Ali Rama Mahasiswa s2 International Islamic University Malaysia (IIUM) Di akhir abad ke 20 M, Umat Islam dikejutkan dengan fenomena baru dalam pemikiran Islam. Gelongan yang memperkenalkan diri sebagai Islam Liberal telah menggemparkan dunia Islam dengan isu-isu yang kontroversial dan ide-ide yang berani berlawanan dangen mainstream umat Islam. Gerakan Islam Liberal cukup laku dan populer di Indonesia. Ciri khas pemikiran Islam liberal adalah menolak absolutisme agama, lebih mengedepankan metodologi relativisme dalam menafsirkan agama dan cenderung fanatik terhadap pemikir-pemikir orientalis-kristian. Perkembangan pemikiran islam liberal di tanah air sudah cukup menghawatirkan. Setelah mereka sukses mengkampanyekan pemikiran-pemikiran liberal mereka di kalangan mahasiswa di kampus, mereka mulai memasuki gerbang pesantren yang selama ini dijadikan basis oleh umat islam untuk mendalami ilmu agama. Para agent pemikir islam liberal masuk ke dunia pesantren melalui berbagai bentuk pelatihan sekaligus menjadi sarana mencari bibit unggul untuk dijadikan proyek kaderisasi atas gerakan mereka. Novel KEMI: Cinta Kebebasan yang Tersesat karya Dr. Adian Husaini berisi dialog seru tentang pemikiran Islam. Novel ini mengungkap lika-liku pemikiran dan kondisi kejiwaan sejumlah aktivis liberal yang belum pernah terungkap dalam karya-karya fiksi sebelumnya. Dr. Adian Husaini merupakan salah satu tokoh di tanah air yang konsen dalam counter argument terhadap gerakan islam liberal. Novel unik ini merupakan karya terbaru beliau yang kemasannya agak berbeda dibandingkan buku-buku beliau sebelumya, tapi tujuannya sama, yaitu mengungkap ilusi intelektualisme pemikiran islam liberal. Novel Kemi berkisah tentang dua orang santri cerdas yang bersahabat semenjak menimba ilmu di pondok pesantren. Mereka harus berpisah jalan demi mencari pengalaman hidup baru di luar pesantren. Kemi (Ahmad Sukaimi), santri pertama, seorang santri cerdas yang memutuskan meninggalkan pesantren dan menjadi aktivis liberal. Angan-angan kebebasan telah menjebaknya dalam paham liberalisme. Paham liberalisme telah melunturkan kepribadiannya sebagai seorang santri yang taat dalam beragama, ia mengkhianati ilmu dan amanah yang telah diajarkan oleh Kyainya. Ujugnya, ia terjerat dalam sindikat makelar proyek liberalisasi di Indonesia yang hampir merenggut nyawanya. Rahmat, santri kedua, santri cerdas dan tampan. Ia dipersiapkan oleh Kyai Aminudin Rois untuk menyelamatkan Kemi dari angan-angan kebebasan faham liberalisme dan membawanya pulang ke pesantren. Perjuangan menyelamatkan Kemi dari kesesatan faham liberalisme, Rahmat berhasil mematahkan setiap argumentasi Kemi tentang pemikiran islam liberal. Ia juga berhasil mengobrak-abrik pemikiran tokoh-tokoh pemikir islam liberal yang selama ini di idolakan oleh Kemi. Prof. Malikan, rektor Institut Studi Lintas Agama, tempat Rahmat dan Kemi kuliah, adalah salah satu tokoh liberal yang dipermalukan oleh Rahmat di ruang kelas di hadapan para mahasiswanya. Rahmat juga berhasil menyadarkan Kyai Dulpikar, seorang Kyai liberal terkenal di Jawa Barat, di hadapan para peserta seminar. Sang Kyai liberal harus bertekuk-lutut dan menyadari kesesatan pemikirannya di hadapan seorang cantri cerdas bernama Rahmat. Dan akhirnya sang Kyai wafat di ruang seminar akibat serangan jantung setelah ditaklukkan oleh Rahmat. Kecerdasan, ketampanan dan pesona kesalehan Rahmat membuat seorang aktivis gender, Siti, putri Kyai terkenal di Banten sadar dan bertobat dari angan-angan liberalisme. Ia memtuskan untuk kembali ke pesantren supaya tidak ada lagi santri yang mengikuti jejaknya.
RESENSI BUKU, 2010
Kecintaan Siti dan Rahmat pada dunia pendidikan mengantar mereka pada keputusan pahit: sepakat untuk berpisah dan tidak mengikatkan diri dalam satu tali pernikahan, meskipun mreka saling mencintai. Jika kita membaca keseluruhan isi novel ini, sebenarnya novel ini bisa menjadi panduan dalam menjawab lontara argumen aktivis liberal. Contoh dialog pada halaman 171-172: Kalau begitu, menurut saya, ini bukan kampus Pak, tetapi pasar malam! Rahmat menukas dengan cepat. Apa kamu bilang? suara Prof. Malikan Mulai meninggi. Kata Bapak tadi, segala macam pendapat di kampus ini dihargai? Kenapa marah, Pak, kalau saya katakan ini bukan kampus, tetapi pasar malam? Tukas Rahmat dengan cepat. saya tidak marah, hanya agak kaget. Kenapa kamu katakan pasar malam? karena, menurut pendapat saya, kampus atau lembaga pendidikan apa pun, itu harusnya mengarahkan anak didiknya menjadi orangorang yang baik. Tentunya, orang yang baik harus kenal Tuhannya, kenal utusan Tuhan yang benar, dan tahu mana yang baik dan buruk. Bukan semua pendapat dibenarkan, yang salah dan benar tidak ada bedanya, antara tauhid dan syirik disamakan. Masa orang Islam mengeluarkan kata-kata seperti itu. Kan tidak masuk akal? Kalau orang yang mengaku ateis atau tidak beragam logis-logis saja mengatakan semua ajaran itu benar Rahmat bicara seperti tanpa berpikir lagi..... Silahkan baca lanjutannya di novel KEMI: Cinta Kebebasan yang Tersesat
Tentang Buku: Judul : KEMI: Cinta Kebebasan yang Tersesat Penulis: Dr. Adian Husaini Penerbit: Gema Insani Tahun : 2010 Jumlah Halaman: 316 Harga : Rp 55,000