Spektograf
Energi inti
Energi inti == Energi ikat
Formulasi SEMF (Semiempirical Mass Formulation)
Formulasi SEMF pertama kali diturunkan oleh Bethe-Weizsacker
Paritas
Paritas adalah indikator yang
menunjukan sifat simetris dari fungsi
gelombang
Paritas positif berkaitan dengan
fungsi gelombang yang bersifat
genap, paritas negatif memiliki fungsi
gelombang dengan sifat fungsi ganjil
Paritas memiliki simbol phi
Radioaktivitas
Inti inti yg tdk stabil hampir seluruhnya
melakukan proses radioaktivitas, yaitu
proses peluruhan inti melalui pemancaran
partikel alfa, beta, dan gamma.
Proses radioaktivitas sifatnya random dan
formalismenya diturunkan secara statistik
Probabilitas peluruhan sebanding dengan
hukum eksponensial
Radioaktivitas
Jumlah sampel yang meluruh persatuan waktu
diformulasikan sebagai :
dN
N
dt
Lambda adalah konstanta peluruhan
Hukum ekponensial :
N t N 0 e t
dimana N adalah jumlah inti dalam sampel
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sampel untuk meluruh menjadi setengahnya
t1/ 2
0.693
Radioaktivitas
Waktu hidup rata-rata adalah waktu
rata-rata hidup dari inti sebelum inti
tersebut meluruh
t dN
dt dt
dN
dt dt
N 0 e t t
N 2 N 0 1 e 1t
N 0 N1 N 2
dt 1
dt
dN
dt
a
N a b N1
b
dimana 1 adalah konstanta peluruhan
total
N1 N 0 e
1,t t
1,t
N
e
, a tidak amuncul
1
0pada suku eksponensial karena
Konstanta modus a atau2b
Rantai peluruhan
Rantai peluruhan terjadi ketika sampel induk
(parent) menghasilkan sampel anak / turunan
(daughter) yang juga bersifat radioaktif
Kondisi awal :
N1 t 0 N 0
N 2 t 0 N 3 t 0 ... 0
dN 2 1 N1dt 2 N 2 dt
Rantai Peluruhan
N1 t N 0 e 1t
Jumlah sampel anak pertama dapat diturunkan dengan menggunakan
solusi umum :
N 2 t Ae 1t Be 2t
dan kondisi awal
N 2 0 0
N2 t N0
e 1t e 2t
2 1
12 1t 2t
A2 t 2 N 2 t N 0
e e
2 1
1 e 2t 1t
1 N1 2 1
R
N2 t
1 e 2 t
2
1
R
N0
1 2
1
2 t
N2 t N0
e
1 2
Deret peluruhan
Deret peluruhan terjadi jika inti stabil terbentuk
setelah n-1 inti yang meluruh
dN i i 1 N i 1dt i N i dt
n
An N 0 ci e i t
i 1
cm
i 1
'
i
i 1
12 3 ....n
1 m 2 m ... n m
Bateman equation
Peluruhan alpha
Peluruhan alpha terjadi karena efek dari
repulsi coloumb
Kenapa meluruh melalui partikel alpha ?
Inti meluruh secara spontan melalui partikel
alpha karena alpha memiliki struktur yang
sangat stabil
Emisi alpha spontan :
A
A 4
Untuk mempelajari
proses peluruhan alpha
X
Z
N
Z 2 X ' N 2
kita harus mengenal konservasi energy,
momentum linear dan momentum sudut
Konservasi Energi
Konservasi energi peluruhan alpha :
Spontan jika Q > 0 m X c 2 m X 'c 2 TX ' m c 2 T
mX mX ' m c 2 TX ' T
Q m X m X ' m c 2
Q TX ' T
Konservasi momentum : T mc 2 , p p
X'
T p 2 2m
Q
Ta
1 m m X '
m m X ' 4 A 4
A 4
T Q1 4 A
Potensial Interaksi
Potensial interaksi
Di dalam inti, partikel alpha memiliki energi
potensial Q + Vo. Energi kinetik ini
digunakan oleh partikel alpha untuk
mencoba menembus barrier pada r = a
Kasus : Pada inti U-238, partikel alpha
harus menumbuk barrier sebanyak 10 38
kali untuk bisa menembus barrier
Pada energi rendah, partikel alpha dari luar
tidak dapat menembus barrier, kebanyakan
dihamburkan oleh repulsi coulomb
Konstanta disintegrasi
Konstanta disintegrasi dari emitter alpha :
fP
f adalah frekuensi keberadaan partikel
alpha di dalam barrier yang kuantitasnya
orde v/a, dimana v adalah kecepatan
alpha di dalam inti
Jika Vo (potensial depth) diketahui (35
MeV) dan Q = 5 MeV, maka f = 6 x 10 21 /s
Probabilitas penetrasi
Probabilitas penetrasi bisa didapatkan secara
mekanika kuantum melalui : 1
T
Untuk potensial :
k2
2m V
2
V02
1
1
sinh 2 k 2 a
4 E V0 E
Tinggi Barrier
Tinggi barrier B :
1 zZ ' e 2
B
4 0 a
q1 ze,q2 Z ' e Z z e
k2
2m 1 2 B Q
2
Probabilitas penetrasi
Inti berat kebanyakan memiliki Q = 6
MeV dan b = 42 fm sehingga
1
k 2 b a 1
2
Pe
dP exp 2dr
2m V r Q
Probabilitas penetrasi
Probabilitas penetrasi untuk barrier total adalah :
P e 2 G
b
2m
1/ 2
V
r
dr
2
a
2m zZ ' e 2
G
arccos x x1 x
2
Q 4 0
xa bQ B
2 2 x1/ 2 , if x 1 mostdecay
a
0.693
c
mc 2
exp 2
2V0 Q
2mc 2 zZ ' e 2
Q
2
2
c Q 4 0 2
B
Peluruhan Beta
Peluruhan beta terdiri dari emisi elektron
negatif (negatron = elektron) dan elektron
positif (positron)
Peluruhan beta pada dasarnya muncul dari
proses konversi neutron proton atau
sebaliknya
Peluruhan beta berasal dari pembentukan
elektron dan bukan karena elektron berada
dalam inti (teori peluruhan beta)
Peluruhan beta
n pe
p ne
pe n
Proton tetap berada di dalam inti
n p e v
Q mn m p me mv c
Q T p Te Tv
Probabilitas transisi
Probabilitas transisi merupakan
kuantitas utama yang diharapkan di
dalam perhitungan teori peluruhan
Probabilitas ini menunjukan faktor
peluang pembentukan keadaan
transisi dari level-level energi
Di dalam peluruhan beta, probabilitas
transisi diakibatkan oleh interaksi yang
menghasilkan keadaan quasi-stasioner
Probabilitas transisi
Probabilitas transisi ini dapat
digunakan untuk menurunkan laju
transisi
2
2
V fi E f
V fi V i gd
*
f
E f dn dE f
V fi g f * e * OX i d
Spektrum Beta
Spektrum peluruhan beta ditentukan melalui
rapat keadaan neutrino dan elektron. Rapat
keadaan ini dapat dihitung jika diketahui jumlah
keadaan final yang dapat diakses oleh produk
peluruhan (elektron & neutrino)
Jumlah Keadaan
Jumlah keadaan elektron final yang
memiliki momentum p dan p + dp adalah :
4p 2 dpV
dne
h3
4q 2 dqV
dnv
h3
Jumlah keadaan final adalah :
2 2 2
2
16
V
p
dpq
dq
2
d n dne dn
h6
Fungsi gelombang
Fungsi gelombang dari elektron dan neutrino
direpresentasikan oleh f. gelb. partikel bebas :
1 ipr/
e r
e
V
1 iqr/
r
e
V
ip r
ip r /
e
1
... 1
iq r
iq r /
e
1
... 1
h 6 dE f
M fi *f Ox i d
E f Ee E Ee qc
dq dE f 1 c
Jumlah elektron dengan momentum antara p dan
p+dp berdasarkan distribusi diatas adalah :
N p dp Cp q dp
2
p
c
m
c
m
c
Q Te
e
e
q
c
c
Peluruhan Gamma
Sinar gamma kebanyakan memiliki
energi antara 0,1 s/d 10 MeV dengan
panjang gelombang antara 104 s/d
100 fm
Emisi sinar gamma banyak dihasilkan
dari proses de-eksitasi reaksi nuklir
Ei E f E TR
TR p 2m
2
R
0 pR p
E2
2 Mc 2
E
1 1 2
2
Mc
E Mc
1/ 2
Aproksimasi
Oleh karena E << Mc2 , maka ekspansikan suku
akar kuadrat, lalu ambil tiga suku pertama.
Perhitungan tersebut menghasilkan :
E
E
E
2 Mc 2
E E
Reaksi Nuklir
Reaksi nuklir didefinisikan oleh :
a X Y b
X (a, b)Y
Hukum Konservasi
Di dalam fenomena reaksi nuklir,
hukum konservasi momentum dan
energi dapat memberikan hubungan
yang erat antara nilai Q dan energi
kinetik partikel
Isospin
Pada umumnya Interaksi nukleon dengan nukleon yang
lain tidak bergantung terhadap nilai proyeksi spin (spin
up atau spin down)
Hal yang berbeda terjadi jika ada interaksi
elektromagnetik pada inti, yaitu terdapat perbedaan
formalisme yang melibatkan neutron dan proton
Interaksi elektromagnetik ini akan menghasilkan
perbedaan keadaan (states) antara neutron dan proton
Perbedaan keadaan ini disebut sebagai isospin
isopin-up untuk proton dan isospin-down untuk neutron
Jika sebuah nukleon memiliki isospin t = , maka proton
akan memiliki mt = + dan neutron mt = -1/2
Isospin
Proyeksi isospin tersebut dihitung berdasarkan
kerangka koordinat 3-axis
Vektor isospin merupakan momentum sudut yang
memiliki magnitude dan proyeksi sumbu 3 :
t t 1
t3 mt
Ia N
d 4I a N
Penampang lintang differensial = penampang
lintang persatuan solid angle () yang berfungsi
untuk melihat distribusi sudut dari produk reaksi
Penampang lintang reaksi merupakan :
d
d
d sin d d
d
d
0
0
Hamburan coloumb
(rutherford)
f nxb 2
Konservasi momentum