Anatomi Tonsil
Anatomi Tonsil
1 Anatomi Tonsil
Tonsil merupakan suatu akumulasi dari limfonoduli permanen yang letaknya di bawah epitel
yang telah terorganisir sebagai suatu organ Berdasarkan lokasinya, tonsil dibagi menjadi :1
1. Tonsilla lingualis, terletak pada radix linguae.
2. Tonsilla palatina (tonsil), terletak pada isthmus faucium antara arcus glossopalatinus dsan
arcus glossopharingicus.
3. Tonsilla pharingica (adenoid), terletak pada dinding dorsal dari nasofaring.
4. Tonsilla tubaria, terletak pada bagian lateral nasofaring di sekitar ostium tuba auditiva.
5. Plaques dari Peyer (tonsil perut), terletak pada ileum.
Dari kelima macam tonsil tersebut, tonsilla lingualis, tonsilla palatina, tonsilla pharingica dan
tonsilla tubaria membentuk cincin yang dikenal dengan nama cincin Waldeyer. Dalam pengertian
sehari-hari yang dimaksud dengan tonsil adalah tonsila palatina, sedang tonsila faringeal lebih
dikenal sebagai adenoid. 1
palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil
mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil.2
Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang A. karotis eksterna, yaitu :3,4
1
2
3
4
asenden.
A. Maksilaris interna dengan cabangnya A. palatina desenden.
A. Lingualis dengan cabangnya A. lingualis dorsal.
A. Faringeal asenden.
Tonsilitis viral
Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab paling
tersering adalah virus Epstein Barr.
Tonsilitis Bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A stereptococcus beta hemoliticus yang
dikenal sebagai strept throat, pneumococcus, streptococcus viridian dan streptococcus
piogenes. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mulai mati.
2. Tonsilitis membranosa
a. Tonsilitis Difteri
Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae, kuman yang termasuk
Gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas yaitu hidung, faring dan laring.
b Tonsilitis Septik
Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi sehingga
menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi dimasak dulu dengan cara
pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit ini jarang ditemukan.
Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang didapatkan pada
penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi vitamin C. Gejala berupa
demam sampai 39 C, nyeri kepala , badan lemah dan kadang gangguan pecernaan.
d
3. Tonsilitis kronik
Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah rangsangan yang menahun dari
rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca
kelemahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang tidak adekuat kuman penyebabnya
sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman
golongan gram negatif.
1.4 Defenisi Tonsilitis Kronis
Tonsilitis merupakan peradangan kronis yang mengenai seluruh jaringan tonsil yang
umumnya didahului oleh suatu keradangan di bagian tubuh lain, misalnya sinusitis, rhinitis,
infeksi umum seperti morbili, dan sebagainya. Sedangkan Tonsilitis Kronis adalah
peradangan kronis Tonsil setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi
subklinis.2,3
kuman
Streptokokus
beta
hemolitikus
grup
A,
Pneumokokus,
beberapa faktor predisposisi timbulnya kejadian Tonsilitis Kronis, yaitu rangsangan kronis
(rokok, makanan), higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca (udara dingin, lembab, suhu
yang berubah- ubah), alergi (iritasi kronis dari allergen), keadaan umum (kurang gizi,
kelelahan fisik), dan pengobatan Tonsilitis Akut yang tidak adekuat.2
6. Rusmarjono, Soepardi EA. Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi Adenoid. Buku Ajar
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan kepala dan Leher. Balai penerbit FKUI, Jakarta;
2012.