Anda di halaman 1dari 2

THE PENGEMBANGAN SDM

1. Pada rapat umum pemegang saham (RUPS) PT.XYZ diketahui bahwa pendapatan laba perusahaan
tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Laporan audit internal yang disampaikan
Direktur Quality Control (QC) Service diketahui bahwa kurangnya inovasi layanan sehingga produk
yang dipasarkan kalah bersaing.
Hasil intelegen perusahaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan saingan yaitu PT.ABC,
diketahui bahwa produknya sangat bervariasi dan inovatif serta pengemasannya sangat menarik
sehingga sangat disukai masyarakat. Berdasarkan informan dilaporkan bahwa setiap karyawan
PT.ABC dapat menjelaskan semua produk-produk yang dihasilkan mulai dari manajer sampai dengan
karyawan paling bawah.
Selain itu dilaporkan pula bahwa PT.ABC menuntut para karyawannya untuk menghabiskan 80 persen
waktu kerja di kantor untuk mengerjakan pekerjaan mereka, dan meluangkan 20 persen sisanya untuk
mengerjakan proyek khusus sesuai passion mereka. Artinya, dalam waktu kerja standar selama
seminggu, ada satu hari penuh yang dapat mereka gunakan untuk mengerjakan proyek di luar
pekerjaan utama mereka.
Karyawan PT ABC dituntut menjadi orang-orang yang mau belajar. Di ruang rapat, ruang santai, ruang
dapur, bahkan di halaman perusahaan, mereka terbiasa bertemu, belajar dan bekerja dengan para
pemimpin, manajer, pemikir, dan karyawan di perusahaannya. Sehingga masalah teknis, manajerial
dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun budaya bekerja dan belajar para karyawannya sudah baik,
Di PT ABC, karyawan juga bisa bekerja, belajar dan bersantai sambil bermain ping pong, biliar, dan
foosball alias table football. Meja-meja permainan ini terletak di beberapa tempat dalam gedung. Bagi
para karyawan yang hobi "berolahraga jempol", PT ABC juga menyediakan perlengkapan video game.
Sehingga hubungan pribadi terjalin akrab mulai dari pimpinan teratas sampai dengan karyawan bawah.
Akibatnya terbentuk System Thinking, Shared Vision, Team Learning, Personal Mastery dan Mental
Models yang baik di dalam ekosistem PT.ABC dengan cara informal yang tidak disadari oleh para
karyawannya.
Untuk menjaga kekonsistenannya PT.ABC tetap mendorong karyawannya untuk selalu belajar
sepanjang waktu. Salah satu buktinya, pintu kamar mandi dan bagian atas urinoir dalam toilet kantor
mereka dihiasi berbagai puzzle dan tips seputar pekerjaan. Rupanya para pimpinan PT.ABC juga
percaya bahwa toilet merupakan salah satu tempat terbaik untuk menemukan inspirasi.
Dari fenomena yang terjadi pada PT. ABC, menurut Saudara :
1. Mengapa karyawan PT. ABC memiliki karakteristik yang berbeda dengan PT.XYZ?
2. Apa yang harus dilakukan PT. XYZ untuk membentuk budaya oraganisasi baru seperti PT.ABC?
3. Langkah apa yang sebaiknya dilakukan PT.XYZ untuk dapat bersaing dengan produk yang
dihasilkan oleh PT.ABC?

2.
PT.PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten, perusahaan umum listrik negara pertama di
Indonesia yang bergerak pada penyediaan energi listrik yang mempunyai berbagai Bagian meliputi
Bagian Perencanaan, Bagian Niaga, Bagian Distribusi, Bagian Keuangan, Bagian SDM dan Organisasi
dan Bagian Komunikasi, Bagian Hukum. PT.PLN (PERSERO) memiliki Visi “Diakui sebagai
Perusahaan Kelas Dunia yang Tumbuh Berkembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada
Potensi Insani” dan Misi yaitu pertama, menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. Kedua,
menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Ketiga,
mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. Keempat, menjalankan
kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Dalam suatu survei awal kepada 10 orang karyawan (100%) PT.PLN (PERSERO). Dari 8 orang
karyawan (90%) merasa senang bekerja di PT.PLN, mendapatkan perlengkapan kerja dan kesempatan
untuk mengembangkan potensinya sedangkan 2 karyawan (10%) menyatakan jenuh karena banyaknya
tugas yang diberikan, hal ini mengarah pada prinsip engagement yaitu capacity to engage.
Kemudian dari 4 karyawan (40%) PT.PLN (PERSERO) melakukan dengan inisiatif pekerjaanya dan
memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya sedangkan 6 orang karyawan (60%) kurang
mendapatkan bimbingan atau perhatian yang sama dari atasan, hal ini mengarah pada memiliki
kebebasan untuk bertindak dalam melakukan pekerjaannya (freedom to engage).
Dari 7 karyawan (70%) merasa termotivasi dan tertantang, dan yakin untuk mencapai target yang
diberikan perusahaan sedangkan 3 karyawan (30%) merasa mudah teralihkan cenderung menunda
pekerjaanya, menunjukan motivation to engage. Sebanyak 8 karyawan (80%) karyawan mengetahui
prioritas strategis dan kontribusi dari PT. PLN (PERSERO) dan 2 orang karyawan (20%) kurang
mengetahui kontribusi karyawan untuk bisnis PT.PLN, hal ini mengarah pada focus of strategic
management.
Selanjutnya struktur organisasi PT.PLN (PERSERO) yaitu bagian SDM dan Organisasi yang
merupakan organ yang sangat penting melakukan tindaklanjut atas survei tersebut. Langkah-langkah
penanganan pelbagai masalah pada ruang lingkup karyawan di PT.PLN (PERSERO) dilakukan. Mulai
dari melakukan menganalisis kebutuhan pengembangan sumber daya manusia untuk memastikan
kesesuaian antara kompetensi jabatan dengan kebutuhan kompetensi jabatan, membuat pemantauan
berkala sesuai bidang tugasnya untuk pengendalian manajemen dalam pengambilan keputusan,
menganalisis kebutuhan diklat yang diperlukan dan melakukan pengembangan sumber daya manusia
untuk meningkatkan kompetensi pegawai.
Bagian SDM dan Organisasi PT.PLN ini melakukan pendekatan yang sistematik dan modern dalam
mengelola sumber daya manusia dengan didasarkan pada dua hal yaitu, informasi tentang kebutuhan
kompetensi perusahaan dan informasi tentang kompetensi yang dimiliki oleh pegawai.
Salah satu upaya pengembangan yang dilakukan PT.PLN (PERSERO) adalah melalui kegiatan dan
kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kerja atau disebut dengan Diklat (Program
pendidikan dan pelatihan pegawai). Dengan diselenggarakannya diklat tersebut, diharapkan,
perusahaan akan mendapatkan pegawai yang berkompeten dan mampu mengoptimalkan potensi diri
dalam berkarier di perseroan, sehingga setiap pegawai memiliki kesempatan untuk mengikuti diklat
profesi yang sesuai dengan bidang kompetensi yang dimiliki. Selain itu langkah-langkah pengangganan
SDM PT.PLN (PERSERO) dilakukan pada faktor eksternal dari diri karyawan yakni penyiapan job
description, menetapkan pola gaya kepemimpinan, serta mengembangkan budaya pekerjaan berbasi
kompetensi pada perusahaan atau kondisi lingkungan kerjanya.
PT.PLN (PERSERO) memunyai tuntutan pekerjaan yang tinggi, karyawan diharapkan mencapai
kinerja serta memiliki keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif seperti karyawan dapat
melakukan apa yang terbaik, apa yang mereka senangi serta kuatnya faktor psikologis dalam
melaksanakan dan memberikan hasil pada pekerjaan mereka.
Dari fenomena yang terjadi pada PT. PLN, menurut Saudara :
1. Apa pendekatan yang digunakan oleh PT. PLN dalam mengelola manajemen SDM?
2. Pendekatan apa yang digunakan PT. PLN dalam Mengelola SDM?
3. Langkah-langkah apa saja yang diambil PT PLN untuk dapat menerapkan Manajemen SDM
tersebut?

Jawab : Full 08-13-1129-1022(wa) FULL 20K

1. a. Karena Perbedaan…..
.b. Seorang pemimpin harus dapat memperlihatkan contoh …
c. langkah yang harus diambil adalah ….

2. a. manajemen SDM adalah ….


b. Bagian SDM dan Organisasi PT.PLN ini melakukan pendekatan yang …..

c. Salah satu upaya pengembangan yang dilakukan PT.PLN (PERSERO) adalah ….. Full 08-13-1129-1022(wa) FULL
20K

Anda mungkin juga menyukai