Spasmodik Tortikolis
Spasmodik Tortikolis
Tortikolis terjadi pada 1 dari 10.000 orang dan sekitar 1,5 kali lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Penyakit ini dapat terjadi
pada semua umur tetapi paling sering ditemukan pada usia antara 30-60
tahun.
Secara fisiologis tortikolis adalah kelainan bentuk atau posisi dari kepala.
Perputaran posisi dari kepala diikuti dengan perubahan secara unilateral pada
bagian leher dan terjadi aktivasi pada N.VIII (N.Vestibulokohlearis) yang
gunanya
untuk
mempertahankan
posisi
dari
kepala
dan
tortikolis
3,4
- Hipertiroidisme
- Infeksi sistem saraf
- Diskinesia tardiv (gerakan wajah abnormal akibat obat anti-psikosa)
- Tumor leher.
Bayi baru lahir bisa mengalami tortikolis (tortikolis kongenitalis)
karena
adanya
kerusakan
otot
leher
pada
proses
persalinan.
Ketidakseimbangan otot mata dan tulang atau kelainan bentuk otot tulang
belakang bagian atas bisa menyebabkan tortikolis pada anak-anak.
Gejala klinis
3,4
Spasmodik tortikolis dapat saja terjadi pada remaja atau dewasa. Selalu
didahului dengan adanya riwayat trauma pada leher. Onset terjadinya
spasmodik tortikolis ialah intermiten terjadi saat rotasi dan fleksi pada kepala
pada satu sisi. Pada kebanyakan kasus gerakan dari kepala terjadi secara
intermiten dan berhubungan dengan kontraksi dari otot leher yang terjadi
secara periodik irregular. Terjadinya gerakan bilateral sangat jarang terjadi.
Gerakan-gerakan tersebut dapat direduksi dengan cara menempelkan tangan
ke salah satu sisi kepala yang berlawanan atau dengan menempelkan sisi
kepala yang berlawanan ke tembok.
Kontraksi
dari
m.sternocleidomastoideus
menyebabkan
rotasi
yang
berlawanan arah, ketika leher dilakukan fleksi bagian tepi dari otot leher
mengalami kontraksi. Rotasi pada leher dapat saja terjadi tanpa terjadinya
fleksi lateral. Atau kepala dapat saja difleksikan ke salah satu sisi dimana
dapat dilakukan rotasi setelah dilakukan fleksi tersebut. Hal ini terjadi pada
kontraksi dari m.sternocleidomatoideus pada salah satu sisi dimana
m.splenius dan m.trapezius pada sisi yang berlawanan juga terjadi kontraksi.
Otot-otot yang ikut berkontraksi menjadi hipertropi. Kelainan awal yang
terdapat pada tortikolis adalah tonik. Kemudian didikuti dengan perubahan
posisi atau dapat saja terjadi pengulangan gerakan secara klonik, hal tersebut
biasanya terjadi pada serangan hysteria. Pasien sering menyadari tidak dapat
melawan atau mengahambat dari terjadinya tortikolis. Rasa sakit terdapat
pada otot servikal yang terjadi bersamaan arthritis dimana terjadi kompresi
pada radix yang mengakibatkan adanya gerakan kepala secara involunter.
Reflek dan sensasi masih normal. Terjadinya tortikolis yang lama dapat
Created by
Mr.Prince
1,2
3,4
Diagnosis
Perbedaan antara tortikolis hysteria dan tortikolis organic sangat sulit
dibedakan. Hysteria dapat saja dicurigai jika terjadi secara mendadak yang
merupakan efek dari stres mental dan dapat dikontrol dengan melakukan
relaksasi dan motivasi. Melalui penyebab diatas dapat saja terjadi kelainan
organic dimana hal tersebut paling sering ditemukan. Kjellin dan Stibler
(1974) mengklaim fraksi alkalin di dalam isoelektrik pada sampel cairan
serebrospinal dapat menentukan apakah kelainan ini organic yang berasal
dari kasus hysteria, namun hasil penelitian ini harus dikonfirmasi lebih lanjut.
Pemeriksaan diagnosis :
1. Elektromiografi (EMG) menunjukkan adanya kontraksi otot yang persisten pada
Penatalaksanaan
Hysteria tortikolis harus diterapi secara psikoterapi atau abreasi bersamaan
dengan terjadinya gejala hysteria ( Peterson 1945) dan pasien harus
diberikan pelumpuh otot (muscle relaxan), sedatif dan obat-obat penenang
seperti klordiazepoxid (Librium) 10 mg 3-4 kali per hari atau diazepam
(valium) 2-5 mg 3 kali sehari dapat diberikan.
Pemijatan dapat saja dilakukan untuk mengurangi rasa sakit yang ada.
Tortikolis yang berasal dari organic tidak mempunyai respon terhadap
pengobatan secara medis, meskipun telah didapatkan bukti dari pengobatan
dengan menggunakan amantadin dan haloperidol ( Gilbert 1972 ).
Tetrabenazine juga dapat digunakan dan dapat berhasil pada tortikolis
organik tetapi jarang, disebabkan harga yang mahal dan dapat menyebabkan
Parkinson. Brudny dkk (1974) juga mengklaim terdapat manfaat dari
mengajarkan pasien control secara folitional dengan menggunakan peralatan
dari elektromiogram.
2,3,4
Terapi 1
1.
Kasus
ringan
menunjukkan
respon
yang
baik
terhadap
Prognosis
Tortikolis umumnya dapat diatasi tetapi dengan adanya kejadian hysteria
maka hal yang harus dilakukan ialah terapi kejiwaan (psikoterapi), abreasi
atau hypnosis. Operasi radikal dari radikulotomi dan neurektomi memberikan
hasil yang bagus pada beberapa kasus yang diduga penyebabnya adalah
2
organic, meskipun kekakuan dapat terjadi setelah dilakukan operasi.