKSA SYARIAH
BERIMBANG

BNI DANA SYARIAH

PT. BNI Securities

PT. Bank CIMB


Niaga, Tbk.

21-Apr-04

Pendapatan
Tetap

27,349,501,256.17

BNI DANAPLUS SYARIAH

PT. BNI Securities

PT. Bank CIMB


Niaga, Tbk.

21-Apr-04

Campuran

29,522,814,595.26

PNM AMANAH SYARIAH

Deutsche Bank
AG

26-Aug-04

Pendapatan
Tetap

111,115,307,416.36

MANDIRI INVESTA SYARIAH


BERIMBANG

Deutsche Bank
AG

14-Oct-04

Campuran

158,940,219,878.23

BIG DANA MUAMALAH

PT. BNI
(Persero), Tbk.

29-Oct-04

Pendapatan
Tetap

109,254,295,323.47

I-HAJJ SYARIAH FUND

PT. Bank CIMB


Niaga, Tbk.

13-Jan-05

Pendapatan
Tetap

123,352,159,617.60

AAA AMANAH SYARIAH FUND

PT. Andalan Artha


Advisindo Sekuritas

PT. Bank CIMB


Niaga, Tbk.

17-Jun-05

Campuran

29,393,229,221.59

10

CAPITAL SYARIAH FLEKSI

PT. Recapital Asset


Management

PT. Bank CIMB


Niaga, Tbk.

08-Aug-05

Campuran

19,886,348,639.15

11

IPB SYARIAH

PT. BRI
(Persero), Tbk.

14-Dec-05

Campuran

35,387,502,632.49

12

DANAREKSA INDEKS SYARIAH

PT. Kresna Graha


Sekurindo, Tbk.
PT. Danareksa
Investment
Management

Standard
Chartered Bank

17-Mar-06

Indeks

184,775,174,110.55

13

MEGA DANA SYARIAH

PT. Mega Capital


Indonesia

PT. Bank CIMB


Niaga, Tbk.

11-Sep-06

Campuran

9,779,946,939.95

14

CIMB-PRINCIPAL ISLAMIC
BALANCED GROWTH SYARIAH

PT. CIMB-Principal
Asset Management

Deutsche Bank
AG

12-Sep-06

Campuran

7,922,690,798.52

15

EURO PEREGRINE SYARIAH


BALANCED PLUS

PT. Eurocapital
Peregrine Securities

Standard
Chartered Bank

29-Nov-06

Campuran

1,166,240,734.53

16

TRIM SYARIAH BERIMBANG

PT. Trimegah
Securities, Tbk.

Deutsche Bank
AG

26-Dec-06

Campuran

64,195,257,250.55

17

TRIM SYARIAH SAHAM

PT. Trimegah
Securities, Tbk.

Deutsche Bank
AG

26-Dec-06

Saham

152,954,621,174.45

18

SYARIAH BATASA KOMBINASI

PT. Batasa Capital

Deutsche Bank
AG

29-Mar-07

Campuran

26,178,631,249.62

19

SYARIAH BNP PARIBAS


PESONA AMANAH

PT. BNP Paribas


Investment Partners

HSBC

09-Apr-07

Campuran

175,585,564,060.00

20

MEGA DANA OBLIGASI


SYARIAH

Standard
Chartered Bank

21-May-07

Pendapatan
Tetap

34,229,488,928.23

21

BATAVIA DANA SAHAM


SYARIAH

PT. Bank
Permata, Tbk.

16-Jul-07

Saham

43,048,976,499.96

22

PNM EKUITAS SYARIAH

PT. Mega Capital


Indonesia
PT. Batavia
Prosperindo Aset
Manajemen
PT. PNM Investment
Management

HSBC

26-Jul-07

Saham

101,752,114,990.00

23

CIMB-PRINCIPAL ISLAMIC
EQUITY GROWTH SYARIAH

PT. CIMB-Principal
Asset Management

Deutsche Bank
AG

06-Aug-07

Saham

112,319,728,890.07

24

MANDIRI INVESTA ATRAKTIFSYARIAH

PT. Mandiri
Manajemen
Investasi

Deutsche Bank
AG

19-Dec-07

Saham

679,056,888,210.26

25

SYARIAH BNP PARIBAS


EQUITRA AMANAH

PT. BNP Paribas


Investment Partners

HSBC

24-Mar-08

Saham

20,794,098,707.00

PT. PNM Investment


Management
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Bhakti Asset
Management
PT. Insight
Investments
Management

Halaman 42

26

CIPTA SYARIAH BALANCE

PT. Ciptadana Asset


Management

Deutsche Bank
AG

16-Apr-08

Campuran

31,190,086,450.69

27

CIPTA SYARIAH EQUITY

PT. Ciptadana Asset


Management

Deutsche Bank
AG

16-Apr-08

Saham

44,541,107,730.89

28

BNIS SAHAM SYARIAH

PT. BNI Securities

PT. Bank Mega,


Tbk.

04-Jul-08

Saham

0 *)

29

BATAVIA PROTEKSI SYARIAH


MATARAM

PT. Batavia
Prosperindo Aset
Manajemen

PT. Bank
Permata, Tbk.

20-Aug-08

Terproteksi

0 *)

30

MEGA DANA SAHAM SYARIAH

PT. Mega Capital


Indonesia

PT. Bank CIMB


Niaga, Tbk.

03-Sep-08

Saham

14,639,361,116.94

31

SYARIAH BATASA SUKUK

PT. Batasa Capital

PT. Bank CIMB


Niaga, Tbk.

03-Sep-08

Pendapatan
Tetap

13,771,280,832.49

32

MANDIRI INVESTA DANA


SYARIAH

Deutsche Bank
AG

22-Dec-08

Pendapatan
Tetap

36,295,073,353.65

33

MANULIFE SYARIAH SEKTORAL


AMANAH

HSBC

16-Jan-09

Saham

408,328,333,746.00

34

CIMB ISLAMIC SUKUK I


SYARIAH

PT. CIMB-Principal
Asset Management

Deutsche Bank
AG

01-Feb-09

Terproteksi

64,206,743,080.19

MANDIRI SYARIAH
TERPROTEKSI PENDAPATAN
PRIMA 1
MANDIRI SYARIAH
TERPROTEKSI PENDAPATAN
PRIMA 3
MANDIRI SYARIAH
TERPROTEKSI PENDAPATAN
PRIMA 2

PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT Schroder
Investment
Management Ind.

Standard
Chartered Bank

27-Feb-09

Terproteksi

523,885,175,519.87

HSBC

27-Feb-09

Terproteksi

253,945,455,265.00

HSBC

27-Feb-09

Terproteksi

133,835,661,779.00

Deutsche Bank
AG

22-Apr-09

Campuran

154,265,994,886.80

35
36
37

PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Manulife Aset
Manajemen
Indonesia

38

SCHRODER SYARIAH
BALANCED FUND

39

TRIM SYARIAH TERPROTEKSI


PRIMA I

PT. Trimegah
Securities, Tbk.

PT. Bank
Permata, Tbk.

19-May-09

Terproteksi

0 *)

40

TRIM SYARIAH TERPROTEKSI


PRIMA II

PT. Trimegah
Securities, Tbk.

PT. BNI
(Persero), Tbk.

19-May-09

Terproteksi

31,691,240,607.22

41

MANDIRI AMANAH SYARIAH


PROTECTED DOLLAR FUND

HSBC

01-Jul-09

Terproteksi

70,678,776,197.92

42

MANDIRI AMANAH SYARIAH


PROTECTED RUPIAH FUND

HSBC

01-Jul-09

Terproteksi

111,912,668,771.00

43

LAUTANDHANA PROTEKSI
SYARIAH I

PT. Lautan Dana

PT. Bank
Permata, Tbk.

03-Aug-09

Terproteksi

38,361,647,965.12

44

DANAREKSA PROTEKSI MELATI


OPTIMA SYARIAH

PT Danareksa
Investment
Management

PT Citibank N.A.

20-Jan-10

Terproteksi

99,329,830,490.25

45

SAM SUKUK SYARIAH


SEJAHTERA

PT Samuel Aset
Manajemen

PT. Bank CIMB


Niaga, Tbk.

20-Jan-10

Pendapatan
Tetap

23,991,270,122.87

46

SAM SYARIAH BERIMBANG

PT Samuel Aset
Manajemen

PT. Bank CIMB


Niaga, Tbk.

20-Jan-10

Campuran

104,087,734,578.26

47

CIMB ISLAMIC SUKUK II


SYARIAH

PT. CIMB-Principal
Asset Management

Deutsche Bank
AG

22-Mar-10

Terproteksi

57,787,536,579.44

48

MANDIRI INVESTASI
TERPROTEKSI SYARIAH SERI 1

HSBC

22-Apr-10

Terproteksi

371,390,862,227.26

49

MANDIRI INVESTA
TERPROTEKSI PENDAPATAN
BERKALA SYARIAH SERI 1

HSBC

22-Apr-10

Terproteksi

78,438,060,007.00

PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi

PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
PT. Mandiri
Manajemen
Investasi
Total

Sumber : e-monitoring reksa dana (diolah) Keterangan :

5,078,231,942,015.43

*) data tidak ada di e-monitoring Reksa Dana

Halaman 43

IX.

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN PUBLIK

1.

Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II di lingkungan


Bapepam-LK
Dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2010, Biro Kepatuhan Internal
telah melakukan beberapa kegiatan dalam rangka peningkatan kepatuhan
pelaksanaan tugas Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK yaitu:
a. Pelaksanaan 11 Penelaahan dan Penilaian pelaksanaan tugas Unit Eselon II di
lingkungan Bapepam-LK, dengan rincian 7 penelaahan dan penilaian pelaksanaan
tugas telah disampaikan ke Ketua dan 4 penelaahan dan penilaian pelaksanaan
tugas masih dalam proses penyusunan laporan.
b. Pelaksanaan audit khusus pada beberapa unit Eselon II di lingkungan BapepamLK terkait dugaan pelanggaran disiplin dan kode etik pegawai.
c. Pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil penelaahan dan penilaian yang
dilakukan oleh Biro Kepatuhan Internal pada tahun 2009.
d. Pelaksanaan Survei Kepuasan Stakeholder Bapepam-LK 2010 dilakukan terhadap
pelayanan yang diberikan secara triwulanan. Sampai dengan triwulan III 2010,
jumlah kuestioner yang dikirim kepada responden adalah sebanyak 1.476
kuestioner, sementara hasil kuestioner yang telah diisi dan diterima adalah
sebanyak 244 kuestioner. Hasil survey baru akan ditabulasi pada triwulan IV tahun
2010 dan akan dilaporkan dalam Laporan Hasil Survei Tahun 2010.
e. Pelaksanaan pengelolaan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Bapepam-LK
yang meliputi beberapa kegiatan utama, yaitu:
1) Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-One Bapepam-LK antara Ketua
dengan Menteri Keuangan.
2) Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-Two Bapepam-LK antara Ketua
dengan Para Pimpinan Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK.
3) Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-Three Bapepam-LK antara Para
Pimpinan Unit Eselon II dengan Para Pimpinan Unit Eselon III di lingkungan
Bapepam-LK.
4) Penandatanganan Kontrak Kinerja seluruh pejabat dan pelaksana di
lingkungan Biro Kepatuhan Internal sebagai pilot project Bapepam-LK.
5) Pelaporan secara berkala (triwulanan) Capaian IKU Depkeu-One dan DepkeuTwo Bapepam-LK termasuk penyampaian capaian IKU Kontrak Kinerja
Bapepam-LK kepada Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka)
selaku Strategic Management Office (SMO) Departemen Keuangan.
6) Pelaksanaan Refinement Balanced Scorecard Depkeu-One dan Depkeu-Two
Bapepam-LK.
f. Pelaksanaan pengelolaan manajemen risiko Bapepam-LK yang meliputi beberapa
kegiatan utama, yaitu:
1) Sosialisasi penerapan PMK Nomor 191/PMK.09/2008 tentang penerapan
manajemen risiko di lingkungan Departemen Keuangan kepada koordinator
dan administrator di setiap unit Eselon II, pejabat unit eselon III dan sebagian
pejabat unit eselon IV.
2) Pelaporan profil risiko Bapepam-LK kepada Menteri Keuangan c.q Inspektur
Jenderal Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan.
3) Analisa efektifitas rencana mitigasi risiko dan berkoordinasi dengan Itjen terkait
pengembangan manajemen risiko di lingkungan Kementerian Keuangan.

Halaman 44

g. Peningkatan Capacity Building pegawai di Biro Kepatuhan Internal melalui:


1) Workshop mengenai Risk Management for Securities Regulator yang
diselenggarakan oleh Asian Development Bank, di Manila, Philipina dari
tanggal 17-21 Mei 2010 yang diikuti oleh 3 orang pegawai Biro Kepatuhan
Internal.
2) Study Visit ke Australian National Audit Office, Australian Prudential Regulation
Authority and Australian Securities and Investments Commission di Sidney,
Australia dari tanggal 20 s.d. 24 September 2010 yang diikuti oleh 5 orang
pegawai Biro Kepatuhan Internal.
3) International Workshop for Internal Auditor yang diselenggarakan oleh Institute
Internal Auditor (IIA) di Kuala Lumpur, Malaysia dari tanggal 3 s.d. 8 Oktober
2010 yang diikuti oleh 6 orang pegawai Biro Kepatuhan Internal.
4) Internal Audit Quality Assurance yang diselenggarakan oleh M I S Training
Institute di London, UK dari tanggal 13 sampai 15 Desember 2010 yang diikuti
oleh 2 orang pegawai Biro Kepatuhan Internal.
5) Pelatihan dan seminar di dalam negeri yang terkait dengan internal audit bagi
para pegawai di Biro Kepatuhan Internal Pelatihan Audit Kinerja untuk Sektor
Publik.
2.

Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia di lingkungan Bapepam-LK


Program Kerja Strategis yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Ikut berpartisipasi dalam Rekrutmen CPNS Kementerian Keuangan lulusan S1/S2
T.A. 2010 yang diselenggarakan Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan:
1). Melaksanakan Program Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal dan Program
Penjajakan Minat dan Karir di Universitas terkemuka di Indonesia.
2). Menugaskan pejabat dan pegawai Bapepam-LK menjadi Tim Wawancara
Seleksi Penerimaan CPNS T.A. 2010.
b. Melaksanakan Program Orientasi bagi Pegawai baru lulusan S1/S2:
1). Melaksanakan Program Secondment Tahap III bagi Pegawai lulusan S1/S2
Penerimaan T.A 2008.
2). Melaksanakan Seminar Secondment Tahap III Concluding The Experience:
Owning Your Future bagi Pegawai lulusan S1/S2 Penerimaan T.A 2008.
3). Melaksanakan Program Orientasi bagi pegawai baru lulusan S1/S2
Penerimaan T.A 2010.
4). Melaksanakan program Magang bagi pegawai baru lulusan S1/S2 Penerimaan
T.A. 2010.
c. Melaksanakan Assessment Center:
1). Penyusunan dan penetapan Standar Kompetensi Jabatan Eselon II, III dan IV
di lingkungan Bapepam-LK.
2). Melaksanakan Assessment Center untuk pejabat Eselon IV bekerja sama
dengan Biro SDM, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan.
3). Menugaskan pegawai Bagian Kepegawaian untuk mengikuti Pelatihan
Assessor Internal yang diselenggarakan oleh Biro SDM, Sekretariat Jenderal,
Kementerian Keuangan.
4). Menugaskan pegawai Bagian Kepegawaian dalam kegiatan magang
Assessment Center dengan supervisi dari Associate Assessor Kementerian
Keuangan.
d. Melaksanakan Capacity Building Program (Program Pembelajaran dan
Pengembangan):
1). Capacity Building melalui pelatihan, seminar dan internship:

Halaman 45

Melaksanakan Pelatihan HR for Non HR Managers.


Melaksanakan Pelatihan Atitude Change.
Melaksanakan Pelatihan Leadership Transformation.
Melaksanakan Seminar Organizational Development and Change
Management.
- Melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kerja sama Tim Para Pejabat di
lingkungan Bapepam-LK.
- Melaksanakan Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa
bekerjasama dengan LKPP.
- Menugaskan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh BPPK.
- Menugaskan pegawai untuk mengikuti pelatihan, seminar dan internship di
luar negeri, yang merupakan hasil kerja sama Bapepam-LK dengan
beberapa institusi di negara lain seperti Australia, USA, Jepang, Korea
Selatan, Malaysia, India, UEA, China, Singapura, serta beberapa organisasi
internasional seperti IOSCO, APEC, OECD, ADB, dan World Bank.
2). Capacity Building melalui pendidikan formal:
- Menugaskan pegawai untuk melanjutkan pendidikan Diploma III dan IV di
STAN.
- Menugaskan pegawai untuk melanjutkan pendidikan Strata 2 baik di dalam
maupun luar negeri melalui program ADS dari Pemerintah Australia dan
PPSDM dari BPPK Kementerian Keuangan.
- Menugaskan pegawai untuk melanjutkan pendidikan Strata 3 di Australia
melalui program ADS dan ALA dari Pemerintah Australia.
3.

Edukasi dan Pelayanan Informasi Publik


a. Bidang Pasar Modal
Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah menerima 22 kunjungan dari Perguruan
Tinggi/Sekolah. Bapepam-LK telah menerbitkan surat keterangan riset kepada 54
pihak yang telah melakukan penelitian tentang pasar modal di Bapepam-LK, serta
melayani 349 pihak yang datang langsung ke Bapepam-LK untuk mendapatkan
informasi dan penjelasan, 631 pertanyaan masyarakat mengenai pasar modal
melalui telepon dan 269 pertanyaan melalui email.
Selama tahun 2010, Bapepam-LK juga telah mengirimkan pembicara atau
narasumber dalam kuliah umum sebanyak 1 kali, seminar sebanyak 5 kali,
workshop sebanyak 3 kali (terdiri dari workshop wartawan 1 kali, dan workshop
Pasar Modal 2 kali), serta telah berpartisipasi dalam pameran pasar modal dan
lembaga keuangan non bank sebanyak 3 kali, dan layanan Pojok Informasi Pasar
Modal di kampus yang sedang mengadakan seminar sebanyak 3 kali.
Dalam rangka sosialisasi dan edukasi pasar modal dan lembaga keuangan nonbank, dalam tahun 2010 ini Bapepam-LK telah melaksanakan kegiatan Roadshow
Campus to Campus untuk memperkenalkan industri pasar modal dan lembaga
keuangan non-bank kepada civitas akademika yakni:
- Universitas Negeri Lampung, Bandar Lampung;
- Universitas Tanjungpura, Pontianak;
- Universitas Tadulako, Palu;
- Universitas Sam Ratulangi, Manado;
- STIE Musi, Palembang;
- Universitas Bangka Belitung,
- Universitas Mulawarman, Banjarmasin;
- Universitas Islam Negeri Syarif Kasim, Pekan Baru, Riau;

Halaman 46

Universitas Fajar, Makasar;


Kegiatan Penyuluhan Pasar Modal
Talkshow
7%

Roadshow Mall to
Mall, Pameran,
dan Stand
Informasi Pasar
Modal
21%

Kunjungan ke
Bapepam
38%

Roadshow to
Campus & to
School
17%
Workshop Pasar
Modal
5%

Seminar dan
Kuliah Umum
12%

Dalam rangka menyampaikan konsep akhir rencana perubahan Modal Kerja


Bersih Disesuaikan (MKBD) Perusahaan Efek dan hasil simulasi penghitungan
MKBD seluruh Perusahaan Efek, Bapepam-LK kembali melakukan sosialisasi
mengenai rencana perubahan MKBD tersebut kepada para Anggota Bursa pada
tanggal 14 Juli 2010.
b. Bidang Dana Pensiun
Terkait dengan aktivitas pelayanan kepada masyarakat dan stakeholder dana
pensiun, sepanjang tahun 2010 telah dilaksanakan kegiatan layanan informasi
kepada yang meliputi, antara lain:
- melayani 45 permintaan data dan 254 permohonan informasi mengenai hal-hal
terkait dengan dana pensiun. Permintaan data umumnya datang dari berbagai
institusi di luar Bapepam-LK seperti Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik,
Bappenas, dan Dana Pensiun, mahasiswa, wartawan majalah dan surat kabar.
Sedangkan permohonan layanan informasi mengenai hal-hal terkait dana
pensiun umumnya datang dari konsultan hukum, Dana Pensiun, dan
masyarakat umum. Jumlah permintaan layanan informasi terbanyak datang
melalui telepon dan email, khususnya mengenai permasalahan seputar aplikasi
Data Digital Dana Pensiun (D3P) versi 4.0 yang baru saja dipublikasikan.
- melaksanakan kegiatan pembinaan (edukasi) di bidang akuntansi dana
pensiun dan cara penggunaan aplikasi D3P versi 4.0. kepada para pegawai
dana pensiun. Aplikasi D3P adalah aplikasi yang dirancang untuk dana
pensiun guna melakukan pengiriman data laporan berkala dana pensiun
secara elektronik. Laporan berkala dana pensiun tersebut terdiri atas laporan
keuangan, laporan investasi, laporan teknis dan laporan aktuaris.
- melaksanakan kegiatan sosialisasi di 6 kota di Indonesia (Jakarta, Batam,
Pekanbaru, Semarang, Solo dan Kupang). Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memperkenalkan program pensiun pada pekerja di daerah tersebut yang
belum memiliki program pensiun di perusahaannya.
c. Layanan Khusus tentang Informasi Reksa Dana
Di bidang pelayanan informasi kepada masyarakat mengenai industri pengelolaan
investasi, Bapepam-LK telah menyediakan website Pusat Informasi Reksa Dana
(www.bapepam.go.id/reksadana) dan Aplikasi Industri Reksa Dana/ARIA
(www.bapepam.go.id/aria). Pusat Informasi Reksa Dana ditujukan untuk
menyediakan segala informasi yang berkaitan dengan industri Reksa Dana

Halaman 47

sehingga seluruh pihak, terutama para investor dan publik mudah mendapatkan
informasi atau referensi tentang industri Reksa Dana beserta perkembangannya.
Selain itu website ini juga akan terus mengembangkan dirinya dengan menyajikan
bahan-bahan edukasi dan sosialisasi, sehingga di masa mendatang keinginan
untuk menciptakan investor yang well-informed dapat segera terwujud.
Sedangkan Aplikasi Industri Reksa Dana (ARIA) merupakan sistem yang
dikembangkan oleh Bapepam-LK dan didukung oleh PT. KSEI untuk
mempermudah pelaporan dan pengawasan industri Reksa Dana secara elektronik.
Pelaporan dimaksudmeliputi data Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana
(WAPERD), profil Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD), dan profil Bank
Kustodian.
Sejalan dengan diterbitkannya Peraturan Bapepam-LK No. V.B.4 tentang Perilaku
Agen Penjual Efek Reksa Dana dan Peraturan Bapepam-LK No. V.D.10 tentang
Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan di Bidang Pasar Modal,
Bapepam-LK dan KSEI telah mengembangkan aplikasi lebih lanjut dari ARIA untuk
pengembangan Sistem Database Investor Reksa Dana guna memperoleh
informasi mengenai perkembangan jumlah investor riil Reksa Dana serta
pemetaan profil investor Reksa Dana.
4.

Pelayanan Pengaduan
a. Bidang Pasar Modal
Pada tahun 2010 Sekretariat Badan melalui Sub Bagian Pengaduan telah
menerima sejumlah 167 pengaduan. Dengan rincian, pengaduan secara langsung
sebanyak 39 pengaduan, melalui surat, email, dan faksimil sebanyak 89
pengaduan, dan melalui telepon sebanyak 39 pengaduan. Dimana seluruh
pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Bapepam-LK melalui biro teknis
terkait. Adapun pengaduan masyarakat yang masuk tersebut mayoritas terkait
dengan kasus PT. Optima Kharya Capital Securities (PT. OKCS).
Selain itu secara khusus, Bapepam-LK juga menerima 10 pengaduan nasabah
Perusahaan Efek, dimana telah diselesaikan penanganan 14 pengaduan, 7
diantaranya merupakan penyelesaian pengaduan yang diterima pada tahun 2009.
Saat ini masih ditangani sejumlah 3 pengaduan.
b. Bidang Dana Pensiun
Bapepam-LK menangani 49 pengaduan terkait dana pensiun. Pengaduan tersebut
terdiri atas 10 pengaduan secara langsung dan 39 pengaduan secara tidak
langsung. Pengaduan secara tidak langsung ini jenisnya terdiri dari surat langsung,
surat tembusan, telepon dan email.

X.

PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

1.

Perasuransian
Sampai dengan 29 Desember 2010, terdapat 376 perusahaan perasuransian di
Indonesia yang terdiri dari 142 perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi serta
234 perusahaan penunjang usaha asuransi. Struktur pasar perasuransian secara
lengkap disajikan dalam tabel berikut:
Perusahaan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
Perusahaan Asuransi Jiwa

Jumlah
142
46

Halaman 48

Perusahaan Asuransi Umum


Perusahaan Penyelenggara Program Asuransi dan
Jamsostek
Perusahaan Penyelenggara Asuransi untuk PNS dan
TNI/Polri
PerusahaanReasuransi
Perusahaan Penunjang Usaha Perasuransian
Perusahaan Pialang Asuransi
Perusahaan Pialang Reasuransi
Perusahaan Konsultan Aktuaria
Perusahaan Penilai Kerugian
Perusahaan Agen
TOTAL

87
2
3
4
234
136
24
28
28
18
376

a. Pemberian dan pencabutan Ijin Perusahaan Perasuransian


Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan izin baru kepada 15
perusahaan perasuransian serta melakukan pencabutan izin usaha terhadap 17
perusahaan perasuransian dengan rincian sebagai berikut:
Pemberian Izin Perusahaan Perasuransian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nama Perusahaan
PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin
PT Asuransi Jaya Proteksi Takaful
PT Sehati Mitra Realita Indonesia
PT Penta Pro Indonesia
PT Anugrah Medal Broker
PT Andromeda International
PT Cipta Colemont Asia Reinsurance Broker
PT United Pialang Reasuransi
PT Best One Asia Reinsurance Brokers
PT Quattro Asia Consulting
PT Tiara Pertiwi
PT Dial Agency
PT Ernest Lentera Indonesia
PT Rezeki Andriyani Perkasa
PT Eka Agency Management

Jenis Usaha
Asuransi Jiwa Syariah
Asuransi Umum Syariah
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Reasuransi
Pialang Reasuransi
Pialang Reasuransi
Konsultan Aktuaria
Agen
Agen
Agen
Agen
Agen

Pencabutan Izin Perusahaan Perasuransian


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Perusahaan
PT Asuransi Jiwa Bumi Masyarakat Mandiri
PT Andika Raharja Putera
PT Asia Reliance General Insurance
PT Pacific International Indonesia Insurance
PT Global Inti Caraka
PT Asia Ins Direct Broker
PT Marga Insurance Broker
PT CIB Indonesia Ins Broker
PT Serpihan Pialang Asuransi
PT Dana Landung Perkasa

Jenis Usaha
Asuransi Jiwa
Asuransi Umum
Asuransi Umum
Asuransi Umum
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi

Halaman 49

PT Mitra Suksestama
PT Pratama Karya Insurance Broker
PT Siusar Insurance Service Company
PT Malindo International Insurance Broker
PT Surya Sejahtera Makmur Perdana
PT Jasa Aktuaria Mandiri Utama
PT Bintang Kencana Sejahtera

11
12
13
14
15
16
17

Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Asuransi
Pialang Reasuransi
Konsultan Aktuaria
Agen

b. Kekayaan, Investasi, Premi, dan Klaim Perusahaan Asuransi


Selama lima tahun terakhir, kekayaan yang dimiliki dan investasi yang dihasilkan
oleh perusahaan asuransi selalu mengalami pertumbuhan. Premi yang didapat juga
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Meningkatnya pendapatan premi
perusahaan asuransi diimbangi dengan meningkatnya klaim yang dibayarkan. Data
mengenai pertumbuhan kekayaan, investasi, premi, dan klaim secara lengkap
disajikan dalam tabel berikut:
Data Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransian

Kekayaan
% Growth
Investasi
% Growth
Premi
% Growth
Klaim
% Growth

dalam Triliun Rupiah


Triwulan III
2009
2010 *
181.8
214.9

2005
76.3

2006
96.0

2007
131.9

2008
137.2

17%

12%

19%

17%

33%

18%

60.3

79.3

111.8

114.6

157.0

187.4

20%

14%

17%

19%

37%

19%

38.4

44.1

64.5

74.1

86.8

100.9

18%

3%

14%

25%

17%

16%

18.9

22.4

29.2

41.6

51.2

66.5

36%

1%

21%

6%

23%

30%

* Premi dan Klaim sampai dengan September 2010 yang disetahunkan

Portofolio Investasi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi


Per 30 September 2010

dalam Triliun Rupiah


No.

PAJ

PAK&PR

Jumlah

Jenis Investasi
Deposito Berjangka & Sertifikat
Deposito

17.73

11.64

29.36

15.7%

Saham

33.88

6.39

40.27

21.5%

Obligasi & MTN

10.44

2.33

12.77

6.8%

SUN

23.64

2.06

25.70

13.7%

SBI

6.56

0.51

7.07

3.8%

Reksadana

51.49

5.58

57.07

30.5%

7.13

2.93

10.06

5.4%

Penyertaan Langsung
Bangunan, Tanah dengan
Bangunan

2.20

0.22

2.42

1.3%

Pinjaman Hipotik

0.14

0.02

0.15

0.1%

10

Pinjaman Polis

2.18

2.18

1.2%

Halaman 50

11

Pembiayaan Murabahan

0.01

0.00

0.01

0.0%

12

Pembiayaan Mudharabah

0.00

0.00

0.0%

13

Investasi Lain

0.21

0.07

0.28

0.1%

155.61

31.74

187.35

100.0%

Total Investasi

c. Pencatatan Produk Baru dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran dengan


Bank (Bancassurance)
Selama tahun 2010, terdapat 524 produk baru yang telah dicatat oleh Bapepam-LK
dan satu produk yang dihentikan pemasarannya. Rincian pencatatan produk
asuransi baru adalah sebagai berikut:
Perusahaan

Konvensional

Syariah

Jumlah

354
92
446

65
13
78

419
105
524

Asuransi Jiwa
Asuransi Kerugian
Total

Selain melakukan pencatatan produk baru, tahun ini Bapepam-LK juga telah
memberikan persetujuan pemasaran produk asuransi melalui kerjasama dengan
bank (bancassurance) dengan rincian sebagai berikut:
Perusahaan

Konvensional

Syariah

Jumlah

Asuransi Jiwa

49

57

Asuransi Kerugian

Total

53

61

d. Pengesahan Cadangan Premi Perusahaan Asuransi Jiwa


Dalam rangka kepentingan perpajakan, selama tahun 2010, Bapepam-LK telah
memberikan pengesahan cadangan premi kepada perusahaan asuransi jiwa
dengan rincian sebagai berikut:

Halaman 51

Pengesahan Cadangan Premi

Keterangan

Tahun 2008

Tahun 2009

Total

22

26

Jumlah Perusahaan Asuransi Jiwa

e. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris


Perusahaan Perasuransian
Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian, dengan rincian
sebagai berikut:
Perusahaan

Direksi

Komisaris

Jumlah

52
73
0
5
32
4
0
1

39
67
0
4
30
2
0
0

91
140
0
9
62
6
0
1

16

175

150

325

Asuransi Jiwa
Asuransi Kerugian
Asuransi Sosial
Reasuransi
Pialang Asuransi
Pialang Reasuransi
Agen
Penilai Kerugian
Perusahaan Agen
Total

f.

Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian


Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan rutin terhadap 40
perusahaan (100% dari target) dan pemeriksaan khusus terhadap 11 perusahaan
(137,50% dari yang dicadangkan). Rincian pelaksanaan pemeriksaan selama tahun
2010 adalah sebagai berikut:
Target/

Keterangan

Realisasi

Persentase

40

40

100,00%

Asuransi Jiwa

11

11

100,00%

Asuransi Kerugian

16

16

100,00%

Reasuransi
Pialang Asuransi

1
12

1
12

100,00%
100,00%

11

137,50%

48

51

106,25%

Dicadangkan
Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan Khusus
Total

g. Sanksi terhadap Perusahaan Perasuransian


Selama tahun 2010, masih banyak perusahaan perasuransian yang dikenakan
sanksi karena belum memenuhi ketentuan yang berlaku. Rincian pengenaan,
pencabutan dan pembatalan sanksi terhadap perusahaan perasuransian adalah
sebagai berikut:
Jenis Sanksi

Total

Asuransi
Jiwa

Asuransi
Umum

Pialang
Asuransi

Pialang
Reasuransi

Konsultan
Aktuaria

Penilai
Kerugian

188
25

37
2

74
1

55
17

10
2

4
3

Pengenaan
SP 1
SP 1 dan Terakhir

Halaman 52

SP 2
SP 2 dan Terakhir
SP 3
Sanksi
Pembatasan
Kegiatan Usaha
Penegasan SPKU
Pencabutan
SP 1
SP 1 dan Terakhir
SP 2
SP 2 dan Terakhir
SP 3
Sanksi
Pembatasan
Kegiatan Usaha

41
9
35

5
1
4

14
10

15
6
14

3
2
3

22

12

13

57
2
11
4
6

10

25

13
2
7
4
3

h. Usaha Asuransi dengan Prinsip Syariah


Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan jumlah pelaku usaha asuransi dan
reasuransi dengan prinsip syariah mencerminkan kondisi yang relatif menjanjikan.
Sampai dengan tahun 2010 total pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan
prinsip syariah sampai adalah sejumlah 46 perusahaan. Adapun rincian
perkembangan jumlah pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip
syariah adalah sebagai berikut:
NO

KETERANGAN

2006

2007

2008

2009

2010*)

1.

Perusahaan Asuransi Jiwa


Syariah

2.

Perusahaan Asuransi Kerugian


Syariah

3.

Perusahaan Asuransi Jiwa yang


memiliki Unit Syariah

13

13

17

18

4.

Perusahaan Asuransi Kerugian


yang memiliki Unit Syariah

15

19

19

19

20

5.

Perusahaan Reasuransi yang


memiliki Unit Syariah

30

38

38

42

46

TOTAL
*) data per 14 Desember 2010

Selain dari jumlah pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah
yang berkembang cukup pesat, selama tahun 2010 pangsa pasar usaha asuransi
dan reasuransi dengan prinsip syariah juga mengalami peningkatan yang cukup
pesat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

Halaman 53

No

Keterangan

Seluruh Asuransi Jiwa


Asuransi Jiwa Syariah
Persentase Asuransi Jiwa
Syariah
Seluruh Asuransi Kerugian
& Reasuransi
Asuransi Kerugian &
Reasuransi Syariah

2008
53,989.55
1,154.00
2.14%

2009
60,467.97
1,929.37
3.19%

Klaim (Milyar Rp)

2010*)
53,339.51
1,804.84

2008
39,204.77
312.21

3.38%

0.80%

25,557.73

24,940.37

21,362.76

10,978.68

496.84

449.52

440.80

180.10

1.80%

2.06%

1.64%

Seluruh Asuransi
79,547.28 85,408.34
Asuransi Syariah
1,650.84
2,378.89
Persentase Asuransi
2.08%
2.79%
Syariah
*) Data sampai dengan 30 September 2010

74,702.28
2,245.64

50,183.45
492.31

3.01%

0.98%

II

Persentase Asuransi
Kerugian dan Reasuransi
Syariah

III

2.

Premi Bruto (Milyar Rp)

1.94%

Kekayaan (Milyar Rp)

2009
2010*)
2008
38,099.64 31,441.21 101,678.16
596.45
705.33
1,151.48
1.57%

2.24%

12,352.23 10,989.83
236.37

1.91%

297.03

2.70%

1.13%

2.36%

2010*)
170,193.1
2,999.7

1.55%

1.76%

34,411.09

40,163.64

44,746.0

701.81

902.62

1,119.2

2.04%

50,451.86 42,431.04 136,089.25


832.82
1,002.36
1,853.29
1.65%

2009
136,780.60
2,120.10

1.36%

2.25%
176,944.24
3,022.72

2.50%
214,939.03
4,118.92

1.71%

Dana Pensiun
A. Perkembangan Industri Dana Pensiun
a. Sepanjang tahun 2010 tidak ada pengesahan pembentukan dana pensiun
baru. Meski demikian, ada beberapa permohonan pembentukan dana pensiun
yang masuk di tahun 2010 dan sampai dengan Siaran Pers ini disusun
permohonan tersebut masih diproses.
Kondisi sebaliknya, sepanjang tahun yang sama terdapat 4 pengesahan
pembubaran dana pensiun, yang terdiri dari 3 Dana Pensiun Pemberi Kerja
(DPPK) dan 1 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dari ke 3 DPPK
tersebut 2 diantaranya menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti
(PPMP) dan 1 menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).
Dengan bubarnya ke-4 dana pensiun tersebut, maka jumlah dana pensiun
yang masih beroperasi saat ini menjadi 272 dana pensiun, terdiri dari 208
DPPK PPMP, 40 DPPK PPIP dan 24 DPLK.
b. Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi per
tanggal 30 Juni 2010), jumlah kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun adalah
sebanyak Rp120,15 trilyun atau meningkat 6,79% dibandingkan dengan
kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun per tanggal 31 Desember 2009. Untuk
DPPK, pada posisi tersebut jumlah kekayaannya adalah sebesar Rp103,95
trilyun atau meningkat 6,59% dibandingkan dengan kekayaan DPPK per
tanggal 31 Desember 2009. Sedangkan untuk DPLK jumlah kekayaan per
tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp16,19trilyun atau meningkat sebesar
8,01% dari jumlah kekayaan DPLK per tanggal 31 Desember 2009.
c. Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi per
tanggal 30 Juni 2010), jumlah investasi dana pensiun adalah sebanyak
Rp115,56 triliun atau meningkat 6,94% dibandingkan dengan investasi dana
pensiun per tanggal 31 Desember 2009. Untuk DPPK, jumlah investasi pada
posisi tersebut adalah sebesar Rp 99,53 triliun atau meningkat 6,78%
dibandingkan dengan nilai investasi DPPK per tanggal 31 Desember 2009.
Sedangkan untuk DPLK jumlah investasinya per tanggal 30 Juni 2010 adalah
sebesar Rp 16,03 triliun atau meningkat sebesar 7,95% dari nilai investasi
DPLK per tanggal 31 Desember 2009.

Halaman 54

1.92%

d. Pada posisi per tanggal 30 Juni 2010, investasi dana pensiun pada Surat
Berharga Negara menempati urutan teratas dengan nilai sebesar Rp 29,50
trilyun (25,52% dari total investasi dana pensiun), diikuti oleh obligasi korporasi
sebesar Rp26,51 triliun (22,94% dari total investasi dana pensiun) dan deposito
berjangka sebesar Rp24,92 triliun (21,57% dari total investasi dana pensiun).
e. Bila dikaitkan dengan Pasar Modal, nilai penempatan investasi dana pensiun
per tanggal 30 Juni 2010 di Pasar Modal (termasuk surat berharga negara)
besarnya mencapai Rp79,73 triliun (68,99% dari total investasi dana pensiun).
Sedangkan di Pasar Uang, nilai penempatan investasi dana pensiun adalah
sebesar Rp28,44 trilyun (24,61% dari total investasi dana pensiun).
B. Aktivitas Pengawasan dan Pengembangan
Sepanjang tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai kegiatan terkait pengawasan
dan pengembangan industri dana pensiun yang meliputi, antara lain:
a. kegiatan survey mengenai penerapan manajemen dan pengendalian dana
pensiun. Survey dilakukan terhadap 55 dana pensiun yang dipilih sesuai
dengan rencana kegiatan analisis SPERIS (Sistem Pemeringkatan Risiko)
tahun 2010. Hasil survey digunakan sebagai salah satu bahan analisis SPERIS
pada periode yang sama.
b. melaksanakan 55 kegiatan analisis SPERIS. Kegiatan tersebut merupakan
bagian dari rencana kegiatan analisis SPERIS tahun 2010 sebanyak 55
kegiatan.
c. berkaitan dengan kewajiban pengurus untuk memiliki sertifikat penguasaan
pengetahuan dasar di bidang dana pensiun, hasil pemantauan atas kewajiban
tersebut, diketahui bahwa sampai dengan Desember 2010, jumlah Jumlah
pengurus yang telah memiliki sertifikat tersebut adalah sebanyak 94% dari total
pengurus dana pensiun.
d. pelaksanaan kegiatan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan dana
pensiun telah menyelesaikan sebanyak 450 rekomendasi dan/atau saran yang
dituangkan pemeriksa di dalam laporan hasil pemeriksaan. Sampai dengan
bulan Desember 2010, jumlah dana pensiun yang sedang dalam pemantauan
penyelesaian tindak lanjut rekomendasi adalah sebanyak 134 dana pensiun.
e. kegiatan pemeriksaan langsung berbasis risiko terhadap 44 dana pensiun,
terdiri dari 40 DPPK dan 4 DPLK.
3.

Pembiayaan dan Penjaminan


a. Perusahaan Penjaminan
Perusahaan Penjaminan adalah perusahaan yang kegiatan utamanya untuk
menjamin pemenuhan kewajiban finansial Penerima Kredit dan/atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah kepada bank atau lembaga keuangan lainnya
berdasarkan perjanjianyang telah disepakati. Adapun dasar hukum Perusahaan
Penjaminan adalah Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Lembaga
Penjaminan (Perpres) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 222/PMK.010/2008
tentang Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit.
Saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) Perusahaan Penjaminan, yaitu Perum
Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo), PT Penjamin Kredit Pengusaha
Indonesia (PT PKPI) dan PT Jamkrida Jatim. Selain itu, terdapat pula 11 kantor
cabang dan 6 kantor anak cabang Perusahaan Penjaminan yang tersebar di
seluruh Indonesia.

Halaman 55

Adapun data perkembangan kinerja keuangan industri Perusahaan Penjaminan


sampai dengan periode bulan November 2010 disajikan dalam Grafik 1 dan Grafik
2 sebagai berikut:
Grafik 1
Perkembangan Neraca Keuangan Perusahaan Penjaminan
Periode 2009 November 2010 (dalam juta rupiah)

Berdasarkan data pada tabel tersebut diketahui bahwa total aset Perusahaan
Penjaminan pada periode November 2010 sebesar Rp2,00 triliun atau meningkat
19,63% dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yang tercatat
sebesar Rp1,67 triliun. Selain itu, total kewajiban Perusahaan Penjaminan pada
periode yang sama diketahui sebesar Rp0,25 triliun atau naik 12,48%
dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yaitu sebesar Rp0,23 triliun.
Di lain pihak, nilai ekuitas Perusahaan Penjaminan mencapai Rp1,74 triliun atau
meningkat 20,75% dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yang
tercatat sebesar Rp1,44 triliun.
Adapun data perkembangan kinerja operasional industri Perusahaan Penjaminan
sampai dengan periode bulan November 2010 disajikan dalam Grafik 2 sebagai
berikut:
Grafik 2
Perkembangan Outstanding Penjaminan Perusahaan Penjaminan
Periode 2010 November 2010 (dalam miliar rupiah)

Halaman 56

Berdasarkan Grafik 2 tersebut, dapat diketahui bahwa pada bulan November 2010
industri Perusahaan Penjamin secara total memiliki nilai outstanding penjaminan
sebesar Rp63,85 triliun, yang terdiri dari penjaminan usaha produktif sebesar
Rp14,40 triliun (meningkat 95,83% dari periode bulan Desember 2009, yaitu
tercatat sebesar Rp7,35 triliun) dan penjaminan bukan usaha produktif yang
sebesar Rp49,44 triliun (meningkat 16,36% dari periode bulan Desember 2009,
yaitu tercatat sebesar Rp42,49 triliun).
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Penjaminan,
pada tahun 2010 telah dilakukan pemeriksaan terhadap kantor pusat PT Jamkrida
Jatim, PT Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia, kantor Pusat Perum Jamkrindo,
dan kantor cabang Perum Jamkrindo di Pekanbaru, Surabaya, Bali, dan
Palembang.
Selanjutnya, terkait penyempurnaan ketentuan Perusahaan Penjaminan, Biro
Pembiayaan dan Penjaminan sedang melakukan pembahasan untuk
menyempurnakan PMK Nomor 222/PMK.010/2008 terutama terkait dengan
ketentuan modal disetor minimum, kegiatan usaha Perusahaan Penjaminan,
penguatan ketentuan prudential, dan optimalisasi kegiatan pembinaan dan
pengawasan. Terkait upaya penyusunan RUU Usaha Penjaminan, Biro
Pembiayaan dan Penjaminan pun sedang melakukan penyusunan naskah
akademik dan draft awal RUU tentang Usaha Penjaminan. Upaya penyempurnaan
peraturan ini diharapkan akan memberikan suatu perangkat hukum yang lebih kuat
terhadap industri Perusahaan Penjaminan di masa yang akan datang.
b. Lembaga Pembiayaan Khusus
Pembentukan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank)
Dalam rangka mendorong pengembangan ekspor nasional, Pemerintah dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat telah membentuk Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2009 tentang LPEI pada tanggal 12 Januari 2009. Dengan adanya
Indonesia Eximbank ini berarti Indonesia memiliki suatu bank exim atau sering
juga dikenal dengan istilah Export Credit Agency (ECA) dalam format yang sama
dengan yang dimiliki oleh negara lain, yaitu lembaga yang dapat memberikan
pembiayaan, penjaminan, dan asuransi terkait ekspor. Modal awal Indonesia
Eximbank ditetapkan paling sedikit Rp 4 triliun yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan yang tertanam pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank
Ekspor Indonesia (BEI).
Sebagai lembaga yang merupakan kepanjangan tangan Pemerintah, Indonesia
Eximbank diharapkan dapat membantu memberikan pembiayaan di area yang
tidak dimasuki oleh bank atau lembaga keuangan (fill the market gap), seperti
pemberian fasilitas pembiayaan kepada pembeli di luar negeri untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia (buyers credit). Selain itu, Indonesia
Eximbank juga dapat menerima penugasan khusus dari Pemerintah untuk
menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang secara komersial sulit
dilaksanakan, baik oleh lembaga keuangan komersial maupun oleh Indonesia
Eximbank sendiri, tetapi dinilai perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan
atau program ekspor nasional (national interest account/NIA). Untuk mendukung
peran strategis tersebut di atas, Indonesia Eximbank mempunyai sifat sovereign
status sehingga dapat mengakses sumber pendanaan di pasar keuangan global
dengan biaya yang relatif lebih rendah.
Pada tahun 2010, untuk meningkatkan peran Indonesia Eximbank dalam
pemberian fasilitas asuransi dan penjaminan terkait ekspor, telah diterbitkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.010/2010 Tentang Perubahan Atas

Halaman 57

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.010/2009 Tentang Pembinaan dan


Pengawasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Perubahan-perubahan
mendasar yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan dimaksud, antara lain
yaitu:
1). Meningkatkan nilai retensi sendiri untuk setiap penutupan Asuransi atau
Penjaminan dari sebelumnya sebesar 2,5 0/00 dari Modal menjadi sebesar 10%
dari Modal;
2). Meingkatkan jumlah retensi sendiri untuk seluruh aktivitas Asuransi dan
Penjaminan dari sebelumnya paling tinggi 10% dari Modal menjadi paling tinggi
2 kali Modal;
3). Menambahkan ketentuan mengenai batas maksimum retensi sendiri penutupan
Asuransi dan Penjaminan; dan
4). Menambahkan ketentuan mengenai manajemen risiko dalam pelaksanaan
kegiatan Asuransi dan Penjaminan oleh Indonesia Eximbank.
Selain itu, dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.010/2010 tersebut
juga dituangkan mengenai kebijakan transisi bagi Indonesia Eximbank dalam
menerapkan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif atas
piutang pembiayaannya.
Selama tahun 2010, telah dilakukan pula kajian mengenai skema Penugasan
Khusus kepada Indonesia Eximbank (National Interest Account) yang melibatkan
beberapa stakeholders di Kementerian Keuangan di antaranya Direktorat Sistem
Penganggaran (DJA), Direktorat Sistem Manajemen Investasi (DJA), Direktorat
Penyusunan APBN (DJA), Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal (BKF), Direktorat
Barang Milik Negara II (DJKN), Biro Hukum (Setjen Kemenkeu), dan Indonesia
Eximbank sendiri.
Adapun perkembangan kegiatan Indonesia Eximbank selama tahun 2010 (per 30
November 2010) yaitu total aset sebesar Rp17,78 triliun, outstanding pembiayaan
(termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah) sebesar Rp13,39 triliun, dan
nilai pertanggungan Asuransi sebesar Rp1,35 miliar dengan nilai retensi sendiri
sebesar Rp405 juta.
Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
Dalam rangka mempercepat pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia,
Pemerintah mendorong peran serta pihak swasta termasuk lembaga keuangan
multilateral melalui mekanisme Public Private Partnership (PPP). Peran serta pihak
swasta tersebut diperlukan untuk memobilisasi sumber-sumber pendanaan untuk
membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.
Untuk mendukung keterlibatan pihak swasta dalam pembiayaan pembangunan
proyek infrastruktur tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden
Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan yang merupakan
penyempurnaan dari Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan. Selanjutnya, Menteri Keuangan pada tanggal 27 Mei 2009 telah
menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.010/2009 tentang
Perusahaan Pembiayaan Infrasruktur yang merupakan peraturan pelaksanaan dari
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009. Sampai dengan tahun 2010, terdapat 2
(dua) Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur yang telah memperoleh izin usaha
dari Menteri Keuangan yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT
Indonesia Infrastructure Finance. PT Indonesia Infrastructure Finance (PT IIF)
diberikan izin usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur pada tanggal 6
Agustus 2010dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-439/KM.10/2010.
Selanjutnya, dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur, telah diterbitkan Peraturan Ketua Bapepam LK Nomor

Halaman 58

Per-03/BL/2010 Tentang Bentuk, Susunan, Dan Penyampaian Laporan Keuangan


Triwulanan dan Laporan Kegiatan Usaha Semesteran Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur.
Adapun perkembangan kegiatan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur sampai
dengan triwulan III 2010 adalah total aset sebesar Rp1,75 triliun dan nilai
outstanding pembiayaan sebesar Rp613,39 miliar.
c. Lembaga Pembiayaan
Kelembagaan
1) Jumlah perusahaan
Pada akhir 2010, Bapepam-LK membina dan mengawasi 192 perusahaan
pembiayaan yang membawahi 2.602 kantor cabang di seluruh Indonesia.
a) Izin baru
Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan 7 izin usaha baru
sebagai berikut:
No.
Nama Perusahaan
Izin Usaha
1

PT Jasra International Multifinance

PT Sarana Global Finance Indonesia

PT PPA Finance

PT SMFL Leasing Indonesia

PT Central Santosa Finance

PT IBJ Verena Finance

PT Maxima Inti Finance

KEP-124/KM.10/2010
tanggal 1 Maret 2010
KEP-205/KM.10/2010
tanggal 19 April 2010
KEP-319/KM.10/2010
tanggal 15 juni 2010
KEP-336/KM.10/2010
tanggal 6 juli 2010
KEP-523/KM.10/2010
tanggal 3 September 2010
KEP-594/KM.10/2010
tanggal 25 Oktober 2010
KEP-635/KM.10/2010
tanggal 30 November 2010

b) Pencabutan
Sedangkan untuk kegiatan pembinaan, telah dicabut 12 perusahaan
pembiayaan sepanjang tahun 2010. Daftar perusahaan pembiayaan yang
telah dicabut adalah sebagai berikut:
No.
Nama Perusahaan
Pencabutan Izin Usaha
1

PT Mandiri Intifinance Tbk.

PT Artha Sedaya Finance

PT Primadana Putra Finance

PT Hana Risjad Finance

PT Suprawira Finance

PT Arthasaka Inti Finance

KEP-85/KM.10/2010 tanggal
19 Januari 2010
KEP-91/KM.10/2010 tanggal
28 Januari 2010
KEP-123/KM.10/2010
tanggal 1 Maret 2010
KEP-216/KM.10/2010
tanggal 27 April 2010
KEP-233/KM.10/2010
tanggal 19 Mei 2010
KEP-232/KM.10/2010
tanggal 19 Mei 2010

Halaman 59

PT Pacific International Finance

PT Ometraco Multiartha

PT Perdana Cipta Multi Finance

10

PT Alindo Internusa Finance

11

PT SMBC Indonesia Finance

12

PT Sarijaya Multidana Finance

KEP-335/KM.10/2010
tanggal 6 Juli 2010
KEP-389/KM.10/2010
tanggal 29 Juli 2010
KEP-392/KM.10/2010
tanggal 29 Juli 2010
KEP-390/KM.10/2010
tanggal 29 Juli 2010
KEP-546/KM.10/2010
tanggal 20 September 2010
KEP-547/KM.10/2010
tanggal 20 September 2010

c) Kantor cabang
Untuk perizinan pembukaan kantor cabang, telah diberikan izin pembukaan
kantor cabang baru sebanyak 415 kantor cabang bagi 34 perusahaan
selama tahun 2010.
d) Perubahan anggaran dasar
Selama tahun 2010, 29 perusahaan pembiayaan telah melakukan
perubahan modal dan 5 perusahaan pembiayaan telah berganti nama.
Bapepam-LK juga telah memproses 57 permohonan perubahan pengurus,
139 permohonan perpindahan alamat baik kantor pusat maupun kantor
cabang.
Perkembangan Industri Lembaga Pembiayaan
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas lembaga pembiayaan,
Bapepam-LK telah memantau perkembangan industri perusahaan pembiayaan
setelah sukses melewati krisis keuangan global pada tahun sebelumnya. Dari data
perusahaan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa industri perusahaan
pembiayaan selama tahun 2010 menunjukkan kinerja yang sangat bagus dengan
rata-rata pertumbuhan aset setiap bulannya sebesar 2,64%. Pada akhir tahun
2010 total aset industri Perusahaan Pembiayaan mencapai Rp 226 triliun atau naik
sebesar 29,77% dari aset tahun 2009. (data Oktober 2010)

Halaman 60

Grafik 1
Total Aset Perusahaan Pembiayaan periode 2006 - 2010
(dalam triliun rupiah)

Sepanjang tahun 2010, penyaluran piutang pembiayaan menunjukkan kinerja yang


menggembirakan dengan rata-rata pertumbuhan bulanan sebesar 2,39% sehingga
nilai piutang pembiayaan sebesar Rp 180 triliun atau sekitar 80% dari total aset
industri pada akhir tahun 2010. Sebagaimana periode-periode sebelumnya,
piutang pembiayaan yang disalurkan oleh industri Perusahaan Pembiayaan masih
didominasi oleh pembiayaan konsumen sebesar Rp 125 triliun dan sewa guna
usaha sebesar Rp 53 triliun. Sedangkan nilai anjak piutang dan usaha kartu kredit
relatif stagnan dengan hanya menguasai nilai pembiayaan masing-masing sebesar
Rp 2 triliun dan Rp 1 triliun (data Oktober 2010).
Grafik 2
Piutang Pembiayaan per Jenis Usaha (dalam triliun rupiah)

Sepanjang tahun 2010, sumber pendanaan yang digunakan oleh Perusahaan


Pembiayaan terutama berasal dari pinjaman sebesar Rp 136 triliun atau sebesar
67% dari total pendanaan, penerbitan obligasi sebesar Rp 19 triliun, dan modal
sendiri sebesar Rp 47 triliun.

Halaman 61

Grafik 3
Sumber Pendanaan Perusahaan Pembiayaan
(dalam triliun rupiah)

*) data Oktober 2010

Pelaksanaan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Direksi dan


Komisaris Perusahaan Pembiayaan
Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan penilaian kemampuan dan
kepatutan (fit and proper) terhadap 161 calon direksi dan calon komisaris
perusahaan pembiayaan yang mengajukan permohonan untuk dilakukan penilaian
kemampuan dan kepatutan dengan rincian sebagai berikut:
- 108 calon direksi; dan
- 53 calon komisaris
Dari jumlah tersebut, 8 orang calon direksi dan 4 orang calon komisaris dinyatakan
tidak lulus penilaian kemampuan dan kepatutan.
d. Pemeriksaan
Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Pembiayaan
Berdasarkan Pasal 36 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan, maka Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap Perusahaan Pembiayaan. Pengawasan terhadap Perusahaan
Pembiayaan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyampaian Laporan Keuangan Audit
Pada tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan sanksi berupa Surat Peringatan
Pertama sampai dengan Surat Peringatan Ketiga dan Pembekuan Kegiatan Usaha
terhadap Perusahaan Pembiayaan karena belum menyampaikan Laporan
Keuangan Audit tahun 2009 sampai dengan selambat-lambatnya akhir April tahun
2010 sebagaimana diatur dalam Pasal 33 Peraturan Menteri Keuangan No.
84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan. Rincian jumlah Perusahaan
Pembiayaan yang telah dikenakan sanksi adalah sebagaimana tercantum dalam
tabel berikut:

Halaman 62

No
1.
2.
3.
4.

Jenis Sanksi
Surat Peringatan Pertama
Surat Peringatan Kedua
Surat Peringatan Ketiga
Pembekuan Kegiatan Usaha

Jumlah Perusahaan
26
4
2
1

Pemeriksaan Perusahaan Pembiayaan.


Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.010/2008
tentang Pemeriksaan Perusahaan Pembiayaan dinyatakan bahwa Menteri
berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan
Pembiayaan dan berdasarkan kewenangan tersebut Menteri melakukan
pemeriksaan terhadap Perusahaan Pembiayaan. Pada tahun 2010, Bapepam-LK
telah melakukan pemeriksaan terhadap 60 Perusahaan Pembiayaan berdasarkan
hasil analisis atas laporan periodik Perusahaan Pembiayaan, surat pengaduan dari
masyarakat, dan hasil monitoring atas pemenuhan ketentuan Perusahaan
Pembiayaan yang telah diperiksa pada tahun 2009. Pemeriksaan dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kebenaran
laporan periodik, menilai kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku di bidang
Perusahaan Pembiayaan, dan memastikan bahwa laporan periodik sesuai dengan
keadaan perusahaan yang sebenarnya sebagaimana diatur dalam Pasal 3
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166//PMK.010/2008 tentang Pemeriksaan
Perusahaan Pembiayaan.
Ruang lingkup pemeriksaan meliputi :
- Aspek kelembagaan;
- Aspek penyelenggaraan usaha (operasional);
- Aspek keuangan.
Tindak Lanjut Atas Hasil Pemeriksaan
Sebagai tindak lanjut atas pemeriksaan yang telah dilakukan selama tahun 2010
terhadap 60 Perusahaan Pembiayaan, Bapepam-LK telah memberikan sanksi
berupa Surat Peringatan Pertama sampai dengan Ketiga, Pembekuan Kegiatan
Usaha, dan Pencabutan Izin Usaha terhadap Perusahaan Pembiayaan yang telah
melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang Perusahaan Pembiayaan.
Rincian jumlah Perusahaan Pembiayaan yang telah dikenakan sanksi adalah
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
No
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis Sanksi
Surat Peringatan Pertama
Surat Peringatan Kedua
Surat Peringatan Ketiga
Pembekuan Kegiatan Usaha
Pencabutan Izin Usaha*)

XI.

KERJASAMA KELEMBAGAAN

1.

Kerjasama Kelembagaan Domestik

Jumlah Perusahaan
11
1
1
1
-

a. Penyelengaraan Annual Report Award 2009


Annual Report Award (ARA) diselenggarakan atas kerjasama Bapepam-LK,
Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Komite Nasional Kebijakan Governance

Halaman 63

(KNKG), Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, PT Bursa Efek Indonesia, dan
Ikatan Akuntan Indonesia. ARA 2009 merupakan penyelenggaraan yang
kesembilan sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2002.
Jumlah peserta ARA 2009 diikuti oleh 176 perusahaan. Jumlah ini mengalami
peningkatan sebesar 17,4% dibandingkan peserta ARA 2008 yang berjumlah 163
peserta. Pada tahun ini terdapat 44 perusahaan yang baru pertama kali mengikuti
kegiatan ARA.
Tema yang diangkat pada penyelenggaraan ARA tahun ini adalah Transparansi
Informasi untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan. Adapun kriteria penilaian
menyangkut hal-hal seperti penyajian profil perusahaan, penerapan good
corporate governance, analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja
perusahaan, dan informasi keuangan. Penyusunan kriteria dan proses penilaian
dilakukan oleh dewan juri, yang diketuai Bapak Marie Muhammad. Pengumuman
pemenang serta penyerahan penghargaan ARA 2009 dilaksanakan pada tanggal
22 September 2010, bertempat di Ballroom I Hotel Ritz Carlton, Jakarta.
2.

Kerjasama Kelembagaan Internasional


a. Kontribusi Bapepam-LK di Association of South East Asia Nations (ASEAN)
Bapepam-LK terlibat dan berkontribusi aktif dalam forum ASEAN, khususnya yang
menyangkut bidang pasar dan lembaga keuangan. Kerjasama internasional
melalui forum ASEAN ini juga merupakan salah satu prioritas utama dalam
hubungan kelembagaan luar negeri di Bapepam-LK. Adapun kontribusi BapepamLK di ASEAN sepanjang tahun 2010 ini adalah sebagai berikut:
1) ASEAN Finance Ministers Meeting (AFMM) dan ASEAN Finance and Central
Bank Deputies Meeting (AFDM).
Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya ini dihadiri oleh
para Menteri Keuangan, Deputi Menteri Keuangan dan Deputi Gubernur Bank
Sentral dari negara-negara ASEAN. Perwakilan Bapepam-LK turut hadir dalam
14th AFMM/AFDM yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 April 2010 di Nha
Trang, Vietnam. Selain itu, telah dilaksanakan pula Joint Seminar of ASEAN
Central Bank and Finance Minister Deputies on ASEAN Financial Integration
pada tanggal 18-19 Maret 2010, yang merupakan forum dialog dan diskusi
antara para Deputi Bank Sentral dan Kementerian Keuangan dengan para
pelaku swasta dalam merumuskan tujuan AEC 2015, khususnya di bidang
integrasi moneter dan keuangan.
2) Working Committee on Capital Market Development (WC-CMD)
Bapepam-LK bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) terkait erat dan
terlibat langsung di forum WC-CMD ini. Forum ini merupakan salah satu bentuk
fasilitasi dalam rangka pengembangan pasar modal ASEAN adalah untuk
memperdalam pasar finansial dan pencapaian kolaborasi lintas batas pasar
modal di antara negara-negara anggota ASEAN. Bapepam-LK telah secara
aktif mengikuti 2 sidang WC-CMD yang diselenggarakan hingga tengah tahun
2010 ini, yaitu pada tanggal 13 Januari 2010 dan 29-30 Juli 2010, di Singapura.
3) Working Committee on Financial Service Liberalisation (WC-FSL)
Bapepam-LK bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) terkait erat dan
terlibat langsung di forum WC-FSL ini. Forum ini ditujukan untuk membahas
perkembangan liberalisasi jasa keuangan ASEAN menuju integrasi ekonomi
ASEAN 2015 dan isu-isu lain yang menyertainya. Bapepam-LK telah
berpartisipasi aktif dalam 2 (dua) pertemuan WC-FSL Meeting hingga tengah
tahun 2010 ini, yaitu pada tanggal 16-17 Juni 2010, di Bali, dan 2-3 Agustus

Halaman 64

2010, di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain itu, Bapepam-LK juga aktif dalam
memberikan masukan dalam forum tersebut, seperti pada 29th WC-FSL
Meeting yang diselenggarakan pada tangal 2 Desember 2010, di Cebu,
Philipina, meskipun saat itu perwakilan Bapepam-LK tidak dapat mengirimkan
wakilnya dalam pertemuan tersebut.
4) ASEAN Capital Market Forum (ACMF)
ACMF merupakan forum harmonisasi peraturan dalam rangka mencapai
integrasi pasar modal di kawasan ASEAN pada tahun 2015 sesuai yang
diamanatkan dalam ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. BapepamLK menghadiri 12th ACMF Meeting yang diselenggarakan pada tanggal 25
Februari 2010 di Thailand. Selain itu, Bapepam-LK menghadiri pula ACMF
Working Group (WG) Meeting yang dilaksanakan sebelumnya pada tanggal
14-15 Januari 2010 di Singapura. Adapun hasil pertemuan WG inilah yang
nantinya akan menjadi agenda pada 12th ACMF Meeting.
Adapun untuk pertemuan 13th ACMF Meeting tanggal 21 Oktober 2010,
dimana saat itu Bapepam-LK juga mengirimkan perwakilan di dalamnya,
kembali diadakan ACMF Working Group (WG) Meeting yang diselenggarakan
di Bangkok, Thailand pada tanggal 4-6 Oktober 2010. Bapepam-LK pun saat
itu hadir dalam ACMF WG Meeting tersebut.
Selanjutnya, pada tanggal 26 November 2010, Bapepam-LK telah menghadiri
ACMF Group of Expert (GOE) Meeting di Singapura yang merupakan forum
konsultasi antara anggota ACMF dengan tim expert ACMF.
Bapepam-LK juga telah menyelenggarakan seminar terkait Regional Capital
Market Integration dalam kerangka kerjasama ASEAN Capital Market Forum
(ACMF) pada tanggal 14 Desember 2010, di Hotel Borobudur, Jakarta. Adapun
seminar ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait rencana integrasi
pasar modal di kawasan ASEAN, serta mendapatkan masukan dan persiapan
dari pelaku industri pasar modal Indonesia terhadap rencana integrasi pasar
modal ASEAN tersebut.
5) ASEAN Insurance Regulator Meeting (AIRM)
AIRM merupakan pertemuan regulator asuransi di kawasan ASEAN dalam
rangka membahas isu-isu yang terkait dengan industri asuransi saat ini.
Pertemuan ini merupkana pertemuan tahunan yang hasilnya akan dilaporkan
dalam AFDM/AFMM Meeting. Pada forum ini, Bapepam-LK telah menghadiri
13th ASEAN Insurance Regulator Meeting yang diselenggarakan di Makaty
City, Philipina, pada tanggal 24-26 November 2010.
6) Kunjungan ke Bapepam-LK
Sehubungan dengan kerjasama internasional Bapepam-LK dalam forum
ASEAN, terdapat beberapa kali kunjungan ke Bapepam-LK sebagai berikut:
- Kunjungan Prof. Andrew Sheng pada tanggal 25 Maret 2010, terkait
dengan pemaparan mengenai rencana integrasi finansial di ASEAN,
khususnya peran regulator; dan
- Kunjungan Financial Secretary of Hong Kong Special Administrative
Region Government (HKSARG) pada tanggal 23 Maret 2010, terkait diskusi
mengenai kondisi perekonomian di Indonesia dan kawasan ASEAN.
- Kunjungan ASEAN Secretariat (ASEC) dan ASECs Consultant for the
Establishment of Macroeconomic and Finance Surveillance Office (MFSO)
pada tanggal 27 April 2010, terkait dengan diskusi tindak lanjut
pembentukan MFSO.

Halaman 65

Kunjungan Small Working Group (SWG) on ASEAN Exchange Linkage


pada tanggal 18-19 Juni 2010, terkait dengan rencana pembentukan
Exchange Linkage di antara Bursa-Bursa di kawasan ASEAN.
7) Lain-Lain:
Bapepam-LK telah memberikan masukan atas rancangan Peraturan Presiden
tentang Peningkatan Daya Saing, Pemanfaatan dan Pemenuhan Komitmen
ASEAN tahun 2015 Periode 2010-2011. Selain itu Bapepam-LK telah
memberikan masukan atas safeguard pasar keuangan Indonesia dan
implementasi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic CommunityAEC).
Pada tanggal 30 November 2010, Bapepam-LK telah menghadiri 7th ASEAN
Finance Ministers Seminar, di Kuala Lumpur, Malaysia. Adapun pertemuan
yang dihadiri oleh berbagai Menteri Keuangan di negara-negara anggota
ASEAN ini bertujuan untuk mempromosikan ASEAN sebagai kawasan tujuan
investasi. Ketua Bapepam-LK ikut mendampingi Menteri Keuangan RI hadir
dalam acara tersebut.
b. Kontribusi Bapepam-LK di ASEAN+3 (China, Jepang, dan Korea)
1) ASEAN+3 Finance and Central Bank Deputies Meeting (AFDM+3)
Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya ini dihadiri oleh
para Menteri Keuangan, Deputi Menteri Keuangan dan Deputi Gubernur Bank
Sentral dari negara-negara ASEAN+3. Perwakilan Bapepam-LK turut hadir
dalam AFDM+3 yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 April 2010 di Nha
Trang, Vietnam, bersamaan dengan AFMM dan AFDM. Selain itu, BapepamLK juga telah mengirimkan wakilnya untuk menghadiri AFDM+3 yang
diselenggarakan pada tanggal 23-24 November 2010, di Xian, China.
2) Asian Bond Market Initiative (ABMI)
ABMI merupakan kerangka kerjasama kerjasama ASEAN+3 yang bertujuan
untuk mengembangkan pasar obligasi yang efisien dan lancar (liquid) di
kawasan Asia. ABMI terdiri dari 4 Task Force (TF), yaitu TF 1: Promoting The
Issuance of Local Currency-Denominated Bonds (Supply-Side), TF 2:
Promoting The Issuance of Local Currency-Denominated Bonds (DemandSide); TF 3: Improving The Regulatory Framework, dan TF 4: Improving The
Related Infrastructure for The Bond Markets. Adapun saat ini ABMI telah
berhasil membentuk suatu dana penjaminan bagi obligasi swasta melalui
mekanisme Credit Guarantee and Investment Fund (CGIF), dimana BapepamLK bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) terkait erat dan terlibat
dalam diskusi pembentukannya. CGIF Technical Working Group (TWG) telah
melakukan 4 kali pertemuan hingga tengah tahun 2010 ini, yaitu pada tanggal
21-22 Januari 2010, di Thailand, tanggal 14-15 Juni 2010, di Bali, 23-25
Agustus di Beijing, China, dan 28-30 September 2010 di Tokyo, Jepang.
Terkait dengan forum ABMI ini pula, Bapepam-LK telah menerima kunjungan
dari pihak Nomura Research Institute (NRI) pada tanggal 13 April 2010 guna
membahas ASEAN Technical Assistance (TA) for Bond Market Development,
dan pada tanggal 2 September 2010, Bapepam-LK telah menghadiri ASEAN+3
Workshop on Improving Liquidity of Bond Market di Manila, Philipina.
Selanjutnya, sebagai forum bagi para ahli pasar obligasi di kawasan ASEAN+3
memberikan opini dan rekomendasi mengenai pengembangan pasar obligasi
di kawasan ASEAN+3 dalam ABMI, maka dibentuklah suatu prakarsa baru
dalam kerangka kerjasama ASEAN+3 di bawah TF 3, yaitu ASEAN Bond
Market Forum (ABMF). Bapepam-LK telah menghadiri pertemuan perdana dari

Halaman 66

ABMF ini yang diselenggarakan pada tanggal 28-30 September 2010, yang
kemudian diikuti dengan 2nd ASEAN+3 Bond Market Forum pada tanggal 1314 Desember 2010, di Manila, Philipina.
3) ASEAN Infrastructure Financing Mechanism (AIFM)
AIFM dimaksudkan untuk memanfaatkan kelebihan dana baik pemerintah
maupun swasta yang ada di kawasan bagi pengadaan proyek-proyek
infrastruktur di negara-negara ASEAN melalui mekanisme ASEAN
Infrastructure Fund (AIF). Bapepam-LK ikut berpartisipasi dalam forum ini
dengan menghadiri pertemuan Task Force (TF) yang diselenggarakanpada
tanggal 26-27 Januari 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia.
4) Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM)
CMIM merupakan fasilitas bantuan keuangan di kawasan ASEAN+3 yang
ditujukan untuk mengatasi kesulitan neraca pembayaran dan likuiditas jangka
pendek serta untuk melengkapi fasilitas pendanaan internasional lain yang
telah ada. Adapun focal point untuk kerjasama terkait CMIM ini berada pada
Bank Indonesia, namun Bapepam-LK pun secara aktif memberikan kontribusi
berupa material dan opini atas berbagai hal yang terkait dengan bidang tugas
dan kewenangannya.
5) Technical Working Group on Economic and Financial Monitoring (ETWG)
ETWG dibentuk dalam rangka memperkuat mekanisme pengawasan di
kawasan ASEAN+3, khususnya dalam peranan mengembangkan dan
memperkenalkan Early Warning System (EWS) sebagai deteksi awal atas
kondisi perekonomian suatu negara.
c. Kontribusi Bapepam-LK di International Organizations of Securities
Commissions (IOSCO)
Keanggotaan Bapepam-LK sebagai regulator pasar modal Indonesia di dalam
IOSCO sudah dimulai sejak tahun 1984. IOSCO menjadi forum utama bagi
interaksi dan kerja sama antar pengawas pasar modal sedunia dan sekarang
beranggotakan lebih dari 170 institusi yang terdiri dari badan pemerintah, SRO,
dan institusi lain yang terkait dengan pasar sekuritas. Sebagai organisasi yang
menghimpun para regulator sekuritas, IOSCO mempunyai beberapa tujuan, yaitu
melindungi investor, menciptakan dan menjaga pasar yang wajar, efisien, dan
transparan, serta mengurangi risiko sistemik. Untuk mencapai tujuan tersebut
IOSCO telah menetapkan 30 prinsip IOSCO yang berisi mengenai prinsip-prinsip
bagi Regulator (badan pemerintah dan SRO), Emiten, Perusahaan Efek dan
Manajer Investasi, Skema Investasi Kolektif, dan pasar sekunder. IOSCO juga
merupakan forum yang melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kapasitas
para anggotanya melalui pelatihan dan/atau seminar yang diselenggarakan setiap
tahunnya. Bapepam-LK telah menghadiri IOSCO Asia-Pacific Regional Committee
(APRC) Mobile Seminar Training Program yang diselenggarakan pada tanggal 29
Juni-2 Juli 2010 di Chinese, Taipei. Selain itu, Bapepam-LK telah menghadiri
IOSCO APRC Meeting pada tanggal 27-30 Oktober 2010, di Taiwan dan
menghadiri 2010 IFIE/IOSCO Global Investor Education Conference, pada tanggal
8-9 November 2010, di Mesir.
Selain berbagai pertemuan rutin yang dihadiri terkait kerjasama dalam kerangka
IOSCO ini, Bapepam-LK juga menghadiri Seminar on Trading Book Issues and
Market Infrastucture yang diselenggarakan pada tanggal 16-18 November 2010, di
Madrid, Spanyol dan 3rd Training Seminar Implementing IOSCO Principles Issuers
Collective Investment Schemes and Enforcement, pada tanggal 30 November- 2
Desember 2010, di Rio De Janeiro, Brasil.

Halaman 67

d. Kontribusi Bapepam-LK di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC)


Didirikan pada tahun 1989, APEC bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi
dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. APEC saat ini memiliki
21 anggota, kebanyakan adalah negara yang memiliki garis pantai ke Samudra
Pasifik. Bapepam-LK ikut berpartisipasi dalam berbagai program dan/atau seminar
yang diselenggarakan oleh APEC sebagai berikut:
1) APEC Financial Regulators Training Initiative (FRTI) Regional Seminar on
Regulation of New Product, pada tanggal 8-12 Maret 2010, di China;
2) APEC Financial Regulators Training Initiative (FRTI) Regional Seminar on
Operational Risk, pada tanggal 12-16 April 2010, di Bali;
3) APEC Financial Regulators Training Initiative (FRTI) Regional Seminar on Risk
Management for Securities Regulator, pada tanggal 17-21 Mei 2010, di Filipina;
4) Pilot Placement Program in APEC, pada tanggal 22 Maret-19 April 2010, di
Malaysia; dan
5) APEC FRTI Regional Seminar on Market Supervision pada tanggal 13-17
Desember 2010, di Malaysia.
e. Kontribusi Bapepam-LK di Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional yang membantu pemerintah di
berbagai negara dalam mengatasi permasalahan di bidang ekonomi, sosial dan
tata kelola, seiring dengan globalisasi. Beberapa pertemuan OECD yang dihadiri
oleh Bapepam-LK antara lain adalah:
1) The Meeting of Steering Group of Corporate Governance, pada tanggal 20-21
April 2010 di Paris, Perancis;
2) Working Group Meeting on the Asian Roundtable on Corporate Governance,
pada tanggal 25-26 Mei 2010, di Kuala Lumpur, Malaysia,
3) OECD Corporate Governance Committee, pada tanggal 16-17 November
2010, di Paris, Prancis;
4) OECD-Asia Regional Seminar: Enhancing Transparency and Monitoring of
Insurance Market pada tanggal 23-24 September 2010 di Kuala Lumpur,
Malaysia; dan
5) The Asian Roundtable on Corporate Governance pada tanggal 16-17
Desember 2010, di Shanghai, China.
Selain menghadiri pertemuan, Bapepam-LK telah berpartisipasi memberikan
masukan atas updating APEC Individual Action Plan (IAP) tahun 2010 untuk
Indonesia dan memberikan jawaban atas kuesioner yang terkait dengan OECD
Project on National Pension Awareness Programme.
f. Kontribusi Bapepam-LK di Asian Development Bank (ADB)
Bapepam-LK telah mengikuti seminar dan/atau workshop dan/atau konferensi
yang diselenggarakan baik oleh ADB, maupun kerjasama yurisdiksi tertentu
dengan pihak ADB. Hingga tengah tahun 2010 ini, Bapepam-LK telah turut
berpartisipasi dalam kegiatan ADB sebagai berikut:
1) Regional Conference on Enhancing Social Protection in Asia-Pacific, pada
tanggal 21-22 April 2010, di Filipina; dan
2) Asia-Pacific Finance and Development Center (AFDC) Workshop on
Developing Corporate Bond Market, pada tanggal 26-29 Juli 2010, di
Shanghai, China.

Halaman 68

g. Kontribusi Bapepam-LK di World Trade Organizations (WTO)


Bapepam-LK telah berpartisipasi dalam organisasi WTO dengan melakukan
pembahasan perkembangan posisi Indonesia (khususnya liberalisasi jasa
keuangan non-bank) dan mengikuti Sidang Jasa WTO yang diselenggarakan di
Jenewa setiap tahunnya. WTO sendiri adalah organisasi internasional yang
mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan "aturan perdagangan" di
antara anggotanya. Bapepam-LK telah berpartisipasi aktif untuk WTO dengan
kegiatan dan menghadiri berbagai pertemuan sebagai berikut:
1) WTO Services Week, pada tanggal 1-11 Februari 2010, di Jenewa; dan
2) Pengisian Kuesioner Subsidi yang didistribusikan oleh Working Party on
General Agreement on Trade in Services (GATS) Rules.
Di samping pertemuan-pertemuan di atas, Bapepam-LK juga secara rutin ikut hadir
dalam rapat-rapat koordinasi antar depertemen terkait pembahasan mengenai
liberalisasi bidang jasa dalam forum WTO bersama dengan Kementerian
Perdagangan RI dan/atau Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
h. Kontribusi Bapepam-LK di G-20
G-20 atau Kelompok 20 Ekonomi Utama adalah kelompok 19 negara dengan
perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G-20
dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank
Governors atau Kelompok Dua Puluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Sentral. Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum yang secara sistematis
menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk membahas
isu-isu penting perekonomian dunia. Sebagai forum ekonomi, G-20 lebih banyak
menjadi ajang konsultasi dan kerja sama hal-hal yang berkaitan dengan sistem
moneter internasional. Terdapat pula pertemuan yang teratur untuk mengkaji,
meninjau, dan mendorong diskusi di antara negara industri maju dan sedang
berkembang terkemuka mengenai kebijakan-kebijakan yang mengarah pada
stabilitas keuangan internasional dan mencari upaya-upaya pemecahan masalah
yang tidak dapat diatasi oleh satu negara tertentu saja.
Kontribusi Bapepam-LK dalam forum G-20 ini hingga tengah tahun 2010 adalah
dengan turut serta menghadiri G-20 Finance and Central Bank Deputies Meeting,
and International Conference on Enhancing Micro Insurance Market and Expert
Roundtable on the G-20 Financial Inclusion Process, pada tanggal 19-20 Mei
2010, di Berlin, Jerman. Bapepam-LK berperan secara aktif memberi masukan
kepada BKF selaku koordinator kegiatan G-20 untuk Indonesia. Masukan tersebut
khususnya terkait kebijakan Bapepam-LK dalam rangka mendukung
perekonomian Indonesia yang diwujudkan dengan pemenuhan Framework for
Strong, Sustainable, and Balance Growth. Bapepam-LK saat ini aktif pula
memberikan kontribusinya dengan mendukung berbagai Working Group (WG) di
bawah forum G-20 ini, yaitu WG on Enhancing Sound Regulation and
Strengthening Transparency, dan WG on Reinforcing International and Promoting
Integrity in Financial Market. Pada tanggal 4-5 September 2010, Bapepam-LK
telah menghadiri the G20 Finance and Central Deputies Meeting di Gwangju,
Korea.
i.

Kontribusi Bapepam-LK di Financial Sector Assessment Program (FSAP)


FSAP merupakan joint program antara International Monetary Fund (IMF) dan
World Bank, sesuai hasil G-20 Leaders Summit pada tanggal 15 November 2008
di Washington DC. FSAP ini digunakan sebagai mekanisme dalam memetakan
kondisi sistem keuangan Indonesia dan infrastrukturnya, serta mengidentifikasi
daya tahan sistem keuangan. Pada akhirnya, diharapkan dapat disusun

Halaman 69

rekomendasi sebagai dasar melakukan reformasi sektor keuangan dalam rangka


meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kebijakan pemerintah dan Bank
Indonesia. Ruang lingkup FSAP yang dilakukan Kementerian Keuangan meliputi:
1) Formal Assessment
- IOSCO Principles
- Core Principles for Systematically Important Payment System for Securities
Settlement System (CPSS-IOSCO)
2) Update
- Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC) on Accounting
and Auditing (AA)
- Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC) on Corporate
Governance (CG)
3) Informal Assessment: IAS Insurance Principles
Tim FSAP Kementerian Keuangan sendiritelah melakukan self assessment atas
berbagai materi yang dicakup dalam ruang lingkup di atas. Hingga tengah tahun
2010 ini, Tim FSAP World Bank juga telah mengirimkan beberapa draft reports
terkait dengan hasil assessment yang dilakukannya.
j.

Kontribusi Bapepam-LK di Berbagai Kerjasama Multilateral Lainnya


Kontribusi Bapepam-LK dalam berbagai kerjasama multilateral lainnya adalah
dengan menghadiri berbagai forum multilateral, antara lain:
1) Roundtable on Solvency Requirements for Takaful Islamic Insurance, pada
tanggal 21-23 Februari 2010, di Dubai;
2) Orientation Course on Islamic Capital Market, pada tanggal 7-11 Maret 2010, di
Teheran, Iran;
3) The 5th Asian Forum of Insurance Regulators;
4) Rapat persiapan sidang Foreign Investment Protection and Promotion
Agreement (FIPPA) Indonesia-Kanada, pada tanggal 19-20 April 2010, di Solo,
Indonesia; dan
5) International Financial Reporting Standards (IFRS) Regional Policy Forum,
pada tanggal 12-13 Mei 2010 di Berlin, Jerman.
6) Bapepam-LK telah menghadiri Knowledge Sharing Program for Indonesia
2010, tanggal 3-13 Oktober 2010, di Korea Selatan.
7) Bapepam-LK telah menerima kunjungan delegasi Financial Supervisory
Service (FSS) pada tanggal 8-9 Desember 2010, terkait diskusi mengenai
sistem pengawasan keuangan yang terintegrasi.
8) Conference on The Financial Reform: An Emerging Market Perspective, pada
tanggal 2-3 September 2010.
9) IMF/World Bank Annual Meeting, 8-11 Oktober 2010 di Washington, USA.
10) FSA Annual International Seminars, pada tanggal 30 November-2 Desember
2010, di London, Inggris.
11) D-8 Meeting on Development of Islamic Financial Services Industries, pada
tanggal 28 Oktober 2010, di Kuala Lumpur, Malaysia.
12) IOPS Annual Meeting, pada tanggal 1-5 November 2010, di Australia.
13) The 3rd International Accounting Conference, pada tanggal 26-28 Oktober
2010, di Bali, Indonesia.
14) 5th Asian Bond Market Summit, pada tanggal 26 November 2010, di
Singapura.
15) Study Visit ke Australian Transaction Reports and Analysis Centre
(AUSTRAC), Sydney, Australia, pada tanggal 5-8 Oktober 2010.
16) Conference on the Financial Reform: An Emerging Market Perspective pada
tanggal 2-3 September 2010 di Seoul, Korea Selatan.

Halaman 70

k. Kerja Sama Bilateral


1) Fokus kerjasama Bapepam-LK dengan Japan International Cooperation (JICA)
telah disepakati dirubah dari Study on Equity Market for SMEs menjadi
Study on Legal Framework of MFI mulai Juli 2010. Pada tahun 2010,
Bapepam-LK dan JICA melakukan kegiatan antara lain:
a) Penyelenggaraan survey terhadap kondisi dan minat UKM untuk
mendapatkan akses pembiayaan melalui Pasar Modal Indonesia bekerja
sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 26-30 April 2010 di kota Kudus,
Pemalang dan Solo
b) Pengiriman wakil Bapepam-LK untuk mengikuti Stock Exchange
Development for ASEAN countries di Tokyo Jepang, 30 Mei - 16 Juni 2010
c) Penyelenggaraan In-Country Training for SMEs pada tanggal 11-12
Februari 2010 di Bandung bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian
d) Penyelenggaraan Study Meeting on Regulating Microfinance Institutions in
Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2010 di Hotel Borobudur, Jakarta
2) Kerjasama Bapepam-LK dengan Securities and Exchange Organization (SEO)
of Iran
Pengiriman perwakilan Bapepam-LK ke 2nd International Orientation Course on
Islamic Capital Markets, 7-9 Maret 2010 di Teheran,Iran
3) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australian Securities and Investment
Commission (ASIC)
a) Kunjungan Ms. Joanna Bird (perwakilan dari ASIC) ke Bapepam-LK dalam
rangka Partnership Program tentang Development of Strategic Policy
Scoping Mission pada tanggal 2010
b) Pengiriman wakil Bapepam-LK ke ASIC Summer School 2010 &
Secondment on Subjects: media, complaints management, investor
education, external dispute resolution, audit, and accounting surveillance
yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari - 12 Maret 2010
c) Workshop Investment Management kerjasama Bapepam-LK dengan ASIC
di Hotel Borobudur pada tanggal 8 Juni 2010 dan 4 Agustus 2010
d) Pengembangan Kapasitas pegawai Bapepam-LK dalam bidang Investment
Management Compliance dan Surveillance
e) Penyusunan materi investor education dengan tujuan meningkatkan
pemahaman masyarakat atas investasi di pasar modal
f) Secondment pegawai Bapepam-LK dalam rangka Audit Surveillance ke
ASIC selama 3 bulan, mulai tanggal 25 Oktober 2010 - 21 Januari 2011 di
Australia
4) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australasian Compliance Institute (ACI)
a) Penyelenggaraan Compliance Training for Indonesian Investment
Managers: Developing Compliance Arrangements pada tanggal 20 30
September 2010
b) Penyelenggaraan Compliance Training for Indonesian Broker-Dealer:
Developing Compliance Arrangements pada tanggal 22 November 2
Desember 2010
5) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australia Indonesia Partnership for Economic
Governance (AIPEG)
a) Konsultan Change Management and Human Resources untuk program
pengembangan pegawai Bapepam-LK
b) Konsultan untuk melaksanakan fungsi Auditor Surveillance di Bapepam-LK

Halaman 71

6) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australian Prudential Regulation Authority


(APRA)
a) Pengiriman wakil Bapepam-LK ke APRA dalam rangka Secondment on
Risk Based Supervision (PAIRS/SOARS) tanggal 31 Mei - 11 Juni 2010, 4
Oktober 26 November 2010, dan 6 17 Desember 2010 di Sydney
b) Bapepam-LK telah menerima kunjungan Mr. Charles Watts Littrell,
Executive General Manager, Policy, Research and Statistics of APRA dalam
rangka mendiskusikan rencana kerjasama Bapepam-LK dan APRA untuk
periode Government Partnership Fund II (GPF II) pada tanggal 4 November
2010
7) Lain-lain
a) Administrasi program hibah ADB TA 7000-INO:Strengthening Regulation
and Governance dan TA No 7466: Strengthening Indonesias Capital Market
b) Melayani permintaan informasi publik dari regulator asing seperti misalnya
ASIC, SEO Iran, ADB, SEC US, serta dari pihak asing lainnya
c) Pengurusan keberangkatan pegawai Bapepam-LK ke luar negeri dalam
rangka dinas luar
d) Menerima kunjungan dari pihak AFD (Agence De Francais Development)
pada tanggal 5 Januari 2010
e) Menerima kunjungan dari Nomura Research Institute, Jepang, perihal
ASEAN - TA for Bond Market Development and JICA Seminar pada tanggal
13 April 2010
f) Menerima kunjungan Menteri Keuangan Kanada ke Bapepam-LK pada hari
Selasa, 9 November 2010

XII. PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI


Dukungan teknologi informasi terhadap upaya pelayanan publik terus menerus
ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan dengan telah tersedianya Sistem Pengaduan Online
(investor complaint), Aplikasi Industri Reksa Dana, Laporan Elektronik Biro
Administrasi Efek, dan telah diluncurkannya kembali website Reksa Dana dengan
tampilan yang lebih baik.
Di samping itu, Bapepam-LK juga telah mengembangkan Sistem Informasi
Penanganan Keberatan dan Sistem Informasi Manajemen Pelaporan Perusahaan
Efek secara Elektronik (Laporan Kegiatan Bulanan Perantara Pedagang Efek dan
Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Efek) yang akan diujicobakan pada tahun
2011. Untuk membantu mempermudah dan memperlancar proses pemeriksaan dan
penyidikan, Bapepam-LK telah mengembangkan Sistem Administrasi Pemeriksaan,
Sistem Administrasi Penyidikan, dan Database Pihak yang Pernah Diperiksa. Untuk
menunjang pengawasan Emiten, Bapepam-LK sedang mengembangkan Sistem
Informasi Emiten. Berkaitan dengan pembangunan data warehouse pasar modal,
Bapepam-LK bekerjasama dengan SRO.

XIII. DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN PASAR


MODAL
Dukungan pemerintah terhadap upaya pengembangan industri pasar modal Indonesia
semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan baik dengan penerbitan kebijakan yang
mendukung penguatan industri ini seperti dukungan terhadap peningkatan efisiensi

Halaman 72

dan daya saing pasar modal dan peningkatan kualitas pengawasan dan pengaturan,
kunjungan ke Bursa Efek, maupun dengan melakukan dialog dengan pelaku pasar.
Beberapa bentuk dukungan dimaksud antara lain:
1. Berkenannya Bapak Presiden RI didampingi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian dan Menteri Keuangan untuk membuka trading hari pertama
perdagangan di tahun 2010 dan melakukan Temu Wicara dengan segenap Pelaku
Pasar Modal Indonesia, tepatnya pada tanggal 4 Januari 2010.
Direncanakan pula bahwa pada tanggal 3 Januari 2011 mendatang, Presiden RI
berkenan hadir untuk meresmikan pembukaan perdagangan Efek hari pertama di
Bursa Efek Indonesia dan berdialog dengan pelaku pasar modal Indonesia;
2. Berkenannya
Menteri
Keuangan
hadir
dan
sekaligus
meresmikan
penyelenggaraan Investor Summit dan Capital Market Expo pada tanggal 10
November 2010.

XIV. PENUTUP
Cukup banyak pelajaran yang dapat dipetik selama tahun 2010 ini. Telah banyak pula
upaya yang telah kita laksanakan bersama dan kita yakini telah mampu
mengembalikan kepercayaan publik pasca krisis keuangan global yang terjadi di tahun
2008 yang lalu. Namun, masih banyak lagi yang harus kita kerjakan bersama-sama
untuk terus berbenah diri dalam menghadapi tahun mendatang, khususnya dalam
menentukan arah kebijakan yang lebih kondusif bagi pengembangan industri pasar
modal nasional. Hal ini memerlukan dukungan, integritas dan komitmen dari
Pemerintah serta seluruh pelaku pasar modal Indonesia.
Akhirnya kata, dalam menjalani tugas yang kita emban bersama di tahun 2011
mendatang, mari kita bersama membulatkan tekad untuk berperan aktif memberikan
kontribusi yang sebesar-besarnya demi kemajuan industri pasar modal dan industri
jasa keuangan non-bank di negeri kita.
Jakarta, 30 Desember 2010

A. Fuad Rahmany
Ketua Bapepam-LK

Halaman 73

Anda mungkin juga menyukai