Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 Profil PT LEN Industri (Persero)
Gambar 1.1 Sejarah PT Len Industri (Persero)

Sumber: www.len.co.id
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1991, Lembaran Negara
No. 22 tanggal 9 Maret 1991, status Unit Produksi LEN-BPIS diubah menjadi
perusahaan perseroan yaitu PT Len Industri (Persero), untuk selanjutnya disebut
Len.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.35 tahun 1998 tentang
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan
perseroan (persero) di bidang industri, dibentuk PT Pakarya Industri (Persero).
Dengan beralihnya saham milik Negara ke Persero tersebut, status PT Len
Industri menjadi anakperusahaan dari PT. Pakarya Industri (Persero).
Untuk itu, perubahan anggaran dasar perusahaan dilakukan melalui Akte
Notaris Toety Juniarto, SH No. 81 tanggal 17 September 1998. Selanjutnya PT

Pakarya Industri (Persero) berubah menjadi PT Bahana Pakarya Industri Strategis


(PT BPIS).
Pada tahun 2002 status PT Len Industri berubah kembali menjadi
perusahaan perseroan (persero) dengan dibubarkannya PT BPIS, sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2002, tanggal 23
September 2002. Dengan adanya perubahan status tersebut anggaran dasar PT
Len Industri diubah kembali melalui Akte Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 10
tanggal 4 November 2002.
Saat ini Len berada di bawah koordinasi Kementrian Negara BUMN.
Selama ini, Len telah mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang
elektronika untuk industri dan prasarana serta telah menunjukkan pengalaman
dalam bidang:
1. Broadcasting, selama lebih dari 30 tahun, dengan ratusan Pemancar TV dan
Radio yang telah terpasang di berbagai wilayah di Indonesia.
2. Jaringan infrastruktur telekomunikasi yang telah terentang baik di kota besar
maupun daerah terpencil.
3. Elektronika untuk pertahanan, baik darat, laut, maupun udara.
4. Sistem Persinyalan Kereta Api di berbagai jalur kereta api di Pulau Jawa dan
Sumatera.
5. Sistem Elektronika Daya untuk kereta api listrik.
6. Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

1.1.2

Visi dan Misi Perusahaan

Arah pengembangan PT Len Industri (Persero) dijelaskan dalam visi


perusahaan yaitu:
Visi
Menjadi perusahaan elektronika kelas dunia.
Misi
Meningkatkan kesejahteraan stakeholder melalui inovasi produk
elektronika industri dan prasarana.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Dalam suatu organisasi/perusahaan, peran dari sumber daya manusia
(SDM) merupakan salah satu faktor penting bagi kelangsungan perusahaan
sekalipun perusahaan tersebut memiliki teknologi paling canggih. Hal ini
dikarenakan SDM merupakan alat yang menggerakkan proses operasional dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Walaupun teknologi
yang dimiliki suatu organisasi sangat canggih, namun tidak dapat digunakan
secara maksimal oleh orang-orang di dalamnya maka teknologi tersebut akan siasia. Maka dari itu peran dari SDM dan kemajuan teknologi harus berjalan secara
bersamaan untuk memaksimalkan penggunaan teknologi yang dimiliki oleh suatu
perusahaan.
Salah satu cara untuk bisa mengimbangi kemajuan teknologi dengan peran
SDM agar memiliki keterampilan dan wawasan yang luas adalah dengan
memberikan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan
kepada orang-orang di lingkungan perusahaan tersebut.
Alexandros G. Sahinidis dan John Bouris (2008) dalam penelitiannya yang
berjudul Employee perceived training effectiveness relationship to employee
attitudes memberikan persetujuan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat
antara efektivitas pelatihan dengan sikap karyawan dalam bekerja.
Salah satu perusahaan yang menganggap bahwa pelatihan SDM merupakan
modal yang paling berharga dalam pencapaian visi dan misi perusahaan yaitu PT
Len Industri (Persero) atau yang sekarang ini sering disebut dengan PT Len.

Baru-baru ini PT Len melakukan peningkatan kualitas SDM pegawai dengan


mengadakan pendidikan yang telah diselenggarakan 72 program pelatihan yang
diikuti 604 peserta selama 1362 hari pelatihan dari semua level fungsional.
Pelatihan ditujukan sebagai bentuk implementasi kebijakan perusahaan yang
ingin memiliki SDM yang berkualitas dan berkompeten dibidang masing-masing.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian PIC (Person In Charge) atau
penanggungjawab pendidikan dan pelatihan (diklat) bahwa permasalahan yang
dihadapi PT Len terhadap pelaksanaan pelatihan yaitu banyak orang-orang yang
susah diajak untuk mengikuti pelatihan dengan alasan masih ada pekerjaan yang
harus dikerjakan oleh orang tersebut.
Tabel 1.1 Efektifitas Produk dan Proses
Key Performance
Indikator
Ketepatan penyelesaian

Target

Realisasi

3%

0.06%

2 buah

2 buah

proyek keterlambatan
proyek
Produk inovasi
dilaunching ke pasar
Kualitas produk (Persen

1%
1%
produk cacat)
Sumber: Annual Report PT Len Industri 2014 (Persero)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produk PT Len baik yang dilaunching

maupun yang cacat sesuai dengan target perusahaan. Ini berarti pencapaian PT
Len sudah baik. Hanya saja dalam menyelesaikan proyeknya masih belum sesuai
dengan target yang diharapkan. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan adanya
kompetensi karyawan yang tujuannya untuk meningkatkan kinerja tersebut.
Kompetensi

merupakan

aspek

kemampuan

seseorang

yang

meliputi

pengetahuan, keterampilan sikap, nilai atau karakteristik pribadi yang

memungkinkan pekerja mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan


mereka (Noe, 2002:94).
Informasi tersebut menunjukkan bahwa para karyawan PT Len masih perlu
diberikan pembinaan untuk meningkatkan kompetensinya agar pencapaian
ditahun berikutnya sesuai dengan target yang diharapkan oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa penting untuk melakukan
penelitian tentang Pengaruh Pelatihan terhadap Kompetensi Karyawan PT
Len Industri (Persero) bandung.

Menurut Buckley dan Caple (2007) bahwa investasi pelatihan yang


dilakukan pada suatu organisasi berkaitan dengan range individual dan
kepentingan

suatu

perusahaan.

Para

praktisi

Manajemen

SDM

lebih

memanfaatkan/menggunakan pelatihan yang sifatnya resmi/standar sebagai


komponen yang penting untuk individu dan organisasi (Noe et al., 2006).
Perusahaan-perusahaan diseluruh dunia telah menghabiskan miliaran dollar
untuk professional training. Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan telah

menghabiskan lebih dari $50 miliar tiap tahunnya untuk formal training
(Dolezalek, 2004).
Berikut ini adalah data mengenai pelaksanaan pelatihan untuk karyawan
semua level.
Tabel 1.1 Pelaksanaan pelatihan untuk karyawan semua level
Tahun
2012

Kegiatan
58 program pelatihan,

Biaya (Rp)
1.073.862.000

2013

519 karyawan, 1482 hari


101 program pelatihan,

1.046.219.000

2014

748 karyawan, 1660 hari


72 program pelatihan,

1.380.341.000

604 karyawan, 1362 hari


Sumber: Annual Report PT Len Industri (Persero)
Berdasarkan pada tabel 1.1 diatas dapat dketahui bahwa dari 3 tahun
terakhir jumlah program pelatihan, jumlah karyawan dan waktu pelatihan yang
diselenggarakan oleh PT Len berbeda-beda tiap tahunnya. Dan juga jika kita lihat
biaya yang dikeluarkan PT Len ditahun terakhir untuk pengadaan program
pelatihannya cukup besar jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan PT
Len ditahun-tahun sebelumnya. Ini membuktikan bahwa PT Len benar-benar
serius terhadap pemberian pelatihan kepada seluruh karyawannya yang
dikarenakan PT Len memiliki pandangan bahwa SDM merupakan bukan sekedar
aset perusahaan namun merupakan human capital, investasi sekaligus mitra
strategis yang berperan penting dalam optimalisasi pertumbuhan usaha era
globalisasi.
Tabel 1.2 Kepuasan karyawan dan efektivitas pelatihan PT Len Industri (Persero)
Tahun
2013
2014

Kepuasan
Efektivitas
73.42%
75.32%
75.60%
77.03%
Sumber: Annual Report PT Len Industri (Persero)

Tabel 1.2 diatas memberikan gambaran bahwa tingkat kepuasan karyawan


PT Len meningkat sebesar 2.18% dari tahun sebelumnya dan juga terjadi
peningkatan efektivitas pelatihan sebesar 1.71%. Mengingat bahwa PT Len
mengeluarkan biaya lebih besar ditahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, ada indikasi bahwa keseriusan PT Len dalam mengeluarkan biaya
pelatihan untuk menciptakan SDM yang berkualitas mempengaruhi efektivitas
dan kepuasan karyawan dari PT Len itu sendiri.
Melihat dari fakta diatas, untuk membuktikan bahwa benar adanya
mengeluarkan biaya pelatihan yang cukup besar akan mempengaruhi efektivitas
dan kepuasan karyawan, maka perlu adanya penelitian mengenai pengaruh
pelatihan terhadap persepsi karyawan, dengan cara melakukan pengukuran dan
pengujian

atas

komponen

pelatihan

dalam

hubungannya

dengan

pandangan/persepsi karyawan. Jika komponen-komponen pelatihan tersebut


berpengaruh terhadap persepsi karyawan, maka perlu dilakukannya keseriusan
mengenai program pelatihan dan pengembangan karyawan agar menghasilkan
kualitas SDM yang menjanjikan, sehingga perusahaan akan bisa memberikan
kualitas jasa dan produk yang berkualitas tinggi kepada clientnya yang pada
akhirnya client tentu akan merasa puas dengan produk/jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan tersebut.
1.3 Perumusan Masalah
Organisasi yang melakukan pemberdayaan SDM atau yang memiliki dan
menjalankan program pelatihan kepada karyawannya tentu memiliki nilai tambah
yang baik daripada organisasi yang belum melakukan pemberdayaan terhadap
SDMnya
1.4 Pertanyaan Penelitian
1) Bagaimana penerapan pelatihan di PT Len Industri (Persero)?
2) Bagaimana persepsi karyawan PT Len Industri (Persero)?
3) Berapa besar pengaruh pelatihan terhadap persepsi karyawan PT Len Industri
(Persero)?
1.5 Tujuan Penelitian

1) Mengetahui penerapan program pelatihan yang dberikan kepada karyawan PT


Len Industri (Persero).
2) Mengetahui kepuasan kerja karyawan pada PT Len Industri (Persero).
3) Mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap kepuasan kerja
karyawan PT Len Industri (Persero).
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian penerapan pelatihan ini diharapkan bisa memiliki nilai
bagi PT Len dalam menerapkan program pelatihan kepada karyawannya.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti penerapan pelatihan terhadap
kepuasan kerja karyawan PT Len Industri (Persero). Mengingat bahwa program
pelatihan merupakan hal yang penting bagi PT Len dalam meningkatkan kualitas
SDMnya untuk mencapai visi dan misi perusahaan, maka PT Len berani
mengeluarkan dana investasi yang cukup besar untuk pemberdayaan SDMnya.
Penelitian ini menggunakan sampel dari karyawan-karyawan yang pernah
atau sedang mengikuti program pelatihan yang diselanggarakan oleh PT Len
Industri.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Karakteristik Penelitian


Tabel 3.1 Karakteristik Penelitian
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Karakteristik Penelitian
Berdasarkan metode
Berdasarkan tujuan

Jenis
Kuanitatif
Deskriptif dan Konklusif

Berdasarkan tipe penyelidikan


Berdasarkan keterlibatan peneliti

(Kausal)
Kausal
Tidak mengintervensi

Berdasarkan unit analisis


Berdasarkan waktu pelaksanaan

data
Organisasi
Cross Section

3.2 Alat Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pertanyaanpertanyaan (kuesioner) yang telah disusun secara cermat.
Sumber data yang diperoleh pada penelitian ini didapatkan dari data primer
dan sekunder.
Data primer: berasal dari kuesioner-kuesioner yang dibagikan kepada karyawan
yang sedang/telah mengikuti pelatihan.
Data sekunder: berasal dari data jumlah karyawan PT Len yang sedang/telah
mengikuti program pelatihan dan kompetensi karyawan PT Len Bandung.

3.3 Populasi dan Sampel


Beradasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada penanggungjawab
pelatihan bahwa jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan ada sekitar 500
orang. Penentuan sampelnya menggunakan rumus slovin yaitu:

Tingkat kesalahan pada penelitian ini sebesar 10%, sehingga sampel yang
digunakan adalah sekitar 83 orang.

Anda mungkin juga menyukai